Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sedimen adalah pecahan batuan, mineral atau bahan organik yang ditransportasikan dari
berbagai sumber iendapkan oleh udara, air, dan es. Biasanya material- material sedimen banyak
terendap di daerah delta atau mulut-mulut sungai, dimana delta sungai adalah hasil dari bentukan
dari pengendapan sedimen yang dibawa oleh air sungai
Sedimentasi adalah masuknya muatan sedimen ke dalam suatu lingkungan perairan
tertentu melalui media air dan diendapkan di dalam lingkungan tersebut. Proses sedimentasi
umumnya terjadi pada daerah pantai yang mengalami erosi karena material pembentuk pantai
terbawa arus ke tempat lain dan tidak kembali ke lokasi semula. (Firmansyah dkk, 2014).
Material yang terbawa arus tersebut akan mengendap di daerah yang lebih tenang, seperti
muara sungai, teluk, pelabuhan, dan sebagainya, sehingga mengakibatkan sedimentasi di daerah
tersebut. Terjadinya sedimentasi tersebut juga berpengaruh terhadap perubahan bentuk garis
pantai. Wilayah pesisir merupakan lingkungan yang dinamis, unik dan rentan terhadap
perubahan lingkungan. (Firmansyah dkk, 2014).
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan pesisir antara lain adalah aktivitas
di daratan, pertumbuhan penduduk, perubahan iklim, peningkatan permintaan akan ruang dan
sumberdaya, serta dinamika lingkungan pantai. Disamping itu perairan pesisir dipengaruhi oleh
interaksi dinamis antara masukan air dari lautan (ocean waters) dan air tawar (freshwater).
Berbagai macam aktivitas manusia yang dilakukan baik di daratan maupun di lautan juga
mendorong terjadinya perubahan lingkungan di wilayah pesisir. (Firmansyah dkk, 2014).
Fluida ialah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distorsi) secara permanen,
dapat berupa gas atau cairan baik dalam keadaan diam ataupun bergerak. Bila kita mencoba
mengubah bentuk suatu massa fluida, maka didalam fluida itu akan terbentuk lapisan-lapisan
dimana lapisan yang satu meluncur diatas yang lain hingga mencapai bentuk yang baru. Selama
perubahan bentuk itu terdapat tegangan geser (shear stress) yang besarnya bergantung pada
viskositas fluida dan laju luncur. Tetapi bila fluida itu sudah mendapatkan bentuk akhirnya,

semua tegangan geser itu akan hilang. Fluida yang dalam keseimbangan itu bebas dari segala
tegangan geser. Pada suatu suhu dan tekanan tertentu setiap fluida mempunyai densitas atau
rapatan (density) tertentu
1.2. TUJUAN
1.Untuk mengetahui hubungan sedimentasi dengan densitas
2. Untuk mengetahui hubungan sedimentasi dengan vektositas dan velositas
3. Untuk mengetahui roundness, shape dan sphericity sedimen
4. Untuk mengetahui porosity dan permeability sedimen
5. Untuk mengetahui jenis-jenis sedimen
1.3. MANFAAT
Manfaat dari makalah ini adalah untuk dapat memberikan informasi tentang hubungan
sedimentasi dengan densitas, hubungan sedimentasi dengan vektositas dan velositas, roundness,
shape dan sphericity sedimen, porosity dan permeability sedimen, dan jenis-jenis sedimen

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Hubungan Densitas Dengan Sedimen
Densitas adalah massa per satuan volume (g/cm3), atau sering disebut tingkat kekerasan
suatu benda per satuan volume benda. Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat
memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya
akan memiliki massa jenis yang sama.
Rumus untuk menentukan massa jenis adalah

Batuan sedimen biasanya memiliki densits yang lebih kecil dari batuan beku dan
metamorf. Hal utama yang menetukan densitas batuan sedimen ialah variasi porositas batuan.
Semakin besar porositas batuan tersebut maka semakin rendah tingkat densitas batuan tersebut.
densitas batuan sedimen juga dipengaruhi oleh umur, proses terjadi batuan sebelumnya, dan
kedalaman. (telford)
Fluida dilambangkan dengan (rho) merupakan massa per unit volume
fluida.densitas mempengaruhi magnitud (tingkat) gaya yang bekerja dalam fluida dan diatas
bed juga seiring dengan kemampuan partikel akan jatuh (settle) dalam fluida (lebih lambat
difluida yang leibh padat). densitas ini memiliki pengaruh khusus pada fluida
terutamayang di ada lereng yang disebabkan oleh gravitasi. densitas bervariasi
pada fluida yang berbeda, dan hal ini akan mempengaruhi perilaku fluida dalam mengangkut
sedimen juga berbeda sebagai contoh air memiliki densitas 0.998 g/mL pada temperatur 20 C,
danternyata udara lebih kecil 700 kali dibandingin air densitasnya. maka bisa
dibayangin benda yang jatuh bebas (tidak ada lagi aliran secara lateral) di udara pasti lebih
cepat(plus gesekan udara diam) dibandingkan di air yang tenang. densitas fluida
berkurangseiring dengan bertambahnya tempertur fluida

2.2. Hubungan Hubungan Sedimentasi Dengan Vektositas Dan Velositas


Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida
bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya gesekan ini biasa juga
disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar viskositas zat cair, maka semakin
susah benda padat bergerak didalam zat cair tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan
adalah gaya kohesi antar partikel zat cair.
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antara
molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat
dikatakan memiliki viskositas yang rendah dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir
dikatakan memiliki viskositas tinggi. Sebagai contoh, air memiliki viskositas rendah, sedangkan
minyak sayur memiliki viskositas yang lebih tinggi
Fluida dengan viskositas yang lebih tinggi (atau lebih kental) akan mengalir lebih
lambat daripada yang viskositanya rendah(lebih encer), viskosiatas air lebih rendah dari madu.air
memiliki viskositas 55 kali lebih besar dari udara pada suhu 20 C (Blatt, Middleton, Murray,
1980). sama dengan densitas viskositas

juga

akan

menurun

seiring

dengan

bertambahnya temperatur atau viskositas a k a n n a i k j i k a t e m p e r a t u r t u r u n .


menurut

Boggs

(2006)

viskoistas

ini

m e m e g a n g peranan penting dalam

mempengaruhi turbulensi air , dimana meningkatnya viskositasa k a n


turbulensi

arus

(Boggs,

2006).

menurunnya

menaikan

tubulensi

juga

a k a n menambah kemampuan air dalam mengerosi dan mengentrainsedimen.

2.3. Roundness, Shape dan Sphericity Sedimen


Merupakan keseluruhan kenampakan partikel secara tiga dimensi yang berkaitan dengan
perbandingan antara ukuran panjang sumbu panjang, menengah dan pendeknya. Cara paling
sederhana untuk mendefinisikan bentuk butir dikenalkan oleh Zingg (1935) dengan cara
menggunakan perbandingan b/a dan c/b untuk mengelaskan butiran. Sebenarnya pendekatan ini
tepat untuk partikel sedimen yang berukuran kerakal sampai berangkal.Untuk partikel sedimen
yang berukuran pasir yang bisa diamati secara tiga dimensi, pendekatan secara kualitatif (misal

dengan metode visual comparison) bisa juga digunakan untuk mendefinisikan bentuk butir
meskipun tingkat akurasinya rendah.
Macam bentuk butir menurut klasifikasi Zingg (1935) ada 4 yaitu tabular (oblate), equant
(equiaxial atau spherical), bladed (triaxial) dan prolate (rod-shaped).

Klasifikasi bentuk butir menurut Zingg (1935)


Derajat kebolaan (sphericity)
Spherecity diartikan sebagai ukuran bagaimana suatu butiran memiliki kenampakan
mandekati bentuk bola. Jika mekanisme transportasi dan pengendapan berjalan dengan normal,
maka semakin jauh butiran tertransportasi, maka nilai sphericitynya semakin tinggi.Nilai
spherecity yang digunakan adalah berdasarkan klasifikasi Folk (1968):

Derajat kebundaran (Roundness)


Roundness merupakan morfologi butir berupa ketajaman pinggir dan sudut suatu partikel
sedimen klastik. Menurut Wadell (1932), roundness merupakan rata-rata aritmatik roundness
masing-masing sudut butiran pada bidang pengukuran.Metode pengukuran roundness yang biasa
digunakan adalah menggunakan perbandingan baik dengan tabel visual secara sketsa (Krumbein,
1941) maupun tabel visual secara foto (Powers, 1953).

Tabel visual roundness secara sketsa (Krumbein, 1941 dengan modifikasi)


Roundness butiran pada endapan sedimen ditentukan oleh komposisi butiran, ukuran butir,
proses transportasi, dan jarak transportnya (Boggs, 1987). Butiran pasir dengan sifat fisik keras
dan resisten seperti kuarsa dan zirkon akan lebih sulit membulat selama proses transport
dibandingkan butiran yang kurang keras seperti feldspar. Ukuran butir yang lebih kecil lebih
sukar mengalami proses pembundaran. Sementara itu mineral yang resisten dengan ukuran lebih

kecil 0,05 0,1 mm tidak menunjukkan perubahan roundness oleh semua jenis transport sedimen
(Boggs, 1987).

Tabel visual roundness butiran secara foto (Powers, 1953)


2.4. Porosity Dan Permeability Sedimen
A. Porositas
Porositas didefinisikan sebagai perbandingan antara volome batuan yang tidak terisi oleh
padatan terhadaf volume batuan secara keseluruhan. Berdasarkan sifat batuan resevoir maka
porositas dibagi menjadi dua yaitu porositas efektif dan porisitas absolut.. Porositas efektif yaitu
perbandingan volume pori-pori yang saling berhubungan terhadap volume batuan secara
keseluruhan.
Rumus Porositas:

Porositas absolut adalah perbandingan volume pori-pori total tampa memandang saling
berhubungan atau tidak , terhadap volume batuan secara keseluruhan.
Pori merupakan ruang di dalam batuan; yang selalu terisi oleh fluida, seperti udara, air
tawar/asin, minyak atau gas bumi. Porositas suatu batuan sangat penting dalam eksplorasi dan
eksploitasi baik dalam bidang perminyakan maupun dalam bidang air tanah. Hal ini karena
porositas merupakan variabel utama untuk menentukan besarnya cadangan fluida yang terdapat
dalam suatu massa batuan.

Porositas batupasir dihasilkan dari sekumpulan proses-proses geologi yang berpengaruh


terhadap proses sedimentasi. Proses-proses ini dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu proses
pada saat pengendapan dan proses setelah pengendapan. Kontrol pada saat pengendapan
menyangkut tekstur batupasir (ukuran butir dan sortasi). Proses setelah pengendapan yang
berpengaruh terhadap porositas diakibatkan oleh pengaruh fisika dan kimia, yang merupakan
fungsi dari temperatur, tekanan efektif dan waktu (Bloch, 1991).
Beard dan Weyl (1973) menyatakan bahwa porositas sangat kecil dipengaruhi oleh perubahan
dalam ukuran butir dengan sortasi yang sama, tetapi porositas bervariasi terhadap sortasi.
Penurunan porositas dari 42,4 % pada pasir bersortasi baik sampai 27,9 % pada pasir yang
bersortasi sangat jelek. Sedangkan Graton dan Fraser (1935 dalam Beard & Weyl, 1973)
menemukan bahwa pengepakan bola sangat kuat hingga berbentuk rhombohedral diperoleh
porositas sebesar 26 % dan pengepakan berbentuk kubus diperoleh porositas 47,6 %. Tetapi di
alam pengepakan butiran tidak berbentuk kubus maupun rhombohedral.. Selanjutnya Scherer
(1987) menyatakan bahwa parameter yang paling penting yang berpengaruh terhadap porositas
adalah umur, mineralogi (kandungan butiran kuarsa), sortasi dan kedalaman terpendam
maksimum.
B. Permeabilitas
Kelulusan atau permeabilitas adalah suatu sifat batuan reservoir untuk dapat meluluskan
cairan melalui pori pori yang berhubungan, tanpa merusak partikel pembentuk atau kerangka
batuan tersebut.. Defenisi permeabilitas dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut ;. Dimana
q dinyatakan dalam sentimeter per sekon, k dalam darcy (permeabilitas), viskositas m dinyatakan
dalam sentipoise, dan dp/dx adalah gradient hidrolik yang dinyatakan dalam atmosfer per
sentimeter. Dengan demikian jelaslah bahwa permeabilitas adalah k yang dinyatakan dalam
Darcy.
Definisi API untuk 1 Darcy : suatu medium berpori mempunyai kelulusan (permeabilitas)
sebesar 1 Darcy, jika cairan berfasa satu dengan kekentalan 1 sentipoise mengalir dengan
kecepatan 1 cm/sekon melalui penampang seluas 1 cm2 pada gradient hidrolik satu atmosfer
(76,0 mm Hg) per sentimeter dan jika cairan tersebut seluruhnya mengisi medium tersebut. Dari
defenisi di atas tidak dijelaskan hubungan antara permeabilitas dan porositas. Memang
sebetulnya tidak ada hubungan antara permeabilitas dengan porositas. Batuan yang permeable
selalu sarang (porous), tetapi sebaliknya, batuan yang sarang belum tentu permeable. Hal ini

disebabkan karena batuan yang berporositas lebih tinggi belum tentu pori porinya berhubungan
satu dengan yang lain. Juga sebaliknya dapat dilihat, bahwa porositas tidak tergantung dari besar
butir, dan permeabilitas merupakan suatu fungsi yang langsung terhadap besar butir.

2.5. Jenis-Jenis Sedimen


1. Sedimen Lithogenous (terrigenous sediments)
Sedimen berasal dari pengikisan batu-batuan didaratan akibat proses fisik (pemanasan,
pendinginan, embun) & proses kimiawi (pelarutan air hujan, air tanah, oksidasi, reduksi) yang
dibawa oleh tenaga air (sungai atau aliran) dalam laut(an).
Proses pengendapan sedimen ini umumnya dipengaruhi oleh sifat fisik partikel itu sendiri.
Partikel yang berukuran besar cenderung lebih cepat diendapkan daripada yang berukuran
kecil.Contoh :
- Pasir kecepatan tenggelam 1,8 hari pada kedalaman 4000 meter.
- Lumpur kecepatan tenggelam 185 hari
- Liat memerlukan waktu 51 tahun
Sebaran pengendapan :
- Pasir : berada di daerah continental shelf
2. Sedimen Hidrogenous
Jenis partikel ini beasal dari sedimen sebagai hasil reaksi kimia dalam air laut. Proses reaksi
kimia umumnya sangat lambat (berjuta-juta tahun) dari membentuk Nodule-nodule.
Contoh : Manganese Nodules (bongkahan mangaan) : berasal dari endapan lapisan oksida dan
hidroksida dari besi dan mangaan yang terdapat didalam sebuah rangkaian lapisan konsentris
disekitar pecahan batu atau runtuhan puing-puing.
Adapun jenis logam lain yang tergabung didalamnya adalah copper (tembaga), cobalt dan nikel.
- Sebaran di Lautan Pasifik, lautan Atlantik.

3.Sedimen Biogenous

Merupakan sedimen yang berasal dari sisa-sisa organisme hidup dan membentuk endapan
pertikel-partikel halus yang disebut OOZE.
Ooze ini umumnya akan mengendap pada daerah-daerah yang letaknya jauh dari pantai.
Tipe endapan Biogenous :
a. Globerigina Ooze :
Sedimen berasal dari organisme bersel tunggal : foraminifera yang kulitnya mengandung kalsium
karbonat (zat kapur). Ooze ini menutupi 35% bagian permukaan dasar lautan yang berada
didaerah-daerah panas dunia.
b. Pteropod Ooze : Sedimen berasal dari molusca yang bersifat plankton dan kulitnya (shell)
mengandung zat kapur. Ooze ini menutupi permukaan dasar laut hanya berjumlah 1%.
c. Diatom Ooze :
Sedimen berasal dari golongan tumbuh-tumbuhan bersel tunggal dengan kulit yang mengandung
silika (siliceous). Ooze ini menutupi 9% permukaan dasar laut(an). Sebaran ooze ini banyak
dijumpai di daerah-daerah yang lebih dingin & bersalinitas rendah.
d. Radiolaria Ooze :
Sedimen berasal dari golongan protozoa bersel satu. Endapan ooze ini menutupi 1 2%
permukaan dasar laut.
e. Rid clay Ooze :
Bentuk ooze ini mempunyai kandungan silika yang tinggi. Endapan ini banyak dijumpai di
bagian timur Lautan Hindia.

4. Cosmogenous sedimen yaitu sedimen yang berasal dari luar angkasa.kandungan kimianya
sendiri adalah dominan magnet yang merupakan sisa dari benda luar angkasa yang jatuh kebumi
seperti meteor dan debu debu angkasa.selanjutnya kandungan kimia yang terdapat di masing

masing sedimen mempengaruhi persebaran dari mikroorganisme laut yang kemudian akan kita
pelajari lebih lanjut pada materi mikroorganisme sedimen
5.

Sedimen

Organik

Batuan Sedimen Organik/organogen, yaitu batuan sediment yang dibentuk atau di


endakan oleh organisme.Contohnya adalah sebagai berikut. Batu bara terbentuk dari timbunan
sisa tumbuhan di dasar danau/ rawa-rawa, berubah menjadi gambut selanjutnya menjadi batu
bara muda/ batu bara
Endapan diatomae/ kerangka silica/kersik, kerangka tumbuhan bersel satu diatomeae yang
banyak hidup di laut atau didanau garam. Bangkainya tertimbun didasar laut/ danau membentuk
batuan sedimentKarang dibangun oleh organisme algae calcareous dank oral. Binatang koral
biasanya hidup dilaut yang tidak dalam, kurang dari 50 meter, cahaya matahai masih tembus
sampai ke dasar, temperaturnya tinggi ( sekitar 21-26o C), airnya tenang dan tidak keruh

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Densitas ini memiliki pengaruh khusus pada fluida terutamayang di ada
lereng yang disebabkan oleh gravitasi. densitas bervariasi pada fluida yang berbeda,
dan hal ini akan mempengaruhi perilaku fluida dalam mengangkut sedimen. v i s k o i s t a s i n i
m e m e g a n g peranan penting dalam mempengaruhi turbulensi air , dimana meningkatnya
viskositasa k a n m e n a i k a n t u r b u l e n s i a r u s ( B o g g s , 2 0 0 6 . M e n u r u n n y a
t u b u l e n s i j u g a a k a n menambah kemampuan air dalam mengerosi dan
mengentrainsedimen

3.2. Saran
Saran yang dapat kami berikan yaitu semoga ke depannya ada lebih banyak penelitian
mengenai pengaruh aliran fluida terhadap sedimen

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca maupun dosen penanggung jawab mata kuliah ini demi
kesempurnaan makalah ini.

Ambon 21 Oktober 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI..
BAB I PENDAHULUAN..
1.1. LATAR BELAKANG.
1.2. TUJUAN.
1.3. MANFAAT.
BAB II PEMBAHASAN...
2.1. HUBUNGAN DENSITAS DENGAN SEDIMEN....
2.2. HUBUNGAN VEKTOSITAS DAN VELOSITAS DENGAN SEDIME..
2.3. ROUNDNESS SHAPE DAN SPHERICITY SEDIMEN..
2.4. PEROSITY DAN PERMOBILITY SEDIMEN....
2.5. JENIS-JENIS SEDIMEN
BAB. III. PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
3.2.SARAN
DAFTAR PUSTAKA

MAKALAH SEDIMENTASI

NAMA: MATHEOS D SAHULEKA


NIM: 2013-64-008

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2016

Anda mungkin juga menyukai