Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN AKHIR

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

SKEMA PENDANAAN : HIBAH FPIK

PERLENGKAPAN SNORKELING SET UNTUK KELOMPOK NELAYAN


DALAM MENUNJANG PENGELOLAAN TERUMBU KARANG DAN
IKAN DI PULAU SUWALAN, KABUPATEN REMBANG

Oleh :

Kukuh Eko Prihantoko, S.Pi., M.Si. NIDN. 0013068403 Ketua


Dr. Indradi Setiyanto, M.Pi. NIDN. 0004045905 Anggota
Dr. Abdul Kohar Mudzakir, S.Pi., M.Si. NIDN. 0022017403 Anggota
Ir. Bambang Argo Wibowo, M.Si. NIDN. 0011016304 Anggota

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG, TAHUN 2020
LAPORAN AKHIR
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

1 Judul Pengabdian : Perlengkapan Snorkeling Set Untuk Kelompok


. Nelayan Dalam Menunjang Pengelolaan
Terumbu Karang dan Ikan di Pulau Suwalan,
Kabupaten Rembang
2 Bidang Ilmu : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
.
3 Ketua
.
a. Nama Lengkap : Kukuh Eko Prihantoko, S.Pi., M.Si.
b. NIP / NIDN : H.7.19840613 201807 1 001 / 0013068403
c. Departemen : Perikanan Tangkap
d. HP / Email : 081269524575 /
kukuhprihantoko@live.undip.ac.id
4 Jumlah Anggota : 3 Orang
.
5 Jangka Waktu : 3 Bulan
.
6 Lokasi : Desa Pasar Banggi, Kec. Rembang,
. Kab. Rembang
7 Biaya yang diperlukan : Rp 4.000.000,- (Empat Juta Rupiah)
.
8 Sumber Dana : Hibah FPIK
.

Menyetujui, Semarang, Juni 2020


Ketua Departemen Perikanan Tangkap, Ketua Tim Pengabdian,

Prof. Dr. Aristi Dian Purnama Fitri, Kukuh Eko Prihantoko, S.Pi.,
S.Pi.,M.Si. M.Si.
NIP. 19731002 199803 2 001 NIP. H.7.19840613 201807 1 001

Mengetahui,
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, UNDIP

ii
Prof. Ir. Tri Winarni Agustini, M.Sc., Ph.D.
NIP. 19650821 199001 2 001

RINGKASAN

Desa Pasar Banggi memiliki potensi sumberdaya ikan dan ekosistem


terumbu karang. Masyarakat lokal sedang dalam proses untuk melakukan
pengelolaan kawasan ekosistem terumbu karang untuk pelestarian sumberdaya
ikan dan terumbu karang. Masyarakat lokal juga memiliki rencana pengembangan
pariwisata bahari di kawasan tersebut dan kawasan pantainya.
Ekosistem terumbu karang di Desa Pasar Banggi, berada di wilayah
perairan laut bernama kawasan Pulau Suwalan. Lokasi tersebut hanya berjarak 1,2
km dari garis pantai. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan
untuk menunjang kemandirian kelompok nelayan dalam pengelolaan ekosistem
terumbu karang dan pelestarian sumberdaya ikan.
Materi pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan adalah transfer
perlengkapan snorkeling set kepada kelompok nelayan untuk pengelolaan
ekosistem terumbu karang dan pelestarian sumberdaya ikan. Metode pengabdian
adalah transfer teknologi kepada mitra pengabdian. Tahapan pelaksanaan terdiri
dari Persiapan, Pelaksanaan serta Pelaporan. Mitra pengabdian adalah Kelompok
nelayan di Desa Pasar Banggi.
Hasil pelaksanaan kegiatan, mitra pengabdian memberikan respon positif
terhadap program perlengkapan snorkeling set yang diserahterimakan.
Sebelumnya, mitra pengabdian belum memiliki perlengkapan snorkeling set dan
melalui program ini, mitra pengabdian telah memiliki aset perlengkapan
snorkeling set sebagai perlengkapan yang dapat digunakan untuk pengelolaan
terumbu karang dan ikan di Pulau Suwalan.

Kata Kunci : snorkeling set, terumbu karang, ikan, Pulau Suwalan

iii
DAFTAR ISI

Cover.................................................................................................................i
Lembar Pengesahan..........................................................................................ii
Ringkasan.........................................................................................................iii
Daftar Isi...........................................................................................................iv
Daftar Tabel......................................................................................................v
Daftar Gambar..................................................................................................vi
Daftar Lampiran................................................................................................vii

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................1
1.2. Gambaran Kondisi Mitra...........................................................2
1.3. Permasalahan Mitra...................................................................3
1.4. Perumusan Masalah..................................................................3
1.5. Solusi Permasalahan Mitra........................................................3
1.6. Tujuan dan Manfaat..................................................................4
1.7. Lokasi Kegiatan........................................................................4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................5
2.1. Pentingnya Terumbu Karang....................................................5
2.2. Jenis-jenis Terumbu Karang.....................................................5
2.3. Kondisi Terumbu Karang..........................................................6
2.4. Fungsi Terumbu Karang...........................................................7
2.5. Manfaat Terumbu Karang.........................................................8
BAB III. METODE PENGABDIAN..............................................................9
3.1. Metode Pelaksanaan..................................................................9
3.2. Partisipasi Mitra........................................................................9
3.3. Jadwal Pelaksanaan...................................................................10
3.4. Tim Pengabdian........................................................................10
3.5. Outcome....................................................................................11
BAB IV. HASIL KEGIATAN........................................................................12
4.1. Tahap Persiapan........................................................................12
4.2. Tahap Pelaksanaan....................................................................12
4.3. Tahap Evaluasi dan Pelaporan..................................................13
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................15
5.1. Kesimpulan ..............................................................................15
5.2. Saran .........................................................................................15

iv
Daftar Pustaka...................................................................................................16
Lampiran...........................................................................................................17

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tim Pengabdian dan Uraian Tugas..................................................10

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Perlengkapan Snorkeling set...........................................................14

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi kegiatan.................................................................18


Lampiran 2. Berita Acara Serah Terima..........................................................19

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengelolaan potensi sumberdaya alam perlu dilakukan berbasis


kelestarian. Upaya pemanfaatan sumberdaya alam dapat dilakukan, namun perlu
juga untuk memperhatikan kelangsungan sumberdaya alam tersebut. Pada
kesempatan ini, program pengabdian kepada masyarakat yang diusulkan berjudul
Perlengkapan Snorkeling Set Untuk Kelompok Nelayan Dalam Menunjang
Pengelolaan Terumbu Karang dan Ikan di Pulau Suwalan, Kabupaten Rembang.
Lokasi pengabdian kepada masyarakat adalah di Desa Pasar Banggi,
Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Lokasi pengabdian terletak pada
koordinat 111° 23' 36.33'' BT dan 6° 41' 37.94'' LS dan berjarak ± 111 km dari
Kota Semarang ke arah timur (Surabaya). Jarak tempuh menuju Desa Pasar
Banggi dari Semarang dapat ditempuh melalui jalur darat dengan transportasi
darat dengan waktu tempuh ± 3 jam perjalanan. Desa Pasar Banggi merupakan
salah satu desa pesisir di wilayah Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang
dimana mata pencaharian masyarakatnya di dominasi sebagai nelayan. Jumlah
nelayan di Desa Pasar Banggi mencapai 725 orang dengan jumlah kapal perikanan
sebanyak 150 unit. Jenis kapal perikanan yang digunakan nelayan di wilayah ini
adalah jenis perahu sopek dilengkapi motor tempel berukuran ≤ 5 GT dengan
sistem operasi penangkapan ikan one day fishing atau satu hari operasi
penangkapan ikan.
Nelayan di Desa Pasar Banggi merupakan jenis nelayan tradisional. Jenis
alat tangkap ikan yang digunakan adalah Dogol dan Gill Net/trammel net dengan
perahu < 5 GT dan jangkauan operasi penangkapan pada Jalur I Penangkapan
Ikan. Sistem operasi penangkapannya adalah one day fishing. Jenis ikan hasil
tangkapan nelayan Dogol adalah ikan teri (Stolephorus spp), sedangkan nelayan
Gill net adalah ikan kembung (Rastrelliger sp), ikan tenggiri, ikan demersal dan
ikan pelagis kecil lainnya.
Mitra kegiatan pengabdian ini adalah Karang Taruna Dwi Karya Bhakti,
Desa Pasar Banggi. Lokasi pengabdian terpilih karena adanya potensi
sumberdaya alam di wilayah pesisir yang belum dikelola dan berpeluang untuk

1
dikembangkan dan dimanfaatkan dalam rangka peningkatan ekonomi masyarakat
sekitarnya yaitu ekosistem terumbu karang dan vegetasi cemara laut. Di tengah
permasalahan hasil tangkapan nelayan, di Desa Pasar Banggi masih menyimpan
berbagai sumberdaya alam yang jika dikelola dengan baik akan menjadi
alternatif sumber ekonomi baru bagi masyarakat setempat.
Untuk dapat melakukan pengelolaan, kegiatan monitoring perlu
dilakukan. Agar ekosistem terumbu karang dan ikan dapat terpantau kondisinya.
Untuk itu, program pengabdian yang dilaksanakan berkontribusi pada
ketersediaan perlengkapan bagi mitra pengabdian untuk melakukan kegiatan
monitoring ekosistem terumbu karang dan ikan di lokasi pengabdian.

1.2. Gambaran Kondisi Mitra

Mitra pengabdian pada program pengabdian kepada masyarakat ini adalah


Karang Taruna Dwi Karya Bhakti yang berada di Desa Pasar Banggi, Kecamatan
Rembang, Kabupaten Rembang. Mitra pengabdian merupakan salah satu
kelompok masyarakat di Desa Pasar Banggi yang beranggotakan para pemuda dan
pemudi desa. Mitra pengabdian memiliki fokus dan upaya untuk pengembangan
potensi desa yang dapat menghasilkan nilai ekonomi.
Desa Pasar Banggi memiliki luas wilayah seluas 348 ha dan berbatasan
langsung dengan Laut Jawa. Wilayah ini memiliki potensi sumberdaya alam
berupa kawasan mangrove, kawasan pantai berpasir dan kawasan terumbu karang.
Sekitar 60 ha lahan di wilayah pesisir Desa Pasar Banggi merupakan kawasan
hutan mangrove dengan 21 jenis spesies. Sedangkan untuk kawasan terumbu
karang seluas 20 ha yang berjarak hanya 1,2 km dari garis pantainya. Kawasan
pantainya sepanjang 1,5 km ditumbuhi pohon cemara dengan ketinggian
bervariatif.
Mitra pengabdian Karang Taruna Dwi Karya Bhakti telah aktif dalam
berbagai kegiatan pengembangan kawasan pesisir desa, diantaranya adalah
pelaksanaan penanaman pohon cemara dan mangrove, kegiatan bersih pantai,
kegiatan cetak sablon, dan kegiatan-kegiatan lainnya baik terkait dengan wilayah
pesisir maupun yang tidak berkaitan dengan wilayah pesisir.

2
1.3. Permasalahan Mitra

Permasalahan mitra pengabdian berdasarkan hasil identifikasi antara lain


adalah potensi sumberdaya alam di wilayah pesisir yang belum terkelola. Potensi
sumberdaya alam tersebut adalah kawasan pantai dan kawasan terumbu karang.
Untuk kawasan mangrove telah dikelola dengan baik dan memerlukan upaya
peningkatan. Kawasan mangrove telah menjadi kawasan konservasi dan sebagian
area dimanfaatkan sebagai kawasan pariwisata bahari sejak tahun 2015 dengan
nama JM atau singkatan dari Jembatan Mangrove.
Mitra pengabdian memiliki keterbatasan perlengkapan dalam melakukan
pengelolaan ekosistem terumbu karang dan ikan. Pada kesempatan ini, tim
program pengabdian akan menginisiasi ketersediaan perlengkapan snorkeling set
sehingga mitra pengabdian dapat melakukan monitoring terumbu karang dan ikan
secara mandiri. Selama ini, mitra pengabdian belum dapat melakukan monitoring
terumbu karang dan ikan karena keterbatasan peralatan dan pengetahuan tentang
monitoring terumbu karang dan ikan.

1.4. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan mitra pengabdian yang telah diuraikan


sebelumnya, maka hal mendasar adalah bagaimana mengupayakan peningkatan
kemampuan mitra pengabdian agar mampu melakukan monitoring terumbu
karang dan ikan, sehingga proses pengembangan pemanfaatan kawasan dapat
dilakukan dengan tepat.
Program pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan akan
memberikan perlengkapan snorkeling set sehingga dapat digunakan untuk
monitoring terumbu karang dan ikan. Pengetahuan tentang teknik dan metode
monitoring akan diberikan melalui metode penyuluhan dan pelatihan.

1.5. Solusi Permasalahan Mitra

Program pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan, menawarkan


solusi ketersediaan perlengkapan monitoring terumbu karang dan ikan serta
kemampuan metode dan teknik monitoring terumbu karang dan ikan.
Perlengkapan monitoring yang dapat digunakan adalah snorkeling set.

3
Perlengkapan tersebut dapat digunakan untuk dapat meningkatkan kemampuan
dalam monitoring terumbu karang dan ikan.

1.6. Tujuan dan Manfaat

Pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan bertujuan untuk


memberikan kemampuan pengembangan kawasan pesisir bagi mitra pengabdian
sehingga mampu melakukan monitoring terumbu karang dan ikan pada kawasan
terumbu karang Pulau Suwalan. Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan
pengabdian kepada masyarakat adalah ketersediaan perlengkapan snorkeling set
untuk kegiatan monitoring terumbu karang dan ikan di kawasan terumbu karang
Pulau Suwalan, bagi mitra pengabdian.
Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat memberikan manfaat
peningkatan kemampuan mitra pengabdian dalam monitoring terumbu karang dan
ikan, dan tersedianya perlengkapan untuk monitoring terumbu karang dan ikan.

1.7. Lokasi Kegiatan

Lokasi pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat di wilayah Desa Pasar


Banggi, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Pentingnya Terumbu Karang


Terumbu Karang merupakan salah satu komponen utama sumber daya
pesisir dan laut utama. Terumbu karang merupakan kumpulan fauna laut yang
berkumpul menjadi satu membentuk terumbu. Struktur tubuh karang banyak
terdiri atas kalsium dan karbon. Hewan ini hidup dengan memakan berbagai
mikroorganisme yang hidup melayang di kolom perairan laut. Terumbu karang
adalah struktur hidup yang terbesar dan tertua di dunia. Untuk sampai ke kondisi
yang sekarang, terumbu karang membutuhkan waktu berjuta tahun. Tergantung
dari jenis, dan kondisi perairannya, terumbu karang umumnya hanya tumbuh
beberapa milimeter saja per tahunnya. Yang ada di perairan Indonesia saja saat ini
paling tidak mulai terbentuk sejak 450 juta tahun silam. Terumbu Karang menjadi
rumah bagi ribuan spesies makhluk hidup. Jika rumahnya saja dalam kondisi tidak
baik atau bahkan hancur, bisa dibayangkan berapa banyak makhluk hidup yang
terancam punah.

1.2. Jenis-Jenis Terumbu Karang


1. Terumbu karang tepi (fringing reefs)
Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir
pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40
meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam
proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan
adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau.
Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal.
Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
2. Terumbu karang penghalang (barrier reefs)
Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar
0.52 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75
meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang
lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di
sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang

5
terputus-putus. Contoh: Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde
(Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).
3. Terumbu karang cincin (atolls)
Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari
pulau-pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan
daratan. Menurut Darwin, terumbu karang cincin merupakan proses lanjutan dari
terumbu karang penghalang, dengan kedalaman rata-rata 45 meter. Contoh: Taka
Bone Rate (Sulawesi), Maratua (Kalimantan Selatan), Pulau Dana (NTT), Mapia
(Papua)
4. Terumbu karang datar/Gosong terumbu (patch reefs)
Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga sebagai pulau datar
(flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan,
dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya
pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman
relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu
(Aceh).

1.3. Kondisi Yang Baik Bagi Terumbu Karang


Terumbu karang dapat tumbuh dengan baik di perairan laut dengan suhu
21° - 29° C. Masih dapat tumbuh pada suhu diatas dan dibawah kisaran suhu
tersebut, tetapi pertumbuhannya akan sangat lambat. Karena itulah terumbu
karang banyak ditemukan di perairan tropis seperti Indonesia dan juga di daerah
sub tropis yang dilewari aliran arus hangat dari daerah tropis seperti Florida,
Amerika Serikat dan bagian selatan Jepang.
Karang membutuhkan perairan dangkal dan bersih yang dapat ditembus
cahaya matahari yang digunakan oleh zooxanthellae untuk ber-fotosintesis.
Pertumbuhan karang pembentuk terumbu pada kedalaman 18 - 29 m sangat
lambat tetapi masih ditemukan hingga kedalaman lebih dari 90 m.
Karang memerlukan salinitas yang tinggi untuk tumbuh, oleh karena itu, di
sekitar mulut sungai atau pantai atau sekitar pemukiman penduduk akan lambat
karena karang membutuhkan perairan yang kadar garamnya sesuai untuk hidup.

6
1.4. Fungsi Terumbu Karang
1. Pelindung ekosistem pantai.
Terumbu karang akan menahan dan memecah energi gelombang sehingga
mencegah terjadinya abrasi dan kerusakan di sekitarnya.
2. Terumbu karang sebagai penghasil oksigen.
Terumbu karang memiliki kemampuan untuk memproduksi oksigen sama
seperti fungsi hutan di daratan, sehingga menjadi habitat yang nyaman bagi
biota laut.
3. Rumah bagi banyak jenis mahluk hidup.
Terumbu karang menjadi tempat bagi hewan dan tanaman yang berkumpul
untuk mencari makan, berkembang biak, membesarkan anaknya, dan
berlindung. Bagi manusia, ini artinya terumbu karang mempunyai potensial
perikanan yang sangat besar, baik untuk sumber makanan maupun mata
pencaharian mereka. Diperkirakan, terumbu karang yang sehat dapat
menghasilkan 25 ton ikan per tahunnya. Sekitar 300 juta orang di dunia
menggantungkan nafkahnya pada terumbu karang
4. Sumber obat-obatan.
Pada terumbu karang banyak terdapat bahan-bahan kimia yang diperkirakan
bisa menjadi obat bagi manusia. Saat ini sudah banyak dilakukan berbagai
penelitian mengenai bahan-bahan kimia tersebut untuk dipergunakan untuk
mengobati berbagai penyakit.
5. Objek wisata.
Terumbu karang yang bagus akan menarik minat wisatawan pada kegiatan
diving, karena variasi terumbu karang yang berwarna-warni dan bentuk yang
memikat merupakan atraksi tersendiri bagi wisatawan baik asing maupun
domestik. Diperkirakan sekitar 20 juta penyelam, menyelam dan menikmati
terumbu karang per tahun. Hal ini dapat memberikan alternatif pendapatan bagi
masyarakat sekitar.
6. Daerah Penelitian
Penelitian akan menghasilkan informasi penting dan akurat sebagai dasar
pengelolaan yang lebih baik. Selain itu, masih banyak jenis ikan dan organisme
laut serta zat-zat yang terdapat di kawasan terumbu karang yang belum pernah

7
diketahui manusia sehingga perlu penelitian yang lebih intensif untuk
mengetahuinya.
7. Mempunyai nilai spiritual
Bagi banyak masyarakat, laut adalah daerah spiritual yang sangat penting. Laut
yang terjaga karena terumbu karang yang baik tentunya mendukung kekayaan
spiritual ini.

1.5. Manfaat dari Terumbu Karang


Terumbu karang mengandung berbagai manfaat yang sangat besar dan
beragam, baik secara ekologi maupun ekonomi. Jenis-jenis manfaat yang
terkandung dalam terumbu karang dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu manfaat
langsung dan manfaat tidak langsung:
a. Pemanfaatan secara langsung oleh manusia adalah pemanfaatan sumber daya
ikan, batu karang, pariwisata, penelitian dan pemanfaatan biota perairan
lainnya yang terkandung di dalamnya.
b. Pemanfaatan secara tidak langsung adalah seperti fungsi terumbu karang
sebagai penahan abrasi pantai, keanekaragaman hayati dan lain sebagainya

8
BAB III
METODE PENGABDIAN

3.1. Metode Pelaksanaan

Pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan bersama dengan mitra


pengabdian Karang Taruna Dwi Karya Bhakti, Desa Pasar Banggi, Kecamatan
Rembang, Kabupaten Rembang. Mitra pengabdian tersebut merupakan kelompok
pemuda dan pemudi nelayan yang aktif dalam pengembangan potensi desa pesisir
di wilayahnya.
Metode pelaksanaan kegiatan yang diterapkan terdiri dari beberapa
tahapan, yaitu meliputi :
I. Tahap Persiapan
a. Koordinasi dengan mitra pengabdian
Koordinasi meliputi kegiatan komunikasi dan small group discussion
dengan mitra pengabdian untuk mendapatkan informasi awal kondisi
permasalahan mitra. Pada kegiatan ini dilakukan juga diskusi berkaitan
dengan jadwal pelaksanaan kegiatan, tempat kegiatan dan peserta kegiatan.
b. Sosialisasi
Pada tahap ini dilakukan penyampaian informasi jadwal pelaksanaan
kegiatan kepada para peserta kegiatan bersama mitra pengabdian.
II. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini dilaksanakan pengadaan perlengkapan snorkeling set dan
dilakukan serah terima perlengkapan tersebut kepada mitra pengabdian.
III. Tahap Evaluasi dan Pelaporan
Pada tahap ini dilakukan proses diskusi bersama mitra dalam rangka evaluasi
proram. Selanjutnya dilakukan penyusunan dokumen laporan hasil
pelaksanaan kegiatan.

3.2. Partisipasi Mitra

Partisipasi mitra pelaksanaan pengabdian berupa penyediaan sumberdaya


manusia (pemuda nelayan) yang memiliki kemampuan pengenalan potensi lokasi
wilayah pesisir, dan penyediaan ruang atau tempat untuk pelaksanaan kegiatan.

9
3.3. Jadwal Pelaksanaan

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan pada bulan Maret


s.d. Juni Tahun 2020.

3.4. Tim Pengabdian

Pada proses pelaksanaan pengabdian, untuk menyelesaikan permasalahan


mitra, maka sumberdaya manusia yang terlibat adalah sumberdaya manusia yang
memiliki kemampuan keahlian dalam bidang sosial ekonomi masyarakat pesisir,
perikanan tangkap dan teknologi informasi atau pemetaan. Untuk mengetahui
susunan Tim Pengabdian, kepakaran dan tugas masing-masing personil dalam
pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini, maka disusun tabel Tim
Pengabdian dan Uraian Tugas sebagaimana disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Tim Pengabdian dan Uraian Tugas


N Jabatan
Nama Kepakaran Tugas Personil
o Tim
1 Kukuh Eko Ketua Teknologi  Bertanggung jawab terhadap
Prihantoko, S.Pi. Tim Penangkapan pelaksanaan kegiatan
M.Si. Ikan pengabdian kepada
masyarakat secara
keseluruhan.
 Mengkoordinir anggota tim.
 Menyusun budget plan dan
work plan.
 Menjalin komunikasi dan
koordinasi dengan para mitra.
 Membuat keputusan-
keputusan penting dalam
pelaksanaan kegiatan
 Monitoring dan evaluasi
pelaksanaan kegiatan yang
dilaksanakan anggota Tim.
 Menyusun pelaporan.

2 Dr. Indradi Setiyanto, Anggot Kapal Perikanan  Membantu Ketua Tim dalam
M.Pi. a Tim pelaksanaan kegiatan mulai
dari perencanaan,
implementasi, evaluasi dan
pelaporan sesuai dengan
bidang kepakaran.

4 Dr. Abdul Kohar Anggot Ekonomi  Membantu Ketua Tim dalam


Mudzakir, S.Pi., a Tim Perikanan pelaksanaan kegiatan mulai
M.Si. dari perencanaan,
implementasi, evaluasi dan
pelaporan sesuai dengan

10
N Jabatan
Nama Kepakaran Tugas Personil
o Tim
bidang kepakaran.

5 Ir. Bambang Argo Anggot Ekonomi  Membantu Ketua Tim dalam


Wibowo, M.Si. a Tim Perikanan pelaksanaan kegiatan mulai
dari perencanaan,
implementasi, evaluasi dan
pelaporan sesuai dengan
bidang kepakaran.

3.5. Outcome

Outcome pelaksanaan pengabdian adalah transfer perlengkapan snorkeling


equipment untuk pengelolaan terumbu karang dan ikan. Melalui pelaksanaan
kegiatan ini, mitra pengabdian akan memiliki pengetahuan dan kemampuan
penggunaan snorkeling equipment dalam mendukung pengelolaan terumbu
karang dan ikan.

11
BAB IV
HASIL KEGIATAN

4.1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan, Tim Pengabdian melaksanakan kegiatan diskusi


dalam bentuk small group discussion bersama mitra pengabdian. Diskusi yang
dilaksanakan membahas tentang potensi terumbu karang dan ikan di Pulau
Suwalan serta pengelolaan yang dilakukan. Berdasarkan hasil diskusi, potensi
terumbu karang dan ikan di Pulau Suwalan belum dikelola secara baik.
Masyarakat hanya memanfaatkan potensi yang ada untuk kegiatan kunjungan
wisata tanpa manajemen pengelolaan. Selain itu, lokasi sekitar Pulau Suwalan
hanya digunakan sebagai fishing ground untuk recreational fishing yang
dilakukan secara bebas.
Berkaitan dengan program yang disampaikan, mitra pengabdian
memberikan respon positif terhadap upaya pengelolaan potensi di Pulau Suwalan.
Keterbatasan perlengkapan untuk pengelolaan menjadi salah satu problem dari
mitra pengabdian. Oleh karena itu, pada kesempatan program kali ini, Tim
Pengabdian memberikan peralatan penunjang yaitu perlengkapan snorkeling set
sebagai sarana untuk menunjang pengelolaan potensi terumbu karang dan ikan di
Pulau Suwalan.

4.2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini, Tim pengabdian melaksanakan kegiatan pengadaan


snorkeling set yang akan diserahkan kepada mitra pengabdian. Adapun paket
snorkeling set yang diserahkan adalah masker, snorkel, dan fin. Paket
perlengkapan snorkeling set ini kemudian diserahterimakan kepada perwakilan
mitra pengabdian agar menjadi aset bagi kelompok dan dapat digunakan untuk
pengembangan pengelolaan potensi terumbu karang dan ikan di Pulau Suwalan.

12
Gambar 4.1. Pelengkapan Snorkeling set

4.3. Tahap Evaluasi dan Pelaporan

Pasca kegiatan serah terima perlengkapan snorkeling set, Tim pengabdian


melaksanakan kegiatan evaluasi kegiatan bersama mitra pengabdian. Hasil diskusi
diperoleh respon positif dari mitra pengabdian terkait dengan program penyediaan
perlengkapan snorkeling set untuk kelompok mitra pengabdian. Perlengkapan ini
ke depan akan menjadi modal awal bagi kelompok mitra pengabdian untuk
pengembangan pengelolaan potensi terumbu karang dan ikan di Pulau Suwalan.
Mitra pengabdian juga memberikan harapan ke depan untuk penambahan
perlengkapan snorkeling set, sehingga dapat digunakan untuk alternatif sumber
ekonomi bagi masyarakat yaitu kegiatan persewaan snorkeling set bagi para
pengunjung yang akan mengunjungi Pulau Suwalan. Mitra pengabdian juga
berharap, adanya program sertifikasi selam untuk masyarakat lokal sehingga dapat
melakukan aktivitas monitoring terumbu karang dan ikan dengan metode
penyelaman.

13
Hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian kemudian disusun dalam suatu
laporan akhir program. Laporan akhir disusun berdasarkan pada kegiatan yang
telah dilaksanakan. Masukan dari mitra pengabdian dan harapan keberlanjutan
program juga disajikan untuk dapat di usulkan pada kegiatan-kegiatan program
pengabdian di masa mendatang.

14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan hasil pelaksanaan program pengabdian yang


diimplementasikan antara lain adalah :
1. Mitra pengabdian memberikan respon positif terhadap program pengabdian
kepada masyarakat yaitu penyediaan perlengkapan snorkeling set untuk
pengembangan pengelolaan potensi terumbu karang dan ikan di Pulau
Suwalan.
2. Pelaksanaan program pengabdian telah memberikan dampak ketersediaan aset
perlengkapan bagi mitra pengabdian.

5.2. Saran

Saran pelaksanaan program pengabdian yang diimplementasikan antara


lain adalah :
1. Kerjasama kemitraan Departemen Perikanan Tangkap, Universitas Diponegoro
dengan mitra dapat dilakukan secara berkelanjutan untuk pemberdayaan
masyarakat lokal, meningkatkan wawasan masyarakat, dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat lokal.
2. Kuantitas perlengkapan snorkeling set perlu ditambah sesuai harapan mitra
pengabdian.
3. Diperlukan pelaksanaan pelatihan penggunaan snorkeling set dan introduce
metode monitoring terumbu karang dan ikan dengan perlengkapan snorkeling
set.
4. Mitra pengabdian memerlukan pelatihan dan sertifikasi selam untuk
menunjang pengelolaan terumbu karang dan ikan di Pulau Suwalan.

DAFTAR PUSTAKA

15
Budisusanto, Y., Khomsin, Renita Purwanti, Aninda Nurry M.F. dan Ria
Widiastuty.2014. Pemetaan Partisipatif Batas Kelurahan di Kecamatan
Sukolilo Kota Surabaya. Jurnal GEOID Vol. 10, No. 01, Agustus 2014
(87-92). ISSN. 1858-2281. DOI: 10.12962/j24423998.v10i1.701.
Surabaya.
DAI.2007.Buku Panduan Pemetaan Partisipatif (Dengan Peta Kulihat
Desaku).Environmental Services Program.DAI (Development
Alternatives, Inc.) Project Number 530021 under USAID Contract No.
497-M-00-05-00005-00.Jakarta.www.esp.or.id
Hapsari, Hepi; Agung Budi Cahyono.2014.Pemetaan Partisipatif Potensi Desa
(Studi Kasus: Desa Selopatak, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto.
Jurnal GEOID Vo.10, No.01, Agustus 2014 (99-103)
PT Smart Tbk.2015.Panduan Pemetaan Partisipatif (Participatory Mapping). PT.
Smart Tbk.
Wijayanto, Dian.2012.Pengantar Manajemen.PT Gramedia Pustaka
Utama.Jakarta.ISBN 978-979-22-8134-7. 320 hlm

16
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan

17
Paket perlengkapan snorkeling set yang diserahterimakan kepada mitra
pengabdian

Paket terdiri dari masker, snorkel dan fin

Kegiatan serah terima bersama mitra pengabdian

Lampiran 2. Berita Acara Serah Terima

18
19

Anda mungkin juga menyukai