PENDAHULUAN
tenggara dan selatan dari Kota Balikpapan yang secara fisiografi masuk pada
(2008) daerah South Mahakam dibagi menjadi dua fase pengendapan yaitu regresi
dan transgresi selama Miosen. Fase regresi terbentuk pada Miosen Awal sampai
transgresi terbentuk pada Miosen Tengah sampai Miosen Akhir. Fase transgresi
Lapangan “X” dengan jenis yang berbeda, mulai dari reservoir silisiklastik sampai
tentunya juga akan memiliki kualitas yang berbeda. Dalam hal ini, properti dan
karakteristik dari beberapa reservoir pada Lapangan “X” dapat diketahui dari
1
diselesaikan dalam kaitannya kelanjutan kegiatan eksplorasi migas. Hal tersebut
menjadi menarik dan perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan
fasies dan petrofisika reservoir. Selain hal tersebut, salah satu kajian yang
& Schneidermann, 1997). Salah satu kajian yang cukup penting dalam analisis
risiko yaitu penilaian risiko pada reservoir, hal tersebut dikarenakan reservoir
merupakan bagian dari elemen petroleum play dan reservoir juga sebagai tempat
analisis risiko secara lebih spesifik khususnya pada reservoir yang ada di
Lapangan “X” maka perlu dilakukan penilaian risiko reservoir pada area
eksplorasi tersebut untuk mengetahui urutan tingkat risiko reservoir dari yang
paling tinggi sampai yang paling rendah. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai
bahan acuan atau pertimbangan awal untuk langkah selanjutnya terkait dengan
kegiatan eksplorasi. Dari penjelasan tersebut dapat kita pahami bahwa penilaian
migas. Mengingat pentingnya hal tersebut maka studi mengenai fasies dan
2
1.2 Rumusan Masalah
dilakukan penilaian risiko reservoir secara lebih spesifik pada Lapangan “X” yang
Timur. Penilaian risiko reservoir memakai metode penilaian risiko menurut Otis
& Scnidermann (1997) yang sesuai dengan kajian analisis risiko untuk eksplorasi
migas. Selain itu, penilaian risiko juga mengacu pada peneliti lainnya menurut
Rose (2001), CCOP (2000), Rachmat (2001) dan Milkov (2015) untuk melengkapi
dan sebagai bahan pertimbangan dalam penilaian risiko reservoir pada daerah
penelitian. Secara lebih rinci rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi :
1. Bagaimana fasies dan sifat petrofisika dari setiap zona reservoir yang
2. Parameter apa saja yang dapat dijadikan acuan dalam penilaian risiko
3. Bagaimana penilaian atau kategori risiko dari setiap reservoir dan urutan
tingkat risiko reservoir dari tingkat risiko paling rendah sampai yang
paling tinggi?
Maksud dari penelitian ini yaitu melakukan analisis fasies dan petrofisika
reservoir pada Lapangan “X” yang terletak di area South Mahakam kemudian
3
memberikan penilaian risiko reservoir dan mengurutkan berdasarkan tingkat
Indonesia yang berada di area South Mahakam (offshore area). Lokasi sumur
eksplorasi lebih tepatnya berada di sebelah timur sampai selatan dari Kota
Mahakam (Gambar 1.1). Lokasi penelitian terletak pada koordinat 10 16’ 19,72’ –
10 47’ 15,67’ LS dan 1160 46’ 50,21’ – 1170 18’ 12,27’ BT dengan luas daerah
penelitian kurang lebih 2.874,5 km2. Pada daerah penelitian terdapat 10 sumur
eksplorasi yang tersebar dan berada pada blok yang berbeda namun masih dalam
satu area South Mahakam dengan jarak antar sumur mencapai 1,83 km sampai
5,93 km. Lokasi 10 sumur eksplorasi tersebut secara fisiografi masuk pada
4
Gambar 1.1 Lokasi daerah penelitian dilihat dari citra SRTM dan satelite
(diakses pada tanggal 21-07-2017 : 09.18 PM).
dan judul yang diambil sehingga sejalan dengan maksud dan tujuan dari
penelitian. Secara lebih terperinci batasan masalah dalam penelitian ini meliputi :
5
2. Analisis fasies didasarkan pada data sumur meliputi litofasies,
4. Penilaian risiko reservoir yang utama mengacu pada metode Otis &
dalam penilaian risiko menurut Rose (2001), CCOP (2000) dan Milkov
Ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup beberapa hal sebagai berikut:
1. Data yang digunakan meliputi data well log (caliper, gamma ray,
dari reservoir.
6
4. Melakukan analisis data mudlog-cutting, core, petrography, photo
micrograph, DST dan RFT untuk validasi data dan mendukung analisis
pada setiap reservoir yang ada berdasarkan pada metode Otis &
metode liannya menurut Rose (2001), CCOP (2000) dan Milkov (2015).
proven yaitu Play Eosen, Play Oligosen dan Play Miosen. Play Eosen
minyak dan gas bumi yang telah berproduksi di Cekungan Kutai secara garis
besar diproduksi dari batuan reservoir berumur Miosen. Play tersebut secara
umum mempunyai tipe play yang hampir seluruhnya berjenis endapan delta.
7
menjelaskan bahwa penelitian terletak di batas cekungan paling selatan dari
dua trend regional stratigrafi dari Miosen Awal sampai sekarang. Yang
pertama yaitu trend regresi, mengisi cekungan dengan sedimen klastik yang
mewakili dari dua regional reservoir utama yaitu Jumelai Sands dan
Sepinggan Deltaic Sequence (SDS). Yang kedua yaitu trend transgresi, secara
petroleum system di daerah Cekungan Kutai Bagian Bawah terdiri dari batuan
sebagian besar bertipe gas prone. Batuan reservoir berupa fasies batupasir
distributary channel dan tidally dominated delta front deposit dengan nilai
primer umumnya diakibatkan oleh rekahan minor dari batuan induk dengan
8
Lapangan Yakin dan Lapangan Sepinggan, South Mahakam, Kalimantan
Timur dengan menggunakan pendekatan informasi lebih dari satu data bawah
penyebaran dan diameter dari suatu reservoir minyak dan gasbumi di Blok
pada Delta Sepinggan dengan interval marker MFS 1 - MFS 5 yaitu batubara,
umur dari Delta Sepinggan dengan interval marker MFS 1 – MFS 5 adalah
9
6. Purwanto & Amar (2014) melakukan penelitian mengenai evaluasi reservoir
Upper, Lower, dan Deep Zones) berdasarkan evolusi muka air laut relatif.
properti yang heterogen, secara vertikal memiliki nilai kisaran porositas 12%
penilaian risiko reservoir ini belum pernah dilakukan sebelumnya oleh peneliti
terdahulu secara lebih spesifik khususnya pada reservoir. Manfaat dari penelitian
ini secara umum dapat memberikan pengetahuan dan kontribusi terkait dengan
peran peneliaian risiko pada reservoir dalam kegiatan eksplorasi hidrokarbon. Hal
referensi mengenai kualitas dari beberapa reservoir beserta tingkat risikonya yang
eksplorasi.
10