Anda di halaman 1dari 128

TUGAS PROGRAM PENDALAMAN 1 MINGGU

13-17 JUNI 2011




Oleh :
Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071






PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
RESERVOIR DAY # 1
1. Jelaskan tentang petroleum system!
2. Apakah source rock dapat mengalirkan minyak?
Petroleum system merupakan sistem batuan di bawah permukaan bumi yang didalamnya
terkumpul sejumlah hidrokarbon. Komponen dari petroleum system adalah sebagai
berikut:
1. Source Rock
Source rocks adalah endapan sedimen yang mengandung bahan-bahan organik yang
dapat menghasilan minyak dan gas bumi ketika endapan tersebut tertimbun dan
terpanaskan. Source rock tidak dapat mengalirkan minyak karena batuan sourece rock
merupakan batuan shale yang tidak porous dan permeable. Source rock mengenerate
hidrokarbon lalu hidrokarbon tersebut akan terekspulsi keluar source rock melewati
batuan yang porous dan permeable hingga bertemu dengan seal sebagai trap
hidrokarbon.
2. Maturasi
Maturasi (kematangan) adalah proses perubahan secara biologi, fisika, dan kimia dari
kerogen menjadi minyak dan gas bumi.
3. Migrasi
Migrasi adalah proses trasportasi minyak dan gas dari batuan sumber menuju
reservoir. Proses migrasi berawal dari migrasi primer (primary migration), yakni
transportasi dari source rock ke reservoir secara langsung. Lalu diikuti oleh migrasi
sekunder (secondary migration), yakni migrasi dalam batuan reservoir nya itu sendiri
(dari reservoir bagian dalam ke reservoir bagian dangkal).
4. Timing
Waktu pengisian minyak dan gas bumi pada sebuah perangkap merupakan hal yang
sangat penting. Karena kita menginginkan agar perangkap tersebut terbentuk sebelum
migrasi, jika tidak, maka hidrokarbon telah terlanjur lewat sebelum perangkap
tersebut terbentuk.
5. Trap
Adalah perangkap hidrokarbon. Terdapat macam-macam perangkap hidrokarbon:
perangkap stratigrafi, perangkap struktur, dan kombinasi.
6. Seal
Seal adalah system batuan penyekat yang bersifat tidak permeable seperti
batulempung.








Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
3. Apa saja jenis-jenis perangkap reservoir?
Perangkap hidrokarbon merupakan sistem bawah permukaan yang memiliki struktur
tertentu yang bertujuan agar migrasi hidrokarbon terhenti, terdapat caprock, ada patahan
kedap aliran agar aliran hidrokarbon terhenti (impermeable), sehingga hidrokarbon
terakumulasi di reservoir.
1. Perangkap struktur
Perangkap struktur adalah sistem yang terbentuk sedemikian rupa sehingga
hidrokarbon yang bermigrasi akan terhenti akibat bentuk struktur lapisan yang
kontinu.













2. Perangkap Stratigrafi
Bentuk struktur lapisan tak kontinu akibat ketidakselarasan (unconformity) sehingga
ada perubahan litology seperti karena erosi.















3. Perangkap Campuran
Adalah perangkap yang terdiri dari perangkapstruktur dan perangkap stratigrafi




Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
4. Apa saja karakteristik batuan?
1. Porositas
Porositas () merupakan perbandingan antara ruang kosong (pori-pori) dalam batuan dengan
volume total batuan yang diekspresikan di dalam
persen.
Porositas batuanPorositas batuan reservoir dapat
diklasifikasikan menjadi dua :
a. Porositas absolute, yang merupakan persen
volume pori-pori total terhadap volume batuan
total.
b. Porositas efektif, yang merupakan persen
volume pori-pori yang saling berhubungan
terhadap volume batuan total.
2. Wettabilitas
Wettabilitas didefinisikan sebagai suatu kecenderungan dari adanya fluida lain yang tidak saling
mencampur. Apabila dua fluida bersinggungan dengan benda padat, maka salah satu fluida
akan bersifat membasahi permukaan benda padat tersebut.
3. Tekanan Kapiler
Tekanan kapiler (pc) didefinisikan sebagai perbedaan tekanan yang ada antara permukaan dua
fluida yang tidak tercampur (cairan-cairan atau cairan-gas) sebagai akibat dari terjadinya
pertemuan permukaan yang memisahkan mereka.
4. Saturasi
Saturasi fluida didefinisikan sebagai perbandingan antara volume pori-pori batuan yang
ditempati oleh fluida tertentu dengan volume pori-pori total pada suatu batuan berpori.
5. Permeabilitas
Permeabilitas didefinisikan sebagai suatu bilangan yang menunjukkan kemampuan dari suatu
batuan untuk mengalirkan fluida.
Permeabilitas terbagi 3:
1. Permeabilitas absolute terhadap cairan (permeability to liquid) adalah
permeabilitas yang diukur dengan mengalirkan liquid dalam kondisi pori-pori
terjenuhi 100% oleh cairan ini.
2. Permeabilitas efiktif adalah permeabilitas saat saturasi fluida masing-masing
kurang dari 100%. Harus spesifik dinyatakan untuk fluida yang mana.
- ko adalah permeabilitas efektif terhadap oil pada suatu harga So
- kw adalah permeabilitas efektif terhadap air pada suatu harga Sw
3. permeabilitas relatif adalah perbandingan antara permeabilitas efektif dengan
permeabilitas maksimum mula-mula hidrokarbon diproduksikan.
Menggambarkan keadaan nyata atau real.
6. Kompressibilitas
Kompressibilitas batuan keseluruhan, yaitu fraksional perubahan volume dari volume batuan
terhadap satuan perubahan tekanan.





Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
5. Apa saja yang termasuk kedalam karteristik fluida?
1. Densitas Minyak.
Berat jenis minyak atau oil density didefinisikan sebagai perbandingan berat minyak terhadap
volume minyak. Densitas minyak dinyatakan dengan spesific gravity. Hubungan berat jenis
minyak dengan spesific gravity didasarkan pada berat jenis air. Sedangkan didalam dunia
perminyakan, spesific gravity minyak sering dinyatakan dalam satuan
o
API (American
Petroleum Instute).
2. Viscositas Minyak
Viskositas minyak adalah besaran yang menunjukkan keengganan fluida untuk
mengalir
3. Kelarutan Gas Dalam Minyak (Rs)
Kelarutan gas dalam minyak (Rs) didefinisikan sebagai banyaknya SCF gas yang terlarut
dalam 1 STB minyak pada kondisi standart 14.7 psia dan 60
o
F
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan gas dalam minyak antara lain :
a. Tekanan reservoir
Bila temperatur dianggap tetap maka Rs akan naik bila tekanannya naik, kecualijika tekanan
gelembung (Pb) telah terlewati.
b. Temperatur reservoir
Jika tekanan dianggap tetap maka Rs akan turun jika temperatur naik.
c. Komposisi gas
Pada tekanan dan temperatur tertentu Rs akan berkurang dengan naiknya beratjenis gas.
d. Komposisi minyak
Pada temperatur dan tekanan tertentu Rs akan naik dengan turunnya berat jenisminyak.
4. Faktor Volume Formasi Minyak (Bo)
Faktor volume formasi minyak didefinisikan sebagai volume dalam barrel pada kondisi
reservoir yang ditempati oleh satu stock tank barrel minyak termasuk gas yang terlarut. Atau
dengan kata lain perbandingan antara volume minyak termasukgas yang terlarut pada kondisi
reservoir dengan volume minyak pada kondisistandard (14,7 psia, 60
O
F).
5. Kompresibilitas Minyak
Kompressibilitas minyak didefinisikan sebagai perubahan volume minyak akibat adanya
perubahan tekanan.
6. Tekanan gelembung/tekanan saturasi (p
b
)
Tekanan gelembung didefinisikan sebagai tekanan dimana saat pertama kali
gelembung gas keluar dari fasa minyak.












Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
6. Apakah yang dimaksud dengan fluida reservoir?
Fluida reservoir adalah fluida hidrokarbon yang terdapat didalam reservoir yang dapat
diproduksikan secara ekonomis dari dalam reservoir ke permukaan. Ada 5 jenis fluida
reservoir:
1. Dry Gas
2. Wet Gas
3. Condensate Gas
4. Volatile Oil
5. Black Oil





































Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
7. Gambarkan diagram fasa secara umum!

1. Gambar diagram fasa 1 komponen













2. Gambar diagram fasa 2 komponen
























Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
8. Gambarkan phase envelope dari wet gas dan gas condensate?
1. Wet Gas:
- Gas retrograde mengandung campuran metana (utama) dengan sejumlah
hidrokarbon berukuran intermediet (etana hingga butane).
- Wet gas selalu berada dalam keadaan
gas ketika berada di reservoir
- Pada saat fluida mengalir dari dasar
sumur ke permukaan, sebagian fasa
cair terkondensasi karena penurunan
tekanan dan temperatur.
- Kondisi separator di permukaan
berada di dalam kurva-dua-fasa
sehingga pada kondisi ini cairan
(minyak) akan terkondensasi dari fasa
gas-nya. Minyak yang terkondensasi
ini disebut sebagai condensate.



2. Condensate Gas:
- Gas retrograde mengandung campuran metana (utama) dengan sejumlah
hidrokarbon berukuran molekul kecil.
- Seiring dengan berkurangnya tekanan di reservoir karena produksi, tekanan
gas akan melewati dew point line sehingga gas terkondensasi.
- Dengan bertambahnya penurunan tekanan di reservoir, saat tekanan mencapai
titik 3, liquid kembali menguap. Fenomena inilah yang disabut sebagai
retrograde (mencair kemudian menguap kembali)










Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
RESERVOIR DAY # 2
1. Apabila suatu lapangan ditemukan dengan keadaan tekanan di bawah
tekanan bubble point, apakah fluida reservoir dari lapangan tersebut
sudah dapat ditentukan?
Dari kelima jenis fluida reservoir, reservoir yang tekanannya melewati tekanan bubble point ada
2 jenis, yaitu Black Oil dan Volatile Oil.








Di sisi lain, terdapat beberapa indicator juga yang bisa dijadikan pedoman untuk menentukan
jenis fluida reservoirnya (antara Black Oil dan Volatile Oil), yaitu:










Dari indicator tersebut, sebagian besar parameter yang dijadikan pedoman merupakan parameter-
parameter yang bisa diketahui setelah melewati proses PVT di laboratorium. Jika kita ingin
mengetahui jenis fluid reservoir langsung di lapangan, cara yang paling memungkinkan adalah
dengan melihat warna dari hidrokarbon yang terproduksi seperti table yang terlampir di atas.
Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
2. Apakah yang dimaksud dengan cadangan?

Perkiraan jumlah minyak mentah, gas alam, gas condensate, fasa cair yang diperoleh dari
gas alam, dan material lainnya (mis. sulfur), yang dianggap bernilai komersial untuk
diambil dari reservoir dengan menggunakan teknologi yang ada pada suatu saat dalam
keadaan ekonomi dan dengan peraturan yang berlaku pada saat yang sama
Menghitung cadangan pada tahap sebelum produksi
- metode volumetrik (yang bersifat deterministik)
- metode probabilistik (mis. metode simulasi Monte Carlo)

Menghitung cadangan pada tahap setelah produksi:
- metode material balance
- metode simulasi numerik
- Decline curve

Metode volumetrik (yang bersifat deterministik)
- Merupakan metode perhitungan cadangan paling sederhana
- Reservoir dipandang sebagai sebuah wadah dengan geometri atau bentuk
sederhana (mis. bentuk kotak, kerucut, atau lingkaran)











P10 = P1(Proven) = 1P
P50 = P2 (Probable)+ P1(Proven) = 2P
P90 = P3 (Possible) + P2 (Probable)+
P1(Proven) = 3P






Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
3. Apa saja jenis-jenis cadangan? Gambarkan diagram pohonnya! Pada saat
seperti apakah suatu cadangan dapat dikelompokkan sebagai Proven,
Possible, dan Probable!



Proved reserves (cadangan terbukti)
- Jumlah hidrokarbon yang berdasarkan data geologi dan engineering dapat diperkirakan
dengan tingkat kepastian yang pantas (reasonable) dan dapat diambil dengan
menggunakan teknologi dalam keadaan ekonomi dan dengan peraturan yang berlaku
pada suatu saat
- Proved apabila produktivitas komersial didukung oleh data produksi aktual atau oleh data
hasil pengujian
- Seringkali harus ditentukan berdasarkan data core, log, atau pengujian lainnya

Meliputi:
a. Daerah yang telah delineated oleh pemboran dan, jika ada, dengan batas fluida yang jelas
; Jika tidak ada batas fluida, volume HC didasarkan pada letak HC terbawah yang
diketahui (the lowest known occurrence - LKO).
b. Daerah yang belum dibor namun berdasarkan data geologi dan engineering terbukti
sebagai daerah produktif dan bernilai komersial.

Berdasarkan status produksi:
a. Proved developed, daerah di mana instalasi fasilitas produksi dan transportasi sudah pasti
dapat dilakukan.
b. Proved undeveloped, daerah di mana lokasinya berada dalam atau berbatasan langsung
dengan daerah proved producing masih dapat dikembangkan dengan menambah sumur
(infill wells)dapat dikembangkan dengan memperdalam sumur memerlukan biaya yang
lebih tinggi untuk penyelesaian sumur dan instalasi peralatan produksi.

Probable reserves (cadangan mungkin)
- Jumlah hidrokarbon yang berdasarkan data geologi dan engineering mempunyai
kemungkinan terambil lebih besar dari kemungkinan tidak terambil.
Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
- Jika menggunakan metode probabilistik, tingkat kemungkinan proved reserves+probable
reserves min 50%

Meliputi:
a. Daerah di luar batas proved atau merupakan bagian terbawah dari struktur yang
diperkirakan ada HC
b. Daerah produktif yang hanya disimpulkan dari data log (tidak didukung data lainnya
sehingga dipandang kurang pasti
c. Daerah yang jika dilakukan infill drilling dapat menjadi proved reserves
d. Diperoleh dengan EOR yang telah terbukti berhasil sebelumnya (namun belum terbukti
dgn pilot project)

Possible reserves (cadangan harapan)
- Jumlah hidrokarbon yang berdasarkan data geologi dan engineering mempunyai tingkat
kemungkinan terambil lebih rendah dari tingkat kemungkinan terambil probable reserves
- Jika menggunakan metode probabilistik, tingkat kemungkinan proved reserves +
probable reserves + possible reserves minimal 10%

Meliputi:
a. Daerah di luar batas probable yang berdasarkan ekstrapolasi struktur atau stratigrafi dapat
terjadi
b. Daerah produktif yang dapat disimpulkan dari data log+data core ttp belum dapat
ditentukan scra komersial
c. Diperoleh dari infill drilling namun mempunyai ketidakpastian dalam teknis pelaksanaan
d. Diperoleh dengan IOR namun belum terbukti dengan pilot project dan/atau data reservoir
meragukan
e. Daerah dalam formasi yang terpisah dari daerah proved oleh patahan dan interpretasi
geologi menunjukkan daerah tersebut lebih rendah dari daerah proved













Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
4. Bagaimana metode untuk penentuan cadangan sebelum dan sesudah
produksi?
Menghitung cadangan pada tahap sebelum produksi
- metode volumetrik (yang bersifat deterministik)
- metode probabilistik (mis. metode simulasi Monte Carlo)

Menghitung cadangan pada tahap setelah produksi:
- metode material balance
- metode simulasi numerik
- Decline curve

a. Metode volumetrik (yang bersifat deterministik)
- Merupakan metode perhitungan cadangan paling sederhana
- Reservoir dipandang sebagai sebuah wadah dengan geometri atau bentuk
sederhana (mis. bentuk kotak, kerucut, atau lingkaran)








b. metode probabilistik (mis. metode simulasi Monte Carlo)


P10 = P1(Proven) = 1P
P50 = P2 (Probable)+ P1(Proven) = 2P
P90 = P3 (Possible) + P2 (Probable)+
P1(Proven) = 3P






c. Metode material balance
d. metode simulasi numerik

Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
5. Jelaskan bagaimana kita bisa mendapatkan luas area berdasarkan Peta
Isopach karena peta tersebut merupakan peta kedalaman!
Luas daerah reservoir yang cadangannya akan dihitung, dapat ditentukan untuk tiap interval
produktif yang saling tidak berhubungan satu sama lain (atau kadang-kadang uga untuk tiap unti
endapan batuan yang berbeda) yang ada di dalam reservoir. Yang jelas, luas daerah akan
ditentukan oleh daerah di mana cadangannya akan dihitung berdasarkan klasifikasi cadangan.
Untuk membuat peta daerah yang mengandung hidrokarbon sebagai fungsi dari kedalama,
diperlukan titik-titik terdangkal dan terdalam di dalam reservoir, di mana hidrokarbon dapat
ditemukan dalam setiap sumur yang telah dibor. Biasanya, yang digunakan sebagai sumber
informasi adalah data well log dan data core dari masing-masing sumur yang ada.
Untuk daerah yang tidak/belum ada sumur, biasanya digunakan informasi menurut peta seismic.
Setelah peta daerah terbentuk, maka dengan menggunakan planimeter dibuat diagram yang
menghubungkan elevasi kontur terhadap area yang dibatasi kontur tersebut.
Cara lain untuk menghitung luas daerah reservoir yaitu dengan mengukur luas daerah dalam pera
isopach. Peta isopach yaitu peta yang menggambarkan garis yang menghubungkan titik-titik
dengan ketebalan formasi yang sama. Mengukur luas daerah dalam peta isopach dengan
menggunakan planimeter untuk setiap kontur ketebalan. Dengan metode ini, bisa diperoleh juga
volume dalam area tersebut dengan cara plot antara luas daerah dengan ketebalan. Volume-nya
dihitung dengan cara mengintegrasi kurva yang diperoleh.














Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
6. Ketebalan apakah yang digunakan untuk penentuan OOIP? Bagaimana
cara mendapatkan ketebalan tersebut? Apakah kita bisa mendapatkan
ketebalan berdasarkan core?
Di dalam suatu reservoir, hamper selalu terdapat interval batuan shale yang mempunyai
porositas dan permeabilitas yang rendah atau batuan lain yang mengandung saturasi air yang
tinggi sehingga tidak diperhitungkan dalam penentuan cadangan.
Lapisan ini dikatakan sebagai lapisan tidak produktif atau non-pay dan oleh karenanya
harus dikurangkan dari ketebalan (gross), h
t
, reservoir untuk mendapatkan ketebalan bersih, h
n
.
Perkiraan h
n
dan net-to-gross ratio, h
n
/h
t
, merupakan tahap kritis karena pengaruhnya yang besar
pad apenentuan volume hidrokarbon. Scriptner method
Umumnya ketebalan lapisan tidak produktif dihitung berdasarkan harga porositas dari
data core dan data log. Untuk digunakan batas bawah harga permeabilitas yang disebut dengan
permeability cut-off, maka selang tersebut tidak produktif. Namun, data permeabilitas umumnya
tidak dapat dihitung secara meyakinkan dari data log sehingga digunakan suatu korelasi bahwa
permeabilitas adalah fungsi dari porositas, sehingga diketahui porosity cut-off. Berdasarkan
harga ini, kemudian net-pay ditentukan dengan menjumlahkan seluruh interval yang mempunyai
porositas lebih besar dari porosity cut-off. Sudah tentu cara ini dapat menghilangkan interval
yang walaupun mempunyai permeabilitas rendah namun mengandung hidrokarbon yang dapat
bergerak (movable). Dalam perhitungan cadangan, hal ini dapat berpengaruh besar karena
hidrokarbon dalam situasi seperti itu tetap dapat diproduksikan dengan cara proses imbibisi,
misalnya dengan injeksi air. Dengan kata lain, pengunaan cut-off berdasarkan data log, dapat
mengakibatkan harga net-pay yang terlalu kecil (underestimate).



Ketebalan juga bisa ditentukan dari core. Salah satu jenis core yang digunakan untuk
menentukan ketebalan yaitu jenis whole core. Dari core tersebut, dapat diketahui secara langsung
di kedalaman mana saja yang mengandung saturasi air yang rendah, porositas yang tinggi, serta
permeabilitas yang tinggi pula.


Dari data loggin,
diperoleh ketebalan
net gross. Ketebalan
ini perlu dikonfimasi
dengan data core
untuk mendapatkan
data ketebalan net-
pay.
Untuk memperoleh
ketebalan net-pay
dari data core,
ditentukan terlebih
dahulu permeabilitas
cut-off berdasarkan
korelasi dari
porositas cut-off.
Data porositas dan
permeabilitas yang
di bawah nilai cut-off
akan dibuang dari
net-gross, sehingga
akan mendapatkan
ketebalan net-pay.
Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
7. Apakah yang dimaksud dengan penentuan cadangan secara deterministik
dan probabilistic?
a. Metode volumetrik (yang bersifat deterministik)

Metode volumetric deterministic biasanya menggunakan harga rata-rata dari variable
penentuan cadangan tersebut, antara lain:
- Ketebalan
- Porositas
- Saturasi air
- Formation Volume Faktor
- Recovery Factor
Harga rata-rata ini dapat dihitung dan didefinisikan sebagai daerah proven, probable, atau
possible, dapat digunakan untuk menghitung cadangan proven, probable atau possible
dengan memakai persamaan sebagai berikut:







- Merupakan metode perhitungan cadangan paling sederhana
- Reservoir dipandang sebagai sebuah wadah dengan geometri atau bentuk
sederhana (mis. bentuk kotak, kerucut, atau lingkaran)

b. Metode probabilistik (misalnya metode simulasi Monte Carlo)

Metode ini mengganti definisi proven, probable, dan possible dengan konsep
probabilitas. Dengan cara ini, cadangan diklarifikasikan berdasarkan tingkat probabilitas
(kemungkinan) harga yang terhitung. Hal ini ditentukan menurut kurva distribusi
probabilitas untuk tiap parameter dalam persamaan yang digunakan untuk menghitung
cadangan.

P10 = P1(Proven) = 1P
P50 = P2 (Probable)+ P1(Proven) = 2P
P90 = P3 (Possible) + P2 (Probable)+
P1(Proven) = 3P


Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
8. Jelaskan mengenai distribusi segitiga dan segi empat! Kapan kita harus
menggunakan distribusi segitiga dan segi empat?
Distribusi segitiga dan segiempat merupakan perhitungan untuk melakukan simulasi Monte
Carlo.
Simulasi adalah cara untuk memodelkan keadaan sebelumnya. Simulasi Monte Carlo adalah
simulasi menggunakan random number (bilangan acak) dari rumus matematik tertentu. Bilangan
acak digunakan untuk memperbanyak populasi besaran-besaran yang diamati.
Dalam simulasi kita mencari distribusi besaran yang diamati (misalnya: cadangan) berdasarkan
pengetahuan kita atas distribusi besaran-besaran yang mempengaruhinya sehingga kita dapat
mengetahui kelakukan termasuk resikonya.
Dalam penentuan cadangan menggunakan simulasi Monte Carlo, besaran-besaran yang
mempengaruhinya antara lain:
- Luas
- Ketebalan
- Recovery Factor
Metode perhitngan distribusi terdapat berbagai macam metode, antara lain:
- Distribusi Normal
- Distribusi Log normal
- Distribusi Segi tiga
- Distribusi Segi empat
Makin sedikit pengetahuan kita (minimum dan maksimum diketahui), maka makin sederhana
distribusinya, yaitu distribusi segi empat.
- Distribusi Segi Empat
Distribusi ini dipakai jika data yang diketahui hanya minimum data dan maksimum data.
Persamaan umumnya:

X = X
min
+ (RN)*(X
max
X
min
)

Catatan: random number merepresentasikan probabilitas kumulatif yang berupa fraksi,
minimum nol dan maksimum satu.
X merupakan variable data yang ingin dibuat distribusinya.

- Distribusi Segi Tiga
Dsitribusi ini dipakai jika data yang diketahui terdiri atas minimum data, maksimum data,
dan data yang sering muncul (most probable)
Persamaan umumnya:
- Untuk RN =
( )
(
maka = + | |
- Untuk RN > m maka = + |1 1 (1 )|

Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
RESERVOIR DAY # 3
1. Sebutkan tugas seorang Reservoir Engineer!

- Bersama-sama dengan geologist dan petrophysicists, menghitung atau melakukan
estimasi isi minyak dan/atau gas di tempat,
- menentukan jumlah minyak dan/atau gas yang dapat diperoleh (recoverable)
- menentukan jangka waktu perolehan
- melaksanakan pekerjaan teknik reservoir operasional sehari-hari.
- mengidentifikasi dan mendefinisikan suatu reservoir
- menentukan sifat-sifat fisik reservoir
- memperkirakan mekanisme pendorongan
- memperkirakan kinerja reservoir
- menentukan jumlah minyak dan tingkat perolehan
- menentukan kontrol operasi dan waktu yang tepat.


























Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
2. Apakah yang dimaksud dengan porositas? Bagaimana cara mendapatkan
porositas? Bagaimana rumus dari porositas?
Porositas
Porositas merupakan volume pori-pori atau rongga batuan relatif terhadap volume batuan
itu. Atau bisa dikatakan porositas adalah presentase atau fraksi volume pori atau rongga
atau celah rekahan terhadap volume batuan.
p
Gambar 1.1 Beberapa bentuk packing: (a) Kubus, (b) rhombohedral.


Parameter-parameter yang mempengaruhi porositas adalah:
1. Distribusi ukuran butir
2. Kebundaran (angularity),
3. Bentuk butir
4. Packing
5. Kompaksi
6. Sementasi
Rumus porositas:
=

x 100%
Penentuan porositas:
1. Dengan data logging
Log yang digunakan untuk mengukur porositas in-situ adalah Sonic Log, Density Log
dan Neutron Log.
2. Pengukuran di Lab
1) Gas porosimeter
2) Solvent Ekstraction

Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
3. Porositas apa yang digunakan untuk pengukuran OOIP? Logging atau
coring?

Porositas yang digunakan didalam pengukuran OOIP adalah porositas dari data logging
yang dikorelasi dengan data coring. Hal ini karena, porositas yang didapatkan dari data
logging lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan data coring yang hanya diambil
pada kedalaman tertentu. Namun, porositas dari data logging kurang akurat dikarenakan
banyaknya gangguan saat pengukuran loging. Oleh karena itu, porositas dari data loging
harus dikoreksi dari data porositas yang didapatkan dari coring.





































Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
4. Apakah yang dimaksud dengan saturasi? Tuliskan rumusnya!


Saturasi Fluida
Saturasi merupakan prosentasi atau fraksi volume pori yang ditempati oleh fluida.
Saturasi fluida merupakan tingkat kandungan fluida di dalam pori-pori batuan yang
dinyatakan dalam fraksi atau prosentase volume pori-pori.

Rumus Saturasi


S
w
= air (cc) / Volume pori (cc)
S
o
= minyak (cc) / Volume pori (cc
S
g
= 1 Sw So











Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
5. Bagaimana mendapatkan nilai dari saturasi?
Ada dua metode untuk menentukan saturasi awal fluida di dalam batuan reservoir.
1. Metode langsung adalah dengan mengukur saturasi dari sampel core yang diambil
dari formasi.
2. metode tidak langsung menentukan saturasi dengan mengukur sifat-sifat batuan yang
berkaitan dengan saturasi.
Beberapa metode pengukuran saturasi di Lab adalah:
(a) Retort method
(b) Modified ASTM extraction method
(c) Centrifuge method

Pengukuran Saturasi Menggunakan Retort Method
Cara kerja metode ini adalah dengan memanaskan core sample untuk menguapkan
minyak dan air di dalam core. Minyak dan air yang menguap kemudian ditampung dalam
wadah khusus.



Gambar 1.23 Retort distillation apparatus.
Saturasi kemudian dihitung menggunakan persamaan ini.
Sw = air (cc) / Volume pori (cc)
S
o
= minyak (cc) / Volume pori (cc
S
g
= 1 Sw So
Pengukuran Saturasi Dari Data Logging
Penentuan saturasi dari data logging dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu:
(1) metode yang digunakan pada formasi yang bersih (clean formation) dan
(2) metode yang digunakan pada formasi yang mengandung clay atau shale (shaly
formations).

Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
6. Bagaimana cara mendapatkan distribusi Sw di reservoir?

Distribusi saturasi air di reservoir didapat dengan menggunakan kurva Pc vs Sw. Kurva
Pc vs Sw ini dapat dikonversi menjadi kurva depth vs Sw. Sehingga didapatkan distribusi
fluida pada setiap ketinggian.
Karena data Pc vs Sw pada tiap sumur berbeda-beda maka dibuatlah perata-rataan kurva
Pc vs Sw dengan cara dinormalisasi dengan J(Sw) yang merupakan fungsi dari Pc pada
setiap Sw, porositas, permeabilitas.






Tiga factor penting mengenai saturasi fluida:

1. Sat ur asi f l ui da akan ber var i asi dar i s at u t empat ke t empat l ai n
dal amreservoir.
2. Jika minyak diproduksikan maka tempatnya di reservoir akan digantikan
oleh air dan atau gas bebas.
3. Saturasi minyak dan saturasi gas sering dinyatakan dalam istilah pori -pori
yang diisi oleh hidrokarbon.


Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
7. Distribusi saturasi air di reservoir didapat dengan menggunakan kurva
Pc vs Sw

Distribusi saturasi air di reservoir didapat dengan menggunakan kurva Pc vs Sw. Kurva
Pc vs Sw ini dapat dikonversi menjadi kurva depth vs Sw. Sehingga didapatkan distribusi
fluida pada setiap ketinggian.
Karena data Pc vs Sw pada tiap sumur berbeda-beda maka dibuatlah perata-rataan kurva
Pc vs Sw dengan cara dinormalisasi dengan J(Sw) yang merupakan fungsi dari Pc pada
setiap Sw, porositas, permeabilitas.






Tiga factor penting mengenai saturasi fluida:

1. Sat ur asi f l ui da akan ber var i asi dar i s at u t empat ke t empat l ai n
dal amreservoir.
2. Jika minyak diproduksikan maka tempatnya di reservoir akan digantikan
oleh air dan atau gas bebas.
3. Saturasi minyak dan saturasi gas sering dinyatakan dalam istilah pori -pori
yang diisi oleh hidrokarbon.

Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
8. Apakah perbedaan dari Swirr dan Swc? Dimanakah terjadi Swirr dan
Swc di reservoir?

Connate water adalah air yang belum terganggu di reservoir hidrokarbon (sudah ada dari
awal terbentuk reservoir hidrokarbon). Termasuk irreducible water ataupun non-
irreducible water, air pada zona transisi.
Saturasi air initial (Swi) atau connate water saturation (Swc) adalah kondisi saturasi air
saat reservoir belum diproduksi, nilainya bervariasi secara vertikal.
Irreducible water saturation (Swirr) adalah saturasi air yang tidak dapat direduce lagi
pada kondisi reservoir.
Swc Swirr. Swc > Swirr saat pendesakan oil ke water tidak sempurna (migrasi berhenti
duluan)

Swirr terjadi pada reservoir yang telah diproduksikan, sedangakan
Swc terjadi pada reservoir ketika pertama kali reservoir ditemukan.































Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
RESERVOIR DAY # 4
1. Bagaimana cara menentukan wettability? Apakah nilai dari wettability dapat
dihitung?

- Sifat Kebasahan Batuan adalah sifat kemudahan batuan untuk dapat dibasahi oleh
suatu fluida (wettability atau rock wettability)
- Sifat sebagai akibat interaksi antara batuan (permukaan butir-butir pembentuk
batuan) dan fluida yang terkandung di dalam pori-pori batuan itu.
- Interaksi yang dimaksud adalah gaya tarik-menarik muatan negative dan positif
ion dan atau permukaan yang terionisasi.

Sudut kontak () :
- Receiding (statik)
- Advancing (dinamik)
- Hysteresis


0 70
o
water wet
70 110
o
intermediet wet
110 180
o
oil wet

Sifat-sifat kebasahan secara kualitatif:
1. Weakly water wet
2. Intermediate
3. Neutral
4. Mixed wet
5. Weakly oil-wet


Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
2. Gambarkan kurva kr vs Sw!
















Sw = Swirr Saturasi air yang sudah tidak bisa di desak lagi

Kurva Kr vs Sw ini diperoleh dengan melakukan percobaan percobaan SCAL (Special
Core Analysis)
Persamaan korelasi yang diperlukan untuk menghitung permeabilitas relative ini adalah:
- A.T. Corey Correlation
- M.B. Standing Correlation

Dalam perhitungannga memakai kedua korelasi tersebut, dipilih hasil yang paling sesuai
dengan data sebenarnya. Data yang paling sesuai adalah grafik kr vs Sw dari korelasi
tersebut yang paling menyerupai data sebenarnya.






Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
3. Bagaimana cara mengukur permeabilitas absolute dan permeabilitas
relative?

Permeabilitas absolute

Untuk dapat mengukur permeabilitas absolute, yaitu dengan cara melakukan percobaan
di laboratorium.

Alat yang digunakan untuk menghitung permeabilitas absolute di laboratorium yaitu:
- Haslerr permeameter
- Gas permeameter
Kedua alat tersebut memiliki prinsip kerja yang sama, yaitu dengan menggunakan 1 jenis
fluida tertentu (dalam hal ini bisa liquid atau gas(jika gas, perlu dikorelasi karena adanya
gas slipage)), maka dilakukan proses pendesakan satu fluida tersebut pada suatu core
sample, kemudian digunakan hukum Darcy.
=


Dimana:
- Q = laju alir fluida.
- A = luas permukaan core sample
- P = perbedaan tekanan yang diberikan saat melakukan percobaan
- = viskositas fluida
- L = jarak tempuh pendesakan (panjang core)


Permeabilitas relative
Untuk dapat mengukur permeabilitas relative, yaitu dengan cara melakukan percobaan
SCAL (Special Core Analysis)
Persamaan korelasi yang diperlukan untuk menghitung permeabilitas relative ini adalah:
- A.T. Corey Correlation
- M.B. Standing Correlation
Dalam perhitungannga memakai kedua korelasi tersebut, dipilih hasil yang paling sesuai
dengan data sebenarnya. Data yang paling sesuai adalah grafik kr vs Sw dari korelasi
tersebut yang paling menyerupai data sebenarnya



Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
4. Gambarkan kurva Pc vs Sw untuk proses imbibisi dan drainage serta
jelaskan! Apakah aplikasi dari Pc vs Sw di reservoir?













Drainage

Pada saat awal migrasi minyak dari source rock menuju reservoir, minyak mulai
mendesak zona air. Di dalam reservoir yang water wet, maka minyak merupakan fluida
yang non-wetting phase terhadap batuan tersebut, sehingga pada proses ini terjadilah
proses drainage, yaitu proses pendesakan minyak sebagai fluida non-wetting phase yang
mendesak air sebagai fluida wetting phase.

Maka, saat awal proses drainage, saturasi awalnya adalah 100% water, sehingga tampak
seperti pada gambar, yaitu mulai pendesakannya dari sebelah kanan kurva tersebut (saat
Sw = 100%). Saat keadaan tersebut, dibutuhkan tekanan minimal tertentu (yang
direpresentasikan sebagai tekanan kapiler) untuk minyak dapat masuk ke dalam pori-pori
batuan terbesar. Hal ini dikarenakan air lebih suka dengan pori-pori yang kecil, sehingga
minyak masuk melalui pori-pori yang terbesar terlebih dahulu. Tekanan minimal yang
dibutuhkan minyak untuk masuk ke pori-pori terbesar ini disebut threshold pressure.

Minyak terus mendesak air hingga ke pori-pori terkecil, sehingga tekanan kapiler yang
dibutuhkan juga semakin besar. Hingga pada suatu kondisi Swirr, yaitu saturasi air yang
tidak dapat didesak lagi, maka tekanan kapiler yang dibutuhkan untuk mendesak Swirr
ini sangat besar.


Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
Imbibisi
Saat mulai produksi atau saat dilakukan injeksi air, maka yang terjadi di pori-pori adalah
saturasi oil menurun karena terproduksi dan saturasi water meningkat karena melakukan
pendesakan. Maka pada tahapan ini, terjadi proses imbibisi, yaitu proses pendesakan
water sebagai fluida wetting-phase mendesak minyak sebagai fluida non-wetting phase.
Aplikasi pada proses imbibisi ini adalah injeksi air. Dalam proses injeksi air, maka air
mendesak dan melakukan penyapuan kepada minyak sehingga pori-pori terisi air. Pori-
pori ini akn terus terisi air hingga saturasi air maksimal yaitu saat jumlah saturasi oil
menuju Sor (saturasi oil residual yang sudah tidak bisa didesak lagi).





















Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
5. Bagaimana cara mendapatkan WOC selain berdasarkan kurva Pc vs Sw
Cara mendapatkan WOC selain berdasarkan kurva Pc vs Sw adalah dengan logging.










Dari logging, yang kita gunakan yaitu adalah resistivity log. Macam-macam resistivity
log yang digunakan yaitu:
- Di Flushed Zone (Rxo) = microlog, micro lateralog, proximity log, MSFL.
- Di Invaded Zone (Ri) = short normal, medium induction log, lateralog-8
- Di Uninvaded Zone (Rt) = Log normal, deep induction log, deep lateralog.

Jika pada zona WBZ dan menggunakan fresh mud, maka bacaan Rxo > Ri > Rt.
Sedangkan pada OBZ dan menggunakan fresh mud, maka bacaan Rxo > Ri < Rt (atau
kurang lebih memiliki nilai yang hamper serupa). Pada kondisi ini jika menggunakan
fresh mud, maka dapat jelas diketahui zona oil dan water dari pembacaan Ri dan Rt.

Jika pada zona WBZ dan menggunakan salt mud, makan bacaan Rxo = Ri = Rt (memiliki
nilai yang serupa). Sedangkan pada zona OBZ dan tetao menggunakan salt mud, maka
bacaan Rxo < Ri < Rt. Pada kondisi ini jika menggunakan salt mud, maka dapat jelas
diketahui zona oil dan water dari pembacaan Ri dan Rt juga.






Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
6. Apakah prinsip dari RFT? Apa saja yang dapat diperoleh dari RFT?
Bagaimana mendapatkan WOC berdasarkan RFT?

Repeat Formation Tester (RFT) ini penggunaannya untuk mengukur tekanan formasi dan
hidrostatik pada kedalaman tertentu.
Dari hasil RFT, dapat ditentukan:
- Estimasi permeability
- Reservoir depletion / over pressure
- Reservoir menerus / terbatas
- Keefisienan water flood
- Density dan kontak fluida formasi
- Kemampuan produksi
- Tekanan fluida yang seimbang.
Dari sampel fluida formasi yang diperoleh (sebanyak 2,75 gallon) tersebut untuk menentukan:
- Perkiraan produksi
- Percent dan jumlah air formasi yang diperoleh
- Water cut
- GOR
- Analisa rinci dari fluida yang diperoleh (PVT)
- Kontak fluida.
Untuk menentukan kontak fluida (dalam hal ini adalah WOC), yaitu dengan mengambil sampel
fluida di atas dan di bawah kontak yang diperkirakan.











Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
7. Apakah yang digambarkan oleh proses imbibisi?










Diatas ini kurva permeabilitas relatif dengan pendesakan imbibisi. Pendesakan imbibisi ini
saturasi air awal = Swirr. Permeabilitas relatif air saat Sw maks tidak bisa mencapai nilai 1
karena air saat proses imbibisi, cenderung memasuki pori-pori berukuran kecil. Pada pori-pori
kecil ini, permeabilitas efektif air juga kecil, sehingga permeabilitas relatifnya juga kecil.















Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
RESERVOIR DAY # 5
1. Apa saja data-data yang diperoleh dari PBU dan PDD?

Data-data yang diperoleh dari PBU











Dari kurva (Pws Pwf) vs log t, bisa dianalisa area Wellbore Storage (WBS). Daerah
yang kita cari adalah daerah yang bebas WBS. Cara mencarinya yaitu saat grafik mulai
menyimpang, kemudian ditambah 1,5 log cycle dari titik tersebut, maka diperoleh data-
data yang bebas WBS dan koefisien WBS.

Data yang bebas WBS ini nantinya dipakai untuk analisan PBU berikutnya.
Dari analisa Horner Plot, digambar grafik Pws vs Log (
+

). Plot data-data yang telah


bebas WBS ke dalam kurva tersebut, maka akan diperoleh permeabilitas, Skin,
kehilangan tekanan akibat skin, dan flow effisiensi.

Dari Horner Plot, bisa juga diperoleh P* yang merupakan pendekatan untuk mengetahui
P reservoir. Caranya yaitu dengan ekstrapolasi dari garis lurus hingga Log (
+

) = 1.
Untuk menentukan tekanan rata-rata dengan menggunakan:
- Metode MBH (Matthews-Brons-Hazebroek)
- Metode MDH (Matthews-Dyes-Hazebroek)
- Metode Dietz
- Metode Ramey dan Cobb

Data-data yang diperoleh dari PDD
Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071


Data yang diperoleh dari analisa PDD antara lain:
- Permeabilitas
- Skin
- Pore volume
- Koefisien WBS
- Kehilangan tekanan akibat skin
- Flow efficiency





Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
2. Bagaimana cara mencari nilai Pore Volume? Apakah nilai dari pore volume
dapat ditentukan dalam kondisi transien?



Saat akan menghitung pore volume, hanya bisa ditentukan saat sudah memasuki rezim PSS. Pore
volume tidak bisa dilakukan pada kondisi aliran transien, karena pada transien ini alirannya
masih terganggun WBS dan belum menyentuh batas reservoir.







Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
3. Apa saja asumsi-asumsi yang berlaku untuk PBU? Gambarkan grafik untuk
PBU!

PBU adalah suatu teknik pengujian transien tekanan yang paling dikenal dan banyak
dilakukan orang. Pada dasarnya, pengujian ini dilakukan pertama-tama dengan
memproduksikan sumur selama suatu selang waktu tertentu dengan laju aliran yang tetap,
kemudian menutup sumur tersebut (biasanya dengan menutup kepala sumur di
permukaan). Penutupan sumur ini menyebabkan naiknya tekanan yang dicatat sebagi
fungsi waktu (tekanan yang dicatat ini biasanya adalah tekanan dasar sumur).

Dari data tekanan yang didapat, kemudian dapat ditentukan permeabilitas formasi, daerah
pengurasan saat itu, adanya karakteristik kerusakan atau perbaikan formasi, batas
reservoir bahkan keheterogenan suatu formasi. Dasar analisa pressure build up ini
diajukan oleh Horner, yang pada dasarnya adalah memplot tekanan terhadap suatu fungsi
waktu.

Asumsi-asumsi yang digunakan saat PBU:
- Reservoir homogeny
- isothermal
- Sebelum sumur ditutup, laju alir diproduksikan dengan Q konstan
- Untuk mencari P*, saat t = tak hingga, sehingga Log (
+

) = 1











Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
4. Mengapa dalam menentukan PBU, sumur harus diproduksikan terlebih
dahulu dengan Q yang konstan? Mengapa kurva menggambarkan PBU
harus menggunakan semi log? Mengapa sumbu x untuk grafik PBU harus
(
+

) ?
PBU harus diproduksikan dengan Q constant terlebih dahulu supaya diperoleh harga Pwf
yang terus menurun secara kontinu, serta dapat dimasukkan harga Q dengan satu harga
pada rumus sebagai berikut:

Dalam rumus tersebut, bisa diperoleh harga permeabilitas jika telah ada harga laju alir
tertentu.
Landasan teori PBU merupakan dasar dari prinsip super posisi. Mula-mula sumur
diproduksikan dengan laju alir tetap Q selama waktu t
p
, kemudian sumu ditutup selama waktu t.
= 70.6

ln
1688

+
2 70.6
(0)

ln
1688

2
Persamaan di atas di susun menjadi:
= 70.6

ln[

]
Atau
= 162.6

log[

]
Dari persamaan yang terakhir tersebut, diperlihatkan bahwa Pws shut-in BHP, yang
dicatat selama penutupan sumur, apabila diplot terhadap log [

] merupakan garis lurus


dengan kemiringan: =
162.6

. Atas dasar inilah mengapa kurva PBU digambarkan dengan


kurva semilog dan sumbu x itu adalah log [

].









Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
5. Kenapa terdapat gradient yang berbeda pada PBU, padahal sumur ditutup
dan gradient disebabkan oleh peridoe transien dan PSS yang terjadi jika
fluida mengalir?

: =
162.6




Dalam PBU, bisa terjadi gradient yang berbeda-beda. Hal ini bisa disebabkan karena
factor yang mempengaruhi nilai gradient tersebut antara lain:
- Permeabilitas formasi
- Viskositas fluida
- Formation Volume Factor
- Laju alir fluida sebelum sumur ditutup
- Ketebalan formasi yang dianalisis


6. Apakah itu Dietz Shape Factor?

Dietz Shape Factor adalah factor dimensionless yang mendefinisikan aliran di berbagai
geometri reservoir.

7. Apakah persamaan yang digunakan untuk mendapatkan nilai Dietz Shape
Factor?

Penggunaan Dietz Shape Faktor:

1. Lamanya waktu suatu reservoir bertindak seolah-olah tanpa batas sehingga solusi
dengan fungsi Ei dapat digunakan. Untuk ini, digunakan Use Infinite-System
Solution With Less Than 1% Error for t
DA
. Waktu yang dimaksudkan adalah:

<


0.000264


2. Waktu yang diperlukan untuk solusi PSS memprediksikan penurunan tekanan dengan
kesalahan 1%. Untuk itu digunakan Less Than 1% Error for t
DA
, dimana,

>


0.000264


3. Saat dimana solusi PSS dapat digunakan secara pasti, digunakan Exact for t
DA


Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
8. Apakah yang dimaksud dengan P*? Saat kapan P* didapat?

P* merupakan pendekatan dari tekanan reservoir yang diperoleh dari analisa Horner plot
pada tes PBU.

P* diperoleh dari analisa tes PBU dengan t = tak hingga karena asumsinya sumur
ditutup dengan waktu yang sangat lama supaya diperoleh tekanan yang serupa dengan
tekanan reservoir. Jika t = tak hingga, maka Log (
+

) = 1.

Dari bentuk grafik yang lurus seperti pada gambar di bawah, untuk mendapatkan tekanan
saat Log (
+

) = 1, maka perlu dilakukan ekstrapolasi, sehingga dapat diperoleh harga


P*.



















Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
PRODUKSI DAY # 1
1. Apa yang kamu ketahui tentang teknik produksi?
Di dalam teknik perminyakan, teknik produksi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
menangani pengelolaan operasi produksi hidrokarbon.
Yang menjadi pokok bahasan di dalam teknik produksi adalah :
a. Produktivitas Formasi
b. Aliran Fluida Dalam Pipa Vertikal/Horizontal
c. Aliran Fluida dalam Choke
d. Proses Pemisahan Fluida Reservoir
e. Upaya Optimasi Produksi
f. Metode-metode Artificial Lift
g. Permasalahan dalam Teknik Produksi dan cara mengatasi permasalahan



Proses produksi hidrokarbon dari reservoir menuju ke separator secara garis besar adalah sebagai
berikut :
- Pertama-tama fluida hidrokarbon mengalir dari reservoir menuju lubang sumur. Aliran dari
reservoir menuju lubang sumur ini tergantung dari produktivitas formasi.
- Selanjutnya fluida mengalir dari dasar lubang sumur hingga ke permukaan melalui pipa
vertikal. Setelah sampai di permukaan, fluida mengalir melalui pipa horizontal. Di dalam
pipa vertikal maupun horizontal fluida mengalami kehilangan tekanan.
- Laju alir fluida yang mengalir bisa diatur dengan menggunakan choke
- Setelah sampai di separator, fluida dipisahkan antara liquid dan gas.

Untuk memperoleh keuntungan yang maksimum, perlu dilakukan optimasi produski. Misalnya
pemilihan diameter pipa, pemilihan ukuran choke, letak surface facilities.
Dengan menggunakan artificial lift, fluida di dalam sumur semakin mudah terangkat hingga ke
permukaan, sehingga laju produksi dapat meningkat. Contoh dari metode artificial lift
diantaranya Sucker Rod Pump, Electric Submersible Pump, dan Gas Lift.
Di dalam proses produksi juga bisa terjadi permasalahan-permasalahan. Misalnya laju produksi
yang menurun, produksi pasir, produksi gas yang berlebihan, produksi air yang berlebihan,
penyumbatan di tubing dan flowline. Sehingga perlu dicari solusi untuk mengatasinya.
Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
2. Bagaimanakah gambar dari sistem produksi?














Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
3. Apa yang dimaksud dengan subsistem? Jelaskan mengenai subsurface dan
surface!




Subsistem adalah bagian dari sistem. Sistem bisa dibagi menjadi beberapa subsistem yang saling
berkaitan untuk mencapai satu tujuan tertentu. Keseluruhan dari sistem bisa saja terlalu besar
untuk dirinci, untuk itulah diperlukanya pembagian menjadi subsistem-subsistem.

Di dalam sistem produksi, dapat dikelompokkan menjadi beberapa subsistem
- Wellbore subsystem :
interval perforasi, tubing, dan packer.
- Wellhead subsystem :
Wellhead, choke, pressure gauge
- Separator subsystem
Separator, manifold, pressure gauges, flow metering

Subsistem yang berada di bawah permukaan (subsurface) adalah wellbore subsystem. Sedangkan
yang termasuk di atas permukaan (surface) adalah wellhead subsystem dan separator subsystem

Seluruh subsistem tersebut semuanya saling berkaitan, dan kesemuanya berpengaruh terhadap
production performance.

Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
4. Apakah yang dimaksuh dengan nodal analisis? Gambarkan!

Nodal Analisis adalah metode analitis yang digunakan untuk optimasi produksi dengan
menganalisa pertemuan antara dua kelakuan aliran yang berbeda.

Dua kelakuan aliran yang berbeda bisa dipengaruhi oleh:
- Media aliran (batuan reservoir, pipa, choke, pompa, manifold)
- Dimensi media aliran (diameter, jari-jari reservoir, permeabilitas dan porositas)
- Fluida yang mengalir (GLR, laju alir, Water Cut)












Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
5. Bagaimana bentuk fisik nodal analysis?

Bentuk fisik dari nodal analisis adalah dua kelakuan aliran yang berbeda.
Dua kelakuan aliran yang berbeda bisa dipengaruhi oleh:
- Media aliran (batuan reservoir, pipa, choke, pompa, manifold)
- Dimensi media aliran (diameter, jari-jari reservoir, permeabilitas dan porositas)
- Fluida yang mengalir (GLR, laju alir, Water Cut)






































Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
6. Bagaimana cara mendesain optimalisasi produksi dengan metode nodal
analisis?

Cara mendesain optimasi produksi dengan metode nodal analisis adalah dengan membuat
kurva inflow dan outflow. Perpotongan dari kedua kurva tersebut adalah titik operasi
(operational point) pada laju alir dan tekanan tertentu. Perlu dilakukan sensitivitas untuk
merubah titik potong antara kedua kurva sehingga didapatkan laju alir optimum.



Pada titik nodal di dasar sumur, bisa dicari ukuran tubing yang optimum




Pada titik nodal di kepala sumur, bisa dicari ukuran flowline dan ukuran tubing yang
optimum



Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071

Pada titik nodal di gas lift valve, bisa dicari GLR yang optimum




Pada titik nodal di tubing tappered, bisa dicari ukuran tubing yang optimum









Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
7. Dari nodal analisis, apakah q optimum ataukah q maksimum yang
didapatkan?

Nodal Analisis adalah metode analitis yang digunakan untuk optimasi produksi dengan
menganalisa pertemuan antara dua kelakuan aliran yang berbeda.
Dua kelakuan aliran yang berbeda ini bisa dibuat kurva inflow dan outflow. Dari titik
potong antara kurva inflow dan outflow yang didapatkan bukanlah q maksimum, tetapi q
optimum.


















Untuk mendapatkan berapakah nilai q maksimum tidak perlu dilakukan nodal analisis.
Dengan mengambil titik nodal di dasar sumur, q maksimum didapatkan dari perpotongan
antara kurva IPR dengan sumbu x. Atau q maksimum adalah harga q saat Pwf = 0














Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
8. Apakah yang dimaksud dengan IPR? Bagaimana cara mendapatkannya? Apa
saja jenis IPR beserta asumsinya? Faktor apa saja yang mempengaruhi IPR?
dan bagaimana kurva IPR dapat berubah?

IPR adalah persamaan matematis yang digunakan di dalam teknik produksi untuk
mengkarakterisasikan aliran minyak, gas, dan air dari reservoir menuju sumur.
Dari welltest, bisa diperoleh tekanan reservoir, laju alir saat harga Pwf tertentu, dan fasa
dari fluida yang mengalir. Sehingga dengan welltest bisa meng-generate IPR.

Contoh jenis IPR :

a. Single Phase IPR
(asumsi fluida yang mengalir 1 fasa liquid)



b. IPR vogel



Asumsi : Mekanisme produksi Solution Gas Drive, Tidak ada produksi air, Tekanan
reservoir dibawah bubble point


Yang mempengaruhi kurva IPR :
- Kondisi reservoir (Pressure)
- Tipe fluida (Gas, Oil and Water)
- Multiphase flow ( Gas-Oil ; Oil-Water)
- Reservoir geometri ( Thickness)
- Reservoir Configuration / shape
- Rock heterogeneity
- Rock type (Carbonate, sandstone)
- Layering (Berlapis lapis; layer tidak sama)
- Reservoir size ( 18 acre, 24 acre) and patterns ( 5-Spot, 7-spot, 9-Spot)
- Drive mechanism (WD, GC, Solution gas)
- Well orientation ( Vertical, inclines, horizontal)
- Well spacing
- Well completion (Open hole, commingle)
- Perforasi

( )
wf
p p PI q =
2
max
8 . 0 2 . 0 1
|
|
.
|

\
|

|
|
.
|

\
|
=
p
p
p
p
q
q
wf wf
Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
Dengan penurunan tekanan reservoir, kurva IPR makin turun.


IPR juga bisa berubah karena dilakukan stimulasi. Dengan dilakukan stimulasi, kurva IPR
bisa naik.


Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
PRODUKSI DAY # 2
1. Apakah TPR bisa berubah? Faktor apa saja yang mempengaruhinya?
Kurva TPR dapat berubah. Dengan melakukan sensitivitas terhadap ukuran choke, diameter
tubing, dan GLR, dapat dirubah kurva TPR sehingga bisa diperoleh laju alir yang optimum.
a. Ukuran choke. Semakin kecil ukuran choke kurva TPR makin bergeser ke kiri










b. Ukuran diameter tubing. Makin besar ukuran diameter tubing, kurva TPR makin
bergeser ke kanan.


c.
d.
e.
f.
g.
h.
c. GLR. Makin besar GLR, kurva TPR makin ke kanan. Namun GLR memiliki nilai
optimum. Apabila GLR terlalu besar, justru hanya gas yang mengalir.








Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
2. Bagaimana cara memilih kurva TPR untuk mendapatkan produksi yang
optimum?
Produksi yang optimum memiliki rule of thumb Qopt besarnya adalah (40% hingga
60%) dari AOF. AOF kepanjangan dari absolute open flow, yaitu nilai Q saat Pwf = 0















Dengan mengoptimasi diameter tubing, GLR, dan ukuran choke, diperoleh kurva TPR
yang perotonganya menghasilkan Q yang bernilai 40% hingga 60% dari AOF.


















Angka 40% hingga 60% diperoleh dari pengalaman di lapangan. Dimana apabila laju alir
kurang dari 40% dari AOF, maka minyak yang diproduksi terlalu sedikit dan hasilnya
kurang menguntungkan. Kemudian apabila laju alir lebih besar dari 60%, laju alir yang
diproduksikan sangat besar, sehingga membutuhkan surface facilities yang lebih besar.
Padahal seiring berjalanya waktu, tekanan reservoir turun sehingga titik perpotongan
kurva IPR juga turun. Dan laju alir juga turun. Pemilihan surface facilities yang terlalu
besar menjadi tidak tepat.
Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
3. Apa yang harus dilakukan untuk mengoptimasi produksi dari kurva TPR?

Selain dari pertimbangan Q operating adalah sama dengan (60% hingga 80%) dari AOF,
perlu diperhatikan juga bagaimana efek dari penambahan ukuran diameter tubing dan
penambahan GLR terhadap laju alir yang diperoleh.















Dengan penambahan ukuran diameter tubing, kurva TPR cenderung bergeser ke kanan.
Dan laju alir yang diperoleh makin besar. Namun ada suatu harga diameter yang
optimum dimana apabila digunakan tubing yang diameternya lebih besar justru laju
alirnya menjadi tidak stabil karena efek dari gas slip. Karena dengan diameter yang
sangat besar, gas lebih mudah mengalir dan menghambat aliran dari minyak.















Begitu juga dengan GLR. Dengan penambahan GLR, fluida cenderung lebih mudah
terangkat. Namun terdapat harga GLR yang optimum dimana apabila GLR lebih besar,
maka total masa fluida yang mengalir semakin banyak, sehingga pressure drop justru
lebih besar. Karena pressure drop fungsi dari massa.
Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
4. Kenapa tubing harus digunakan pada saat produksi?





















Apabila terdapat beberapa lapisan produktif di dalam sumur yang di dalam produksinya
fluida memiliki property yang berbeda, maka harus digunakan tubing.











Diameter dari tubing juga berpengaruh terhadap laju alir. Apabila digunakan casing,
belum tentu laju alir yang diasilkan adalah laju yang optimum.
Sedangkan apabila digunakan tubing, bisa diperoleh laju alir yang optimum. Di sebelah
kiri diameter optimum tubing, fluida makin mudah mengalir dengan bertambahnya
diameter tubing. Namun di sebelah kanan diameter optimum, efek aliran multifasa lebih
dominan. Dengan makin besarnya ukuran diameter tubing, makin mudah terjadi gas slip.
Gas lebih mudah mengalir dibandingkan liquid.
Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
5. Bagaimanakah cara mendesain tubing?

Yang perlu diperhatikan di dalam mendesain tubing adalah

a. Kedalaman tubing. Tubing shoe didesain di dekat zona perforasi.
Apabila tubing terletak di bawah zona perforasi, aliran di sekitar zona perforasi
menjadi turbulen sehingga laju menjadi tidak optimum. Sedangkan apabila tubing
shoe diletakkan terlalu ke atas, maka pressure drop yang ditimbulkan juga besar
karena terjadi kehilangan tekanan akibat dari perubahan energy kinetik. Kehilangan
tekanan ini akibat dari fluida yang tadinya mengalir dari dalam casing yang
diameternya besar menuju tubing yang diameternya kecil.

b. Dipilih tubing yang mampu menahan beban burst dan tension.
Burst ditimbulkan oleh tekanan internal dari fluida yang mengalir di dalam tubing.
Apabila tubing tidak mampu menahan beban burst, maka tubing bisa pecah.
Sedangkan beban tension timbul akibat dari berat tubing itu sendiri. Makin panjang
tubing yang digunakan, makin besar beban tension yang diderita oleh tubing.

c. Diameter tubing yang optimum.


















Di sebelah kiri diameter optimum tubing, fluida makin mudah mengalir dengan
bertambahnya diameter tubing. Namun di sebelah kanan diameter optimum, efek
aliran multifasa lebih dominan. Dengan makin besarnya ukuran diameter tubing,
makin mudah terjadi gas slip. Gas lebih mudah mengalir dibandingkan liquid.


Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
6. Bagaimana pengaruh GLR pada kurva TPR? Apakah ada nilai optimumnya?
Jika ada, mengapa?















Pada harga GLR = 0, fluida seluruhnya liquid. Pada saat ini friksi kecil, harga Pwf (intake
pressure) besarnya hampir sama dengan tekanan hidrostatik dari liquid.

Ketika GLR mulai meningkat, fluida menjadi lebih ringan sehingga tekanan hidrostatik
turun. Efek tersebut terus berlanjut seiring meningkatnya GLR. Namun pressure drop
oleh friksi juga mulai meningkat sedikit demi sedikit dikarenakan meningkatnya laju total
masa dari fluida yang mengalir.

Di dalam kurva IPR-TPR, penambahan harga GLR akan menaikkan laju alir yang
diperoleh. Tetapi apabila GLR melebihi GLR yang optimum, justru menghaslkan kurva
TPR yang bergeser ke kiri dan laju alir minyak yang diperoleh makin kecil.












Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
7. Bagaimana pengaruh diameter dan GLR terhadap besarnya nilai friksi?














Pada harga GLR = 0, fluida seluruhnya liquid. Pada saat ini friksi kecil, harga Pwf (intake
pressure) besarnya hampir sama dengan tekanan hidrostatik dari liquid.

Ketika GLR mulai meningkat, fluida menjadi lebih ringan sehingga tekanan hidrostatik
turun. Efek tersebut terus berlanjut seiring meningkatnya GLR. Namun pressure drop
oleh friksi juga mulai meningkat sedikit demi sedikit dikarenakan meningkatnya laju total
masa dari fluida yang mengalir.

Hingga pada suatu waktu, terjadi perubahan dimana pressure drop oleh friksi mulai
dominan. Dengan membuat plot hubungan antara Pwf dengan GOR, didapatkan GOR
optimum pada saat harga Pwf paling kecil
Di dalam kurva IPR-TPR, penambahan harga GLR akan menaikkan laju alir yang
diperoleh. Tetapi apabila GLR melebihi GLR yang optimum, justru menghaslkan kurva
TPR yang bergeser ke kiri dan laju alir minyak yang diperoleh makin kecil.













Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
PRODUKSI DAY # 3
1. Bagaimanakah gambar dari konfigurasi pompa!



Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
PCP System

2. Jenis pompa apa saja yang cocok untuk masalah kepasiran?
a. PCP
Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071

PCP memanfaatkan rotor berupa batang spiral dan juga stator sebagai wadahnya yang
juga berbentuk spiral. Rotor berputar sehingga mampu mengangkat fluida. Dengan
diproduksikanya pasir, tidak akan merusak stator dan rotornya.

b. Gas lift

Gas lift memiliki prinsip menginjeksikan gas melalui valve yang terletak di annulus
antara tubing dengan casing. Sehingga apabila pasir terproduksi bersama minyak di
dalam tubing, gas lift valve tidak akan rusak.

Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
3. Apa pertimbangan digunakannya ESP? Apakah kelebihan dan kekurangan
dari ESP?



Pertimbangan di dalam penggunaan ESP, perlu diperhatikan kelebihan dan
kekuranganya. Yaitu :
Kelebihan ESP :
a. Mampu mengangkat minyak dengan laju produksi yang sangat tinggi, yaitu 4000
bfpd dari kedalaman 4000 ft dengan 240 HP.
b. Mampu digunakan pada sumur yang miring.
c. Untuk produksi di offshore, ESP sangat baik pemaikaianya.
d. Tidak menghasilkan suara yang menimbulkan bising, apabila esp digunakan di daerah
yang padat penduduk.
e. Cocok digunakan pada reservoir dengan tekanan yang tinggi dan dengan laju alir
yang tinggi.
f. Cocok pada reservoir yang sumber pendorongnya adalah strong water drive reservoir
ataupun operasi waterflood yang banyak produksi air.
Kekurangan ESP :
a. Harga ESP relatif mahal
b. Laju produksinya tidak flexible untuk dirubah-rubah
c. Tidak cocok apabila tekanan reservoir rendah.
d. Apabila gas ikut terproduksi, ESP kurang baik untuk digunakan
e. Tidak bisa menghandle pasir yang ikut terproduksi
Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
4. Kemanakah dialirkannya gas pada pemakaian ESP?




Pada ESP yang konvensional, gas ikut diproduksikan bersama liquid melalui impeller dan
diffuser. Sehingga apabila GLR yang terproduksi sangat tinggi dapat menyebabkan
impeller berputar tidak optimal.

Untuk itulah saat ini dibuat gas separator di dalam intake sehingga gas bisa dipisahkan
dan dialirkan melalui annulus. Sedangkan liquid dari intake masuk melalui impeller dan
diffuser dan diangkat ke atas.

Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
5. Kenapa ESP tidak dapat digunakan pada reservoir dengan temperatur
tinggi? Dan berapakah batasanya?

ESP biasanya hanya bisa tahan hingga temperature 250 F. Hal ini dikarenakan oleh kabel
yang digunakan untuk menghantarkan listrik dari permukaan hingga ke motor di bawah
permukaan. Apabila temperature reservoir lebih tinggi dari itu, kabel mengalami
kerusakan dan pompa ESP mengalami kerusakan.



Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
6. Bagainamana bentuk kurva TPR ketika menggunakan ESP?

Gambar dibawah ini merupakan contoh bentuk dari kurva TPR dengang penggunaan
pompa ESP (Electric submersible Pump), dengan parameter perubahan kurva TPR nya
bergantung pada jumlah stage pompa yang digunakan, bisa dilihat pada grafik jumlah
stage yang beragam mulai dari 150 stages hingga 400 stages, semakin banyak jumlah
stages pompa yang digunakan maka akna semaki besar juga discharge pressure yang
dihasilkan, sehingga grafik TPR nya akan bergerak ke arah kanan, sedangkan kurva IPR
nya akan tetap karena tidak dipengaruhi oleh jumlah stage pompa yang akan digunakan.





Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
7. Bagaimana cara menentukan laju injeksi gas yang optimum pada gas lift?
Pertama-tama buat kurva IPR-TPR dengan melakukan sensitivitas terhadap kurva GLR

GLR pada kurva di atas adalah GLR-total, Dengan mengalikan GLR total (scf/stb)
dengan laju produksi liquid (stb/d) didapatkan laju total gas yang diproduksikan.
Untuk mengetahui berapa besar pengaruh dari laju injeksi gas dari gas lift terhadap laju
produksi, laju gas total yang diproduksikan dikurangi dengan laju gas dari
formasi.Kemudian plot Q
g-inj
vs Q
liquid


Plot Q
g-inj
vs Q
liquid
disebut gas lift performance curve (GLPC)
Dari plot tersebut, dapat dianalisa berapa economical flow rate nya.


0
500
1000
1500
2000
2500
0 200 400 600 800 1000
Laju Produksi, stb/d
T
e
k
a
n
a
n

A
l
i
r

D
a
s
a
r

S
u
m
u
r
,

p
s
i
IPR
200 scf /stb
400 scf /stb
600 scf /stb
800 scf /stb
1000 scf /stb
1200 scf /stb
Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
8. Apa pengaruh dari terlalu besarnya q yang diinjeksikan pada gas lift?

Jika q yang diinjeksikan melebihi q optimum, justru gas yang terproduksi adalah gas dari
yang diinjeksikan itu sendiri, sedangkan fluida dari formasi justru berkurang laju alirnya.





Dari flow regime aliran multifasa, yang paling baik mengalir adalah bubble flow dan slug
flow karena liquid ringan dan cenderung mudah terangkat, namun apabila gas makin
banyak justru hanya gas yang mengalir.

0
100
200
300
400
500
600
700
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
Perbandingan Gas-Cairan, scf/stb
L
a
j
u

P
r
o
d
u
k
s
i
,

s
t
b
Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
PRODUKSI DAY # 4
1. Bagaimanakah cara kerja dari gas lift? Apa prinsipnya? dan apa
kekurangannya?



Cara kerja gas lift adalah dengan menginjeksikan gas melalui gas lift valve. Dengan
injeksi gas tersebut, maka GLR di tubing bertambah. Dengan bertambahnya GLR, fluida
di dalam tubing menjadi lebih ringan. Sehingga minyak lebih mudah terangkat.

Kekurangan dari gas lift adalah
a. Kompresor yang digunakan untuk menginjeksikan gas harganya sangat mahal.
b. Dengan menggunakan gas lift, Tidak bisa digunakan ukuran tubing yang diameternya
besar. Karena apabila diameter yang digunakan besar, terjadi gas slip dimana gas
lebih mendahului liquid saat mengalir hingga ke permukaan.
c. Apabila tekanan reservoir terlalu rendah, kerja dari gas lift menjadi tidak optimal
karena fluida yang mengalir ke lubang sumur terlalu sedikit.Terdapat rule of thumb
bahwa tekanan reservoir yang dibutuhkan untuk menghasilkan laju alir yang optimum
di dalam pengoperasian gas lift adalah harus lebih besar dari 100 psi/ft. Sehingga
apabila kedalaman sumur adalah 10000 ft, maka tekanan reservoir minimum adalah
1000 psi.
d. Bunyi kompresor di permukaan menimbulkan kebisingan

Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
2. Pada kondisi seperti apa gas lift cocok untuk digunakan? dan bagaimana
cara mendisainnya?

Gas lift cocok digunakan apabila :
a. Sumur directional ataupun horizontal. Artificial lift yang lain kurang cocok untuk
sumur directional ataupun horizontal. Gas lift paling banyak digunakan di offshore.
b. Reservoir juga memproduksikan gas, sehingga gas yang terproduksi dapat dipakai
untuk injeksi melalui gas lift.
c. Gas lift cocok untuk masalah kepasiran. Karena gas lift valve terletak di annulus,
bukan di dalam tubing.
d. Laju produksi minyak dari reservoir ke lubang sumur sangat besar. Dengan
dipakainya gas lift, laju pengangkatan dapat

Cara mendesain gas lift:
Yang perlu diperhatikan di dalam mendesain gas lift adalah :
a. Laju injeksi optimum
b. Kedalaman unloading valve dan gas lift valve

Dari kurva GLR injeksi vs Laju produksi, pilih GLR injeksi yang optimum yaitu yang
menghasilkan laju produksi yang maksimum.






0
100
200
300
400
500
600
700
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
Perbandingan Gas-Cairan, scf/stb
L
a
j
u

P
r
o
d
u
k
s
i
,

s
t
b
Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071

Desain Kedalaman Unloading Valve :

Urutan langkah yang harus diketahui & dilakukan adalah sbb:
- Point of Injection (POI).
- Gradien gas injeksi (Pso & Pko); Pko adalah gradient gas injeksi kick-off, yaitu ketika flowline
gas pertama kali dibuka.
- Gradien Killing Fluid (GKF).
- Gradien aliran tubing (Tubing Line); garis ini diperoleh dengan menghubungkan titik tekanan
di POI dan Pwh. Garis ini menunjukkan gradient fluida yang berada di dalam tubing
(pendekatan).
- Menarik garis mendatar dari perpotongan GKF dengan Pko sampai memotong Tubing Line.
- Dari titik perpotongan ini, kemudian di tarik lagi garis yang sejajar dengan GKF sampai
memotong Pso.
- Begitu seterusnya sampai mencapai POI.
- Titik-titik kedalaman di setiap titik perpotongan GKF dengan Pso (& Pko di awal) adalah
posisi-posisi valve untuk unloading.
Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
3. Apakah yang dimaksud dengan PCP? Bagaimanakah cara kerjanya?



Progressive Cavity Pump atau biasa disebut pompa PCP merupakan salah satu alat dari artificial
lift untuk meningkatkan laju produksi dalam industri perminyakan. Sejarah PCP dimulai pada
akhir tahun 1920-an dimana Seorang warga Perancis Rene Moineau mendesain rotary compresor
dengan sistem mekanisme rotasi baru yang digunakan untuk penggunaan tekanan fluida yang
bervariasi. Dia menamakan alatnya sebagai Capsulism. Di pertengahan tahun 1950-an, prinsip
PCP diaplikasikan untuk aplikasi motor hidrolik yang berbanding terbalik dengan penggunaan
PCP.
Kemudian pada tahun 1980-an, PC pump digunakan sebagai metode artificial lift, lebih dikenal
sebagai pompa alternatif dari metode pengangkatan konvensional yang umumnya dipakai dalam
industri perminyakan. Sekarang PC pump digunakan untuk pengangkatan fluida dengan
kedalaman lebih dari 2000 meter. Alat ini menawarkan banyak keuntungan dibandingkan
peralatan pengangkatan traditional. Tentunya, yang lebih penting adalah biaya produksi yang
lebih rendah per barrelnya.
Prinsip Kerja
PC Pump bekerja dengan mengandalkan 2 elemen utama yang telah dijelaskan seperti diatas.
PCP memanfaatkan rotor berupa batang spiral dan juga stator sebagai wadahnya yang juga
berbentuk spiral. Rotor berputar sehingga mampu mengangkat fluida. Dengan diproduksikanya
pasir, tidak akan merusak stator dan rotornya.
Adapun Motor drive sebagai prime mover (penggerak) berada di permukaan yang menggerakkan
rotor di lubang sumur. Pompa (rotor & stator) berada dibawah lubang perforasi untuk
memastikan bahwa pompa berada dibawah fluid level untuk mengantisipasi loss flow yang
terjadi. Fluida mengalir kedalam stator dan terus mengair melalui tubing hingga ke permukaan.

Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
4. Apakah yang dimaksud dengan jet pump? Bagaimanakah cara kerjanya?



Jet pump adalah pompa yang prinsipnya adalah menginjeksikan fluida pendorong untuk
mengangkat cairan dari tempat yang sangat dalam. Fluida dipompakan ke dalam sumur
bertekanan tinggi lalu disemprotkan lewat nozle ke dalam kolom minyak. Melewati
lubang nosel, fluida ini akan bertambah kecepatan dan energi kinetiknya sehingga
mampu mendorong minyak sampai ke permukaan. Perubahan tekanan dari nozzle yang
disebabkan oleh aliran media digunakan untuk membawa cairan tersebut ke atas (prinsip
ejector). Media yang digunakan dapat berupa cairan maupun gas. Pompa ini tidak
mempunyai bagian yang bergerak dan konstruksinya sangat sederhana. Keefektifan dan
efisiensi pompa ini sangat terbatas.


Jet pump juga biasa digunakan untuk
sumur air. Justru pompa air di pasaran di
kenal dengan nama jet pump. Fluida
yang digunakan adalah air itu sendiri,
sehingga kalau jet pump mati, orang
suka mengenal istilah memancing.
Artinya fluida yang digunakan untuk
menginjeksi diisikan terlebih dahulu.

Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
5. Apa yang dimaksud dengan formation damage?

Formation Damage terjadi bila konduktivitas fluida di sekitar formasi berkurang akibat turunnya
permeabilitas di sekitar sumur dari harga mula-mula di formasinya. Type penyebabnya adalah :
a) clay swelling
b) particle plugging, dan
c) pengendapan asphaltene atau paraffin

Clay Swelling: Disebabkan oleh fresh water atau filtrat lumpur pemboran merembes ke formasi
yang mengandung shale seperti montmorillonite misalnya yang berlapis-lapis. Sekali swelling
terjadi, sukar sekali untuk menaikkan kembali permeabilitas dengan mengganti sistem lumpur ke
lumpur asin (salt water mud) dan kalau naik kembali, tidak akan kembali ke harga permeabilitas
semula.

Particle Plugging :
Partikel di lumpur pemboran atau semen dapat menyebabkan tertutupnya pori-pori batuan di
sekitar lubang bor. Selain itu terdapat grup clay illite (seperti rambut) dan kaolinite (juga
berlapis) yang akan bergerak partikelnya (migrasi) dan menutup lubang pori-pori kalau clay
tersebut tersentuh oleh filtrat fresh water mud, baik silika maupun claynya sendiri. Jenis clay lain
seperti chlorite (jarang terdapat) akan bereaksi dengan HCl dan membentuk silika gel yang juga
akan menutup pori-pori. Selain itu pengendapan scale oleh calcium carbonate, calcium sulfate,
barium sulfate juga dapat terjadi di formasi selain di lubang sumurnya sendiri.

Emulsion Blocking :
Dalam hal ini pori-pori tetap terbuka akibat emulsi yang sukar bergerak. Jarang terjadi baik fasa
minyak atau air di keduanya berasal dari formasi. Umumnya akibat minyak diinjeksikan, lumpur
bor/filtrate atau injeksi air ke formasi, emulsi dengan viskositas sampai 15000 cp dapat terjadi
sehingga dapat menghambat produksi. Dari studi laboratorium terbukti bahwa alkaline water
seperti filtrat semen/lumpur yang kontak dengan minyak tertentu dapat menghasilkan emulsi.
Emulsi ini dapat stabil terutama dengan adanya padatan seperti butiran silika atau clay yang
terlepas.


Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
6. Bagaimana proses sweetening gas?

Proses Sweetening gas adalah dengan metode Batch
Caranya adalah melalui material yang murah, tidak beracun yang memiliki kapasitas
tinggi untuk menyerap dan menghasilkan buangan yang cocok dengan lingkungan.

Material yang murah contohnya adalah Caustic Soda, Iron sponge, Slury encer.







Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
7. Sebutkan zat-zat pengotor pada gas?
Air, H
2
S, Sulfur, RSH, CO2.
Sudah ada regulasi dari pemerintah di dalam penjualan gas. Gas harus memenuhi
Kriteria-kriteria dimana zat pengotornya harus sangat kecil.



Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
8. Jelaskan surface facility untuk oil, gas, dan water?



Pertama-tama hidrokarbon mengalir dari wellhead menuju separator. Selain hidrokarbon,
bisa saja air dan pasir juga ikut terproduksi. Di dalam separator, antara gas, minyak, air,
dan pasir dipisahkan. Fasa yang paling berat yaitu pasir berada di tempat yang paling
bawah, kemudian diatasnya ada air, kemudian minyak, dan yang paling atas adalah gas.
Gas dialirkan dan ditreatment supaya tidak mengandung hydrat dan condensate (uap air).
Kemudian gas tersebut bisa dijual ataupun diinjeksikan kembali.
Minyak dari separator juga dibersihkan hydratnya. Kemudian gas H2S juga dibersihkan,
setelah stabil minyak bisa dijual.
Air dari separator masih mengandung sedikit minyak. Untuk itu harus dibersihkan
supaya apabila dibuang di lingkungan tidak menyebabkan kerusakan. Dan apabila
digunakan untuk injeksi waterflood, bisa bekerja optimal.
Pasir yang keluar dari separator, dibersihkan kembali sehingga apabila dibuang tidak
merusak lingkungan.



Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
PRODUKSI DAY # 5
1. Sebutkan Jenis-jenis separator ? Bagaimana cara mendesainnya dan
bagaimana optimasinya?

Jenis-jenis Separator :
a. Separator vertikal



b. Separator Horizontal :












Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
c. Separator Spherical :




Separator pada umumnya beroperasi dengan menggunakan prinsip pengurangan tekanan
agar terjadi pemisahan gas dan cairan dari aliran inlet.

Agar dapat berfungsi dengan baik, separator harus didesain :
a. Mengatur dan menghamburkan energi dari aliran sumur pada saat memasuki separator
dan dapat mengurangi kcepatan gas dan cairan sehingga cukup rendah untuk pemisahan
gravitasi dan kesetimbangan uap-cairan.
b. Membuang cairan dari gas pada bagian pemisahan utama
c. Memiliki ruang pengendapan yang besar, volume yang cukup besar untuk memperbaiki
pemisahan utama dengan cara membuang cairan yang tertahan dari gas dan mengatasi
slug cairan (biasanya diketahui sebagai cairan yang bergelombang).

Yang perlu dioptimasi adalah :

1. Tekanan separator. Terdapat titik optimum dimana perubahan tekanan dan temperatur
tidak akan meningkatkan perolehan cairan dari separator.
2. Panjang, dan tinggi separator perlu dioptimasi sehingga antara cairan dan minyak dapat
terpisah dengan baik sesuai dengan laju alir dari fluida yang masuk. Makin besar laju alir
yang masuk, makin besar ukuran separator.



Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
2. Jelaskan apa itu LPG, LNG, GTL, dan CNG? Apa saja kandungannya, cara
pembuatannya beserta kegunaanya?

Dari Nama
LNG : Liquified Natural Gas
LPG : Liquified Petroleum Gas
CNG : Natural Compressed Gas
GTL: Gas-To-Liquid

Asal
LNG : Gas alam
LPG : Minyak bumi
CNG : Gas alam
GTL: Gas alam

Komponen
LNG : >90% methane, sisanya ada ethane, propane, dll
LPG : mostly propane, oleh sebab itu di luar negeri LPG lebih populer dengan sebutan
propane
CNG : sama seperti LNG, Cuma komponen H2O dipastikan sudah dibuang
GTL: merupakan konversi gas alam menjadi methanol, dimethyl ether (DME), middle
distillates (diesel and jet fuel), specialty chemicals dan waxes

Proses Produksi
LNG : didinginkan sampai temperatur 260 F (160 C) pada tekanan atmosferik
sampai berkondensasi menjadi liquid
LPG : dari fraksionasi minyak bumi. LPG adalah produk atas (top product)
CNG : gas alam dikompresi sampai 3600 psig
GTL: gas alam dikonversi menjadi senyawa yang dimaksudkan dengan proses tertentu

Kegunaan
LNG : gas ke industri, BBG
LPG : BBG (dapur, transportasi)
NGL : gas ke industri
CNG : BBG
GTL: bervariasi (tergantung senyawa yang dihasilkan)

Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
3. Apa perbedaan utama dari premium, pertamax, pertamax plus, dan solar?
Premium, pertamax, dan pertamax plus sama-sama merupakan bensin, tetapi berbeda
nilai oktanya.
Premium memiliki nilai oktan 88
Pertamax memiliki nilai oktan 92
Sedangkan pertamax plus memiliki nilai oktan 95

Oktan adalah angka yang menunjukkan berapa besar tekanan maksimum yang bisa
diberikan di dalam mesin sebelum bensin terbakar secara spontan. Di dalam mesin,
campuran bensin dan udara (berbentuk gas) bisa terbakar sendiri secara spontan sebelum
terkena percikan api dari busi.
Jadi, semakin tinggi angka oktannya, semakin lama bensin itu terbakar spontan.
Pembakaran spontan ini menimbulkan ketukan di dalam mesin yang biasa disebut gejala
knocking. Pembakaran spontan dapat mengurangi daya mesin. Pembakaran spontan ini
sebisa mungkin dihindari dengan angka oktan yang tinggi.
Solar berbeda dengan bensin. Solar memiliki kandungan setana.


Di dalam proses pengilangan berupa proses distilasi (penyulingan), minyak mentah
disuling menjadi fraksi-fraksinya, yaitu gas, distilat ringan (seperti minyak bensin),
distilat menengah (seperti minyak tanah, minyak solar), minyak bakar (gas oil), dan
residu. Pemisahan fraksi tersebut didasarkan pada titik didihnya.
Bisa disimpulkan bahwa bensin di dalam penyulinganya diperoleh pada suhu 150 C,
sedangkan solar diperoleh pada suhu 300 C
Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
4. Jelaskanlah bagaimana proses komplesi!

Komplesi sumur yang biasa dilakukan meliputi bagian tahapan berikut :

1. Tahap pemasangan dan penyemenan production casing
Production casing perlu disemen untuk mengisolasi zona produktif. Apabila zona
produktif tidak diisolasi, bisa saja air ikut terproduksi.

2. Tahap perforasi
Perforasi berfungsi untuk menghubungkan antara lubang sumur dengan formasi.
Perforasi diturunkan ke dalam sumur melalui wireline. Di dalam perforasi terdapat gun
yang dapat meluncurkan bullet melubangi casing dan menembus formasi. Gun ini di
running dengan media listrik melalui wireline tersebut.

3. Pemasangan tubing beserta packer.
Tubing dipakai untuk memproduksikan minyak, tujuanya adalah untuk memperoleh laju
alir yang optimum. Packer diset bersama tubing untuk mengisolasi annulus antara tubing
dengan casing.

4. Tahap penimbaan (swabbing) sumur.
Setelah tahap perforasi, minyak tidak bisa langsung mengalir. Tetapi harus dilakukan
swabbing, yaitu dengan mengurangi tekanan hidrostatik di dalam tubing.

Gambar aktivitas swabbing

Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
5. Bagaimana kondisi tubing dan bottom hole? Gambarkan dan jelaskan!

Dalam completion digunakan tubing, dimana sumur hanya memiliki satu lapisan/zone
produktif atau banyak lapisan tetapi diproduksi secara bergantian masing-masing zona.
Tubing digunakan untuk string production. Packer di set di sekeliling tubing untuk
mengisolasi annulus. Produksi dapat dilakukan secara open hole bila formasinya cukup
kompak, dan dilakukan secara perforated jika formasinya kurang kompak dan diselingi
lapisan-lapisan tipis dari air atau gas
Gambar Packer

Gambar Tubing

Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
PEMBORAN DAY # 1
1. Gambarkan rig serta jelaskan fungsi masing-masing bagiannya!



- Bagian di Rig Floor:



1. Rotary table : Peralatan yang berfungsi untuk memutar dan menggantung drill string
(drill pipe, drill collar, dsb) yang memutar bit di dasar sumur.
2. Rotary Drive : Peralatan yang berfungsi untuk meneruskan daya dari drawwork ke
rotary table.
3. Drawwork : Mekanisme hoisting system pada rotary drilling rig
Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
4. Driller Console : Panel pusat instrumentasi dari rotary drilling rig. Panel ini
digunakan untuk mengontrol proses yang terjadi dalam setiap sub-bagian-bagian
utama. Meteran-meteran pada panel biasanya memberikan informasi tentang:
a. Mud pump
b. Pump Pressure
c. Rotary Torque
d. Rotary Speed
e. Tong Torque
f. Weigth Indicator
5. Drillpipe tong : peralatan berupa kunci besar yang dipakai untuk memutar bagian-
bagian drill pipe, drill collar, casing, dsb untuk menyambung dan melepas bagian-
bagian dari drill string.
6. Mouse hole : lubang berselubung di samping rotary table di rig floor untuk
meletakkan drill pipe, untuk disambungkan ke kelly dan drill string.
7. Rat hole : lubang berselubung di samping derrick di rig floor untuk meletakkan kelly
pada saat tripping in maupun tripping out.
8. Dog house : ruangan kecil yang digunakan sebagai pos driller dan untuk menyimpan
alat-alat kecil lainnya.
9. Pipe Ramp (V Ramp) : lereng miring di sisi atas substructure di mana pipa diletakkan
sebelum diangakat ke rig floor.
10. Catwalk : jembatan di antara pipe rack di dasar pipe ram di samping rig di mana pipa
diletakkan sebelum ke pipe ram.
11. Hydraulic Cat Head : peralatan yang digunakan untuk menyambung atau melepas
sambungan bila drill pipe atau drill collar akan ditambah atau dikurangkan dari drill
stem sewaktu proses tripping.

- Block and Tackle
1. Crown Block : katrol yang diam terletak di atas derrick
2. Travelling block: katrol-katrol yang bergerak dan sebagai tempat melilitkan drilling
line.
Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071

3. Drilling Line : tali kawat baja yang berfungsi menghubungkan semua komponen
dalam hoisting system.
4. Hook : peralatan berbentuk kait yang besar terletak di bawah travelling block untuk
menggantungkan swivel dan drill stem selama proses pemboran berlangsung.
5. Elevator : suatu penjepit yang sangat kuat yang memegang drill pipe dan drill collar
bagian demi bagian sehingga dapat dimasukkan dan dikeluarkan dari dan ke dalam
lubang bor.










Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
2. Apakah fungsi dari swivel dan Kelly

- Swivel















Swivel berfungsi sebagai penahan beban drillstring dan bagian statis yang memberikan
drill string berputar. Swivel merupakan titik penghubung antara circulating system dan
rotating system. Disamping itu juga sebagai penutup fluida dan menahan putaran selama
diberikan tekanan.

- Kelly

Kelly adalah rangkaian pipa yang pertama di
bawah swivel. Bentuk potongan dari kelly dapat
berupa segi empat atau persegi enam sehingga akan
mempermudah rotary table untuk memutar
rangkaian di bawahnya. Torsi ditransmisikan ke
kelly melalui kelly bushing, yang terletak di dalam
master bushing dari rotary table. Kelly harus
dipertahankan tetap setegak lurus mungkin






Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
3. Gambarkan rotary table dan jelaskan bagian-bagiannya

Peralatan yang berfungsi untuk memutar dan dipakai untuk menggantung drill string
(Drill pipe, drill collar, dsb) yang memutar bit di dasar sumur.
- Kelly bushing dan rotary bushing
Berfungsi untuk memutar kelly. Rotary
bushing digerakkan oleh prime mover
lewat tenaga gabungan atau motor
elektrik sedangkan kelly bushing
didudukan di dalam rotary bushing dan
ditahan oleh empat penjepit. Diameter
dari kelly bushing berbentuk empat
persegi atau hexagonal yang sesuai
dengan kelly.









Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
- Master bushing
Ada dua tipe master bushing:
1. Solid type
Umum digunakan untuk drill collar ukuran besar dan casing.
2. Split type.
Untuk operasi pengeboran biasa.













Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
4. Apakah fungsi dari BOP? Bagaimanakah cara kerjanya?
Adalah peralatan untuk mencegah aliran fluida formasi yang tidak terkendali dari lubang
bor selama operasi pemboran.
a. Annular Preventer: menutup annulus di sekitar drillpipe, drillcollar,
dan casing, juga dapat mengisolasi sumur dalam kondisi open hole.
Preventer ini berupa master valve yang umumnya pertama kali
ditutup bila sumur mengalami well kick, karena kefleksibelan karet
penutup untuk mengisolasi lubang bor.





b. Ram Preventer
- Pipe Ram: didesain untuk menutup annulus. Penutup berupa 2 block ram baja yang
berbentuk semi sirkular
- Blind Ram: mirip dengan pipe ram, kecuali packer diganti dengan packer tanpa
lengkungan pipa. Didesain untuk menutup dan mengisolasi lubang bor yang tanpa drill
string atau casing.


c. Drilling Spools
Sebagai dudukan BOP yang memiliki 2 valve
berukuran 2 dan 4. Drilling spool juga sebagai
reducer yang berfungsi untuk menurunkan tekanan
antara ram dan bottom flange.




Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071

d. Choke Line dan Kill Line
Choke line adalah saluran untuk membawa lumpur ke Back Pressure Manifold (BPM),
sedangkan kill line sebagai saluran untuk mengalirkan completion fluid saat akan melakukan
test.






































Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
5. Gambarkan proses penyemenan serta jelaskan proses penyemenan tersebut!

Prinsip operasi penyemaenan ini adalah menempatkan adonan semen (slurry cement) ke
dalam annulus antara selubung dan lubang sumur, dengan cara mensirkulasikan adonan
sumur tersebut melalui selubung kemudian melalui casing shoe dengan menggunakan
dua buah plug (top dan bottom plug). Oleh karena itu, primary cementing ini disebut juga
casing cementing.
Agar diperoleh hasil yang maksimal dalam primary cementing
maka beberapa prosedur di bawah ini sebaiknya dilakukan, yaitu:
1. Mengkondisikan lubang sumur, antara lain dengan reaming yaitu
pemboran kecil pada lubang yang telah ada untuk memperlebar
sedikit lubang atau meratakan dinding lubang pemboran.
2. Mengkondisikan lumpur dengan cara mengalirkan lumpur pada
saringn agar terlepas semua cuttingnya. Selain itu viskositas da
gel strength dijaga supaya rendah, juga water lossnya harus
rendah.
3. Memasang guide shoe dan float collar. Float collar sebaiknya
dipasang 30 ft di atas guide shoe untuk mencegah pendorangan
yang berlebihan (over displacement) pada slurry cement dan agar
diperoleh slurry cement yang baik disekitar casing shoe.
4. Memasang scratcher terutama untuk zona-zona permeable guna menghilangkan mud cake.
5. Memasang centralizer agar casing terletak di tengah-tengah lubang. Lokasi pemasangan
ditentukan dengan log dan spacing-nya diatur sekitar 60-90 ft.
6. Memakai adonan semen dengan densitas sedikit lebih besar dari densitas lumpur mula-mula.
Hal ini untuk mencegah blow out, lost circulation dan over displacement. Semen yang
dipilih harus sesuai dengan tekanan dan temperature formasi.
7. Memakai caliper log untuk mengukur diameter lubang pemboran agar volume slurry cement
bisa dihitung dengan tepat, lalu ditambahkan sekitar 15-25% volume untuk safety. Bila
dalam penentuan diameter lubang tidak dipakai caliper log, maka untuk safety biasanya
lebih besar yaitu sekitar 50-100%.
8. Menggunakan top plug dan bottom plug.
9. Memutar dan menggerak-gerakkan casing selama pendesakan adonan berlangsung,
lanjutkan sampai top plug menyentuh float collar yaitu selesai pendesakan slurry cement.
10. Setelah penempatan semen selesai, periksa permukaan fluida di annulus. Annulus harus
selalu penuh dengan fluida.
11. Casing dijaga dalam keadaan tension pada saat penyemenan. Setting time dapat diatur sesuai
dengan kondisi yang ada.
12. Melanjutkan pressure test pada penyemenan tersebut sebelum pemboran dilanjutkan
kembali.





Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
6. Sebutkan sistem-sistem dari pemboran!
Pembagian sistem-sistem yang umum dilakukan oleh orang-orang di industri
perminyakan adalah sebagai berikut:
a. Sistem pengangkat (Hoisting System)
Fungsi dari hoisting system adalah untuk menyediakan fasilitas dalam mengangkat,
menahan dan menurunkan drillstring, casing string dan perlengkapan bawah permukaan
lainnya dari dalam sumur atau ke luar sumur. Komponen-komponen utama dari hoisting
system adalah :
1. Derrick dan substructure
2. Block dan tackle
3. Drawwork

b. Sistem pemutar (Rotating System)
Rotary system termasuk semua peralatan yang digunakan untuk mentransmisikan
putaran meja putar ke bit.

Bagian utama dari rotary sistem adalah:
a. Swivel :
Swivel berfungsi sebagai penahan beban drillstring
dan bagian statis yang memberikan drillstring
berputar.
b. Kelly :
Kelly adalah rangkaian pipa yang pertama di
bawah swivel. Bentuk potongan dari kelly dapat
berupa segi empat atau persegi enam sehingga akan
mempermudah rotary table untuk memutar
rangkain di bawahnya.
c. Rotary drive:
Peralatan yang berfungsi meneruskan daya dari
drawworks ke rotary table
d. Rotary table:
Peralatan yang berfungsi untuk memutar dan dipakai untuk menggantung drill string (drill
pipe, drill collar dsb) yang memutar bit di dasar sumur.
e. Drillpipe :
Pipa baja yang digantung di bawah kelly. Drill pipe di pasang pada bagian atas dan tengan
drill stem.Porsi utama dari drillstring terdiri dari drillpipe.
f. Heavy weight drill pipe
Mempunyai dinding yang tebal dengan berat 2 - 3 kali lebih besar dari drill pipe standard.
Kegunaan penggunaan heavy weight drill pipe adalah sebagai berikut:
Mengurangi kerusakan pipa dengan adanya zona transisi.
Mengurangi penggunaan drill collar.
Menghemat biaya directional drilling, mengurangi torque dan kecenderungan perubahan
kemiringan.
g. Drill Collar:
Pipa baja penyambung berdinding tebal yang terletak di bagian bawah drill stem di atas
bit. Fungsi utamanya untuk menambah beban yang terpusat pada bit (Gambar 3.47).
Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
h. Bit
Bit atau pahat merupakan ujung dari drill string yang menyentuh formasi, diputar dan
diberi beban untuk menghancurkan serta menembus formasi.

c. Sistem sirkulasi (Circulating System)
Fungsi utama dari sistem sirkulasi adalah mengangkat serpihan cutting dari dasar
sumur kepermukaan. Fluida pemboran umumnya berupa suspensi dari clay dan material
lainya dalam air yang sering disebut dengan lumpur pemboran.

Aliran dari fluida pemboran melewati :
1. Dari steel tanks ke mud pump
2. Dari mud pump ke high-pressure surface
connection dan ke drillstring
3. Dari drillstring ke bit
4. Dari nozzle bit ke atas ke annulus lubang
dengan drillstring sampai ke permukaan
5. Masuk ke contaminant-removal equipment
dan kembali ke suction tank






Peralatan utama dari circulating system adalah :
1. Mud pumps: Berfungsi untuk memompa fluida pemboran dengan tekanan tinggi.
2. Mud pits: Suatu kolam tempat lumpur sebelum disirkulasikan. Biasanya rig mempunyai
dua atau tiga pit dengan ukuran lebar 8 - 12 ft, panjang 20 - 40 ft dan tinggi 6 - 12 ft.
Volumenya berkisar antara 200 - 600 bbl.
3. Mud mixing equipment: Suatu peralatan yang berfungsi untuk mencampurkan bahan-
bahan atau material pada lumpur dengan menggunakan mixing hopper. Mixing Hopper :
Peralatan berbentuk corong yang dipakai untuk menambahkan bahan-bahan padat ke
dalam fluida pemboran pada saat treatment di dalam mud pit.
4. Contaminant removal : Suatu perlatan yang berfungsi untuk membersihkan fluida
pemboran yang keluar dari lubang sumur setelah disirkulasikan, terdiri dari
a. Mud gas Separator, berfungsi untuk memisahkan gas-gas dari fluida pemboran
b. Shale shaker, berfungsi untuk memisahkan cutting berukuran besar dari fluida
pemboran.
c. Degasser, berfungsi untuk memisahkan gas-gas dari fluida pemboran secara terus
menerus.
d. Desander, berfungsi untuk memisahkan pasir dari fluida pemboran
e. Desilter, berfungsi untuk memisahkan partikel-partikel yang ukurannya lebih kecil
dari pasir.



Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
d. Sistem daya (Power System)
Hampir sebagian besar daya yang tersedia
pada rig dikonsumsi oleh hoisting system dan
circulating system. Sistem lainnya hanya
sedikit mengkonsumsi daya yang tersedia.
Untungnya, hoisting dan circulating system
memerlukan daya tidak secara bersamaan,
sehingga mesin yang sama dapat
menyediakan daya untuk kedua sistem
tersebut. Total daya yang umum diperlukan
dalam sebuah rig dari 1000 sampai 3000 HP.
Rig modern sumber penggeraknya
biasanya berasal dari internal- combustion
diesel-engine dan secara umum
diklasifikasikan menjadi :
1. Diesel-electric type
2. Direct-drive type
Penggunaannya Tergantung dari metode
yang digunakan untuk mentransmisikan daya
tersebut ke berbagai sistem dalam rig.

Bagian-bagian power system:
1. Prime Mover, merupakan motor utama
yang menyalurkan tenaga ke komplek
pemboran
2. System Transmisi, tenaga yang
dibangkitkan dengan prime mover harus
disalurkan ke bagian-bagian utama dari
system pemboran rotary drilling. Sistem
utama komponen yang membutuhkan tenaga:
Hoisting System, Drawworks, Driller
Console, Rotating System, Rotary Table, dsb.



e. Sistem pencegah sembur liar (BOP System)
Blowout preventer (BOP) adalah peralatan yang diletakkan tepat di atas permukaan
sumur untuk menyediakan tenaga untuk menutup sumur bila terjadi kenaikan tekanan dasar
sumur yang tiba-tiba dan berbahaya selama atau sedang dalam operasi pemboran. Jumlah,
ukuran dan kekuatan BOP yang digunakan tergantung dari kedalaman sumur yang akan dibor
serta antisipasi maksimum terhadap tekanan reservoir yang akan dijumpai.
Blowout preventer (BOP) system digunakan untuk mencegah aliran fluida formasi yang
tidak terkendali dari lubang bor. Saat bit menembus zone permeabel dengan tekanan fluida
melebihi tekanan hidrostatik normal, maka fluida formasi akan menggantikan fluida
pemboran. Masuknya fluida formasi ke dalam lubang bor sering disebut dengan kick.

Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
Berdasarkan tempat berfungsinya alat BOP terbagai
atas :
1. Anular Blowout Preventer terdiri dari :
Anular (spherical preventer)
Ram preventer
pipe
variable bore
blind
shear
Drilling spools
Casing head
Diverter bags
Rotating head
Choke dan Kill lines
2. Drillpipe Blowout Preventer terdiri dari :
Kelly dan kelly cock
Automatic valve
Manual Valve




























Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
7. Apakah yang dimaksud dengan drilling fluid hydraulic!
Sifat Aliran
Jenis aliran fluida pada pipa ada dua, laminer dan turbulen. Pada aliran laminer
(viscous) gerak aliran partikel-partikel fluida yang bergerak pada rate yang lambat,
adalah teratur dan geraknya sejajar dengan aliran (dinding).
Pada aliran turbulen, fluida bergerak dengan kecepatan yang lebih besar dan partikel-
partikel fluida bergerak pada garis-garis yang tak teratur sehingga terdapat aliran berputar
(pusaran, Eddie current) dan shear yang terjadi tidak teratur.
Selain dari kedua aliran ada satu aliran yang disebut "plug flow", yaitu aliran khusus
untuk fluida aliran plastis dimana shear (geser) terjadi di dekat dinding pipa saja, dan
ditengah-tengah aliran terdapat aliran tanpa shear, seperti suatu sumbat. Untuk
menentukan aliran tersebut turbulen atau laminer digunakan Reynold Number :
Jenis-jenis Fluida Pemboran
Fluida pemboran dapat dibagi dua kelas:
1. Newtonian
2. Non-newtonian, yang terdiri dari:
a. Bingham plastis
b. Powerlaw
c. Powerlaw dengan yield stress







Kecepatan Alir Pompa
Kemampuan pompa dibatasi oleh Horse Power
maksimumnya, sehingga tekanan dan kecepatan
alirnya dapat berubah-ubah.
Kecepatan Alir Anulus.
Dalam proses pemboran, bit yang dipakai
selalu menggerus batuan formasi dan
menghasilkan cutting, sehingga semakin dalam
pemboran berlangsung semakin banyak pula
cutting yang dihasilkan. Supaya tidak menumpuk
di bawah lubang dan tidak menimbulkan masalah
pipe sticking maka cutting tersebut perlu diangkat
ke permukaan dengan baik, yaitu banyaknya
Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
cutting yang terangkat sebanyak cutting yang
dihasilkan.
Kehilangan Tekanan Pada Sistem Sirkulasi.
Dalam setiap aliran suatu fluida maka kehilangan tekanan akan
selalu terjadi, walaupun sangat halus pipa yang dipakai, begitu pula
pada proses sirkulasi lumpur pemboran pada seluruh sistem aliran.





Bit Hydraulics
Konsep hidrolika bit tidak lain mengoptimasikan aliran lumpur pada pahat pemboran,
sedemikian rupa sehingga dapat membantu laju penembusan (penetration rate).
Bila pada bit konvensional aliran fluida dengan sengaja menyentuh gigi bit, sehingga gigi
bit terbersihkan langsung oleh fluida yang masih bersih dan fluida yang sudah mengandung
cutting. Sedangkan pada jet bit, pancaran fluida diutamakan langsung menyentuh batuan
formasi yang sedang ditembus, sehingga fungsi fluida ini sebagai pembantu melepaskan
batuan yang masih melekat yang sudah dipecahkan oleh gigi bit, kemudian fluida yang telah
mengandung cutting tersebut menyentuh gigi bit sebagai fungsi membersihkan dan
mendinginkan bit.Dengan kejadian tersebut, pada jet bit diharapkan tidak akan terjadi
penggilingan/pemecahan ulang (regrinding) pada cutting oleh gigi bit sehingga efektivitas bit
maupun laju penembusan dapat lebih baik.
Dalam usaha mengoptimasikan hidrolika ini, ada 3 (tiga) prinsip yang satu sama lain
saling berbeda dalam hal anggapan-anggapannya. Ketiga prinsip tersebut adalah :
1. Bit Hydraulic Horse Power (BHHP)
Prinsip dasar dari metoda ini menganggap bahwa semakin besar daya yang disampaikan
fluida terhadap batuan akan semakin besar pula efek pembersihannya, sehingga metoda
ini berusaha untuk mengoptimumkan Horse Power (daya), yang dipakai di bit dari Horse
Power pompa yang tersedia di permukaan.
2. Bit Hydaulic Impact (BHI)
Prinsip dasar dari metoda ini, menganggap bahwa semakin besar impact (tumbukan
sesaat) yang diterima batuan formasi dari lumpur yang dipancarkan dari bit semakin
besar pula efek pembersihannya, sehingga metoda ini berusaha untuk mengoptimumkan
impact pada bit.
3. Jet Velocity (JV)
Metoda ini berprinsip, semakin besar rate yang terjadi di bit akan berarti semakin besar
efektivitas pembersihan dasar lubang, maka metoda ini berusaha untuk mengoptimumkan
rate pompa supaya rate di bit maksimum.



Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
8. Jelaskan dan gambarkan mekanisme aliran lumpur saat proses pemboran!

Fungsi utama dari circulating system adalah mengangkat cutting dari dasar sumur ke
permukaan. Fluida pemboran yang dipakai umumnya berupa suspensi dari clay dan material
lainnya dalam air yang sering disebut dengan lumpur pemboran.
Aliran dari fluida pemboran melewati:


Mud Tank
Mud Pump
Stand Pipe dan
Rotary Hose
Swivel
Drill String
Bit
Annulus
Contaminant-
Removal Eq.
Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
Peralatan utama dari circulating system adalah:
a. Mud Pump : berfungsi untuk memompa fluida pemboran dengan tekanan tinggi
b. Mud Tank : suatu tanki tempat lumpur sebelum disirkulasikan
c. Mud Mixing Equipment : berfungsi untuk mencampurkan bahan-bahan material pada
lumpur dengan menggunakan mixing hopper.
d. Contaminant-removal Eq. : berfungsi untuk membersihkan fluida pemboran yang keluar dari
lubang sumur setelah disirkulasikan, terdiri dari (secara berurutan):
- Mud Gas Separator : memisahkan gas-gas dari fluida pemboran, terutama saat dilakukan
tes produksi.
- Shale Shaker : memisahkan cutting berukuran besar dari fluida pemboran
- Degasser : memisahkan gas-gas dari fluida pemboran secara terus-menerus
- Desander : memisahkan pasir dari fluida pemboran
- Desilter : memisahkan partikel-partikel yang ukurannya lebih kecil dari pasir



















Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
PEMBORAN DAY # 2
1. Bagaimanakah cara penanggulangan lost circulation?
lost circulation adalah hilangnya semua atau sebagian lumpur dalam sirkulasinya dan
masuk ke formasi.
Untuk menghindari masalah-masalah yang timbul akibat terjadinya lost circulation, maka
lost circulation harus dicegah atau ditanggulangi bila sudah terjadi. Beberapa metode
yang dapat dipergunakan untuk menanggulangi lost circulation adalah:
1. Mengurangi tekanan pompa
Terjadinya lost circulation dapat diketahui dari flow sensor, atau berkurangnya
lumpur di mud pit. Bila berat lumpur normal dan tekanan abnormal bukanlah faktor
penyebab, langkah pertama dan paling mudah dilakukan adalah mengatur tekanan
pompa dan berat lumpur. Keuntungan dari metode ini adalah dapat dilakukan dengan
cepat.
2. Mengurangi berat lumpur
Salah satu fungsi lumpur pemboran adalah untuk mengimbangi tekanan formasi.
Semakin besar berat lumpur, semakin besar differensial pressure antara kolom lumpur
dan formasi. Lumpur yang terlalu berat dapat menyebabkan pecahnya formasi. Jika
lost circulation terjadi pada zona yang normal, laju aliran yang hilang adalah fungsi
differensial pressure. Pengurangan berat lumpur akan mengurangi differensial
pressure antara lumpur dan fluida formasi, sehingga aliran lumpur yang hilang akan
menurun.
3. Mengurangi Tekanan Surge Lubang Bor
Tekanan surge dihasilkan dari penurunan pipa kedalam lubang bor yang terlalu cepat.
Kondisi ini dapat memecahkan formasi. Untuk itu drill string mesti diturunkan
dengan lambat untuk mengurangi tekanan surge yang dapat memecahkan formasi.
4. Sealing Agent
Bila beberapa metode yang diuraikan sebelumnya gagal untuk me-ngatasi lost,
biasanya ditambahkan Lost Circulation Material (LCM), bahan pengurang kehilangan
lumpur.
5. Cement plug
Penggunaan semen untuk mengatasi hilang lumpur terutama didaerah yang banyak
mengandung gerowong (vuggy) sebagaimana terdapat pada formasi karbonat
merupakan langkah terakhir dimana hilang lumpur yang terjadi sudah tidak dapat
diatasi dengan lumpur.
Cement plug adalah material (semen) yang dipompa ke dalam zone yang porous,
dengan harapan bahwa material akan menutup pori dengan membentuk plastik yang
kuat atau solid.
6. Quick Setting Cement
Quick setting cement adalah jenis semen yang mempunyai tingkat pengerasan yang
sangat cepat. Semen ini umumnya terdiri dari campuran semen portland dan gypsum
dengan perbandingan 5:95 sampai 15:86. Semen gypsum ini adalah jenis semen
dengan kekuatan yang tinggi dan setting semen yang sangat cepat. Hal ini sangat
berguna untuk menanggulangi masalah hilang lumpur pada kedalaman yang relatif
dangkal. Semen ini mempunyai waktu setting sekitar 20-40 menit.
Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
2. Jelaskan mengenai bit PCD, tungsten, dan carbide!

Polycrystalline Diamond (PCD) Bit merupakan salah satu bit yang digunakan didalam
pemboran. Awalnya digunakan intan sebagai mata bor untuk melakukan pemboran di
zona batuan yang keras. Namun karena harganya yang mahal, dibuatlah PCD, yaitu intan
sintetis yang sangat keras yang dibuat untuk menggantikan intan didalam pemboran zona
yang keras.
Diamond bit kemudian berkembang menjadi intan sintetis, atau PCD tersebut, diamond
yang hanya 1/64 -in. tebalnya dan dilekatkan ke tungsten carbide melalui proses tekanan
dan temperatur tinggi. PCD tersebut dapat di-bonding langsung ke tungsten carbide bodi.
Secara umumnya, PCD bit baik digunakan untuk formasi-formasi keras seperti formasi
pasir atau formasi karbonat. Penggunaan PCD juga sukses untuk formasi shale atau sandy
shale walaupun sring terjadi problem bit balling seperti pada formasi-formasi yang sangat
lunak.
Desain lain yang penting dalam PCD bit adalah ukuran, jumlah dan bentuk cutter yang
digunakan serta sudut potong (attack angle) dari cutter dengan permukaan batuan.
Tungsten carbide adalah material utama yang digunakan sebagai bit pemboran sebagai
tempat dari menempelnya PCD.



Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
3. Bagaimanakah cara mendesain casing?
Untuk mendisain casing kita harus memperhitungkan 4 hal utama diantaranya::
- Tekanan Burst
Tekanan burst adalah tekanan minimum (Pi - Pe) yang dapat menyebabkan
pecahnya/meledaknya casing. Fungsi casing disini adalah menahan selisih tekanan di
dalam dan di luar casing tersebut sebesar Pi - Pe. Beban burst dapat berasal dari tekanan
kepala sumur, tekanan hidrostatik lumpur, tekanan pada saat penyemenan, stimulasi dan
semua kondisi yang dapat menyebabkan harga tekanan Pi - Pe positif.
Pada kasus tertentu Pi dapat menjadi lebih besar daripada Pe, sehingga terdapat selisih
tekanan yang arahnya keluar, maka dalam hal seperti ini casing dikatakan berada dalam
kondisi pembebanan burst, lihat Gambar 10.10.

Gambar 10.10. Kondisi Pembebanan Burst.
- Tekanan Collapse
Tekanan collapse adalah tekanan minimum yang dikenakan pada casing (Pi - Pe)
sehingga menyebabkan casing tersebut remuk.


Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
- Beban Tension
Beban tension adalah beban yang ditimbulkan oleh berat rangkaian casing. Setiap
sambungan casing harus menanggung berat rangkaian casing yang tergantung di
bawahnya, lihat Gambar 10.12.
Jadi beban tension terbesar terdapat di permukaan dan mengecil sampai nol di suatu titik
pada rangkaian casing. Pada saat casing dimasukkan ke dalam sumur maka lumpur yang
berada di dalam lubang akan memberikan gaya apung terhadap casing, sehingga terdapat
suatu titik netral pada rangkaian casing tersebut.

Gambar 10.12. Beban Tension.
- Beban Biaksial
Gaya-gaya yang bekerja pada casing yang terdapat di dalam sumur terjadi secara kombinasi.
Beban burst atau collapse terjadi serentak dengan beban tension atau compression.
Terlihat bahwa adanya tension akan menurunkan collapse resistance dan menaikkan burst
resistance. Sedangkan compression akan menurunkan burst resistance dan menaikkan
collapse resistance. Pada umumnya hanya pengaruh tension terhadap penurunan collapse
resistance yang diperhitungkan dalam perencanaan.



Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
4. Apakah pengertian dari burts dan collapse?
- Tekanan Burst
Tekanan burst adalah tekanan
minimum (Pi - Pe) yang dapat
menyebabkan pecahnya/meledaknya
casing. Fungsi casing disini adalah
menahan selisih tekanan di dalam dan
di luar casing tersebut sebesar Pi - Pe.
Beban burst dapat berasal dari tekanan
kepala sumur, tekanan hidrostatik
lumpur, tekanan pada saat
penyemenan, stimulasi dan semua
kondisi yang dapat menyebabkan
harga tekanan Pi - Pe positif.
Pada kasus tertentu Pi dapat menjadi lebih besar daripada Pe, sehingga terdapat selisih
tekanan yang arahnya keluar, maka dalam hal seperti ini casing dikatakan berada dalam
kondisi pembebanan burst, lihat Gambar 10.10.
- Tekanan Collapse
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya
maka rangkaian casing yang berada di
dalam sumur akan mendapat tekanan dari
fluida yang berada di dalam casing (Pi),
dan fluida yang berada di luar casing
(Pe). Tetapi kali ini dapat pula terjadi
sebaliknya yaitu Pi menjadi lebih kecil
dari pada Pe, maka
dikatakan casing berada pada kondisi
pembebanan collapse. Tekanan collapse
adalah tekanan minimum yang dikenakan
pada casing (Pi - Pe) sehingga
menyebabkan casing tersebut remuk.







Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
5. Jelaskan cara mendesain lumpur?

1. Buat plot antara EMW vs fracture gradient terhadap kedalaman.
2. Tentukan ekivalen berat lumpur (EMW) pada tekanan formasi yang paling besar.
3. Tambahkan dengan factor surge, swab, inilah EMW lumpur yang digunakan untuk
membor sampai kedalaman EMW terberat.

Gambar 8.12. Contoh Proyeksi Tekanan Formasi (EMW) dan Gradien Rekah Terhadap
Kedalaman




Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
6. Jelaskan mengenai EMW!

EMW atau equivalent mud weight adalah besarnya tekanan reservoir yang dikonversi
kedalam satuan pound per gallon. Hal ini dibuat untuk mempermudah pembacaan
tekanan karena biasanya kurva EMW digunakan berbarengan dengan kurva fracture
gradient yang bersatuan ppg (pound per gallon).

Gambar 4.15. Plot EMW terhadap kedalaman




Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
7. Bagaimana cara mendapatkan tekanan formasi?
Tekanan formasi dapat didefinisikan sebagai tekanan yang bekerja pada fluida formasi
(minyak, gas, dan air) dalam ruang pori-pori batuan. Tekanan formasi (P
f
) yang normal
adalah sama dengan tekanan hidrostatiknya sendiri karena sebagian besar tekanan
overburden ditahan oleh matrik batuan.
v Pf Povb o + = ...............................................................................................(4.1)
Dimana :
P
ovb
= Tekanan overburden, psi.
P
f
= Tekanan formasi, psi.

v
o = Tegangan matrik batuan, psi.

Hubungan dari ketiga macam tekanan di atas digambarkan secara sederhana pada gambar
4.2.


Gambar 4.2. Hubungan Antara Tekanan Overburden, Tekanan Pori, dan Tekanan Matrik
Batuan.
Beberapa metoda untuk menentukan tekanan formasi dapat dikelompokkan menjadi 3
yaitu:
- Analisa data seismik suatu area tertentu.
- Korelasi offset well, seperti analisa log, evaluasi parameter pemboran, dan data
test atau produksi.
- Evaluasi secara langsung baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan
memonitor parameter pemboran dan logging selama operasi pemboran pada
sumur prospek.




Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
8. Tuliskan persamaan Dexp!
Jorden dan Shirley telah membuat suatu hubungan matematis antara laju penembusan R,
kecepatan putar rotary table N, berat pahat W, dan diameter pahat D untuk digunakan
dalam memperkirakan tekanan pori formasi. Persamaan tersebut ialah :
d
e
D
WOB
x RPM x k ROP
|
.
|

\
|
= .......................................................................(4-6)

Dimana:
e = eksponen kecepatan putar meja putar terhadap laju penembusan,
k = kemudahan formasi untuk dibor (drillability) c
RPM = kecepatan putar rotary table, rpm
d = eksponen berat pada pahat dan diameter pahat terhadap laju penembusan
WOB = weight on bit, lbs
D = diameter bit, in
ROP = laju penembusan, ft/hr

Pengembangan persamaan di atas dalam bentuk logaritmik memberikan hubungan:
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
=
D
WOB
RPM x k
ROP
d
e
log
log
...................................................................................(4-7)
Dalam satuan lapangan, persamaan di atas menjadi :
|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
=
D x
WOB x
RPM x k x
ROP
d
e
6
10
12
log
60
log
............................................................................(4-8)
persamaan di atas dikenal sebagai d'eksponen yang tidak berdimensi. Baik harga suku
(ROP/60kRPM
e
)

dan suku (12WOB/10
6
D) pada persamaan di atas selalu lebih kecil dari
satu, sehingga harga logaritma dari masing-masing adalah negatif. Kemudian Jordan dan
Shirley menyederhanakan pesamaan di atas dengan mengasumsikan k sama dengan 1 dan e
juga sama dengan 1.



Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
PEMBORAN DAY # 3
1. Jelaskan kenapa filtrate lumpur dapat menyebabkan skin! Bagaimana efek
filtrate fresh water dan salt water mud pada clean sand dan shaly sand?

Dalam proses pemboran berlangsung, selalu
terdapat proses sirkulasi Fungsi utama dari sistem
sirkulasi adalah mengangkat serpihan cutting dari
dasar sumur kepermukaan. Skema dari sistem
sirkulasi dapat dilihat pada gambar berikut. Fluida
pemboran umumnya berupa suspensi dari clay dan
material lainya dalam air yang sering disebut
dengan lumpur pemboran.
Lumpur pemboran selalu mempunyai filtrate
selama proses sirkulasi berlangsung pada tekanan
dan temperature tertentu. Filtrate lumpur ini bisa di
analisa dalam praktikum pemboran dalam alat
LPLT.


Ketika terjadi kontak antara lumpur pemboran dengan batuan porous, batuan
tersebut akan bertindak sebagai saringan yang memungkinkan fluida dan partikel-
partikel kecil melewatinya. Fluida yang hilang ke dalam batuan tersebut disebut filtrate.
Sedangkan lapisan partikel-partikel besat tertahan di permukaan batuan disebut mud
cake. Proses filtrasi di atas hanya terjadi apabila terdapat perbedaan tekanan positif ke
arah batuan. Pada dasarnya ada dua jenis filtration yang terjadi selama operasi pemboran
yaitu static filtration dan dynamic filtration. Static filtration terjadi jika lumpur berada
dalam keadaan diam dan dynamic filtration terjadi ketika lumpur disirkulasikan.

Apabila filtration loss dan pembentukan mud cake tidak dikontrol maka ia akan
menimbulkan masalah, baik selama operasi pemboran maupun dalam evaluasi formasi
dan tahap produksi. Mud cake yang tipis merupakan bantalan yang baik antara pipa
pemboran dan permukaan lubang bor. Mud cake yang tebal akan menjepit pipa pemboran
sehingga sulit diangkat dan diputar.

Masalah yang lain adalah saat filtrate lumpur masuk ke dalam formasi. Saat
filtrate lumpur terbentuk, maka filtrate ini akan cenderung masuk ke dalam formasi yang
permeable. Jika dalam zona permeable tersebut terdapat lapisan shale, maka filtrate
lumpur berpotensi bereaksi dengan shale tersebut. Akibat dari proses reaksi itu, maka
akan terjadi swelling, yaitu peristiwa terjadinya lapisan shale mengembang akibat
bereaksi dengan air (dalam hal ini adalah filtrate lumpur). Proses swelling yang terjadi ini
akan merusak formasi karena permeabilitasnya akan cenderung lebih kecil. Jika lapisan
ini termasuk lapisan produktif, maka akan terbentuk skin sehingga merugikan produksi.

Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
2. Bagaimana pengujian filtration lost lumpur?
Standar prosedur yang digunakan dalam pengukuran volume filtration loss dan tebal mud
cake untuk static filtration adalah API RP 13B untuk LPLT (Low Pressure Low
Temperature). Lumpur ditempatkan dalam silinder standar yang bagian dasarnya
dilengkapi kertas sarinf dan diberi tekanan sebesar 100 psi dengan lawa waktu
pengukuran 30 menit. Volume filtrate ditampung dengan gelas ukur dengan satuan cc.






Persamaan untuk volume filtrate yang dihasilkan dapat diturunkan dari persamaan darcy,
persamaannya adalah sebagai berikut:
= [
2

]
1
2

dimana:
A = filtration area, cm
2

k = permeabilitas mud cake, darcy
f
sc
= volume fraksi solid dalam mud cake
f
sm
= volume fraksi solid dalam lumpur
P = tekanan filtrasi, atm
t = waktu filtrasi, menit
= viskositas filtrate, cp
Pemboran mud cake dan filtration loss adalah dua kejadian dalam pemboran yang
berhubungan erat, baik waktu, kejadiannya maupun sebab dan akibatnya. Oleh karena itu,
pengukurannya dilakukan secara bersamaan.
Persamaan umum yang digunakan untuk static filtration loss adalah:
2 = 1(
t2
t1
)
0.5

Q
1
= fluid loss pada waktu t
1
, cm
3
.
Q
2
= fluid loss pada waktu t
2
, cm
3
.
t = waktu filtrasi, menit.


Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
3. Bagaimana cara mengetahui permeabilitas mudcake?
Permeabilitas mud cake bisa diperoleh dengan melakukan perhitungan. Persamaan untuk
volume filtrate yang dihasilkan dapat diturunkan dari persamaan darcy, persamaannya
adalah sebagai berikut:
= [
2

]
1
2

dimana:
A = filtration area, cm
2

k = permeabilitas mud cake, darcy
f
sc
= volume fraksi solid dalam mud cake
f
sm
= volume fraksi solid dalam lumpur
P = tekanan filtrasi, atm
t = waktu filtrasi, menit
= viskositas filtrate, cp
Pemboran mud cake dan filtration loss adalah dua kejadian dalam pemboran yang
berhubungan erat, baik waktu, kejadiannya maupun sebab dan akibatnya. Oleh karena itu,
pengukurannya dilakukan secara bersamaan.
Persamaan umum yang digunakan untuk static filtration loss adalah:
2 = 1(
t2
t1
)
0.5

Q
1
= fluid loss pada waktu t
1
, cm
3
.
Q
2
= fluid loss pada waktu t
2
, cm
3
.
t = waktu filtrasi, menit.

















Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
4. Jelaskan mengenai well control!

Tekanan Operasi Normal
Ketika operasi pemboran berjalan dengan normal, tekanan hidrostatik lumpur pemboran
masih bisa mengimbangi tekanan formasi sehingga tidak ada fluida formasi yang
mendesak memasuki sumur pemboran. Akan tetapi perbedaan tekanan (differential
pressure) harus dijaga sekecil mungkin agar tidak terjadi kehilangan sirkulasi (lost
circulation
Tekanan Operasi Ketika Ada Kick
Hadirnya kick menunjukkan bahwa gradien tekanan formasi lebih
besar dari gradien tekanan dinamik lumpur yang jelas lebih besar
pula dari tekanan hidrostatik lumpur. Gradien tekanan statik
formasi lebih besar daripada gradien tekanan dinamik lumpur
maupun gradien tekanan statik lumpur sehingga menyebabkan
fluida formasi mendesak masuk kelubang sumur.



Tekanan Operasi Penanggulangan
Pada kondisi kick, tekanan formasi dipenuhi oleh tekanan
hidrostatik lumpur dan hidrostatik kick. Pada kondisi blow
out, tekanan formasi hanya ditanggulangi oleh tekanan
hidrostatik kick saja.

Karena harga gradien tekanan hidrostatik kick biasanya sangat kecil dibandingkan harga
gradien tekanan hidrostatik lumpur maka harga CP pada blow out jauh lebih besar. Jika
kick tersebut adalah gas, maka harga CP akan mendekati harga tekanan formasi. Karena
hal tersebut, maka tidak diperkenankan untuk membiarkan sumur terbuka ketika ada kick
dalam sumur.
Pada saat hadir kick dalam sumur kemudian sumur ditutup terus, maka kelakuan tekanan
akan bergerak mengikuti laju pengangkatan kick ke permukaan. Hal ini disebabkan
karena sumur dalam keadaan tertutup maka tekanan kick mempunyai harga yang tetap
sebesar tekanan formasi (hukum Boyle : bila volume tetap maka tekanan akan tetap).
Kick tersebut naik ke permukaan perlahan-lahan akibat mempunyai berat jenis relatif
lebih ringan daripada lumpur, lebih-lebih kalau kick berupa gas pergerakannya akan lebih
cepat lagi.



Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071

Ternyata harga CP semakin lama (semakin bergerak keatas) mempunyai harga yang
semakin besar. Akibatnya dari CP yang terlalu besar bisa mengakibatkan kaki casing
pecah. BP yang terlalu besar akan mengakibatkan perekahan pada formasi (fracture),
dimana kedua kejadian itu tidak kita inginkan.























Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
5. Sebutkan alat yang digunakan untuk mengetahui kedalaman ketika
pemboran!
Conventional
Jika memakai cara konvensional, cara tersebut digunakan jika tidak digunakan logging
dalam proses pemboran di saat tersebut.
Maka cara yang paling sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan menghitung
jumlah joint drill pipe yang dipakai saat proses pemboran berlangsung. Maka perhitungan
sederhananya adalah sebagai berikut:

=

Logging Gamma Ray

Gamma ray log mengukur radio aktif alami dalam formasi yang dipakai untuk
indentifikasi lithologi dan mengkorelasi zona-zona. Respon gamma ray log meningkat
dengan bertambahnya kandungan shale, karena material radioaktif banyak terdapat dalam
shale. Batu pasir dan karbonat yang bebas shale memiliki material radio aktif yang
sedikit, dan memberikan bacaan gamma ray yang rendah. Tetapi batu pasir bersih dapat
memberikan bacaan gamma ray log yang tinggi jika batu pasir tersebut mengandung
potasiun, uranium, dan thorium.

Penggunaan gamma ray:
1. Evaluasi kandungan shale, V
sh

2. Menetukan lapisan permeable
3. Evaluasi bijih mineral radioaktif
4. Evaluasi lapisan mineral non radio aktif
5. Korelasi log pada sumur berselubung
6. Korelasi antar sumur
7. Didapatkan kedalaman, ketebalan, jenis batuanm dan mechanical property.










Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
6. Kenapa dalam pemboran harus menggunakan prinsip ditahan dan
direm? Bukan di tekan?


Dalam penyusunan drill string, parameter yang perlu di consider antara lain:
- Tension
- Collapse
- Shock Loading
- Torsi
Pengetahuan tentang letak titik netral pada suatu pipa yang tergantung secara bebas
adalah sangat penting dalam desain drill string, casing dan pipa. Klinkenberg
menjelaskan bahwa titik netral adalah suatu titik dimana distribusi stress adalah isotropik,
merupakan suatu titik dimana tiga jenis stress utama (aksial, radial, tangensial) adalah
bernilai sama (
t r a
o o o = = )
Lubinski menyatakan bahwa titik netral merupakan suatu titik yang membagi rangkaian
ke dalam dua bagian yaitu berat dari bagian yang lebih atas, yang tergantung pada
elevator, serta berat dari bagian yang lebih bawah yang besarnya adalah sama dengan
gaya yang bekerja pada ujung bawah drill string.
Jika tidak terdapat fluida, titik netral adalah titik dengan stress aksial nol, sedangkan pada
pipa yang tergantung bebas adalah terletak pada dasar dimana tiga stress utama berharga
sama.




Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
7. Bagaimana tanda-tanda menembus formasi abnormal?
Seperti telah disebutkan terdahulu bahwa well-kick adalah peristiwa masuknya fluida
formasi kedalam sumur pemboran yang disebabkan karena tekanan hidrostatik lumpur
pemboran tidak bisa menanggulangi lagi tekanan cairan formasi.
Oleh karena itu, perlu diketahui tanda-tanda yang menunjukkan adanya well-kick
sehingga bisa dilakukan penanggulangan sedini mungkin.
Tanda-tanda terjadi well-kick dalam operasi pemboran bisa diketahui dari beberapa
parameter yang satu sama lain saling mendukung, antara lain :
1. Laju Penembusan Tiba-Tiba Naik.
Dengan mengecilnya tekanan diferensial di dasar sumur (DP = P
lumpur
- P
formasi
, lihat
Gambar 5.9) maka laju penembusan akan relatif semakin besar (lihat Gambar 5.10)
karena tekanan formasi akan membantu proses pemecahan batuan dan tekanan lumpur
sebaliknya.
2. Volume Lumpur Di Tangki Lumpur Naik
Fluida formasi yang masuk ke dalam sumur akan terangkat kepermukaan dan
bercampur dengan lumpur sehingga akan menambah jumlah total volume lumpur yang
terukur pada tangki lumpur.
3. Di Flow-line, Laju Alir dan Temperatur Naik serta Berat Jenis Lumpur Turun.
Pada saat laju alir dari pompa konstan dan fluida formasi masuk kedalam sumur maka
akan menambah volume pada anulus sedangkan luasnya sendiri tetap. Akibatnya, laju
alir di anulus begitu pula yang di flow- line relatif lebih cepat dari laju alir kalau tidak
ada cairan formasi yang masuk kedalam sumur.
Begitu pula berat jenis lumpur yang terukur di flow-line akan relatif lebih kecil. Pada
saat akan masuk daerah abnormal, biasanya pahat menembus dulu daerah shale yang
banyak mengandung gelembung-gelembung gas. Apabila gas bercampur dengan
lumpur pemboran, maka akan menurunkan berat jenis lumpur. Penurunan berat jenis ini
dapat pula dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
1 +
=
o
o

m
mc ..................................................................... (5.16)
dimana :

mc
= Berat jenis lumpur setelah tercampur gas. (ppg)
= Perbandingan antara volume lumpur dan gas di permukaan.
4. Tekanan Pompa untuk Sirkulasi Turun dengan Kecepatan Pompa Naik
Pada saat lumpur di anulus tercampur fluida formasi yang menyebabkan turunnya berat
jenis lumpur di anulus, maka kesetimbangan antara tekanan hidrostatik dalam pipa
dengan tekanan hidrostatik annulus terganggu dimana tekanan hidrostatis di annulus
lebih kecil daripada tekanan hidrostatis dalam pipa bor. Hal ini menyebabkan tekanan
hidrostatis lumpur dalam pipa bor seolah-olah ikut membantu mendorong lumpur di
annulus sehingga tekanan pompa yang diperlukan relatif turun dan lumpur di dalam
pipa relatif lebih cepat dari kondisi sebelumnya.


Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
5. Berat Pahat Bor Turun Dan Putaran Naik
Ketika pahat bor menembus formasi relatif lebih cepat karena tekanan differensial yang
turun, maka berat pahat bor (Weight on bit) relatif cepat untuk mengecil. Selain itu,
putaran pun akan relatif lebih cepat karena laju penembusan yang naik tersebut.
6. Hadirnya Gelembung-gelembung Gas Pada Lumpur
Proses kejadian ini terjadi pada saat akan memasuki daerah abnormal dimana
sebelumnya pahat bor menembus lapisan shale yang banyak mengandung gelembung-
gelembung gas pada pori-pori yang impermeabel.
7. Berat Jenis Shale relatif Turun
Pada kondisi normal, berat jenis shale akan semakin meningkat jika kedalaman
semakin bertambah karena semakin terkompaksi. Tetapi ketika akan memasuki daerah
abnormal, pahat bor memasuki daerah shale impermeabel dan berporositas tinggi yang
terisi gelembung-gelembung gas sehingga berat jenis relatif turun dari sebelumnya.
8. d-Eksponen relatif turun
Metoda d-Eksponen ini adalah salah satu cara untuk melihat kondisi pemboran
walaupun besarnya putaran, laju penembusan dan berat pahat bor berubah-ubah
besarnya selama operasi pemboran berlangsung.













Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
8. Jelaskan sirkulasi lumpur pemboran!
Sistem sirkulasi (Circulating System)
Fungsi utama dari sistem sirkulasi adalah mengangkat serpihan cutting dari dasar
sumur kepermukaan. Fluida pemboran umumnya berupa suspensi dari clay dan material
lainya dalam air yang sering disebut dengan lumpur pemboran.

Aliran dari fluida pemboran melewati
:
1. Dari steel tanks ke mud pump
2. Dari mud pump ke high-
pressure surface connection dan
ke drillstring
3. Dari drillstring ke bit
4. Dari nozzle bit ke atas ke
annulus lubang dengan
drillstring sampai ke permukaan
5. Masuk ke contaminant-removal
equipment dan kembali ke
suction tank

Peralatan utama dari circulating system adalah :
2. Mud pumps: Berfungsi untuk memompa fluida pemboran dengan tekanan tinggi.
3. Mud pits: Suatu kolam tempat lumpur sebelum disirkulasikan. Biasanya rig
mempunyai dua atau tiga pit dengan ukuran lebar 8 - 12 ft, panjang 20 - 40 ft dan
tinggi 6 - 12 ft. Volumenya berkisar antara 200 - 600 bbl.
4. Mud mixing equipment: Suatu peralatan yang berfungsi untuk mencampurkan bahan-
bahan atau material pada lumpur dengan menggunakan mixing hopper. Mixing
Hopper : Peralatan berbentuk corong yang dipakai untuk menambahkan bahan-bahan
padat ke dalam fluida pemboran pada saat treatment di dalam mud pit.
5. Contaminant removal : Suatu perlatan yang berfungsi untuk membersihkan fluida
pemboran yang keluar dari lubang sumur setelah disirkulasikan, terdiri dari
Mud gas Separator, berfungsi untuk memisahkan gas-gas dari fluida pemboran
Shale shaker, berfungsi untuk memisahkan cutting berukuran besar dari fluida
pemboran.
Degasser, berfungsi untuk memisahkan gas-gas dari fluida pemboran secara terus
menerus.
Desander, berfungsi untuk memisahkan pasir dari fluida pemboran
Desilter, berfungsi untuk memisahkan partikel-partikel yang ukurannya lebih kecil
dari pasir.





Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
PEMBORAN DAY # 4
1. Sebutkan jenis casing yang anda ketahui!

Casing merupakan suatu pipa baja, berfungsi antara lain untuk : mencegah gugurnya
dinding sumur, menutup zona bertekanan abnormal, zona lost dan sebagainya.

Karakteristik Casing API Grade









Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
2. Gambarkan penempatan lokasi alat-alat pemboran!














Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
3. Jelaskan prosedur pemboran dari awal!
Pada pelaksanaannya, sebelum operasi pemboran dapat dilaksanakan perlu dilakukan dahulu
beberapa kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan persiapan-persiapan.
Tahap persiapan ini meliputi :
1. Persiapan tempat
1) Pembuatan sarana transportasi
2) Pembuatan mud pit
3) Persiapan lubang sumur
4) Memasang conductor pipe
5) Persiapan sumber air
2. Pengiriman peralatan pada lokasi
3. Penunjukan pekerja
Berikut ini adalah personal-personal tersebut dengan tugasnya masing-masing :
a) Company man, wakil dari perusahaan yang ada berada di tempat operasi
pemboran. Company man ini yang memutuskan segala kebijaksanaan perusahaan
selama operasi pemboran berlangsung.
b) Tool pusher, wakil dari kontraktor yang mahir dalam melaksanakan operasi
pemboran serta menguasai perlengkapan anjungan dan permesinan.
c) Driller, bertugas untuk mengawasi operasi pemboran dari meja pengontrol yang
ditempatkan dekat drawwork. Pengontrol ini menolong driller untuk
mengoperasikan perlengkapan yang digunakan serta memonitor operasi pemboran
yang sedang berlangsung.
d) Derickman, tugasnya adalah membantu driller selama operasi pemboran
berlangsung.
e) Rotary helper, sedikitnya harus terdiri dari dua atau tiga orang. Mereka yang
bertanggung jawab untuk menangani dan menjaga perlengkapan dan alat-alat yang
digunakan dalam operasi pemboran.
f) Motor man, yaitu orang yang bertanggung jawab pada prime mover agar
kebutuhan daya untuk setiap sistem terpenuhi.
g) Rig mechanic, bertugas memeriksa, memelihara, dan memperbaiki peralatan
mekanik pada rig.
h) Rig electrician, bertanggung jawab pada pemeriksaan dan pemeliharaan pada
generator listrik serta sistem pendistribusian.
i) Mud engineer, bertugas memeriksa sifat-sifat fluida pemboran serta menentukan
jenis fluida pemboran yang sesuai untuk digunakan.
j) Mud logger, bertugas untuk menilai suatu formasi yang telah dicapai dengan
melakukan pemeriksaan terhadap serpih pemboran.
k) Casing and cementing crew, bertugas merencanakan mengoperasikan, dan
memelihara peralatan-peralatan khusus yang digunakan selama operasi
pemasangan casing dan cementing.
4. Persiapan rig dan pendiriannya
5. Peralatan penunjang dan pemasangannya
6. Persiapan akhir
1) Persiapan Lumpur pemboran
2) Pengecekan tiap system
Setelah persiapan tersebut selesai, barulah proses pemboran dapat dimulai.
Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
4. Apa fungsi surface casing?
Maksud running surface casing di dalam operasi pemboran dengan fungsi sebagai
berikut:
Melindungi dari air tanah agar tidak terkontaminasi.
Mempertahankan kestabilan lubang bor.
Meminimkan problem lost circulation pada zona-zona permeable.
Melindungi zona-zona lemah dan secara tidak langsung mengontrol kick.
Sebagai tempat dudukan peralatan BOP.
Menyanggah berat semua rangkaian casing ketika di run di bawah surface casing.




Tempat dudukan BOP, melindungi dr invasi air tanah, mempertahankan kestabilan lubang bor,
meminimkan problem lost circulation































Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071

5. Berapa ukuran conductor casing yang umum digunakan?
Pada umumnya conductor casing berdiameter besar, yaitu 16 inch sampai 30 inch dan
dipasang dengan cara dipancangkan biasa oleh vibrating hammer.























Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071


6. Sebutkan peralatan cementing!

- Peralatan Diatas Permukaan
Peralatan penyemenan di atas permukaan meliputi :
a. Cementing unit
Adalah suatu unit pompa yang mempunyai fungsi untuk memompakan bubur semen dan
lumpur pendorong dalam proses penyemenan.
Cementing unit terdiri dari :
o Tangki semen : untuk menyimpan semen kering.
o Hopper : untuk mengatur aliran dari semen kering dan air yang ditempatkan bersama-
sama dalam hopper, sehingga akan menghasilkan bubur semen yang benar-benar
homogen.
o Jet Mixer : untuk mengaduk semen kering dan air yang ditempatkan bersam-sama
dalam hopper, sehingga akan menghasilkan bubur semen yang benar-benar homogen.
o Motor penggerak pompa dan pompa : berfungsi untuk memompa bubur semen.
b. Flow line
Merupakan pipa yang berfungsi untuk mengalirkan bubur semen yang dipompakan dari
cementing unit ke cementing head.
c. Cementing head
Berfungsi untuk mengatur aliran bubur semen yang masuk ke lubang bor.
- Peralatan Dibawah Permukaan
Peralatan penyemenan dibawah permukaan meliputi :
a. Casing
b. Centralizer
Untuk mendapatkan cincin semen yang baik (merata), casing harus terletak di tengah-
tengah lubang, untuk itu casing dilengkapi dengan centralizer.
c. Scratchers
Adalah suatu alat yang dirangkaikan/dipasang pada casing dan berfungsi untuk
membersihkan dinding lubang bor dari mud cake, sehingga didapat lubang bor yang
bersih.
d. Peralatan floating
- Casing shoe
Casing shoe berfungsi sebagai sepatu dan pemandu untuk memudahkan pemasukan
rangkaian casing (running casing), agar tidak terjadi sangkutan pada dinding lubang
bor, shoe ini dibuat dari bahan yang dapat dibor lagi (drillable).
- Float shoe
Merupakan suatu shock penahan yang dipasang beberapa meter di atas shoe,
berfungsi untuk menahan bottom plug dan top plug.
e. Cementing plug
1. Bottom plug
2. Top plug


Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071



7. Bagaimana cara mengukur ROP secara cepat dilapangan?
Caranya adalah dengan menandai drillstring, bisa dengan cara mengecatnya sebagian saja
pada suatu ketinggian tertentu dari permukaan. Misalnya 1 ft dari atas subtructur lalu ukur
berapa lama garis tersebut menyentuh atas subsrtuctur yang sepanjang 1 ft tersebut. Lalu
waktunya dikonversi kedalam satuan jam. Dari sini didapatkanlah ROP sebesar 1 ft per
waktunya (jam) kemudian dikonversi lagi menjadi x ft per jam.

8. Berapa ketinggian derrick?

80 ft 189 ft



Derrick dan substruktur harus mampu menahan beban yang diberikan oleh berat pipa
pada block ditambah sebagian dari drilpipe yang disandarkan pada derrick. Bila rangkaian
casing yang berat dipasang, maka beberapa drillpipe kemungkinan perlu untuk disingkirkan
agar kapasitas pembebanan pada derrick sesuai dengan kemampuannya.



Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
PEMBORAN DAY # 5
1. Engineering apa saja yang dipakai saat proses pemboran?
1. Ilmu fisika: digunakan sebagai ilmu dasar
2. Teknik geologi dan geofisika: digunakan untuk mendapatkan informasi
mengetahui bagaimana kondisi bawah tanah pada lokasi pemboran, bagaimana
lithologi batuannya untuk bahan pertimbangan pada desain pemboran misalnya
seberapa keras batuan, seberapa besar tekanan yang akan dilewati bit, bagaimana
mendisain bit yang akan digunakan, dll.
3. Teknik sipil: digunakan untuk mendesain rig agar kuat menahan beban drillstring
dan mampu mengangkat drillstring ke atas derrick
4. Teknik mesin: diperlukan untuk mendisain mesin yang mampu memutar
drillstring dengan daya yang besar
5. Teknik elektro: diperlukan untuk memberikan power atau listrik yang digunakan
untuk melakukan proses pemboran
6. Teknik metalurgi dan material: digunakan untuk membuat bit yang memiliki
kekuatan yang sangat besar untuk menghancurkan batuan
7. Teknik Pemboran: inilah yang paling penting, teknik ini mengintegrasikan semua
engineering tersebut agar dapat melakukan pemboran yang seefisien dan seaman
mungkin.
8. Dan teknik-teknik lainnya.










Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
2. Apa yang anda ketahui tentang persamaan Indonesia?

Persamaan Indonesia adalah persamaa yang dipakai untuk menetukan Sw pada formasi yang
memiliki shale. Persamaan ini merupakan fungsi dari R
t
, V
sh
, R
tsh
, porositas, a, dan R
w
.
Persamaan ini diekspresikan dalam bentuk berikut



R
t
= True resistivity batuan formasi
V
sh
= Volume shale dari batuan
R
tsh
= Resistivitas batuan shale
R
w
= Resistivitas air formasi pada uninvaded zone
a = Factor tourtuosity
m = factor sementasi
= Porositas





Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
3. Jelaskan mengenai rumus archie!

Archie merupakan rumus yang dipergunakan untuk menghitung Sw reservoir pada uninvaded
zone.
Rumus archie hanya dapat digunakan pada clean formation .
Persamaan archie:
Sw = (F x Rw / Rt)
n
Dengan,
F = a /
m

Dimana;
Sw = Saturasi air pada uninvaded zone
Rw = Resitivitas air formasi
Rt = Resistivitas formasi sebenarnya
F = Faktor formasi
a = Faktor tourtuositi
= Porositas
m = Eksponen sementasi
n = Derajat saturasi formasi



4. Pada kondisi bagaimana rumus archie tidak dapat digunakan?
Rumus Archie tidak dapat digunakan pada formasi shaly sand









Tugas Program Pendalaman

Taufiq Ardiansyah 12207012
Muhammad Irham Wafi 12207037
Arief Hidayat 12207071
5. Jelaskan jenis getaran yang terjadi selama proses pemboran?
Getaran yang terjadi selama proses pemboran di drill string ada 2, yaitu:
1. Resonansi adalah gerakan bergetar sinusoidalnya drillstring














2. Pendulum adalah gerakan berayunnya drill string















6. Aditif apakah yang ditambahkan jika terjadi kontaminasi semen?
Thinner karena rheologi lumpur yang berubah adalah viskositasnya naik. Thinner merupakan
aditif yang ditambahkan kedalam lumpur pemboran yang bertujuan untuk menurunkan
viskositas dari lumpur yang telah terkontaminasi oleh semen.

Anda mungkin juga menyukai