Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
: Wisnu Perdana
: Teknik Geofisika
Tugas
: Sedimentologi
1. Langun
Lagun adalah suatu kawasan berair dangkal yang masih
berhubungan dengan laut lepas, dibatasi oleh suatu punggungan
memanjang (barrier) dan relatif sejajar dengan pantai (Gambar VII.15).
Maka dari itu lagun umumnya tidak luas dan dangkal dengan energi
rendah. Beberapa lagun yang dianggap besar, misalnya Leeward Lagoon
di Bahama luasnya hanya 10.000 km dengan kedalaman + 10 m (Jordan,
1978, dalam Bruce W. Sellwood, 1990).
Bentuk dan genesa lagun berkaitan erat dengan genesa tanggul
(barrier), sehingga dalam hal ini mencirikan pula kondisi geologi dan
fisiografi daerah lagun. Bentuk lagun umunnya memanjang relatif sejajar
dengan garis panti sedangkan yang dibatasi oleh atol reef bentuk
lagunnya relatif melingkar.
Lingkungan lagun karena ada tanggul maka berenergi rendah
sehingga material yang diendapkan berupa fraksi halus, kadang juga
dijumpai batupasir dan batulumpur. Beberapa lagun yang tidak bertindak
sebagai muara sungai, maka material yang diendapkan didominasi oleh
material marin. Material pengisi lagun dapat berasal dari erosi barrier
(wash over) yang berukuran pasir dan lebih kasar. Apabila ada
penghalang berupa reef, dapat juga dijumpai pecahan-pecahan cangkang
di bagian backbarier atau di tidal delta. Akibat angin partikel halus dari
tanggul dapat terangkut dan diendapkan di lagun. Angin tersebut dapat
juga menyebabkan terjadinya gelombang pasang yang menerpa garis
pantai dan menimbulkan energi tinggi sehingga terjadi pengikisan dan
pengendapan fraksi kasar. Struktur sedimen yang berkembang umumnya
pejal (pada batulempung abu-abu gelap) dengan sisipan tipis batupasir
halus (batulempung Formasi Lidah di Kendang Timur), gelembur gelombang dengan beberapa internal small scale cross lamination yang
melibatkan batulempung pasiran. Struktur bioturbasi sering dijumpai pada
batulempung pasiran (siltstone) yang bersisipan batupasir dibagian dasar
lagun (Boggs, 1995). Batupasir tersebut ditafsirkan sebagai hasil endapan
angin, umumnya berstruktur perarian sejajar dan kadang juga berstruktur
ripple cross-lamination.
2. Delta
Berdasarkan fisiografinya, delta dapat diklasifikasikan menjadi tiga
bagian utama (Gambar VII.29), yaitu :
a. Delta Plain
Delta plain merupakan bagian kearah darat dari suatu delta.
Umumnya terdiri dari endapan marsh dan rawa yang berbutir halus
seperti serpih dan bahan-bahan organik (batubara). Delta plain
merupakan bagian dari delta yang karakteristik lingkungannya didominasi
oleh proses fluvial dan tidal. Pada delta plain sangat jarang ditemukan
adanya aktivitas dari gelombang yang sangat besar. Daerah delta plain ini
ditoreh (incised) oleh fluvial distributaries dengan kedalaman berkisar dari
sering terbentuk endapan evaporit flat. Daerah ini umumnya ditoreh oleh
tidal channel (incised tidal channel) yang membawa endapan bedload di
sepanjang alur sungainya. Pengendapan pada tidal channel umumnya
sangat dipengaruhi oleh arus tidal sendiri, sedangkan pada daerah datar
di sekitarnya (tidal flat), pengendapannya akan dipengaruhi pula oleh
aktivitas dari gelombang yang diakibatkan oleh air ataupun angin. Suksesi
endapan pada lingkungan tidal flat umumnya memperlihatkan sistem
progadasi dengan penghalusan ke atas sebagai refleksi dari batupasir
pada pasang surut rendah (subtidal) ke lumpur pada pasang surut tinggi
(supratidal dan intertidal bagian atas). Blok gram silisiklastik pada
lingkungan tidal flat (Dalrymple, 1992 dalam Walker & James, 1992).
REFERENSI :
Dayatullah,
M.2013.Karya
Ilmiah
Geologi
Dasar
Lingkungan
Pengendapan.Universitas
Mulawarman.Samarinda.
https://sangrisang.wordpress.com/2010/04/12/zonasi-laut/