STRATIGRAFI
Benteng dan Sinjai yang dipetakan oleh Rab Sukamto dan Supriatna S. (1982).
lava, breksi, endapan lahar dan tufa yang membentuk kerucut gunungapi strato
dengan puncak tertinggi 2.950 meter di atas permukaan laut. Batuannya sebagian
lubang seperti yang dijumpai di sebelah barat sinjai dan ada yang berlapis. Lava
Setempat dijumpai breksi dan tufa yang dominan disusun oleh biotit.
Bentuk morfologi tubuh gunungapi masih jelas dapat dilihat pada foto udara,
(Qlvc) adalah pusat erupsi yang memperlihatkan bentuk kubah lava, bentuk kerucut
parasit memperlihatkan paling sedikit terjadi dua periode kegiatan erupsi, yaitu Qlvp1 dan
Qlvp2. Di daerah sekitar pusat erupsi batuannya terutama terdiri dari lava dan aglomerat
(Qlv), dan di daerah yang agak jauh terdiri terutama dari breksi dan endapan lahar dan
tufa (Qlvb).
Di daerah sekitar pusat erupsi, batuannya terutama terdiri dari lava dan
daerah yang agak jauh dari pusat erupsi, umumnya tersusun oleh breksi, endapan
lahar, dan tufa yang termasuk dalam Quarter Lompobatang Volcanics Breccia
39
(Qlvb). Satuan batuan gunungapi yang lebih muda berumur Plistosen menyusun
40
3.2 Stratigrafi Daerah Penelitian
batuan yang satu denganbatuan yang lain serta hubungan tektonik batuan,
sehingga dapat disebandingkan baik secara vertikal maupun lateral dan dapat
hasil erupsi gunungapi dalam bentuk efusif maupun eksplosif. Batas antara
batuan-batuan tersebut sebagian memperlihatkan batas yang jelas, hal ini dapat
dilihat dari perbedaan ciri litolgi yang nampak di lapangan sehingga batas tersebut
dapat ditempatkan pada suatu bidang yang nyata atau jika terjadi perubahan yang
Berdasarkan uraian tersebut maka daerah penelitian dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
Pembahasan dan uraian tiap satuan dimulai dari satuan tertua sampai
satuan termuda, meliputi luasan dari daerah sebaran, ciri fisik batuan, kenampakan
41
3.2.1 Satuan Breksi Vulkanik
dasar penamaan, penyebaran dan ketebalan serta ciri litologi yang meliputi
resmi yang bersandikan pada ciri fisik dan penyebaran yang mendominasi pada
satuan batuan ini secara lateral serta dapat terpetakan dalam peta skala 1:25.000.
Penamaan litologi dari anggota satuan batuan ini terdiri atas dua cara yaitu
menentukan jenis dan nama batuan secara lebih rinci dengan melihat sifat-sifat
pada dua bagian yaitu pada fragmen batuan, penamaannya dengan berdasarkan
Penamaan satuan batuan ini didasarkan pada ciri litologi, dominasi litologi
dari penyebaran secara lateral dan komposisi mineral yang dapat teramati baik di
42
material hasil akrivitas vulkanisme dengan ukuran bervariasi mulai dari “block”
(>256 mm) hingga “ash” (<1/256 mm), sehingga satuan ini disebut satuan breksi
penelitian atau sekitar ± 40,06 km2. Satuan ini berada pada bagian timur dari
daerah penelitian yang memanjang dari utara ke selatan daerah penelitian. Litologi
penyusun satuan ini tersingkap baik pada daerah Nangkaya. Ketebalan dari satuan
segar berwarna abu-abu kecoklatan dan dalam kondisi lapuk berwarna coklat
kehitaman, tekstur piroklastik kasar, komposisi batuan terdiri atas fragmen berupa
bervariasi yaitu kerakal hingga bongkah. Matriks terdiri dari tufa, serta semen
silika berupa debu vulkanik. Batuan ini memiliki kemas terbuka dan sortasi buruk.
(Wentworth, 1922).
43
mineral terdiri dari piroksin (5-20 %), plagioklas (18-25 %), biotit (3 %), mineral
opak (5-10 %), massa dasar mikrolit plagioklas (45 %), nama batuan basalt porfiri
(Travis, 1955).
keabu-abuan pada kenampakan nikol sejajar dan pada nikol silang berwarna abu-
abu kehitaman, tekstur khusus poorly welded tuff, ukuran mineral 0,01-0,8 mm,
komposisi mineral terdiri dari plagioklas (12-17 %), piroksin (3-8 %), biotit (5
%), mineral opak (5-8 %), rock fragmen (25-30 %) dan massa dasar berupa gelas
44
Foto 3.2 Pengamatan petrografi fragmen breksi vulkanik pada pada stasiun 54,
memperlihatkan mineral plagioklas (6F), piroksin (2D), biotit (4B),
mineral opak (5E) dan mikrolit plagioklas.
Foto 3.3 Pengamatan petrografi matriks breksi vulkanik pada pada stasiun 54,
memperlihatkan mineral plagioklas (6F), piroksin (2D), biotit (4B),
Rock Fragmen (8H), mineral opak (4A) dan gelas vulkanik (2F).
45
Foto 3.4 Singkapan Breksi Vulkanik pada stasiun 2 di desa
Umbaungbaung. Dengan arah foto N 700 E.
Foto 3.5 Pengamatan petrografi fragmen breksi vulkanik pada pada stasiun 2,
memperlihatkan mineral plagioklas (6H), piroksin (3J), mineral opak
(2I) dan massa dasar.
46
Foto 3.6 Pengamatan petrografi matriks breksi vulkanik pada pada stasiun 2,
memperlihatkan mineral plagioklas (7G), piroksin (5F), biotit (4F),
Rock Fragmen (8B), mineral opak (5H) dan gelas vulkanik (2F).
fisik, kimia dan biologi batuan tersebut serta keterdapata fosil yang disesuaikan
fragmen yang menyudut, sortasi buruk, komposisi kimia yang bersifat silika (tidak
bereaksi dengan HCl), dan tidak dijumpai adanya fosil. Berdasarkan hal tersebut,
47
berwarna segar abu-abu, komposisi mineral biotit, piroksin dan plagioklas, dengan
fragmen batuan terdiri dari basalt dan andesit. Dilihat dari letak geografisnya
Hubungan stratigrafi satuan aglomerat dengan satuan batuan yang lebih tua tidak
diketahui. Sedangkan hubungan stratigrafi dengan satuan batuan yang lebih muda
yaitu satuan basal porfiri adalah selaras. Hal ini dapat dilihat dari kesamaan umur
kedua satuan.
penamaan, penyebaran dan ketebalan serta ciri litologi yang meliputi karakteristik
Dasar penamaan satuan batuan ini berdasarkan atas ciri litologi dan
penyebaran yang mendominasi pada satuan batuan ini secara lateral serta dapat
48
Penamaan batuan dari penyusun satuan batuan ini terdiri atas dua cara
secara megaskopis ditentukan secara langsung di lapangan terhadap sifat fisik dan
komposisi mineral yang bisa diamati oleh mata, dengan menggunakan klasifikasi
Berdasarkan data lapangan, satuan ini disusun oleh litologi basal sehingga
penelitian atau sekitar ± 23,83 km2. Satuan ini berada pada bagian barat dari
daerah penelitian yang memanjang dari barat-barat daya hingga timur laut daerah
batas atas dari satuan ini (515 m) dan batas bawah (173 m) yaitu 342 meter.
Litologi yang menyusun satuan ini yaitu basal porifiri. Secara megaskopis,
pada daerah penelitian satuan basal porfiri dijumpai dalam kondisi segar
memperlihatkan ciri fisik berwarna abu-abu kehitaman dan dalam kondisi lapuk
49
porfiroafanitik, struktur masif. Secara megaskopis mineral-mineral yang dapat
diamati antara lain plagioklas, piroksin dan massa dasar. Berdasarkan klasifikasi
batuan beku menurut Fenton (1940), maka batuan ini dinamakan Basal (Fenton,
1940).
PMA/St.12, secara umum memiliki warna kuning pada nikol sejajar dan warna
abu-abu kehitaman pada nikol silang, ukuran mineral 2,525 – 0,075 mm, dengan
Komposisi mineral berupa plagioklas (30-34 %), piroksin (12-15 %), massa dasar
(50-54%) dan mineral opak (5-11 %). Berdasarkan klasifikasi batuan beku
50
Foto 3.8 Pengamatan petrografi basal porfiri pada stasiun 12, memperlihatkan
mineral plagioklas (4G), piroksin (3C), mineral opak (1D) dan massa
dasar (8I).
51
Foto 3.9 Singkapan Basal Porfiri pada stasiun 23 di desa Monte.
Dengan arah foto N 650 E.
Foto 3.10 Pengamatan petrografi basal porfiri pada stasiun 23, memperlihatkan
mineral plagioklas (3E), piroksin (2F), mineral opak (7A) dan massa
dasar (5I).
struktur masif. Secara megaskopis mineral-mineral yang dapat diamati antara lain
penelitian ditentukan berdasarkan pada ciri-ciri fisik litologi dan posisi stratigrafi
yang bersendikan pada kesebandingan dengan umur relatif batuan secara regional.
aktivitas vulkanik yang dicirikan dengan adanya struktur lava yang dijumpai di
52
lokasi penelitian. Selain itu, pengamatan mikroskopis menunjukkan adanya
struktur aliran berupa pilotasitik sebagai penciri erupsi yang sifatnya efusif
Lava bantal terbentuk akibat erupsi atau lelehan lava (letusan dengan
tingkat efusi relative rendah) bersuhu tinggi yang bersentuhan langsung dengan
pembekuan dari lava cair menjadi batuan berlangsung sangat cepat. Mineral-
mineral pembentuk batuan tidak terpilah atau terbentuk dengan baik, sehingga
letak geografis, posisi stratigrafi, dan kesebandingan ciri litologi dengan satuan
batuan gunungapi lainnya yang telah resmi. Secara geografi posisi basal ini
lokasi ini umumnya tersusun oleh breksi, endapan lahar, dan tufa yang termasuk
ciri fisik dan letak geografisnya maka satuan breksi vulkanik pada daerah
53
Hubungan stratigrafi antara satuan basal dengan satuan batuan yang berada
penamaan, penyebaran dan ketebalan serta ciri litologi yang meliputi karakteristik
Dasar penamaan satuan batuan ini berdasarkan atas ciri litologi dan
penyebaran yang mendominasi pada satuan batuan ini secara lateral serta dapat
Penamaan batuan dari penyusun satuan batuan ini terdiri atas dua cara
secara megaskopis ditentukan secara langsung di lapangan terhadap sifat fisik dan
komposisi mineral yang bisa diamati oleh mata, dengan menggunakan klasifikasi
54
Berdasarkan data lapangan, satuan ini disusun oleh litologi basal sehingga
penelitian atau sekitar ± 12,42 km2. Satuan ini berada pada bagian barat dari
daerah penelitian yang memanjang dari utara barat laut hingga selatan
menenggara daerah penelitian. Litologi penyusun satuan ini tersingkap baik pada
daerah Talle. Penentuan ketebalan satuan ini berdasarkan selisih beda tinggi batas
atas dari satuan ini (620 m) dan batas bawah (528 m) yaitu 92 meter.
memperlihatkan ciri fisik antara lain warna abu-abu kehitaman pada kondisi segar,
yang dapat diamati hanya massa dasar yang berwarna abu-abu kehiataman,
struktur scoria. Berdasarkan ciri fisik diatas maka nama batuan ini adalah basal
(Fenton, 1940).
khusus yakni berupa pilotasitik. Komposisi mineral terdiri dari plagioklas (20%),
55
piroksin (12-35 %), mineral opak (3-20%) dan massa dasar berupa mikrolit
plagioklas (45-59 %). Berdasarkan klasifikasi batuan beku menurut Travis (1955),
56
Foto 3.12 Pengamatan petrografi basal scoria pada stasiun 23, memperlihatkan
mineral piroksin (8B), mineral opak (6I) dan massa dasar.
Foto 3.13 Pengamatan petrografi basal scoria pada stasiun 33, memperlihatkan
mineral plagioklas (2G), piroksin (9B), mineral opak (5J) dan massa
dasar (7E).
aktivitas vulkanik yang dicirikan dengan adanya struktur aliran lava. Selain itu,
letak geografis, posisi stratigrafi, dan kesebandingan ciri litologi dengan satuan
57
(Qlv) terdiri dari aglomerat, lava, breksi, endapan lahar, dan tufa. Batuannya
sebagian besar berkomposisi andesit dan sebagian basal. Lavanya ada yang
berlubang-lubang seperti yang dijumpai di sebelah barat Sinjai dan ada yang
berlapis. Lava yang terdapat kira – kira 2,5 km sebelah utara Bantaeng berstruktur
bantal. Setempat dijumpai breksi dan tufa yang dominan disusun oleh biotit dan
satuan basal di jumpai ciri fisik antara lain warna abu-abu kehitaman pada kondisi
letak geografis yang relatif dekat dengan lokasi tipe, maka satuan basal scoria
58