Anda di halaman 1dari 6

7.3.

PEMBAHASAN
Salah satu faktor yang tidak kalah pentingnya dalam suatu operasi pemboran
adalah penyemenan. Berhasil tidaknya suatu pemboran, diantaranya tergantung dari
berhasil tidaknya penyemenan sumur tersebut. Penyemenan bertujuan untuk
melekatkan casing pada dinding lubang sumur, melindungi casing dari masalah-
masalah mekanis dan fluida formasi yang bersifat korosif, serta untuk memisahkan
zona yang satu dengan zona yang lain dibelakang casing.
Penyemenan condoctor casing bertujuan untuk mencegah terjadinya
kontaminasi fluida pemboran dengan formasi. Penyemenan intermediate casing
bertujuan untuk menutup tekanan formasi abnormal atau untuk mengisolasi daerah
lost circulation. Penyemenan production casing bertujuan untuk mencegah terjadinya
aliran antar formasi dan mencegah terjadinya korosi pada casing.
Centralizer dan scratchers dipasang pada bagian luar casing untuk
menengahkan casing (agar didapatkan cincin semen yang baik) dan membersihkan
dinding lubang bor dari mud cake.
Adapun mekanisme penyemenan adalah yang pertama bubur semen disiapkan
dengan mencampurkan semen kering dengan sebuah water jet. Hasil campuran
diarahkan ke sebuah tangki, dimana akan diuji densitas dan viskositasnya. Bubur
semen kemudian dihisap oleh sebuah pompa yang kuat dan dipompakan pada tekanan
tinggi sehingga masuk ke dalam casing melalui cementing head. Cementing head
menghubungkan top dari casing dengan unit pompa. Pada alat ini terdapat dua katup
penahan yang berfungsi untuk menahan top dan bottom plugs. Alat ini juga
dilengkapi dengan unit pompa semen.
Operasi penyemenan berlanjut dengan membuka katup penahan bottom plug
dan mengerahkan bubur semen melewati top valve. Kemudian bubur semen akan
mendorong bottom plug masuk ke dalam casing sampai plug mencapai dan duduk
diatas float collar. Pemompaan diteruskan hingga meruntuhkan sentral pada plug
yang akan memungkinkan semen agar dapat mengalir lewat dan menempati
sekeliling casing. Jika keseluruhan semen telah tercampur, maka pemompaan
dihentikan dan top plug ditempatkan pada cementing head. Kemudian lumpur
pemboran dipompakan memalui top valve, yang akan mendorong top plug turun ke
dalam casing. Jika top plug telah mencapai bottom plug maka sumur ditutup dan
bubur semen dibiarkan mengeras.
Pada sistem penyemenan juga terdapat cara penyemenan secara multiple stage
cementing. Cara ini digunakan untuk pengeboran deepwater, formasi diatas dan
dibawah zona yang disemen cukup kompak dan cukup jauh, dan menghindari tekanan
pompa yang berlebihan, sehingga dapat mengurangi biaya. Terdapat peralatan
tambahan yang digunakan yaitu stage cementing collar untuk melewatkan bubur
semen setelah penyemenan pertama dilakukan, cement basket untuk menyekat ruang
antara ruang bawah dan ruang atas stage collar, trip plug untuk membuka lubang
pada stage cementing collar, dan shut off plug untuk menutup cementing port
sehingga tidak terjadi aliran balik.
Mekanisme untuk multiple stage cementing pada dasarnya sama dengan yang
single stage cementing. Namun, semen di pompa hingga menuju collar dan ditunggi
hingga kering. Setelah itu, melakukan drop opening bomb untuk menjatuhkan trip
plug yang berfungsi untuk membuka stage cementing collar. Lalu, penyemenan dapat
dilakukan kembali untuk stage berikutnya.
7.4. KESIMPULAN
1. Peralatan penyemenan pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
peralatan diatas permukaan dan peralatan dibawah permukaan.
2. Peralatan penyemenan diatas permukaan meliputi, cementing unit, flow line, dan
cementing head.
3. Peralatan penyemenan dibawah permukaan meliputi, casing, centralizer,
scratchers, peralatan floating, shoe trach, dan cementing plug.
4. Penyemenan bertingkat dapat dilakukan apabila mengalami kondisi sperti
pemboran deepwater, formasi diatas dan dibawah zona yang disemen cukup
kompak dan cukup jauh, serta menghindari tekanan pompa yang berlebihan,
sehingga dapat mengurangi biaya.
5. Menurut tujuannya penyemenan dapat dibagi menjadi lima, yaitu primary
cementing, secondary cementing, squeeze cementing, re-cementing, dan plug back
cementing
6. Primary cementing, sebagai keperluan mendasar cementing, adalah menggunakan
semen sebagai bahan penyekat.
7. Fungsi squeeze cementing yang paling utama adalah memperbaiki primary
cemeting yang kurang baik.
8. Penyemenan conductor casing bertujuan untuk mencegah terjadinya kontaminasi
fluida pemboran.
9. Penyemenan intermediate casing bertujuan untuk menutup tekanan formasi
abnormal dan/atau untuk mengisolasi daerah lost circulation.
10. Penyemenan production casing bertujuan untuk mencegah terjadinya aliran antar
formasi dan mencegah terjainya korosi pada casing.
MINGGUAN
PRAKTIKUM PERAGAAN PERALATAN PEMBORAN
CEMENTING SYSTEM

OLEH :

NAMA : EVEI NURWENTY


NIM : 113170036
PLUG :H

STUDIO PERAGAAN PERALATAN PEMBORAN


JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2018
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM PERAGAAN PERALATAN PEMBORAN
CEMENTING SYSTEM

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Praktikum Peragaan Peralatan Pemboran,


Minggu ketiga, Cementing System, Tahun Akademik 2019, Jurusan Teknik
Perminyakan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta

Disusun oleh:

Nama : Evei Nurwenty

Nim : 113170036

Plug :H

Disetujui untuk Studio

Peragaan Peralatan Pemboran

Oleh :

Asisten Praktikum

Febiasto Bimantoro

113140033

Anda mungkin juga menyukai