MIKROPALEONTOLOGI
PENDAHULUAN
Disusun oleh :
NAUFAL ABDULLAH
F1D217023
1.1 LatarBelakang
BAB II
DASAR TEORI
BAB III
Gambar 1 : suture
Gambar 2 : aperture
Dari pengklasifikasian yang kami lakukan pada 2 sampel yang telah kami
deskripsikan, yaitu pada sampel pertama kami dapat mendeskripsikan jenis fosil
dengan susunan kamar yang trochospiral, artinya terputar tidak pada satu bidang,
pandangan serta jumlah kamar vetral dan dorsal berbeda, dan dengan bentuk tes yang
umbilicate, dan kamar yang globural, suture dan dorsalnya tertekan sedang,
komposisinya gamping hyalin. Jumlah kamar dari fosil yang kami amati terdiri dari
sisi vetral berjumlah 3 dan dorsalnya 6. Aperture primary yaitu P.I.A. Umbilicate.
Hiasan pada permukaan punctate, dan pada aperture yaitu lip/rim. Sehingga dari
pendeskripsian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa nama fosil tersebut
adalah genus Globigerinoides.
Globigerinoides merupakan genus yang masih ada dari foraminifera
planktonik air dangkal keluarga globigerinoidae. Muncul pertama kali di oligosen,
ditemukan disemua lautan modern. Spesies dari genus ini menempati zona eufotik,
umumnya pada kedalaman 10-50m, diperairan yang mencakup berbagai salinitas dan
suhu. Merekaadalah jenis spesies yang berumur pendek, terutama bila dibandingkan
dengan genus globorotalia. Banyan ditemukan dalam bidang penelitian.
Sampel kedua yang kami deskripsikan yaitu tidak jauh beda dengan sampel
yang pertama yaitu genus globigerinoides diatas yaitu susunan kamar yang
planispiral, artinya terputar pada satu bidang, pandangan serta jumlah kamar vetral
dan dorsal terlihat sama, dan dengan bentuk tes yang umbilicate, dan kamar yang
globural, suture dan dorsalnya tertekan sedang, komposisinya gamping hyalin.
Jumlah kamar dari fosil yang kami amati terdiri dari sisi vetral berjumlah 3 dan
dorsalnya 3. Aperture primary yaitu P.I.A. Umbilicate. Hiasan pada permukaan
punctate, dan pada aperture yaitu lip/rim. Sehingga dari pendeskripsian yang telah
dilakukan dapat diketahui bahwa nama fosil tersebut adalah genus Sphaeroidinella.
Famili ini pada umumnya mempunyai bentuk test sperichal atau hemisperical,
bentuk kamar globural dan susunan kamar trochospiral rendah atau tinggi. Aperture
pada umumnya terbuka lebar dengan posisi yang terletak pada umbilicus pada suture
atau pada apertural face. Ciri-ciri morfologi dengan dinding test hyalin, bentuk tes
sperical atau oval, bentuk kamar globural dengan jumlah kamar tiga buah yang saling
berangkuman.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini adalah:
1. Pendeskripsiansian fosil secara kasat mata merupakan metode pengamatan
fosil secara langsung dengan batuan berupa maket fosil mikro.
2. Klasifikasi foraminifera didasarkan pada sifat-sifat cangkang atau test, yaitu
diantaranya bentuk dan susunan kamar, bentuk dan posisi aperture, ornamen
permukaan cangkang, dan fitur-fitur morfologi cangkang.
3. Dari pendeskripsian yang dilakukan diketahui bahwa fosil tersebut
merupakan fosil Globigerinoides, dan Sphaeroidinella.
4.2 Saran
Diharapkan penjelasan pada saat praktikum lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA
Albani, R. D 1979. Recent Shallow Water Foraminifera From New South Wales.
AMS handbook No.3. The Australian marine Assosiation, Australia.
Co., 406 pp.
Cushman, J. A. 1959. Foraminifera. Fourth edition, Hardvard University Press.
Cambridge Messachusetts
Jones, D.J. 1956. Introduction to Microfossil. New York: Hafner Pub.
Jones. 1936. Foraminifera as Proxies for Sea-Level Change on Silisiclation Margins.
SEPM Special Publication.
Rositasari. 1989. Foraminifera. Oseana. Volume XIV, No. 1: 27-36.
Suhartati. 2010. Distribusi Foraminifera Bentik Resen di Laut Arafura . Jurnal Ilmu
dan Teknologi Kelautan Tropis.