Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PERFORASI
(KERJA ULANG DAN STIMULASI)

Disusun oleh:
Fahmi Firmansyah
Cintya Marsela
Desky
Amanda
Abdul Wahid Nur Rahman

Eka Prasetya
M. Fauzanul Kamil
Muhammad Yamin
Suwandi
Mashudi

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2016

DAFTAR ISI

Contents
1.

Pengertian............................................................................................ 3

2.

Perforator.............................................................................................. 3
2.1. Bullet/Gun perforator.........................................................................3

2.2. Shape charge/ Jet perforator.............................................................4


3.

Kondisi kerja perforasi..........................................................................5


3.1. Conventional overbalance................................................................5
3.2 Underbalance...................................................................................... 6

4.

Teknik/cara perforasi............................................................................ 6
4.1. Wireline conveyed perforation..........................................................7
4.1.1. Wireline conveyed perforation....................................................7
4.1.2. Wireline conveyed tubing gun....................................................7
4.2. Tubing conveyed perforator (TCP).....................................................8

PERFORASI

1. Pengertian
Suatu kegiatan pembuatan lubang menembus casing dan
semen sehingga terjadi komunikasi antara formasi dengan sumur
yang mengakibatkan fluida formasi dapat mengalir ke dalam
sumur, disebut perforasi.

Gb.1 Gambar Proses Kegiatan Perforasi

2. Perforator
Untuk melakukan perforasi, digunakan perforator yang
dibedakan atas dua tipe perforator, yakni:
a. Bullet/Gun perforator
b. Shape charge/ Jet perforator

2.1. Bullet/Gun perforator


Komponen utama dari bullet perforator meliputi :
a. Fluid seal disk: pengaman agar fluida sumur tidak masuk ke
dalam alat.
b. Gun barrel
c. Badan gun dimana barrel disekrupkan dan untuk menempatkan
sumbu (ignitor) dan propellant (peluru) dengan shear disk
didasamya, untuk memegang bullet ditempatnya sampai tekanan
maksimum dicapai karena terbakarnya powder.
d. Electric wire : Kawat listrik yang meneruskan arus untuk
pengontrolan pembakaran powder charge.
Gun body terdiri silinder panjang terbuat dari besi yang
dilengkapi dengan suatu alat kontrol untuk penembakan. Sejumlah
gun/susunan gun ditempalkan dengan interval tertentu dan
diturunkan kedalam sumur dengan menggunakan kawat (electric
wire-line cable) dimana kerja gun dikontrol dan permukaan melalui
wire line untuk melepaskan peluru (penembakan) baik secara
sendiri-sendiri maupun serentak.

Gb.2 Gambar Bullet/Gun Perforator

2.2. Shape charge/ Jet perforator


Prinsip kerja jet perforator berbeda dengan gun perforator,
bukannya gaya powder yang melepas bullet tetapi powder yang
eksplosif diarahkan oleh bentuk powder chargenya menjadi suatu
arus yang berkekuatan tinggi yang dapat menembus casing, semen
dan formasi.

Gb.3 Gambar Shape Charge/ Jet Perforator

3. Kondisi kerja perforasi


3.1. Conventional overbalance
Merupakan kondisi kerja di dalam sumur dimana tekanan
formasi dikontrol oleh fluida/lumpur komplesi, atau dengan kata lain
bahwa tekanan hidrostatik lumpur (Ph) lebih besar dibandingkan
.tekanan formasi (Pf), sehingga memungkinkan dilakukan perforasi,
pemasangan tubing dan perlengkapan sumur lainnya.
Cara overbalance ini, umumnya digunakan pada
a. Komplesi multizona.
b. Komplesi gravel-pack (cased hole).
c. Komplesi dengan menggunakan liner.
d. Komplesi pada casing intermediate.
Masalah/problem yang sering timbul dengan teknik overbalance ini
adalah :
a. Terjadinya kerusakan formasi (damage) yang lebih besar, akibat
reaksi antara lumpur komplesi dengan mineral-mineral batuan
formasi.
b. Penyumbatan oleh bullet/charge dan runtuhan batuan.
c. Sulit mengontrol terjadinya mud-loss dan atau kick.
d. Clean-up sukar dilakukan.

3.2 Underbalance
Merupakan kebalikan dari overbalance, dimana tekanan
hidrostatik lumpur komplesi lebih kecil dibandingkan tekanan
formasi. Cara ini sangat cocok digunakan untuk formasi yang

sensitif/reaktif dan umumnya lebih baik dibandingkan overbalance,


karena :
a. Dengan Ph
b. Tidak memungkinkan terjadinya mud-loss dan skin akibat reaksi
antara lumpur dengan mineral batuan.
c. Clean up lebih cepat dan efektif.

4. Teknik/cara perforasi
Berdasarkan cara menurunkan gun ke dalam sumur, ada dua teknik
perforasi, yaitu :
a. Teknik perforasi dengan wireline (wireline conveyed perforation)
b. Teknik perforasi dengan tubing (tubing conveyed perforation).

Gb.4 Gambar Teknik/Cara Perforasi

4.1. Wireline conveyed perforation


Pada sistem ini gun diturunkan kedalam sumur dengan
menggunakan wireline (kawat iistrik).

4.1.1. Wireline conveyed perforation


Biasanya menggunakan gun berdiameter besar.
Kondisi kerja perforasi dengan teknik ini adalah overbalance,
sehingga tidak terjadi aliran setelah perforasi dan menara
pemboran dengan blow out preventer (BOP) masih tetap
terpasang untuk penyelesaian sumur lebih lanjut.

4.1.2. Wireline conveyed tubing gun


Gun berdiameter kecil dimasukkan kedalam sumur
melalui x-mastree dan tubing string, setelah tubing dan
packer terpasang di atas interval perforasi. Penyalaan gun
dilakukan pada kondisi underbalance dan untuk operasi ini,
umumnya tidak diperlukan menara pemboran tetapi cukup
dengan lubricator (alat kontrol tekanan) atau snubbing unit.

4.2. Tubing conveyed perforator (TCP)


Gun berdiameter besar dipasang pada ujung bawah tubing
atau ujung tail-pipe yang diturunkan kedalam sumur bersama-sama
dengan tubing string. Setelah pemasangan Xmastree dan packer,
perforasi dilakukan secara mekanik dengan menjatuhkan bar atau
go-devil melalui tubing yang akan menghantam firing-head yang
ditempatkan di bagian atas perforator. Perforasi dapat dilakukan
baik pada kondisi overbalance maupun underbalance dan setelah
perforasi dilakukan, gun dibiarkan tetap tergantung atau dijatuhkan
ke
dasar
sumur
(rathole).

DAFTAR PUSTAKA
http://wisatailmu01.blogspot.co.id/2016/01/perforasi.html
http://pujimigas.blogspot.co.id/2011/06/well-completion-komplesi-sumur.html
https://hidayatardiansyah.wordpress.com/2008/03/09/mengenal-perforasi-dalamsumur/

Anda mungkin juga menyukai