Oleh
AKBAR SIBELA
NIT.20.1.13.005
Oleh
AKBAR SIBELA
NIT. 20.1.13.005
2023
HALAMAN PERSETUJUAN
NIT. : 20.1.13.005
Menyetujui,
Mengetahui :
NIT. : 20.1.13.005
Tim penguji :
ketua/sekretaris penguji 1
Ir. Jenny I.Manengkey, M.Si Ir. Lusje Lidya Debora Antou, M.Si
NIP.196406261991032003 NIP. 196612171991032011
Menyetujui :
Ketua Program Situdi
Polteknik Kelautan dan Perikanan Bitung
Daerah juwana memiliki banyak alat tangkap baik untuk ikan, udang maupun biota
laut lainnya. Untuk mengeksploitasi sumberdaya perikanan digunakan bermacam-
macam alat tangkap yang bersifat tradisional oleh nelayan Juwana. Dari sekian banyak
alat tangkap di Juwana, alat tangkap purse seine merupakan alat tangkap yang sangat
yang sangat dikenal dikalangan nelayan karena pengoperasiannya sangat mudah.
Kerja Praktek Akhir (KPA) ini bertujuan untuk mengetahui pengoprasian alat
tangkap purse seine dan mengetahui jenis dan fungsi alat bantu penangkapan ikan
pada KM. Enterprise, Kegiatan KPA dilakukan pada KM. Enterprise, dimulai dari
tanggal 08 2022 sampai dengan 09 April 2023. Lokasi praktik di perairan laut makasar
sedangkan fishing base berada di pelabuhan juwana, Kabupaten juwana Aru, Provinsi
jawa tenga. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa teknik penangkapan ikan
dengan alat tangkap purse seine pada KM. Enterprise dilakukan mulai dari persiapan
didarat seperti pengecekan kelengkapan alat yang digunakan untuk pengoperasian alat
tangkap dan alat-alat untuk memperbaiki mesin dan alat tangkap, pengecekan mesin,
perbekalan berupa bahan makanan dan minuman serta obat-obatan, bahan bakar
minyak, kelengkapan surat-surat kapal, dan air tawar. Penentuan Lokasi Fishing
Ground, Pengumpulan Gerombolan Ikan, Penurunan Alat Tangkap (Setting),
Penarikan Alat Tangkap (Hauling), dan Penanganan Hasil Tangkapan. Sedangkan alat
bantu penangkapan ikan terdiri dari alat bantu , pengumpul ikan berupa rumpon mini
dan cahaya (lampu/bangkra) yang berfungsi untuk mengumpulkan gerombolan ikan
dan alat bantu proses penangkapan ikan berupa winch/gardan dan merupakan alat
bantu yang digunakan pada saat setting hingga hauling yang berfungsi untuk
mempermudah dalam proses penangkapan ikan.
ABSTRAK
AKBAR SIBELA: 20.1.13.005. Final Work Report on Purse Seine Operation on Ship
KM. Enterprise bombed by d Ir. Lusje Lidya Debora Antou, M.Si and Ir. Leopold A.
Tomasila, M.Si
The kalimantan region has many fishing gears for fish, shrimp and other marine
biota. To exploit fishery resources various traditional fishing gears are used by
Maluku fishermen. Of the many fishing gears in Makasar, the purse seine is a very
This Final Practical Work (KPA) aims to determine the operation of purse seine
fishing gear and to determine the types and functions of fishing aids in KM. Enterprise
KPA activities were carried out on KM. Enterprise, starting from 08 Nofember 2022
to 09 apirl 2023. The practice location is in the Arafura sea waters while the fishing
base is in the Juwana port, Aru Islands Regency, Juwana. Based on the observations,
it is known that the fishing technique using purse seine fishing gear at KM. Enterprise
was carried out starting from ground preparations such as checking the completeness
of the equipment used for operating fishing gear and tools for repairing fishing
machines and gear, checking machines, supplies in the form of food and beverages as
well as medicines, fuel oil, complete documents. - ship's letter, and fresh water.
and lights (lamps/bangkra) which function to collect schools of fish and tools for the
fishing process in the form of winch/axle and are tools used during setting up to
Puji dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat serta kasih-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktik Akhir (KPA). Yang
Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak temia kasih atas bantuan kepada
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya dalam penyusunan laporan ini, yaitu:
Penulis
Akbar Sibela
i
DATAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
RIWAYAT HIDUP
RINGKASAN
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN ……………………………… 1
.
1.1 Latar Belakan ……………………………… 1
.
1.2 Tujuan ……………………………… 2
.
II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………… 3
.
2.1 Definisi Purse Seine ……………………………… 3
.
2.2 Sejarah Echosounder ……………………………… 4
.
2.3 Jenis-Jenis Echosounder ……………………………… 5
.
2.4 Manual Book sesuai Standar SOP ……………………………… 6
.
III METODE PRAKTIK ……………………………… 8
.
3.1 Waktu dan Tempat ……………………………… 8
.
3.2 Peralatan ……………………………… 8
.
3.3 Prosedur Praktik dan Pengambilan ……………………………… 9
Data .
3.4 Analisis Data ……………………………… 10
.
I HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………… 12
V .
4.1 Deskripsi Kapal ……………………………… 12
ii
.
4.2 Deskripsi Alat Tangkap ……………………………… 14
.
4.3 Daerah Penangkapan ……………………………… 15
.
4.4 Pengoperasian Alat Tangkap ……………………………… 15
.
4.5 Navigasi Kapal ……………………………… 22
.
4.6 Pengoperasian Echosounder ……………………………… 24
.
V SIMPULAN DAN SARAN ……………………………… 30
.
5.1 Kesimpulan ……………………………… 30
.
5.2 Saran ……………………………… 30
.
DAFTAR PUSTAKA ……………………………… 31
.
LAMPIRAN ……………………………… 32
.
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
iii
echosounder
9. Langkah-langkah pengaktifan
echosounder ……………………………… 25
10. Langkah-langkah menonaktifkan
echosounder ……………………………… 29
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
iv
KM. Enterprise
10. Hauling purse seine pada KM.
Enterprise ……………………………….. 22
11. Display echosounder ……………………………….. 26
12. Display echosounder menampilkan
informasigerombolan ikan ……………………………….. 27
13. Peta karakteristik fishing ground ……………………………….. 28
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
v
I. PENDAHULUAN
terbesar yaitu pada bidang perikanan, terutama hasil dari sektor lautnya. Sumber
apabila dapat di kelola dengan baik dan benar. Daerah kalimantan memiliki
banyak sumberdaya laut yang melimpah dengan berbagai alat tangkap yang dapat
dimanfaatkan baik untuk ikan, udang maupun biota laut lainnya. (abdulhafid.
(2014).
tangkap yang bersifat tradisional oleh nelayan juwana, dari sekian banyak alat
tangkap di juawan, purse seine merupakan alat tangkap yang sangat dikenal
membutuhkan tenaga yang ekstra saja. Seiring dengan penambahan jumlah unit
nelayan dan berdampak pada nilai jual ikan. Kurang optimalnya pemanfaatan
hidup keluarga nelayan, menurunnya jumlah hasil tangkapan, harga jual ikan tidak
dapat menutupi biaya untuk melaut sehingga dalam pengoperasian alat tangkap
ini harus dapat dipahami dengan jelas, hal ini dimaksudkan agar dalam
menangkap ikan tidak akan terjadi kesalahan sehingga sangat penting untuk
6
penulis mengetahui cara pengoperasian alat tangkap purse seine (Diniah. dan
Humaidi. (2017).
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari Praktik Kerja Akhir (KPA) ini adalah sebagai berikut :
7
II. TUJUAN PUSTAKA
Pukat cincin (Purse seine) adalah alat penangkap ikan dari jaring yang
seperti mangkuk pada akhir proses penangkapan ikan. Alat tangkap ini digunakan
cincin adalah dengan melingkari gerombolan ikan, kemudian tali kolor (purse
line) ditarik ke dan dari kapal hingga bentuk jaring menyerupai mangkuk.
atau scoop. Purse seine disebut juga pukat atau jaring kantong, karena bentuk
jaring pada saat dioperasikan menyerupai kantong. Alat tangkap ini disebut juga
jaring untuk menyatukan bagian bawah jaring sewaktu operasi dengan cara
terletak pada cincin dan purse line atau tali kolor. Alat tangkap ini memiliki ciri
tali ris atas yang lebih pendek dari tali ris bawahnya, sedangkan kolor, karena
pada bagian bawah jaring dilengkapi dengan tali kolor yang berfungsi alat
tangkap yang termasuk kelompok ini seperti lampara memiliki tali ris atas yang
lebih panjang dari tali ris bawah. Purse seine dikelompokkan ke dalam kelompok
surrounding nets. Ada dua tipe Purse seine yaitu Purse seine tipe Amerika dan
Purse seine tipe Jepang. Purse seine tipe Amerika berbentuk empat persegi
panjang dengan bagian pembentuk kantong terletak di bagian tepi jaring. Purse
seine tipe Jepang berbentuk empat 5 persegi panjang dengan bagian bawah jaring
8
berbentuk busur lingkaran dan bagian pembentuk kantong terletak di tengah
jaring.
sinyal suara sudah digunakan sejak sekitar tahun 1490 berasal dari catatan harian
panjang di dalam laut dan ujung lainnya di telinga anda, dapat mendengarkan
kapal kapal laut dari kejauhan”. Ini mengindikasikan bahwa suara dapat
beroperasi didalam air. Ini disebutkan dengan sonar pasif (sonar passive) Karena
kita dapat mendengar suara yang ada. Pada abad ke 19, Jacques and pierre currie
listrik jika Kristal tersebut ditekan, atau jika sebaliknya jika Kristal tersebut
dialiri arus listrik maka Kristal akan mengalami tekanan yang akan menimbulkan
Selanjutnya signal suara akan berpropagansi di dalam air. Ini selanjutnya disebut
dengan sonar aktif (active sonar) Penggunaan akustik bawah air mulai
berkembang pesat pada saat pecahnya Perang Dunia pertama terutama untuk
bawah kapal laut untuk mendengarkan sinyal suara yang berasal dari kapal
berjalan dengan lambat dan hanya terkonsentrasi pada aplikasi untuk militer.
9
berkembang dengan pesat. Penggunaan torpedo yang menggunakan sinyal
akustik untuk mencari kapal musuh adalah penemuan yang hebat pada jaman itu.
perairan yang baru atau pada saat akan berlabuh jangkar. Dan seiring
echosounder yaitu :
a. Singlebeam echosounder
pancaran tunggal sebagai pengirim dan penerima sinyal dari gelombang suara.
Single beam ini memiliki susunan yang terdiri dari tranceiver yang terpasang
pada pada lambung kapal atau tersambung pada sisi bantalan kapal.
tinggi yang secara langsung melepaskan gelombang suara di bawah kolom air
pada kapal. Energi akustik memantulkan sampai dasar perairan dari kapal lalu
Single beam ini termasuk alat yang mudah digunakan akan tetapi informasi
yang didapatkan hanya sepanjang area yang di lewatioleh kapal saja, jadi ada
feature yang tidak terekam antara lajur per lajur sebagai garis traking pereka,
10
yang mana ada ruang sekitar 10 sampai 100 meter yang tidak terlihat oleh
b. Multibeam echosounder.
perairan dengan luas area yang lebih besar lagi di bandingkan dengan single
beam. Alat ini secara umum memancarkan pulsa atau gelombang bunyi
(mendapatkan data rekaman) lebih dari satu titik lokasi didasar perairan dalam
satu ping dan mempunyai kemampuan perekaman dengan resolusi yang tinggi
dipancarkan oleh single beam pada titik lokasi di dasar perairan tersebut telah
digunakan, yang pada umumnya posisi titik lokasi perekaman adalah tegak
Manual book adalah buku panduan untuk mempelajari secara detail cara
dan kegunaan dalam pengoperasian alat-alat navigasi di atas kapal sehingga tidak
11
Tombol basic operation dan penjelasan yang ada pada Manual book
12
III. METODE PRAKTIK
dengan 8 Febuari 2023. Lokasi pmraktik di perairan laut Makasar dengan fishing
base di Juwana, Kabupaten Pati Jawa Tengah. Pada gambar 1 disajikan lokasi
pelaksanaan KPA
13
3.2 Peralatan
No Kegunaan
Alat
.
1 Alat tulis Digunakan untuk mencatat data yang diperoleh
2 Lembaran data Digunakan sebagai lembar pengisian data
3 Digital camera Digunakan sebagai alat dokumentasi selama KPA
meliputi tahapan saat kapal meninggalkan dermaga, kapal menuju fishing ground,
prosedur kerja kapal, dengan cara mengikuti operasi kapal dan mencatat kegiatan
yang berhubungan dengan tujuan praktik pada jurnal kegiatan. Adapun prosedur
pelaksanaan KPA disajikan pada gambar 2. Fokus pelaksanaan KPA adalah pada
14
echosounder diaktifkan, pengoperasian echosouner untuk mencari dan
sebagai berikut:
Kapal keluar
dermaga
Echsounder Echosounder
dinonaktifkan diaktifkan
Pencarian dan
penetapan FG
menggunakan
echosounder
15
Gambar 2. Prosedur praktik pengoperasian echosounder
KM. Enterprise merupakan kapal yang terbuat dari bahan kayu dengan
tujuan untuk menahan dan memperkuat kapal dari hantaman gelombang dan
kikisan air laut.KM, Entreprise memiliki 14 buah palka dengan jenis palk
refeirgrasi mampu memuat kapasitas 153.98 M yang terdiri dari 9 palka, 2 palka
air dan 2 palka Cihiling damn 1 palka pembekalan bahan makanan.alat tangkap
ikan yang di gunakan yaitu purse senie dan pengoprasianya masi tahap manual,
pada saat operasi penangkapn KM. Enterprise memeliki awak kapal yang
berjumlah 36 orang KM. Enterprise dapat di lihat pada gambar dibawa ini.
16
Gambar 3. Kapal purse seine KM. Enterprise
kapal penangkap ikan dengan alat tangkap purse seine. Ukuran panjang (L) adalah
26,70 m; panjang LOA adalah 21,61 m; dengan lebar 7,70 m dan tinggi 2,05-2,40
awak sebanyak 33 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 1 orang nahkoda, 1 orang
juru mudi, 2 orang masinis (KKM dan Oilman), 1 orang bossman, 2 orang koki,
dan 27 orang ABK. Masing-masing awak kapal bekerja mengikuti tugas dan
struktur organisasi pada KM. Enterprise dan tugas masing-masing awak kapal
17
Gambar 4. Struktur organisasi KM. Enterprise
18
4.2 Deskripsi Alat Tangkap
Purse seine merupakan alat tangkap utama yang digunakan pada KM
Enterprise. Sesuai dokumen kapal (Lampiran 1), purse seine yang dimiliki
tergolong jenis pukat cincin pelagis kecil dengan satu kapal. Spesifikasi alat
tangkap tersebut dapat disajikan pada tabel 4.
Tabel 4. Spesifikasi alat tangkap purse seine
Ukuran Panjang
Komponen Bahan Jumlah
(mm) (m)
Pelampung Steryfoam 100 0,16 5000
Tali Pelampung Polyethilene 1 900
Sayap Jaring Polyamide 50,8 20
Badan Jaring Polyamide 38,1 200
Kantong Jaring Polyamide 31,75 30
Tali Ris Atas Polyethilene 8 900
Tali Selambar Polyethilene 5 90
Pemberat Timah 2 0,05 2700
Cincin Besi putih 8 0,16 250
Tali Pemberat Polyethilene 8 140
Tali Cincin Polyethilene 5 900
Mesh size 20
pengoperasian kapal dan alat tangkap pada KM. Enterprise sesuai dengan yang
tercatat pada dokumen resmi adalah pada UPTD Pelabuhan Perikanan Juwana.
perairan Laut Makasar dan laut jawa yang masuk dalam WPP-718. Selama
19
kegiatan praktik dilakukan, fishing ground tersebar di perairan laut,selat
makasar atau di sebelah pulau jawa, dengan jarak fishing base ke fishing
ground antara rata-rata 225 mil laut. Peta dapat dilihat pada Gambar1.
Pengoperasian purse seine dilakukan pada malam hari antara pukul 20.00 –
23.00 WIT atau waktu di atas kapal pada operasi pertama, selanjutnya dilanjutkan
pada pukul 03.00 – 06.00 WIT atau waktu di atas kapal. Jika operasi hanya
dilakukan satu kali satu malam, maka operasi dimulai pukul 02.00 – 05.00 WIT
bantu cahaya untuk mengumpulkan ikan. Hal ini dilakukan dengan teknik light
fishing, dimana lampu bankra diletakkan di tengah untuk menarik perhatian ikan
Persiapan yang dilakukan di darat antara lain seperti pengecekan kelengkapan alat
memperbaiki mesin dan alat tangkap, pengecekan mesin, perbekalan berupa bahan
makanan dan minuman serta obat-obatan, BBM untuk seluruh mesin yang ada di
Setelah semuanya telah siap maka kapal siap menuju daerah penangkapan.
Dari fishing base ke fishing ground memerlukan waktu kurang lebih 1,5 hari
penataan alat tangkap agar pada saat setting alat tangkap dapat beroperasi dengan
20
baik, penataan nampan untuk mendinginkan ikan, penataan ruang ABK, penataan
alat tersebut pada kapal mengharuskan nahkoda untuk menjalankan kapal dan
radio dengan kapal-kapal ikan lainnya yang relatif tidak jauh dari titik kapal
berada. Metode ini dilakukan untuk bertukar informasi guna memperoleh lokasi
Pengumpulan ikan pada satu titik tangkap dilakukan setelah fishing ground
telah ditetapkan. Tahapan ini dimulai saat kapal berhenti pada titik (koordinat)
hari karena ikan memiliki sifat yang fototaksis positif yaitu sifat ikan yang
tertarik pada cahaya KM Enterprise terdapat 40 buah pada bagian depan terdapat
5 buah pada bagian lambung kanan dan kiri kapal terdapat masing masing 15
buah dan bagian belakang kapal terdapat 5 buah lampu halide dan memiliki
21
Lampu Luna Lampu Corong Lampu Glakxsi
a) Menurunkan rumpon
untuk menarik perhatian ikan sehingga ikan cenderung berkumpul di area sekitar
rumpon (Siahaan dkk., 2021). Tahapan ini biasanya dilakukan di siang hingga sore
hari atau saat matahari belum terbenam. Rumpon yang digunakan menggunakan
komponen utama (bankra) berupa jaring bermata sangat kecil (seperti kelambu)
yang disebut dengan istilah “daun mayang.” Rumpon ini diturunkan dari kapal
dan dihanyutkan dengan bantuan pelampung yang terpasang pada bagian atas
22
Tabel 5. Komponen dan spesifikasi rumpon
b) Menurunkan bankra
pada satu titik tangkap atau mempertahankan gerombolan ikan yang telah
berkumpul dengan bantuan rumpon di atas. Tahapan ini digunakan saat matahari
telah terbenam atau saat gelap, sehingga membutuhkan satu sumber cahaya untuk
Penurunan bankra dari kapal dibantu oleh dua orang ABK yang telah berada
dari kapal dan mengarahkan ke posisi rumpon. Saat bankra dihanyutkan, seluruh
lampu kapal baik di bagian haluan maupun buritan dimatikan, kecuali lampu kode
di bagian anjungan yang terus dinyalakan sebagai tanda sedang ada operasi
23
efisiensi penggunaan bankra, sehingga gerombolan ikan hanya terfokus pada satu
sumber cahaya.
terdiri dari lampu, aki, inverter dan pelampung. Spesifikasi dari masing-masing
24
4.4.3 Setting alat tangkap.
Setting dimulai saat lampu bankra telah dihanyutkan yang dibantu oleh
dua orang ABK. Kapal awalnya menjatuhkan pelampung tanda sebagai tanda titik
Jarak antara kapal dengan lampu bankra selalu diperhatikan, diupayakan untuk
pelampung tanda sebagai tanda bahwa setting telah selesai. Waktu yang
menit
25
Gambar 8. Proses setting alat tangkap: a) Ilustrasi proses setting (b) Setting saat
praktik
Sumbe ; Akbar Sibela
dan ABK standby di posisi lambung kanan kapal. Proses dimulai dengan menarik
tali color dengan bantuan mesin gardan, selanjutnya diikuti dengan menarik tali
pelampung dan badan jaring secara manual oleh ABK. Proses penarikan jaring
bagian lambung kiri kapal. Total waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
26
Gambar 9. Gardan
Gardan pada kapal purse seine digunakan untuk menarik tali kolor
(talikerut) pada saat melakukan houling (penarikan jarring) agar jarring terbentuk
sebuah kantong. Disamping itu Gardan juga berfungsi pula untuk hal-hal lain
seperti pengangkatan ikan dari jarring ke atas kapal menggunakan serok (Brailer).
Gardan terdapat dua buah yang terdapat sebelah kiri dan kanan yang terletak di
Sumber.Akbar Sibea
tangkap mengukan jaring purse seine setelah itu di angkat mengunakn gardan
27
Gambar 11. Prosedur Hauling Purse Seine KM. Enterprise
28
4.5 Navigasi Kapal
Kapal KM. Enterprise dilengkapi dengan beberapa jenis alat navigasi yang
membantu dalam pelayaran dan penangkapan ikan. Beberapa jenis alat navigasi
Echosounder -Furuno
-Frekuensi 50-200 kHz
-Jumlah 1 unit
29
4.5.2 Spesifikasi echosounder
yangbekerjamenggunakanmetodeakustik(pulsagetaransuara).Suarayangdipancarka
objek yang berada di bawah permukaan air, seperti ikan, dasar perairanmaupun
Komponen Spesifikasi
Display 5.6” Color LCD
Display Mode Single ( HF – LF ), Dual, Zoom, Nav data-1/2, A-
scope,
Marker Zoom, Bottom Zoom, Bottom Lock
Channel Dual
Frecuency 50 – 200 kHz
Power 600 W
Power Suply 12 – 24 VDC
utama untuk mencari dan menetapkan fishing ground untuk selanjutnya dilakukan
30
diuraikan berikut ini.
yang berlaku secara umum. Hasil observasi selama mengikuti kegiatan KPA
31
No Langkah Keterangan Gambar
perairan;
recorder/display adalah kedalaman, jenis substrat dan bentuk topografi dasar laut.
Perbedaan warna pada parameter oseanografi disebabkan oleh keras atau lunaknya
intensitas pantulan akustik (Hamuna dkk., 2017). Pantulan akustik dasar perairan
menunjukkan adanya perbedaan energi pantulan balik akustik dari sedimen dasar
perairan seperti pasir, lumpur dan lempung (Manik, 2012; Ningsih dkk., 2013).
32
Topografi dasar laut
(warna merah)
Rumput/tumbuhan laut
(warna hijau)
Kedalaman perairan
(meter)
pada kapal purse seine adalah gerombolan ikan. Kemampuan akustik dari
perambatan suara di dalam medium air untuk mendeteksi objek (Yarshinta, 2009).
dapat menjamin ketepatan dalam menduga potensi sumberdaya ikan serta menjadi
rujukan untuk kesesuaian akurasi dengan data hasil tangkapan yang bersumber
merujuk pada ukuran ikan. Gambar 12, menunjukkan gerombolan ikan yang
Acmahdi dkk. (2014), Target Strength (TS = koefisien akurasi duga ukuran)
berhubungan linear positif terhadap ukuran panjang ikan, dengan korelasi sebesar
33
Gerombolan ikan
dapat ditampilkan dam bentuk peta pada Gambar 13 berikut. Karakteristik fishing
ground yang berhasil diidentifikasi antara lain terdiri dari substrat karang dengan
topografi yang landai/datar, dan berada pada kedalaman 20,6 m. Hasil tangkapan
terdiri dari beberapa jenis ikan yang dominan, yaitu layang (Decapterus sp.),
kembung (Rastreliger sp.), dan tetengkek (Megalaspis sp.). Titik ini berada pada
34
3. Teknik menonaktifkan echosounder
RANGE
POWER
35
No. Langkah Gambar
3 Tekan tombol saklar arus
listrik ke posisi OFF.
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
36
Menggunakan Bahasa Jawa Dalam Kode – Kode ( Isyarat ) pada Saat
dengan kedalam air sehinga alat tangkap tidak akan kandas dan merusak
KM. Enterprise
37
1
DAFTAR PUSTAKA
Ningsih, E.N., Supriyadi, F., Nurdawati, S., 2013. Pengukuran dan Analisis
Nilai Hambur Balik Akustik Untuk Klasifikasi Dasar Perairan Delta
Mahakam. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 19(3), 139-146.
Widihastuti, R., dan Rosyidah, L. 2018. Sistem Bagi Hasil Pada Usaha
Perikanan Tangkap Di Kepulauan Aru. Balai Besar Riset Sosial
Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
2
LAMPIRAN