Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ALAT TANGKAP GILL NET

KARAKTERISTIK ALAT TANGKAP GILL NET SEBAGAI

PENUNJANG PENANGKAPAN IKAN

Disusun Oleh :
VINDI ARIANDA : 14160032

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBER DAYA


PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ABULIYATAMA
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran ALLAH SWT, atas segala

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelsaikan makalah ini dengan

baik.

Dalam pembuatan makalah ini penulis banyak mendapatkan kesulitan. Oleh

karena itu, penulis ingin menyampaikan banyak terimah kasih kepada semua pihak

yang telah memberikan bantuan serta dukungannya dalam pembutan dan penyusunan

laporan ini.

Dalam penyusunannya, penulis menyadari akan segala kekurangan yang ada

sehubungan dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh

kami, maka kami mengucapkan maaf yang sebesar-besar, apabila baik dalam

penulisan maupun penyajian makalah ini terdapat banyak kesalahan. Dengan tangan

terbuka kami akan menerima segala saran dan kritik yang membangun dari para

pembaca.

Banda Aceh, 03 januari 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Penangkapan ikan merupakan salah satu profesi yang telah lama dilakukan

oleh manusia. Menurut sejarah sekitar 100.000 tahun yang lalu manusia Neanderthal

(neanderthal man) telah melakukan kegiatan penangkapan (sahrhange

andlundbeck,1991), dengan menggunakan tangan kemudian profesi ini berkebang

secara perlahan dengan menggunakan alat yang sederhana dan mulai membuat

perahu yang sederhana. Dalam pemahaman mengenai cara penangkapan ikan maka

dibutuhkan ilmu yang dapa t menyoko ng pengetahuan teknik penggunaan alat tangkap

dan cara pengoperasiannya serta kapal yang dapat menunjang keberlansungan

penangkapan, yang disebut dengan Manajemen Operasi Penangkapan Ikan.

Alat tangkap dan teknik penangkapan ikan yang digunakan nelayan Indonesia

umumnya masih bersifat tradisional, namun menurut Ayodhoa (1981) pendapat

tersebut tidak semuanya benar. Jika ditinjau dari prinsip teknik penangkapan ikan

diIndonesia terlihat telah banyak memanfaatkan tingkah laku ikan (behaviour) untuk

tujuan penangkapan ikan. Selain itu nelayan juga telah mengetahui ada sifat-sifat ikan

yang berukuran besar memangsa ikan kecil sehingga dengan adanya ikan kecil

ditempat penangkapan maka ikan-ikan besar pun akan mendatangi ke tempat tersebut.

Hal tersebut membuktikan perkembangan peradaban manusia dapat mendorong

manusia untuk semakin kreatif dalam memenuhi kebutuhan hidupnya


Kemajuan dari fishing gears dapat ditandai dengan hal- hal berikut ini:

1. Perubahan usaha penangkapan dari sektor demi sektor ke arah usaha

penangkapan dalam jumlah banyak

2. Perubahan fishing ground ke arah yang lebih jauh dari pantai

3. Penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin.

Gill Net sering diterjemahkan sebagai jaring insang, jaring rahang, dan lain

sebagainya. Gill net adalah jaring yang berbentuk empat persegi panjang, memiliki

mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar lebih pendek jika

dibandingkan dengan panjangnya. Istilah Gill Net didasarkan pada pemikiran bahwa

ikan-ikan tertangkap gill net terjerat di sekitar operculumnya pada mata jaring. Jenis

ikan yang umumnya tertangkap dengan gill net ialah jenis ikan yang berenang pada

permukaan laut (cakalang, tuna, saury, fying fish, dan lain-lain), jenis ikan demersal

( flat fish,katamba, sea bream dan lain-lain), juga jenis udang, lobster, kepiting dan

lain-lain.

Menurut Ayodhyoa (1981) dan Nomura(1978), Gill net dibagi menjadi

beberapa jenis, yaitu:

1. Surface gill net

2. Bottom gill net

3. Drift gill net

4. Encricling gill net atau surrounding gill net

Menurut Anonim ( 1975), Gill net dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:

1. Surface gill net


2. Mid water gill net

3. Bottom gill net

Pemakaian gill net tergantung daerah penangkapannya dan jenis ikan yang

ingin di tangkap. Penamaan gill net pun dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan

nelayan setempat, ada yang memberi nama sesuai jenis ikan yang tertangkap,

adapula yang memberi nama sesuai dengan letak fihing ground.

2. TUJUAN

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Memberikan pengetahuan tentang Manajemen Operasi Penangkapan Ikan di

Indonesia dengan menggunakan alat tangkap gill net

2. Mengenal alat tangkap gill net serta teknik penangkapan menggunakan gill net

3. Mengenal jenis ikan yang dapat di jerat dengan alat tangkap gill net.

3. MANFAT

Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan,

informasi dan pengetahuan bagi mahasiswa/ mahasiswi dan juga mengetahui,

memahami pengertian dari alat tangkap gill net itu sendiri.


BAB II
PEMBAHASAN

1. Tinjauan Pustaka

Dalam bahasa Jepang gill net disebut dengan istilah sasi ami´,

yang berdasarkan pemikiran bahwa tertangkapnya ikan-ikan pada gill net ialah

dengan proses bahwa ikan-ikan tersebut menusukkan diri pada jaring-ami´. Di

Indonesia penamaan gill net ini beraneka ragam, ada yang menyebutkannya

berdasarkan jenis ikan yang tertangkap (jaring kuro, jaring udang dsbnya), ada pula

yang disertai dengan nama tempat (jaring udang Bayeman), dan lain sebagainya.

Tertangkapnya ikan ikan-ikan dengan gill net ialah dengan cara bahwa ikan-ikan

tersebut terjerat (gilled) pada mata jaring atupun terbelit-belit (entangled) pada tubuh

jaring.

2. Pengertian Gill Net

Gill net atau dalam bahasa sehari-hari yang dikenal masyarakat dengan jarring

insang karena gill berarti insang dan net berarti jaring, adalah suatu jenis alat

penangkap ikan dari bahan jaring yang bentuknya empat persegi panjang dimana

mata jarring (mesh) dari bagian jaring utama ukurannya sama. Jumlah mata jaring

kearah panjang/horizontal (Mesh Length/ML) jauh lebih banyak dari pada jumlah

mata jaring kearah vertical atau kearah dalam (Mesh Depth/ MD).

Pada bagian atasnya dilengkapi dengan beberapa pelampung( float Mts) dan

dibagian bawahnya dilengkapi dengan beberapa pemberat (sinkers), sehingga


dengan adanya dua gaya yang berlawanan memungkinkan jaring insang dapat

dipasang di daerah penangkapan dalam keadaan tegak.

Dalam pengoprasian gill net biasanya terdiri dari beberapa tinting jaring yang

digabung menjadi satu unit jaring yang panjang, dioperasikan dengan dihanyutkan,

dipasang secara menetap pada suatu perairan dengan cara dilingkarkan atau

menyapu dasar perairan. Contohnya jaring insang hanyut (drift gillnet), jaring insang

tetap(setgillnet), jaring insang lingkar (encircling gillnet), jaring insang klitik

(shrimp gillnet),dan trammel net. Metode pengoperasian dari jaring insang pada

umumnya dilakukan. secara pasif, tetapi ada juga yang dioperasikan secara semi

aktif atau dioperasikan secara aktif.

3. Klasifikasi Gill Net berdasarkan letak alat tangkap diperairan

a. Jaring insang pemukaan

b. Jaring insang pertengahan, dan

c. Jaring insang dasar

4. Berdasarkan kedudukan alat saat dioperasikan:

1. Jaring insang hanyut (drift gillnet), yaitu jaring dibiarkan hanyut terbawah

arus setelah disetting.

2. Jaring insang tetap (fixed gillnet), yaitu jarring insang yang di pasang

menetap pada suatu perairan maksudnya jarring diberi jangkar sehingga tidak

hanyut.
BAB III

BAHAN DAN METHODE

3. TEKNIK OPERASI GILL NET

o Setting

Pada saat melakukan setting, kapal diarahkan ke tengah kemudian dilakukan

pemasangan jaring bottom gill net oleh Anak Buah Kapal ( ABK). Jaring bottom gill

net dipasang tegak lurus terhadap arus sehingga nantinya akan dapat menghadang

gerombolan ikan yang sebelumnya telah dipasangi rumpon, dan gerombolan

ikan pada tertarik lalu mengumpul disekitar rumpon maupun light fishing dan

akhirnya tertagkapkarena terjerat bagian operculum (penutup insang) atau dengan

caraterpuntal.

o Holling

Setelah dilakukan setting dan ikan yang telah terkumpul dirasa sudah cukup

banyak, maka dilkukan holling dengan menarik jaring botol gill net dari dasar

perairan kepermukaan ( jaring di tarik keatas kapal). Setelah semua hasil tangkap

dan jaring ditarik ke atas kemudian baru dilakukan kegiatan penyortiran.

o Persiapan

Alat Sebelum operasi dimulai semua peralatan dan perbekalan harus

dipersiapkandengan teliti. Jaring harus disusun di atas kapal dengan memisahkan

antara pemberat dan pelampung supaya mudah menurunkannya dan tidak kusut.

Penyusunan gill net diatas kapal penangkpan ikan disesuaikan dengan susunan
peralatandi atas kapal atau tipe kapal yang dipergunakan. Sehingga dengan demikian

gill netdapat disusun di atas kapal pada :a. buritan kapal b.samping kiri kapalc.

samping kanan kapal

o Waktu Penangkapan

Penanagkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap gill net umumnya

dilakukan pada waktu malam hari terutama pada saat gelap bulan.

Dalam satu malam bila bulan gelap penuh operasi penangkapan aatau penurunan

alat dapat dilakukan sampai dua kali karena dalam sekali penurunan alat, gill net

didiamkan terpasang dalam perairan sampai kira-kira selam 3-5 jam.

o Daerah Penangkapan (Fishing Ground)

Setelah semua peralatan tersusun rapi maka kapal dapat dilayarkan menuju

kedaerah penangkapan (fishing ground). Syarat-syarat daerah penangkapan yang

baik untuk penangkapan ikan dengan menggunakan gill net adalah :

Ø bukan daerah alur pelayaran umum dan

Ø arus arahnya beraturan dan paling kuat sekitar 4 knots

Ø dasar perairan tidak berkarang

o Penurunan Alat

Bila kapal telah sampai di daerah penangkapan, segera persiapan alat dimulai.

1. mula-mula posisi kapal ditempatkan sedemikian rupa agar arah angin

datangnyadari tempat penurunan alat

2. setelah kedudukan/ posisi kapal sesuai dengan yang dikehendaki, jaring

dapatditurunkan. Penurunan jaring dimulai dari penurunan jangkar,


pelampung tandaujung jaring atau lampu, kemudian tali slambar depan, lalu

jaring, tali slambar pada ujung akhir jaring atau tali slambar belakang, dan

terakhir pelampungtanda.

3. pada saat penurunan jaring, yang harus diperhatikan adalah arah arus laut.

Karena kedudukan jaring yang paling baik adalah memotong arus antara 45-

90.

o Penarikan Alat dan Pengambilan Ikan

Setelah jaring dibiarkan di dalam perairan sekitar 3-5 jam, jaring dapat

diangkat (dinaikkan) ke atas kapal untuk diambil ikannya. Bila hasil penangkapan

baik, jarin dapat didiamkan selama kira-kira 3 jam sedangkan bila hasil penangkapan

sangat kuran jaring dapat lebih lama didiamkan di dalam perairan yaitu sekitar 5 jam.

Bila lebih lama dari 5 jam akan mengakibatkan ikan-ikan yangtertangkap sudah mulai

membusuk atau kadang-kadang dimakan oleh ikan yang lebih besar. Urutan

pengangkatan alat ini adalah merupakan kebalikan dari urutan penurunan alatyaitu

dimulai dari pelampung tanda, tali selambar belakang, baru jaring, tali slambar muka

dan terakhir pelampung tanda.Apabila ada ikan yang tertangkap, lepaskan ikan

tersebut dari jaring dengan hati-hatiagar ikan tidak sampai terluka. Untuk hal tersebut

bila perlu dengan cara memotong satu atau dua kaki (bar) pada mata jarring agar ikan

dilepas tidak sampai luka/rusak. Ikan-ikan yang sudah terlepas dari jaring segera

dicuci dengan air laut yang bersih danlangsung dapat disimpan ke dalam palka,

dengan dicampur pecahan es atau garam secukupnya agar ikan tidak lekas membusuk
4. Metode penangkpan surface gill net ( jarring insang permukaan)

- Setelah tiba pada suatu fishing ground:

Yang telah ditentukan maka yang pertama diturunkan adalah pelampung tanda

dan jangkar, selanjutnya dilakukan penurunan jaring (setting). Setelah semua jaring

telah diturunkan dan telah terentang dengan sempurna, maka dalam jangka waktu

tertentu, biasanya2-5 jam dilakukan penarikan jaring (hauling). Pada saat hauling,

jarring diatur dengan baik sehingga memudahkan untuk operasi berikutnya

Operasi penangkapan banyak dilakukan pada malam hari, tetapi pada pagi

hari penangkapan bisa pula dilakukan, yang penting bagaimana warna jaring

tidak terlihat oleh ikan.

Oleh sebab itu warna jaring sering sama dengan warna perairan.

 jaring ditebar melintang melawan arus

 Surface gillnet akan berada di permukaan air, sampai lapisan

pertengahan perairan

seperti yang ditunjukan gambar berikut:

Daerah penangkapan:

 Sebaiknya bukan daerah pelayaran, biasanya daerah penangkapan

mengikutikeberadaan ikan dan perhitungan ekonomi kegiatan penangkapan

ini. Kemudiandiperhitungkan juga jarak, dan kekuatan kapal dalam

melakukan proses penangkapan tersebut.


 Daerah yang sebenarnya ideal untuk pengoprasian gill net adalah perairan

luas tak Berkarang, yang merupakan tempat gerombolan ikan bermigrasi baik

untuk mancari makan ataupun untuk baerpijah

 Daerah perikanan di Indonesia yang banyak menggunakan gillnet dalam

usaha penangkapan antara lain: Samarinda, Jawa Timur, Papua, Minahasa

Selatan,Bali, Jawa Barat dan Ambon.

Kemungkinan hasil:

Ikan-ikan pelagis kecil (c/ sarden, baby tuna, rucah, dll) tergantung ukuran

mesh size jaring itu sendiri.

5. Metode penangkapan Midwater gill net( jarring insane pertengahan):

Hampir sama seperti surface gill net, yang berbeda hanyalah posisi di dalam

lapisan perairannya. Midwater gill net , atau biasa disebut juga dengan floating net

inikarena posisinya yang mengapung di lapisan tengah perairan laut yang disebabkan

oleh berat jangkar dan pelampung yang disesuaikan supaya gill net ini dapat terapung.

Daerah penangkapan:

Sebaiknya bukan daerah pelayaran, biasanya daerah penangkapan mengikuti

keberadaan ikan dan perhitungan ekonomi kegiatan penangkapan ini. Kemudian

diperhitungkan juga jarak, dan kekuatan kapal dalam melakukan proses penangkapan

tersebut Daerah yang sebenarnya ideal untuk pengoprasian gillnet adalah perairan
luastak berkarang, yang merupakan tempat gerombolan ikan bermigrasi baik

untuk makan atau untuk memijah.

Kemungkinan hasil:

Ikan-ikan pelagis kecil (c/ sarden, baby tuna, layur, dll) tergantung ukuran

meshsize jaring itu sendiri. Jenis-jenis ikan demersal atau bottom fish (flat fish,sea

bream, dan lain-lain)

6. Metode penangkapan bottom gill net( jaring insang dasar) :

Hampir sama seperti surface gill net, yang berbeda hanyalah posisi di dalam

lapisan perairannya. Bottom gill net ini dibuat supaya terbentang dibawah/dasar laut.

Dengan cara bobot pemberat/jangkar dibuat lebih berat sehingga gill net dapat

tenggelam tetapi tetap terbentang dengan adanya pelampung dibagian atas gill net.-

Setelah di setup.

Daerah penang kapan:

 Sebaiknya bukan daerah pelayaran, biasanya daerah penangkapan mengikuti

keberadaan ikan dan perhitungan ekonomi kegiatan penangkapan ini.

Kemudian diperhitungkan juga jarak, dan kekuatan kapal dalam melakukan

proses penangkapan tersebut.

 Daerah yang sebenarnya ideal untuk pengoprasian gillnet adalah perairan luas

tak berkarang, yang merupakan tempat gerombolan ikan bermigrasi baik

untuk makan atau untuk memijah


 Daerah perikanan Indonesia yang banyak menggunakan gill net dalam usaha

penangkapan antara lain: Samarinda, Jawa Timur, Papua, Minahasa

Selatan,Bali, Jawa Barat dan Ambon

Kemungkinan hasil:

 Jenis- jenis ikan demersal atau bottom fish (flat fish, sea bream, dan lain-lain).

Jenis-jenis lobster dan lain sebagainya.

7. konstruksi alat tangkap (bottom gill net)

 Konstruksi umum

Pada umumnya yang disebutkan dengan gill net dasar ialah jarring dengan

bentuk empat persegi panjang, mempunyai mata jaring yang sama ukurannya pada

seluruh jaring, lebar jaring lebih pendek jikan di bandingkan dengan panjangnya,

dengan perkataan lain, jumlah mesh depth lebih sedikit jika dibandingkan dengan

jumlah mesh size pada arah panjang jaring. Pada lembaran-lembaran jaring,

pada bagian atas dilekatkan pelampung (float) dan pada bagian bawah

dilekatkan peemberat (sinker). Dengan menggunakan dua gaya yang berlawanan

arah, yaitu bouyancy dari float yang bergerak menuju keatas dan sinking force dari

sinker ditambah dengan berat jaring didalam air yang bergerak menuju kebawah,

maka jaring akan terang.

 Detail Konstruksi
Pada kedua ujung jarring diikatkan jangkar, yang dengan demikian letak

jaring akan telah tertentu. Karena jaring ini direntang pada dasar laut ,maka

dinamakan bottom gill net, yang demikian berarti jenis-jenis ikan yang menjadi

tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan damersal.

Posisi jaring dapat diperkirakan pada float berbendera atau bertanda yang dilekatkan

pada kedua belah pihak ujung jaring, tetapi tidaklah dapat diketahui keadaan baik

buruknya rentangan jaring itu sendiri

 Karakteristik

 Set bottom gill net direntang pada dasar laut, sehingga yangmenjadi tujuan

penangkapan adalah ikan-ikan damersal.

 Bottom gill net berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan

pelampung, pemberat, ris atas dan ris bawah serta dilengkapi dengan

jangkarBesarnya mata jaring bervariasi tergantung sasaran yang akan

ditangkap baik udang maupun ikan.

 Jaring gill net direntangkan pada float berbendera yangdiletakkan pada kedua

belah pihak ujung jaring tetapi tidak dapat diketahui keadaan baik buruknya

rentangan itu sendiri.

 Bahan Dan Spesifikasinya

Pengenalan bahan jaring sintetis dengan mutu yang tinggi telah merangsang

perkembangan pemakaian alat ini. Hal ini disebabkan efesiensi penangkapan yang
jauh lebih baik yakni 2-13kali lebih tinggi pada Pamonofillament yang transparant

(jernih) dibanding dengan bahan serat alami(kapas, rami, rami halus.

a. Persyaratan

Persyaratan efisiensi penangkapan yang baik memerlukanrendahnya daya

rangsang alat untuk organ penglihatan atau organlateral line sebelum ikan terkait atau

terjerat dalam jaring gill netharus disesuaikan dengan kebiasaan hidup ikan melebihi

trawl dan purse seine. Bahan dari gill net hars mempunyai daya tampak sekecil

mungkin dalam air, terutama sekali untuk penangkapan di siang hari pada air jernih.

Serat jaring juga harus sehalus dan selunak mungkin untuk mengurangi daya

pengindera dengan organ side line. Serat jaring yang lebih tipis juga kurang terlihat.

Sebaliknya bahan harus cukup kuat untuk menahan rontaan ikan yaang tertangkap

dan dalam upayanya untuk membebaskan diri. Lebih lanjut diperlukan kemuluran dan

elastisitas yang tepat untuk menahan ikan yang terjerat atau terpuntal sewaktu alat

dalam air atau sewaktu penarikan keatas kapal tetapi tidak menyulitkan sewaktu ikan

itu diambil dari jaring. Bahan yang daya mulurnya tinggi untuk beban kecil

tidak sesuai untuk gull net karena ukuran ikan yang terjerat pada insang tergantung

pada ukuran mata jaring. Jaring perlu memiliki kekuatan simpul yang stabil dan

ukuran mata jaring tidak boleh dipengaruhi air.

b. Macam dan Ukuran benang

Dalam kondisi basah, warna putih mengkilat yang alami adalah jauh lebih

terlihat dalam air jernih. Warna hijau, biru, abu-abu dan kecoklatan merupakan
warna-warna yang nampak digunakan paling umum pada perikanan komersial.Sebab

banyaknya macam dari gill net sesuai dengan ukuran,ukuran mata jaring, jenis ikan,

pola operasi, kondisi penangkapan, dll

c. Warna Jaring

Warna jaring yang dimaksudkan disini adalah terutama dari webbing. Warna

float, ropes, sinkers dan lain-lain diabaikan,mengingat bahwa bagian terbesar dari gill

net adalah webbing. Pada synthetic fibres, net preservation dalam bentuk pencelupan

telah tidak diperlukan, kemudian pula warna dari twine dapat dibuat sekehendak hati,

yang dengan demikian kemungkinan mengusahakan warna jaring untuk

memperbesar fishing ability ataupun catch akan dapat lebih diusahakan. Dengan

perkataan lain,warna jaring yang sesuai untuk tujuan menangkap jenis-jenis ikan yang

menjadi tujuan dapat diusahakan. Warna jaring dalam air akan dipengaruhi oleh

faktor-faktor depth dari perairan, transparancy,sinar matahari, sinar bulan dan lain-

lain faktor, dan pula sesuatu warna akan mempunyai perbedaan derajat terlihat oleh

ikan- ikan yang berbeda-beda. Karena tertangkapnya ikan-ikan pada gill net ini ialah

dengan cara gilled dan entangled, yang kedua-duanya ini barulah akan terjadi jika

ikan tersebut menubruk atau menerobos jaring, maka hendaklah diusahakan bahwa

efek jaring sebagai penghalang,sekecil mungkin.

 Berdasarkan bentuk alat waktu dioperasikan

- Gillnet melingkar (encirling gillnet)


Yaitu gillnet yang cara pemasanggannya denganmelingkarkan jaring pada

gerombolan ikan.

Setelah jarring melingkar dan mengurung gerombolan ikan, maka ikan

dikejutkan agar menabrak jaring dan tersangkut pada mata jaring.

- Gillnet mendatar (drift net)

Seperti yang dijelaskan diatas

 Berdasarkan kedudukan alat waktu dipasang

- Gill net hanyut ( drift gill net)

yaitu jaring insang yang pemasangannya dibiarkan hanyut mengikuti arus.

Salah satu ujung tali risnya diikatkan pada perahu/kapal

- Gillnet tetap (set gillnet)

yaitu jaring insang yang dipasang secara menetap untuk sementara waktu

dengan menggunakan jangkar. Dalam hal ini kadang-kadang jaring diberi

jangkar atau diikatkan pada suatu tempat yang tetap.


BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Gill net merupakan salah satu jenis alat untuk menangkap ikan dari bahan

jarring yang bentuknya empat persegi panjang dimana mata jaring (mesh) dari bagian

jaring utamaukurannya sama, biasa disebut dengan jarring insang. Alat ini dapat

dioperasikan didaerah daerah teluk, pantai-pantai, dan muara, karena daerah tersebut

adalah. fishing ground yang umum dan jaring ini disesuai untuk area fishing ground

yang sempit. Pemakaian gill net tergantung daerah penangkapannya dan jenis ikan

yang ingin ditangkap. Penamaan gill net pun dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan

nelayan setempat, ada yang memberi nama sesuai jenis ikan yang tertangkap, adapula

yang memberi nama sesuai dengan letak fihing ground.

Dalam pengoprasian gill net biasanya terdiri dari beberapa tinting jaring yang

digabung menjadi satu unit jaring yang panjang, pada umumnya metode dioperasikan

gill net dengan dihanyutkan, dipasang secara menetap pada suatu perairan dengan

cara dilingkarkan atau menyapu dasar perairan. Contohnya jaring insang hanyut

(driftgillnet), jaring insang tetap(set gillnet), jaring insang lingkar (encircling gillnet),

jaringinsang klitik (shrimp gillnet), dan trammel net

Teknik pengoperasian Gillnet, lebih difokuskan kepada :

- Setting

- Holling

- Persiapan Alat
- Waktu Penangkapan

- Daerah Penangkapan (Fishing Ground)

- Penurunan Alat

- Penarikan Alat dan Pengambilan Ikan

Jenis ikan yang dihasilkan menggunakan alat ini adalah jenis ikan ikan yang

berenang dekat permukaan laut, dan ikan ikan demersal. Misalnya

saury, sardine, salmon, layang, tembang kembung, dan lain-lain membentuk suatu

gerobolan (shoal) dan ikatakan setiap individu mempunyai ukuran yang hampir

sama. Jenis ikan yangseperti cucut, tuna yang mempunyai tubuh yang sangat

besar tak mungkin terjerat pada mata jaring ataupun ikan-ikan seperti flat fish yang

mempunyai bentuk tubuh gepeng lebar, sehingga sukar terjerat pada mata jaring,

ikan-ikan seperti ini akan tertangkap dengan cara terbelit-belit (entangled).


DAFTAR PUSTAKA

Rasdani, M, dkk.,1988. Kumpulan Desain Alat Tangkap Tradisional, BPPI


Semarang.
Anonymous, 1981. Buku Pintar PPL Perikanan. Dinas Perikanan Propinsi Dati
1 Jawa Timur,Surabaya.
Subani, W,1972. Alat Dan Tjara Penangkapan Ikan Di Indonesia, LPPI, Jakarta
Umali, A. F, 1950. Guido To The Classification Of Fishing Gear In The
Philippnes.Illustrations by S.G.Duran.Res.Rep. U.S.Fish. Wildl. Serv.,(17):
165 p.
Anonymous,1981. Meningkatkan Keterampilan Dalam Teknik Moderisasi
Bertahap Penangkapan ikan. Correspondence Couse DITJENIKAN, 1981.
Barus, HR,1983. Penelitian Alat Tangkap Pasang Surut ‘’tidak Trap’’ Dan
Aspeknya Di Perairan Selat Malaka, Laporan Penelitian Perikanan Laut No.
25 tahun 1983,BPPL, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai