Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Saat ini semakin berkurangnya cadangan migas yang ada di Indonesia dan langkah
antisipasi terhadap semakin menipisnya cadangan migas tersebut, industri migas Indonesia perlu
meningkatkan upaya eksplorasi dalam beberapa kegiatan. Langkah peningkatan eksplorasi dapat
berupa pengembangan lapangan, pengembangan metode dan teknologinya, maupun melakukan
kaji ulang terhadap sumur-sumur yang telah ada dan ditinggalkan dengan metode dan konsep
yang baru dan berbeda. Untuk itu diperlukan suatu terobosan agar penggunaan aplikasi yang
tepat dan murah dapat diperoleh hasil yang bernilai tinggi.
Lapangan “Z” adalah salah satu lapangan migas di Kalimantam Timur yang dimiliki oleh
PT Total ep. Lapangan ini diperkirakan masih memiliki cadangan hidrokarbon yang belum
tereksplorasi, sehingga terus dilakukan segala macam upaya pencarian hidrokarbon, agar
didapatkan hasil yang maksimal. Pendekatan berupa studi stratigrafi dari data seimik dan well
log hingga evaluasi formasi dilakukan agar didapat data yang pada akhirnya memaksimalkan
pengeksplorasian hidrokarbon di lapangan ini. Penelitian ini dilakukan dengan mempelajari,
menginterpretasi, dan mengidentifikasi keadaan geologi dan stratigrafi pada daerah penelitian
dengan menggunakan integrasi data log sumur dan seismik inversi yang bermanfaat untuk
pengembangan reservoir daerah penelitian.
Bertitik tolak dari permasalahan tersebut diatas, maka penulis ingin melakukan studi
tentang karakteristik reservoir dengan pendekatan seismik stratigrafi dan analisis well log, pada
lapangan migas tersebut.

II. Ruang Lingkup Permasalahan


Dalam menganalisis data well log dan data seismik maka permasalahan yang muncul
adalah :
1. Bagaimana struktur dan tatanan lithologi pada daerah penelitian melalui data seismik dan
well log?
2. Bagaimana tatanan strtigrafi dan lingkungan pengendapan daerah penelitian dari data
seismik dan well log?
PROPOSAL KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

3. Bagaimana model karakteristik reservoir dengan menggabungkan data seismik dan well
log untuk mendapatkan geometri, penyebaran lapisan, dan kualitas reservoir?

III. Maksud dan Tujuan Penelitian


Salah satu syarat untuk menyelesaikan masa studi di Fakultas Teknik Geologi,
Universitas Padjadjaran adalah menyelesaikan Skripsi. Skripsi ini berupa penelitian salah satu
lapangan “Z” di Kalimantan Timur , milik PT Total Ep, Ltd . Adapun maksud dari penelitian ini
adalah mengembangkan teknik interpretasi seismik stratigrafi dan analisis well log dalam
penelitian lapangan tersebut. Penerapan teknik interpretasi seismik staratigrafi memberikan cara
baru untuk membagi, mengkorelasi dan memetakan batuan sedimen, teknik ini disebut sikuen
stratigrafi.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
 Mengetahui struktur dan tatanan lithologi pada daerah penelitian melalui data
seismik dan well log.
 Mengetahui tatanan stratigrafi dan lingkungan pengendapan dari daerah penelitian
dari data seismik dan well log.
 Membuat model karakteristik reservoir yang telah menggabungkan data seismik
dan well log sehingga didapat geometri, penyebaran lapisan dan kualitas resevoir.

IV. Judul Penelitian


Suatu bentuk stratigrafi dapat diprediksi dari data seismik dengan menggunakan ekspresi
seismik terhadap sikuen-sikuen dan system tracts. Tahap pertama yang dilakukan adalah
mendiskusikan hubungan antara refleksi-refleksi seismik dengan garis-garis waktu geologi dan
menunjukkan bagaimana hubungan ini menjadi dasar untuk membagi refleksi-refleksi seismik ke
dalam suatu bentuk paket yang berhubungan dengan interval-interval asal suatu pengendapan
sedimen.
Ada tujuh langkah dalam melakukan interpretasi seismik stratigrafi, yaitu :
1. Analisa sikuen seismik.
Sikuen seismik adalah sikuen pengendapan yang diidentifikasikan dari penampang seismik
(Mitchum dkk, 1977). Analisa sikuen seismik adalah untuk mendefinisikan paket-paket
tentang asal-usul refleksi seismik yang berhubungan dengan sikuen-sikuen seismik dan
PROPOSAL KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

system tracts. Setelah menganalisa sikuen seismik ini, maka fasies dan lingkungan
geologinya akan dapat diinterpretasikan pula.
2. Analisa Fasies Seismik
Maksud dari analisa ini adalah untuk menguraikan se-objektif mungkin semua variasi-variasi
dari parameter-parameter seismik di dalam setiap sikuen-sikuen seismik dan system tracts
dalam menentukan fasies batuan secara lateral dan pergantian-pergantian bentuk fluida.
Parameter-parameter seismik utama yang digunakan dalam analisa seismik ini adalah:
geometry dari reflektor-reflektor di dalam sikuen-sikuen dan system tracts, amplitudo,
frekuensi, kontinuitas, dan interval velocity.
3. Analisa Sikuen pada Data Sumur.
Pada tahap ini, estimasi-estimasi awal tentang sikuen-sikuen dan system tracts dibuat dengan
menginterpretasikan tentang awal pengendapan fasies batuan dari data sumur melalui
interpretasi dengan menggunakan data dari cores dan cuttings, hal ini perlu untuk
mengkalibrasikannya dengan log response.
4. Menghubungkan Data Synthetic Seismik Sumur dengan Penampang Seismik.
Mendempetkan/mencocokkan (tie) seteliti mungkin informasi-informasi dari well-logs ke
penampang seismik. Ada dua objek utama, yaitu :1) Menghubungkan informasi kedalaman
dari well-logs ke penampang seismik. 2) Mengetahui apa saja penyebab dari refleksi seismik
dengan mendalami pola-pola gangguan (interference) yang membentuk dan membuyarkan
setiap gelombang seismik yang disebabkan oleh kontras impedansi akustik dari lapisan yang
berbeda.
5. Interpretasi Lingkungan Pengendapan dan Fasies Batuan.
Interpretasi lingkungan pengendapan dan fasies batuan dilakukan dari parameter-parameter
yang diuraikan pada analisa fasies-fasies seismik yang dihubungkan dengan pengetahuan
tentang geologi regional di daerah tersebut.
6. Interpretasi Akhir yang Integrasi.
Merupakan penggabungan dari data-data sumur, seismik, singkapan-singkapan yang
didasarkan pada objektifitas-objektifitas dan ketersediaan data.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka sangat diperlukan pengetahuan mengenai konsep
dasar geologi dan pemahaman dari konsep seismik stratigrafi untuk mendapatkan pengetahuan
PROPOSAL KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

yang akurat mengenai lingkungan pengendapan dan fasies batuan dari data log dan seismik.
Untuk itu, saya mengajukan topik/tema dalam program Kerja Praktek ini:

“PERMODELAN RESERVOIR
DENGAN PENDEKATAN SEISMIK STRATIGRAFI DAN ANALISIS WELL LOG
PADA LAPANGAN ”Z”, CEKUNGAN KUTAI
PT TOTAL E&P Indonesie

V.Waktu dan Tempat Penelitian


Kegiatan Tugas Akhir ini direncanakan akan dilaksanakan selama 2 bulan pada bulan
November – Desember 2012, di salah satu lapangan minyak dan gas bumi milik PT Total Ep,
atau disesuaikan dengan jadwal Tugas Akhir yang diberikan oleh perusahaan.

Kegiatan yang Dilakukan Oktober November Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Tahap Persiapan

Tahap Pengumpulan Data

Tahap Pengolahan Data

Tahap Penyusunan Laporan

TINJAUAN PUSTAKA

1. Geologi Regional Cekungan kutei, Kalimantan Timur


PROPOSAL KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

METODE PENELITIAN
Secara umum metode penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu : tahap pengumpulan data
(inventarisasi data), tahap analisis data, tahap pembahasan dan penyusunan laporan.
1.1 Latar Belakang
Dalam menganalisis karakteristik reservoir diperlukan data yang menyeluruh, yaitu
berupa data core,data well log,dan korelasi data seismik.
1.2 Tahap Analisis Data
1.2.1 Analisis Data Inti Bor (core)
Analisa core merupakan acuan untuk mengidentifikasi litologi melalui deskripsi atau
pemerian batuan reservoir untuk mengoptimalkan kontribusi data batuan. Langkah awal dalam
analisa deskripsi adalah mengenali objek analisis secara kualitatif mulai dari tampak luar sampai
unsur pembentuknya. Pengenalan objek analisis sangat penting karena menentukan jenis dan
urutan analisis lanjut yang perlu dilakukan agar analisisnya bermanfaat. Sifat-sifat fisik batuan
yang dapat kita amati pada core dideskripsi seperti halnya mengamati suatu singkapan batuan.
Apabila dilakukan analisis lebih lanjut, maka dari suatu analisis core akan dapat diketahui harga
porositas (absolut dan efektif), densitas, permeabilitas, struktur pori, kandungan khlorin, saturasi
minyak, berat jenis minyak, fluoresensi, dan volume air sisa. Dalam penelitian ini. yang menjadi
fokus pengamatan yaitu sifat-sifat fisik batuan yang berguna untuk mengidentifikasi lingkungan
pengendapan daerah penelitian. Disamping itu data core juga berguna untuk kalibrasi data log
sumur dan data seismik.

1.2.2 Analisis Data Log Sumur (Well log)


Log sumur merupakan informasi mengenai batuan/kerak bumi yang diakuisisi secara
insitu (di tempat, dan mendekati kondisi alami), oleh karenanya log sumur digunakan sebagai
acuan dalam korelasi dan identifikasi litologi. Para ahli geologi umumnya menggunakan
kombinasi log SP, sinar gamma dan resistivity dalam menentukan litologi dan korelasinya.
Log sumur memiliki beberapa bentuk dasar yang bisa mencirikan karakteristik suatu
lingkungan pengendapan. Bentuk-bentuk dasar tersebut dapat berupa cylindrical, irregular, bell,
funnel, symmetrical, dan asymmetrical.
a) Cylindrical
PROPOSAL KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

Bentuk ini cenderung diminati oleh para ahli geologi karena dianggap sebagai bentuk dasar yang
merepresentasikan homogenitas. Bentuk cylindrical diasosiasikan dengan endapan sedimen
braided channel, estuarine, atau sub-marine channel fill, anastomosed channel, eolian dune, dan
tidal sands.
b) Irregular
Meskipun bentuk irregular merupakan bentuk yang kurang disukai, namun di lain pihak,
bentuk ini cenderung terlalu mudah untuk dianggap sebagai interpretasi awal yang menyesatkan
(misleading). Bentuk irregular diasosiasikan dengan endapan sedimen alluvial plain, flood plain,
tidal sands, shelf, atau back barriers. Umumnya mengindikasikan lapisan tipis silang siur (thin
interbedded). Unsur endapan tipis mungkin berupa crevasse splay, over bank deposits dalam
laguna, turbidit dalam lingkungan air dalam, atau lapisan-lapisan yang teracak.
c) Bell shaped
Bentuk bell ini selalu diasosiasikan sebagai fining upward. Pengamatan membuktikan bahwa
range besar butir pada setiap level cenderung sama, namun jumlahnya memperlihatkan gradasi
(fraksi butir halus dalam artian lempung yang bersifat radioaktif makin banyak ke arah atas, dan
bukan menghalus ke atas). Interpretasi fining-upward merepresentasikan keheterogenitasan
batuan reservoir. Bentuk bell merupakan rekaman dari endapan point bars, tidal deposits,
transgressive shelf sand (tide and storm dominated), submarine channel dan endapan turbidit.
d) Funnel shaped
Bentuk funnel merupakan kebalikan dari bentuk bell dengan dampak ketidaksesuaian batas
geologi dan tata waktu/runtunannya, dan selalu diasosiasikan sebagai coarsening-upward.
Pengamatan juga membuktikan bahwa range besar butir pada setiap level cenderung sama,
namun jumlahnya memperlihatkan gradasi (fraksi butir kasar makin banyak ke arah atas dan
bukan mengkasar ke atas). Bentuk funnel merupakan hasil dari delta front (distributary mouth
bar), crevasse splay, beach and barrier beach (barrier island), strandplain, shoreface,
prograding (shallow marine) shelf sands, submarine fan lobes.
e) Symmetrical shaped
Bentuk symmetrical merupakan keserasian kombinasi bentuk bell-funnel. Kombinasi
coarsening-fining upward ini dapat dihasilkan oleh proses bioturbasi, selain setting secara
geologi yang merupakan ciri dari shelf sand bodies, submarine fans dan sandy offshore bars.
PROPOSAL KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

Bentuk asymmetrical merupakan ketidakselarasan secara proporsional dari kombinasi bell-funnel


pada lingkungan pengendapan yang sama.

1.2.3 Analisis Data Seismik


Interpretasi dan analisis data seismik dalam pencarian hidrokarbon merupakan salah satu
bagian pekerjaan paling utama bagi para ahli ilmu kebumian (earth scientist) untuk
menginterpretasi keadaan bawah permukaan. Perkembangan teknologi dari seismik dua dimensi
(seismik 2-D) menjadi seismik tiga dimensi (seismik 3-D), menempatkan metoda ini sebagai
salah satu acuan dalam pemodelan struktur dan stratigrafi suatu daerah sebelum dilakukan
pemboran eksplorasi ataupun dalam pengerjaan lanjutan suatu lapangan.

Tujuan yang paling penting dalam interpretasi seismik adalah mengolah data seismik
menjadi informasi geologi sebanyak mungkin dalam bentuk-bentuk struktur, stratigrafi dan
sejarah geologi. Seorang interpreter diharapkan mampu memberikan jawaban yang paling dapat
dipertanggung jawabkan berdasarkan hasil analisa seluruh data yang ada. Interpretasi adalah
membuat pemodelan dari suatu daerah prospek dimana diperlukan pengalaman dan imajinasi
untuk mengembangkan interpretasi yang mengarah pada perkembangan baru dari daerah yang
sedang diteliti.

Adapun tahap interpretasi data seismik ini terdiri atas tahapan sebagai berikut :
1. Pemilihan dan penarikan horizon seismik.
Pemilihan horizon seismik yang akan diinterpretasi pertama kali dilakukan dengan
menampilkan penampang seismik dan log sumur yang telah dilakukan pengikatan (well-
seismic tie) sebelumnya. Setelah ditentukan interval penelitian pada penampang seismik
yang sesuai dengan data log sumur, maka langkah selanjutnya yaitu melakukan picking
marker untuk penentuan horizon. Penarikan horizon seismik dilakukan dengan membuat
picking pada batas atas (top) dan batas bawah (bottom) kedua reservoir yang diteliti.
Penelusuran kemenerusan horison sesmik dilakukan melalui pengamatan yang umum
terhadap karakter refleksi dan perubahan Impedansi Akustik (IA).
2. Pengikatan horizon antara penampang seismik yang berpotongan.
Horizon yang telah dipicking pada lintasan awal menjadi acuan untuk penarikan horizon
pada lintasan yang berpotongan. Misalnya pada tahap awal picking dilakukan pada
PROPOSAL KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

lintasan inline, maka lintasan yang memotongnya secara crossline mengikuti hasil picking
yang awal.
3. Penarikan indikasi patahan.
Patahan yang diinterpretasi yaitu patahan yang melewati horizon penelitian pada kedua
reservoir. Penentuan indikasi patahan dicirikan oleh kriteria sebagai berikut :
 Diskontinuitas horizon atau meloncatnya (dislokasi) kemenerusan refleksi horizon
secara tiba-tiba.
 Perubahan kemiringan horizon secara mendadak.
 Terjadinya penebalan atau penipisan lapisan diantara dua horizon.
 “Fault shadow”, yaitu rusaknya data di daerah (zona) tersesarkan.
 Kuat atau lemahnya refleksi karena perbedaan densitas pada blok patahan.
4. Pembuatan peta kontur struktur kedalaman.
Peta kontur struktur kedalaman didapatkan dari hasil picking masing-masing horizon.
Setiap horizon akan menghasilkan sebuah peta kontur struktur kedalaman. Setelah
melakukan picking seluruh horizon pada semua lintasan seismik, maka kita akan
memperoleh peta kontur struktur waktu. Untuk mengkonversikan peta kontur struktur
waktu ke peta kontur struktur kedalaman, digunakan formula yang didapatkan dari
persamaan linear antara time seismik (milisecond) dan kedalaman horizon (kaki) pada well
log. Formula ini kemudian diproses dengan seksama sehingga didapatkan peta kontur
struktur waktu yang dapat dikonversikan menjadi peta kontur struktur kedalaman. Peta
struktur kedalaman akan memperlihatkan keadaan struktur bawah permukaan yang
kemudian digunakan untuk penentuan perkiraan lokasi pemboran.

1.3 Tahap Pembahasan dan Penyusunan Laporan


Merupakan tahap akhir dari seluruh proses penelitian. Pembahasan dilakukan bersamaan
dengan tahap pengolahan data dilanjutkan dengan penulisan laporan.
Bagan alir penelitian memperlihatkan bahwa studi ini menggunakan integrasi data-data
geologi yang kemudian menghasilkan output untuk pengelolaan/manajemen reservoir dan
pengembangan lapangan. Integrasi data-data ini mencakup pengolahan dan analisis data batuan
inti (core), data log sumur dan data seismik.
PROPOSAL KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

PERMODELAN RESERVOIR

Gambar 1.? Bagan Alir Penelitian


PROPOSAL KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

PENUTUP
Demikianlah proposal ini dibuat dengan harapan Bapak/ Ibu berkenan memberikan izin
kepada saya untuk melaksanakan Tugas Akhir di perusahaan yang Bapak/ Ibu pimpin. Semoga
Allah SWT memberkati kegiatan ini sehingga dapat berjalan dengan lancar dan memberikan
manfaat bagi semua pihak.

Anda mungkin juga menyukai