Anda di halaman 1dari 35

KODE PROGRAM (*):

HRP (Pilih sesuai skema)

PROPOSAL (AWAL/LANJUTAN)
RISET PEMULA (Pilih sesuai skema)

Simulasi Penyerapan SO2 Pada Kolom Absorber Menggunakan

Simulator Aspen HYSYS

TIM PENGUSUL:
Yuni Kurniati, S.T., M.T. NIP. 0723069101

Tahun Pendanaan 2019


HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Simulasi penyerapan SO2 pada kolom absorber


menggunakan simulator Aspen HYSYS
Kode/Nama Jenis Riset :
Peneliti Utama:

a. Nama Lengkap : Yuni Kurniati, S.T., M.T.


b. NIP : 0723069101
c. Jabatan Fungsional : Ketua
d. Program Studi : Teknik Kimia
e. Nomor HP : 082331456986
f. Alamat surel (e-mail) :
Biaya Penelitian : Rp 10.800.000,- diusulkan ke LPPM Rp
10.800.000,-

Mengetahui, Gresik, 23 Januari 2019


Kepala Pusat Kajian…………? Peneliti Utama,

Okky Putri Prastuti, S.T., M.T Yuni Kurniati, S.T., M.T.


NIP. 9116199 NIP. 0723069101

Menyetujui,
Kepala LPPM

Siti Nurminarsih, S.T., M.T.


NIP. 8816203

i
DAFTAR ISI

HALAMANPENGESAHAN ................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

1 BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 5

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 5

1.2 Rumusan Permasalahan ................................................................. 6

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 6

1.4 Batasan dan Asumsi ...................................................................... 6

1.5 Target Luaran ................................................................................ 7

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 8

2.1 ............................................................................................................ 8

2.2 .......................................................................................................... 10

2.2.1 .................................................... Error! Bookmark not defined.

2.2.2 .................................................... Error! Bookmark not defined.

2.2.3 .................................................... Error! Bookmark not defined.

2.2.4 .................................................... Error! Bookmark not defined.

2.3 ........................................................... Error! Bookmark not defined.

3 BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 17

3.1 .......................................................................................................... 17

3.2 ........................................................... Error! Bookmark not defined.

3.3 .......................................................................................................... 21

3.4 .......................................................................................................... 21

ii
3.5 .......................................................................................................... 22

4 BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ........................................ 23

4.1 Biaya Penelitian ........................................................................... 23

4.2 Jadwal Penelitian ......................................................................... 23

5 Daftar Pustaka ................................................................................................ 24

6 Lampiran ........................................................................................................ 26

Lampiran 1. Rincian Anggaran Biaya (RAB) ........................................... 26


Lampiran 2. Susunan Organisasi Peneliti ................................................. 28
Lampiran 3. Biodata Peneliti .................................................................... 29
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti ............................................. 3
Lampiran 5. Rencana Publikasi .................................................................. 3

iii
ABSTRAK

Saat ini peraturan pemerintah memberlakukan batas-batas yang lebih ketat untuk
mengurangi dampak negatif yang di buang ke lingkungan dari industri kimia.
Proses SO2 absroption merupakan salah satu tahap pemurnian gas dari kandungan
SO3. Proses absorbsi SO2 yang terjadi di dalam kolom absorber merupakan salah
satu proses SO2 removal. Proses tersebut membutuhkan energi panas dengan
jumlah yang sangat besar, dimana energi yang digunakan berasal dari heat
exchanger. Namun seiring dengan berjalannya waktu, kondisi operasi dari heat
exchanger akan menurun. Dalam tugas akhir ini, dilakukan analisis mengenai
kinerja proses SO2 removal yang menggunakan energi dari heat exchanger. Model
dari SO2 removal plant disimulasikan dengan menggunakan Aspen Hysys. Kinerja
dari heat exchanger dapat dianalisis dengan melakukan perhitungan terhadap
koefisien perpindahan panas dan laju perpindahan panas pada saat kondisi desain
dan kondisi aktual. Setelah dilakukan perbandingan terhadap kondisi desain dan
kondisi aktual,

Kata Kunci : Aspen-Hysys, Kolom Absorber, SO2 Absorption, Heat Exchanger.

iv
1 BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gas belerang oksida (SOX) terdiri atas gas Sulfur dioksida (SO2) dan gas Sulfur trioksida
(SO3) yang mempunyai sifat berbeda. Gas SO2 berbau tajam dan tidak mudah terbakar,
sedangkan gas SO3 bersifat sangat reaktif, mudah bereaksi dengan uap air (H2O) yang ada di
udara untuk membentuk Asam sulfat (H2SO4) (Sopiah, 2005). Gas buangan di udara pada
umumnya mengandung gas SO2 lebih banyak dari pada gas SO3. SO2 dikenal sebagai gas yang
dapat menyebabkan iritasi pada sistem pernapasan, seperti pada selaput lendir hidung,
tenggorokan dan saluran udara di paru-paru. SO2 juga dapat terkonversi di udara menjadi
pencemar sekunder seperti aerosol sulfat yang umumnya mempunyai ukuran yang sangat halus
sehingga dapat terhirup kedalam sistem pernapasan bawah (Kementerian Lingkungan Hidup,
2013). Para pekerja tambang belerang merupakan pekerja yang berpotensi terpapar asap
belerang yang mengandung SO2 melalui inhalasi, mouth breathing dan kontak secara langsung
melalui kulit. Inhalasi asap belerang dapat menyebabkan iritasi pada mukosa hidung dan paru-
paru serta pada kasus yang berat dapat terjadi udem pulmo (Putri, 2008).
Gas SO2 (sulfur dioksida) merupakan salah satu komponen polutan di atmosfir yang
dihasilkan dari proses pembakaran minyak bumi dan batubara serta proses lain yang
mengandung sulfat (Wark dan Warner, 1981). Gas SO2 sangat berbahaya bagi mahluk hidup,
karena berperan penting pada akumulasi zat-zat asam di udara yang menyebabkan terjadinya
hujan asam (Benitez, 1993). Dalam konsentrasi tertentu gas SO2 dapat mengakibatkan penyakit
paru-paru dan kesulitan bernafas terutama bagi penderita asma, bronchitis, dan penyakit
pernafasan lainnya (Turk et al.). Sumber utama SO2 di udara disebabkan oleh pembangkit
listrik dimana SO2 dibentuk sebagai produk sampingan ketika bahan bakar fosil, khususnya
batubara saat dibakar. Bahan bakar fosil adalah sumber energi dominan di dunia. Misalnya,
pada tahun 2012 bahan bakar fosil menyumbang 86% dari pasokan energi primer global.
Sulfur dioksida (SO2) merupakan salah satu emisi penting di instalasi pembangkit listrik
(power plant) tenaga batubara. Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 21 Tahun
2008 Tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi Usaha atau Kegiatan
Pembangkit Tenaga Listrik Termal bahwa baku mutu emisi SO2 sebesar 750 mg/Nm3. Jika
dilepaskan ke atmosfer, kombinasi SO2 dengan oksigen dan air akan membentuk asam sulfat

5
(H2SO4) yang berpotensi berbahaya bagi lingkungan dan salah satu komponen dari apa yang
dikenal sebagai hujan asam.
Di dalam pabrik asam sulfat sendiri, tentunya yang akan menjadi tantangan adalah karena
tingginya biaya maintenance, peraturan yang ketat mengenai emisi SO2, catalyst distribution,
efisiensi energi, dan alat-alat yang akurat (Bhat,2010). Untuk acid plant sendiri penghilangan
gas buang sangat penting karena banyak dampak lingkungan yang akan di akibatkan dari
proses pembuatan asam. Pada tail gas yang akan dibuang, harus dibawah 20 ppm SO2. Uap
dari H2SO4 dan SO2 akan diserap dari feed gas untuk mengashilkan produk samping yang
ramah lingkungan (Devanport, 2005). Sudah banyak software simulation yang digunakan oleh
perusahaan di seluruh dunia untuk mendesign setiap proses dari pabrik asam sulfat.
Berdasarkan latar belakang ini, maka kajian melaporkan hasil simulasi dari penyerapan
SO2 dengan menggunakan aspen hysys sebagai alternatif mengurangi perpindahan panas di
dalam heat exchanger.
1.2 Rumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang harus diselesaikan adalah :
a. Bagaimana meningkatkan kinerja yang optimal pada proses SO2 absorption pada kolom
absorber?
b. Bagaimana teknik pemodelan dapat membantu debottlenecking pada proses produksi
asam sulfat?
c. Bagaimana teknik pemodelan dapat meningkatkan energy recovery?

1.3 Tujuan Penelitian


Dari permasalahan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
a. Untuk meningkatkan kinerja proses SO2 absorption pada kolom absorber.
b. Untuk mengetahui teknik pemodelan dapat membantu debottlenecking pada proses
produksi asam sulfat.
c. Untuk mengetahui teknik pemodelan meingkatkan energy recovery.

1.4 Batasan dan Asumsi


Batasan dan asumsi dari penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan
mahasiswa mengenai metode untuk meningkatkan kinerja proses SO2 absorption pada kolom
absorber, mampu menjadi bahan acuan untuk penelitian selanjutnya. Sehingga nantinya

6
mampu meningkatkan kinerja proses SO2 absorption dengan menghasilkan SO2 yang lebih
ramah lingkungan.

1.5 Target Luaran


Target luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah tersusunnya artikel ilmiah dan
dapat memiliki potensi paten. Selain itu, simulasi pada kolom absorber ini diharapkan dapat
diaplikasikan pada dunia industri besar. Dengan adanya perubahan pada teknik pemodelan
dengan simlator Aspen HYSYS diharapkan dapat meningkatkan kinerja proses dari SO2
absorption pada kolom absorber sehingga SO2 yang di keluarkan lebih aman ketika di
kembalikan ke alam bebas.

7
2 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peneliti Terdahulu


Simulasi ini merupakan lanjutan dari simulasi sebelumnya. Simulasi sebelumnya
mengenai SO2 removal terdahulu menggunakan absorber masih belum optimal maka
dilakukan penelitian. Penelitian yang sudah dilakukan ditunjukkan melalui Tabel 1 berikut :
Tabel 1. Penelitian yang Sudah Dilakukan

Penu
Judul Hasil
lis (Tahun)

Agu Studi Pengurangan Kosentrasi serapan SO2 besar


s Dina, M. Cemaran Gas Buang Sulfur apabila kondisi konsentrasi larutan
Sjahrul, dan Dioksida (SO2) dari Emisi penyerap semakin besar, kisarab suhu
Dadang Cerobong Pabrik Nikel kamar dan waktu penyerapan semakin
(2016) dengan Menggunakan lama semakin besar. Kecepatan alir
Senyawa Kimia gas buang rendah dengan suhu tinggi
Penjerapamonium menghasilkan konsentrasi serapan
Hidroksida tinggi pula.

Nast Penghilangan Gas Pada uji fisik (tanpa


iti Siswi SO2 dengan Teknik Biofilter Thiobacillus sp.) bahan pengisi
Indrasti, Menggunakan Thiobacillus dengan konsentrasi 2396,10 g/m3
Mohamad sp. Pada Media Serbuk diperoleh waktu jenuh kompos adalah
Yani, dan Gergaji, Kompos dan Tanah 12 jam, serbuk gergaji adalah 0.5 jam
Sugyanto P. dan tanah 18 jam. Penambahan
Manik Thiobacillus sp. pada bahan pengisi
(2010) dapat meningkatkan kinerja biofilter
kecuali pada viofilter serbuk penguji.

Elvit Penyerapan Gas Hasil penelitian menunjukan


riana, Vera Buang CO, NO, NOx dan bahwa karakteristik arang aktif kulit
Viena, Sari SO2, Kendaraan Bermotor pisang (Musa Acuminate L) masih
Wardani Menggunakan Adsorben dari memenuhi SNI No. 06-3730-1995

8
(2017) Kulit Pisan (Musa Acuminate dengan daya adsorbsi tertinggi
L) terhadap Iodine mencapai 888,37
mg/g. Uji emisi gas buang kendaraan
bermotor menggunakan karbon aktif
yang dicetak dan diaktivasi secara
fisika

Penu
Judul Hasil
lis (Tahun)

menunjukkan tingkat
penyerapan emisi CO dan SO2
mencapai 100% dengan penurunan
signifikan dari gas buang CO dari
2187 ppm menjadi 0 ppm setelah
penyerapan selama 5 menit.

Silvi Pengendalian Emisi Perilaku penyerapan gas emisi


Djayanti, Gas Buang Boiler Batubara semakin besar dengan penambahan
Purwanto, dengan Sistem Absorbsi laju alir cairan penyerap yang diambil
Setia Budi dari IPAL industri tekstil. Gas emisi
Sasaongko telah memenuhi baku mutu emisi pada
(2011) laju alir 2500 L/ jam. Hal ini
disebabkan kelarutan gas emisi yang
bersifat asam akan cepat larut dengan
penyerap basa. Pada harga Kga yang
semakin besar berbanding lurus
dengan laju alir.

Dina Upaya Penurunan FGD dapat mengurangi emisi


Purnamasari Emisi SO2 dari Hasil SO2 pada Unit 3 sebesar 43 % (103
(2017) Pembakaran Batubara pada menuju 58 mg/Nm3) dan sebesar
Pembangkitan Listrik Tenaga 36,23% (87,82 menuju 56 mg/Nm3.
Uap (PLTU) dengan
menggunakan Flue Gas

9
Desulfurization (FGD) Tipe
Basah

2.1 Paparan SO2 Terhadap Manusia


Menurut data EPA National Priorities List 1998, kontaminasi akibat sulfur dioksida
terjadi di 16 negara bagian seluruh Amerika Serikat. Sulfur dioksida dengan masa hidup
diudara sekitar 10 hari teroksidasi dengan cepat secara reaksi homogen dan heterogen dan
hilang dari udara akibat proses presipitasi dan deposit udara dengan tingkat humiditas pada
permukaan udara, terutama dalam bentuk asam sulfur. Masyarakat yang tinggal berdekatan
dengan daerah industri, penduduk yang padat, lalu lintas kenderaan bermotor yang tinggi,
pekerja yang berdekatan dengan emisi kenderaan bermotor merupakan salah satu jalan
menyebabkan terinhalasi oleh sulfur dioksida. Menurut EPA National Air Pollutant, sumber
terbentuknya sulfur dioksida adalah emisi industri yang berhubungan dengan proses baja,
minyak dan kenderaan bermotor (International Agency for Research on Cancer, 1992; Riordan
dan Adeeb., 2004).
Kejadian pencemaran udara dalam pertengahan abad ke-20 yaitu di Meuse Valley Belgia
tahun 1930, Donora Pennsylvania, Amerika tahun 1948 dan London Fog tahun 1952
menyebabkan negara – negara di Eropa dan Amerika Utara melahirkan peraturan dan
standarisasi untuk pengawasan terhadap pencemaran udara. Data epidemiologi menunjukkan
adanya hubungan polusi udara terhadap kesehatan manusia (Pope et al., 2004; Lave dan
Seskin,1970). Adanya partikulat matter dalam kandungan udara berhubungan erat dengan
terjadinya gangguan sistem kardiovaskular dan sistem pernafasan manusia. ( Pope et al., 2004;
Brook et al., 2004). Telah ditemui bahwa paparan pencemaran udara dalam jangka waktu lama
dan berkesinambungan akan menyebabkan penyakit gangguan paru kronis dan penyakit
kardiovaskular bahkan menyebabkan kematian (Pope et al., 2004; Brook et al., 2004; Clancy et
al., 2002; Hoek et al., 2002).
Jenis polutan dibedakan berdasarkan sumber, komposisi kimia, ukuran dan bentuk
pelepasan material ke lingkungan yaitu (Fortoul et al ., 2008; Bernstein et al., 2004):
1. Polutan primer, polutan langsung ke lingkungan (atmosfer).
2. Polutan sekunder, polutan berasal dari reaksi kimia dengan polutan lainnya dan gas.
3. Polutan di dalam ruangan ( indoor pollutants), bersumber dari kegiatan memasak,
bahan bangunan, pendingin ruangan, produk pembakaran termasuk rokok dan agen
biologis.
10
4. Polutan diluar ruangan (outdoor pollutants ),bersumber dari pembakaran dari proses
produk – produk industri, kenderaan bermotor, sulfur dioksida, ozone, nitrit oksida,
karbon oksida, specific volatile organic compounds dan Partikulat Matter Coarse (2,5
– 10μm; regulatory standard =PM10), fine PM (0,1-2,5μm; regulatory standard =
PM2,5); ultrafine PM (<0,1μm; no regulated).

Menurut berapa penelitian pada hewan percobaan organ tikus,inhalasi sulfur dioksida
dapat mengakibatkan stress oksidatif dan perubahan status antioksidan dioksida dan derivate
nya merupakan agent clastogenic dan genotoksik. Menurut Environment Protection Agency,
partikel – partikel tersebut terdiri dari berbagai ukuran, bentuk, komposisi dan asalnya
berukuran antara 0.1 PM sampai 100 PM. Ukuran partikel ini menyebabkan deposit pada
saluran pernafasan dan berakibat terhadap kesehatan. Permasalahan polusi udara akibat
tingginya konsentrasi sulfur dioxide pada abad duapuluh memperlihatkan bahwa paparan sulfur
dioksida dalam waktu 5 menit dengan konsentrasi sulfur dioksida 0,25 ppm akan menyebabkan
konstriksi saluran pernafasan, peningkatan penyakit asma (Bernstein et al., 2004; WHO
Regional Office for Europe., 2000).
Ambien pencemaran udara memperlihatkan hubungan dengan beberapa keadaan akut dan
kronik pada manusia terutama yang berhubungan dengan sistem pernafasan dan
kardiovaskular. Kandungan polutan di udara diyakini menyebabkan gangguan terhadap sistem
pernafasan. Gangguan pernafasan akibat paparan polusi udara terhadap pekerja dapat diukur
melalui variasi sumber polusi, tingkat emisi dan konsentrasi polusi udara serta durasi kontak
dengan polutan. Tiga faktor resiko menyebabkan termasuk karsinogenik dan genotoksik,
fibrosis , penyakit paru obstruktif kronik adalah beberapa contoh gangguan yang ditimbulkan
akibat polutan di udara. The World Health Organization memperkirakan bahwa 865.000 jiwa
kematian pada bayi premature akibat ambient polusi udara di China dan India. Mekanisme
polutan tersebut menyebabkan gangguan terhadap kesehatan masih dalam penelitian, namun
adanya mediasi reaksi inflammasi baik di jaringan lokal maupun secara sistemik dapat menjadi
indikator adanya hubungan reaksi inflamasi tubuh terhadap polutan yang masuk. (Fortoul et al.,
2008; World Health Organization, 2013).

2.2 Pendirian Pabrik Asam Sulfat


Perkembangan industri kimia di Indonesia cenderung mengalami peningkatan setiap
tahunnya baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Hal tersebut menyebabkan kebutuhan akan
bahan baku maupun bahan penunjang akan meningkat pula. Asam sulfat merupakan salah satu
11
bahan penunjang yang sangat penting dan banyak dibutuhkan industri kimia, antara lain untuk
industri pupuk (pembuatan super fosfat, ammonium sulfat), pengolahan minyak bumi,
pharmasi, kertas dan pulp. Mengingat arti pentingnya asam sulfat, maka kebutuhan negara
dapat dijadikan tolok ukur kemajuan industri negara tersebut.
Dan dengan semakin berkembangnya industri kimia di Indonesia maka permintaan akan
asam sulfat pada tahun-tahun mendatang juga akan bertambah. Oleh karena itu, pabrik asam
sulfat perlu didirikan di Indonesia dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Dapat menghemat devisa negara, dengan adanya pabrik asam sulfat di dalam negeri
maka impor dapat dikurangi dan jika berlebih bisa untuk diekspor.
2. Pendirian pabrik asam sulfat diharapkan akan mendorong berdirinya industri hilir yang
menggunakan asam sulfat sebagai bahan baku dan bahan penunjang, sehingga akan
mendorong perkembangan industri di Indonesia.
3. Pendirian pabrik ini akan membuka lapangan kerja baru, sehingga dapat mengurangi
masalah pengangguran.

2.3 Konversi dari SO2 menjadi SO3


Proses produksi asam sulfat mengacu pada reaksi kesetimbangan reaksi kimia berikut :

SO2 + ½ O2 ⇔ SO3 ΔH = –99 kJ / mol

Reaksi ini ditandai dengan convertion rate, sebagai berikut:

(𝑆𝑂2 𝑖𝑛 − 𝑆𝑂2 𝑜𝑢𝑡)


𝐶𝑜𝑣𝑒𝑟𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑒 = 𝑥 100%
𝑆𝑂2 𝑖𝑛

Dengan memaksimalkan pembentukan SO3, diperlukan dua pertimbangan yaitu


pertimbangan thermodinamika dan stoechiometri. Untuk mengoptimalkan kesetimbangan,
prinsip yang biasanya digunakan nadalah prinsip Lechatelier-, Braun, yang menyatakan bahwa
ketika suatu sistem pada kesetimbangan mengalami perubahan konsentrasi, suhu, volume,
atau tekanan, maka sistem menyesuaikan (sebagian) dirinya untuk meniadakan pengaruh
perubahan yang diterapkan dan keseimbangan baru tercapai. Dengan kata lain, setiap kali
sistem dalam kesetimbangan terganggu sistem akan menyesuaikan diri sedemikian rupa
sehingga efek dari perubahan tersebut akan dibatalkan.
Beberapa metode yang akan digunakan untuk memaksimalkan pembentukan SO3:

12
1. Penyerapan panas, penurunan suhu akan mengoptimalkan proses pembentukan SO3
karena penghilangan panas in I merupakan reaksi ekotermis.
2. Mengurangi konsentrasi oksigen.
3. Penyerapan SO3.
4. Meningkatkan tekanan.
5. Pemilihan katalis.
6. Waktu reaksi yang lebih lama.

2.4 Absorpsi SO3


Asam sulfat diperoleh dari penyerapan SO3 dan air dengan konsentrasi yang diperoleh
98%. Efisiensi penyerapan SO3 adalah sebagai berikut :
1. Konsentrasi dari H2SO4 dari liquid absorbent (98.5-99.5%).
2. Kisaran suhu liquid (70-120 °C).
3. Teknik dari pendistribusian asam.
4. Humidity gas.
5. Suhu inlet gas.
6. Aliran co-current atau counter-current dari stream gas di absorbing liquid.
Untuk emisi SO3 bergantung pada :
1. Suhu gas yang keluar dari absorber.
2. Kondisi operasi dari final absorber.
3. Peralatan untuk memisahkan aerosol H2SO4.

2.5 Reaction
a. Sulfur Burner
Specification Type Stoichiometry
Konversi S + O2  SO2
b. Konverter
Specification Type Stoichiometry
Kinetik SO2 + ½ O2  SO3
c. Absorption Reaction
Specification Type Stoichiometry
Konversi H2O + SO3  H2SO4

13
2.6 Product Finishing
2.7.1 Pengenceran Asam di Kolom Absorber
Asam yang dihasilkan berkisar 95,5% - 96,5% atau 98,5% - 99,5%, yang diencerkan
dengan air atau steam condensate menjadi: 25%, 37%, 48%, 78%, 78%, 96% dan 98% H2SO4.
Pengenceran dapat dilakukan dalam proses batch atau continu melalui inline-mixing.

2.7.2 SO2 Stripping


Asam yang dihasilkan disembur dengan udara di dalam stripper tower untuk
mengurangi SO2 yang tersisa dalam asam menjadi <20 mg SO2 / kg. SO2 yang masih
mengandung udara akan di recycle.

2.7.3 Pemurnian
Asam sulfat dimurnikan dengan sulfat besi atau batuan cilica.

2.7 Katalis (V2O5)


Fungsi katalis dalam reaksi katalitik adalah meningkatkan laju reaksi. Katalis konversi
sulfur dioksida ini biasanya mengandung lebih dari 7% V2O5. Katalis komersial mengandung
garam kalium (sulfat, pirosulfat dan sebagainya) disamping V2O5. Katalis ini mempunyai
waktu kerja yang cukup lama, yaitu sekitar 20 tahun, tidak mudah keracunan, kecuali oleh
flour yang merusak bahan silika.Katalis oksida besi dan platina banyak digunakan sebelum
tahun 1930, tetapi sekarang sudah tidak digunakan lagi dan digantikan oleh
Vanadium.(Anonim, 2010).
Penggunaan Katalis Vanadium dimulai tahun 1926 dengan konversi 97- 98%. Katalis ini
dibuat dari aminium vanadat atau V2O5 yang diimpregnasikan pada zat pembawa zeolit atau
kiselgur. Penggunan katalis vanadium ini memiliki beberapa keuntungan seperti :konversi
tingi, daya hidup lama, tahan racun, biaya mula rendah. Namun kadar SO2 yang digunakan
rendah sekitar (7-8%). (Subagyo,1979).

2.8 Pembuatan Asam dengan Single Contact Absorber


Proses kontak yang hanya menggunakan sebuah absorber untuk memproduksi asam
sulfat dengan kadar 98% - 99,5%. Jalannya proses : Sulfur padat dicairkan dalam sulfur melter
yang kemudian dipompa ke sulfur burner. Didalam sulfur burner terjadi pembakaran dengan
udara panas yang didapat dari drying tower sehingga menghasilkan gas SO2. Gas SO2 yang
dihasilkan kemudian didinginkan dengan heat waste boiler I sebelum masuk ke converter. Pada
14
converter stage I, SO3 yang terbentuk didinginkan dengan cara dilewatkan heat waste boiler II,
kemudian masuk ke converter stage II, lalu masuk ke converter stage III dan selanjutnya ke
converter stage IV. Keluar dari converter stage IV gas SO3 didinginkan dengan economizer,
kemudian dialirkan ke absorber. Didalam absorber terjadi reaksi absorbsi gas SO3 dengan air
membentuk asam sulfat. Asam sulfat yang terbentuk didinginkan didalam acid cooler tank dan
kemudian ditampung di acid storage tank sebagai produk dengan kandungan asam sulfat 98% -
99,5%. Proses single contact absorber dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Skema dari Single Contact Absorber

2.9 Pembuatan Asam dengan Double Contact Absorber


Merupakan proses kontak dengan menggunakan dua buah absorber untuk menghasilkan
asam sulfat dengan konsentrasi 98% - 99,5%. Jalannya proses :Sulfur padat dicairkan didalam
sulfur melter, kemudian dipompa ke sulfur burner. Didalam sulfur burner sulfur cair dibakar
dengan udara kering dari drying tower sehingga terbentuk gas SO2. Gas SO2 didinginkan
terlebih dahulu sebelum masuk converter. Konverter terdiri dari bed katalis, 3 bed merupakan
konversi tingkat pertama dan bed ke 4 merupakan konversi tingkar ke 2. Setiap tingkat
konversi (konversi tingkat pertama dan konversi tingkat kedua) masing masing mempunyai
penyerap, yaitu absorber I dan absorber II. Sebelum masuk kedalam absorber gas SO3
didinginkan terlebih dahulu di economizer. Didalam absorber terjadi reaksi absorbsi gas SO3
dengan air membentuk asam sulfat. Asam sulfat yang terbentuk didinginkan dan kemudian
ditampung di acid storage tank sebagai produk dengan kandungan asam sulfat 98% - 99,5%.

15
Gambar 2.2 Skema dari Double Contact Absorber

16
3 BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Matode Penelitian


Tahapan untuk mencapai tujuan Program Kreativitas Mahasiswa ini
direpresentasikan dalam bentuk diagram alir berikut ini :

Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Program Kreativitas Mahasiswa

Tahapan bagian pertama dalam metodologi penelitian tugas akhir ini adalah proses
pengambilan data. Proses pengambilan data ini akan dijelaskan lebih lanjut pada Sub bab 3.4.
Tahapan selanjutnya adalah pemodelan dan validasi data desain dengan data aktual.
Pemodelan plant dilakukan dengan menggunakan Aspen Hysys. Pemodelan SO2 removal
dilakukan secara bertahap dari awal sampai akhir proses dengan memasukkan parameter-
parameter berupa laju aliran, suhu, maupun tekanan. Proses yang disimulasikan adalah proses
steady- state sehingga kinerja perpindahan panas dari heat exchanger yang mempengaruhi
peralatan lainnya dapat dilihat. Validasi desain dilakukan dengan memperhatikan input-output
dari peralatan untuk menuju kesetimbangan massa dan energi.

17
Setelah dilakukan validasi desain, tahapan berikutnya adalah membandingkan data aktual
dengan data desain. Data aktual akan dimasukkan pada model plant di Aspen Hysys untuk
mendapatkan nilai koefisien perpindahan panas pada heat exchanger dan laju perpindahan
panas.
3.1 Komponen
Tabel di bawah ini mencantumkan komponen yang akan dimodelkan dalam
proses simulasi Aspen-Hysys.

Tabel 3.1 Komponen pada proses simulasi Aspen-Hysys


Komponen Nama

H2O Air

H2SO4 Asam Sulfat

SO2 Sulfur Dioksida

SO3 Sulfur Trioksida

S Sulfur

N2 Nitrogen

O2 Oksigen

H 3 O+ Ion Hidronium

HSO4- Ion Bi- Sulfat

SO42- Ion Sulfat

Pemilihan komponen pada Aspen Hysys berdasarkan proses yang akan disimulasikan.
Untuk proses penghilangan karbondioksida, komponen yang bisa dipilih adalah metana,
karbondioksida, nitrogen, hidrogen, dan sebagainya.

Gambar 3.2 Pemilihan Komponen di Aspen-HYSYS

18
3.2 Phisycal Properties
Sifat fisik adalah bagian penting dari simulasi ini. Sifat fisik ini bisa mempengaruhi
capital cost, operation cost, dan keselamatan pabrik itu sendiri. Aspen Properties
merupakan bagian dari AspenOne Engineering yang menyediakan metode, pemodelan,
algoritma, dan data sifat fisik yang akurat yang memungkinkan seorang engineer untuk
melakukan perhitungan berdasarkan pada model dan data thermo-physical.
Untuk pemilihan model termodinamika disesuaikan dengan kebutuhan pada proses
yang akan disimulasikan. Beberapa proses di petrokimia, migas, dan pembangkit listrik
mempunyai model – model termodinamika yang berbeda. Pada umumnya, proses pada
industri minyak dan gas, para process engineer selalu menggunakan model Peng -
Robinson.

Gambar 3.3 Pemilihan Fluid Package di Aspen HYSYS


Simulasi yang dirancang disesuaikan dengan process flow diagram. Perancangan
harus dilakukan dengan detil dan semirip mungkin dengan real plant. Perancangan
dilakukan pada flowsheet pada hysys dengan menggunakan beberapa tool seperti
separator, kolom distilasi, pompa, maupun alat penukar panas. Setelah dilakukan
perancangan, kondisi aliran ditentukan berdasarkan data sheet. Spesifikasi peralatan
ditentukan sesuai dengan real plant yang sedang beroperasi. Hasil akhir dari simulasi
dapat digunakan untuk analisis energi, analisis cost, maupun analisis efisiensi .

3.3 Pemodelan SO2 Absorption


SO2 absorption yang dirancang berdasarkan process flow diagram PT. Petro Jordan
Abadi. Dimana dalam PFD tersebut terdapat beberapa peralatan seperti heat exchanger, kolom
19
absorber, separator, pompa, drum, dan lain-lain. Dengan memperhatikan detil dari process flow
diagram, selanjutnya dilakukan pemodelan pada Aspen Hysys. Penukar panas (HE) yang
digunakan pada plant SO2 removal ini bertipe shell-andtube heat exchanger. Dalam tugas akhir
ini menggunakan data yang didapat di lapangan yaitu berupa suhu inlet dan outlet serta data
desain dari penukar panas. Sistem yang dimodelkan pada Aspen Hysys diasumsikan dalam
keadaan steady-state. Hal itu bertujuan untuk mendapatkan output yang sesuai dan mudah
dikalkulasi secara analitik dalam menentukan kinerja dari sistem. Dalam simulasi yang telah
dilakukan pada Aspen Hysys, komponen yang digunakan adalah air, asam sulfat, sulfur
dioksida, sulfur trioksida, sulfur, nitrogen, dan oksigen. Proses yang disimulasikan
menggunakan fluid package Peng-Robinson. Setelah pemilihan fluid package, dilakukan
perancangan dengan memilih peralatan yang akan disimulasikan.
Model yang dirancang pada Aspen Hysys divalidasi dengan process flow diagram yang
ada di PT. Petro Jordan Abadi. Komponen-komponen yang tercantum pada process flow
diagram dimasukkan pada workspace Aspen Hysys dengan memperhatikan aliran fluida yang
masuk dan keluar. Selain memperhatikan desain plant, material stream yang masuk dan keluar
harus ditentukan sesuai datasheet desain yang sudah ada. Dari model tersebut dilakukan
perhitungan untuk mengetahui laju perpindahan panas dari aliran fluida dingin dan aliran fluida
panas.

Gambar 3.4 Kolom SO2 Absorber pada Aspen Hysys

20
Untuk menentukan kesetimbangan massa pada kolom absorber bisa dilihat dari aliran
input pada kolom dan aliran output pada kolom. Aliran input dan output tersebut disesuaikan
berdasarkan data desain sehingga kolom absorber dapat dianalisis

3.4 Simulasi dengan Data Aktual


Setelah dilakukan validasi pada model dan dilakukan perhitungan untuk mengetahui
koefisien perpindahan panas dan laju perpindahan panas, maka selanjutnya dilakukan simulasi
menggunakan data aktual. Data aktual yang didapat dari DCS mempunyai range sejak April
2013 sampai dengan April 2014. Data aktual dimasukkan pada model yang telah dirancang
untuk mengetahui performansi dari peralatan khususnya heat exchanger dan juga kolom
absorber.
Dengan simulasi tersebut, akan didapatkan parameterparameter yang akan digunakan
untuk analisis. Untuk memasukkan data aktual cukup dengan mengganti nilai input yang
masuk pada worksheet heat exchanger. Simulasi yang dilakukan harus menyesuaikan dengan
data temperature inlet yang berasal dari low temperature shift converter. Input pressure,
temperature, dan mass flow rate diatur melalui input heat exchanger.

3.5 Luaran dan Indikator


Luaran dan indikator capaian pada setiap tahapan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Luaran dan Indikator Capaian Penelitian
Tahapan Luaran Indikator Capaian
Identifikasi Batasan kajian dan kejelasan
Rumusan masalah
masalah rumusan masalah
Kajian pustaka, gambaran Kelengkapan pustaka, kejelasan
Studi literatur umum penelitian, indikator parameter penelitian, rancangan
penelitian penelitian
Observasi Data hasil penelitian Kelengkapan data yang diperoleh
Hasil pengolahan (analisa)
Pengolahan data Ketepatan teknik analisa data
data
Diseminasi Karya tulis ilmiah, dapat
Terpublikasinya artikel ilmiah
penelitian berbentuk jurnal, dan lainnya

3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data


Teknik pengumpulan data melalui tahap interview, observasi, dan dokumentasi. Data-
data yang akan dikumpulkan selama pelaksanaan penelitian adalah suhu inlet dan outlet,
tekanan, fraksi mol, dan mass flow rate pada aliran masuk dan keluar absorber. Dengan
memperhatikan nilai tersebut, nantinya akan diketahui kesetimbangan massa pada kolom
absorber.

21
3.7 Cara Penafsiran
Penafsiran data dilakukan dengan membaca hasil analisis yang dilakukan terhadap nilai
oksigen yang terserap pada keadaan sebelum dan sesudah proses berlangsung. Penafsiran juga
dilakukan berdasarkan teori serta penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.
3.8 Penyimpulan Hasil Penelitian
Penyimpulan hasil penelitian dilakukan berdasarkan pada hasil penelitian yang
didapatkan serta analisis data yang telah dilakukan. dari penelitian, diambil nilai yang terbaik
dari berbagai variabel yang digunakan sehingga menghasilkan kemampuan penyerapan
oksigen yang optimal.

22
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 Biaya Penelitian


Anggaran biaya yang diperlukan dalam penelitian ini sebesar Rp 10.800.000 dengan
perincian sebagai berikut :

Tabel 3. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya PKM-P


No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Perlengkapan Yang diperlukan 4.750.000
2 Bahan Habis Pakai 2.400.000
3 Perjalanan 650.000
4 Lain-lain 3.000.000
Jumlah 10.800.000

4.2 Jadwal Penelitian


Jadwal kegiatan penelitian ini dilakukan selama 5 bulan dengan perincian kegiatan
sebagai berikut :

Tabel 4. Jadwal Kegiatan


N Bulan
Jenis Kegiatan
No. 1 2 3 4 5
1 Persiapan proposal penelitian ke
perusahaan
2 Persiapan peralatan
3 Pengambilan data
4 Pembuatan laporan

23
Daftar Pustaka

Aspen Technologies Inc. Getting Started Modeling Processes with Electrolytes. V7.1.
BAT (1999)., “Best Available Techniques Reference Document on the Production of Sulphuric
acid”.
Bhat, C., Pinjala, V., (2010)., “Sulphuric acid plant modelling”, Sulphur Magazine, Vol. 330
CAI-Asia (2010)., “Factsheet No.4 – Sulfur dioxide (SO2) Standards in Asia”, Clean Air
Initiative for Asian Cities Center, Pasig City, Philippines.
Chen, C.C., Tremblay, D., Bhat, C., “A Rate-Based Process Modeling Study of CO2 Capture
with Aqueous Amine Solutions using aspenONE Process Engineering”.
Davenport, W.G., King, M.J. (2005)., “ Sulfuric Acid Manufacture, Analysis, Control and
Optimization”, Elsevier Science.
Davenport, W.G.,et.al., (2006)., “Sulphuric Acid Manufacture”, Southern African
Pyrometallurgy, South African Institute of Mining and Metallurgy, Johannesburg.
Foust, A. S., et. al., (1980)., “Principles of Unit Operations”, 2nd Ed., John Wiley & Sons, Inc.,
New York, USA, pp.711-713.
Gosiewski, K.,(1993)., “Dynamic modeling of industrial SO2 oxidation reactors. 1. Model of
hot and cold start-ups of the plant”, Chemical Engineering & Processing, Vol. 32, pp.
111–129.
Hill, C.G., (1977) “An Introduction to Chemical Engineering Kinetics & Reactor Design”,
John Wiley & Sons, Inc., New York, USA, pp.500-516.
Hong, R.Y., Li, X., Li, H.Z., Yuan, W.K., (1997)., “Modeling and simulation of SO2 oxidation
in a fixed-bed reactor with periodic flow reversal”, Catalysis Today, Vol. 38, pp. 47–58.
Ibanez, J.G., Batten, C.F., Wentworth, W.E., (2008)., “Simultaneous determination of SO3 and
SO2 in a flowing gas”, Industrial & Engineering Chemistry Research, Vol. 47, pp. 2449–
2454.
Kiss, A.A., Bildea, C.S., Verheijen, P.J.T., (2006)., “Optimization studies in sulphuric acid
production”, Computer Aided Chemical Engineering, Vol. 21A, pp. 736–742.
Kiss, A.A., et.al., (2010)., “Dynamic modeling and process optimization of an industrial
sulfuric acid plant”, Chemical Engineering Journal, issue.158,pp. 241–249. Elsevier B.V.
Nodehi, A., Mousavian, M.A., (2007)., “Simulation and optimization of an adiabatic multi-bed
catalytic reactor for the oxidation of SO2”, Chemical Engineering & Technology, Vol.
30, pp. 84–90.
24
Rase, H. F., “Chemical Reactor Design for Process Plant: Case Studies and Design Data”,
Vol.2. Wiley-Interscience publication, John Wiley and Sons, New York.
Ravindra, P.V., Rao, D.P., Rao, M.S., (1997)., “A model for the oxidation of sulfur dioxide in a
trickle-bed reactor”, Industrial & Engineering Chemistry Research, Vol. 36, pp. 5125–
5132.
Schoneberger, J.C., Arellano-Garcia, H., Wozny, G., Korkel, S., Thielert, H., (2009)., “Model-
based experimental analysis of a fixed-bed reactor for catalytic SO2 oxidation”,
Industrial & Engineering Chemistry Research, Vol. 48, pp. 5165–5176.
Snyder, J.D., Subramaniam, B.,(1993)., “ Numerical-simulation of a periodic-flow reversal
reactor for sulfur-dioxide oxidation”, Chemical Engineering Science, Vol. 48, pp. 4051–
4064.
Sultana, S.T. and Amin, M. R., (2011)., “Aspen-Hysys Simulation Of Sulfuric Acid Plant”,
Journal of Chemical Engineering, IEB, Vol. 26, pp. 47-49.
Suyadal, Y., Oguz, H., (2000)., “Oxidation of SO2 in a trickle bed reactor packed with
activated carbon at low liquid flow rates”, Chemical Engineering & Technology, Vol. 23,
pp. 619–622.
Vernikovskaya, N.V., Zagoruiko, A.N., Noskov, A.S., (1999)., “SO2 oxidation method.
Mathematical modeling taking into account dynamic properties of the catalyst”, Chemical
Engineering Science, Vol. 54, pp. 4475–4482.
Wu, H.X., Zhang, S.Z., Li, C.Y., (1996)., “Study of unsteady-state catalytic oxidation of sulfur
dioxide by periodic flow reversal”, Canadian Journal of Chemical Engineering, Vol. 74,
pp. 766–771.

25
Lampiran

Lampiran 1. Rincian Anggaran Biaya (RAB)

Disetujui oleh:
Kepala LPPM

Siti Nurminarsih, S.T., M.T.


NIP. 2015023

Disetujui oleh:
Kepala LPPM

Siti Nurminarsih, S.T., M.T.


NIP. 8816203

26
II. Rincian Biaya
1. Gaji dan Upah

2. Bahan Habis Pakai

3. Perjalanan (tidak untuk perjalanan luar negeri)

4. Lain-lain

27
Lampiran 2. Susunan Organisasi Peneliti

IdentitasPenelitian

1. Judul Usulan :
2. KetuaPeneliti :
a. NamaLengkap :
b. Bidang Keahlian :
c. Jabatan Struktural :
d. Jabatan Fungsional :
e. UnitKerja :
f. AlamatSurat :
g. Telpon/Faks :
h. E-mail :
3. Tim Peneliti(Ketuadan Anggota)

Tugas/ko
AlokasiWakt
NamadanGelar Bidang ntribusida
No Instansi u(jam/mingg
Akademik Keahlian lampeneli
u)
tian
1
2
3

28
Lampiran 3. Biodata Peneliti

BIODATA

I. IdentitasDiri
1. NamaLengkap(dengangelar) :
2. Jabatan Fungsional :
3. NIP/NIDN :
4. Tempat dan TanggalLahir :
5. Alamat Rumah :
6. Telp./Fax :
7. NomorHP :
8. AlamatKantor :
9. Telp. /Fax :
10. Email :
11. MataKuliahyangdiampu
:
1.
2.
3.

II. Riwayat Pendidikan

Program S1 S2

NamaPerguruanTinggi
Bidang Ilmu
Tahun Masuk
TahunLulus
Judul Skripsi/Tesis/

29
III. PengalamanPenelitian(5 tahunterakhir)

Ketua/ SumberDana,
No Tahun Judul Penelitian
Anggota Jumlah(Rp.)

IV. PengalamanPengabdianKepadaMasyarakat (5 tahun terakhir)

Ketua/ SumberDana,
No Tahun Judul Penelitian
Anggota Jumlah(Rp.)

V. PengalamanPublikasiIlmiahdalamSeminar (5 tahunterakhir)

Penulis
No Tahun JudulArtikel Utama/ Nama Seminar
Anggota

VI. PengalamanPublikasiIlmiahdalamJurnal (5 tahunterakhir)

Penulis Terakreditasi
Nama
No Tahun JudulArtikel Utama/ /
Jurnal,Vol.,N
Anggota BelumTerakr
o,Hlm
editasi

VII. PengalamanPenulisanBuku(5 tahunterakhir)

Penulis Jumlah
No Tahun Judul Buku Penerbit
Utama/Ang Halaman
gota

1
Biodatasebagaisalahsatusyaratdalampengajuanhibah Penelitian dan Pengabdian
Masyarakatdanapabiladikemudian
hariternyatadijumpaiketidaksesuaian,sayasanggup menerimasanksinya.

Gresik,
..............
Pengusul,

Tandatangan

(NamaLengkap)

2
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

SURAT PERNYATAAN

Yangbertandatangandi bawahini:Nama
:
NIP/NIDN :
Pangkat
/Golongan:Jabatan
Fungsional:Alamat :
Dengan ini menyatakanbahwaProposalPenelitiansayadengan
judul:........................................................................................................................
.........
yangdiusulkan dalam skimRisetPemula(HRP) tahun anggaran
..................bersifatoriginaldanbelumpernahdibiayai oleh lembaga /
sumberdanalain. Selainitu usulpenelitianini bebasdaritindakanplagiat.
Bilamanadikemudianhariditemukanketidaksesuaiandenganpernyataanini,makasay
abersediadituntutdandiprosessesuaidenganketentuanyangberlakudanmengembalik
anseluruhbiayapenelitian yangsudahditerimakekasuniversitas.

Demikian pernyataan ini dibuatdengansesungguhnyadan dengan sebenar-benarnya.

Mengetahui, Gresik,
Kepala LPPM, Yang Menyatakan,

Cap dan tandatangan Materai


6000Tandatangan
Siti Nurminarsih, S.T., M.T. ..........................
NIP. 8816203 NIP.

Lampiran 5. Rencana Publikasi

3
RENCANA PUBLIKASI 2019

1. Seminar Internasional

Bulan Judul Penyelenggara

2. Jurnal

Bulan Judul Nama Jurnal

3. Buku

Bulan Judul Penerbit

4
5

Anda mungkin juga menyukai