Fluida adalah zat yang mudah berubah bentuk tergantung massa jenis
fluida itu sendiri. Udara, air, dan zat yang adalah zat yang dapat menjadi media
dalam
transportasi
sedimen.
Sifat
fisik
dasar
cairan
adalah kerapatan dan viskositas. Perbedaan dalam sifat-sifat ini dapat
mempengaruhi kemampuan cairan untuk mengikis dan mentransportasi sedimen.
Pergerakan pada material terjadi disebabkan oleh gravitasi, tapi yang lebih umum
adalah karena hasil dari aliran air, udara, es atau campuran padat (dense mixtures)
sedimen dan air.
Interaksi material sedimen dengan media transportasi menghasilkan
struktur sedimen, beberapa struktur sedimen berkaitan dengan pembentukan
bentuk lapisan (bedform) dalam aliran sedangkan yang lain adalah erosi. Struktur
sedimen ini terawetkan dalam batuan dan menyediakan rekaman proses yang
terjadi pada waktu pengendapannya. Jika proses fisik terjadinya struktur ini di
dalam lingkungan modern dapat diketahui, dan jika batuan sedimen
diinterpretasikan berdasarkan kesamaan prosesnya, maka mungkin untuk
mengetahui lingkungan pengendapannya. Perubahan bentuk butir yang
disebabkan oleh aliran fuilda terhadap bentuk dan ukuran butir (grain):
II.
III.
Bentuk partikel sedimen (kerikil, pasir, lumpur, dan tanah liat) pada
dasarnya adalah bentuk geometris. Bentuk geometris partikel tergantung pada dua
konsep yang berbeda:
Panjang relatif dari penyadapan partikel sepanjang tiga sumbu tegak lurus
A, B, dan C, sesuai dengan tiga sumbu ortogonal X, Y, dan Z (sphericity)
Ketajaman atau roundness dari sudut dan tepi
Kebulatan
partikel
dipengaruhi
erosi,
transportasi,
dan
pola
pengendapan. Partikel "datar" akan melakukan perjalanan dengan cara yang
berbeda dengan partikel "bola". Kebulatan partikel bukan merupakan ukuran
langsung dari jarak perjalanan partikel dan kekerasannya selama transportasi.
Secara matematis kebulatan (sphericity) dapat dinyatakan,
sphericity=
Grafik visual yang dapat digunakan untuk memperkirakan sphericity dan roundness dari
butiran pasir
IV.
Sebuah batuan sedimen terdiri dari butiran-butiran, matriks, semen, dan poripori. Butiran-butiran itu adalah partikel detrital yang umumnya membentuk
kerangka sedimen. Matrix adalah detritus halus yang terdapat dalam kerangka.
Dalam hal asal-usul porositas dapat berupa primer (pengendapan) atau sekunder
(pasca pengendapan)
a) Porositas primer terbagi atas tiga jenis
intergranular atau interparticle - ruang pori yang ada antara atau di antara
kerangka butiran-butiran, seperti partikel silisiklastik dan butiran-butiran
karbonat (ooids, fosil, dan lain-lain l)
intergranular atau intraparticle - ruang pori dalam partikel, seperti gigi
berlubang pada fosil dan ruang terbuka di dalam mineral tanah liat (clay),
dan
intercrystalline - ruang pori antara bentuk kristal kimia, seperti di dalam
Dolomit
Besaran Porositas
Biasanya porositas berkisar antara 5% - 40% dan dalam prakteknya
berkisar 10% - 20% saja. Porositas 5% disebut porositas tipis (marginal porosity)
dan umumnya bersifat nonkomersial. Secara teoritis porositas maksimum 47,6%
yang berlaku untuk porositas intergranular.
Besar porositas ditentukan dengan berbagai cara yaitu:
k dp
. (Hukum Darcy )
m dy
Keterangan:
q kecepatan fluida dinyatakan dalam cm per secon
m merupakan viskositas fluida yang mengalir
k (permeabilitas) dalam darcy
dp
dy
Daftar Pustaka
https://translate.google.co.id/translate?
hl=id&sl=en&u=http://homepage.smc.edu/grippo_alessandro/roundness.ht
ml&prev=search
http://gneissbrain.blogspot.co.id/2010/12/prinsip-aliran-fluida.html