Anda di halaman 1dari 7

I.

Hubungan Densitas dengan Sedimen

Fluida adalah zat yang mudah berubah bentuk tergantung massa jenis
fluida itu sendiri. Udara, air, dan zat yang adalah zat yang dapat menjadi media
dalam
transportasi
sedimen.
Sifat
fisik
dasar
cairan
adalah kerapatan dan viskositas. Perbedaan dalam sifat-sifat ini dapat
mempengaruhi kemampuan cairan untuk mengikis dan mentransportasi sedimen.
Pergerakan pada material terjadi disebabkan oleh gravitasi, tapi yang lebih umum
adalah karena hasil dari aliran air, udara, es atau campuran padat (dense mixtures)
sedimen dan air.
Interaksi material sedimen dengan media transportasi menghasilkan
struktur sedimen, beberapa struktur sedimen berkaitan dengan pembentukan
bentuk lapisan (bedform) dalam aliran sedangkan yang lain adalah erosi. Struktur
sedimen ini terawetkan dalam batuan dan menyediakan rekaman proses yang
terjadi pada waktu pengendapannya. Jika proses fisik terjadinya struktur ini di
dalam lingkungan modern dapat diketahui, dan jika batuan sedimen
diinterpretasikan berdasarkan kesamaan prosesnya, maka mungkin untuk
mengetahui lingkungan pengendapannya. Perubahan bentuk butir yang
disebabkan oleh aliran fuilda terhadap bentuk dan ukuran butir (grain):

Kiri: sebelum; Kanan: sesudah

Karakteristik fluida air yang berpengaruh terhadap transport sedimen yaitu


densitas, viskositas, serta variable aliran (kecepatan/velositas, tegangan gesesr).
Densitas fluida (rf) menentukan besaran gaya, misalnya stress, yang akan bekerja
di dalam fluida itu serta terhadap bidang batas fluida-sedimen yang terletak
dibawahnya, terutama ketika fluida bergerak menuju bagian bawah lereng di
bawah pengaruh gaya gravitasi. Densitas juga menentukan cara gelombang
merambat melalui fluida serta mengontrol gaya apung (boyant force) yang bekerja
terhadap partikel-partikel sedimen yang ada didalamnya serta menentukan
densitas efektifnya (rs rf), dimana rs adalah densitas partikel padat. Sebagai
contoh, suatu butiran kuarsa dalam air memiliki densitas efektif 1,65 g/cm3,

sedangkan densitasnya di udara adalah 2,65 g/cm3. Perbedaan densitas efektif


sangat mempengaruhi kemampuan suatu fluida untuk mengangkut partikel.

II.

Hubungan Velositas dan Viskositas dengan Sedimen

Viskositas menyatakan kemampuan fluida untuk mengalir. Fluida dengan


viskositas yang lebih tinggi (atau lebih kental) akan mengalir lebih lambat
daripada yang viskositanya rendah (lebih encer). Sama dengan densitas viskositas
juga akan menurun seiring dengan bertambahnya temperatur atau viskositas akan
naik jika temperatur turun. Menurut Boggs (2006) viskoistas ini memegang
peranan penting dalam mempengaruhi turbulensi air, dimana meningkatnya
viskositas akan menaikan turbulensi arus. Menurunnya tubulensi juga akan
menambah
kemampuan
air
dalam
mengerosi
dan
mengentrain
sedimen.Viskositas
dinyatakan
sebagai
nisbah shear
stress (t, shearing
force/satuan luas) terhadap laju deformasi (du/dy) yang ditimbulkan oleh geseran
itu :

Untuk dapat menghasilkan laju deformasi yang sama, fluida yang


memiliki viskositas relatif tinggi akan memerlukan shear stress yang lebih besar
dibanding fluida yang memiliki viskositas relatif rendah. Karena densitas dan
viskositas sama-sama memegang peranan penting dalam menentukan tingkah laku
fluida, maka keduanya sering dipersatukan melalui suatu aspek tunggal yang
disebut viskositas kinematik:

III.

Roundness, Shape, dan Sphericity Sedimen

Bentuk kerikil (batuan) secara konvensional telah dijelaskan berdasarkan


skema yang dirancang oleh Zingg (1935). Pengukuran rasio antara panjang, lebar,
dan ketebalan digunakan untuk mendefinisikan empat kelas: spherical (equant),
oblate (piringan atau tabular), blade, dan prolate (rol). Bentuk dari kerikil (batuan)
dikontrol dengan dua hal yaitu asal-usul batuan dan sejarah kemudian. Same

(1966) mengusulkan kriteria khusus untuk membedakan sampel krikil fluvial


(sungai) dan sampel kerikil littoral (pesisir) menggunakan kombinasi bentuk
(shape) dan kebulatan (roundness).

Bentuk partikel sedimen (kerikil, pasir, lumpur, dan tanah liat) pada
dasarnya adalah bentuk geometris. Bentuk geometris partikel tergantung pada dua
konsep yang berbeda:

Panjang relatif dari penyadapan partikel sepanjang tiga sumbu tegak lurus
A, B, dan C, sesuai dengan tiga sumbu ortogonal X, Y, dan Z (sphericity)
Ketajaman atau roundness dari sudut dan tepi

Kebulatan
partikel
dipengaruhi
erosi,
transportasi,
dan
pola
pengendapan. Partikel "datar" akan melakukan perjalanan dengan cara yang
berbeda dengan partikel "bola". Kebulatan partikel bukan merupakan ukuran
langsung dari jarak perjalanan partikel dan kekerasannya selama transportasi.
Secara matematis kebulatan (sphericity) dapat dinyatakan,
sphericity=

volumea of the particle


volume of thecircumscribing sphere

Roundness hanya mendefinisikan bagaimana 'kehalusan " butiran-butiran.


Butiran datar dapat menjadi bulat, bahkan jika tidak bulat (spherical) dapat
didefinisikan secara matematis sebagai berikut
radius maksimum inscribed
ratarataradius corners dan tepi
roundness=

Grafik visual yang dapat digunakan untuk memperkirakan sphericity dan roundness dari
butiran pasir

IV.

Porosity dan Permeability Sedimen

Sebuah batuan sedimen terdiri dari butiran-butiran, matriks, semen, dan poripori. Butiran-butiran itu adalah partikel detrital yang umumnya membentuk
kerangka sedimen. Matrix adalah detritus halus yang terdapat dalam kerangka.

Porositas batuan adalah perbandingan antara volume rongga-rongga pori


terhadap volume total seluruh batuan. Porositas dinyatakan dalam bentuk persen
(%).
Porositas ( )=

volume pori pori


100
volume keseluruhan batuan

Dalam hal asal-usul porositas dapat berupa primer (pengendapan) atau sekunder
(pasca pengendapan)
a) Porositas primer terbagi atas tiga jenis
intergranular atau interparticle - ruang pori yang ada antara atau di antara
kerangka butiran-butiran, seperti partikel silisiklastik dan butiran-butiran
karbonat (ooids, fosil, dan lain-lain l)
intergranular atau intraparticle - ruang pori dalam partikel, seperti gigi
berlubang pada fosil dan ruang terbuka di dalam mineral tanah liat (clay),
dan
intercrystalline - ruang pori antara bentuk kristal kimia, seperti di dalam
Dolomit

b) Porositas sekunder mencakup


hancuran porositas yang disebabkan oleh pemutusan semen atau butiranbutiran kerangka metastabil (feldspar, fragmen batuan) pada batuan
sedimen silisiklastik atau peleburan semen, fosil, kerangka kristal, dan
lain-lain pada karbonat atau pembentukan batu kimia lainnya
intercrystalline porositas muncul dari ruang pori dalam semen atau di
antara mineral autigenik lainnya, dan
fraktur porositas, karena patahan dari setiap jenis batuan oleh kekuatan
tektonik atau proses lain seperti pemadatan dan pengeringan.

Besaran Porositas
Biasanya porositas berkisar antara 5% - 40% dan dalam prakteknya
berkisar 10% - 20% saja. Porositas 5% disebut porositas tipis (marginal porosity)
dan umumnya bersifat nonkomersial. Secara teoritis porositas maksimum 47,6%
yang berlaku untuk porositas intergranular.
Besar porositas ditentukan dengan berbagai cara yaitu:

Di labolatorium, dengan porosimeter yang didasarkan pada hukum boyle:


gas digunakan sebagai pengganti cairan untuk menentukan volume pori
tersebut.
Dari log listrik, log sonik dan log radioaktif.
Dari log kecepatan pemboran
Dari perkiraan dan pemeriksaan secara mikroskop.
Dari hilangnya inti pemboran.
Skala Visual Pemerian Porositas

Di lapangan bisa kita dapatkan perkiraan secara visual dengan menggunakan


peraga visual. Penentuan ini bersifat semi kuantitatif dan dipergunakan suatu skala
sebagai berikut:

0 5% dapat diabaikan (negligible)


5 -10% buruk (poor)
10 -15% cukup (fair)
15 -20% baik (good)
20 25% sangat baik (very good)
25% istimewa (excellent)

Permeabilitas adalah suatu sifat batuan reservoir untuk dapat meluluskan


cairan melalui pori pori yang berhubungan tanpa merusak partikel pembentuk
atau kerangka batuan tersebut. Satuan permeabelitas adalah darcy. Jadi suatu
permeabelitas dengan k = 2 darcy memiliki arti bahwa suatu aliran sebesar 2 cc
persecon yang didapatkan melalui suatu penampang seluas 1 cm persegi dengan
panjang 1 cm di bawah suatu tekanan perbedaan 1 atmosfere untuk suatu cairan
yang mempunyai kekentalan (viskositas) 1 sentipoise. Biasanya permeabelitas
batuan kurang dari 1 darcy jadi satuan yang digunakan yaitu milli darcy (md)
dimana 1 darcy = 1000 md.
q=

k dp
. (Hukum Darcy )
m dy

Keterangan:
q kecepatan fluida dinyatakan dalam cm per secon
m merupakan viskositas fluida yang mengalir
k (permeabilitas) dalam darcy
dp
dy

adalah gradien hidrolik yang dinyatakan dalam atmosfer percentimeter.

Daftar Pustaka

https://translate.google.co.id/translate?
hl=id&sl=en&u=http://homepage.smc.edu/grippo_alessandro/roundness.ht
ml&prev=search
http://gneissbrain.blogspot.co.id/2010/12/prinsip-aliran-fluida.html

Anda mungkin juga menyukai