Anda di halaman 1dari 7

Bulletin of Scientific Contribution, Volume 10, Nomor 1, April 2012: 12-17

PETROLEUM SYSTEM CEKUNGAN KUTAI BAGIAN BAWAH,


DAERAH BALIKPAPAN DAN SEKITARNYA,
PROPINSI KALIMANTAN TIMUR
Yuyun Yuniardi
Laboratorium Geofisika, Fakultas Teknik Geologi, UNPAD

ABSTRACT
Oil and gas potential in Lower Kutai Basin were probably exist, those condition have checked from well
petroleum system to support oil and gas accumulation in this area. Data integration of source rock,
reservoir rock, cap rock, trap assotiation, and migration system in Lower Kutai Basin could be doing
advance research to proving oil and gas accumulation.
Keywords: Petroleum System, Kutai Basin

ABSTRAK
Potensi kandungan minyak dan gas bumi di Cekungan Kutai Bagian Bawah sangatlah memungkinkan
keberadaannya, hal ini dilihat dari kondisi petroleum system yang sangat menunjang untuk
terakumulasinya minyak dan gas bumi di daerah ini. Integrasi dari data batuan induk, batuan reservoir,
batuan tudung, asosiasi trap serta sistem migrasi yang ada di Cekungan Kutai Bagian Bawah sangat
memungkinkan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memperoleh kepastian keberadaan minyak
dan gas bumi di daerah ini.
Kata kunci: Petroleum System, Cekungan Kutai.

PENDAHULUAN darat, fasies delta, fasies laut dang-


kal, fasies paparan karbonat dan,
Cekungan Kutai secara regional
fasies laut batulempung serpih dan
terletak pada bagian tepi tenggara
turbidit
dari Kraton Sunda. Termasuk di
 Fase pembebanan pada Eosen
dalamnya Selat Makasar dan
Akhir sampai Oligosen Akhir, yang
memanjang kearah daratan di bagian
terdiri dari dua kumpulan fasies
barat dan baratlaut sejauh 2700 km
yaitu endapan cekungan batulem-
(Kingston, 1988). Luas daerah
pung serpih dan batuan karbonat.
cekungan Kutai meliputi luasan ±
Pada fasies yang pertama terdiri
130.000 km2 mulai dari daratan
dari monoton batulempung serpih
memanjang sampai ke laut sampai
dan batulempung dengan sangat
kedalaman 1000 km (Kingston,
jarang berselingan batupasir se-
1988). Cekungan ini dibatasi oleh dua
dangkan asosiasi batuan karbonat
jalur sesar berarah baratlaut-tenggara
terdiri dari fasies paparan karbonat
yaitu Zona Sesar Sangkulirang di
dan pertumbuhan karbonat yang
bagian utara dan Zona Sesar Adang di
terisolasi.
bagian selatan. Pada bagian barat
 Fase pemekaran kedua yang diikuti
dibatasi oleh Tinggian Kuching yang
dengan aktifitas volkanik pada
termasuk ke dalam bagian rangkaian
Oligosen Akhir, terdiri dari dua
pegunungan Kalimantan. Gambaran
kumpulan fasies yang terbentuk
secara regional Cekungan Kutai yang
selama fase ini yaitu kumpulan
juga memperlihatkan peta lokasi
fasies batulempung serpih bersifat
penelitian diperlihatkan pada Gambar
laut dan kumpulan fasies paparan
1. Proses sedimentasi pada Cekungan
karbonat. Batulempung serpih en-
Kutai dibagi menjadi lima fase utama,
dapan laut tersusun terutama dari
yaitu :
batulempung serpih sebagai hasil
 Fase pemekaran pada Eosen Tengah
kelanjutan dari fase pembebanan
sampai Eosen Akhir, yang terdiri dari
dengan batulempung serpih kong-
lima kumpulan fasies, yaitu fasies
lomerat litoklastik-bioklastik, batu-

11
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 10, Nomor 1, April 2012: 12-17

gamping dan perselingan dari sumber daya minyak dan gas bumi
turbidit volkanoklastik (van der pada daerah penelitian ini.
Weerd et al., 1987). Fasies
karbonat yang dominan terbentuk HASIL DAN PEMBAHASAN
pada fase ini adalah batugamping
Batuan induk
laut dangkal yang terbentuk
sebelum pembentukan paparan Batubara, batulempung serpih
karbonat pada Oligosen Akhir. karbonan, batulempung serpih dari
 Fase pembentukan delta secara sedimen delta yang terbentuk pada
progradasi-agradasi pada Miosen cekungan ini yang pada dasarnya
Awal, terdiri dari dua kumpulan sebagai batuan induk dari minyak
fasies yaitu (1) kumpulan fasies bumi dan gas bumi di Cekungan Kutai
laut dalam tersusun dari batu- khususnya di daerah penelitian ada-
lempung serpih bathyal yang lah batubara dan batulempung serpih
berselingan dengan batupasir yang karbonan (interval N3, N4) dianggap
diendapkan dengan arus turbit dan sebagai sumber utama dari minyak
arus gravitasi, dan (2) kumpulan mentah dan gas.
fasies delta terdiri dari delta Material organik yang terdistribusi
sampai ke batupasir endapan keseluruhan interval Oligosen-Miosen
limbah banjir, batulempung serpih, di cekungan Kutai. Kandungan TOC
batubara dan batugamping yang dengan tanpa mempertimbangkan
didominasi oleh koral terbentuk lingkungan pengendapan memperli-
secara mekanisme tumbuh pada hatkan nilai yang konstan yaitu diper-
beberapa tempat. kirakan 1% TOC. Kandungan organik
 Fase pembentukan delta berlanjut yang tinggi pada setiap urutan sedi-
yang disertai dengan pembalikan men tidaklah selalu berhubungan de-
tektonik pada Miosen Tengah ngan kondisi delta pada umur Miosen
sampai sekarang. Akhir dari Mio- sampai Resen secara keseluruhan.
sen Awal atau Awal dari Miosen Varian dari distribusi TOC (0,5 %
Tengah ditandai dengan periode sampai 70 %) yang ditemukan pada
utama pembalikan cekungan di setiap urutan sedimen adalah secara
Cekungan Kutai (McCauley et al., langsung berhubungan dan spesifik
2000). Even ini diawali dengan lingkungan pengendapan dalam sis-
periode pendek kenaikan aktifitas tem delta seperti delta bagian depan
volkanik (Paterson et al., 1996), dan paparan delta.
yang disertai dengan pergerakan Batulempung serpih pada interval
ke arah timur dari rendahan dan N3 dan N4 dicirikan dengan material
progradasi Mahakam delta sejak organik yang berasal dari delta bagian
Miosen Tengah sampai sekarang depan yang mempunyai nilai TOC dari
(McCauley et al., 2000). 0.64% sampai 5.73% dan PY dengan
nilai 0.5 sampai 20 mg/g. Batubara
BAHAN DAN METODE PENELITIAN pada interval N8-N13 mempunyai
kandungan TOC sekitar 64,5% dan PY
Berdasarkan pembagian unit kro- 103 mg/g. Kinetik batuan induk yang
nostratigrafi, diperoleh susunan baru dari Cekungan Kutai secara
Petroleum System di daerah Cekung- radikal berbeda dibandingan dengan
an Kutai bagian bawah sebagai konvensional Tipe III (juga Tipe I &
berikut: batuan induk (source rock), II) kinetik batuan induk. Batulempung
batuan reservoir (reservoir rock), serpih pembentuk minyak berasal dari
batuan tudung (cap rock), dan batubara pada tingkat kematangan
migrasi (migration). Analisa geokimia pada nilai Ro=0.3% sampai 0.6%,
organik dan analisa porositas juga akan tetapi hal tersebut tidak terjadi
dilakukan untuk mengetahui potensi expulsion dari batuan induk sampai

13
Petroleum System Cekungan Kutai bagian bawah, daerah Balikpapan dan sekitarnya, Propinsi Kalimantan Timur
(Yuyun Yuniardi)

tahapan transformasi dari minyak-gas 1978; Duval et al., 1992; Paterson et


ke gas pada nilai Ro lebih dari 0.6%. al., 1996; Pertamina BPPKA, 1997)
Korelasi minyak dalam batuan telah menyebutkan terdapatnya bebe-
induk memperlihatkan terdapatnya rapa batuan induk yang potensial di
dua tipe minyak pada Cekungan bagian selatan cekungan Kutai. Ber-
Kutai, yaitu tipe A dan Tipe B. Minyak dasarkan hasil studi geokimia pada
mentah tipe A menunjukkan sifat asal dasarnya terdapat dua batuan induk
darat yang kuat dengan diperlihatkan yang ada di daerah penelitian, yaitu
kemunculan secara signifikan dari dari batubara dan batulempung serpih
komponen C-14 sampai C-27, dan karbonan. Berdasarkan pada pemba-
tipe ini ditemukan pada semua conto gian kronostratigrafi termasuk ke
dilapangan. Minyak dapat terbentuk dalam interval N2-N3, N4-N8 dan N9-
pada nilai Ro 0.45 % sampai 0,55 %. N13. Analisis conto batuan induk
Minyak mentah tipe B dihasilkan dari pada umur Oligosen Akhir (N2-N3)
thermal craked pada batuan induk memperlihatkan nilai dengan range
yang dikeluarkan dengan tingkat yang cukup luas dimana nilai TOC
maturasi yang lebih tinggi dibanding- mempunyai nilai 0.85 sampai
kan dengan minyak mentah tipe A (Ro 4.95wt% dan Hydrogen Index (HI)
nilai 0.55%-0.65%). Awal pemben- mempunyai nilai dari 32 sampai 568.
tukan dari gas berasal dari pemecah- Nilai potential yield mengindikasikan
an minyak bumi yang insitu. Kerogen pola yang sama dengan range antara
terbentuk menjadi gas tidak akan 0.59 sampai 19.64 kg/ton. Conto
terjadi apabila tercapai level tempe- dengan nilai TOC tertinggi (>4 wt%)
ratur dan kedalaman yang sesuai un- juga mempunyai nilai HI yang tinggi
tuk pembentukannya. Efisiensi batuan (>350) menunjukkan oil prone,
induk dalam meningkatkan produksi sedangkan conto dengan nilai TOC
minyak menjadi gas. Pemecahan (<2 wt%) dan nilai HI yang rendah
minyak bumi ini membentuk minyak merepresentasikan gas prone pada
terang dengan minyak mentah tipe B. batuan induk-nya. Nilai HI sampai OI
Cekungan Kutai didominasi oleh dari conto pada Oligosen Akhir (N2-
gas provenance sebab diawali dengan N3) memperlihatkan secara jelas
produksi minyak menjadi gas yang bahwa conto umumnya termasuk
mana sumber ataupun reservoar kedalam Tipe III kerogen (76%),
mempunyai nilai Ro > 0,6 % pada sisanya Tipe II kerogen. Dominannya
kedalaman 10.000 kaki. Minyak bumi tipe III kerogen mengindikasikan
dan gas bumi terperangkap lebih bahwa umumnya batuan induk pada
dalam dari 10.000 kaki yang didomi- Oligosen Akhir (N2-N3) di daerah
nasi oleh gas. Minyak ditemukan pada penelitian adalah gas prone, hal ini
kedalaman yang lebih dangkal dari didukung juga oleh hasil data analisis
10.000 kaki yang juga kadangkala komposisi maceral. Distribusi HI
ditemukan volume gas secara secara jelas memperlihatkan batuan
signifikan pada kedalaman ini. induk pada interval Oligosen Akhir
Penilaian Petroleum System pada (N2-N3) terdistribusi di bagian barat
daerah penelitian ini kurang maksimal daerah penelitian cenderung mempro-
karena keterbatasan data yang hanya duksi gas sedangkan di bagian timur
ada dipermukaan saja, maka penje- cenderung minyak. Pada Miosen Awal
lasan ini sebetulnya tidak mencakup (N4-N8) conto batuan induk mem-
secara keseluruhan dari daerah pene- perlihatkan nilai TOC sangat baik
litian tetapi hanya tahapan penilaian (1.58-3.42 wt%), 0.90-3.64 kg/ton
atau sebagai persiapan selanjutnya yields dan HI < 200 mengindikasikan
dari hasil studi minyak dan gas bumi bahwa potensial untuk minyak bumi
di sub cekungan dan sekitarnya. dan gas bumi dan gas prone. Untuk
Studi sebelumnya (Rose & interval Miosen Tengah (N9-N13) nilai
Hartono, 1978; Combaz & Matharel, TOC 108-68.36 wt% dan potential

14
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 10, Nomor 1, April 2012: 12-17

yields 2.12-137.44 yang diklasifikasi- Migrasi


kan baik sampai sempurna potensial
Migrasi Primer (penguraian minyak
batuan induk, nilai HI menunjukkan
bumi dan gas bumi) dari batuan induk
klasifikasi jelek sampai sempurna.
pada daerah ini umumnya diakibatkan
oleh rekahan minor dari batuan induk
Batuan Reservoir
dengan terdapatnya internal pressure
Pada Cekungan Kutai terdapat dua yang mentransformasikan minyak ke
jenis fasies batupasir yang dikenali gas. Ambang batas dari batuan induk
pada endapan delta Miosen yaitu dari nilai Ro = 0.6 %. Volume yang
fluviatile dominated to distributary signifikan dari minyak termasuk nilai
channel dan tidally dominated-delta Ro > 0.45 % berhubungan dengan
front deposit. Batupasir yang terma- nilai rata-rata pada burial depth 7500
suk ke dalam karakteristik reservoar kaki.
secara umum termasuk ke dalam litik
arenit dengan sifat tekstural butiran KESIMPULAN
yang didukung oleh matrik, butiran
berukuran halus sampai menengah, 1. Petroleum System di daerah Ce-
pemilahan menengah sampai baik, kungan Kutai bagian bawah terdiri
kekerasan menengah. Komposisi dari batuan induk (source rock),
batuan didominasi umumnya oleh batuan reservoir (reservoir rock),
batupasir dengan mineral kuarsa mo- batuan tudung (cap rock), dan
nokristalin, kuarsa polikristalin, frag- migrasi (migration).
men batuan andesit dan quartzose, 2. Potensi batuan induk di daerah pe-
dan sangat sedikit sekali akan kan- nelitian berasal dari batubara dan
dungan dari K-feldspar, plagioklas. batulempung karbonan. Nilainya
Nilai porositas dari batupasir terbagi umumnya baik sampai sangat baik
menjadi 2 tipe yaitu porositas primer dan sebagian besar menghasilkan
dan porositas sekunder (pelarutan). gas prone.
Nilai dari porositas primer mempunyai 3. Pada Cekungan Kutai terdapat dua
nilai 2 sampai 3 % sedangkan jenis fasies batupasir yang dikenali
porositas sekunder mempunyai nilai pada endapan delta Miosen yaitu
antara 3 sampai 13 %. fluviatile dominated to distributary
channel dan tidally dominated-
Batuan tudung delta front deposit. Nilai dari
porositas primer mempunyai nilai 2
Batulanau dan batulempung serpih
sampai 3 % sedangkan porositas
pada lingkungan pengendapan fluvial-
sekunder mempunyai nilai antara 3
deltaic termasuk kedalam batuan
sampai 13 %.
tudung dengan tipe buruk pada tipe
4. Batuan tudung yang berkembang
cebakan antiklin sehingga volume
di daerah penelitian ini terdapat
minyak bumi dan gas buminya akan
pada batuan dengan besar butir
dibatasi penyebaran lateral batuan
pada interval batulanau-batulem-
tudungnya. Batuan tudung yang baik
pung serpih pada interval N7.
ditemukan di daerah Sanga-sanga
5. Migrasi Primer (penguraian minyak
dengan gas expulsion zone (Nilai Ro
bumi dan gas bumi) dari batuan
0.6%). Volume minyak bumi dan gas
induk pada daerah penelitian ini
bumi secara signifikan dapat ter-
umumnya diakibatkan oleh rekah-
perangkap pada satu jenis reservoar.
an minor dari batuan induk dengan
Batuan tudung yang berkembang di
terdapatnya internal pressure
daerah Wain ini terdapat pada batuan
yang mentransformasikan minyak
dengan besar butir pada range
ke gas.
batulanau-batulempung serpih pada
interval N7.

15
Petroleum System Cekungan Kutai bagian bawah, daerah Balikpapan dan sekitarnya, Propinsi Kalimantan Timur
(Yuyun Yuniardi)

DAFTAR PUSTAKA
Combaz, A. & De Matharel, M., 1978.
Organic Sedimentation & Genesis
of Petroleum in Mahakam Delta
Borneo. American Association
Petroleum Geology Bulletin.
Duval, B., Cramez, C., and Jackson,
M.P.A., 1992. Raft Tectonics in
The Kwanza Basin, Angola.
Marine and Petroleum Geology.
Kingston, J., 1988. Undiscovered
Petroleum Resources of Indone-
sia. U.S. Geological Survey
Open-File Report 88-379. P 217.
McCauley et al., 2000. Marine Seismic
Surveys – A Study of
Environmental Implications.
Australian Petroleum Production
and Exploration Association.
Paterson, D. W., Tanean, H., &
Endharto, M., 1996. Source
Provenance Interpretation of
Kutei Basin Sandstone and The
Implications for The Tectono-
Stratigraphic Evolution of Kali-
mantan. Proceedings Indonesia
Petroleum Association, 25th
Annual Convention, 333-345.
Pertamina BPPKA, 1997. Petroleum
Geology of Indonesia Basin,
Priniples, Methods, & Application :
Volume X, South Sumatra Basin.
Rose, R., Hartono, P., 1978.
Geological Evolution of The
Tertiary Kutei-Melawi Basin, Kali-
mantan, Indonesia : Proceedings
Indonesia Petroleum Association,
7th Annual Convention, P 225-
237.

16
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 10, Nomor 1, April 2012: 12-17

Gambar 1.
Peta regional Cekungan Kutai, yang memperlihatkan lokasi penelitian
yang termasuk ke dalam Cekungan Kutai bagian bawah.

17

Anda mungkin juga menyukai