Submitted: December 12, 2016 | Revised: February 20, 2017 | Accepted: March 6, 2017) | DOI: xx.xxxxx/ijoce.x.xxxxx
ABSTRAK air yang cukup tinggi dengan kualitas air yang cukup
Budidaya Keramba Jaring Apung (KJA) merupakan cara memadai untuk melakukan budidaya, Keramba menjadi
budidaya perikanan yang dapat dilakukan di sungai, danau pilihan yang bagus untuk melakukan budidaya. Budidaya
ataupun laut. Dalam penentuan lokasi yang akan dilakukan ikan dipengaruhi oleh kondisi atau parameter oseanografi
budidaya KJA harus memenuhi beberapa parameter untuk dan meteorologi seperti angin, kedalaman laut, kecerahan
menjamin keberlangsungan budidaya tersebut. Parameter laut, kecepatan arus, salinitas, derajat keasaman dan oksigen
yang perlu diperhatikan adalah kualitas dan lingkungan terlarut.
perairan. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis untuk Dengan perkembangan teknologi saat ini, distribusi
menentukan apakah lokasi yang akan dilakukan budidaya kandungan klorofil-a dan suhu permukaan laut dapat
KJA memenuhi parameter yang ada. Pada tugas akhir ini dideteksi dengan menggunakan satelit penghasil citra. Data
dilakukan pengamatan kesuburan perairan dengan analisis citra tersebut kemudian dapat diimplementasikan guna
citra satelit Aqua MODIS Level 1b untuk konsentrasi menentukan daerah budidaya ikan. Data tersebut harus
klorofil-a dan suhu permukaan laut, serta penentuan diolah terlebih dahulu dan disesuaikan denga parameter-
klasifikasi kesesuaian dari setiap aspek parameter dengan parameter pendukung hingga menghasilkan lokasi yang
metode weighted overlay dari data yang diperoleh di memiliki potensi budidaya ikan dalam bentuk peta tematik
lapangan pada bulan Maret dan Oktober 2016 dengan yang terintegrasi. Dengan adanya data tersebut, kegiatan
pendekatan sistem informasi geografis yang berlokasi di budidaya dapat menjadi lebih optimal baik dari segi
daerah Teluk Prigi, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. operasional maupun finansial.
Hasil analisis spasial menunjukkan wilayah Teluk Prigi Lokasi yang menjadi penelitian pada tugas akhir ini adalah
pada umumnya sesuai untuk dilakukan budidaya keramba Teluk Prigi, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Pada tugas
jaring apung. Hasil penggabungan weighted overlay pada akhir ini akan dibahas mengenai pengolahan data citra
kedua periode menunjukkan skor tata-rata yaitu 2,18 dari satelit yang berkaitan dengan persebaran konsentrasi
skala 3 dengan rincian wilayah yang masuk kategori klorofil-a dan suhu permukaan laut dengan memanfaatkan
“sesuai” seluas 8,33 km2 (23,13% dari luas perairan) dan perkembangan teknologi penginderaan jauh dan overlaying
untuk kategori “sangat sesuai” seluas 27,67 km2 (76,87% dengan parameter-parameter pendukung sehingga didapat
dari luas perairan). Sementara itu lokasi yang paling sesuai informasi spasial dan temporal berupa peta tematik yang
dari 10 titik sampling adalah stasiun 5, 6 dan 10. dapat dimanfaatkan dengan optimal dan efisien dengan
dukungan untuk menunjang kegiatan budidaya perikanan.
Kata Kunci: Keramba Jaring Apung, Aqua MODIS, Weighted
Overlay, Sistem Informasi Geografis
2. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
2.1 Lokasi Penelitian
1. PENDAHULUAN Teluk Prigi terletak di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur
dengan koordinat 8°19'39"LS dan 111°43'43"BT yang
Untuk mengurangi efek negatif dari overfishing maka memiliki Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) terbesar di
dilakukan alternatif pemanfaatan sumberdaya perikanan Jawa Timur yang juga dilengkapi dengan Tempat
dengan cara budidaya pada keramba jaring apung. Budidaya pelelangan Ikan (TPI). Berikut gambaran lokasi penelitian
keramba jaring apung merupakan cara budidaya yang dapat ini.
dilakukan di laut, sungai ataupun di danau. Dengan keadaan
Licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License (URL: http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)
1
International Journal of Offshore and Coastal Engineering Vol. 1 No. 1 pp. 1-6 February 2017
2
International Journal of Offshore and Coastal Engineering Vol. 1 No. 1 pp. 1-6 February 2017
Untuk suhu permukaan laut menggunakan algoritma SPL Tabel 3. Matriks Penentuan Bobot Parameter Untuk
Brown Minnet (1999) pada Harliyanti et al.(2011) yang Analisis Pemilihan Lokasi Budidaya Perikanan Laut
ditunjukkan sebagai berikut. Berdasarkan Faktor Kualitas Air. (Radiarta et al, 2006)
Kualitas Air Suhu Salinitas PH Oksigen Bobot
SST Modis = C1+ C2 * T31 + C3*T31-32*Tb+C4*(sec(θ)- Suhu 1 2 7 4 0.52
1)*T31-32...................................................(3)
Salinitas 1/2 1 4 2 0.27
Dimana: PH 1/7 1/4 1 1/2 0.07
Tb : Kanal 20
Oksigen 1/4 1/2 2 1 0.14
C1 : Konstanta radiasi yang bernilai 1.1911x108 W m-2 sr-
1 μm4 Rasio
0.0008
C2 : Konstanta radiasi yang bernilai 1.4388x104 K μm Konsistensi
Θ : Sudut zenith satelit
Untuk menentukan konstanta C1, C2, C3 dan C4dapat Tabel 4. Matriks Bobot Kriteria Kelayakan Lahan Analisis
dilihat pada tabel berikut. Pemilihan Lokasi Budidaya Perikanan Laut Berdasarkan
Faktor Lingkungan dan Kualitas Air
Tabel 1. Koefisien C pada Band 31 dan 32 (ATBD Minnet, 1999) Kriteria Kelayakan Kualitas
Koefisien ΔT ≤ 0,7 ΔT > 0,7 Lingkungan Bobot
Lahan Air
C1 1,228552 1,69521
Lingkungan 1 3/2 0.6
C2 0,9576555 0,9558419
C3 1,1182196 0,0873754 Kualitas Air 2/3 1 0.4
C4 1,774631 1,199584 Rasio Konsistensi 0.0000
2.5 Klasifikasi Tingkat Kesesuaian Lokasi Tabel 4. Matriks Kesesuaian Perairan Budi Daya KJA Hasil
Budidaya Modifikasi
Pada penelitian ini, parameter yang digunakan adalah
parameter oseanografi dan biologi yaitu suhu, pH, salinitas,
kecerahan, oksigen terlarut, kedalaman dan kecepatan arus.
Kriteria yang digunakan merupakan kajian dari berbagai
sumber yang telah dimodifikasi (Beveridge, 1987 in
Radiarta et al., 2006).
Metode skoring, penentuan kriteria serta pembagian kelas
kesesuaian lokasi budidaya menggunakan parameter fisika
dan kimia dengan rumusan yang dimodifikasi dari penelitian
Sari (2011) dan Radiarta et al (2006) dengan mengurangi
beberapa parameter seperti keterlindungan lokasi, substrat
perairan dan jarak dari pencemaran. Berdasarkan penelitian
Radiarta et al (2006) penentuan bobot dilakukan dengan
analisis pair wise comparison dengan matriks sebagai
berikut.
3
International Journal of Offshore and Coastal Engineering Vol. 1 No. 1 pp. 1-6 February 2017
4
International Journal of Offshore and Coastal Engineering Vol. 1 No. 1 pp. 1-6 February 2017
mg/m3. Kemudian untuk mengelompokkan data tersebut permukaan laut di Teluk Prigi berdasarkan analisis spasial
menjadi sebuah peta yang telah diklasifikasi secara data dari interpolasi titik sampel sangat sesuai untuk
terbimbing seperti pada klasifikasi yang dibuat oleh Arsjad dilakukan budidaya perikanan. Berbeda dengan hasil olahan
et al. (2004) dalam Sari (2011), dilakukan kembali analisis citra satelit yang memiliki suhu rata-rata jauh lebih rendah
spasial pada perangkat lunak pengolah data spasial dengan dibandingkan pada data titik sampel namun untuk klasifikasi
cara reklasifikasi sehingga dihasilkan peta seperti pada menurut Radiarta et al. (2006) suhu tersebut masih tergolong
gambar berikut. cukup layak untuk budidaya perikanan.
5
International Journal of Offshore and Coastal Engineering Vol. 1 No. 1 pp. 1-6 February 2017
phytoplankton. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata 6. Prinina, Endang. L.M. Jaelani dan Salam Tarigan. 2016.
persebaran konsentrasi klorofil-a yang mencapai 0,8-0,9 Validasi Algoritma Estimasi konsentrasi Klorofil-a dan
mg/m3. Padatan Tersuspensi Menggunakan Citra Terra dan
2. Hasil analisis spasial menunjukkan wilayah Teluk Prigi Aqua Modis dengan Data In situ. JURNAL TEKNIK
pada umumnya sesuai untuk dilakukan budidaya ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539. Surabaya.
keramba jaring apung. Hasil penggabungan weighted 7. Radiarta, I Nyoman, Adang Saputra, Ofri Johan dan Tri
overlay pada kedua periode menunjukkan skor tata-rata Heru Prihadi. 2006. Pemetaan Kelayakan Lahan Budi
yaitu 2,18 dari skala 3 dengan rincian wilayah yang Daya Ikan Laut Di Kecataman Moro, Kepulauan Riau:
masuk kategori “sesuai” seluas 8,33 km2 (23,13% dari Dengan Pendekatan Sistem Informasi Geografis. Jurnal
luas perairan) dan untuk kategori “sangat sesuai” seluas Riset Akuakultur Volume 1 Nomor 2
27,67 km2 (76,87% dari luas perairan). Sementara itu 8. Sari, Kenia Yolanda. 2011. Analisis Spasial Citra Satelit
lokasi yang paling sesuai dari 10 titik sampling adalah Landsat Untuk Penentuan Lokasi Budi Daya Keramba
stasiun 5, 6 dan 10 Jaring Apung Ikan Kerapu Di Perairan Pulau Semujur
Kabupaten Bangka Tengah. Institut Pertanian Bogor,
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis menyarankan untuk Bogor.
penelitian Tugas Akhir selanjutnya antara lain : 9. Tiskiantoro, Ferdiawan. 2006. Analisis Kesesuaian
1. Perlu adanya analisis secara kontinyu dengan Lokasi Budidaya Karamba Jaring Apung Dengan
menggunakan data primer untuk mengetahui pola lokasi Aplikasi Sistem Informasi Geografis Di Pulau
yang sesuai untuk budidaya keramba jaring apung. Karimunjawa Dan Pulau Kemujan. Universitas
2. Adanya pertimbangan tambahan dalam menentukan Diponegoro. Semarang.
kesesuaian lokasi budidaya keramba jaring apung
dengan perencanaan wilayah pesisir terpadu dengan
merujuk Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil (RZWP3K)
3. Menggunakan jenis algoritma MODIS lainnya untuk
mengetahui konsentrasi klorofil-a dan suhu permukaan
lautserta melakukan analisis korelasi Pearson untuk
mengetahui hubungan data citra satelit dan data in situ.
4. Menggunakan data citra satelit yang berbeda untuk
melakukan perbandingan seperti Landsat atau MODIS
level 3.
5. DAFTAR PUSTAKA
1. Adipu, Yulianty, Cyska Lumenta, Erly Kaligis dan
Hengky J. Sinjal. 2013. Kesesuaian Lahan Budidaya
Laut Di Perairan Bolaang Mongondow Selatan,
Sulawesi Utara. Universitas Sam Ratulangi, Manado,
Sulawesi Utara.
2. Ariyanti, R. Wisnu, Lachmuddin Sya’rani, Endang
Arini. 2007. Analisis Kesesuaian Perairan Pulau
Karimunjawa dan Pulau Kemujan sebagai Lahan
Budidaya Rumput Laut Menggunakan Sistem Informasi
Geografis. Universitas Diponegoro, Semarang
3. Harliyanti, Novi Ika. Bangun Muljo Sukojo dan L.M.
Jaelani. 2011. Studi Perubahan Suhu Permukaan Laut
Menggunakan Citra Satelit Terra Modis. Teknik
Geomatika ITS. Surabaya.
4. Khairunnisa. Ternala Alexander Barus dan Zulham
Apandy Harahap. 2014. Analisis Kesesuaian Wilayah
Untuk Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung di
Perairan Girsang Sipangan Bolon Danau Toba.
Universitas Sumatera Utara. Medan.
5. Pramono, Gatot H. 2008. Akurasi Metode IDW Dan
Kriging Untuk InterpolasiSebaran Sedimen Tersuspensi.
Forum Geografi, Vol. 22, No. 1 Bakosurtanal.