Anda di halaman 1dari 13

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
SIG (Sistem Informasi Geografis) merupakan suatu system informasi
spasial berbasis computer yang mempunyai fungsi pokok untuk menyimpan,
memanipulasi, dan menyajikan semua bentuk informasi spasial. SIG juga
merupakan alat bantu manajemen informasi yang terjadi dimuka bumi dan
bereferensi keruangan (spasial). Sistem Informasi Geografi bukan sekedar
system computer untuk pembuatan peta, melainkan juga merupakan juga alat
analisis (Mardhatillah dkk, 2016)
Sistim informasi manajemen dalam perikanan tangkap merupakan hal
yang sangat dibutuhkan terutama dalam pengelolaan perikanan.Sistem informasi
manajemen yang dimaksud adalah sistem informasi manajemen (SIM) lengkap
denganperangkat keras dan perangkat lunaknya (Haluan dkk,2012).
Pengelolaan sumberdaya perikanan secara bertanggung jawab dapat
dilakukan melalui suatu sistem informasi. Informasi tersebut akan menjadi bahan
dasar dalam usaha memperoleh gambaran tentang kondisi sumberdaya yang
terdapat di perairan secara kuantitatif dan kualitatif. Informasi sumberdaya dalam
bentuk kuantitatif sangat ditentukan oleh ada-tidaknya data dasar seperti data
hasil tangkapan, upaya tangkap, musim penangkapan dan penyebaran dari
setiap sumberdaya perikanan (Tangke Umar, 2011).
. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) ialah salah
satu Lembaga yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya.Gambaran
kondisi oseanografi perikanan dapat diperoleh pada Sistem Informasi Perikanan
Tangkap yang dilakukan oleh LAPAN Pare-pare. Salah satu cara untuk
mengetahui daerah potensial penangkapan ikan ialah melalui penginderaan jauh
yang dilakukan oleh LAPAN Parepare.Oleh karena itu, praktik lapang sistem
informasi perikanan tangkap ini dilakukan di LAPAN Pare-pare agar mengetahui
cara menginterpretasikan hasil citra satelit guna pengembangan dan
pemanfaatanya di bidang kelautan perikanan khususnya bidang perikanan
tangkap.
2

B. Tujuan dan Kegunaan


Tujuan dari praktik lapang ini yaitu:
1. Mahasiswa dapat mengetahui sistem informasi ZPPI yang dikembangkan di
LAPAN Parepare.
2. Mahasiswa dapat mengetahui proses-proses penerimaan, perekaman, serta
pengolahan data citra satelit sampaimenghasilkanpeta ZPPI di LAPAN Pare-
pare.
Kegunaan dari praktik ini adalah diharapkan setelah praktik lapang,
mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil citra satelit guna pengembangan
dan pemanfaatanya di bidang kelautan perikanan khususnya bidang perikanan
tangkap.
3

II. METODE PRAKTIK

A. Waktu dan Tempat


Praktik lapang ini dilaksanakan pada hari Jumat, 04 November 2019 di
Balai Penginderaan Jauh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN) kota Pare-pare provinsi Sulawesi Selatan.

Gambar 1. Peta Lokasi Praktik Lapang SIPT

B. Alat dan Bahan


1. Alat
Alatyang digunakan pada praktik lapang Sistem Informasi Perikanan
Tangkap di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1. Alat dan Kegunaannya


No. Alat Kegunaan
1. Kamera Untuk mendokumentasikan
2. Alat Tulis Untuk mencatat semua data yang diperoleh
3. Kuisioner Sebagai acuan dalam pembuatan laporan

2. Bahan
Bahan yang digunakan ialah pengamatan terhadap LAPAN Pare-pare,
materi presentase yang dibawakan oleh pemateri, dan juga hasil output dari
proses pengerjaan data.
4

C. Metode Praktik
Pada praktek lapang Sistem Informasi Perikanan Tangkap di Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), ada tiga metode pengambilan
data yang dilakukan, yaitu :
1. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengambilan data di lapangan yang dilakukan
secara langsung. Dalam praktik lapang Sistem Informasi Perikanan Tangkap,
mahasiswa berkunjung langsung di Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (LAPAN) seperti :
a. Mahasiswa mengikuti pemberian materi tentang profil Balai Penginderaan
Jauh LAPAN Pare-pare
b. Mahasiswa mengajukan pertanyaan mengenai Balai Penginderaan Jauh
LAPAN Pare-pare
c. Mahasiswa mendokumentasikan kegiatan dan segala hal yang berkaitan
dengan mata kuliah Sistem Informasi Perikanan Tangkap di Balai
Penginderaan Jauh LAPAN Pare-pare
2. Wawancara
Wawancara adalah kegiatan pengambilan data di lapangan untuk
melengkapi data yang dibutuhkan dengan melakukan wawancara dengan
pemateri di Balai Penginderaan Jauh LAPAN Pare-pare mengenai sistem
informasi perikanan tangkap di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN) Balai Penginderaan Jauh Pare-pare.
3. Studi Literatur
Studi literatur adalah pengambilan data untuk membandingkan atau
melengkapi segala kekurangan yang ada pada saat kunjungan praktik lapangan
dengan literatur yang berkaitan dengan Sistem Informasi Perikanan Tangkap.
5

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Praktik


Praktik Lapang Sistem Informasi Perikanan Tangkap 2018 dilaksanakan
di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Pare-pare, terletak di
Jl. Jenderal Ahmad Yani Km. 6 Kota Pare-pare, Provinsi Sulawesi Selatan.

Gambar 2. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Pare-pare

Fasilitas dan infrastruktur Balai Penginderaan Jauh (LAPAN) yaitu :


1. Antena
Antena adalah alat yang sangat penting yang dapat merekam dan
menangkap sinyal yang dikirim oleh satelit.Di LAPAN Pare-pare terdapat 2
antena yaitu:
a. Antena Viasat
Antena Viasat berfungsi menangkap sinyal satelit yang beresolusi
tinggi.

Gambar 3. Antena Viasat


6

b. Antena Orbital
Antena Orbital merekam sinyal antena beresolusi rendah seperti
Terra/Aqua MODIS yang dapat mengasilkan data suhu dan klorofil-a.

Gambar 4. Antena Orbital


2. Ruang Pengolahan Data
Ruang pengolahan data merupakan ruang pengolahan data yang
diterima satelit dan kemudian diolah menjadi peta.Data yang diolah menjadi
peta dengan menggunakan beberapa aplikasi seperti aplikasi ENVI, IR
Mapper, dan ArcGis.

Gambar 5. Ruang Pengolahan Data

B. Materi Umum Presentase LAPAN


1. Pengenalan LAPAN
LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) adalah
lembaga pemerintah non departemen / kementerian yang bertanggung jawab
langsungkepada presiden republikindonesia.Dalam pelaksanaan tugasnya
dikoordinasikan olehmenteri yang bertanggung jawab di bidangriset dan
teknologi.LAPAN berdiri tanggal 27 November Tahun 1963, berdasar Kepres
7

Nomor 236/1963 dengan status sebagai Lembaga Pemerintah Non Departement


(LPND)
2. Satelit
Satelit merupakan suatu benda yang beredar di ruang antariksa dan
mengelilingi bumi, berfungsi sebagai stasiun radio yang menerima dan
memancarkan atau memancarkan kembali dan atau menerima, memproses dan
memancarkan kembali sinyal komunikasi radio (Yuniarti diah, 2013).
Adapun pembagian satelit berdasarkan fungsinya :
a. Satelit Astronomi
Satelit yang digunakan untuk mengamati planet, galaksi dan objek
angkasa lainnya yang jauh.
b. Satelit Komunikasi
Satelit buatan yang dipasang di angkasa dengan tujuan telekomunikasi
menggunkana radio pada frekuensi gelombang mikro. Kebanyakan satelit
komunikasi menggunakan orbit geosinkron atau orbit geostasioner, meskipun
beberapa satelit tipe terbaru menggunakan satelit pengorbit bumi rendah.
c. Satelit Navigasi
Satelit yang menggunakan sinyal radio yang disalurkan ke penerima di
permukaan tanah untuk menentukan lokasi sebuah titik di permukaan
bumi.Salah satu satelit navigai yang sangat popular adalag GPS milik Amerika
Serikat selain itu juga ada Glonass milik Rusia.
d. Satelit Sumber Daya Alam
Satelit survey sumber daya alam merupakan satelit yang dirancang
khusus untuk memetakkan dan juga untuk menyelidiki sumber- sumber alam
yang ada di bumi bagi kepentingan pertambangan, perikanan, pertanian, dan
lain-lain.
3. Resolusi
Berdasarkan resolusi yang digunakan, citra hasil penginderaan jarak jauh
bisa dibedakan atas :
a. Resolusi Spasial
Resolusi Spasial merupakan ukuran terkecil obyek di lapangan yang
dapat direkam pada data digital maupun pada citra. Pada data digital resolusi
dilapangan dinyatakan dengan pixel.Semakin kecil ukuran terkecil yang dapat
direkam oleh suatu sistem sensor, berarti sensor itu semakin baik karena dapat
8

menyajikan data dan informasi yang semakin rinci.Resolusi spasial yang baik
dikatakan resolusi tinggi atau halus, sedang yang kurang baik berupa resolusi
kasar atau rendah (Oktaviani dan Yarjohan, 2016).
b. Resolusi Temporal
Resolusi temporal ialah frekuensi perekaman ulang kembali ke daerah
yang sama pada rentang waktu tertentu. Rentang waktu perulangan ke asal
daerah yang sama satuannya dinyakan dalam jam atau hari (Oktaviani dan
Yarjohan, 2016).
c. Resolusi Radiometrik
Resolusi Radiometrik ialah kemampuan sensor dalam mencatat respons
spektral objek.Sensor yang peka dapat membedakan selisih respons yang paling
lemah sekalipun.Semakin tinggi resolusi radiometrik yang dimiliki maka akan
semakin tinggi pula kemampuan untuk membedakan objek-objek di permukaan
bumi (Oktaviani dan Yarjohan, 2016).
d. Resolusi Spektral
Resolusi Spektral adalah kemampuan suatu sistem optik-elektronik untuk
membedakan informasi (objek) berdasarkan pantulan atau pancaran
spektralnya (Danoedoro, 2012).

C. Sistem Informasi ZPPI yang dikembangkan di LAPAN Pare-pare


1. Satelit Terra
Satelit Terra yang diluncurkan 18 Desember 1999 (Terra) merupakan misi
National Aeronautics and Space Administration (NASA) terdiri dari beberapa
instrumen seperti MODerate-resolution Imaging Spectroradiomete (MODIS) yang
dapat mengobservasi fenomena-fenomena di darat, laut, dan atmosfer. Telah
banyak algoritma yang dikembangkan Space Science and Engineering Center
(SSEC) di University of Wisconsin-Madison untuk menurunkan profil vertikal
atmosfer termasuk MOD07, seperti temperatur atmosfer, kelembapan, ozon,
precipitable water vapor (Sipayung dkk, 2016).
2. Satelit NOAA
Satelit NOAA merupakan satelit yang dimiliki oleh Amerika, yang memiliki
misi untuk memantau lingkungan dan cuaca di bumi, salah satunya parameter
oseanografi seperti suhu. Satelit NOAA membawa lima jenis sensor, salah satu
diantaranya ialah sensor AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer).
9

Satelit NOAA menghasilkan data citra yang dapat digunakan untuk


mempelajari parameter meteorologi, yang meliputi pembuatan peta awan,
penentuan korelasi antara curah hujan dengan jenis awan dan liputan awan,
penentuan variasi tahunan liputan awan, serta pembuatan peta suhu dan
peramalan cuaca lainnya (Wicaksono dkk, 2010).

D. Mekanisme Pengolahan Peta ZPPI (Zona Potensial Penangkapan Ikan) di


Lapan Pare-pare

Mekanisme Distribusi Informasi dari


Sistem Penerima dan Pengolahan
Data Satelit LAPAN sampai ke Satelit Sensor
Nelayan

SPL Klorofil MODIS Level2


Balai Inderaja
Parepare
Kondisi
Karakter Ikan Oseanografi

Forum Nelayan/ TPI/ KUD

Fax

Gambar 6. Mekanisme Distribusi Informasi dari Sistem Penerima dan


Pengolahan Data Satelit LAPAN sampai ke Nelayan

Melalui beberapa tahapan pengolahan data, Peta ZPPI dibuat untuk


menghasilkan sebuah peta yang akan disebar nantinya. Data yang di akan diolah
didapatkan dari sistem penginderaan jauh menggunakan satelit. Kemudian data
diolah menggunakan software seperti Arc Gis.
Tahapan selanjutnya,hasil akhirnya akan menjadi informasi dalam bentuk
peta Zona Potensial Penangkapan Ikan (ZPPI). Informasi tersebut dikirim ke
LAPAN pusat dan selanjutnya LAPAN pusat akan mendistribusikan ke lembaga
yang telah bekerjasama dengan LAPAN seperti Dinas Kelautan dan Perikanan
(DKP) dan akan juga diteruskan ke pihak-pihak yang membutuhkan seperti
komunitas nelayan berupa Short Messages Service (SMS) dan Faksimile.
10

E. Pemanfaatan Peta Hasil


Bagi produsen informasi, Peta ZPPI bermanfaat dalam membuktikan
akurasi informasi yang dihasilkan dan didistribusikan kepada nelayan dan
sekaligus membangun kepercayaan di kalangan masyarakat nelayan bahwa
informasi tersebut diproduksi dengan sungguh-sungguh dan dengan tujuan untuk
meningkatkan produktivitas nelayan.Sementara bagi nelayan, kegiatan ini sangat
bermanfaat dalam meningkatkan kemampuannya dalam menggunakan teknologi
khususnya teknologi informasi dan teknologi navigasi serta pendukung operasi
penangkapan ikan (Hasyim bidawi, 2004).
Umumnya nelayan tradisional hanya mengandalkan naluri dan menduga-
duga tempat berkumpulnya ikan, dan akibatnya hanya membuang-buang solar
untuk bahan bakar perahu tapi hasilnya minim karena tidak mengetahui lokasi
ikan berkumpul. Dengan memanfaatkan Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI)
berdasarkan data penginderaan jauh kerja para nelayan akan dipermudah,
karena para nelayan bisa langsung menuju lokasi dimana diprediksi ikan-ikan
akan berkumpul. Selain menghemat bahan bakar, hasil tangkapan juga akan
melimpah. Pada akhirnya para nelayan akan hidup lebih sejahtera.

Gambar 7. ContohPeta Zona Potensial Penangkapan Ikan (ZPPI) yang


dihasilkan oleh LAPAN Pare-pare
11

IV.RANGKUMAN

1. Sistem Informasi ZPPI yang dikembangkan di LAPAN Parepare ada dua


satelit yaitu satelit Terra dan Satelit NOAA
2. Mekanisme Distribusi Informasi dari Sistem Penerima dan Pengolahan Data
Satelit LAPAN sampai ke Nelayan melalui beberapa tahapan pengolahan
data, Peta ZPPI dibuat untuk menghasilkan sebuah peta yang akan disebar
nantinya. Data yang di akan diolah didapatkan dari sistem penginderaan jauh
menggunakan satelit. Kemudian data diolah menggunakan software seperti
Arc Gis. Tahapan selanjutnya,hasil akhirnya akan menjadi informasi dalam
bentuk peta Zona Potensial Penangkapan Ikan (ZPPI). Informasi tersebut
dikirim ke LAPAN pusat dan selanjutnya LAPAN pusat akan mendistribusikan
ke lembaga yang telah bekerjasama dengan LAPAN seperti Dinas Kelautan
dan Perikanan (DKP) dan akan juga diteruskan ke pihak-pihak yang
membutuhkan seperti komunitas nelayan berupa Short Messages Service
(SMS) dan Faksimile
12

DAFTAR PUSTAKA

Danoedoro, P. 2012. Pengantar Penginderaan Jauh Digital. Penerbit ANDI.


Yogyakarta.(Diakses 24 Oktober 2018).
Haluan J, Eko SR, Rikhie S, dkk. 2012. Pengembangan Sistem Informasi
Manajemen Perikanan Tangkap Dalam Rangka Pengembangan
Industrialisasi Perikanan Laut.Marine Fisheries ISSN 2087-4235 Vol.
3, No. 2, November 2012 Hal: 123-128
Hasyim Bidawi. 2004. Penerapan Informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan
(Zppi) Untuk Mendukung Usaha Peningkatan Produksi Dan Efisiensi
Operasi Penangkapan Ikan.Institut Pertanian Bogor
Mardhatillah, dkk. 2016. Sistem Informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan
Berbasis GIS Di Daerah Perairan Sulawesi.Teknik Elektro &
Informatika.PNUP. Makassar
Oktaviani A dan Yarjohan. 2016. Perbandingan Resolusi Spasial, Temporal Dan
Radiometrik Serta Kendalanya.Ilmu Kelautan .Universitas Bengkulu
Sipayung dkk. 2016. Analisis Temperatur Dan Uap Air Berbasis Satelit
Terra/Aqua (Modis, Level-2) (Analysis Of Temperature And Water
Vapor Based On The Terra/Aqua Satellite (Modis, Level-2)).
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
Tangke Umar. 2011. Pemanfaatan Sistem Informasi Perikanan Dalam
Pengelolaan Sumberdaya. Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan
:UMMU-Ternate
Wicaksono, dkk. 2010. Aplikasi Data Citra Satelit Noaa-17 Untuk Mengukur
Variasi Suhu Permukaan Laut Jawa.Jurnal KELAUTAN, Volume 3,
No.1: Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo
Yuniarti Diah. 2013. Studi Perkembangan Dan Kondisi Satelit Indonesia The
Study Of Development And Condition Of Indonesian Satellites.
Puslitbang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika. Jakarta
13

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai