Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Penelitian

Menurut Pertamina BPPKA (1996), Cekungan Kutai merupakan salah satu

cekungan penghasil minyak dan gas bumi terbesar kedua di Indonesia setelah

Cekungan Sumatra Tengah. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan minyak

baik dari dalam negeri maupun luar negeri melakukan kegiatan hulu berupa

eksplorasi dan eksploitasi pada blok-blok minyak dan gas bumi di Cekungan

Kutai.

PT. Energi Mega Persada Semberah merupakan salah satu perusahaan

minyak dan gas bumi dalam negeri yang beroperasi di Cekungan Kutai, yaitu

Blok Semberah. Terdapat beberapa lapangan yang melakukan kegiatan hulu

migas di Blok Semberah. Kegiatan eksplorasi menjadi sangat penting untuk

pengembangan lanjutan pada lapangan yang sudah berproduksi. Dalam hal ini,

Lapangan Sambutan yang merupakan salah satu lapangan di Blok Semberah akan

menjadi daerah penelitian kali ini.

Dalam pencarian hidrokarbon diperlukan studi geologi dan geofisika yang

merupakan tahapan awal eksplorasi dan didukung dengan pengenalan kondisi

geologi regional. Target eksplorasi minyak dan gas bumi di Blok Semberah

terutama adalah batuan reservoar pada batuan berumur Miosen diantaranya pada

Formasi Pulau Balang dan Grup Balikpapan. Untuk kepentingan pengembangan

lapangan minyak dan gas bumi diperlukan beberapa konsep diantaranya structural

1
2

play dan stratigraphic play. analisis yang mendalam dari data well-log, seismik,

data biostratigrafi, data batuan inti dan korelasi yang lebih rinci dengan

menggunakan konsep sikuen stratigrafi diperlukan dalam pengembangan sebuah

lapangan migas. Analisis fasies digunakan sebagai dasar untuk membuat

rekonstruksi dinamika sedimentasi pada masa lampau untuk mengetahui

persebaran atau perkembangan sedimentasi dari daratan maupun lautan,

pegunungan, gurun pasir dan sebagainya.

Konsep elektrofasies menjadi tahap yang penting dalam penelitian ini.

Elektrofasies adalah analisis fasies yang dilakukan berdasarkan pola kurva log

gamma ray yang dikombinasikan dengan log-log yang lain. Interval penelitian

yaitu berada pada formasi Pulau Balang bagian atas dan Mentawir bagian bawah.

Batas dari interval penelitian ditentukan berdasarkan zona interval eksplorasi PT

Energi Mega Persada Semberah dengan pertimbangan kelengkapan data dari

sumur-sumur yang tersedia.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman untuk mengetahui fasies

dan lingkungan pengendapan dari batuan pada Lapangan Sambutan. Hal ini

dikarenakan penelitian yang dilakukan pada Lapangan Sambutan masih sangat

sedikit. Apabila terbukti daerah penelitian memiliki prospek akumulasi

hidrokarbon, maka dapat dilakukan studi lebih mendalam dan memberikan

rekomendasi sumur selanjutnya.

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti

membuat rumusan masalah sebagai berikut:


3

1. Apa saja elektrofasies dan variasi litologi yang terdapat pada interval

penelitian?

2. Bagaimana persebaran fasies dan lingkungan pengendapan batuan

pada interval penelitian?

3. Bagaimana dinamika sedimentasi pada masa lampau pada interval

penelitian?

I.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memahami kondisi geologi dari

batuan pada Formasi Pulau Balang bagian atas dan Formasi Mentawir bagian

bawah. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai antara lain:

1. Mengetahui variasi litologi dan elektrofasies pada interval penelitian.

2. Mengetahui fasies dan lingkungan pengendapan batuan pada interval

penelitian berdasarkan karakteristik dan bentukan pola log sumur

terutama log Gamma Ray.

3. Mengetahui dinamika sedimentasi yang berkembang pada masa

lampau pada interval penelitian.

I.4. Lokasi Penelitian

Daerah penelitian terletak pada Lapangan Sambutan, bagian dari Blok

Semberah yang merupakan wilayah operasi PT. Energi Mega Persada Semberah.

Lokasi daerah penelitian ditunjukkan oleh Gambar 1.1. Objek penelitian


4

difokuskan pada Formasi Pulau Balang bagian atas dan Formasi Mentawir bagian

bawah berumur Miosen Awal – Miosen Tengah.

Penelitian dilakukan selama 4 bulan mulai dari 2 Februari 2015 – 11 Juli

2015 bertempat di PT Energi Mega Persada unit Semberah yang berpusat di

Bakrie Tower Lantai 22, Kawasan Rasuna Epicentrum, Jalan HR Rasuna Said,

Jakarta. Lokasi penelitian berada di Lapangan Sambutan yang merupakan bagian

dari Blok Semberah. Lapangan Sambutan terletak 6 kilometer di sebelah timur

Kota Samarinda dengan luas lapangan kurang lebih 5 km2.

I.5. Batasan Penelitian

` Pembatasan masalah pada penulisan Tugas Akhir ini, antara lain:

a. Penentuan tipe litologi berdasarkan analisis dan interpretasi log sumur

diantaranya log Gamma Ray, log Resistivitas dan log Densitas serta

didukung dengan data deskripsi serbuk bor dan sidewall core.

b. Analisis fasies dan lingkungan pengendapan dari interval penelitian

menggunakan konsep elektrofasies yaitu berdasarkan pola log sumur

karena tidak tersedianya data batuan inti.


5

Gambar 1.1. Wilayah operasi PT EMP Semberah di Kalimantan Timur dan lokasi penelitian
berada di Lapangan Sambutan (EMP, 2014)

I.7. Peneliti Terdahulu

Penelitian mengenai stratigrafi dan sikuen stratigrafi sikuen Formasi Pulau

Balang dan Formasi Mentawir telah banyak dilakukan. Berikut ini merupakan

beberapa peneliti terdahulu beserta hasilnya.

1. Allen & Chambers (1998) mempelajari tentang sedimentasi pada Delta

Mahakam pada kala Miosen dan modern yang merupakan bagian dari
6

sedimen pengisi Cekungan Kutai. Sedimentasi Cekungan Kutai secara

umum dapat dibagi menjadi dua fase, yaitu fase transgresi pada Paleogen

dan regresi pada Neogen. Fase Paleogen dimulai dengan tektonik ekstensi

dan pengisian rift selama Eosen yang diikuti pengendapan fase post-rift

sag yang mengendapakan batuan serpih laut dalam dan platform karbonat

pada kala Oligosen Akhir. Fase Neogen dimulai dengan progradasi Delta

Mahakam sejak Miosen Awal dimana sumber sedimen berasal dari batuan

Eosen dan Oligosen yang terangkat akibat inversi Cekungan Kutai.

Progradasi delta berlangsung hingga saat ini yang membentuk batuan-

batuan di atas batuan Paleogen.

2. Cibaj (1998) mempelajari tentang interpretasi stratigrafi pada Delta

Mahakam berdasarkan batuan pada Miosen Tengah berumur N9 – N13

dan pengaruhnya terhadap distribusi dan kualitas reservoar. Penelitian

yang dilakukan menggunakan data singkapan batuan berumur Miosen

Tengah di daerah Samarinda. Berdasarkan data singkapan batuan tersebut,

Cibaj (1998) dapat membagi menjadi lima asosiasi fasies diantaranya

fasies distributary channel, fluvial channel, distributary mouth bar,

prodelta/shelf facies dan floodplain/interdistributary/tidal flat. Hasil dari

pembagian beberapa asosiasi fasies tersebut adalah bahwa batuan

menunjukkan lingkungan pengendapan deltaik hingga laut dangkal. Selain

itu, berdasarkan sikuen stratigrafi peneliti dapat membagi menjadi dua

belas parasikuen yang merepresentasikan siklus frekuensi tinggi.


7

Kenampakan parasikuen regresi dan agradasi menunjukkan perubahan

gradual ke arah laut maupun daratan.

3. Aveliansyah & Syaiful (2010) mempelajari tentang fasies dan lingkungan

pengendapan batuan Miosen berumur N9 – N14 berdasarkan data

singkapan di daerah Palaran, Samarinda dan implikasinya untuk potensi

hidrokarbon. Berdasarkan data singkapan batuan tersebut, Aveliansyah &

Syaiful (2010) dapat membagi menjadi enam klasifikasi fasies diantaranya

fasies distributary channel, tidal channel, tidal bar, tidal flat, delta front

dan distributary mouth bar. Berdasarkan pembagian fasies tersebut

menunjukkan bahwa batuan pada singkapan terbentuk pada lingkungan

pengendapan deltaik hingga laut dangkal. Selain itu, berkaitan dengan

potensi hidrokarbon, batuan pada singkapan yang diteliti mengandung

batuan induk berupa carbonaceous shale dan batubara serta structural-

stratigraphic trap.

Anda mungkin juga menyukai