Anda di halaman 1dari 59

TEKNIK PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP PURSE SEINE

PADA KM. HARAPAN UTAMMA


DESA BOJOMULYO, JUWANA, KABUPATEN PATI,
PROVINSI JAWA TENGAH

LAPORAN KERJA PRAKTIK AKHIR (KPA)


PROGRAM STUDI TEKNIK PENANGKAPAN IKAN

Oleh:

APRIS SANDY FOES


NIT. 18.1.06.008

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


BADAN RISET DAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN KUPANG
2021
TEKNIK PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP PURSE SEINE
PADA KM. HARAPAN UTAMMA
DESA BOJOMULYO, JUWANA, KABUPATEN PATI,
PROVINSI JAWA TENGAH

Kerja Praktik Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar Ahli Madya Perikanan (A.Md.Pi)
pada Program Studi Teknik Penangkapan Ikan
Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang

Oleh :
APRIS SANDY FOES
NIT. 18.1.06.008

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKAN AN


BADAN RISET DAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN KUPANG
2020
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Teknik Pengoperasian Alat Tangkap Purse Seine Pada Kapal KM.
Harapan Utama Desa Bojomulyo, Juwana, Kabupaten Pati, Provinsi
Jawa Tengah
Nama : Apris Sandy Foes
NIT : 18.1.06.008

Telah dipertahankan di hadapan tim penguji ujian akhir


Diploma III Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang
dan dinyatakan LULUS pada Tanggal : Juni 2021

Menyetujui :

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr Yesaya Mau, A.Pi.,Msi Irandha C.M. Siahaan, M.Si


NIP. 196112031989031115 NIP. 199309192019022004

Ketua Penguji Anggota Penguji

Rasdam, S.Pi., M,Si Ganang Dwi Prasetyo, M.Si


NIP. 19890111 201801 1 001 NIP. 199206112019021005

Mengetahui :
Ketua Program Studi,

Rasdam, S.Pi, M.Si


NIP. 19890111 201801 1 001

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Teknik Pengoperasian Alat Tangkap Purse Seine Pada Kapal KM.
Harapan Utama Desa Bojomulyo, Juwana, Kabupaten Pati, Provinsi
Jawa Tengah
Nama : Apris Sandy Foes
NIT : 18.1.06.008

Telah dipertahankan di hadapan tim penguji ujian akhir


Diploma III Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang
dan dinyatakan LULUS pada Tanggal : Juni 2021

Menyetujui :

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr Yesaya Mau, A.Pi.,Msi Irandha C.M. Siahaan, M.Si


NIP. 196112031989031115 NIP. 199309192019022004

Ketua Penguji Anggota Penguji

Rasdam, S.Pi., M,Si Ganang Dwi Prasetyo, M.Si


NIP. 19890111 201801 1 001 NIP. 199206112019021005

Mengetahui :
Direktur,

Dr. Aris Widagdo, A.Pi, M.Si


NIP. 19770205 20000 1 004

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan yang
berjudul “Teknik Pengoperasian Alat Tangkap Purse Seine pada KM. Harapan
Utama.
Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktik Akhir ini, Penulis banyak
mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Aris Widagodo A.Pi, M.Si. Selaku Direktur Politeknik Kelautan
dan Perikanan Kupang yang telah memberikan kesempatan Penulis untuk
melaksanakan Kerja Praktik Akhir.
2. Bapak Dr. Yesaya Mau, A.Pi. M.Si. Selaku Pembimbing Utama.
3. Ibu Irandha C.M Siahaan, M.Si selaku Pembimbing Pendamping atas
kesediaan waktu memberikan telah mendalam, koreksi dan revisi terhadap
sejumlah data dan informasi.
4. Bapak Rasdam, S. Pi, M. Si, selaku ketua prodi Teknik Penangkapan Ikan
5. Pimpinan dan Pembimbing eksternal di KM. Harapan Utama yang telah
memberikan kesempatan belajar untuk Penulis.
6. Ayah, Ibu, Keluarga, serta teman-teman dan seluruh civitas akademika
Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang atas dukungan serta doanya.

Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih berada jauh dari kata
sempurna sehingga Penulis sangat mengharapkan kritik dan sarannya guna
menyempurnakan Laporan ini. Semoga Laporan KPA ini dapat bermanfaat bagi
semua pembaca, khususnya dibidang Kelautan dan Perikanan.

Kupang, juni 2021

Apris Sandy Foes

i
RINGKASAN
APRIS SANDY FOES NIT 18.1.06.008. Teknik Pengoperasian Alat Tangkap
Purse Seine Pada Kapal KM. Harapan Utama Desa Bojomulyo, Juwana,
Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah. Dibimbing oleh Bapak Dr. Yesaya
Mau, A.Pi. M.Si. Selaku Pembimbing Utama dan Ibu Irandha C.M Siahaan,
M.Si selaku Pembimbing Pendamping.
Kerja Praktik Akhir ini dilaksanakan di Juwana Pati, Jawa Tengah pada KM.
Harapan Utama. Daerah operasi penangkapan ikan yaitu diperairan Selat
Makasaar. Kegiatan dimulai tanggal 08 Desember 2020 sampai dengan 22 April
2021. Tujuan kegiatan praktik yaitu mengetahui konstruksi alat tangkap,
mengetahui jenis hasil tangkapan, dan mengetahui teknik pengoperasian alat
tangkap purse seine satu kapal. Alat tangkap purse seine pada KM. Harapan
Utama dioperasikan dengan bantuan cahaya lampu sebagai penarik perhatian ikan.
Hasil pengamatan selama pelaksaaan Kerja Praktik Akhir menunjukan bahwa
kegiatan penangkapan ikan terdiri dari 3 tahapan yaitu pengumpulan gerombolan
ikan, setting dan hauling. Hasil tangkapan secara total berjumlah 55.362 Kg,
terdiri dari Kembung 4.345 Kg, Tongkol 9.770 Kg, Bawal Hitam 2.560 Kg,
Layang 7.070 Kg, Cakalang 8.115 Kg, Bentong 1.230 Kg, Lemuru 7.552 Kg,
Kuwe 235 Kg, Layur 142 Kg, Selar Tetengkek 220 Kg, Marlin 4.555 Kg, Cumi-
cumi 545 Kg, Lemadang 111 Kg, Tenggiri 132 Kg, Barakuda 2.115 Kg, dan Tuna
Sirip Kuning 2.735 Kg. Berdasarkan kategorinya didominasi hasil tangkapan
utama, secara total ikan yang dominan tertangkap adalah ikan tongkol dengan
jumlah 9.770 Kg.

Kata kunci : Penangkapan, purse seine, Komposisi

ii
ABSTRACT

APRIS SANDY FOES NIT 18.1.06.008. Operation Techniques Of Purse


Seine Fishing Equipment On KM Vessels. Main Hope Bojomulyo Village,
Juwana, Pati Regency, Central Java Province. Guided by Dr. Isaiah Mau,
A.Pi. M.Si. As The Main Advisor and Mrs. Irandha C.M Siahaan, M.Si as a
Companion Advisor.
This Final Practical Work was carried out in Juwana Pati, Central Java at KM.
Main Hope. The fishing operation area is in the waters of the Makassar Strait. The
activity starts on December 8, 2020 until April 22, 2021. The objectives of the
practical activities are knowing the construction of fishing gear, knowing the type
of catch, and knowing the operating technique of one-ship purse seine fishing
gear. Purse seine fishing gear on KM. Harapan Utama is operated with the help of
lamps to attract the attention of fish. The results of observations during the Final
Practical Work show that fishing activities consist of 3 stages, namely collecting
schools of fish, setting and hauling. The total catch was 55,362 kg, consisting of
bloated 4,345 kg, cob 9,770 kg, black pomfret 2,560 kg, kite 7,070 kg, skipjack
tuna 8,115 kg, Bentong 1,230 kg, Lemuru 7,552 kg, Kuwe 235 kg, Layur 142 kg,
Selar Tetengkek 220 Kg, Marlin 4,555 Kg, Squid 545 Kg, Lemadang 111 Kg,
Mackerel 132 Kg, Barracuda 2,115 Kg, and Yellowfin Tuna 2,735 Kg. Based on
the category dominated by the main catch, in total the dominant fish caught was
tuna with a total of 9,770 kg.

Keywords: Catching, purse seine, Composition

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAAN..........................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Tujuan .........................................................................................................2
1.3 Mamfaat.......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pelabuhan Perikanan....................................................................................3
2.2 Fasilitas dan Fungsi Pelabuhan....................................................................3
2.2.1 Kapal....................................................................................................4
2.2.2 Alat Tangkap Ikan................................................................................4
2.2.3 Konstruksi Alat Tangkap Ikan.............................................................5
2.3. Teknik Pengoperasian.................................................................................6
2.3.1 Penurunan Alat Tangkap (Setting).......................................................6
2.3.1 Pengangkatan Tali Kolor (Hauling).....................................................7
2.4 Hal yang Harus diperhatikan Sebelum Melakukan Operasi Penangkapan. 8
2.4.1 Ikan yang Akan di Tangkap.................................................................8
2.4.2 Posisi Ikan yang Akan di Tangkap......................................................9
2.5 Nelayan........................................................................................................9
2.6 Kegiatan Operasi Penangkapan Ikan dengan Kapal Purse sein..................9
BAB III METODE PRAKTIK
3.1 Waktu dan Tempat......................................................................................10
3.2 Metode Praktik...........................................................................................10
3.3 Pengumpulan Data.....................................................................................10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

iii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Jadwal Kegiatan Praktik Akhir.........................................................................
2. Spesfikasi KM. Harapan Utama...................................................................14
3. Konstruksi Purse seine ................................................................................17
4. Spesifikasi Tali Temali.................................................................................19
5. Jenis Hasil Tangkapan..................................................................................25
6. Penggunaan lampu kapal..............................................................................28

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Konstruksi Alat Tangkap Purse Seine...............................................................5
2. Rangkaian Prosedur Kerja................................................................................13
3. Kapal KM. Harapan Utama..............................................................................14
4. Konstruksi Alat Tangkap Purse Seine.............................................................15
5. Jaring ...............................................................................................................17
6. Tali Kolor.........................................................................................................18
7. Pelampung .......................................................................................................20
8. Pemberat ..........................................................................................................20
9. Serampat/Jaring Penguat..................................................................................22
10. Cincin...............................................................................................................23
11. Swivel/Kili-kili.................................................................................................23
12. Lampu Tanda...................................................................................................23
13. Komposisi Hasil Tangkapan Berdasarkan Kategori........................................26
14. Posisi Kapal Saat hauling.................................................................................29
15. Arah Lampu Bangkra Saat setting...................................................................30
16. Posisi Awal Penarikan......................................................................................30

v
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Potensi sumberdaya perairan yang merupakan modal dasar negara kita


yang tersedia dalam jumlah banyak yang masih perlu dikembangkan dan di
mamfaatkan dengan tetap mempertahankan aspek kelestariannya, pemanfaatan
sumberdaya perikanaan ini sangat erat kaitannya dengan teknologi perikanan yang
kita miliki. Beraneka ragamnya jenis-jenis biota laut dengan tingkah laku yang
sifatnya berbeda-beda pula untuk mendapatkan hasil (Yulvera, 2006).
Penggunaan jenis alat tangkap yang cukup produktif harus tetap
memperhatikan sumberdaya perairan yang ada, dari berbagai jenis alat tangkap
yang ada dan dengan fungsi yang berbeda-beda, salah satu alat tangkap yang
menjadi objek penelitian penulis adalah alat tangkap cantrang. Alat tangkap ini
merupakan alat tangkap yang produktif dan efisien untuk mendapatkan hasil
tangkapan dengan nilai ekonomis yang tinggi. Alat tangkap ini juga merupakan
alat tangkap yang moderen dan fleksibel, karena alat ini dapat dioperasikan oleh
semua kalangan nelayan, baik usaha perikanan yang berskala kecil maupun yang
berskala besar (Farit, 1999).
Sumber daya perikanan pelagis kecil di duga merupakan salah satu sumber
daya perikanan yang paling melimpah di indonesia (Widodo, 2000). Sumberdaya
ini adalah merupakan sumber daya neritik, terutama terutama penyebarannya
adalah di perairan yang paling utama yaitu perairaan dekat pantai. De daerah
dimana terjadi proses penaikaan massa air atau berubahnya air dsri sustu tempst
rendah ke tempat yang lebih tinggi yang disebut (Upwelling).
Purse seine adalah alat (gear) yang efektif digunakan untuk menangkap
ikan pelagis yang membentuk gerombolan. Kapal purse seine adalah kapal yang
dioperasikan di perairan air tawar, payau atau laut untuk menangkap ikan, dan
hewan air lainnya (selain paus) yang dikonstruksi khusus serta dilengkapi dengan
jaring kantong (purse seine) (Ardidja, 2007). Ukuran jaring, yaitu ukuran panjang,
dalam dan besar mata jaring yang diambil sebagai ukuran keseluruhan satu unit
jaring. Hubungan antara panjang dan dalam berkisar 10:1 (Ardidja, 2007).
Kecepatan kapal, terdiri dari kecepatan normal (service speed) dan kecepatan

1
percobaan (tial speed) (Ardidja, 2007). Prinsip menangkap ikan dengan purse
seine ialah melingkari gerombolan ikan dengan jaring sehingga jaring tersebut
membentuk dinding vertikal, dengan demikian gerakan ikan kearah horizontal
dapat di halangi. Setelah itu, bagian bawah jaring dikerucutkan untuk mencegah
ikan lari ke bawah jaring.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan Laporan Kerja Praktik Akhir (KPA) ini adalah :
1. Mengetahui konstruksi alat tangkap.
2. Mengetahui jenis dan jumlah hasil tangkapan.
3. Mengetahui teknik pengoperasian alat tangkap ikan purse seine satu kapal.

2
II. TINJAUAN PUS TAKA

2.1 Unit Penangkapan Purse Seine


2.1.1 Kapal
Menurut suryana dkk. (2013), bahwa semakin besar dimensi kapal maka
kemampuan kapal tersebut untuk membawa pukat dan alat bantu penangkapan
lainnya semakin besar, dengan demikian jarak jangkau fishing groundnya akan
semakin luas, selain itu ukuran kapal berpengaruh djuga terhadap pergerakan
kapal tersebut di laut seperti gerakan memutar. Pernyataan yang sama oleh
imandaetal. (2016), faktor ukuran kapal berpengaruh terhadap hasil tangkapan.
Hal ini karena kapal yang berukuran besar umumnya dilengkapi dengan mesin
pengerak yang bertenaga besar, jaring yang berukuran besar, dan menampung
hasil tangkapan yang lebih banyak. Maka pada saat pengoperasian alat tangkap
akan lebih memudahkan proses penangkapan sehingga secara tidak langsung
mampu meningkatkan hasil tangkapan.
Pengoperasian alat tangkap ini dibutuhkan penangkapan yaitu berupa
kapal. Kapal ini berfungsi ketika pengoperasian yaitu untuk melingkarkan jaring
pada gerombolan ikan. Kapal yang digunakan yaitu jenis kapal puse seine yang
biasanya kapal ini terbuat dari bahan kayu. Untuk ukuran kapal ini cukup relatif
tergantung dari skala penangkapan mulai dari dari yang ukurannya kecil antara
10-30 GT dengan kekuatan mesin 20 HP, ukuran sedang antara 30-50 GT dengan
kekuatan mesin 120 HP, hingga ukuran besar 50-100 GT dengan kekuatan mesin
300-360 HP (Ayodyaoa.2013).

2.2.1 Alat Tangkap Ikan


Pukat cincin (puse seine) merupakan alat penangkapan ikan yang efektif
yang menangkap ikan pelagis berkelompok. Alat tangkap pukat cincin ini dapat
menangkap ikan hingga kedalam 150 meter tergantung ukuran dan kontruksi
jaring. Secara garis besar alat ini terdiri beberapa bagian yaitu jaring, pelampung,
pemberat, cincin dan tali temali. Konstruksi jaringnya beberapa berbeda yaitu
terdiri bagian kantong, bahu dan sayap. Ukuran mata jaring berbeda yaitu berupa
tali pelampung dan pemberat yang digunakan untuk memasang tali pelampung
dan pemberat yang digunakan untuk memasang pelampung tali ris atas dan tali ris

3
bawah yang terletak di atas dan di bawah jaring serta tali cincin yang biasa
dikenal dengan tali kolor yang terdapat di tali cincing. Apabila ditarik maka cincin
akan terkumpul sehingga jaring mengkerut membentuk kantong dan mengurung
gerombolan ikan. (marsun dkk,2017)
 Alat tangkap ini memiliki ciri tali ris atas yang lebih pendek dari pada tali
risbawahnya. Berbeda dengan alat tangkap lain dalam kelompoknya
sepertilampara yang memiliki tali ris atas yang lebih panjang daripada tali ris
bawah. Pukat cincin adalah suatu alat tangkap yang berbentuk empat persegi
panjangdengan dinding yang sangat panjang. Alat tangkap pukat cincin terdiri
atasbadan jaring, jaring pada pinggir badan jaring (selvedge), kantong (bunt),
taliatas (float line), tali ris bawah (lead line), pemberat dan pelampung, serta
cincin-cincin yang menggantung pada bagian bawah jaring (Erlangga. 2008).

2.2.2 Konstruksi Alat Tangkap


Menurut Silitongaetal. (2016), konstruksi alat tangkap purse seine
memiliki dua komponen yaitu komponen utama yang merupakan jaring (webbing)
yang terdiri dari kantong jaring, bahu jaring, perut jaring dan sayap jaring.
Komponenkedua adalah komponen penunjang yang terdiri dari srampatan
(selvedge), taliris atas (upper ris line), tali ris bawah (under ris line), tali
pelampung (float line), tali pemberat (sinker line), tali cincin (ring line) dan tali
kerut (purse line). 

Gambar 1. Kontruksi Alat Penangkap Ikan Purse Seine


Sumber: Buku Profil Alat Tangkap Pukat Cincin (2012)

4
Menurut Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan (2012), secara umum
berbagai macam bahan yang digunakan untuk pembuatan purse seine dapat
diperinci sebagai berikut:

1. Jaring utama, bahan yang biasa digunakan adalah benang nylon PA210d/9
dengan besar mata jaring (mesh size) 1,25 inchi. Panjang pukat biasanya
±3 kali kedalaman jaring. Jumlah mata ke bawah atau dalamnya
tergantung dari kedalaman air dimana alat tersebut akan dioperasikan.
2. Selvedge, merupakan mata jaring penguat yang berfungsi untuk
melindungi bagian pinggir dari jaring utama agar tidak mudah rusak
ataurobek pada saat ditarik, selvedge terletak di sekeliling jaring utama.
Selvedge umumnya terbuat dari bahan polyethylene (PE) 380d/12 dengan
ukuran mata jaring 1,5 inchi atau lebih besar. Ukuran mata selvedge selalu
lebih besar dari jaring utama, demikian juga nomor benang yang
digunakan.
3. Tali ris, adalah tali pengikat tali pelampung dan pemberat terhadap jaring,
tali ris terdiri dari tai ris atas dan tali ris bawah. Tali ris atas berfungsi
sebagai pengikat tali pelampung, sedangkan tali ris bawah berfungsi
sebagai pengikat tali pemberat. Tali ris atas dan bawah menggunakan arah
pintalan yang berlawanan dengan tali pelampung dan pemberat.
4. Tali cincin, adalah tali yang digunakan untuk menggantungkan cincin
padatali ris bawah. Tali cincin umumnya terbuat dari polyethylene (PE)
dengan ukuran diameternya 10 mm dan ukuran panjangnya ±150 cm.
5. Tali kerut, berfungsi untuk menyatukan cincin yang terdapat di bagian
bawah, sehingga ikan yang berada di dalam akan terkurung jaring yang
berbentuk kantong. Tali kerut umumnya terbuat dari bahan polyethylene
(PE). Tali kerut mempunyai ukuran yang lebih besar diantara tali-tali yang
lainnya, yaitu garis tengah ±25 mm. Hal ini karena tali kerut memerlukan
kekuatan yang cukup besar bila dibandingkan dengan tali-tali lain.

5
6. Pelampung, berfungsi untuk menahan bagian jaring supaya tetap
mengapung, sehingga jaring membentuk dinding sebagai penghalang ikan
agar terkurung di jaring.
7. Pemberat, berfungsi agar jaring bagian bawah cepat tenggelam waktu
dioperasikan. Bahan pemberat umumnya menggunakan timah atau timbal.
Pemberat yang digunakan umumnya berbentuk silinder dengan ukuran
panjang ±3 cm dengan diameter 5 cm.
8. Cincin, berfungsi untuk tempat lewatnya tali kerut sewaktu ditarik agar
bagian bawah jaring dapat tertutup.
  Purse seine adalah suatu alat penangkap ikan yang digolongkan dalam
kelompok jaring lingkar (surrounding net) yang dilengkapi tali kerut dan cincin
untuk menguncupkan jaring bagian bawah pada saat dioperasikan. Peranan jaring
terhadap ikan hasil tangkapan adalahsebagai sebagai pengurung ikan agar tidak
lari dari sergapan jaring ketika dilingkarkan. Alat tangkap purse seine (Pukat
cincin) merupakan alat tangkap yang tergolong berukuran besar, sehingga
membutuhkan ABK dan nelayan dengan jumlah yang banyak. Persiapan purse
seine dengan kelengkapannya (desain, konstruksi dan alat bantu penangkapan
ikan), kemampuan mendeteksi gerombolan ikan secara tepat dan keterampilan
untuk mengoperasikannya merupakan faktor penting untuk terhindar dari resiko
kegagalan dalam setiap operasi penangkapan ikan dengan menggunakan  purse
seine; mengingat pengoperasian purse seine harus aktif mencari, mengejar, dan
mengurung ikan pelagis yang bergerombol dan bergerak cepat dalam jumlah besar
atau melalui alat pengumpul ikan (rumpon atau lampu).

2.3 Teknik pengoperasian


Pengoperasian alat tangkap purse seine dapat dilakukan pada siang
maupun malam hari, namun biasanya banyak dioperasikan pada malam hari
karena ikanrelatif tidak bergerak cepat dan lebih mudah dikumpulkan dengan
media lampu (Ben Yami, 1994) Pengoperasian alat tangkap ini pada dasarnya
terdiri dari 2 tahapan kegiatan yang meliputi setting (penurunan alat tangkap) dan
hauling (pengangkatan alat tangkap).

6
2.3.1 Penurunan Alat Tangkap (Setting)
Setting merupakan kegiatan penurunan alat tangkap mengitari dan
membentuk suatu lingkaran penuh untuk mengelilingi dan mengurung
gerombolan ikan yang telah terkumpul. Menurut (Sadhori, 1984) bahwa hal-hal
yang harus diperhatikan dengan cermat sebelum penurunan jaring meliputi:
a. Kecepatan dan atrah angin.
b. Kecepatan dan arah arus.
c. Arah renang gerombolan ikan.
d. Keadaan dasar perairan.
Proses setting dimulai dengan komando Nakhoda, pelampung besar (buoy)
delepas kelaut, kapal dijankan dengan cepat hampir searah dengan dengan arus,
kemudian jaring dilingkarkan pada gerombolan ikan, dengan memperhitungkan
jari-jari lingkaran jaring dan gerombolan ikan maka setelah selesai penawuran
jaringan maka pelampung besar sudah berada di haluan kapal dan segera dinaikan
keatas kapal (Katiandagho,1989).
Sedangkan menurut (Von Brandt, 1946) menyatakan bahwa
penurunan jaring harus dilakukan dengan cepat karena hal ini merupakan faktor
penting yang berpengaruh pada seberapa besar kelompok ikan yang akan mampu
dikelilingi.

2.3.2 Pengangkatan Tali Kolor (Hauling)


Pengangkatan alat tangkap (hauling) dilakukan segera setelah alat tangkap
selesai dilingkarkan mengelilingi gerombolan ikan, dengan tujuan mengangkat
alat tangkap dan hasil tangkapan ke atas kapal. Kegiatan ini terbagi dalam2 (dua)
kegiatan utama, yaitu penarikan tali kolor dan penarikan isi jaring.

1. Penarikan tali kolor


Penarikan tali kolor harus dilakukan sehalus dan secepat mungkin sampai
seluruh cincin-cincin purse seine terkumpul dan muncul dari laut, atau
sampaidirasa cukup (Ben Yami, 1994). Untuk menghindari kesalahan sering
dilakukan hauling sebagian tali pelampung dan isi jaring dengan cara manual.
Menurut (Marzuki, 1976) bahwa sebaiknya penarikan tali kolor
tidakmemakan waktu yang lama kira-kira 30 menit dengan kecepatan sedang agar

7
supaya tali kolor tidak cepat aus sehingga tidak mudah putus, disamping itu
penarikan tali kolor yang terlalu cepat akan menyebabkan kapal akan tertarik
masuk kedalam lingkaran jaring.
Semakin cepat proses penarikan tali kolor, maka semakin cepat pula
cincin purse seine akan terkumpul sehingga jaring akan membentuk sebuah
kantong dan kawanan ikan tidak dapat meloloskan diri lagi. Hal ini dimaksudkan
demiefisiensi dan tingkat keberhasilan operasi penangkapan yang tinggi.

a. Penarikan isi jaring


Penarikan isi jaring harus dilakukan dengan cepat namun berhati-hati
mengingat ikan masih dapat lolos dan melarikan diri dengan cara melompati
tali pelampungnya (Ben Yami, 1994). Menurut (Von Brandt, 1964) mengatakan
bahwa proses penarikan isi jaring dari laut ke atas kapal dapat dipermudah dengan
penggunaan alat-alat bantuk seperti:

1. Power block Dioperasikan secara hidrolik, jaring ditarik winch dan


diangkat dengan menggunakan block.
2. Net houler Alat penarik jaring.
3. Drum seining.
Alat penarik jaring berbentuk drum besar yang letaknya di buritan kapal.
Penarikan isi jaring dengan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia
dapat dilakukan ketika penarikan tali kolor belum selesai semuanya, hal ini
dimaksudkan untuk mengurangi beban tarik Capstand serta efisiensi waktu untuk
operasi selanjutnya.

2.4.1 Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan operasi


penangkapan ikan
Purse seine digunakan untuk menangkap ikan yang bergerombolan
(schooling) di permukaan laut. Oleh karena itu, pada saat melakukan
operasi penangkapan ada beberapa hal yang harus menjadi pengetahuan dasar
sebelum melakukan pengoperasian alat pengkap purse seine:

1. Ika yang akan di tangkap.


2. Posisi kapal dan ikan yang akan ditangkap.

8
3. Sifat-sifat ikan.
4. Metode penangkapan ikan yang akan digunkan.

2.4.2 Ikan yang akan ditangkap.


Ikan yang ditangkap adalah ikan ekonomis penting, jenis-jenis ikan yang
tertangkap dengan alat tangkap purse seine adalah;

1) Ikan Baby Tuna.


2) Ikan Kembung.
3) Ikan Tongkol.
4) Ikan Cakalang.
5) Ikan Lamadang.
6) Ikan Layang.dll

2.4.3 Posisi Ikan Yang Akan Ditangkap


Hal pertama harus diperhatikan sebelum kita melakukan operasi
penangkapan ikan adalah kita harus tahu dimna ikan tersebut hidup. Ikan-ikan
yang menjadi tujuan penangkapan purse seine berada di daera pesisir pantai serta
di perairan yang cukup dalam. Biasanya ikan tersebut memiliki swimming layer
disekitar permukaan air. Hal ini dikarenakan pada daerah tersebut sinar matahari
masih dapat ditembus oleh sinar matahari yang memungkinkan tumbuhnya
klorofil makanan ikan plankton yang merupakan makanan dari ikan-ikan pelagis
sehingga membuat ikan tersebut senang berkumpul atau bergerombol pada daera
tersebut. Ikan-ikan yang tertangkap oleh alat tangkap purse seine dengan cara
terkurung oleh jaring sehingga pergerakannya terhalang oleh dua jaring dari dua
arah, baik pergerakan ke sampan (horizontal) maupun kearah dalam (vertikal).

2.4.3 Nelayan
Nelayan, sebagai salah satu faktor dari unit-unit penangkapan ikan, sangat
berperan dalam melakukan kegiatan usaha penangkapan ikan di laut. Terutama
mengelolah fakto-faktor yang tergabung dalam satu unit penangkapan sehubungan
dengan tujuan pemamfaatan sumber daya perikanan itu sendiri menurut
aktifitasnya dikelompokkan menjadi: (1) Nelayan penuh, yaitu nelayan yang
seluruh waktunya di gunakan untuk menangkap ikan; (2) Nelayan sambilan

9
utama, yaitu nelayan yang sebagian besar waktunya; (3) Nelayan sambilan
tambahan, yaitu nelayan hanya sebagian kecil waktunya untuk menangkap ikan.
Jumlah nelayan yang dibutuhkan untuk pengoperasian setiap unit penangkapan
ikan tergantung dari ukuran kapal yang digunakan, jenis alat tangkap, dan tingkat
teknologi yang digunakan. Jumlah nelayan untuk unit penangkapan Purse Seine
sekitar 30-40 orang. Unit penangkapan Purse Seine yang lebih besar dan juga
jarak jangkauan yang lebih jauh (Erlangga, 2008)

Hampir 60% penduduk indonesia berada di d pedesaan dan pesisir pantai.


Profesi ini sesuai dengan alam indonesia yang memang agraris dan laut sebagai
wilayah terbesar negeri ini. Nelayan merupan kelompok masyarakat yang mata
pencariannya sebagian besar bersumber dari aktifitas menangkap ikan dan
mengumpulkan hasil laut lainnya (Daniel, 2014)

2.5 Kegiatan Operasi Ikan dengan Kapal Purse Seine


Pengoprasian purse seine dilakukan dengan cara melingkari gerombolan
ikan dengan jaring bertujuan agar ikan-ikan tidak dapat melarikan diri dalam arah
horizontal, dan dengan menarik purse seine untuk mencegah ikan-ikan melarikan
diri ke bawah. Antara dua tepi jaring sering tidak tertutup rapat, sehingga
kemungkinan menjadi ruang ikan untuk melarikan diri. Hal ini dapat dicegah
dengan cara memukul permukaan air memakai galah dan lain sebagainya. Setelah
purse seine ditarik, selanjutnya float line serta tubuh jaring ditarik dan ikan-ikan
yang terkumpyul dinaikan ke atas kapal dengan menggunakan alat bantu serok
(Rahmawan,2013).

10
III. METODE PRAKTIK

3.1 Waktu dan Tempat Praktik


Kerja Praktik Akhir (KPA) dilaksanakan pada semester lima dalam kurun
waktu 6 bulan atau 116 hari, mulai dari tanggal 16 November 2020 sampai
dengan tanggal 12 Mei 2021. Kerja Praktik Akhir ini bertempat di Pelabuhan
Perikanan Pantai Juwana Kabupaten Pati Jawa Tengah. Jadwal Kegiatan Praktik
Akhir dapat silihat pada tabel 1.

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Akhir.


2020-20211
N
Kegiatan No De Ja Fe Ma Ap Me
o
v s n b r r i
1 Pengajuan judul              
Observasi ke
2 perusahaan              
3 Penyusunan proposal              
4 Perbaikan proposal              
5 Seminar proposal              
6 Pelaksanaan KPA              

3.2 Metode Praktik


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survei yaitu memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-
sifat, serta karakter-karakter yang khas dari kasus atau kajaian suatu yang bersifat
umum (Sugiyono, 2013). Metode survei yang di lakukan yaitu memberikan
pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu secara langsung pada kapal
dengan alat penangkapan ikan purse seine di pelabuhan perikanan Pati, Jawa
Tengah.

12
Teknik Penangkapan Ikan

Konstruksi alat tangkap Penangkapan ikan Ikan hasil tangkapan

Pengangkatan (haulling)
Penurunan (setting) Jenis dan jumlah

Gambar 2. Rangkaian prosedur kerja

3.4. Analisis Data


Data yang diperoleh dalam Kerja Praktik Akhir berbentuk data primer dan
sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dengan cara langsung,
misalnya data dari wawancara narasumber atau pengalaman pribadi. Data
sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara tidak langsung, misalnya
data yang dikutip dari buku, jurnal dan referensi lainnya. Data primer dan
sekunder tersebut selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan analisis
tabulating.

Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif adalah anilis yang


dilakukan untuk menilai karakteristik dari sebuah data (Hidayat, 2010. Analisis ini
di gunakan untuk mengidentifikasi kesesuaian cara pengoperasian alat tangkap
yang digunakan kapal purse seine di Pelabuhan Perikanan Pantai Juwana
Kabupaten Pati Jawa Tengah standar SOP serta menggambarkan peranan institusi
terkait dalam mewujudkan penangkapan yang bertanggung jawab untuk
pelestarian sumber daya perikanan.

13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Armada Tangkap


Pelaksanaan Kerja Praktik Akhir dilakukan pada KM. Harapan Utama
yang dirancang khusus sebagai kapal purse seine light fishing (kapal pukat cincin
yang beroperasi dengan bantuan cahaya lampu). KM. Harapan Utama merupakan
salah satu dari rombongan kapal penangkapan ikan yang dimiliki oleh CV.
Hartono Group. Kapal ini berbahan dasar kayu yang dilapisi fiber pada bagian
luarnya. Dalam sistem pendinginan sudah menggunakan freezer untuk
membekukan/mengawetkan ikan hasil tangkapan.

Gambar 3. KM. Harapan Utama

Spesifikasi KM. Harapan Utama berdasarkan Surat Izin Penangkapan Ikan


(SIPI) yang diterbitkan dapat sebagai berikut:

Tabel 2. Spesifikasi KM. Harapan Utama


Nama Kapal Harapan Utama
Asal Kapal Kalimantan Selatan
Tahun Pembuatan 2006
Tanda Selar GT.92 No.1214/Gc
Bahan Kapal Kayu
Panjang (Lenght) 20 m
Lebar (Breadth) 5m
Dalam (Depth) 2m
Berat Kotor (GT) 92
Berat Bersih (NT) 19
Merk Mesin NISSAN

14
Kekuatan Mesin 300 PK
Sumber: SIPI-AP/PPP.Bajomulyo/XI (2021)

 Jumlah ABK pada KM. Harapan Utama Terdiri dari Nahkoda, Mualim I, II,
ABK dan Koki semua berjumlah sebanyak 15 Orang.

Tabel 3. Daftar Anak Buah Kapal KM. Harapan Utama


No Nama Jabatan Sertifikat
1 Erik Nahkoda ANKAPIN III
2 Kasiren Mualim I -
3 Mukit Mualim II -
4 Taufik Mualim -
5 Sappa KKM Sertifikat Kecakapan dan
Buku Pelaut
6 Agung KKM -
7 Kentung ABK -
8 Yoga ABK -
9 Dagul ABK -
10 Keple ABK -
11 Farlan ABK -
12 Gandor ABK -
13 Supri ABK -
14 Kriting Koki -
15 Jacky Koki -

4.2 Konstruksi Alat Tangkap


Jenis alat tangkap yang digunakan pada KM. Harapan Utama yaitu berupa
jaring lingkar (purse seine). Purse seine merupakan alat penangkapan ikan yang
terdiri dari jaring utama, pelampung, pemberat, serampat, cincin, kili-kili, tali-
temali, serta lampu tanda yang dirangkai sedemikian rupa sehingga membentuk
suatu kesatuan. Panjang alat tangkap yaitu 320 m yang pada bagian bawahnya
berbentuk lekukan dengan kedalaman setiap sisi 30 m hingga bagian tengah
mencapai 80 m. Posisi kantong jaring terletak pada bagian tengah alat tangkap.
Berikut adalah konstruksi alat tangkap purse seine pada KM. Harapan Utama:

15
Gambar 4. Konstruksi Purse Seine

Keterangan:
1. Jaring Utama 5. Tali Ris Atas 13. Kili-kili
1a. Sayap 6. Serampat 14. Tali Selambar
1b. Perut 7. Tali Ris Bawah 15. Tali Lampu Tanda
1c. Bahu 8. Pemberat 16. Lampu Tanda
1d. Kantong 9. Tali Pemberat 17. Tali Penguat Tepi Jaring
2. Pelampung 10. Tali cincin 18. Tali jambang
3. Tali Pelampung 11. Tali Cincin

4. Tali Penguat 12. Tali Kolor

Berikut adalah komponen konstruksi alat tangkap yang digunakan pada


purse seine di KM. Harapan Utama:

Tabel 3. Konstruksi puse seine

Komponen Bahan Ukuran Jumlah


P:1000
Pelampung PVC 14cm
K: 120
Pemberat Timah 5cm
Kuningan/ 1,2cm
Ring/cincin 154
Kuningan L: 18cm
Serampat PE D/9 (2 inci) 50cm,25cm,100cm
Kantong VINILON D/15(1 inci)
Jarring utama PVA D/6 (1 inci)
Pelampung tanda Bambu 3m 1

4.2.1 Jaring Utama

16
Jaring merupakan komponen utama purse seine yang berfungsi sebagai
pengurung ikan pada saat alat tangkap dioperasikan. Jaring purse seine di KM.
Harapan Utama terdiri atas beberapa bagian yaitu sayap, perut, bahu, serta
kantong. Ukuran mata jaring (mesh size) dan nomor benang pada setiap bagiannya
berbeda dimulai dari bagian sayap jaring yang memiliki mesh size yang besar dan
nomor benang terkecil hingga pada bagian kantong memiliki mesh size terkecil
serta nomor benang yang paling besar. Penggunaan jaring pada sayap, perut, dan
bahu yaitu memiliki tipe bersimpul (knotted webbing) sedangkan untuk bagian
kantong jaring tidak bersimpul (knotless webbing).

Gambar 5. Jaring

A. Sayap Jaring
Sayap merupakan bagian jaring utama yang terletak pada sisi kiri dan
kanan. Ukuran mesh size yaitu 1" (inchi) dengan nomor benang D/6. Pada bagian
ini digunakan ukuran benang terkecil dari pada bagian jaring lainnya karena sayap
hanya berfungsi sebagai penggiring awal ikan agar berkumpul pada kantong
jaring dan relatif tidak mendapat tekanan dari ikan.

B. Perut Jaring
Perut jaring merupakan bagian terluas dari jaring utama. bagian ini berada
disekeliling bahu jaring dan berfungsi sebagai pembentuk awal kantong pada saat
dilakukan hauling (penarikan alat tangkap). ketika hauling, bagian ini tidak terlalu
mendapat tekanan yang besar dari ikan karena ruang gerak ikan yang masih luas.
Ukuran benang yang digunakan bernomor D/9 dan D/12 dengan mesh size 1".

C. Bahu Jaring

17
Bahu jaring berfungsi sebagai penggiring ikan agar semuanya berkumpul
pada bagian kantong jaring. Pada bagian ini, mesh size yang digunakan yaitu 1"
dengan nomor benang D/15. Posisinya terletak disekitar kantong jaring dan sudah
mendapat tekanan yang cukup besar dari ikan.

D. Kantong Jaring
Kantong jaring merupakan bagian jaring yang dikhususkan sebagai tempat
mengumpulkan gerombolan ikan yang berhasil ditangkap. Bagian ini paling besar
mendapat tekanan dari ikan sehingga untuk memperkuatnya digunakan benang
berbahan dasar vinylon dengan mesh size terkecil yaitu 3/4". Posisi kantong
terletak pada bagian tengah atas jaring yang ditandai menggunakan pelampung
berwarna kuning. Luasnya sebesar 100 m2 dengan panjang 10 m dan lebar 10 m.

4.2.2 Tali-temali
a. Tali Ris Atas
Tali ris atas merupakan tali yang berfungsi untuk menyambung atau
menyatukan jarring dengan pelampung.
b. Tali Ris Bawah
Tali ris bawah merupakan tali yang berfungsi untuk menyambung atau
menyatukan jarring dengan pemberat.
c. Tali Kolor
Tali kolor adalah tali yang di pasang untuk dapat menghubungkan cincin-
cincin yang terletak dibawah Bridle line yang berfungsi untuk mengerutkan
bagian bawah jarang pada saat proses hauling.

Gambar 6. Tali Kolor

18
Berikut adalah spesifikasi tali-temali yang digunakan pada purse seine di
KM. Harapan Utama :

Tabel 4. Spesfikasi Tali-temali


Ukuran
Spesifikasi Tali Bahan Fungsi
Panjang Diameter
Tali Pelampung PE 320 m 16 mm Pengikat pelampung
Tali Pemberat PE 320 m 10 mm Pengikat pemberat
Tali Ris Atas PE 325 m 8 mm Penyambung jaring
dengan pelampung
Tali Ris Bawah PE 325 m 8 mm Penyambung jaring
dengan pemberat
Tali Selambar PE 25 m 38 mm Menarik bagian atas
alat tangkap
Tali Penguat Ris PE Memperkuat bagian tali
 Atas 325 m 14 mm yang diikatkan pada
 Bawah 325 m 12 mm jarring
 Samping 30 m 14, 12, 8
Tali Cincin PE 1,5 m 12 mm Menggantungkan cincin
Tali Kolor PE 370 m 38 mm Mengkerutkan bagian
bawah jarring
Tali Lampu PE 10 m 20 mm Penyambungkan lampu
Tanda tanda dengan tali
selambar
Tali Jambang Kuralon 40 m 22 mm Menarik setiap sudut
bawah jarring

Penggunaan tali-temali berfungsi untuk menyambungkan setiap


komponen purse seine agar menjadi satu kesatuan. Ukuran masing-masing tali
pada setiap bagian berbeda sesuai dengan fungsi serta beban yang didapatkan oleh
tali tersebut. Tali kolor/kerut dan tali selambar merupakan tali dengan ukuran
terbesar karena pada bagian ini mendapat beban yang sangat besar ketika alat
tangkap dioperasikan.

4.2.3 Pelampung
Fungsi pelampung pada alat tangkap purse seine yaitu untuk
mengapungkan bagian atas alat tangkap agar tidak tenggelam. Jumlah pelampung
yang digunakan berjumlah 1100 buah terdiri dari 100 buah pelampung berwarna
kuning pada bagian tengah (kantong) serta masing-masing 1000 buah pelampung
berwarna putih pada bagian sayap kiri dan sayap kanan alat tangkap. Pelampung
putih memiliki panjang 18 cm berdiameter 12 cm, sedangkan yang berwarna

19
kuning berukuran panjang 20 cm dengan diameter 14 cm. Pada bagian tengah alat
tangkap digunakan pelampung dengan ukuran yang lebih besar agar memberikan
daya apung yang lebih pada bagian kantong jaring.

Gambar 7. Pelampung

4.2.4 Pemberat
Pemberat yang digunakan berbahan dasar timah hitam dengan panjang 5
cm. Pemberat diikatkan pada tali pemberat yang berfungsi untuk
menenggelamkan jaring agar alat tangkap dapat terbuka secara vertikal didalam
air. Jumlah pemberat yang digunakan berpengaruh terhadap efektifitas pada saat
setting. Jika Pemberat yang digunakan sedikit maka jaring akan lama terbuka
sehingga peluang ikan keluar dari lingkaran jaring sangat besar. sebaliknya, jika
dipasang dengan jumlah yang terlalu banyak maka alat tangkap akan tenggelam
secara keseluruhan.

Gambaru 8. Pemberat

4.2.5 Serampat (Selvedge)

20
Serampat merupakan jaring penguat yang dipasang pada setiap sisi jaring
agar tidak mudah sobek. Bahan yang digunakan berbeda dengan jaring utama
yaitu terbuat dari bahan yang lebih kaku dan memiliki ukuran yang lebih besar.
Mesh size pada sisi atas dan samping 1" sedangkan pada sisi bawah sebesar 2".
Lebar serampat yang dipasang pada sisi atas, samping, serta bawah berturut-turut
yaitu 50 cm, 25 cm, dan 100 cm.

Gambar 9. Serampat/Jaring Penguat

4.2.6 Cincin
Cincin digunakan sebagai tempat lewatnya tali kolor ketika ditarik dengan
tujuan mengerutkan bagian bawah jaring sehingga ikan tidak dapat keluar melalui
arah bawah lingkaran jaring. Cincin digantungkan pada bagian bawah alat tangkap
menggunakan tali cincin sepanjang 1 m dengan jarak setiap cincinnya yaitu 2 m
untuk menghindari terbelitnya cincin satu dengan yang lain. Simpul tali cincin
yang digunakan berbentuk simpul kaki tunggal. Cincin pada alat tangkap purse
seine di KM. Harapan Utama berbahan dasar kuningan baja berdiameter 1,5 cm
dengan diameter lingkaran 18 cm.

21
Gambar 10. Cincin

Jumlah cincin yang dipasang sebanyak 154 buah, masing-masing 76 buah


pada kumpulan cincin bagian kiri dan kanan yang dipisahkan oleh swivel pada
bagian tengah tali kolor. Pemasangan swivel ini bertujuan agar tali kolor tidak
terbelit ketika berada didalam air. Selain itu juga, swivel ini berfungsi agar cincin
berkumpul pada bagian tengah ketika tali kolor ditarik serta untuk menahan
kumpulan cincin pada satu bagian jika pada bagian lain tali kolornya putus
sewaktu ditarik.

4.2.7 Kili-kili (Swivel)


Fungsi swivel pada alat tangkap purse seine yaitu agar menjaga tali tidak
terbelit ketika berada didalam air. Swivel dipasang pada tali yang digunakan untuk
menarik bagian-bagian alat tangkap ketika dioperasikan, karena ketika ditarik tali
yang berada didalam air cenderung akan berputar. Jumlah swivel yang dipasang
sebanyak 8 buah, masing-masing 2 pada tali selambar, 2 pada tali jambang, 2 pada
tali kolor bagian kiri dan kanan, serta 2 pada bagian tengah tali kolor. Ukuran
swivel disesuaikan dengan besarnya tali yang digunakan.

22
Gambar 11. Swivel

4.2.8 Lampu Tanda


Lampu tanda merupakan penanda awal untuk membentuk lingkaran jaring
ketika dilakukan penurunan alat tangkap. Lampu tanda diikat oleh tali berukuran
20 mm sepanjang 10 m dan disambungkan pada tali selambar. Bagian ini terdiri
dari bambu setinggi 3 m yang dilengkapi oleh 2 buah lampu kedip berwarna
merah-hijau pada ujungnya. Lampu tanda ini tidak dilengkapi oleh pelampung
kerena berhubungan dengan tingginya haluan kapal sehingga dibutuhkan seorang
ABK untuk bertugas memegangnya agar mempermudah serta mempercepat dalam
penaikan.

Gambar 12. Lampu Tanda

4.3 Daerah Penangkapan (Fishing Ground)


Lokasi yang biasa menjadi daerah penangkapan purse seine oleh nelayan
Juwana terbagi atas 2 perairan yaitu perairan Laut Jawa (lokalan) serta Laut

23
Papua. Daerah ini sudah lama menjadi lokasi fishing ground dikarenakan
mempunyai sumber daya ikan yang banyak, khususnya jenis ikan yang menjadi
target penangkapan purse seine. Kapal yang beroperasi pada Laut Papua
umumnya adalah kapal dengan ukuran diatas 100 GT (gross tonage), sedangkan
pada Laut Jawa kapal yang beroperasi berukuran kurang dari 100 GT. Hal ini
dipengaruhi oleh jarak dari fishing base ke fishing ground serta lamanya waktu
melaut.
Lokasi daerah pengoperasian diketahui terjadi pada bulan, Desember,
januari, febuari, Maret, April. Sedangkan pada bulan April musim paceklik karena
berlangsungnya gelombang besar, akibat dari curah hujan tinggi dan angin yang
kencang. Data kegiatan operasi penangkapan dapat dilihat pada Lampiran 1.

4.3 Jenis Hasil Tangkapan


Jenis tangkapan utama merupakan jenis ikan yang dalam mencari makan
tertarik pada cahaya lampu serta membentuk suatu gerombolan sehingga menjadi
target utama penangkapan dengan alat tangkap purse seine. Sedangkan untuk jenis
tangkapan sampingan adalah jenis ikan predator yang keberadaannya untuk
memangsa ikan-ikan kecil. Berikut ini adalah table jenis hasil tangkapan KM.
Harapan Utama.

Tabel 4. Jenis hasil tangkapan Purse Seine Pada KM.Harapan Utama


Jenis Nama Nama Jumlah Presentase
Nama Latin
Tangkapan Lokal Indonesia (kg) (%)
Banyar Kembung Rastrelliger kanagurta 4.345 7,65
Bentong Selar Bentong Selar crumenophthalmus 1.230 2,17
Curut Tongkol Auxis thazard 9.770 17,21
Utama Dorang Bawal Pampus argentus 2.560 4,51
Lonco Layang Decapterus sp. 7.070 12,45
Lurik Cakalang Katsuwonus pelamis 8.115 14,45
Mandel Layang Benggol Decapterus russeli 3.890 6,85
Sero Lemuru Sardinella sp. 7.552 13,30
Sampingan Badong Kuwe Caranx sp. 235 0,41
Jogor Layur Trichiurus lepturus 142 0.25
Kokot Selar tetengkek Megalapsis cordyla 220 0.38
Marlin Marlin Xiphias gladius 4.555 8.02
Nus Cumi-cumi Loligo sp. 545 0.96
Pradang Lumedang Coryphaena hippurus 111 0,19
Tengiri Tenggiri Scomberomous guttatus 132 0,23

24
Tunul Barakuda Sphyraena barracuda 2.155 3,80
Tuna Sirip
Walang Thunnus tonggol 2.735 4,82
Kuning
Jumlah Total 55.362
Sumber : Penulis

Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa hasil tangkapan didominasi ikan


Tongkol dengan presentase sebesar 17,21 % sedangkan hasil tangkapan terendah
antara lain ikan Lumedang persentase sebesar 0,19 %.

4.4.1. Komposisi Hasil Tangkapan Berdasarkan Ketgorinya


Jumlah hasil tangkapan total yang terKomposisi sebanyak 55.362 kg yang
terdiri dari hasil tangkapan utama (HT Utama) dan hasil tangkapan sampingan
(HT sampingan). HT utama terdiri dari ikan Kembung, Tongkol, Bawal, Layang,
Cakalang, Selar Bentong, Lemuru dengan jumlah 44.532kg. Adapun HT
sampingan terdiri dari ikan Kuwe, Talang, Layur, Selar Tetengek, Marlin, Cumi –
Cumi, Lamadang, Tenggiri, Barakuda, Tuna Sirip Kuning dengan jumlah
10.830kg. Adapun komposisi hasil tangkapan tersebut sebagaimana Gambar
berikut 13.

20%

80%

Total HT Utama Total HT Sampingan

Gambar 13. Komposisi Hasil Tangkapan berdasarkan Kategorinya

Berdasarkan Gambar tersebut dapat dilihat bahwa hasil tangkapan yang


didapat atas pengoperasian alat tangkap jaring lingkar (purse seine), Lebih
didominasi oleh Hasil Tangkapan Utama sebesar 80% dibandingkan hasil
tangkapan sampingan sebesar 20%.

25
Selar, Tongkol, Cakalang, Sardine dan jenis ikan pelagis lainnya.

a. Jumlah hasil tangkapan 14 desember 2020 hingga 29 desember 2020


terKomposisi sebanyak 11.000 kg yang terdiri dari ikan Tongkol 7.500 kg,
Layang 2.500 kg, Lemuru 1.000 kg.
8.000 7.5000
7.000
Hasil Tangkapan (kg)

6.000
5.000
4.000
Rata-Rata

3.000 250.00%
2.000
100.00%
1.000
0.000
Tongkol Layang Lemuru
Jenis Hasil Tangkapan

Gambar 13. Hasil tangkapan 14 Desember 2020 – 29 Desember 2020

Ikan hasil tangkapan yang paling banyak tertangkap pada minggu 14


Desember 2020 hingga 29 Desember 2020 adalah ikan tongkol. Untuk lebih jelas
dapat dilihat pada gambar 13.
b. Jumlah hasil tangkapan 30 desember 2020 hingga 21 Januari 2021
terKomposisi sebanyak 10.000 kg yang terdiri dari ikan Layang 900 kg,
Tongkol 6.500 kg, Lemuru 200 kg, Tuna 900 kg, Kembung 650 kg, Cakalang
590 kg, Baracuda 410 kg

26
7000

6000

5000

4000

Column2
3000

2000

1000

0
Layang Tongkol lemuru tuna Kembung cakalang

Gambar 14. Hasil tangkapan 31 Desember 2020 – 22 Januari 2021


c. Jumlah hasil tangkapan 23 Januari 2021 hingga 06 Febuari 2021 terKomposisi
sebanyak 10.000 kg yang terdiri dari ikan Layang 2.500 kg, Tongkol 5.500 kg
dan Tuna 2.000 kg
6000

5000

4000

3000
Column2

2000

1000

0
Layang tongkol tuna

Gambar 15. Hasil tangkapan 23 Januari 2021 – 06 Febuari 2021


d. Jumlah hasil tangkapan 07 Febuari 2021 hingga 22 Maret 2021 terKomposisi
sebanyak 8.000 kg yang terdiri dari ikan Layang 2.000 kg, Tenggiri 2.000 kg,
Tongkol 2.000 kg dan Lemuru 1.000 kg dan Selar 1.000 kg

27
2500

2000

1500

Column2
1000

500

0
layang tenggiri tongkol lemuru selar

Gambar 16. Hasil tangkapan 07 Febuari 2021 – 22 Maret 2021

e. Jumlah hasil tangkapan 23 Maret 2021 hingga 16 April 2021 terKomposisi


sebanyak 10.000 kg yang terdiri dari ikan Layang 2.000 kg, Kembung 1.100
kg, Tongkol 1.000 kg, Lemuru 900 kg, Daun Deras 1.200 kg, Cumi-cumi 900
kg, Selar 1.800 kg dan Kokot 200 kg.
2500

2000

1500

1000
Column2

500

0
an
g ng ol ur
u
ra
s m
i
lar t
y bu ngk m e -i cu se oko
la m to le d k
ke un cu
m
da

Gambar 17. Hasil Tangkapan 23 Maret 2021 – 16 April 2021


f. Jumlah hasil tangkapan 17 April 2021 hingga 22 April 2021 terKomposisi
sebanyak 7.000 kg yang terdiri dari ikan Layang 1.000 kg, Kembung 900 kg,
Tongkol 2.000 kg, Lemuru 900 kg, Daun Deras 500 kg, Cumi-cumi 800 kg,
dan Bawal Hitam 900 kg.

28
2500

2000

1500

1000
Column2

500

0
g l u s i
an ng gko ur ra um
ita
m
lay bu n em de i-c
la h
m to l
un m
ke cu w
da ba

Gambar 18. Hasil Tangkapan 17 April 2021 - 22 April 2021

4.4. Teknik Pengoperasian Alat Tangkap


Teknik pengoperasian alat tangkap purse seine dilakukan dengan
menggunakan bantuan cahaya lampu kapal untuk mengumpulkan
gerombolan ikan. Setelah ikan berkumpul di bawah kapal/di bawah cahaya
lampu barulah alat tangkap siap untuk dioperasikan. Penurunan alat
tangkap sama seperti purse seine light fishing pada umumnya yaitu ikan
yang telah terkumpul disekitar kapal selanjutnya dialihkan pada lampu
rumpon, setelah rumpon menjauh dari kapal barulah kapal bergerak
melingkari bangkra sambil menurunkan alat tangkap kemudian diikuti
dengan pengerutan bagian bawah jaring sehingga ikan terjerat didalamnya.
Pada KM. Harapan Utama, teknik pengoperasian purse seine terdiri dari
persiapan pengoperasian, pengumpulan gerombolan ikan, penurunan alat
tangkap, serta penarikan alat tangkap.

4.4.1 Persiapan Pengoperasian


Persiapan pengoperasian dilakukan untuk memperlancar kegiatan
operasi penangkapan agar berjalan efektif dan efisien. Persiapan
pengoperasian dilakukan untuk memperlancar kegiatan operasi
penangkapan agar berjalan efektif dan efisien. Adapun persiapan yang

29
dilakukan pada KM. Harapan Utama ini terdiri dari persiapan di darat serta
persiapan di laut.

 Persiapan di Darat

Persiapan yang dilakukan didarat antara lain seperti pengecekan


kelengkapan alat yang digunakan untuk pengoperasian alat tangkap dan
alat-alat untuk memperbaiki mesin dan alat tangkap, pengecekan mesin,
perbekalan berupa bahan makanan dan minuman serta obat-obatan, BBM
untuk seluruh mesin yang ada dikapal, kelengkapan surat-surat kapal, air
tawar, serta meletakan sesajen di haluan dan kamar mesin. Setelah
semuanya telah siap maka kapal siap menuju daerah penangkapan.

 Persiapan di Laut

Dari fishing base ke fishing ground memerlukan waktu 3 hari


untuk sampai sehingga ada persiapan-persiapan yang dilakukan di laut
seperti penataan alat tangkap agar pada saat setting alat tangkap dapat
beroperasi dengan baik, penataan nampan untuk mendinginkan ikan,
penataan ruang ABK, penataan tiangtiang atau power block.

4.4.2 Pengumpulan Gerombolan Ikan


Teknik pengumpulan gerombolan ikan yang dilakukan menggunakan alat
bantu penangkapan berupa rumpon mini serta cahaya lampu sebagai penarik
perhatian ikan. Lampu yang dipasang di atas kapal memiliki 3 jenis berbeda,
masing-masing dengan fungsinya terhadap rambat cahaya didalam air. Lampu
luna maya memberikan sebaran cahaya yang luas ke sekitar kapal, lampu corong
memberikan sebaran cahaya yang dalam ke bawah kapal, sedangkan lampu galaxy
memberikan sebaran cahaya yang lebih sempit dan tidak telalu dalam agar ikan
naik ke kepermukaan air . Lampu-lampu yang digunakan dapat dilihat pada Tabel
5

Tabel 5. Penggunaan Lampu di Atas Kapal


Jenis Daya Posisi
Letak Warna Jumlah
Lampu Lampu Kiri Kanan Belakang
Luna Atas Putih 1500 W 7 7 - 14
maya

30
Corong Tengah Hijau 1500 W 5 5 2 12
Galaxy Bawah Putih 400 W 12 12 6 30

Haluan Putih 400 W 2 2 4


Total 60

Pengumpulan gerombolan ikan dimulai dengan penurunan rumpon


mini pada waktu sore hari (16:00 WIB). Ketika hari mulai gelap (18:00
WIB) maka mesin listrik dihidupkan untuk menyalakan lampu-lampu
diatas kapal. Setelah itu menunggu hingga ikan berkumpul disekitar kapal.
Lama penyalaan lampu yaitu 1,5-9 jam tergantung dari banyaknya ikan
berkumpul.
1. Lampu luna maya dimatikan satu per satu dari depan hingga belakang agar
mempersempit area renang ikan dari kapal.
2. Lampu corong dimatikan satu per satu dari depan hingga belakang agar
memperkecil kedalaman renang ikan.
3. Lampu galaxy dimatikan satu per satu dari depan hingga kanan belakang
agar memindahkan fokus renang ikan ke sekitar bangkra.
Dalam pematian lampu, mesin utama kapal dihidupkan serta seluruh ABK
di bangunkan agar bersiap untuk mengoperasikan alat tangkap. Ketika lampu
galaxy ke 5 dari depan (kiri dan kanan) dimatikan, maka lampu bangkra
diturunkan ke air laut lalu dibawah ke buritan kapal untuk kemudian diikatkan
pada rumpon mini tersebut. Setelah lampu kapal dimatikan seluruhnya, rumpon
pun dilepaskan setelah bangkra di bawa arus menjauhi kapal maka kapal bergerak
maju sambil menarik jangkar. Jika penarikan jangkar telah selesai, maka kapal
mulai bergerak mengitari sekililing bangkra untuk menurunkan alat tangkap.

4.4.3 Penurunan Alat Tangkap (Setting)


Kapal terus mengitari bangkra sambil memperhatikan arah angin dan arus
yang sesuai untuk menurunkan alat tangkap. Perhitungan arah angin dan arus ini
sangat berpengaruh terhadap sempurnanya linkaran saat menebarkan jaring dan
posisi kapal pada saat hauling nantinya. Arah angin dapat diketahui dengan arah
kibaran bendera yang dipasang pada tiang haluan sedangkan arah arus diketahui
dengan hanyutnya atraktor rumpon. Posisi kapal pada awal setting yaitu berada

31
dibawah angin serta arus tidak mengarah ke bagian bawah kapal. Berikut adalah
gambaran posisi kapal pada saat setting.

Gambar 14. Posisi Awal Kapal Saat Setting

Penurunan alat tangkap dilakukan secara bertahap dimulai dengan


penurunan pemberat (2 ABK), jaring (3 ABK), pelampung (1 ABK), diikuti
dengan seorang ABK yang telah dilengkapi pelampung melompat dari buritan
sambil memegang lampu tanda. Setelah setengah alat tangkap diturunkan maka
roller tancap pun dipasang pada bagian tengah lambung kanan kapal. Seorang
ABK terus mengulurkan tali kolor melewati besi yang ditancapkan pada haluan
kanan dengan menjaganya agar tetap kencang. Kapal terus melingkari bangkra
sambil menurunkan alat tangkap hingga tiba pada lampu tanda.
Pada saat alat tangkap diturunkan, hal yang juga perlu diperhatikan adalah
arah lampu bangkra. Lampu bangkra berwarna kuning selalu diarahkan pada
bagian perairan yang belum mendapat lingkaran jaring. Hal ini bertujuan agar
menjaga area renang ikan tetap berada didalam lingkaran jaring karena fungsi dari
lampu ini yaitu menutup area renang ikan. Setelah setting dilakukan, bangkra
ditarik ke bagian pelampung terjauh dan lampu kuning terus diarahkan ke
lambung kanan kapal (tempat menutupnya bagian bawah jaring) untuk mencegah
ikan kabur sebelum cincin dikerutkan.

32
Gambar 15. Arah Lampu Bangkra Saat Setting

4.4.4 Penarikan Alat Tangkap (Hauling)


Penarikan dimulai dengan penaikan pelampung tanda yang tersambung
pada tali selambar. Kemudian tali selambar ditarik menggunakan gardan hingga
pelampung naik keatas kapal. Ujung tali kolor bagian depan yang diikatkan pada
selambar dibuka dan dipasang melalui roller tancap. Tali jambang segera ditarik
untuk menaikan setiap sudut bagian bawah alat tangkap.

Gambar 16. Posisi Awal Penarikan Alat Tangkap

Dalam penarikan tali jambang, dilakukan juga penarikan ris samping


untuk menaikan setiap sisi jaring. Pelampung dan sayap jaring ditarik sedikit demi
sedikit dengan menjaga agar alat tangkap tetap terbuka secara sempurna.
Penarikan dilakukan dengan cepat dan cermat agar tali kolor dan jaring tetap
kencang guna menghindari tersangkutnya jaring pada baling-baling kapal karena
terbawa arus.

33
A. Penarikan Tali Kolor
Sistem penarikan tali kolor yaitu dengan menggunakan alat bantu berupa
gardan dan roller. Gardan yang digunakan berjumlah 2 buah terletak pada sisi kiri
dan kanan kapal. Untuk bahan dasar terbuat dari kayu, hal ini disesuaikan dengan
jenis bahan tali kolor yang berupa polyethylene. Sedangkan penggunaan roller
berjumlah 4 buah yang dipasang pada lambung kanan (roller tancap) dan dek kiri
kapal (roller tetap).
Tali kolor segera ditarik ketika penurunan alat tangkap selesai
dilakukan. Teknik penarikannya yaitu dengan melewatkan tali pada roller
sehingga tali mudah ditarik oleh gardan. Tali yang telah ditarik disusun
membentuk lingkaran agar tidak terbelit. Tahap penarikan tali kolor adalah
sebagai berikut :
1. Tali kolor ditarik bersamaan kiri dan kanan menggunakan gardan hingga
semua cincin terkumpul pada lambung kanan kapal
2. Tali kolor kemudian ditahan menggunakan tali yang terdapat pada roller
tetap agar menahan kumpulan cincin.
3. Kumpulan cincin bagian kiri dan kanan diikat lalu diangkat keatas
lambung kapal mengunakan power block dimulai dari bagian kiri.
4. Cincin yang telah naik selanjutnya ditarik menggunakan gardan hingga
bergeser ke bagian tengah dek kapal.
Selama penarikan tali kolor, posisi bangkra yang semulanya berada
ditengah lingkaran jaring digeser ke pelampung terjauh dari kapal. Hal ini
bertujuan menahan area renang ikan agar tetap berada pada lingkaran jaring.
Lampu kuning bangkra terus diarahkan pada lambung kanan kapal/tempat
menutupnya jaring. Nelayan lokal menyebutnya dengan istilah “tutup pintu”
karena lampu ini menutup jalan bagi ikan untuk dapat keluar dari lingkaran jaring.
B. Penarikan Jaring
Penarikan dilakukan secara manual oleh ABK pada sisi kanan lambung
kapal. Jaring yang terkumpul pada bagian tengah kemudian dibagi sedikit demi
sedikit ke haluan dan buritan hingga semuanya sama rata. Dalam penarikan
diusahakan agar jaring tetap dalam keadaan kencang. Apabila jaring kendur maka
ikan akan mudah tersangkut pada mata jaring.

34
Teknik penarikan jaring di KM. Harapan Utama sebagai berikut:
1. Penarikan dimulai dari sayap jaring kemudian dilanjutkan pada bagian
perut, bahu, hingga mencapai kantong jaring.
2. Pelampung ikut ditarik guna menjaganya agar tetap kencang
3. Ketika mencapai bahu jaring, seorang ABK melompat kedalam lingkaran
jaring untuk mengikat pelampung kuning.
4. Pelampung ditarik naik ketas kapal menggunakan gardan.
5. Setelah itu posisi kantong diatur tepat berada pada sisi kanan lambung
kapal.
6. Pelampungpun kemudian diikat dan digantungkan menggunakan tali kepil
7. Jaring terus ditarik hingga ikan terkumpul pada bagian kantong jaring.
8. Selanjutnya ikan yang berhasil ditangkap siap dinaikan keatas kapal.

35
V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Simpulan yang penulis ambil setelah melaksanakan Kerja Praktik
Akhir di KM. Harapan Utama yaitu :
1. Konstruksi purse seine pada KM. Harapan Utama yaitu terdiri dari jaring
utama, pelampung, pemberat, serampat, cincin, kili-kili, tali-temali, serta
lampu tanda yang dirangkai sedemikian rupa sehingga membentuk suatu
kesatuan dimana posisi kantong jaring berada pada bagian tengah alat tangkap.
2. Teknik pengoperasian alat tangkap yaitu sama seperti purse seine light fishing
pada umumnya yang menggunakan bantuan cahaya lampu untuk
mengumpulkan gerombolan ikan selanjutnya ikan dialihkan pada lampu
bangkra, lalu kapal bergerak melingkari bangkra sambil menurunkan alat
tangkap kemudian diikuti dengan pengerutan bagian bawah jaring sehingga
ikan terkurung didalamnya.
3. Hasil tangkapan secara total berjumlah 55.362 Kg, terdiri dari ikan Kembung
4.345 Kg, Tongkol 9.770 Kg, Bawal 2.560 Kg, Layang 7.070 Kg, Cakalang
8.115 Kg, Bentong 1.230 Kg, Lemuru 7.552 Kg, Kuwe 235 Kg, Layur 142 Kg,
Selar Tetengkek 220 Kg, Marlin 4.555 Kg, Cumi- Cumi 545 Kg, Lumadang
111 Kg, Tenggiri 132 Kg, Barakuda 2.115 Kg, dan Tuna Sirip Kuning 2.735
Kg. Berdasarkan kategorinya didominasi Hasil Tangkapan Utama. Secara total
ikan yang dominan tertangkap adalah ikan Tongkol dengan Jumlah 9.770 Kg.

5.2 Saran
Saran yang Penulis berikan untuk Kerja Praktik Akhir ini yaitu sebagai
berikut :
1. Sebaiknya jaring lama diganti dengan yang baru agar tidak mudah sobek ketika
terbawa arus atau waktu ditarik karena ikan dapat keluar dari lingkaran jaring
dan mengakibatkan hasil tangkapan berkurang.
2. Fishing ground yang ditentukan sebaiknya tidak terlalu dekat dengan kapal
purse seine lainnya karena ikan akan sangat mudah berpindah tempat ketika
lampu kapal dimatikan.

36
3. Pengoperasian alat tangkap selayaknya harus memperhatikan kondisi alam
yang terjadi demi keselamatan dan kelancaran dalam bekerja serta efektifitas
untuk hasil tangkapan.

37
DAFTAR PUSTAKA

Agung , IGN. 2000. Analisis Statistik Sederhan Untuk Pengambilan Keputusan.


Jurnal Populasi. Vol 11 (2): 77-100.

[DKP] Departeman Perikanan Dan Kelautan. 2016 Peraturan Mentri Kelautan dan
Perikanan Nomor 2 tahun 2006 tentang organisasi dan tata kerja pelabuhan
perikanan, Jakarta: DKP.

Erfan, E.R. 2008. Analisis Kegiatan Operasi Kapal Purse Seine yang normal
berbasis di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan. Skripsi
tidak Diterbitkan. Fkultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Intitut Pertanian
Bogor: Bogor

Hadring Sjarif, B. 2015. Pukat Cincin (Purse Seine). Balai Besar Penangkapan
Ikan. Semarang.

Hermawan, Dwi, O, Asriyanto dan Sardyatmo. 2016. Hubungan Lama Waktu


Pelingkaran Jaring dan Penarikan Tali Kerut Terhadap Total Hasil
Tangkapan Alat Tangkap Purse Seine di Muncar, Kabupaten Banyuwangi,
Jawa Timur. Jurnal of Fisheries Resources Ultilization Management and
Technology. Vol 5(2); 1-9.

Hidayat, A. 2010. Metode Penilitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.


Jakarta: Selemba Medika

Mirnawati, Alfa Nelwan dan Mukti Zaenuddin. 2019. Studi Tentang Komposisi
Jenis Hasil Tangkapan Purse Seine Berdasarkan Lokasi Penangkapan di
Perairan Tanah Beru Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba.
Jurnal IPTEKS PSP. Vol. 6 (11): 21-43.

Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan. 2012. Penangkapan Ikan dengan Purse
Seine. Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Rahmanwan, A. 2013. Kajian Usaha Penangkapan Ikan Menggunakan Jaring


Lingkar (Mini Purse Seine) dan Strategi Pengembangnya di kota Jayapura.
[Tesis]. Jakart (ID): Universitas Terbuka Jakarta.

38
Lampiran 1. Data Kegiatan Operasi Penangkapan Ikan KM. Harapan Utama

Lama Cara
Waktu Koordinat
DP Hari/Tanggal penentuan
(WITA)
Lintang (S) Bujur (T) Setting Hauling
1 Selasa, 08/12/2020
* * *
2 Rabu, 09/12/2020
3 Kamis, 10/12/2020 * * *
4 Jumat, 11/12/2020 * * *
5 Sabtu, 12/12/2020 * * *
3 Senin, 14/12/2020 03:00 04° 56' 507" 116° 40' 791" 05:08:0 01:25:05:02
0
4 Rabu , 16/12/2020 19:27 02° 57' 146" 117° 37' 238" 05:00:2 01:40:00.09
4
5 Kamis, 17/12/2020 22:00 03° 52' 527" 117° 48' 402" 05:09:2 02:41:09:00
0
6 Jumat, 18/12/2020 01:00 04° 26' 573" 116° 50' 230" 05:20:3 01:39:28:00
4
7 Sabtu, 19/12/2020 03:00 05° 25' 430" 116° 50' 460" 05:14:2 01:28:00:24
0
8 Senin, 21/12/2020 22:00 02° 34' 127" 116° 08' 006" 05:10:0 01:56:23:20
0
9 Selasa, 22/12/2020 18:35 02° 31' 217" 117° 30' 275" 05:18:1 02:43:56:14
4
10 Rabu, 23/12/2020 18:00 02° 31' 446" 117° 29' 829" 05:21:0 01:57:38:55
8
11 Kamis, 24/12/2020 18:00 02° 24' 622" 117° 47' 824" 05:19:2 02:02:25:22
1
12 Jumat, 25/12/2020 04:15 02° 24' 939" 117° 50' 034" 05:13:5 01:20:32:11
5
13 Sabtu , 26/12/2020 02:00 02° 24' 304" 117° 58' 650" 05:25:3 01:22:23:05
1
14 Minggu, 02:30 02° 25' 241" 117° 55' 054" 05:19:0 01:50:22:25
27/12/2020 1
15 Senin, 28/12/2020 20:00 02° 24' 705" 117° 55' 138" 05:15:2 01:55:20:15
0
16 Selasa, 29/12/2020 03:00 02° 24' 650" 117° 01' 504" 05:35:4 01:25:55:19
0
17 Rabu, 30/12/2020 * * *
18 Kamis, 31/12/2021 03:30 02° 23' 520" 117° 58' 367" 05:45:3 01:55:41:00
3
19 Jumat, 1/01/2021 20:30 02° 25' 210" 117° 54' 485" 05:25:0 01:20:51:12
0
20 Sabtu , 02/01/2021 02:30 02° 24' 246" 117° 00' 128" 05:18:0 01:22:13:05
5
21 Minggu, 02:30 02° 23' 975" 117° 00' 044" 05:00:5 01:32:55:09
03/01/2021 6
22 Senin, 04/01/2021 03:00 02° 24' 145" 117° 00' 178" 05:50:0 01:54:12:19
0
23 Selasa, 05/01/2021 03:30 02° 24' 318" 117° 59' 478" 05:17:2 01:29:44:14
3

39
24 Rabu,06/01/2021 01:12 02° 24' 438" 117° 70' 891" 05:18:2 02:02:40:00
3
25 Sabtu, 09/01/2021 01:00 02° 26' 242" 117° 08' 245" 05:13:0 01:50:06:25
4
26 Minggu, 03:30 02° 16' 280" 117° 12' 303" 05:22:1 01:20:39:57
10/01/2021 1
27 Senin, 11/01/2021
28 Selasa, 12/01/2021
29 Rabu, 13/01/2021 * * * *
30 Kamis, 14/01/2021
31 Jumat, 15/01/2021
32 Sabtu, 16/01/2021 22:30 02° 33' 360" 117° 26' 551" 05:23:0 01:40:20:11
0
33 Minggu, 22:30 02° 49' 370" 117° 28' 916" 05:26:5 01:33:13:20
17/01/2021 5
34 Senin, 18/01/2021 23:00 02° 49' 458" 117° 28' 944" 05:15:2 01:40:10:31
6
35 Kamis, 21/01/2021 21:30 02° 53' 279" 117° 13' 522" 05:19:0 01:20:45:12
1

Lanjutan Lampiran 1. Data Kegiatan Operasi Penangkapan Ikan KM. Harapan Utama
36 Jumat, 22/01/2021 21:00 02° 51' 660" 117° 13' 788" 05:30:0 01:30:10:56
5
37 Sabtu, 23/01/2021 20:30 02° 51' 240" 117° 13' 879" 05:22:1 01:27:25:00
3
38 Minggu, 20:00 02° 51' 538" 117° 13' 893" 05:23:1 01:32:15:18
24/01/2021 9
39 Senin, 25/01/2021 20:30 02° 51' 513" 117° 13' 780" 05:09:4 01:30:44:05
5
40 Selasa, 26/01/2021
41 Rabu, 27/01/2021
42 Kamis, 28/01/2021
43 Jumat, 29/01/2021
44 Sabtu, 30/01/2021 * * * * *
*Pulau
45 Minggu,
Kerayaan
31/01/2021
46 Senin, 01/02/2021
47 Selasa ,
02/02/2021
48 Rabu, 03/02/2021 03:25 02032’319” 177030’548” 05:11:3 01:44:17:08
4
49 Kamis, 04/02/2021 04:00 02051’312” 117041’127” 05:23:1 01:39:14:18
8
50 Jumat, 05/02/2021 04:30 02052’312 117036’566” 05:13:4 01:41:13:09
5
51 Sabtu, 06/02/2021 05:30 02052’612” 117036’461” 05:18:3 02:13:05:37
1
52 Minggu, 04:05 02052’581” 117041’325” 05:20:2 02:04:13:00

40
07/02/2021 3
0 0
53 Senin, 08/02/2021 00:35 02 51’713” 117 36’317 05:18:3 01:30:32:18
2
54 Selasa, 09/02/2021 02:00 02043’333” 117034’236” 05:15:0 01:27:49:50
4
55 Rabu, 10/02/2021 01:05 02043’541” 117034’425” 05:47:1 01:22:40:23
2
56 Kamis, 11/02/2021 01:20 02047’235” 118062’359” 05:32:0 01:41:19:06
5
57 Jumat, 12/02/2021 04:00 02047’235” 118056’142” 05:14:1 01:37:11:20
1
58 Sabtu, 13/02/2021 03:19 02052’117” 117058’177” 05:17:1 01:20:37:02
0
59 Minggu,14/02/202 03:15 02° 25' 511" 117° 04' 214" 05:33:2 01:27:55:06
1 0
60 Senin, 15/02/2021 22:00 02° 52' 342" 117° 07' 310" 05:45:0 01:40:23:18
6
61 Selasa, 16/02/2021 00:45 02° 52' 279" 117° 13' 893" 05:41:1 01:40:41:00
9
62 Rabu, 17/02/2021 04:29 02° 31' 126" 117° 41' 988" 05:31:1 01:19:40:23
3
63 Jumat, 19/02/2021 04:20 02° 52' 284" 117° 36' 879" 05:34:0 01:43:19:45
5
64 Minggu, 03:10 03° 30' 189" 117° 35' 557" 05:16:1 01:57:17:43
21/02/2021 0
65 Senin, 22/02/2021 04:16 02° 51' 612" 117° 36' 247" 05:11:3 01:47:25:07
4
66 Selasa, 23/01/2021 03:00 02° 52' 513" 117° 41' 422" 05:21:1 01:54:03:34
3
67 Rabu, 24/02/2021 03:10 02° 52' 611" 117° 42' 482" 05:30:1 01:30:51:14
0
68 Kamis, 25/02/2021 04:30 03° 32' 776" 117° 23' 318" 05:29:2 01:29:45:45
1
69 Jumat, 26/02/2021 03:31 02° 39' 276" 117° 23' 785" 05:23:5 01:38:54:31
0
70 Sabtu, 27/02/2021 04:15 03032’624” 117023’124” 05:29:2 01:31:51:38
3
71 Minggu, 04:15 02° 39' 852" 117° 23' 166" 05:21:1 01:42:30:17
28/02/2021 7
72 Senin,01/03/2021 18:45 02° 51' 271" 117° 23' 166" 05:18:2 01:55:25:03
9
73 Selasa, 02/03/2021 04:30 02° 51' 276" 117° 36' 843" 05:37:0 01:37:53:21
9
74 Rabu, 03/03/2021 20:11 02° 51' 244" 117° 36' 544" 05:48:0 01:51:42:27
9
75 Kamis, 04/03/2021 04:10 02052’312” 117041’11” 05:15:2 01:27:08:58
7
76 Jumat, 05/03/2021 04:05 02° 51' 325" 117° 36' 566" 05:22:0 01:56:14:04
0
77 Sabtu, 06/03/2021 05:30 02° 52' 612" 117° 36' 641" 05:27:5 02:00:14:11
7
78 Minggu,07/03/202 04:05 02° 52' 581" 117° 41' 325" 05:57:0 01:36:07:59

41
1 0
Lanjutan Lampiran 1. Data Kegiatan Operasi Penangkapan Ikan KM. Harapan Utama
79 Senin, 00:030 02° 51' 713" 117° 36' 517" 05:51:0 01:43:44:07
08/03/2021 9
80 Selasa, 02:00 02° 43' 333" 117° 34' 386" 05:43:3 01:44:13:37
09/03/2021 2
81 Rabu, 01:05 02° 43' 541" 117° 34' 425" 05:19:1 01:34:39:00
10/03/2021 1
82 Kamis, 03:30 02047’235” 118002’359” 05:20:1 01:50:18:47
11/03/2021 7

83 Sabtu, 01:00 02047’235” 118056’142” 05:11:5 01:39:22:59


13/03/2021 8
84 Minggu, 01:20 04032’359” 117046’211” 05:34:1 01:42:35:09
14/03/2021 6
85 Selasa, 01:00 03059’288” 116039’257” 05:41:0 01:51:03:55
16/03/2021 8
86 Senin, 04:30 05° 5' 327" 116° 35' 345" 05:45:0 01:45:22:16
17/03/2021 9
87 Selasa, 04:30 03° 25' 511" 116° 41' 422" 05:44:0 01:37:22:07
18/03/2021 0
88 Rabu, 00:35 05° 43' 451" 116° 32' 345" 05:39:5 01:49:30:04
19/03/2021 5
89 Kamis, 03:25 05053’571” 116041’382” 05:30:1 01:44:32:00
20/03/2021 1
90 Minggu, 20:30 05° 56' 599" 05:46:0 01:29:57:33
21/03/2021 5
91 Senin, 21:00 05° 49' 404" 05:44:2 02:00:13:45
22/03/2021 5
92 Selasa, 12:00 05º57’507” 05:40:0 01:51:05:24
23/03/2021 0
93 Kamis, 20:00 05° 41' 549" 05:26:1 01:40:33:48
25/03/2021 2
94 Jumat,26 22:30 05° 31' 255" 05:26:5 01:35:17:00 -
/03/2021 5
95 Sabtu,
27/03/2021
96 Minggu, * * * *Pulau Kerayaan
28/03/2021
97 Senin,
29/03/2021
98 Selasa,
30/03/2021
99 Rabu, 03:30 03° 20' 261" 05:37:0 01:47:30:08
31/03/2021 9
100 Kamis , 22:00 04° 39' 170" 05:58:0 01:59:14:45
01/04/2021 0
101 Sabtu, 03:30 04° 49' 099" 05:37:1 01:45:47:55
03/04/2021 1
102 Jumat, 03:30 04° 58' 199" 05:27:3 01:47:59:20
09/04/2021 1

42
103 Sabtu, 20:00 05° 52' 153" 05:17:5 01:49:55:00
10/04/2020 4
104 Minggu, 22:30 05° 26' 533" 05:28:4 01:56:09:54
11/04/2021 4
105 Senin, 03:30 05° 39' 638" 05:52:0 01:54:33:02
12/04/2021 5
106 Selasa, 22:00 05° 29' 170" 05:20:4 01:47:13:45
13/04/2021 0
107 Rabu, 03:30 05° 49' 099" 05:26:0 01:43:27:19
14/04/2021 0
108 Kamis, 03:30 05° 28' 199" 05:37:2 01:38:44:18
15/04/2021 5
109 Jumat, 20:00 05° 41' 769" 05:47:0 01:56:30:12
16/04/2021 1
110 Sabtu, 20:00 05° 48' 694" 05:56:3 01:46:16:19
17/04/2021 0
111 Minggu, 21:00 05° 31'176" 05:50:0 01:40:30:37
18/04/2021 0
112 Senin, 22:00 05° 57' 353" 05:28:1 01:39:40:55
19/04/2021 9
113 Selasa, 23:00 05° 33' 502" 05:33:4 01:50:22:30
20/04/2021 5
114 Rabu, 22:00 05° 31' 969" 115° 26' 166" 05:35:0 01:57:00:25
21/04/2021 4
115 Kamis, 21:00 05° 27' 011" 115° 50' 235" 05:50:0 01:40:59:12
22/04/2021 9
116 Jumat,
23/04/2020
117 Sabtu, *Kembali Ke
* * * *
24/04/2020 Fishing Base
118 Minggu,
25/04/2020
Selasa, *Pembongkoran
* * * *
27/04/2020 Ikan di TPI

Keterangan :
Kapal Beroperasi
Kapal Tidak Beroperasi
Penyebab : - Bulan Terang (Purnama)
- Mesin Rusak
- Angin dan Arus Kencang
- Ikan tidak berkumpul
- Perjalanan ke Fishing ground / Fishing base
Pembongkaran di TPI (Tidak beroperasi)

43
Lampiran 2. Peta Daerah Penangkapan KM. Harapan Utama

WPPNRI 713 (Selat Makassar)


Sumber : Geospasial Dasar : Review Pemetaan Dalam Kelautan

* WPPNRI : Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik


Indonesia

44
Lampiran 3. Jenis-jenis Ikan Hasil Tangkapan Utama
Nama Lokal Nama Indonesia Nama Latin Gambar
Banyar Kembung Rastrelliger kanagurta

Bentong Selar Bentong Selar crumenophthalmus

Curut Tongkol Krai Auxis thazard

Dorang Bawal Hitam Parastromateus niger

Lonco Layang Decapterus lajang

Lurik Tongkol Euthynnus affinis

Mandel Layang Benggol Decapterus russelli

Sero Lemuru Sardinella sp.

45
Lampiran 4. Jenis-jenis Ikan Hasil Tangkapan Sampingan
Nama Lokal Nama Indonesia Nama Latin Gambar
Badong Kuwe Caranx ignobilis

Bengbeng Talang Scomberoides tala

Jogor Layur Trichiurus lepturus

Kokot Selar Tetengkek Megalapsis cordyla

Nus Cumi-cumi Loligo sp.

Pradang Lemadang Coryphaena hippurus

Solosi

Tengiri Tenggiri Scomberomous


commersoni

Tunul Barakuda Sphyraena barracuda

Walang Tongkol Abu-abu Thunnus tonggol

46
Lampiran 5. Surat Ijin Penangkapan Ikan

27
Lampiran 6. Surat Ijin Usaha Perikanan

28
Lampiran 7. Pas Besar

29
KERJA PRAKTIR AKHIR (KPA)
RIWAYAT HIDUP

LAPORAN
Apris Sandy Foes, lahir di Rote pada tanggal 06 April
2021
1999. Anak ketiga dari lima bersaudara dari pasangan
Ayah Ruben Foes dan Ibu Jublina Rissi. Dunia
pendidikan formal dimulai pada tahun 2005, dengan
memasuki pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 3
BA’A dan lulus tahun 2012 pada tahun yang sama penulis
TEKNIK PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP
DESA BOJOMULYO, JUWANA, KABUPATEN

melanjutkan pedidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3


PURSE SEINE PADA KM. HARAPAN

Lobalain. Tahun 2015 Penulis memasuki Sekolah Menengah


PATI, PROVINSI JAWA TENGAH

Kejuruan Negeri 1 Lobalain. Pada tahun 2018 penulis


melanjutkan pendidikan jenjang Diploma Tiga (D3) dan diterima
di Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang pada program studi
UTAMMA

Teknik Penangkapan Ikan dan lulus pada tahun 2021 dengan


gelar Ahli Madya Perikanan (A.Md.Pi).
Penulis juga aktif dalam organisasi Senat Taruna dengan
posisi jabatan sebagai Komandan Kompi Madya TPI tahun 2019,
motivasi tinggi untuk terus belajar dan berusaha. Penulis telah
berhasil menyelesaikan Laporan Kerja Praktik Akhir ini. Semoga
dengan penulisan Laporan ini mampu memberikan konstribusi
positif bagi dunia Kelautan dan Perikanan.
APRIS SANDY FOES

Akhir kata penulis mengucap rasa Syukur yang sebesar-


NIT.18.1.06.008

besarnya atas terselesaikan Laporan yang berjudul “TEKNIK


PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP PURSE SEINE
PADA KM. HARAPAN UTAMA, DESA BOJOMULYO,
JUWANA, KABUPATEN PATI, PROVINSI JAWA
TENGAH”.

30

Anda mungkin juga menyukai