Anda di halaman 1dari 15

Gambar 1.1.

Faktor pembentuk Sikuen Stratigrafi

Apa sih Sequence Stratigraphy ? Dari ejaannya dulu yaa, kalo menurutku bahasa terapan itu
cara membaca dan menulisnya adalah Sikuen Stratigrafi .. menurutku loh yaa .. trus kenapa sih
ga Sekuen Stratigrafi aja ? Ya.. balik lagi kita harus paham dulu pembacaannya konversi dari
english to indonesian .. sepakat ya ?

Oke, untuk basa-basinya udahan dulu ya, kita langsung aja yuk belajar bareng kita kupas tuntas
mengenai Sikuen Stratigrafi, mulai dari definisi, bagian-bagiannya seperti parasikuen,
Elektrofasies, Bidang Sikuen, dan System Track.

Sebelum kita masuk ke dalam dunia Sikuen Stratigrafi, ada kalanya kita harus memahami
terlebih dulu, bagaimana sih tingkatan-tingkatan dari mulai sederhana sampai yang kompleks
mengenai seluk beluk Sikuen ? NIH !
Gambar 1.2. Tingkatan unit stratigrafi

Apa sih maksud gambar di atas ? Yap, itu diagram sederhana dari suatu tingkatan kecil Sikuen
yang dimulai berupa lamina sampai sequence. Tapi, yang dibahas untuk saat ini batasannya
hanya sampai sequence aja ya. Pembagian tingkatan stratigrafi ini dipengaruhi oleh perubahan
ruang yang terjadi selama waktu geologi yang meliputi proses tektonik (penurunan dan
pengangkatan), dan perubahan muka air global (eustacy).

Gambar 1.3. Perbedaan konsep stratigrafi tradisional dengan modern

SIKUEN STRATIGRAFI secara sederhana dapat diartikan sebagai cabang stratigrafi yang
mempelajari paket-paket sedimen yang dibatasi oleh bidang ketidakselarasan tersebut. Suatu
sikuen diendapkan selama satu siklus perubahan muka laut, yaitu terbentuk pada saat kecepatan
turunnya permukaan laut yang paling besar sampai kecepatan turunnya permukaan laut yang
paling besar berikutnya. Analisis sikuen stratigrafi akan menghasilkan kerangka
kronostratigrafi dari endapan yang dianalisa.

Gambar 1.4. Perbedaan litostratigrafi dengan kronostratigrafi

Gambar yang kedua diatas adalah adalah perbedaan mendasar dan kunci dari sebuah korelasi.
Kita anggap garis vertikal adalah log. Yang pertama korelasi menggunakan kesamaan litologi
atau batuan, yaa diliat dari kesamaan karakteristik si batuan itu. Yang kedua ? Nah ! itu yang
kita pakai sebagai dasar dalam dunia Sikuen Stratigrafi. Singkatnya Chronostratigraphy adalah
korelasi menggunakan waktu. Tiap satu layer sedimen dalam suatu paket sikuen akan terdiri
dari beberapa litologi, berbeda kontras dengan gambar pertama yang memiliki kesamaan
litologi dalam satu layer. Trus, gimana caranya buat korelasiin waktu ? Yap, jawaban yang
tersingkat dan termudahnya adalah dengan bantuan Biostratigrafi untuk validitas data. Tapi,
itu cara terakhir loh, cuma untuk validitas data, tapi kalau ingin detil pengaplikasiannya yuk
mari kita bahas bareng sampe tuntas.

Parasikuen (Parasequence Set)

Parasikuen merupakan beberapa lapisan dan kumpulan lapisan batuan yang


relatif selaras, terbentuk oleh suatu proses pengendapan dan yang dibatasi oleh permukaan
genang laut atau permukaan yang setara (Wagoner, 1990). Parasikuen ini dibatasi di atas dan
di bawahnya oleh bidang permukaan marine flooding yaitu bidang batas yang memisahkan
lapisan muda dan tua yang dihasilkan oleh bertambahnya kedalaman air laut secara tiba-tiba
dan pelamparannya ke arah lateral.

Ada 2 macam mekanisme yang dapat membentuk parasikuen yaitu:

Pertambahan kedalaman laut secara relatif cepat,


Kenaikan muka air laut secara cepat

Tadi mengenai Parasikuen, lalu selanjutnya ada Parasikuen set, yang merupakan gabungan
parasikuen-parasikuen yang berkerabat secara genetik membentuk pola susunan (stacking
pattern) yang jelas.

Gambar 1.5. Tipe Parasikuen Set


Gambar 1.6. Faktor-faktor pembentuk Sikuen Stratigrafi

Wah.. bahasa apalagi itu ? Sebenernya simpel kok, hanya permainan pemahaman dari 4 kata
yang berupa eustacy, subsidence, akomodasi (ruang pasokan), suplai sedimen. Kalau
pengertian dari masing-masing ketiga parasikuen tersebut adalah ;

Progradasi : Suplai sedimen > Akomodasi

Aggradasi : Suplai Sedimen = Akomodasi

Retrogradasi : Suplai Sedimen < Akomodasi

Proses eustacy yang terjadi selama masing-masing parasikuen set berbeda-beda, dilihat
dari sedimen yang diendapkan. Coba kita lihat parasikuen set Progradasi yang dibentuk akibat
penurunan muka air laut, yang bisa dilihat dari kehadiran batupasir, batupasir-shale transisi,
dan shale yang cenderung berarah menuju cekungan. Berlaku pula untuk Retrogradasi set fase
air laut yang terjadi selama pembentukan cenderung transgresi, bisa dilihat dari kehadiran
batupasir telah tererosi. Otomatis pada Retrogradasi set pola yang dibentuk adalah fining
upward atau menghalus ke atas. Berbeda dengan Aggradasi set fase air laut yang dibentuk
cenderung konstan.

Oke.. Setelah kita memahami mengenai sikuen secara umum, parasikuen beserta
parasikuen setnya, bahasan yang selanjutnya kita bahas adalah mengenai elektrofasies, yang
menyangkut mengenai pola-pola log.. Yuk ..

Elektrofasies
Gambar 1.7. Jenis-jenis umum karakteristik respon log GR

Waah gambar apalagi tuh ? hehe itu adalah gambar dari log yang membentuk suatu pola-pola
yang nantinya merupakan dijadikan sebagai dasar untuk menentukan parasikuen set yang tadi
inyong jelaskan di bab sebelumnya hehe..

Yuk kita bahas per masing-masing pola untuk kita masuk ke bahasan selanjutnya hihi..

Cylindrical

Bentuk log ini merupakan bentuk dengan karakter GR yang relatif stabil. Fase air laut yang
terjadi stabil dan parasikuen set yang dibentuk adalah aggradasi. Bentuk seperti ini
diasosiasikan dengan endapan sedimen fluvial channel, braided channel, estuarine.

Funnel

Menunjukan dominasi yang berubah misalnya dari shale ke arah sand (mengkasar keatas). Fase
air laut yang terjadi berupa regresi dan parasikuen set yang dibentuk adalah progradasi.
Lingkungan pengendapannya meliputi estuarine shelf, delta front.

Bell

Menunjukkan perubahan dominasi besar butiran misalnya dari batupasir ke shale atau
merupakan aspek penghalusan keatas. Fase air laut yang terjadi berupa transgresi dan
parasikuen set yang dibentuk adalah retrogradasi Daerah dengan dominasi meandering, tidal
channel, fluvial point bar.

Symmetrical

Bentuk karakteristik dari kurva GR ini menunjukkan adanya penurunan kadar shale dilanjutkan
kenaikan kembali. Karakter ini juga mengindikasikan adanya perubahan yang cepat dalam
lapisan itu. Perubahan yang terjadi yang terekam dalam karakter ini adalah adanya progradasi
serta retrogradasi yang sinergis dan cepat.

Serrated
Bentuk kurva pada jenis ini memperlihatkan adanya agradasi dari shale dan lanau. Fase air
laut yang terjadi berupa konstan dan parasikuen set yang dibentuk adalah aggradasi. Bentuk
kurva ini merepresentasikan area pengendapan yang beragam seperti fluvial floodplain,
alluvial plain, shelf .

Oke.. pembahasan mengenai elektrofasies cukup, kita masuk ke bahasan selanjutnya


yaitu bidang sikuen dan system tract. Tapi yang kita bahas terlebih dulu bidang sikuen dulu ya,
supaya ga loncat-loncat dan kita semua lebih mudah paham.

Bidang Sikuen (Sequence Boundary/SB)

Apa sih bidang sikuen ? Nih penjelasannya.. check this out !

Suatu bidang keselarasan dan keselarasan padanannya yang terjadi selama jangka waktu
penurunan relatif permukaan laut. Menurut Wagoner, 1990 Ada dua tipe batas sikuen, yaitu
tipe 1 dan tipe 2 antara lain :

1. Batas sikuen tipe 1 ditandai oleh perolehan fluvial dan peremajaan aliran, shelf
sedimentary bypass, pergeseran fasies dan coastal onlap kearah cekungan. Batas
cekungan tersebut terbentuk ketika kecepatan eustasi lebih besar dari kecepatan
subsiden pada depositional shoreline break, sehingga menghasilkan muka laut relatif
turun.
2. Batas sikuen tipe 2 ditandai oleh pergeseran coastal onlap ke arah cekungan dan erosi
subaerial yang meluas, tatapi tanpa peremajaan aliran dan pergeseran fasies kearah
cekungan. Batas sekuen ini terbentuk ketika kecepatan eustasi lebih kecil dari
kecepatan subsiden pada depositional shoreline break, tetapi tanpa perubahan muka
laut relatif turun pada posisi tersebut.

Bingung ? wajaar.. belajar sikuen secara menyeluruh memang butuh waktu untuk
bersemedi, merenung, dan belajar tentang sikuen hihi.. Biar ga bingung aku coba kasih gambar
aja buat mempermudah dalam pemahaman kita, tapi gambarnya dibawah setelah penjelasan
MFS dan TS yaa you know lah seorang geos itu hampir 60 persen itu pemahamannya melalui
gambar.

Bidang Banjir Maksimum (Maximum flooding surface/MFS)

Dikenal keberadaannya sebagai bidang utama yang memisahkan endapan transgresi


(retrogradational parasequence sets) dari endapan regresi (progradational parasequence sets)
yang terletak diatasnya. Di daerah proksimal, maximum flooding surface mungkin terletak di
atas aggradational parasequence sets, sedangkan di daerah distal bidang ini dapat diwakili
oleh condensed section. Condensed section sendiri dapat dicirikan oleh log facies atau litofasies
yang khas seperti horizon yang kaya akan glaukonit, lapisan rijang, lapisan batugamping, atau
lapisan serpih dengan kadar radioaktif tinggi atau berkecepatan seismik rendah.

Simpelnya adalah Bidang genang laut maksimal yang terbentuk pada saat fase genang
laut maksimum. MFS terbentuk pada bagian atas Transgressive System Tract (TST) dan
memisahkan back stepping parasequences yang terletak di atasnya.

Bidang Transgresi (Transgressive Surface/TS)


Bidang transgresi (transgressive surface) adalah marine flooding surface pertama yang
penting artinya dan melampar melalui paparan dan terletak di dalam suatu sekuen (Van
Wagoner dkk, 1988). Bidang itu menandai puncak lowstand systems tract dan dasar dari
highstand systems tract. Bidang transgresi umumnya berimpit dengan batas sekuen yang pada
daerah-antar-lembah-torehan yang telah dijelaskan di atas. Bidang transgresi juga akan
menindih endapan pengisi lembah torehan.

Simpelnya aja deh yaa.. TS adalah Bidang genang laut (flooding surface) yang terbentuk
setelah terjadi suatu fase regresi maksimum atau akhir dari pembentukan Lowstand System
Tract (LST).

Gambar 1.8. Skema pembentukan Sikuen Stratigrafi

Tuh gambar diatas gambar yang tadi di janjiin buat permudah pembayangan bidang sikuen
hihi..

Bisa di lihat kan bagaimana SB 1 memisahkan bagian bawah yang merupakan batas
dari paket sikuen (conformity) dan SB 2 yang sebagai batas atas dari paket sikuen
(unconformity). Kita lihat juga MFS yang berfungsi sebagai batas maksimal dari bidang genang
laut dan juga sebagai batas atas maksimal dari TST. Dan TS sebagai batas regresi maksimum
atau batas akhir dari pembentukan LST. Daritadi kita nyebutin TST, LST, dan temennya satu
yang belum kesebut yaitu HST.. Siapa sih sebenernya mereka itu ? Yap.. mereka adalah satu
kelompok yang di awal udah dibilang sebagai System Track yang bakal kita bahas juga disini,
tepatnya setelah penjelasan Bidang Sikuen, karena bahasan System Track ya bisa dibilang
bahasan terpanjang dibanding bahasan lain hihi..

System Tract
Waaah bahasa rumit apalagi ini ?? Hadeeh.. dari kata-katanya aja udah menyeramkan
begitu.. hihi tenang, semua bisa dipelajari asal ada niat, motivasi, jangan pernah takut
mengambil apa yang dikatakan orang susah, sebab, itulah nilai plus kita mengambil apa yang
tidak bisa dilakukan orang lain.. hihi..

Istilah systems tract pertama kali didefinisikan oleh Brown & Fisher (1977) sebagai suatu paket
sistem pengendapan. Sistem pengendapan sendiri didefinisikan oleh Fisher &McGowen, 1967
sebagai kumpulan tiga dimensional dari berbagai litofasies yang secara genetik dihubungkan
satu sama lain oleh proses-proses atau lingkungan pengendapannya (Emery, et al., 1996).

Dalam satu siklus perubahan muka air laut relatif, dikenal adanya tiga systems tract
utama, masing-masing mencirikan tahap perubahan muka air laut relatif yang berbeda-beda.
Berturut-turut urutan dari yang terbawah meliputi :

1. Lowstand System Tract (LST)


2. Transgressive System Tract (TST)
3. Highstand System Tract (HST)

Eit eits.. opo maning kiye ??? haha.. yuk kita bahas satu persatu secara rinci dan mendetail.

Lowstand System Tract (LST)

Gambar 1.9. System track terbawah (lowstand system track) kala awal pembentukan
Gambar 1.10. System track terbawah (lowstand system track) kala akhir pembentukan

Systems tract paling bawah. Systems tract ini diendapkan pada perioda antara penurunan muka
air laut relatif dengan penaikan mukaair laut relatif yang terjadi kemudian. Tuh simpel kan ?
hihi sebenernya kalo secara definisi resminya, itu panjang banget, jadi kita bermain yang
simpel dan mudah dipahami, inget.. dipahami loh bukan hanya dihafal supaya gampang
pengaplikasiannya nanti.

Ohiya.. LST sendiri terbagi menjadi 3 loh, makin seru dan rumit ya, hiks.. nih ketiganya :

1. Kipas Dasar Cekungan (LST Basin Floor Fan)

Kipas dasar cekungan disusun oleh endapan kipas bawah laut yang terletak pada lereng bawah
atau dasar cekungan. Proses pembentukan kipas berasosiasi dengan erosi ngarai bawah laut
dan penorehan paparan oleh sungai. Sedimen silisiklastik tidak diendapkan di paparan atau
lereng, melainkan langsung diangkut menuju bagian cekungan yang lebih dalam melalui
lembah torehan dan ngarai bawahlaut, untuk kemudian membentuk kipas dasar cekungan. Alas
dari kipas dasar cekungan, yang berimpit dengan batas bawah lowstand systems tract,
berkorelasi dengan batas sekuen tipe-1. Pengendapan kipas dasar cekungan, pembentukan
ngarai, dan erosi lembah torehan ditafsirkan terjadi selama penurunan muka air laut relatif.

2. Kipas Lereng (LST Slope Fan Complex)

Kipas lereng dicirikan oleh turbidit dan endapan aliran gravitasi di bagian tengah atau bagian
bawah dari lereng. Pengendapan kipas lereng dapat terjadi pada waktu yang bersamaan dengan
pembentukan kipas dasar cekungan atau dengan waktu pembentukan bagian bawah dari
Lowstand Prograding Wedge. Kipas lereng biasanya disusun oleh kompleks alur-tepi alur.

3. LST Prograding Wedge

Lowstand prograding wedge adalah sistem topset-clinoform yang diendapkan selama naiknya
muka air laut relatif. Sistem ini dipisahkan dari transgressive system tract, yang terletak
diatasnya. Bidang itu menandai terjadinya perubahan geometri tumpukan parasekuen dari
geometri progradasional pada lowstand wedge menjadi geometri retrogradasional pada
transgressive systems tract. Pada awalnya pengendapan lowstand prograding wedge hanya
terbatas di sekitar muara lembah torehan. Hanya sedikit, jika ada, akomodasi topset pada waktu
itu; seluruh sedimen di-bypass melewati topset kemudian diendapkan pada lereng klinoform.
Pada waktu itu, lereng kemungkinan tidak stabil dan pengendapan kipas terjadi sewaktu-waktu.
Bagian bawah lowstand prograding wedge. Ketika muka air laut relatif naik sedikit demi
sedikit, lembah torehan mulai terisi oleh endapan fluvial dan estuarium, dan topset dari
prograding wedge mulai terbentuk. Peningkatan laju penaikan muka air laut relatif
menghasilkan asosiasi fasies yang mengindikasikan pertambahan volume akomodasi, misalnya
bertambah banyaknya batubara, serpih dataran limpah banjir, fasies laguna. Karena sering
terletak di atas highstand systems tract sebelumnya, yang bagian atasnya kaya akan shale, dan
kemudian ditutupi oleh shale transgressive system tract, lowstand wedge dapat berperan
sebagai jebakan stratigrafi.

Simpel bukan ? Yap, karena terlalu simpel jadi gaperlu pake gambar yaa ? hihi.. Yuk kita lanjut
ke system tract selanjutnya, yakni..
Transgressive System Tract (TST)

Gambar 1.11. System track tengah (transgressive system track)

Systems tract yang berada di tengah-tengah. Sistem ini diendapkan pada suatu bagian dari fasa
penaikan muka air laut relatif, pada saat laju pertambahan volume akomodasi lebih tinggi
dibanding laju pemasokan sedimen (Retrogradasi). Sistem ini diendapkan pada suatu bagian
dari fasa penaikan muka air laut relatif, pada saat mana laju pertambahan volume akomodasi
topset lebih tinggi dibanding laju pemasokan sedimen. Sistem ini sebagian besar berupa topset,
dengan sedikit klinoform, dan seluruhnya memiliki geometri retrogradasional. Sistem-sistem
pengendapan yang aktif pada saat terbentuknya systems tract adalah sistem-sistem
pengendapan topset seperti aluvial, paralik, dataran pantai, delta paparan, dan paparan. Jenis
sedimen yang sering ditemukan antara lain batubara serta endapan limpah banjir, laguna, dan
lakustrin. Sistem-sistem itu mengindikasikan rendahnya pasokan sedimen. Sistem-sistem
pengaliran mungkin ditutupi oleh air laut sedemikian rupa sehingga membentuk estuarium.
Luasnya paparan dan endapan yang dipengaruhi oleh pasut merupakan sebagian dari ciri
transgressive systems tract. Ke arah cekungan, transgressive systems tract dapat
berkorespondensi dengan condensed section yang mengindikasikan laju pengendapan yang
sangat lambat. Condensed section dapat berupa serpih glaukonitan, serpih organik, serpih
fosfatik, maupun karbonat pelagik. Laju penaikan muka air laut tertinggi terjadi pada fasa
pembentukan transgressive systems tract. Systems tract ini berakhir ketika laju pertumbuhan
volume akomodasi topset menurun hingga satu kondisi dimana laju pertumbuhan tersebut
sebanding dengan laju pemasokan sedimen. Produk kondisi itu disebut marine flooding
surface. Pada saat laju pertumbuhan dengan laju pemasokan sedimen mencapai
kesetimbangan, pola endapan akan berubah dari pola retrogradasi menjadi progradasi.

Highstand System Tract (HST)


Gambar 1.12. System track teratas (highstand system track)

Systems tract termuda. Sistem ini terletak diantara maximum flooding surface dan batas sekuen.
Sistem ini terbentuk pada saat laju penaikan muka air laut mulai menurun, setelah melalui masa
puncak, pada saat mana laju pembentukan akomodasi lebih kecil dibanding laju pemasokan
sedimen (Prograde). Sistem ini merupakan sistem topset-clinoform yang terletak diantara
maximum flooding surface dan batas sekuen. Penurunan laju penaikan muka air laut pada
mulanya menyebabkan terbentuknya geometri aggradasi, namun sedikit demi sedikit kemudian
berubah menjadi geometri progradasi. Sistem-sistem pengendapan yang ada pada tahap awal
pembentukan highstand systems tract mungkin sama dengan sistem-sistem pengendapan yang
ada pada tahap akhir pembentukan transgressive systems tract. Namun, menurunnya laju
penaikan muka air laut serta terisinya wilayah paparan melalui proses progradasi,
menyebabkan berkurangnya volume batubara, serpih limpah banjir, endapan laguna, dan
endapan lakustrin yang diendapkan pada waktu itu. Tubuh-tubuh pasir endapan alur makin
lama makin banyak diendapkan dan sifatnya menerus
SYSTEM TRACT :

Terdiri dari seluruh sistem-sistem yang sama umurnya yang terjadi berdekatan satu sama lain,
dan diendapkan selama suatu segmen sea level curve yang tertentu. Didefinisikanberdasarkan :

parasequence dan parasequence set stacking patterns.

stratal geometry dari bidang-bidang batasnya.

posisinya di dalam suatu sequence.

Macam system tract :

a. LOWSTAND SYSTEM TRACT (LST) :

terdiri dari endapan-endapan yang lebih tua pada type I depositional sequence. LST dibatasi pada
base-nya oleh type I sequence boundary dan pada top-nya oleh transgressive surface. Dalam suatu
cekungan yang dicirikan oleh suatu shelf break, lowstand syatem tract ini bisa terdiri dari tiga unit,
yaitu : basin-floor fan, slope fan, lowstand prograding wedge. Pada suatu daerah yang miring dimana
kemiringan lerengnya rendah, maka suatu lowstand prograding yangrelatif tipis akan menyusun
keseluruhan lowstand system tract. LST diendapkan selama penurunan suatu permukn laut relatif
pada awal suatu kenaikan permukaan laut relatif.

Basin -floor fan :

konotasi sequence stratigrafi : adalah bagian awal dari LST yang dicirikan oleh pengendapan
submarine-fan yang kaya akan pasir di dasar cekungan atau dekat base dari lereng bawah. Basin-floor
fan diendapkan selama penurunan permukaan laut relatif yang berkaitan dengan erosi dan valley
incision (penorehan lembah) di laut dangkal dan tidak mempunyai endapan yang kronostratigrafisnya
sama di laut dangkal itu. Base dari Basin-floor fan adalah type I sequence boundary, dan top-nya
adalah suatu bidang dimana lapisan atasnya downlap. Basin-floor fan dicirikan pada penampang
seismik oleh suatu bentuk mound yang downlap kedua arah, dan pada well log oleh blocky pattern-
nya yang terletak langsung di atas sequence boundary.

Konotasi fisiografis : adalah suatu system pengendapan submarine fan yang relatif kecil tetapi kaya
akan pasir pada atau dekat suatu dasar slope. Di suatu tepi kontinen yang tidak teratur, basin-floor
fan biasanya terbatas pada daerah sekitar intraslope basins atau pada mulut submarine canyons.
Sedimen yangkaya akan pasir ini dierosi dari endapan-endapan non marine, laut dangkal, atau tepi
laut dangkal selama fase awal suatu penurunan permukaan laut relatif.
Slope Fan

Konotasi sequence : adalah suatu bagian dari LST yang dicirikan terutama oleh pengendapan
turbidit dan debries flow pada lereng/slope bawah dan dasar cekungan selama suatu penurunan
permukaan laut relatif. Slope fan menunjukkan downlap diatas basin-floor fan atau sequence
boundary, dan sebaliknya lowstand prograding wedgw mwnunjukkan downlap ke atas slope fan. Slope
fan dapat dikenali pada penampang seismik dengan adanya ciri hummocky dan atau mounded yang
dalam kasus idealnya menentukan channel-levee complex dengan bentuk sayap burung. Cirinya pada
well log biasanya berbentuk cressentic (bulan sabit), walaupun satuan ini kelihatannya merupakan
pasir-pasir yang sangat bervariasi ketebalannya dalam suatu latar belakang mud yang bisa
menghasilkan ciri log yang lain.

Konotasi fisiografis : Slope fan systm adalah lebih besar dan lebih luas penyebaranya daripada
basin-floor fan system, dan menunjukkan onlap diatas lower slope ketika perkembangannya
memotong basin floor . Fasies reservoir pada slope fan system yang terutama adalah sandy turbidites
apakah di dalam channel complexes atau jauh pada splay di ujung channel.

Lowstand Prograding Wedge atau Lowstand Prograding Complex

Konotasi Sequence : bagian terakhir dari lowstand system tract yang dicirikan oleh progradasional
sampai agradasional parasequence yang menbentuk pembajian sedimen ke rah basin yaitu pada
shlefbreak, dan incised valley fill pada shelf dan slope atas. Lowstand prograding wedgw dan incised
valley fill diendapkan selama suatu penurunan terakhir permukaan laut sampai awal kenaikan
permukaan laut relatif.

Lowstand prograding wedgw terletak diatas slope fan system, kadang-kadang dengan suatu
condensed section sekunder yang berkembang baik pada top dari slope fan, dan ditutupi oleh
transgresive system tract. Lowstand prograding wedgw mwningkat dari endapan-endapan fluvial,
shoreline dan laut dangkalpada bagian atasnya sampai serpih hemipelagis dan dalam kasus tertentu
sampai shingled turbidites didekat tepi bagian bawahnya. Lowstand prograding wedge dikenali pada
penampang seismik dengan adanya agradasional offlap ke arah laut dari shelfbreak dan pada well log
dengan adanya coarsening upward pattern yang menunjukkan pola pendangkalan ke atas.
Incised valley fill :adalah endapan satu-satunya di dalam lowstand system tract yang terbentuk ke
arah daratan dari tepi shelf. Incised valley biasanya berassosiasi dengan Tipe I sequence boundary.
Incised valley utama dikenali pada penampang seismik dengan adanya sequence di bawahnya yang
menunjukkan erosional truncation dan adanya internal onlap, dimana incised valley berskala kecil
hanya bisa dikenali dengan adanya tempat-tempat seumur yang sedikit menebal. Ciri-ciri log dari
endapan valley fill adalah bervariasi, tetapi bisa menunjukkan suatu coarsening tiba-tiba diatas bidang
erosi.
Konotasi fisiografis :

banyak dari suatu lowstand peograding wedge ini membentuk suatu prisma kearah laut dari
shelfbreak dari sequence di bawahnya.

b. TRANSGRESIVE SYSTEM TRACT :

adalah middle systen tract pada suatu sequence pengendapan yang ideal. TST ini dibatasi pada
baselinenya oleh trasngresive surface dan pada topnya oleh maximum flooding surface. TST terdiri
dari back steeping parasequences. Parasequences yang progresive lebih muda menjadi lebih tipis dan
menunjukkan fasies air yang lebih dalam. Endapan-endapan dari system tract ini menyelimuti shelf,
mengisi setiap topografi residual yang berassosiasi dengan incised valley. Biasanya TST menunjukkan
oalap diatas sequence boundary dalam suatu arah menuju daratan dari shelf break. TST diendapkan
selama suatu penaikan relatif permukaan laut. Hal itu dikenali pada well log dengan pola finning
upward

. HIGHSTAND SYSTEM TRACT :

terdiri dari strata yang lebih muda di dalam suatu depositional sequence dan biuasanya tersebar
luas pada daerah shelf. HST dibatasi pada baseline-nya oleh maximum flooding surface dan pada
topnya oleh suatu sequence boundary. Ke arah daratan dari shelfbreak, HST ini meningkat
agradasional parasequence menjadi progradasional parasequence, dengan parasequences yang
progresif lebih muda yang menunjukkan fasies air yang lebih dangkal, sedagkan dalam basin, terutama
terdiri dari suatu condensed section. HST menunjukkan onlap ke sequence boundary dibawahnya
dengan arah ke daratan, dan menunjukkan downlap ke top dari TST dengan arah basin. HST juga
dicirikan oleh oleh toplap dan erosional truncation dibawah sequence boundary yang menutupinya.
HST diendapkan selama akhir suatu penaikan relatif muka laut sampai tahap awal penurunan relatif
muka laut. Pada penampang seismik, awal HST dicirikan terutama oleh progradasional offlap,
sedangkan akhir HST dicirikan oleh oblique offlap. Pada well log dicirikan adanya coarsening-upward
pattern.

d. SHELf MARGIN SYSTEM TRACT :

terdiri dari endapan-endapan yang lebih tua pada suatu tipe I depositional sequence. SMST
meningkat dari progradasional parasequence menjadi agradasional parasequence yang makin
bertambah. Batas bawahnya adalah tipe II sequence boundary yang relatif selaras dengan suatu
unconformity yang terbentuk ke arah daratan dimana SMST-nya membaji, dan batas atasnya adalah
transgresive surface. Perlapisan SMST menunjukkan onlap ke sequence boundary yang berarah ke
basin. SMST diendapkan selama akhir suatu penurunan relatif muka laut sampai suatu penaikan muka
laut yang kecepatannya bertambah secara progresif. Pada penampang seismik SMST dicirikan oleh
agradasional offlap.

Anda mungkin juga menyukai