A. Latar Belakang
minyak dan gas bumi (untuk selanjutnya disebut Migas) sebagai penopang
Indonesia. Migas merupakan sumber daya alam (energi) strategis yang tidak
negara serta dapat menyediakan lapangan kerja yang besar, maka dalam
dari pengelolaan sumber daya alam Migas sejak Indonesia merdeka hingga
1
Energi tak terbarukan adalah energi yang diperoleh dari sumber daya alam yang waktu
pembentukannya sampai jutaan tahun. Dikatakan tak terbarukan karena, apabila sejumlah
sumbernya dieksploitasikan, maka untuk mengganti sumber sejenis dengan jumlah sama,
baru mungkin atau belum pasti akan terjadi jutaan tahun yang akan datang. Hal ini karena,
disamping waktu terbentuknya yang sangat lama, cara terbentuknya lingkungan tempat
terkumpulkan bahan dasar sumber energi inipun tergantung dari proses dan keadaan
geologi saat itu. http://id.wikipedia.org/wiki/Energi_tak_terbarukan (diunduh tanggal 8
Januari 2013, jam: 14.00 WIB)
kini. 2 Hal ini menjadi dipertegas oleh kenyataan bahwa globalisasi ekonomi
Tarif dan Perdagangan (GATT, General Agreement and Tariff and Trade).
adalah pasal 33 ayat 3 UUD 1945 dinyatakan: “Bumi, air dan kekayaan
dinyatakan dalam pasal 2 ayat (2) UUPA No 5 tahun 1960, yang meliputi:
2
Suyitno Patmosukismo, Migas Politik, Hukum dan Industri: Politik Hukum Pengelolaan
Industri Migas Indonesia dikaitkan dengan Kemandririan dan Ketahanan Energi dalam
Pembangunan Perekonomian Nasional, (Jakarta: Fikahati Aneska, 2011), hal.156.
3
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang
Penanaman Modal, tepatnya pada Pasal 6 ayat (1) yang menyatakan: Pemerintah
memberikan perlakuan yang sama kepadasemua penanam modal yang berasal dari negara
mana pun yang melakukan kegiatan penanaman modal diIndonesia sesuai dengan
ketentuan peraturanperundang-undangan.
4
Suyitno, Op.Cit, hal.12.
c) Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-
ruang angkasa.
bahwa wewenang yang bersumber pada Hak Menguasai dari Negara pada
masyarakat dan negara hukum Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan
makmur.
Pasal 33 UUD 1945, menjadi dasar bagi eksploitasi sumber daya alam
daya Indonesia. Migas sebagai cabang produksi yang penting bagi negara
dan menguasai hajat hidup orang banyak termasuk sumber daya alam yang
“minyak dan gas bumi merupakan sumber daya alam strategis tak
lingkungan.5
2001 baik untuk sektor hulu maupun sektor hilir, adalah dibentuknya badan
yang khusus mengatur dan melaksanakan kegiatan usaha minyak dan gas.
Badan Pelaksana dan Badan Pengatur ini diangkat dan bertanggung jawab
Badan Pengatur dapat membuat kontrak kerja sama dengan badan usaha
lain, baik lokal, nasional, maupun internasional. Hal ini tentu saja
menghapus semua wewenang yang dimiliki oleh Pertamina selama ini. Pada
usaha hulu minyak dan gas), sedangkan pada sektor hilir pemerintah
membentuk BPH Migas (badan pelaksana kegiatan usaha hilir minyak dan
gas).6
5
Selanjutnya Pasal 2 dan 3 mengatur bahwa penguasaan oleh negara tersebut
diselenggarakan oleh pemerintah sebagai pemegang kuasa pertambangan dengan
membentuk Badan Pelaksana.
6
Sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001, kuasa pertambangan ada
pada perusahaan negara, yaitu Pertamina, kontraktor berkedudukan sebagai kontraktor
Pertamina. Kuasa pertambangan kepada PN Pertamina sebelum UU Nomor 22 Tahun 2001
ini sangat luas, meliputi semua kegiatan usaha perminyakan: eksplorasi, eksploitasi,
pemurnian/pengilangan, pengangkutan, dan penjualan. Berdasarkan perundang-undnagan
lana Pertamina sebagai perusahaan negara memiliki peran ganda sebagai regulator dan
juga sebagai “pemain”. Dalam hal upstream business, Pertamina had an exclusive authority
to mine, di satu sisi sebagai “pemain” yang memiliki hak “kepemilikan” atas wilayah kerja
yang dikenal dengan own operation dan juga sebagai upstream regulator (pemegang kuasa
pertambangan) yang dipresentasikan adanya Direktorat Management Production Sharing
yang melakukan kerja sama (risk and financing, economic return (profit), dan management)
dengan production sharing contractor dalam pengelolaan working area yang berada di open
area dengan bentuk production sharing contract. Kewenangan tersebut kini dialihkan
kepada BP Migas sebagai suatu Badan Hukum Milik Negara. Dengan dialihkan fungsi had
an exclusive authority to mine kepada BP Migas, maka Pertamina sebagai perusahaan
negara saat ini berperan sebagai contractor production sharing, tetapi Pertamina dapat
dikatakan sebagai lex specialis contractor production sharing karena “memiliki” own
operation yang pengusahaannya ada yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga dalam
bentuk technical assistance contract dan joint operation body.Di-downstream menurut
perundang-undangan lama, hanya Pertamina sebagai perusahaan negara satu-satunya
yang berkewajiban menyediakan kebutuhan bahan bakar minyak di dalam negeri (yang
telah menjangkau sampai ke pelosok-pelosok wilayah nusantara) dan juga produk-produk
turunan dari minyak dan gas, seperti (liquefied petroleum gas) LPG. Peran Pertamina dalam
Dasar pemikiran pengelolaan Migas di Indonesia sebenarnya sudah
dirancang dengan ide kontrak production sharring (KPS) atau bagi hasil.7
Pencetus ide kontrak bagi hasil adalah Bung Karno. Ide tersebut
mengenai Migas terserah pada kita sendiri, apakah kita mau barter, mau
dijual sendiri atau kita minta tolong kepada partner untuk menjualkannya.
Intinya kita harus menjadi tuan di rumah sendiri. Itulah sebabnya dalam
Sayangnya ide Ibnu Sutowo dan ide Berdikari dari Bung Karno, lebih
termasuk negara yang berkategori verry high risk. Resiko ini ditentukan
8
Ibnu Sutowo, Peranan Minyak Dalam Ketahanan Negara. (Jakarta : Pertamina, 1972),
hal.4.
kualitas regulasi, dan indeks pembangunan sumber daya manusia. 9 Sutedi
produksi, harga, biaya, dan pajak. Usaha yang mempunyai risiko lebih tinggi
danproduksi atas cadangan minyak dan gas yang tidak bisa dijalankan oleh
a. Resiko
9
Widjajono Partowidagdo, Manejemen dan Ekonomi Migas. (Bandung : Program Pasca
Sarjana Sudi Pembangunan, 2004), hal.3.
10
Adrian Sutedi, Op.Cit, hal. 43-44. Risiko eksplorasi dan tingkat kesulitan teknologi
eskploitasi pertambangan juga berbeda satu sama lain. Untuk migas yang lokasi
cadangannya jauh di bawah permukaan risiko eksplorasinya tentunya besar, sehingga tidak
mengherankan apabila sebagian besar migas kita masih diproduksi oleh swasta asing.
Dalam hal teknologi eksploitasi migas walaupun tingkat kesulitannya cukup tinggi, terdapat
keyakinan bahwa bangsa Indonesia cukup mampu melakukan eksploitasi migas paling tidak
untuk penambangan di daratan maupun laut dangkal. Hal ini dibuktikan dengan kenyataan
bahwa di samping Pertamina ada beberapa swasta nasional yang sudah mengoperasikan
lapangan minyaknya berbekal pengalaman yang telah ditekuninya selama bertahun-tahun
di bidang tersebut, salah satunya adanya Medco.
Indonesia tidak ingin mempertruhkan sumberdayanya pada bisnis yang
beresiko tinggi.
b. Pendanaan
sebagai kontraktor PSC. Hasil dari minyak dan gas ini tidak
c. Teknologi
ini, oleh karena itu dibutuhkan tenaga ahli asing, terutama yang
11
Irina Paliashvili, The President of The Russian- Ukrainian Legal Group, Out-lines of
Presentation at the seminar on the legislation on production sharing agreements,
http://www.rulg.com/documents/he_Concept_of_Production.htm (diunduh tanggal 8 Januari
2013, jam: 14.10 WIB)
2. Production sharing agreement sebagai kontrak yang tunduk kepada
daya mineral dalam batas-batas area lapisan bawah tanah yang telah
populer sejak pertama kali diperkenalkan pada 1960 di Venezuela oleh Ibnu
pemikiran bahwa Indonesia pada saat itu merupakan Negara yang memiliki
kandungan minyak dan gas bumi yang melimpah, tetapi Indonesia tidak
kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi. Selain itu Indonesia pada saat itu
hulu minyak dan gas ini, dan yang terakhir Indonesia tidak memiliki tenaga
dari minyak yang dihasilkan; (4) sisa dari minyak dihasilkan setelah
12
Rudi M. Simamora, Hukum Minyak dan Gas Bumi, (Jakarta: Djambatan, 2000), hlm. 9
dikurangi biaya penggantian akan dibagi komposisi 65% unuk perusahaan
negara, dan 35% untuk kontraktor; (5) hak atas semua peralatan yang dibeli
bagiannya.
oleh Ibnu Sutowo tidak dapat terealisasi dengan baik. Hal ini disebabkan
kegiatan usaha hulu secara mandiri tidak pernah terpenuhi. Hal ini yang
13
Sebelum itu, dalam Pasal 11 ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1971 tentang
Pertamina dinyatakan bahwa kuasa pertambangan diberikan Negara kepada Pertamina/
Implikasi selanjutnya dari perubahan tersebut adalah Pertamina tidak
Bersamaan dengan krisis keuangan yang dialami negara pada akhir tahun
1945.
Badan Pelaksana (BP Migas), yang bukan badan usaha tidak menjamin
hajat hidup orang banyak. Memberi wewenang kepada Badan Pengatur Hilir
33 UUD 1945.
dan deregulation sektor keuangan, privatisasi asset negara, dan pengetatan fiscal dengan
mencabut subsidi publik di sektor pangan, pendidikan dan kesehatan. Lihat: M. Kholid
Syeirazi, Di Bawah Bendera Asing Liberalisasi Indistri Migas di Indonesia, (Jakarta:
Pustaka LP3ES Indonesia, 2009), hal.1-2.
15
Lihat : Putusan Nomor 36/PUU-X/2012, tanggal 13 November 2012.
dilakukan dengan organisasi yang efisien dan di bawah kendali langsung
Pemerintah. Dengan demikian sudah sangat jelas apa yang kemudian harus
itu.
sebagai Badan Hukum Milik Negara pada kegiatan hulu (eksplorasi dan dan
pihak yang secara langsung mengelola SDA Migas, yaitu Badan Usaha
(BUMN, BUMD, koperasi serta badan usaha swasta) dan Bentuk Usaha
Tetap. Hubungan BP Migas dan Badan Hukum atau Bentuk Usaha Tetap
yang mengelola Migas dilakukan dalam bentuk Kontrak Kerja Sama (KKS)
dengan Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap dalam pengelolaan Migas
yang berlaku saat ini, khususnya pasca putusan Mahkamah Konstitusi yang
16
Kemudian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menerbitkan Peraturan Presiden
Nomor 95 Tahun 2012 dengan membentuk Unit Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas
Bumi (UPKHM Migas). Tindakan cepat pemerintah untuk membentuk UPKHM ini untuk
mencegah kevakuman hukum dan terciptanya kepastian sebagai konsekuensi bubarnya BP
Migas. Menjadi pertanyaan, dengan adanya UPKHM Migas, apakah posisi negara lebih
baik sebelum BP Migas dibubarkan.
inilah yang menjadi dasar dalam mencapai kemakmuran bagi seluruh rakyat
Indonesia.
sebagai energi maupun sebagai bahan baku industri. Semua itu dilakukan
Indonesia.
B. Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat disampaikan rumusan
C. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
D. Manfaat Penelitian
nasional.
E. Landasan Teori
minyak dan gas bumi yang ada didunia dengan memperhatikan struktur
kontrak dan legal terms yang melingkupinya dapat dibagi dalam 5 (lima)
1. konsesi (concession)
17
Rudi M. Simamora, Op.Cit, hal.37.
3. kontrak jasa resiko (risk service contract);
daya mineral (termasuk minyak dan gas bumi) sebenarnya diantara bentuk-
Konsesi
pada negara.
modifikasi lainnya yang mungkin dibuat akan didasarkan pada salah satu
pertambangan adalah salah satu bentuk perizinan atau dasar hukum untuk
dalam Indische Minjwet 1899 yang berlaku di Hindia Belanda sejak tahun
masih berlaku hingga tahun 1960. Bermacam bentuk perizinan atau dasar
20
Bentuk kuasa pertambangan diperjelas dalam Penjelasan Umum Angka 2a Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 1969 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
1967 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan.
Berdasarkan jenis-jenis dasar hukum dalam melakukan pengusahaan
pertambangan yang lahir dari perjanjian / kontrak kerja sama baik antara
Agreement tahun 1995 dan The Petroleum Tax Code, 1997, istilah yang
21
S.E. Jharap, The Journey of Staatsolie (The Acquisition of Technical and Management
Expertise), 1997, hal.5, http://www.parbo.com/Staatsolie/journey.html (diunduh tanggal 10
Januari, Jam: 16.30 WIB)
yang dikenal dalam hukum adat Indonesia. Konsep perjanjian bagi hasil
pengertian perjanjian bagi hasil adalah perjanjian dengan nama apapun juga
yang diadakan antara pemilik pada satu pihak dan seseorang atau badan
hukum pada lain pihak yang dalam hal ini disebut penggarap, berdasarkan
pembagian hasil antara kedua belah pihak. Konsep inilah yang kemudian
dan Gas Bumi, istilah yang digunakan adalah dalam bentuk kontrak kerja
sama. Kontrak kerja sama ini dapat dilakukan dalam bentuk kontrak bagi
hasil atau bentuk kerja sama lainnya. Di dalam Pasal ini berbunyi bahwa
kontrak kerja sama adalah: “Kontrak bagi hasil atau bentuk kerja sama
rakyat.”
22
Rudi. M. Simamora, Op. Cit, hal.38.
Pasal ini tidak secara khusus menjelaskan pengertian kontrak
bidang minyak dan gas bumi. Kerja sama dalam bidang minyak dan gas
bumi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kontrak production sharing
minyak dan gas bumi. Para pihaknya adalah Pertamina dan kontraktor.
kerjasama dengan pihak asing di bidang minyak dan gas bumi yang harus
ada.24
perusahaan asing yang sifatnya kontrak. Apabila kontrak telah habis, maka
kontrak yang dibuat antara badan pelaksana dengan badan usaha dan/atau
bidang minyak dan gas bumi dengan prinsip bagi hasil. 26 Unsur-unsur yang
3. Adanya objek, yaitu eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi,
bumi;
yang diperoleh dari eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi antara
25
Sumantoro, Pengertian Pokok Hukum Perusahaan, (Jakarta: Rajawali Press,1990),
hal.21
26
Salim HS, Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di Indonesia, (Jakarta : Sinar
Grafika, 2008), hal.39.
27
Ibid.
Pembagian hasil ini dirundingkan antara kedua belah pihak dan biasanya
membedakan antara generasi yang satu dengan generasi yang lain adalah
namun dalam PKS Generasi berikutnya, biaya operasi tidak dibatasi. Pada
28
Ibid.
29
Ibid.
30
Hikmahanto Juwana, http://nasional.kompas.com/ (diunduh tanggal 10 Januari
2013, jam: 21.30 WIB)
Dalam pengelolaan sumber daya alam terdapat tiga model hubungan
dihindari oleh para pemohon uji materi atas UU Migas, termasuk keinginan
dari MK.
terpisah dari negara tetapi berada dalam kendali negara. Dalam model
kedua ini, lembaga usaha yang ditunjuk oleh negara berkontrak dengan
(konsesi) kepada kontraktor dan pelaku usaha. Ini yang dikenal dengan
rezim izin, maka kedudukan negara sebagai pemberi izin lebih tinggi
kesepakatan.
Pengusahaan minyak dan gas bumi terdiri dari 2 (dua) kegiatan, yaitu
usaha hilir memakai rezim perizinan. Kegiatan usaha hulu dilaksanakan dan
dikendalikan melalui kontrak kerja sama yang merupakan kontrak bagi hasil
atau bentuk kontrak kerja sama lain dalam kegiatan eksplorasi dan
kerja sama (KKS) antara badan usaha atau bentuk usaha tetap dengan
badan pelaksana minyak dan gas bumi (BP Migas), di dalam KKS tersebut
31
Lihat: Pasal 5 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi.
32
Pasal 1 Angka 19. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas
Bumi.
a. Kepemilikan sumber daya alam tetap di tangan pemerintah sampai
usaha tetap;
Sedangkan untuk kegiatan usaha hulu dan hilir dapat dilakukan oleh:
kegiatan usaha huku saja, badan usaha dan bentuk usaha teta yang telah
arti sumberdaya alam, namun pada Pasal 33 ayat (3) secara garis besar
sumberdaya alam dalam bentuk apapun yang menguasai hajat hidup orang
banyak harus dikuasai oleh negara dengan catatan mutlak, penggunaan dan
yaitu :
terhabiskan (exhaustible).
terbentuk melalui proses geologi yang memerlukan waktu sangat lama untuk
dapat dijadikan sebagai sumberdaya alam yang siap diolah atau siap pakai.
Apabila dieksploitasi sebagian, maka jumlah yang tinggal tidak akan pulih
sering juga disebut sebagai sumberdaya yang mempunyai stok yang tetap.
34
Loc. Cit.
menentukan produksi yang optimal dan juga seberapa cepat stok harus
“Sumberdaya alam adalah kesatuan tanah, air, dan ruang udara, termasuk
kekayaan alam yang ada di atas dan di dalamnya yang merupakan hasil
dan lingkungan.35
amanah dari Tuhan Yang Maha Esa yang dianugerahkan kepada bangsa
Indonesia sebagai kekayaan yang tak ternilai harganya. Oleh karena itu
pengertian yang sama dengan asas hukum dan dasar hukum, sekalipun
35
Naskah Rancangan Undang-Undang Tentang Pengelolaan Sumberdaya Alam.
36
Naskah Rancangan Undang-Undang Tentang Pengelolaan Sumberdaya Alam.
37
St. Munadjat Danusaputro, Bina Mulia Hukum dan Lingkungan, (Bandung: Binacipta,
1984, h. 46-46. Lihat pula dalam bukunya yang berjudul Hukum Lingkungan : Buku I Umum,
(Bandung: Binacipta, 1985), hal. 122-130.
dalam suatu prinsip terdapat prinsip yang lebih prinsip dari prinsip itu sendiri.
moral tentang apa yang benar dan apa yang buruk yang meliputi prinsip
pengadilan.
komunitas tertentu.
istilah prinsip yang dimaknai atau searti dengan asas sebagai perwujudan
sosialnya.39
38
S.H.R. Otje Salman et. al., Teori Hukum : Mengingat, Mengumpulkan dan Membuka
Kembali, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2004), hal. 93-94.
39
John Rawls, A Theory of Justice (Teori Keadilan, Dasar-Dasar Filsafat Politik Untuk
Mewujudkan Kesejahteraan Sosial Dalam Negara), Pustaka Pelajar, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2006), hal. 72
Dalam konsiderans Rancangan Undang-undang tentang Pengelolaan
selengkapnya berbunyi :
keterpaduan,
batubara, yaitu:
kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi yang diatur dalam undang-undang ini
berwawasan lingkungan”.
territorial dan semua kekayaan alam serta harta benda dari negara dan
umum harus dilindungi dan dijamin secara hukum oleh negara yang
Pasal 33 UUD 1945 adalah pasal yang dikenal sebagai pasal ideologi
b) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya yang
yang dirumuskan dalam ayat (2) dan ayat (3) UUD 1945 tersebut sama
persisnya dengan apa yang dirumuskan dalam Pasal 38 ayat (2) dan ayat
(3) UUDS 1950. Berarti dalam hal ini, selama 60 tahun Indonesia Merdeka,
selama itu pula ruang perdebatan akan penafsiran Pasal 33 belum juga
uraian tentang konsep penguasaan negara, maka ada baiknya kita tinjau
40
Notonagoro, Politik Hukum dan Pembangunan Agraria, (Jakarta: Bina Aksara, 1984),
hal. 99.
Dalam hal ini kekuasaan negara selalu dihubungkan dengan teori
namun kekuasaan negara itu juga bukanlah kekuasaan tanpa batas, sebab
ada beberapa ketentuan hukum yang mengikat dirinya seperti hukum alam
dan hukum Tuhan serta hukum yang umum pada semua bangsa yang
dinamakan
leges imperii. 42
negara atas sumber daya alam bersumber dari rakyat yang dikenal dengan
hak bangsa. Negara dalam hal ini, dipandang sebagai yang memiliki
41
R. Wiratno, dkk, Ahli-Ahli Pikir Besar tentang Negara dan Hukum (Jakarta: PT
Pembangunan, 1958), hal. 176.
42
Undang-Undang Dasar Negara yang memuat ketentuan-ketentuan kepada siapa
kekuasaan itu diserahkan dan batas-batas pelaksanaannya.
a) Segala bentuk pemanfaatan (bumi dan air) serta hasil yang didapat
kesejahteraan masyarakat.
dalam atau di atas bumi, air dan berbagai kekayaan alam tertentu yang
melakukan eigensdaad.
“dikuasi oleh negara” sebagai dasar untuk mengkaji hak penguasaan negara
negara adalah dikuasai oleh negara tidak berarti negara sendiri menjadi
43
Mohammad Hatta, Penjabaran Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945, (Jakarta:
Mutiara, 1977), hal. 28
Muhammad Yamin merumuskan pengertian dikuasai oleh negara
berikut:
persertaan pemerintah;
usaha tertentu.46
44
Muhammad Yamin, Proklamasi dan Konstitusi, (Jakarta: Djembatan, 1954), hal.42-43
45
Mohammad Hatta, Op.Cit, hal.28.
46
Bagir Manan, Pertumbuhan dan Perkembangan Konstitusi Suatu Negara, (Bandung:
Mandar Maju, 1995), hal. 12
Apabila kita kaitkan dengan konsep negara kesejahteraan dan fungsi
sebagai berikut:47
kesejahteraan rakyat. Fungsi negara itu tidak dapat dipisahkan satu dengan
lainnya, artinya melepaskan suatu bidang usaha atas sumber daya alam
negara.
rakyat.
47
Tri Hayati, dkk, Konsep Penguasaan Negara di Sektor Sumber Daya Alam berdasarkan
Pasal 33 UUD 1945, (Jakarta : Sekretariat Jenderal MKRI dan CLGS FHUI, 2005), hal. 17.
pemerintah memiliki kewenangan untuk menentukan penggunaan,
pemanfaatan dan hak atas sumber daya alam dalam lingkup mengatur,
sumber daya alam. Oleh karena itu terhadap sumber daya alam yang
penting bagi negara dan menguasai hajat orang banyak, karena berkaitan
sumber daya alam tersebut, harus dapat dinikmati oleh rakyat secara
F. Kerangka Pemikiran
Pancasila.48
sektor kegiatan Migas nasional – baik hulu maupun hilir – terbuka bagi
48
Suyitno Patmosukismo, Op.Cit, hal.156-157
semua badan usaha baik nasional maupun asing. Kebijakan liberalisasi
Pasal 33 UUD 1945 tidaklah anti capital, namun juga bukan berarti
kerakyatan.
hukum dan politik pengelolaan sumber daya alam Migas, terdiri dari: a).
kepada prinsip kerja sama dengan pihak ketiga (utamanya dengan pihak
49
Ibid, hal.41.
alam Migas dan pengelolaannya berdasarkan pula pada kemandirian dan
Pasal 33 UUD 1945 dengan asas hak menguasai negara atas sumber daya
G. Metode Penelitian
implementasi hak menguasai negara atas sumber daya alam Migas dan
berbagai permasalahannya.
diharapkan nantinya dalam penelitian dapat diperoleh data yang lebih akurat
dan faktual.
Buku-buku
Pertamina, 1972.
Aksara, 1984.
2000.
R. Wiratno, dkk, Ahli-Ahli Pikir Besar tentang Negara dan Hukum, Jakarta:
PT Pembangunan, 1958.
S.H.R. Otje Salman et. al., Teori Hukum : Mengingat, Mengumpulkan dan
Press,1990.
Binacipta, 1984.
1985.
Tri Hayati, dkk, Konsep Penguasaan Negara di Sektor Sumber Daya Alam
Internet
http://id.wikipedia.org/wiki/Energi_tak_terbarukan
http://www.rulg.com/documents/he_Concept_of_Production.htm
http://www.parbo.com/Staatsolie/journey.html
http://nasional.kompas.com/
http://www.uin-alauddin.ac.id.
Peraturan Perundang-undangan
Tahun 1945
Penanaman Modal
Pertamina