Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRATIKUM

MIKROPALEONTOLOGI
PENDAHULUAN

Disusun Oleh :
REFIN RENALDI
F1D217007

5
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Foraminifera adalah organisme bersel tunggal (protista) yang mempunyai
cangkang atau test (istilah untuk cangkang internal). Foraminifera diketemukan
melimpah sebagai fosil, setidaknya dalam kurun waktu 540 juta tahun. Cangkang
foraminifera umumnya terdiri dari kamar-kamar yang tersusun sambung-
menyambung selama masa pertumbuhannya. Bahkan ada yang berbentuk paling
sederhana, yaitu berupa tabung yang terbuka atau berbentuk bola dengan satu lubang.
Cangkang foraminifera tersusun dari bahan organik, butiran pasir atau partikel-
partikel lain yang terekat menyatu oleh semen, atau kristal (kalsit atau aragonit)
tergantung dari spesiesnya. Foraminifera yang telah dewasa mempunyai ukuran
berkisar dari 100 mikrometer sampai 20 sentimeter. Penelitian tentang fosil
foraminifera mempunyai beberapa penerapan yang terus berkembang sejalan dengan
perkembangan mikropaleontologi dan geologi. Fosil foraminifera bermanfaat dalam
biostratigrafi, paleoekologi, paleobiogeografi, dan eksplorasi minyak dan gas bumi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum dengan judul Globigerina dan Hastigerina
ini ialah:
1. Mengetahui dan memahami apa itu foraminifera
2. Dapat membedakan fosil foraminifera satu dengan yang lainnya
3. Mengetahui pemanfaatan fosil foraminifera dalam bidang geologi
4. Mampu menentukan umur fosil foraminifera
5. dapat menyimpulkan nama dari fosil foraminifera
1.3 Alat dan Bahan
1.3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan selama praktikum berlangsung ialah :
a. Pena
b. Pensil
c. Lembar kerja
d. Modul
1.3.2 Bahan
Adapun alat yang digunakan selama praktikum berlangsung ialah :
a. Maket fosil
BAB III
DASAR TEORI
Mikropalenteologi cabang ilmu palenteologi yang khusus membahas semua
sisa-sisa organisme yang biasa disebut mikro fosil.yang dibahas antara lain adalah
mikrofosil, klasifikasi, morfologi, ekologi dan mengenai kepentingannya terhadap
stratigrafi. Pengertian Mikrofosil Menurut Brasier (1980) Setiap fosil ( biasanya
kecil ) untuk mempelajari sifat-sifat dan strukturnya dilakukan di bawah
mikroskop.
Umumnya fosil ukurannya lebih dari 5 mm namun ada yang berukuran
sampai 19 mm seperti genus fusulina yang memiliki cangkang- cangkang yang
dimiliki organisme, embrio dari fosil - fosil makro serta bagian-bagian tubuh dari
fosil makro yang mengamainya menggunakan mikroskop sertasayatan tipis dari
fosil-fosil, sifat fosil mikro dari golongan foraminifera kenyataannya foraminifera
mempunyai fungsi/berguna untuk mempelajarinya. Foraminifera adalah
organisme bersel tunggal (protista) yang mempunyai cangkangatau test (istilah
untuk cangkang internal) (Ardhito, 2013).
Foraminifera diketemukan melimpah sebagai fosil,setidaknya dalam
kurun waktu 540 juta tahun. Cangkang foraminifera umumnya terdiri darikamar-
kamar yang tersusun sambung menyambung selama masa pertumbuhannya.
Bahkan ada yang berbentuk paling sederhana, yaitu berupa tabung yang terbuka
atau berbentuk bola dengan satu lubang. Cangkang foraminifera tersusun dari
bahan organik, butiran pasir atau partikel-partikel lain yang terekat menyatu oleh
semen, atau kristal (kalsit atauaragonit) tergantung dari spesiesnya (Postuma,
1997).
Foraminifera yang telah dewasa mempunyai ukuran berkisar dari 100
mikrometer sampai 20 sentimeter. Penelitian tentang fosil foraminifera
mempunyai beberapa penerapan yang terus berkembang sejalan dengan
perkembangan mikropaleontologi dan geologi (Pringgoprawiro, 2000).
Foraminifera adalah merupakan mikrofosil yang sangat penting dalam studi
mikropaleontologi. ini disebabkan karena jumlahnya yang sangat melimpah pada
batuan sedimen. Secara defenisi foraminifera adalah organisme bersel tunggal
yang hidup secara aquatik "terutama hidup di laut,
mempunyai satu atau lebih kamar-kamar yang terpisah satu dengan yang
lainnya oleh sekat-sekat " septa yang ditembusi oleh lubang-lubang halus
"foramen Foraminifera memberikan data umur relatif batuan sedimen laut. ada
beberapa alasan bahkan fosil foraminifera adalah mikrofosil yang sangat berharga
khususnya untuk menentukan umur relatif lapisan-lapisan batuan sedimen laut.
rata rata penelitian menunjukkan foraminifera ada di bumi sejak jaman
kambrium, lebih dari 300 juta tahun yang lalu (Ulfa, 2006).
3.1 Pembahasan
Pada pratikum kali ini dilakukan pendeskripsi pada 2 maket yang telah
disediakan pada maket pertama yang dideskripsikan memiliki susunan kamar
trochoaspiral yang berarti memiliki bentuk ventral dorsal yang berbeda susunan
kamarnya, yang memiliki bentuk test Subglobular dan kamar globular yang
berarti memiliki bentuk cangkang bulat, vetral melekung tertekan kuat dilihat dari
bentuk susunan kamarnya, dorsal juga memiliki bentuk melengkung kuat.
Komposisi pada sample ini adalah hyalin adalah komposisi dari karbonatan,
Jumlah kamar pada sample ini ventral memiliki 5 kamar sedangkan dorsal
memiliki 4 kamar, Aperture pada sampel ini prymary aparture interimarginal
umbilical, hiasan pada sample ini pada permukaan test berbentuk punctate dan
aperturenya memiliki hiasan lip/rim jadi sampel ini merupakan fosil dari
Globigerina.
Pada sampel kedua mikrofosil foraminifera Kelas Sarcodina, ordo
Foraminifera, family Hastigerinanidae, genus Hastigerina dan merupakan
Spesies Hastigerina aequilaterialis. Fosil ini memiliki susunan kamar Planispiral
yaitu susunan kamar pada fosil yang memiliki ciri-ciri terputar pada satu bidang
dan semua kamar dapat terlihat sama, fosil ini memiliki bentuk kamar berupa
Ventral view dan mempunyai Suture pada tubuhnya dengan kenampakan tertekan
sedang pada ventral dan tertekan lemah pada dorsal. Komposisi Test pada fosil
ini adalah Gamping hyaline merupakan komposisi kimia penyusun test pada fosil
planktonik dengan jumlah kamar yang terbentuk pada ventral 7 dan pada dorsal
10, fosil ini juga memiliki jenis Apertur Prymary aperture interiormarginal
equatorial yaitu aperture utama interior marginal yang terletak pada equator test.
Selain itu fosil ini juga sering di temukan memiliki hiasan atau ornament pada
tubuhnya seperti Permukaan test yang Smooth (lembut), Aperture berupa Lip
(bibir), bentuk Suture limbate (suture yang menebal),Umbilicus open umbilical
(umbilicus yang terbuka lebar) dan bentuk peri-peri keel(lapisan yang tipis dan
bening). Kelas Sarcodina, ordo Foraminifera, family Hastigerinanidae, genus
Hastigerina dan merupakan Spesies Hastigerina aequilaterialis. Fosil ini
memiliki susunan kamar Planispiral yaitu susunan kamar pada fosil yang
memiliki ciri-ciri terputar pada satu bidang dan semua kamar dapat terlihat sama,
fosil ini memiliki bentuk kamar berupa Ventral view dan mempunyai Suture pada
tubuhnya dengan kenampakan tertekan sedang pada ventral dan tertekan lemah
pada dorsal. Komposisi Test pada fosil ini adalah Gamping hyaline merupakan
komposisi kimia penyusun test pada fosil planktonik dengan jumlah kamar yang
terbentuk pada ventral 6 dan pada dorsal 10, fosil ini juga memiliki jenis
Apertur Prymary aperture interiormarginal equatorial yaitu aperture utama
interiormarginal yang terletak pada equator test. Selain itu fosil ini juga sering di
temukan memiliki hiasan atau ornament pada tubuhnya seperti Permukaan test
yang Smooth (lembut), Aperture berupa Lip (bibir), bentuk Suture limbate (suture
yang menebal), Umbilicus open umbilical (umbilicus yang terbuka lebar) dan
bentuk peri-peri keel(lapisan yang tipis dan bening)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari pratikum yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Foraminifera adalah organisme bersel tunggal (protista) yang mempunyai cangkang
atau test
2. Dalam membedakan foraminifera yang satu dengan yang lainnya harus
memperhatikan bentuk test, susunan kamar, bentuk kamar, ornament, suture dan
aperture
3. Dalam menentukan suatu umur batuan menggunakan fosil dapat dilakukan dengan
melihat fosil muncul akhir dan punah awal
4. Penelitian dalam fosil foraminifera mepunyai beberapa penerapan yang terus
berkembang sejalan dengan perkembangan mikropaleontologi dan geologi
5. Nama kehidupan pada tingkat genus terdiri dari satu kata, sedangkan tingkat spesies
terdiri dari satu kata, sedangkan tingkat spesies terdiri dari dua kata, tingkatan
subspesies terdiri dari tiga kata. Nama – nama kehidupan selalu diikuti oleh nama
orang yang menemukanya
4.2 Saran
Agar pratikum selanjutnya lebih baik lagi dan alat pratikum dapat disediakan agar
pemahaman pratikan lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA

Ardhito & Akmaluddin, 2013, Biostratigrafi Nannofossil Gampingan, Lintasan Gunung


Temas Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah dalam
Prosiding Seminar Nasional Kebumian Ke-6 Teknik Geologi Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta, p83-97.
Brasier, M. D., 1980, Microfossils, George Allen & Unwin Ltd, London, 168 p
Postuma, J. A., 1971, Manual of Planktonic Foraminifera, Elsevier Publishing Company,
Amsterdam, London, New York, 420 p.
Pringgoprawiro, H., Kapid, R., 2000, Seri Mikrofosil; Foraminifera, ITB press, Bandung,
98 p
Ulfa, Y., 2006, Studi Foraminifera Kecil Untuk Penentuan Umur dan Lingkungan
Pengendapan Daerah Gunung Tugu dan Sekitarnya, Kecamatan Bayat, Kabupaten
Klaten, Jawa Tengah, Jurusan Teknik Geologi UGM, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai