Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/319066817

PEMETAAN SEBARAN PADANG LAMUN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT


LANDSAT 8 DI DESA MALANG RAPAT KECAMATAN GUNUNG KIJANG
KABUPATEN BINTAN

Article · August 2016

CITATION READS

1 1,647

3 authors, including:

Risandi Putra
Universitas Maritim Raja Ali Haji
27 PUBLICATIONS 3 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Budidaya Perairan / Aquaculture View project

All content following this page was uploaded by Risandi Putra on 11 August 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PEMETAAN SEBARAN PADANG LAMUN MENGGUNAKAN CITRA
SATELIT LANDSAT 8 DI DESA MALANG RAPAT KECAMATAN
GUNUNG KIJANG KABUPATEN BINTAN
MAPPING BED OF SEAGRASSES DISTRIBUTION USING LANDSAT
8 SATELLITE IMAGE IN THE VILLAGE OF MALANG RAPAT
GUNUNG KIJANG SUB DISTRICT BINTAN DISTRICT
Rivaldy Prathama1, Risandi Dwirama Putra2, Andi Zulfikar2
Mahasiswa1, Dosen Pembimbing2

Jurusan Ilmu Kelautan


Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRAK

Kabupaten Bintan memiliki 11 jenis-jenis lamun. Desa malang rapat merupakan salah satu
desa yang terletak di bagian timur pulau bintan. Pesisir desa malang rapat tersebar padang lamun.
Ketersediaan data real terbaru keterkaitan lamun masih belum bisa terpenuhi. Teknologi satelit
penginderaan jauh memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan memantau padang lamun secara
keseluruhan karena memiliki keunggulan dalam waktu penelitian yang lebih minim dan dalam
pengolahan data lapangan.
Dewasa ini citra dari beberapa satelit tidak sulit untuk mendapatkannya, satelit landsat
memberikan informasi (citra/gambar/foto peta) secara gratis yang bisa kita mengunduhnya dari
website resmi. Peneliti menggunakan beberapa software seperti ENVI, ER MAPPER, dan ARCGIS
yang merupakan software untuk pengolahan cita. Analsis Lyzenga digunakan untuk pengkoreksian
kolom perairan agar kenampakan objek pada sensor satelit menjadi lebih baik. Untuk pemerolehan
klasifikasi peneliti menggunakan supervised classification maximum likelihood dengan membagi
kelas menjadi 4 yaitu : pasir, lamun, karang, laut. Total dari luas lamun yang diperoleh berkisar 468ha
yang tersebar diseluruh pesisir desa malang rapat dengan skala peta 1:100.000.

Kata kunci : Pemetaan, Lamun, Citra, Landsat 8, ENVI, ER MAPPER, ARCGIS, Supervised
Classification

ABSTRACT

Bintan district has 11 types of seagrass. The Malang Rapat village is one of the villages
located in the eastern part of the island of Bintan. Malang Rapat villages scattered coastal seagrass.
The latest real data availability seagrass still linkage can not be fulfilled. Satellite remote sensing
technology has the ability to identify and monitor seagrass as a whole because it has advantages in
research time more minimal and in the data processing field.
Imagery from multiple satellites is not difficult to get it, Landsat satellites provide
information (image / picture / photo map) for free that we can download it from the official website.
Researcher using some software such as ENVI, ER Mapper, and ARCGIS which is an ideal software
for processing. Lyzenga the analysis used to Correctioning the water column so that the appearance of
the object on the satellite sensors for the better. For obtaining the classification of researchers using
maximum likelihood supervised classification by dividing the class into four, namely: sand, seagrass,
coral, sea. Total of extensive seagrass obtained ranged 468ha spread throughout the coastal villages
unfortunate meeting with a map scale of 1: 100,000.

Key word: Mapping, Seagrass, Image, Landsat 8, ENVI, ER MAPPER, ARCGIS, Supervised
Classification
PENDAHULUAN kuadran 1m x 1m, alat pengolahan data
berupa; laptop dengan spesifikasi intel
Kabupaten Bintan terletak di core i.5, RAM 2gb, software pengolahan
Provinsi Kepulauan Riau memiliki luas Sistem Informasi Geografis dan
permukaan laut yang lebih luas dari penginderaan jauh, MS. WORD, dan MS.
permukaan darat. Sumberdaya yang EXCEL. Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan satu citra
dimiliki oleh kabupaten ini di bidang
Landsat 8 di antara bulan Januari - Maret
maritimnya cukup bervariatif, salah satu tahun 2016
contoh adalah lamun. Jumlah lamun yang Prosedur penelitian yang
terdapat di Kabupaten ini berjumlah 11 digunakan dalam penelitian ini terdiri atas
jenis dari 13 jenis di Indonesia pra-pengolahan data dan pengolahan data
(BAPEDDA dalam Bayu 2015) tersebar di citra. Pengolahan data citra satelit
beberapa wilayah Kabupaten Bintan salah menggunakan perangkat lunak pemrosesan
data citra, dan pengolahan data vektor
satu pulauya adalah pulau Bintan.
menggunakan perangkat lunak Sistem
Beberapa penelitian tentang Lamun Informasi Geografis untuk mendapatkan
dari pendataan jenis, tutupan, pola sebaran, peta tematik. Prosedur penelitian yang
struktur komunitas, dan sebagainya sudah dilakukan seperti berikut :
ada dilakukan di beberapa wilayah di 1. Pra-Pengolahan Citra
Kabupaten Bintan. Desa Malang Rapat Beberapa tahapan dalam pra-
yang terletak dibagian timur Kabupaten pengolahan citra yang dilakukan
Bintan merupakan salah satu wilayah yang dalam penelitian sebagai berikut:
memiliki luasan tutupan lamun yang cukup a. Pengunduhan Citra Landsat 8 OLI
luas namun belum ada penelitian tentang Citra Landsat 8 yang akan
sebaran lamun secara keseluruhan digunakan diunduh melalui situs
menggunakan pencitraan jarak jauh. www.earthexplorer.usgs.gov. Data
Ketersediaan data real terbaru tentang citra tersebut diperoleh dalam bentuk
sumberdaya maritim yang ada di Desa terpisah masing–masing band. Oleh
Malang Rapat masih belum bisa terpenuhi karena itu perlu dilakukan
karena keterbatasan waktu dan dana untuk penggabungan band agar menjadi satu
mendata seluruh sumberdaya maritim yang informasi yang utuh.
ada di wilayah ini. b. Koreksi Atmosperik
Total luas sebaran padang lamun Koreksi atmosperik dilakukan
dapat dilihat dari gambar/citra yang diolah untuk mengembalikan nilai-nilai asli pada
dari salah satu satelit yaitu landsat 8, lalu citra yang telah kita unduh kemudian
dalam penjabaran hasil pengolahan gambar menghilangkan nilai – nilai distorsi yang
dapat disimpulkan total luas sebaran terdapat pada citra sehingga nilai distorsi
padang lamun yang ada di wilayah ini dan tersebut menjadi nol agar memudahkan
bisa di petakan dalam proses klasifikasi. Pengolahan
koreksi atmosperik dilakukan
METODE PENELITIAN menggunakan bantuan perangkat lunak
Penelitian ini dilaksanakan pada ENVI yang dalam penggunaan tool
bulan Mei 2016 di Desa Malang Rapat mempermudah peneliti untuk mengerjakan
Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten tahap-tahap pengolahan citra. Koreksi
Bintan yang bekoordinat dari 1°11'12'' BB atmospheric menggunakan modul
dan104°34'36'' BT sampai dengan 1°46'19'' FLAASH berdasarkan petunjuk (Rudjord
BB dan 104°38'30'' BT. Alat–alat yang and Trier dalam Wahiddin tahun 2014)
digunakan pada penelitian ini adalah; dengan persamaan sebagai berikut:
Global Possition System (GPS), transek
𝐴𝐴𝐴𝐴 𝐵𝐵𝜌𝜌𝜖𝜖 bawah permukaan air termasuk lamun
𝐿𝐿 = � �+ � � + 𝐿𝐿𝑎𝑎
1 − 𝜌𝜌𝜖𝜖𝜖𝜖 1 − 𝜌𝜌𝜖𝜖𝜖𝜖 (siregar dalam Aulia, 2015).
dimana: 𝜌𝜌 adalah reflektansi permukaan b. Klasifikasi Citra
piksel, 𝜌𝜌∈ adalah rata-rata reflektansi Klasifikasi merupakan suatu
permukaan piksel dan daerah disekitarnya, proses pengelompokan nilai pantulan
𝑆𝑆 adalah sperikal albedo atmosfir, 𝐿𝐿𝑎𝑎 dari setiap objek ke dalam kelas–kelas
adalah hamburan balik radiasi oleh tertentu sehingga dikenali. Penelitian
atmosfir, 𝐴𝐴 dan 𝐵𝐵 koefisien yang ini menggunakan metode klasifikasi
tergantung pada kondisi atmosfir dan terbimbing (Supervised Classification)
geometrik. untuk mengklasifikasikan lamun.
c. Penggabungan Band Dalam penelitian ini menggunakan
Landsat 8 telah meningkatkan sebanyak 4 kelas yaitu pasir, lamun,
kebutuhan memori penyimpanan karang, laut.
harddisk lebih besar dari pada c. Validasi Lapangan
generasi Landsat sebelumnya yang Validasi lapangan dilakukan
berdampak pada waktu processing untuk mengamati kondisi nyata
citra menjadi lebih lama. Oleh karena lapangan dengan cara melakukan
itu, peneliti hanya akan pengecekan silang dengan hasil
menggabungkan kanal-kanal yang klasifikasi dari citra satelit.
diperlukan untuk penelitian. d. Uji Akurasi
Penggunaan penggabungan band yang Uji ini dilakukan untuk
dilakukan untuk mendapatkan mengetahui tingkat sebaran padang
penampakan vegetasi lamun adalah lamun di Desa Malang Rapat,
komposit band R=4, G=3, B=2 Kecamatan Gunung Kijang,
(Misbari, et.al 2016). Kabupaten Bintan dengan hasil
d. Cropping dan Masking Peta klasifikasi citra dengan kondisi yang
Setelah penggabungan band telah ada di lapangan. Uji ketelitian hasil
selesai dilakukan, selanjutnya lakukan klasifikasi dengan menggunakan
pemfokusan daerah penelitian dengan persamaan berikut:
cara cropping atau memotong wilayah 𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽
yang akan digunakan dalam proses 𝐾𝐾𝐾𝐾 = 𝑋𝑋 100%
𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽
pengolahan citra, dan masking bertujuan
untuk menutupi wilayah yang tidak Keterangan:
dibutuhkan dalam proses pengolahan
citra. KI = Ketepatan Interprestasi
2. Pengolahan Citra
Setelah pra-pengolahan dilakukan JKI = Jumlah Kebenaran
selesai, selanjutnya dilakukan pengolahan Insterprestasi
citra sebagai berikut:
a. Analisis Lyzenga JSL = Jumlah Sampel Lapangan
Analisis Lyzenga untuk
Pada uji ketelitian ini,peneliti
melakukan analisis terhadap perairan
menggunakan teknik Purposive
dangkal. Analisis Lyzenga merupakan
Sample. Purposive Sample adalah
analisis yang digunakan mendeteksi
penebaran titik uji akurasi
kolom perairan dangkal. Ekosistem
dipertimbangkan keragaman kelasnya.
lamun merupakan salah satu
Jumlah titik sampel yang diambil
ekosistem yang berada di perairan
sebanyak ±100 titik di seluruh pesisir
dangkal. Penerapan ini dimaksudkan
pantai yang meliputi keseluruhan
untuk memperoleh gambaran visual
prediksi klasifikasi yang terdapat di
lebih baik untuk objek–objek di
Desa Malang Rapat, Kecamatan (misbari, et. all). Pemilihan kombinasi ini
Gunung Kijang, Kabupaten Bintan. dikarenakan menurut (misbari, et. all tahun
2015) adalah kombinasi yang cocok pada
DIAGRAM ALIR satelit LANDSAT 8 untuk warna natural
citra. Band 4 (warna merah dengan
MENGUNDUHCITR panjang gelombang 0,64 – 0,67µm). Band
A SATELIT
3 (warna biru dengan panjang gelombang
0,53 – 0,59µm). Band 2 (warna hijau
PRA- PENGOLAHAN dengan panjang gelombang 0,45 –
PENGOLAHAN
CITRA
CITRA 0,51µm).
Setelah proses kombinasi berhasil,
KOREKSI ANALISIS dilakukan pemfokusan daerah penelitian
ATMOSPERIK LYZENGA
dengan cara Cropping dan Masking pada
PENGGABUNGA
daerah yang diteliti. Cropping dilakukan
KLASIFIKASI
N CITRA menggunakan bantuan perangkat lunak
BAND
ENVI. Skala yang dipakai untuk
CROPPING DAN pemotongan citra menggunakan skala
HASIL
MASKING PETA 1:100.000 yang memiliki hasil gambar
mencangkup keseluruhan daerah pesisir
UJI VALIDASI Desa Malang Rapat.
AKURASI LAPANGAN

HASIL
AKHIR

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil dari pra-pengolahan citra
Landsat 8 yang dimulai dari pengunduhan
citra melalui situs resmi USGS pada
tanggal 02 Mei 2016. Citra dipilih tanggal Gambar 3. Hasil Cropping Citra
tersebut dikarenakan hasil perekaman LANDSAT 8 Kombinasi Band 4-3-2
antara bulan Januari sampai dengan Juli Terkoreksi Atmosperik
2016 didaerah pesisir yang tidak berawan
adalah daerah pesisir Desa Malang Rapat. Masking Citra dilakukan betujuan
Dilanjutkan dengan koreksi atmospheric untuk menutupi wilayah-wilayah yang
yang bertujuan untuk menghilangkan nilai dianggap tidak dibutuhkan dalam proses
distorsi pada citra sehingga nilai distorsi pengolahan sesuai tujuan penelitian.
menjadi nol agar mempermudah dalam Masking Citra dilakukan dengan bantuan
pengolahan citra selanjutnya. perangkat lunak ENVI. Hasil dari Masking
Setelah itu dilakukan dapat dilihat terdapat daerah yang
penggabungan citra agar citra yang di berwarna hitam yang merupakan daerah
proses dapat menampilkan sesuai yang yang telah berhasil ditutupi. Daerah yang
digunakan dalam penelitian. Pengolahan tertutupi tidak akan mengganggu untuk
penggabungan citra dilakukan proses selanjutnya karena program yang
menggunakan bantuan perangkat lunak terdapat pada perangkat lunak ENVI hanya
ENVI. Adapun kombinasi kanal yang akan memproses citra yang tidak ditutupi /
dipakai pada penelitian ini adalah 4-3-2 Masking.
Setelah hasil dari analisis Lyzenga
selesai, dilakukan klasifikasi citra dengan
membagi kelas sebanyak 4 kelas yaitu:
pasir, lamun, karang, laut. Pembagian
kelas yang dilakukan berdasarkan hasil
yang memiliki 4 warna Pengambilan
Training Sample menggunakan ROI Tools
yang ada di Toolbar pada perangkat lunak
ENVI berdasarkan perbedaan kenampakan
warna yang terdapat di citra. Setelah
selesai lakukan klasifikasi menggunakan
Gambar 4. Hasil Masking Citra Supervised Classification Maximum
LANDSAT 8 Pesisir Desa Malang Rapat
Likelihood sehingga semua piksel pada
citra terbagi menjadi kelas-kelas
A. Pengolahan Citra
klasifikasi.
Hasil dari pra-pengolahan citra
berupa citra yang telah di fokuskan pada
daerah penelitian. Setelah hasil Pra-
Pengolahan didapatkan, dilanjutkan
dengan pengolahan citra. Tahap awal
pengolahan citra yaitu dilakukan analisis
Lyzenga yang bertujuan untuk mereduksi
dampak perairan kepada gelombang
elektromagnetik yang di pancarkan dari
satelit ke objek. Dasar asumsi untuk
Lyzenga tersebut adalah sinar yang masuk
ke dalam kolom air berkurang secara
eksponensial dengan semakin Gambar 6. Hasil Klasifikasi Citra
bertambahnya kedalaman air (atenuasi) LANDSAT 8 Pesisir Desa Malang Rapat
(LIPI tahun 2014). Penggunaan algoritma
Lyzenga dihitung dengan bantuan Setelah proses klasifikasi sebar
perangkat lunak MS. EXCEL. Adapun titik secara acak menggunakan Tool yang
jumlah Training Site yang dibuat terdapat di ENVI sebanyak 100 titik yang
berjumlah 20 sampel. Setelah hasil dari bertujuan agar citra yang dihasilkan dapat
perhitungan didapat, hasil beserta diuji akurasi tingkat ketelitiannya
algoritma tersebut dimasukan dan dilapangan dengan mencocokan antara
digunakan pada perangkat lunak ER hasil klasifikasi dan hasil uji lapangan
MAPER. menggunakan tabel matrik uji akurasi.

Hasil uji lapangan didapat bernilai


63 titik yang benar dan 33 titik salah.
Berdasarkan data yang di peroleh, tingkat
ketelitiannya adalah:
𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽
𝐾𝐾𝐾𝐾 = 𝑥𝑥 100%
𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽
Maka,
63
𝐾𝐾𝐾𝐾 = 𝑥𝑥100% = 63%
100
Gambar 5. Hasil Lyzenga Menggunakan Dari perhitungan diatas maka hasil
Software ER MAPER Citra LANDSAT pengolahan citra yang dilakukan
8 Pesisir Desa Malang Rapat
mendapatkan nilai tingkat ketelitian
sebesar 63%.
4.3 Analisis Hasil
Hasil dari perhitungan uji akurasi
yang dilakukan menunjukan bahwa
persentase hasil yang diapat dari uji
akurasi dapat digunakan. Menurut LIPI
tahun 2014, batas akurasi yang dapat
diterima untuk peta habitat dasar perairan
dangkal berdasarkan pada SNI 7716:2011
tentang Pemetaan Habitat dasar perairan
laut dangkal, yaitu sebesar 60%. Hal ini
dibuktikan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sakarudin dalam Aulia
tahun 2015 bahwa citra LANDSAT di
pulau panjang tahun 2011 mendapatkan
hasil uji akurasi sebesar 57%, sedangkan
Setiawan dalam Aulia tahun 2015
menggunakan satelit ALOS mendapatkan
hasil uji akurasi sebesar 56,69%, dan
dalam penelitian Aulia tahun 2015
menggunakan satelit LANDSAT 8 Gambar 7. Peta Hasil penelitian
mendapatkan hasil uji akurasi sebesar
70%. Tingkat persentase akurasi dapat
dipengaruhi beberapa faktor dari beberapa
faktor seperti bagaimana keahlian peneliti BAB V
dalam mengolah data serta kualitas data. Kesimpulan dan Saran
Total luas dari keseluruhan lamun
yang tersebar seluas 468 ha yang tersebar
diseluruh perairan dangkal desa malang A. Kesimpulan
rapat. Hasil perhitungan luas Total luas sebaran padang
menggunakan bantuan perangkat lunak lamun bernilai 468ha yang
ARCMAP dengan cara menambahkan tersebar diseluruh pesisir pantai
pengolahan kedalam perangkat lunak Desa Malang Rapat. Hasil luasan
kemudian secara otomatis perangkat lunak yang didapat dari pengolahan
akan menghitung. menggunakan perangkat lunak
ARCMAP setelah pemberian
titik.

B. Saran
Untuk penelitian
selanjutnya, peneliti berharap
bisa menggunakan citra
beresolusi tinggi agar dalam
proses pengolahan citra
mendapatkan hasil yang lebih
baik. Survey lapangan perlu
dilakukan sebelum melakukan
Ground Truth agar dalam
pelaksanaannya sesuai dengan
yang direncanakan. Pengetahuan Philips. C. Ronald dan Menez. G. Ernani,
matang peneliti terhadap 1988, Seagrasses, SMITHSONISN
penginderaan jauh dan sistem INSTITUTION PRESS, Washington, D.C.
informasi geografis sangat
dianjurkan agar dalam Prima. B. Chandra, Perbandingan Jenis
pengolahan citra supaya hasil Lamun Di Perairan Malang Rapat Dan
yang didapat bisa maksimal. Berakit Kabupaten Bintan. Skripsi. 2015.
Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Tanjungpinang.
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga
Afrina. Heny, 2014, Struktur Komunitas Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2014,
Padang Lamun Di Perairan Desa Malang Panduan Teknis Pemetaan Habitat Dasar
Rapat Kabupaten Bintan Provinsi Perairan Laut Dangkal, CRITC
Kepulauan Riau, Skripsi, Universitas COREMAP II LIPI, Jakarta.
Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang.
Sitanggang. Gokmoria, 2010, Kajian
Aini. Anisah, 2007, Sistem Informasi
Pemanfaatan Satelit Masa Depan: Sistem
Geografis Pengertian Dan Aplikasinya,
Penginderaan Jauh Satelit LDCM
STMIK AMIKOM, 02, diakses pada
(LANDSAT-8), Berita Dirgantara, 11(2),
tanggal 03 Maret 2016.
pada tanggal 28 februari 2016.
Aulia. Fauzan, 2015, Pemetaan Sebaran
Wahiddin. Nurhalis, dkk, 2014,
Padang Lamun Di Perairan Pulau
DeteksiPerubahan Habitat Terumbu
Matahari. Kecamatan Pulau Banyak. Aceh
Karang Menggunakan Citra Landsat Di
Singkil, Skripsi, Universitas Syiah
Pulau Morotai Provinsi Maluku Utara,
Darussalam, Banda Aceh.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan
Tropis, Vol. 6, No. 2, Hlm. 507-524, pada
Den. Hartog, C. 1970. The Seagrass Of
tanggal 02 Maret 2016
The World. North-Holland Pub. Co.
Amsterdam. 273 pp.
Wening. W. Sundari, 2009, Penggunaan
Data Citra Penginderaan Jarak jauh
Misbari, et.al 2016, Change Detection of
Untuk Mengetahui Sebaran Biomassa
Submerged Seagrass Biomass in Shallow
Lamun Di Gugus Pulai Pari Kepulauan
CoastalWater, Remote Sens, 200(8),
Seribu Jakarta, Skripsi, Institut pertanian
diakses pada tanggal 15 Maret 2016.
Bogor, Bogor.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai