Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROGEOLOGI

[Baseflow Recession]

MINGGU KE 6

Asisten Praktikum

1. Alifah Saarah (15117049)


2. Muchammad Rachmansyah Putra (15117025)

Disusun oleh:
VALDA ARTAMEVIA FEBIANI PUTRI (118150025)

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN TEKNIK MANUFAKTUR DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air tanah merupakan air yang tersimpan di dalam tanah. Air tanah merupakan jenis air
yang cukup penting di permukaan bumi ini. Sebab air tanah memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan air permukaan. Keunggulan air tanah antara lain memiliki temperatur yang
lebih stabil, air tanah lebih steril, dan memiliki cadangan yang melimpah meskipun musim
kemarau. Air tanah meresap melalui lapisan-lapisan tanah dan batuan. Lapisan batuan di
bawah permukaan yang dapat menampung dan mengalirkan air disebut akuifer. Air tanah
merupakan air yang memiliki peranan yang paling penting bagi kehidupan. Dari mulai untuk
keseimbangan alam, kebutuhan industri, sampai kebutuhan rumah tangga.
Air dan tanah memiliki keterkaitan yang sangat erat, pada saat air hujan sampai ke
permukaan bumi, sebagian akan masuk ke dalam tanah (infiltrasi) untuk menjadi bagian dari
air tanah (groundwater), sedangkan air hujan yang tidak terserap tanah akan menjadi aliran
permukaan (run-off). Tidak semua air infiltrasi (air tanah) mengalir ke sungai atau tampungan
air lainnya, melainkan ada sebagian yang tetap tinggal dalam lapisan bagian atas (top soil)
untuk kemudian di uapkan kembali ke atmosfer melalui permukaan tanah (evaporation) dan
melalui permukaan tajuk vegetasi (transpiration) (Asdak, 2001).
Daerah Aliran Sungai (DAS) menurut UU Nomor 17 Tahun 2019 adalah suatu wilayah
daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang
berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke
danau atau ke laut secara alamiah, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan
batas laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. Daerah
Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang dibatasi punggung-punggung gunung dimana air
hujan yang jatuh pada daerah tersebut akan ditampung oleh punggung gunung tersebut dan
akan dialirkan melalui sungai-sungai kecil ke sungai utama (Asdak C. , 1995).
Dalam praktikum kali ini, kita dapat mengetahui pengaruh curah hujan terhadap debit
sungai. Selain itu, dapat mengetahui besarnya suatu imbuhan dan groundwater storage
berdasarkan analisis dari baseflow recessionya. Oleh karena itu, praktikum ini penting
dilakukan agar dapat memahami air tanah beserta elemen-elemennya.
.

1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum


Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui pengaruh curah hujan terhadap besarnya debit sungai.
2. Mengetahui besarnya imbuhan dan groundwater storage berdasarkan grafik dan
analisis baseflow recession.
3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi besarnya imbuhan ataupun groundwater
storage.
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi resesi aliran dasar DAS;
2. Dapat mengetahuinya peran vegetasi dan keterkaitannya dengan aspek-aspek
morfometri DAS, jenis batuan dan sifat tanah dalam mempengaruhi resesi aliran
dasar;
3. Dapat menggambarkan aliran dasar yang terjadi pada saat limpasan, sehingga
diketahui nilai perhitungan tinggi puncak hidrograf yang terjadi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hidrologi dan Pengelolaan DAS
Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air dalam segala bentuknya (cairan, gas, padat)
pada, dalam dan di atas permukaan tanah. Termasuk didalamnya adalah penyebaran, daur
dan perilakunya, sifat-sifat fisika dan kimianya, serta hubungannya dengan unsur-unsur
hidup dalam air itu sendiri (Asdak, 2004:4). Daur atau siklus hidrologi yaitu perjalanan air
dari permukaan laut ke atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut
yang tidak pernah berhenti tersebut, air tersebut akan tertahan sementara di sungai, danau
atau waduk, dan dalam tanah sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia atau makhluk hidup
lainnya (Asdak C. , 1995).
Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai suatu hamparan
wilayah/kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit) yang menerima,
mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta mengalirkannya melalui anak-anak
sungai dan keluar pada sungai utama ke laut atau danau. Menurut PP No. 37 Tahun 2012
tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu
wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya,
yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan
ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan
batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.
Menurut Suripin (2002), DAS adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas alam, seperti
punggung bukit-bukit atau gunung, maupun batas batuan, seperti jalan atau tanggul, dimana
air hujan turun di wilayah tersebut memberi kontribusi aliran ke titik kontrol (Suripin,
2002). Pengelolaan DAS adalah suatu proses formulasi dan implementasi kegiatan atau
program yang bersifat manipulasi sumber daya alam dan manusia yang terdapat di daerah
aliran sungai untuk memperoleh manfaat produksi dan jasa tanpa menyebabkan terjadinya
kerusakan sumber daya air dan tanah.
2.2 Limpasan Permukaan

Limpasan permukaan atau aliran permukaan merupakandari curah hujan yang mengalir di
atas permukaan tanah yang mengangkut zat-zat dan partikel tanah. Limpasan terjadi akibat
intensitas hujan yang turun melebihi kapasitas infiltrasi, saat laju infiltrasi terpenuhi maka air
akan mengisi cekungan yang terdapat pada permukaan tanah. Setelah cekungan-cekungan
tersebut terisi air dan penuh, maka air akan mengalir (melimpas) di atas permukaan tanah
(surface runoff).Air limpasan dibedakan menjadi dyau yaitu sheetdan rill surface runoff akan
tetapi apabila aliranair tersebut telah masuk ke dalam sistem saluran air atau kali, maka
disebut sebut stream flow runoff (Asdak C. , 2001).

2.3 Hidrograf

Hidrograf adalah grafik yang menggambarkan hubungan jumlah debit aliran sungai
dengan waktu yang berbeda. Hidrograf juga merupakan aliran sungai sebagai respon atas
suatu kejadian hujan dapat digambarkan terdiri dari dua komponen yaitu aliran cepat (direct
runoff atau quick flow) dan aliran dasar (baseflow) didefinisikan aliran yang terlambat
sebagai kontribusi dari air tanah dan aliran air dari sumber lain yang terlambat dan dikenal
sebagai aliran dasar (baseflow). Aliran dasar sangat penting artinya dalam pengelolaan
sumber daya air. Pada saat musim kemarau dimana ketersediaan air di sungai sangat
terbatas dikarenakan kurangnya input dari air hujan, maka aliran dasar menjadi sumber
utama untuk supplay air bagi banyak kepentingan (irigasi, industri, rumah tangga, pariwisata,
dll). Sebaliknya, pada saat musim hujan, perkiraan besarnya aliran dasar menjadi penting
supaya kita dapat memprediksi besarnya bagian debit yang merupakan kontribusi dari aliran
cepat atau surface run-off yang berpotensi menghasilkan banjir. Pada banyak Daerah Aliran
Sungai (DAS) aliran dasar merupakan komponen utama dan penyumbang terbesar ke aliran
sungai. Rekaman data aliran dasar sangat berguna untuk mengukur dinamika
karakteristik air tanah (groundwater) di dalam DAS (Horton, 1933)

2.3 Baseflow Recession


Aliran dasar (Baseflow) adalah bagian curah hujan yang mengalami infiltrasi dan
perkolasi masuk dalam tampungan air tanah dan kealur sungai sebagai rembesan mata air.
Nilai baseflow dapat diperoleh dari pemisahan baseflow dari hidrograf debit aliran total.
Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam menentukan baseflow. Metode Baseflow
Recession diterapkan sebagai pendekatan untuk menghitung besar resapan yang
direpresentasikan sebagai baseflow yang keluar menjadi air permukaan setelah musim hujan
berakhir. Istilah recession mengacu pada penurunan output (discharge) secara alami akibat
ketidakhadiran input (recharge) yang mengikuti pola eksponensial. Perhitungan baseflow
recession dibuat pada hidrograf aliran pada lokasi tunggal sebagai fungsi dari waktu.
Baseflow dapat diartikan sebagai aliran dasar, model ini digunakan untuk menggambarkan
aliran dasar yang terjadi pada saat limpasan, sehingga dapat dihitung tinggi puncak hidrograf
yang terjadi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi resapan akuifer diantaranya iklim,
tutupan dan tataguna lahan, porositas dan permeabilitas penutup tanah, karakteristik geologi
dan geomorfologi, serta kedalaman muka air tanah (Kresic, 2007). Aliran permukaan
dibentuk oleh komponen – komponen yang berperan dalam siklus hidrologi, yaitu overland
flow, surface runoff, interflow, baseflow, dan komponen lainnya. Masing – masing memiliki
definisi khusus sesuai dengan proses kejadiannya yaitu :
1. Interflow adalah aliran air yang bergerak secara horizontal dalam zona tak jenuh.
2. Baseflow adalah aliran air yang mencapai muka airtanah dan mengalir di dalam akifer
hingga keluar mengisi badan sungai.
3. Overland flow adalah aliran yang terjadi ketika laju presipitasi melebihi kapasitas
infiltrasi atau ketika presipitasi jatuh pada tanah yang jenuh.
4. Surface runoff adalah aliran dari berbagai lokasi yang terkumpul dalam satu aliran
permukaan (Fetter, 2001).

Gambar 1. Streamflow Hydrograph


BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, setelah dideliniasi DAS untuk menentukan luas DASnya. Kemudian,
data tersebut dan data curah hujan perbulan dalam setahun diinput ke dalam excel dengan rumus
eksponen sehingga menghasilkan sebuah hidrograf tahun 2011, 2012, serta 2013. Berdasarkan
hasil hidrograf dapat mengetahui baseflow recession pada tiap tahunnya.

Gambar 3. 1 Hidrograf Tahun 2011

Hasil hidrograf tahun 2011 menunjukkan bahwa baseflow recession terjadi pada kurun waktu 2
bulan atau 61 hari yakni pada 29 Juni hingga 29 Agustus dengan nilai debit awal baseflow
recession bernilai 120,48 m3/detik dan nilai debit akhir baseflow recession bernilai 14,74
m3/detik. Pada periode ini memiliki nilai groundwater storage paling tinggi dibanding dengan
periode 2012 dan 2013. Hal ini dikarenakan besarnya Qo atau nilai debit awal nya serta nilai Qt
atau nilai debit akhirnya. Selain itu, pada periode ini juga memiliki nilai recharge atau imbuhan
air tanah yang tertinggi yakni sebesar 146,37 mm atau 0,15 m. Nilai recharge atau imbuhan air
tanah ini dipengaruhi oleh kondisi hidrometeorologi yang meliputi intensitas, durasi, dan volume
dari curah hujan. Selain itu, terdapat factor lain seperti tanah penutup, kemiringan lereng,
konduktivitas hidrolik batuan, serta kedalaman muka freatik.
Gambar 3. 2 Hidrograf Tahun 2012
Hasil hidrograf tahun 2012 menunjukkan bahwa baseflow recession terjadi pada kurun waktu 21
hari yakni pada 9 Juni hingga 28 Juni dengan nilai debit awal baseflow recession bernilai 81,53
m3/detik dan nilai debit akhir baseflow recession bernilai 13,27 m3/detik. Pada periode ini
memiliki nilai groundwater storage paling rendah dibanding dengan periode 2011 dan 2013. Hal
ini dikarenakan Qo atau nilai debit awal nya serta nilai Qt atau nilai debit akhirnya paling rendah
dengan intensitas dan durasi curah hujan yang hanya berlangsung dalam 21 hari saja. Selain itu,
pada periode ini juga memiliki nilai recharge atau imbuhan air tanah yang teredah yakni sebesar
38,09 mm. Nilai recharge atau imbuhan air tanah ini dipengaruhi oleh kondisi hidrometeorologi
yang meliputi intensitas, durasi, dan volume dari curah hujan yang terbilang cukup rendah
dibandingkan yang lain. Selain itu, terdapat factor lain seperti tanah penutup, kemiringan lereng,
konduktivitas hidrolik batuan, serta kedalaman muka freatik.
Gambar 3. 3 Hidrograf Tahun 2013
Berdasarkan hidrograf tahun 2013 menunjukkan bahwa baseflow recession terjadi pada kurun
waktu 25 hari yakni pada 2 Agustus hingga 27 Agustus dengan nilai debit awal baseflow
recession bernilai 82,89 m3/detik dan nilai debit akhir baseflow recession bernilai 12,29 m3/detik.
Pada periode ini memiliki nilai groundwater storage terbilang rendah dibanding dengan periode
2011 dan 2013. Hal ini dikarenakan Qo atau nilai debit awal nya serta nilai Qt atau nilai debit
akhirnya cukup rendah. Namun, nilai groundwater storage nya masih lebih tinggi daripada tahun
2012 akibat pengaruh intensitas dan durasi yang hanya berlangsung dalam 25 hari saja. Selain itu,
pada periode ini juga memiliki nilai recharge atau imbuhan air tanah yang teredah yakni sebesar
44,08 mm. Nilai recharge atau imbuhan air tanah ini dipengaruhi oleh kondisi hidrometeorologi
yang meliputi intensitas, durasi, dan volume dari curah hujan yang terbilang cukup rendah
dibandingkan yang lain. Selain itu, terdapat factor lain seperti tanah penutup, kemiringan lereng,
konduktivitas hidrolik batuan, serta kedalaman muka freatik.
Gambar 3. 4 Tabel Nilai dari Hidrograf Tahun 2011, 2012, dan 2013

Untuk menentukan besarnya imbuhan air tanah dan groundwater storage dapat menggunakan
data debit curah hujan per hari selama tiga tahun dimasukkan ke dalam tabel menggunakan
rumus eksponen. Nilai groundwater storage didapatkan dari perhitungan Qt atau nilai debit akhir
dibagi dengan nilai baseflow recession hari-1. Hasil dari debit curah hujan tersebut akan
direpsentasikan dalam sebuah hidrograf. Pada hidrograf, akan menunjukkan baseflow suatu
periode tertentu setiap tahunnya atau nilai debit awal baseflow recession (Qo) dan nilai debit akhir
baseflow recession (Qt) sesuai luas dari DAS sehingga akan menghasilkan nilai groundwater
storage dan nilai imbuhan air tanah atau recharge. Dari hasil analisis diatas dapat diketahui
bahwa, faktor yang mempengaruhi nilai recharge atau imbuhan dan groundwater storage yaitu
durasi, intensitas, dan volume curah hujan. Semakin tinggi intensitas curah hujan di suatu daerah
akan mengalirkan air hujan tersebut menuju sungai dengan debit yang besar sehingga nilai
baseflow maupun groundwater storage besar. Semakin rendah intensitas curah hujan di suatu
daerah akan mengalirkan air hujan tersebut menuju sungai debitnya akan berkurang sehingga
nilai baseflow maupun groundwater storage bernilai lebih kecil pula. Namun, tidak selalu
berbanding lurus pula, hal ini akibat faktor penyebaran curah hujan, evapotransporasi,
penggunaan tata lahan seperti hutan sebagai pengatur air yang mana jika vegetasi dijaga maka
imbuhan air tanah juga dapat lebih besar nilainya. Selain itu, Nilai recharge atau imbuhan air
tanah ini dipengaruhi oleh kondisi hidrometeorologi yang meliputi intensitas, durasi, dan volume
dari curah hujan yang terbilang cukup rendah dibandingkan yang lain. Selain itu, terdapat factor
lain seperti tanah penutup, porositas dan permeabilitas penutup tanah, kemiringan lereng,
konduktivitas hidrolik batuan, serta kedalaman muka freatik. Data diatas juga dapat menunjukkan
bahwa semakin besar nilai baseflow recession maka semakin besar pula nilai imbuhan air tanah
dan groundwater storage pada suata daerah, dengan kata lain berbanding lurus. Besarnya nilai
groundwater storage pula dipengaruhi oleh nilai baseflow recession dan debit akhirnya
BAB 4
KESIMPULAN

Kesimpulan pada praktikum kali ini yaitu sebagai berikut.


1. Berdasarkan hasil analisis dari data di atas dapat menunjukkan bahwa, Semakin tinggi
intensitas curah hujan di suatu daerah akan mengalirkan air hujan tersebut menuju sungai
dengan debit yang besar sehingga nilai baseflow, recharge atau imbuhan air tanah
groundwater storage besar. Semakin rendah intensitas curah hujan di suatu daerah akan
mengalirkan air hujan tersebut menuju sungai debitnya akan berkurang sehingga nilai
baseflow maupun groundwater storage bernilai lebih kecil pula. Namun, tidak berbanding
lurus pula, hal ini akibat faktor penyebaran curah hujan, evapotransporasi, penggunaan
tata lahan seperti hutan sebagai pengatur air yang mana jika vegetasi dijaga maka nilai
baseflow, recharge atau imbuhan air tanah groundwater storage juga dapat lebih besar
nilainya.
2. Dari hasil analisis baseflow recession di atas melalu hidrograf, untuk menentukan
besarnya imbuhan air tanah dan groundwater storage dapat menggunakan data debit
curah hujan per hari selama tiga tahun dimasukkan ke dalam tabel menggunakan rumus
eksponen. Nilai groundwater storage didapatkan dari perhitungan Qt atau nilai debit akhir
dibagi dengan nilai baseflow recession hari-1. Hasil dari debit curah hujan tersebut akan
direpsentasikan dalam sebuah hidrograf. Pada hidrograf, akan menunjukkan baseflow
suatu periode tertentu setiap tahunnya atau nilai debit awal baseflow recession (Qo) dan
nilai debit akhir baseflow recession (Qt) sesuai luas dari DAS sehingga akan
menghasilkan nilai groundwater storage dan nilai imbuhan air tanah atau recharge.
3. Nilai groundwater storage dan recharge dipengaruhi oleh kondisi hidrometeorologi yang
meliputi intensitas, durasi, dan volume dari curah hujan yang terbilang cukup rendah
dibandingkan yang lain. Selain itu, terdapat factor lain seperti tanah penutup, porositas
dan permeabilitas penutup tanah, kemiringan lereng, konduktivitas hidrolik batuan, serta
kedalaman muka freatik. Semakin besar nilai baseflow recession maka semakin besar
pula nilai imbuhan air tanah dan groundwater storage pada suata daerah, dengan kata lain
berbanding lurus. Besarnya nilai groundwater storage pula dipengaruhi oleh nilai
baseflow recession dan debit akhirnya.
DAFTAR PUSTAKA

Asdak, C. (1995). Hidrologi Pengelolaan Daerah liran Sungai. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.

Asdak, C. (2001). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. 618.

Fetter, C. W. (2001). Applied Hydrogeology 4th Edition. United States: Prentice Hall.

Horton, R. (1933). In The role of infiltration in the hydrological cycle. Trans. Am. Geophys. (pp.
446-460).

Suripin. (2002). Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air.

Anda mungkin juga menyukai