1. Porositas
Merupakan kemampuan batuan untuk menyimpan
fluida.
2. Saturasi
Merupakan presentase volume pori batuan yang
terisi oleh fluida
So + Sg + Sw = 100%
3. Permeabilitas
Merupakan kemampuan batuan untuk meloloskan
fluida
Dengan:
1 Darcy adalah kemampuan batuan untuk
mengalirkan fluida satu fasa dengan
kekentalan/vicositas sebesar 1 cp mengalir dengan
keepatan 1 cm/sec melalui penampang seluas 1
cm2 pada gradient hidrolik satu atmosfer (76
mmHg) per cm
Fyi :
Saturasi (jenuh) adalah keadaan fasa suatu zat fluida
pada temperatur didihnya sesuai degan tekanannya.
Pada keadaan saturasi, jika zat fluida itu diberikan kalor
(dipanaskan) maka temperaturnya tidak naik namun
terjadi perubahan fasa zat. Oleh karenanya ada istilah
saturasi cair, campuran cair-gas dan saturasi gas.
4. Resistivitas Batuan
Merupakan kemampuan batuan untuk menghambat
mengalirnya arus listrik
5. Wettabilitas
Merupakan kemampuan batuan untuk dibasahi
oleh fluida
Istilah
- Wetting-Phase Fluid = Fluida yang membasahi
batuan
- Non Wetting Phase Fluid = Fluid yang
sukar/tidak membasahi batuan
1) Water wet
- Tegangaan adhesinya bernilai positif
- σsw ≥ σso, AT > 0
- Sudut kontaknya (0°< θ <90°)
- Apabila θ = 0°, maka batuannya dianggap
sebagai strongly water wet.
2) Oil Wet
- Tegangan adhesinya bernilai negative
- σso ≥ σsw, AT < 0
- Sudut kontaknya (90°< θ <180°)
- Apabila θ = 180°, maka batuanya dianggap
sebagai strongly oil wet.
6. Tekanan Kapiler
Perbedaan tekanan antara fluida yang membasahi
batuan dengan fluida yang bersifat tidak membasahi
batuan jika di dalam batuan tersebut terdapat dua atau
lebih fasa fluida yang tidak bercampur dalam kondisi
statis
Tekanan kapiler mempunyai pengaruh yang
penting dalam reservoir minyak maupun gas :
1) Mengontrol distribusi saturasi di dalam
reservoir
2) Merupakan mekanisme pendorong minyak dan
gas untuk bergerak atau mengalir melalui pori-
pori reservoir dalam arah vertikal
Imbibisi dan Drainage
Wet Gas
Wet gas terjadi semata-mata sebagai gas di dalam
reservoir sepanjang penurunan tekanan reservoir.
Jalur tekanan tidak masuk ke dalam lengkungan fasa.
Maka dari itu, tidak ada cairan yang terbentuk di
dalam reservoir. Walaupun demikian, kondisi
separator berada pada lengkungan fasa, yang
mengakibatkan sejumlah cairan terjadi di permukaan
(disebut kondensat). Kata “wet” (basah) pada wet gas
(gas basah) bukan berarti gas tersebut basah oleh air,
tetapi mengacu pada cairan hidrokarbon yang
terkondensasi pada kondisi permukaan.
Dry Gas
Dry gas terutama merupakan metana dengan
sejumlah molekul intermediate. Pada diagram fasa,
campuran hidrokarbon semata-mata berupa gas di
reservoir dan kondisi separator permukaan yang
normal berada di luar lengkungan fasa. Maka dari itu,
tidak terbentuk cairan di permukaan. Reservoir dry
gas biasanya disebut reservoir gas.
Berdasarkan penggolongan di atas, maka perlakuan
yang diberikan akan berbeda. Minyak dengan
kandunngan fraksi berat tinggi seperti minyak berat
akan cenderung memiliki titik beku yang tinggi,
sehingga mudah menyebabkan paraffin. Minyak
dengan viskositas rendah dan kurang kandungan
fraksi berat seperti minyak ringan akan mudah
menguap dan terbakar. Banyak hal yang dapat kita
cegah dan improvisasi dengan diketahuinya jenis
minyak yang diproduksi. Untuk pemahaman lebih
lanjut mengenai jenis fluida reservoir, dapat dilihat di
buku berjudul “The Properties of Petroleum Fluids”
Second Edition karya William D. McCain tahun
1990.