net/publication/359045899
CITATIONS READS
4 266
3 authors, including:
Taufik Ramalis
Universitas Pendidikan Indonesia
107 PUBLICATIONS 169 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Application of Learning Model (LC) 7E with Technology Based Constructivist Teaching (TBCT) and Constructivist Teaching (CT) Approach as Efforts to Improve Student
Cognitive Ability in Static Fluid Concepts View project
Developing diagnostic test formed in Four Tier-Test and Conceptual Change Model with PDEODE*E learning strategy. View project
All content following this page was uploaded by Taufik Ramalis on 06 March 2022.
ABSTRAK
*
Penulis Penanggung Jawab
i
Rizky Ihsan Zuhrial, dkk, Pencitraan Bawah Permukaan Dasar Laut…
ABSTRACT
PENDAHULUAN
ii
Fibusi (JoF) Vol. 3 No. 1, April 2015
iii
Rizky Ihsan Zuhrial, dkk, Pencitraan Bawah Permukaan Dasar Laut…
c. Prinsip Fermat
Prinsip Fermat menyatakan bahwa
gelombang yang menjalar dari satu
titik ke titik yang lain akan memilih
lintasan dengan waktu tempuh
tercepat. Prinsip Fermat dapat
Gambar 1. Hukum Snellius.(Ekasapta, A., 2007) diaplikasikan untuk menentukan
lintasan sinar dari satu titik ke titik
Gelombang dapat merambat pada dua
yang lainnya yaitu lintasan yang waktu
buah medium yang berbeda yaitu dari
tempuhnya bernilai minimum. Dengan
medium (1) menuju medium lainnya
diketahuinya lintasan dengan waktu
(2). Amplitudo pulsa datang
tempuh minimum maka dapat
dinyatakan dengan A d , amplitudo
dilakukan penelusuran jejak sinar yang
pulsa yang ditransmisikan dinyatakan
telah merambat di dalam medium.
dengan A t dan amplitudo pulsa
Penelusuran jejak sinar seismik ini
terpantul dinyatakan dengan A p .[1]
akan sangat membantu dalam
Bila lintasan pulsa normal terhadap
menentukan posisi reflektor di bawah
bidang refleksi, maka koefisien
permukaan. Jejak sinar seismik yang
refleksi dinyatakan sebagai
tercepat ini tidaklah selalu berbentuk
perbandingan amplitudo pulsa
garis lurus.[7]
terpantul terhadap amplitudo pulsa
datang, dirumuskan:
Kecepatan Gelombang Seismik
Ap Dalam Medium Elastik
R= (1) Seperti yang dijelaskan sebelumnya
Ad bahwa gelombang seismik menjalar
Kuat lemahnya sinyal yang kembali ke dengan kecepatan tertentu pada
permukaan sangat bergantung pada medium bumi yang dilaluinya. Hasil
koefisien refleksi pada bidang batas perkalian antara densitas medium ρdan
antara dua jenis batuan dan banyaknya kecepatan gelombang v yang
perlapisan. Energi yang hilang untuk melewatinya dinamakan impedansi
sejumlah n lapis dengan koefisien akustik, atau dirumuskan sebagai:
refleksi R adalah:
(dB) = 20 log (1-R2)n(2) Z=ρ.v (3)
b. Prinsip Huygen Nilai impedansi akustik suatu materi
Selama gelombang seismik menjalar semakin besar maka semakin kompak
melalui medium bumi, berlaku juga materi tersebut.
prinsip Huygen. Prinsip Huygen Posgay in Galfi (Priyono, A., 2006:
menyatakan bahwa setiap titik pada 38) mengemukakan harga kecepatan
muka gelombang bertindak sebagai dan impedansi akustik gelombang-P
sumber baru untuk muka gelombang untuk berbagai jenis batuan
berikutnyayang merambat ke segala sedimen(tabel2.1).[3]
arah. Sehingga prinsip Huygen dapat Faktor-faktor yang mempengaruhi
dipakai untuk menjelaskan fenomena kecepatan gelombang seismik antara
gelombang seismik yang makin lain:
iv
Fibusi (JoF) Vol. 3 No. 1, April 2015
vi
Fibusi (JoF) Vol. 3 No. 1, April 2015
data, rekaman seismik membutuhkan Dari proses stacking dan muting yang
editing untuk menghapus gelombang yang dilakukan maka dapat dilihat beberapa
tidak diinginkan, seperti direct wave interpretasi dari pengolahan data seismik
(gelombang bias). Rekaman sesimik ini. Pada gambar dapat dilihat adanya
menjadi lebih baik setelah tahapan editing, lapisan sedimen yang terpantau pada
kemudian diperlukan prediksi jarak antara horizontal dari mulai CDP 1741-10441.
reflektor dengan multiple periode pendek Lalu pada palung seram yang terdeteksi
pada tahapan dekonvolusi. berada di kedalaman 1400-1600 m terdapat
growth strata yang diperkirakan dapat terus
Kecepatan gelombang diplot bertambah dan tinggi. Dan pada kedalaman
apakah berada minimal pada kecepatan dibawah 200 m maka dapat dipastikan
gelombang di air yaitu 1500 m/s, itu bahwa itu adalah pegunungan bawah laut
sebagai rujukan apakah gelombang telah dari misool onin.
terpantul pada reflektor penampang. Hasil
analisis kecepatan lalu digunakan untuk
stacking. Kemudian dikoreksi dengan dip
move out . Tahapan akhir adalah
membandingkan hasil dari penampang
seismik dengan peta batimetri yang juga
dihasilkan dengan menginput data
batimetri ke dalam software Promax.
vii
Rizky Ihsan Zuhrial, dkk, Pencitraan Bawah Permukaan Dasar Laut…
viii
Fibusi (JoF) Vol. 3 No. 1, April 2015
ix