Anda di halaman 1dari 35

STUDI PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PENYU DI PANTAI

TAMAN KILI-KILI TRENGGALEK DAN PANTAI TAMAN PACITAN,


JAWA TIMUR

PRAKTIK KERJA MAGANG

Oleh :
ACHMAD RIZAL MUSTOFA
145080601111007

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
STUDI PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PENYU DI PANTAI
TAMAN KILI-KILI TRENGGALEK DAN PANTAI TAMAN PACITAN,
JAWA TIMUR

PRAKTIK KERJA MAGANG

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Kelautan


di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya

Oleh :
ACHMAD RIZAL MUSTOFA
145080601111007

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017

2
LEMBAR PENGESAHAN

STUDI PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PENYU DI PANTAI


TAMAN KILI-KILI TRENGGALEK DAN PANTAI TAMAN PACITAN,
JAWA TIMUR

Oleh :
ACHMAD RIZAL MUSTOFA
145080601111007

Mengetahui, Menyetujui,
Sekretaris Jurusan Dosen Pembimbing

Oktiyas Muzaky Luthfi, ST., M.Sc. Dhira Kurniawan S. S.Kel., M.Sc


NIP. 19630608 198703 1 003 NIP. 2012018601151001
Tanggal: Tanggal:
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Magang yang
berjudul “Studi Pengelolaan Kawasan Konservasi Penyu di Pantai Taman Kili-Kili
Trenggalek dan Pantai Taman Pacitan, Jawa Timur” sebagai salah satu syarat
untuk meraih gelar sarjana kelautan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya. Di bawah Bimbingan Dhira Kurniawan S. S.Kel., M.Sc.

Laporan ini disusun selama Praktik Kerja Magang yang terdiri dari
ringkasan, latar belakang, tujuan, metode, keadaan umum, hasil, kesimpulan
dan lampiran kegiatan yang telah dilakukan selama Praktik Kerja Magang
(PKM) di Pantai Taman Kili-kili dan Pantai Taman. Penulis menyadari bahwa
masih banyak kekurangan baik dalam penulisan maupun dalam penyusunan kata
didalam Laporan PKM ini. Sangat disadari bahwa keterbatasan yang dimiliki
penulis, walaupun telah dikerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti, tetapi
masih dirasakan banyak kekurangtepatan, oleh karena itu penulis mengharapkan
saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Malang, 24 Oktober 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv

DAFTAR TABEL .................................................................................................. v

1. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1


1.2 Tujuan..................................................................................................... 2
1.3 Kegunaan ............................................................................................... 3
1.4 Tempat, Waktu/Jadwal Pelaksanaan ...................................................... 3
2. METODE PRAKTIK KERJA MAGANG ......................................................... 5

2.1 Metode Pelaksanaan Praktik Kerja Magang ........................................... 5


2.2 Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 5
2.2.1 Data Primer.......................................................................................... 5

2.2.1.1 Observasi.......................................................................................... 5

2.2.1.2 Partisipasi Aktif ................................................................................. 5

2.2.1.3 Wawancara ....................................................................................... 6

2.2.1.4 Dokumentasi ..................................................................................... 6

2.2.2 Data Sekunder ..................................................................................... 6


2.3 Prosedur Praktik Kerja Magang .............................................................. 7
3. KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA MAGANG .............................. 8

3.1 Kondisi Geografis Kabupaten Trenggalek ............................................... 8


3.2 Kondisi Umum Penduduk Desa Wonocoyo ............................................. 9
3.3 Sejarah Konservasi PenyuPantai Taman Kili-Kili .................................. 10
3.4 Kelompok Masyarakat Pengawas Pantai Taman Kili-Kili ...................... 11
3.5 Pengukuhan Pokmaswas Taman Kili-Kili .............................................. 12
3.6 Struktur Organisasi Pokmaswas Taman Kili-kili .................................... 12
3.7 Manfaat Konservasi Penyu Pantai Taman Kili-Kili ................................. 13
3.8 Kondisi Geografis Kabupaten Pacitan ................................................... 13
3.9 Kondisi Umum Penduduk Desa Hadiwarno .......................................... 14

ii
4.0 Sejarah Konservasi Penyu Pantai Taman ............................................. 15
4. HASIL PRAKTIK KERJA MAGANG ............................................................ 17

4.1 Pengelolaan Konservasi Penyu di Pantai Taman Kili-Kili Trenggalek ... 17


4.1.1 Pengawasan Telur Penyu .................................................................. 18

4.1.2 Pelepasan Tukik ................................................................................ 20

4.1.3 Perawatan Kolam Penyu dan Tukik Taman Kili-Kili ............................ 21


4.1.4 Kendala Pengelolaan ......................................................................... 21

4.2 Pengelolaan Konservasi Penyu di Pantai Taman Pacitan ..................... 23


5. PENUTUP .................................................................................................. 25

5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 25


5.2 Saran .................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 27

iii
DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Lokasi Praktik Kerja Magang Pantai Taman Kili-kili Trenggalek .. 9


Gambar 2. Struktur Organisasi Pokmaswas Taman Kili-Kili ............................ 12
Gambar 3. Lokasi Praktik Kerja Magang Pantai Taman Pacitan ..................... 14
Gambar 4. Lokasi Praktik Kerja Magang Taman Kili-kili ................................... 17
Gambar 5. Kegiatan PKM Memberi makan tukik belimbing ............................. 18
Gambar 6. Kegiatan Patroli Malam mencari telur penyu ................................... 19
Gambar 7. Sarang Semi alami taman kili-kili ........................................................ 20
Gambar 8. Kolam Bak taman kili-kili ....................................................................... 21
Gambar 9. Diskusi dengan salah satu pengelola Taman Kili-kili .................... 22

iv
DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Rincian Praktik Kerja Magang .................................................................... 4

v
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jawa Timur merupakan Provinsi yang memiliki potensi wisata bahari yang
tinggi, terutama pesisir selatan Jawa Timur. Selain memiliki potensi wisata bahari
beberapa Kabupaten di Jawa Timur juga memiliki Kawasan Konservasi Penyu.
Diantaranya yaitu konservasi penyu Pantai Taman Pacitan, pantai taman memiliki
daya tarik kepada pengunjung selain edukasi taman konservasi penyu juga ada
fasilitas lain yang menunjang. Selain pantai taman, ada pantai Taman Kili-kili yang
terletak di Desa Wonocoyo Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek memiliki
kawasan konservasi penyu. Keadaan pantai yang masih alami dan sunyi
merupakan karakteristik yang tepat untuk tempat bertelurnya penyu. Hal inilah
yang menyebabkan ditetapkan sebagai kawasan konservasi (Tuzaroh, 2015).
Berbeda dengan pantai taman, di area konservasi penyu juga ada destinasi wisata
seperti flying fox dan kolam renang. Kawasan konservasi penyu pantai taman
pacitan dan pantai taman kili-kili dikelola oleh Kelompok Masyarakat Pengawas
(POKMASWAS) setempat untuk melakukan pelestarian dengan pengawasan dan
pengendalian sumberdaya penyu dikawasannya.

Penyu merupakan reptil yang hidup di laut serta mampu bermigrasi dalam
jarak yang jauh di sepanjang kawasan Samudra Hindia, Samudra Pasifik dan Asia
Tenggara. Ada tujuh jenis penyu di dunia, tercatat enam jenis penyu yang hidup di
perairan Indonesia yaitu penyu hijau (Chelonia mydas), penyu abu-abu
(Lepidochelys olivacea), penyu pipih (Narator depressus), penyu belimbing
(Dermochelys coriacea), serta penyu tempayan (Caretta caretta) (DKP RI, 2009).

Kepunahan penyu dapat terjadi akibat faktor alam maupun faktor dari
kegiatan manusia yang dapat membahayakan populasi penyu. Penyu telah
mengalami penurunan jumlah populasi dalam jangka waktu terakhir ini. Di alam
penyu yang baru menetas menghadapi ancaman kematian dari hewan lain seperti
burung, kepiting, dan reptilia lainnya. Ancaman kepunahan memang disadari
sebagai suatu hal yang wajar karena faktor alam yaitu perubahan iklim global,
akan tetapi derajad kepunahan yang melesat cepat bukanlah suatu hal yang wajar.

Secara internasional semua jenis penyu masuk kedalam daftar merah (red list)
di IUCN (International Union for the Conservation in Nature) dan Appendiks 1

1
CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna
and Flora) yang berarti keberadaannya di alam telah terancam punah, sehingga
segala bentuk pemanfaatan dan peredarannya harus dikendalikan. Sehubungan
dengan ini dibuat kebijakan oleh pemerintah Indonesia yaitu Undang-Undang
nomor 5 tahun 1990 tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya dengan aturan pelaksanaannya Peraturan Pemerintah nomor 7
tahun 1999 tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi.

Pemberian status perlindungan saja masih kurang untuk memulihkan atau


mempertahankan populasi penyu. Maka salah satu usaha untuk mempertahankan
populasi penyu dengan cara membentuk kawasan konservasi dengan melibatkan
peran serta masyarakat. Masyarakat sebagai pelaku dari konservasi sebelumnya
telah dibina dan dibimbing. Konservasi merupakan salah satu kegiatan yang
diharapkan dapat mencegah punahnya habitat penyu, mencegah adanya
pemanfaatan penyu demi kepentingan komersial seperti penjualan telur, daging,
maupun cangkang serta dapat menjadi sarana berbagi ilmu atau edukasi kepada
masyarakat secara luas tentang pentingnya konservasi demi menjaga habitat
penyu agar tidak punah (Ario, et al. 2016). Oleh karena itu penulis melaksanakan
Praktik Kerja Magang untuk mengetahui bagaimana pengelolaan kawasan
konservasi penyu di pantai taman kili-kili Kabupaten Trenggalek dan pantai Taman
Kabupaten Pacitan yang sama-sama dikelola oleh masyarakat setempat.

1.2 Tujuan
Tujuan dari Praktik Kerja Magang di Kawasan Konservasi Pantai Taman
Kili-Kili Trenggalek dan Pantai Taman Pacitan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui secara langsung pengelolaan Kawasan Konservasi
penyu Pantai Taman Kili-Kili Kabupaten Trenggalek dan Pantai Taman
Kabupaten Pacitan.
2. Untuk mengetahui metode pengawasan Pantai Taman Kili-Kili Kabupaten
Trenggalek dan Pantai Taman Kabupaten Pacitan.
3. Untuk mengetahui kendala pengawasan Kawasan Konservasi penyu
Pantai Taman Kili-Kili Kabupaten Trenggalek dan Pantai Taman
Kabupaten Pacitan.

2
4. Untuk mengetahui perbandingan pengelolaan di Kawasan Konservasi
penyu Pantai Taman Kili-Kili Kabupaten Trenggalek dan Pantai Taman
Kabupaten Pacitan.

1.3 Kegunaan
Pelaksanaan dari Praktik Kerja Magang (PKM) di Kawasan Konservasi
Pantai Taman Kili-Kili Trenggalek dan Pantai Taman Pacitan diharapkan dapat
berguna bagi pihak sebagai berikut :

1. Bagi mahasiswa Praktik Kerja Magang dapat menambah pengalaman,


pengetahuan dan wawasan mengenai pengawasan konservasi penyu di
lapang dengan perbandingan teori yang didapat di bangku perkuliahan,
serta sebagai bahan informasi untuk mahasiswa yang lain.
2. Bagi instansi Praktik Kerja Magang dapat digunakan sebagai tambahan
informasi mengenai pengawasan konservasi dan pengembangan
ekowisata edukasi yang berbasis konservasi penyu serta untuk
meningkatkan kerja sama antar instansi dengan perguruan tinggi yang
terdapat di Pantai Taman Kili-Kili Trenggalek dan Pantai Taman Pacitan.
3. Bagi pemerintah Praktik Kerja Magang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pembuatan kebijakan pembangunan perikanan
terutama mengenai sistem pengawasan konservasi penyu di Indonesia.

1.4 Tempat, Waktu/Jadwal Pelaksanaan

Praktik Kerja Magang (PKM) ini dilaksanakan di Kawasan Konservasi


Pantai Taman Kili-Kili Desa Wonocoyo Kecamatan Panggul, Kabupaten
Trenggalek dan Pantai Taman Desa Hadiwarno Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten
Pacitan, Jawa Timur pada tanggal 27 Juli 2017 sampai dengan tanggal 11
Agustus 2017 kemudian dilanjutkan di Laboratorium Teknik Pengairan UB pada
tanggal 24-31 Agustus 2017 dan 8-14 September 2017. Pelaksanaan PKM ini
dilakukan dengan mengisi logbook yang berisi tentang kegiatan harian kerja
magang selama melakukan aktivitas magang. Jadwal pelaksanaan PKM dapat
dilihat pada tabel 1

3
Tabel 1. Rincian Praktik Kerja Magang

Juni Juli Agustus September Oktober


NO KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan
Usulan
2 Pembuatan
Proposal
3 Pelakasanaan
PKM
4 Penyusunan
Laporan dan
konsultasi

Jadwal pelaksanaan PKM ini digunakan sebagai acuan waktu agar dalam
proses pelaksanaannya dapat terselesaikan secara tepat dan terstruktur.
Pelaksanaan PKM ini meliputi tahap persiapan dengan kegiatan survei, pengajuan
judul, konsultasi, pembuatan dan pengajuan proposal, pengiriman proposal yang
dilakukan di Universitas Brawijaya. Tahap pelaksanaan meliputi pengambilan dan
pengumpulan data primer dengan kegiatan partisipasi aktif, observasi,
wawancara, dan dokumentasi yang dilaksanakan di pantai taman kili-kili. Tahap
pembahasan yang meliputi hasil PKM serta tahap pelaporan yang meliputi
konsultasi hasil PKM dan ujian PKM yang dilaksanakan di Universitas Brawijaya.

4
2. METODE PRAKTIK KERJA MAGANG

2.1 Metode Pelaksanaan Praktik Kerja Magang


Praktik Kerja Magang dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif,
metode ini memberikan gambaran mengenai situasi dan kondisi di lokasi PKM
dengan teknik pengambilan data meliputi data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara partisipasi langsung, observasi,
wawancara, dokumentasi dan studi pustaka.

2.2 Jenis dan Sumber Data


Jenis dan sumber data yang digunakan dalam Praktik kerja magang ini adalah
data primer dan data sekunder
2.2.1 Data Primer
Data primer yang didapat dari sumber pertama. Data ini wujud dari hasil
observasi, partisipasi, wawancara dan dokumentasi kegiatan selama Praktik
kerja magang. di kawasan konservasi penyu pantai taman kili-kili Kabupaten
Trenggalek dan Pantai Taman Pacitan.

2.2.1.1 Observasi
Kegiatan observasi pada PKM dengan cara pengamatan secara
langsung di lapang terhadap obyek yang akan diamati dan diawasi. Obyek yang
diamati baik dari segi tempat, bentuk, ukuran, tingkah laku dan lainnya kemudian
dicatat dengan menggunakan kata-kata secara tepat. Pengamatan yang
dilakukan pada Praktik Kerja Magang ini meliputi : Upaya pelestarian, Cara
Pengelolaan dan pengawasan penyu di Pantai Taman Kili-Kili Desa Wonocoyo
dan Pantai Taman Pacitan.

2.2.1.2 Partisipasi Aktif


Partisipasi pada kegiatan PKM dengan mengikuti dan melakukan apa
yang dilakukan oleh seorang tenaga kerja di Kawasan konservasi pantai taman
kili-kili. Melakukan kegiatan patroli, pemindahan telur dari sarang alami ke semi
alami, pemindahan tukik dari tempat penetasan ke bak perawatan bersama
anggota pokmaswas di Pantai Taman Kili-Kili serta untuk pantai Taman Pacitan
partisipasi yang dilakukan meliputi membersihkan area konservasi, patroli penyu
dan membersihkan kolam penyu dan tukik.

5
2.2.1.3 Wawancara
Wawancara atau interview dilakukan dengan cara komunikasi secara
langsung atau tanya jawab antara penanya dengan narasumber untuk
memperoleh suatu informasi serta sebagai pelengkap metode pengumpulan data
lainnya. Dalam Praktik kerja magang ini proses wawancara dilakukan terhadap
kepala POKMASWAS dan dengan pihak lain yang berkompeten, dengan cara
komunikasi langsung di Pantai Taman Kili-Kili Desa Wonocoyo dan Pantai Taman
Desa Hadiwarno Kabupaten Pacitan.

2.2.1.4 Dokumentasi
Dokumentasi kegiatan yang dilakukan untuk memberikan bukti dari suatu
kegiatan dapat berbentuk tekstual (buku, laporan, majalah) maupun non-tekstual
(gambar, audio, video). Pengumpulan data secara dokumentasi pada PKM ini
dilakukan dengan menggunakan kamera untuk mengambil gambar atau merekam
suatu peristiwa dari obyek atau aktivitas yang penting pada saat kegiatan PKM
berlangsung di Pantai taman Kili-Kili Desa Wonocoyo dan Pantai Taman Desa
Hadiwarno.

2.2.2 Data Sekunder


Data sekunder diperoleh secara tidak langsung atau data sumber kedua.
Data sekunder yang digunakan dalam PKM ini diperoleh dari laporan dan
dokumen yang terdapat di Kawasan Konservasi Penyu Pantai Taman Kili-Kili Desa
Wonocoyo Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek dan Pantai Taman Desa
Hadiwarno Desa Ngadirejo Kabupaten Pacitan.

6
2.3 Prosedur Praktik Kerja Magang
Kegiatan Praktik Kerja Magang (PKM) dilaksanakan melalui beberapa
tahapan pengurusan yang telah disepakati oleh pihak jurusan, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, alur kegiatan yang harus dilakukan dijelaskan pada Gambar 2
dibawah ini :

Pendaftaran online Pengumuman Pengajuan surat


(Pengajuan judul dan persetujuan topik pengantar Praktik Kerja
dosen pembimbing) serta dosen Magang (PKM)
pembimbing

Menghubungi instansi Persetujuan proposal Pembuatan proposal


dan mengajukan Praktik Kerja Magang Praktik Kerja Magang
proposal kerja (PKM) serta surat (PKM)
magang Pengantar

Persetujuan dari Pelaksanaan Praktik Menyelesaikan Praktik


instansi untuk Kerja Magang (PKM) Kerja Magang (PKM)
magang di instansi sesuai jadwal yang sesuai jadwal dan
terkait disepakati menyusun laporan

Gambar 1. Alur Kerja Praktik Kerja Magang (PKM)

7
3. KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA MAGANG

3.1 Kondisi Geografis Kabupaten Trenggalek

Kabupaten Trenggalek terletak di bagian selatan dari wilayah Propinsi


Jawa Timur, yang terletak pada titik koordinat 111024’ – 112011’ bujur timur (BT)
dan 7053’ – 8034’ lintang selatan (LS). Batas daerah Kabupaten Trenggalek
sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Tulungagung dan Ponorogo,
sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Tulungagung, sebelah selatan
berbatasan dengan samudera Indonesia, dan sebelah barat berbatasan dengan
kabupaten Ponorogo dan Pacitan.

Kabupaten Trenggalek memiliki potensi kelautan yang sangat besar, serta


memiliki panjang pantai ±96 Kilo meter yang meliputi 14 kecamatan. Luas
wilayah laut Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) 200 mil yaitu ±35.558 Km 2. Salah satu
kecamatan yang memiliki potensi bahari yang besar adalah taman kili-kili yang
merupakan paduan antara pantai dan kawasan konservasi penyu. Taman kili-kili
yang masih alami memiliki karakteristik yang sesuai dengan habitat bertelurnya
penyu, sehingga banyak induk penyu yang mendarat ke pantai tersebut untuk
bertelur. Hal itulah Pantai Taman Kili-Kili sangat berpotensi sebagai kawasan
ekowisata dan bahari.

8
Gambar 1. Lokasi Praktik Kerja Magang Pantai Taman Kili-kili Trenggalek

Lokasi Praktek kerja magang yaitu di Kawasan Konservasi Penyu Pantai


Taman Kili-Kili Desa Wonocoyo. Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek. Peta
lokasi tersebut dibuat menggunakan perbandingan 1:15,000 meter.

3.2 Kondisi Umum Penduduk Desa Wonocoyo

Desa Wonocoyo memiliki jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan


Panggul, sehingga diperlukan perencanaan kebijakan pemerintah. Berdasarkan
jenis kelamin jumlah penduduk di Desa Wonocoyo laki-laki sebanyak 3.287 jiwa
dan Perempuan 3.261 jiwa. Penduduk desa wonocoyo merupakan masyarakat
yang sangat ramah dan hangat dalam menjalani hidup bermasyarakat baik antar
sesama tetangga maupun kepada para pendatang yang baru saja mereka kenal.
Banyaknya wisatawan yang datang ke desa mereka, telah mengajarinya bersikap
ramah dan menjaga toleransi. Sebagian besar penduduk desa wonocoyo adalah
petani ada beberapa yang memiliki kios di depan rumahnya untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari baik masyarakat sekitar dan juga kebutuhan para tamu.
Harga yang diberikan oleh penjual juga tidak jauh berbeda dengan yang ada di
tempat lain.

9
Desa wonocoyo juga terdapat sarana pendidikan mulai dari PAUD-TK-SD-
SMP-SMA. Meskipun hidup di pesisir, namun masyarakat Desa Wonocoyo
sudah sadar akan pentingnya pendidikan, bahkan ada beberapa warga yang
memiliki anak untuk sekolah, kuliah maupun kerja diluar daerah dan sukses
diluar kota.

3.3 Sejarah Konservasi PenyuPantai Taman Kili-Kili

Pantai Taman Kili-Kili terletak di Dusun Bendogolor, Desa Wonocoyo,


dahulu disebut dengan nama Pantai Kambal. Pantai ini diapit oleh dua pantai yaitu
Pantai Konang dan Pantai Pelang. Panjang Pantai Taman Kili-Kili ±2Km banyak
ditumbuhi pohon mangrove yang di dominasi oleh pandan laut (Pandanus
tectorius). Kekayaan alam yang melimpah dan kebersihan pantai menjadi salah
satu alasan sebagai tempat persinggahan induk penyu untuk bertelur.

Pada bulan Mei sampai Agustus masyarakat sekitar pantai taman kili-kili
sering menjumpai penyu yang bertelur, kemudian masyarakat menangkap induk
penyu bahkan mengambil telur-telur penyu untuk dijual maupun dikonsumsi
sendiri. Jenis penyu yang sering ditemukan sepanjang Pantai Taman Kili-Kili yaitu
penyu Abu-Abu atau Lekang (Lepidochelys olivacea), penyu Sisik atau Hawkbill
turtle (Eretmochelys imbricata), penyu belimbing atau Leatherback Turtle
(Dermochelys cariacea). Penyu Abu-abu adalah penyu yang sering mendarat
untuk bertelur di Pantai Taman Kili-Kili.

Kesadaran dan pemahaman yang kurang dari masyarakat merupakan


penyebab dari menurunnya hewan yang dilindungi ini. Masyarakat desa
Wonocoyo sering mencari induk penyu yang akan atau telah bertelur lalu
ditangkap untuk dijual atau dikonsumsi sendiri. Lebih dari 40 sarang telur penyu
ditemukan dan diambil untuk ditangkarkan setiap tahunnya. Kemudian pada
tanggal 21 Mei 2011 pemerintah desa wonocoyo bersama BPD memberikan
penyuluhan dan sosialisasi kepada tokoh masyarakat khususnya masyarakat
Dusun Bendogolor. Bahwa semua jenis penyu di Indonesia telah dilindungi
berdasarkan peraturan pemerintah (PP) tahun 1999 tentang pengawetan jenis
tumbuhan dan satwa yang dilindungi. Sehingga segala bentuk perdagangan penyu
baik dalam keadaan hidup atau mati itu dilarang dan mendapatkan sanksi.
Menurut UU No 5 tahun 1990 tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya, pelaku perdagangan satwa dilindungi seperti penyu bisa dikenakan
hukuman penjara 5 tahun dan denda Rp.100.000.000,-. Pemanfaatan satwa

10
dilindungi hanya diperbolehkan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan
dan penyelamatan jenis satwa yang bersangkutan. Berdasarkan CITES semua
jenis penyu laut telah dimasukkan dalam Appendix 1 yang berarti perdagangan
internasional penyu untuk tujuan komersial juga dilarang. Badan konservasi dunia
IUCN memasukkan penyu sisik kedalam spesies yang sangat terancam punah,
sedangkan untuk jenis penyu Hijau, Lekang, dan Belimbing digolongkan sebagai
yang terancam punah.

3.4 Kelompok Masyarakat Pengawas Pantai Taman Kili-Kili

Pantai taman kili-kili pada dasarnya mempunyai potensi besar untuk


dijadikan sebagai kawasan wisata berbasis edukasi konservasi. Kegiatan yang
dilakukan di pantai ini dapat memberikan dampak positif baik lingkungan hidup
maupun masyarakat sekitar. Usaha untuk menjadikan pantai taman kili-kili sebagai
tempat wisata memerlukan kebijakan pertimbangan supaya kegiatan pariwisata
dapat dikelola tanpa harus mengganggu kehidupan penyu sebagai daya tarik
pantai. Melalui usaha tersebut masyarakat dapat memanfatatkan potensi secara
berkelanjutan.

Hasil dari penyuluhan tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan


disusunnya Peraturan Desa (PERDES) mengenai konservasi penyu. Kemudian
dilanjutkan pembentukan Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS)
Taman Kili-Kili Desa Wonocoyo. Kegiatan tersebut dilakukan setelah mengikuti
workshop dari dinas perikanan dan kelautan (DISKANLA) mengenai satwa laut
yang dilindungi yang bertempat di Hotel Hayam Wuruk Trenggalek selama dua
hari yaitu tanggal 18-19 Mei 2011. Pantai taman kili-kili Desa Wonocoyo terungkap
bahwa pantai tersebut memiliki potensi sebagai tempat peneluran penyu, sehingga
dijalankanlah kegiatan pelestarian atau perlindungan penyu di pantai tersebut.

Masyarakat desa wonocoyo yang bergabung di kelompok masyarakat


pengawas masih sedikit, namun sebagian besar masyarakatnya sudah sadar akan
pentingnya keadaan penyu yang dilindungi. Kontribusi masyarakat sekitar
terhadap kegiatan konservasi penyu di pantai taman kili-kili adalah dengan cara
menyadari pentingnya keberadaan penyu dan tidak menangkap induk penyu serta
tidak mencuri telur-telur penyu, sebab dahulu sering terjadi perburuan penyu dan
pencurian telur penyu. Tetapi dengan adanya kegiatan penyuluhan dan sosialisasi
mengenai konservasi penyu yang melibatkan masyarakat langsung maka lambat
laun masyarakatnya mulai sadar.

11
3.5 Pengukuhan Pokmaswas Taman Kili-Kili

Pengukuhan pertama pokmaswas taman kili-kili dilakukan oleh kepala


Desa Wocoyo Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek pada tanggal 28
September 2011 dengan kemampuan pokmaswas sebagai kelas “pemula”.
Pengukuhan kedua pokmaswas taman kili-kili dilakukan oleh kepala Dinas
Perikanan Dan Kelautan Kabupaten Trenggalek pada tanggal 27 Februari 2012
dengan kemampuan pokmaswas sebagai kelas “madya”.

Pengurus pokmaswas taman kili-kili adalah masyarakat setempat yang


memiliki rasa kepedulian serta keikhlasan untuk melestarikan penyu yang
merupakan hewan dilindungi. Adapaun anggota pokmaswas yang sebelumnya
adalah mantan pembantai penyu. Pokmaswas tersebut menjadi relawan untuk
melindungi dan melestarikan penyu.

3.6 Struktur Organisasi Pokmaswas Taman Kili-kili

Sebuah organisasi penting adanya pembentukan struktur organisasi yang


memiliki tujuan untuk mempermudah peran setiap anggota supaya
memaksimalkan kinerjanya. Berikut ini merupakan struktur organisasi
pokmaswas yang ada di taman kili-kili yang dapat dilhat pada gambar.

Gambar 2. Struktur Organisasi Pokmaswas Taman Kili-Kili

12
3.7 Manfaat Konservasi Penyu Pantai Taman Kili-Kili

Manfaat dengan adanya pokmaswas konservasi penyu taman kili-kili bagi


masyarakat sekitar khususnya Dusun Bendogolor Desa Wonocoyo dapat dilihat
dari segi aspek sebagai berikut :

1. Aspek Lingkungan
 Menjaga dan melestarikan ekosistem penyu secara berkelanjutan
 Mengurangi tingkat pencurian telur penyu
 Menurunkan jumlah eksploitasi penyu
2. Aspek Sosial
 Mengenalkan konservasi penyu ke masyarakat sekitar dan anak-
anak
 Menjaga keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat dan
pengunjung
3. Aspek Ekonomi
 Meningkatkan kesejahteraan dengan menambah pendapatan
untuk masyarakat sekitar sebagai konsep “panggul’s turtle nursery”
di pantai taman kili-kili
 Mengembangkan ekowisata bahari di pantai taman kili-kili

3.8 Kondisi Geografis Kabupaten Pacitan

Kabupaten Pacitan merupakan bagian wilayah Provinsi Jawa Timur paling


selatan, yang berbatasan dengan provinsi Jawa Tengah. Terletak 276 km.
Sebelah barat daya kota Surabaya dengan letak geografis 405 bujur timur dan
755 817 lintang selatan. Batas-batas wilayah kabupaten Pacitan adalah Sebelah
Utara Kabupaten Ponorogo, Sebelah Barat Kabupaten Wonogiri (Provinsi Jawa
Tengah), Sebelah Selatan Samodera Indonesia,Sebelah Timur Kabupaten
Trenggalek. Wilayah Pacitan juga berdekatan dengan Yogyakarta, dengan jarak
tempuh 120 km.Kabupaten Pacitan merupakan daerah bergelombang, berbukit-
bukit dan bergunung-gunung dengan luas wilayah 1.389,87 km.

Pacitan dikenal dengan nama Kota Pariwisata atau Kota Seribu Goa. Hal
ini dikarenakan kekayaan alam dan ekstika Pacitan yang sungguh luar biasa dan
sangat memikat para pengunjung. Pariwisata di Pacitan terdiri dari Wisata Goa,
Wisata Pantai, Wisata Pegunungan (Hikking), Wisata Sejarah, Wisata Pemandian
Alam dan Saat ini sedang dalam tahap penyelesaian kawasan Olahraga yang

13
nantinya bisa menjadi salah satu alternatif tempat yang bisa dikunjungi di Pacitan.
Salah satu objek wisata pantai yang dikunjungi adalah Pantai Taman Ria Desa
Hadiwarno Kabupaten Pacitan, destinasi pantai ini memiliki konsep ekowisata
karena didalamnya ada konservasi penyu pantai taman yang dikelola oleh
masyarakat setempat.

Gambar 3. Lokasi Praktik Kerja Magang Pantai Taman Pacitan

Lokasi Praktek kerja magang yaitu di Kawasan Konservasi Penyu Pantai


Taman di Desa Hadiwarno Kec. Ngadirojo Kab. Pacitan. Peta lokasi tersebut
dibuat menggunakan perbandingan 1:15,000 meter.

3.9 Kondisi Umum Penduduk Desa Hadiwarno

Hadiwarno adalah sebuah desa di kecamatan Ngadirojo, Kabupaten


Pacitan, Jawa Timur, Indonesia.Desa Hadiwarno letaknya tidak terlalu dari jauh
dari Pacitan Kota yaitu 38 KM. Jarak dengan ibukota Provinsi Jawa Timur,
Surabaya, sejauh 400 KM. Sedangkan jarak dari pemerintah kecamatan sejauh 5
KM. Mata pencaharian yang utama di Desa Hadiwarno yaitu di bidang pertanian
dan perkebunan serta perikanan dan pertambakan.

Potensi alam pada Desa Hadiwarno sangat beragam. Kondisi tanah


yang ada yaitu berwarna kuning dan hitam, dengan tekstur lampungan dan

14
berpasir yang memiliki tingkat kemiringan tanah sebesar 300. Desa Hadiwarno
memiliki beberapa tempat yang berpotensi di jadikan sebagai lokasi wisata.
Beberapa di antaranya telah di jadikan sebagai lokasi wisata diantaranya adalah
flying fox, kolam pemandian umum serta wisata pantai dan konservasi penyu
pantai taman ria.

4.0 Sejarah Konservasi Penyu Pantai Taman

Desa Hadiwarno, Ngadirojo, Pacitan, memiliki sebuah pantai bernama


Pantai Taman yang telah lama menjadi kawasan untuk bertelur Penyu. Sejak dulu
masyarakat desa ini tidak memiliki wawasan mengenai penyu, sehingga ketika ada
penyu yang mendarat untuk bertelur langsung di tangkap dan diperjualbelikan.
Meski tidak sampai dijadikan bahan pangan, karena masyarakat setempat percaya
bahwa satwa ini memiliki nilai mistis.Mengingat makin turunnya populasi dan
penangkapan penyu yang tinggi di pantai taman ria, Tim Ekspedisi Biokonservasi
(TEB) – Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (LPSK) Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan sosialisasi program konservasi
penyu untuk wisata pada masyarakat Dusu Taman Desa Hadiwarno pada 1
Desember 2012. Pada saat itu pula disepakati pembentukan Kelompok
Masyarakat Penyelamat Penyu untuk Wisata (KMKPW) “Taman Ria” yang
beranggotakan 31 orang masyarakat setempat. Bapak Wahyu adalah dosen
penelitian hewan langka UMM, melihat adanya penyu yang mendarat di pantai
tersebut maka berinisiatif melakukan upaya penyadaran konservasi terhadap
masyarakat, sehingga pada tanggal 1 Desember 2012, masyarakat diundang
untuk bermusyawarah untuk melekukan upaya konservasi dengan melakukan
penetasan dan pembesaran telur penyu. Sejak saat itu kegiatan konservasi penyu
mulai digalakkan oleh kelompok ini dengan mengembalikan induk penyu bertelur
di kawasan pesisir pantai, mengumpulkan telur penyu, penetasan telur,
memelihara tukik-tukik, dan melepaskan kembali ke habitatnya (BKSDA, 2017).

Beberapa jenis penyu seperti Penyu Hijau, Penyu Pipih, Penyu Sisik, dan
Penyu Belimbing, sering mendarat di pantai Taman Ria. Penyu Hijau biasa
bertelur, pada bulan Maret hingga September kemarin sebanyak 22 induk penyu
hijau bertelur. Sedangkan penyu pipih hanya sesekali mendarat, dan Penyu
Belimbing tercatat 5 tahun sekali mendarat untuk bertelur. Hingga kini, kelompok
ini berhasil menetaskan telur penyu sebanyak 300 buah, dan telah melepaskan

15
tukik sebanyak 200 ekor dengan umur pembesaran 3 bulan, sedangkan sisanya
masih di dalam pembesaran yang direncanakan hingga umur 6 bulan. Saat ini
kegiatan konsevasi penyu ini dibuka untuk khalayak umum yang ingin melihat
lokasi konservasi penyu, dengan penarikan retribusi masuk sebesar 2000 rupiah
guna membantu dalam pembelian pakan penyu. Harapan dari masyarakat dan
pengelola khususnya, adanya perhatian dari instansi terkait untuk mendukung
pengembangan konservasi penyu yang telah dilakukan ke depannya. Konservasi
penyu ini hanya dikelola oleh satu dari masyarakat setempat.

16
4. HASIL PRAKTIK KERJA MAGANG

4.1 Pengelolaan Konservasi Penyu di Pantai Taman Kili-Kili Trenggalek

Selama dilaksanakannya Praktik Kerja Magang (PKM) di Pantai Taman


Kili-Kili ada beberapa kegiatan rutin yang dilakukan setiap hari. Kegiatan tersebut
merupakan beberapa metode yang diterapkan pada konservasi penyu di pantai
taman kili-kili desa wonocoyo kecamatan panggul Kabupaten Trenggalek.
Kegiatan rutin setiap hari seperti perawatan kolam penyu dan tukik, memberi
makan penyu dan tukik, pengawasan telur penyu, dan pelepasan tukik.

Gambar 4. Lokasi Praktik Kerja Magang Taman Kili-kili

Untuk pakan penyu dilakukan setiap hari selama 3kali yaitu pada waktu
pagi, siang dan sore hari. Jenis makanan yang diberikan adalah sawi dan daging
ikan. Pantai taman kili-kili mempunyai 1 ekor penyu lekang yang di rawat serta 2
ekor tukik penyu belimbing dan yang lebih banyak adalah tukik penyu lekang.

17
Gambar 5. Kegiatan PKM Memberi makan tukik belimbing

4.1.1 Pengawasan Telur Penyu

Selama PKM di Pantai Taman Kili-Kili induk penyu yang mendarat adalah
penyu abu-abu (Lepidochelys olivacea). Nmaun ada satu sarang yang di prediksi
sebagai telur induk penyu sisik. Pengawasan Telur penyu di habitat alami Pantai
Taman Kili-Kili dilakukan dengan intens ketika pada saat musim penyu bertelur
datang yaitu mulai bulan April sampai dengan bulan Agustus. Apabila diluar
musim penyu bertelur hanya sesekali menyusuri tepi pantai. Pengawasan
dilakukan dengan berkelililng tepi pantai sebanyak 2-3 kali dalam sehari, kegiatan
ini disebut dengan patroli. Kegiatan patrol dilaksanakan 2kali yaitu patroli pagi dan
patroli malam.

18
Gambar 6. Kegiatan Patroli Malam mencari telur penyu

Tukik atau anak penyu tidak langsung dikembalikan ke laut melainkan di


rawat di bak penangkaran. Tukik dirawat terlebih dahulu sampai berumur ±3 bulan.
Perawatan tukik memiliki tujuan yaitu untuk membantu cangkang tukik supaya
keras. Sehingga tukik nantinya akan lebih kuat untuk menghindari predator.
Pelepasan tukik di pantai taman kili-kili disebut dengan acara ucul-ucul. Acara
pelepasan ini tidak hanya tukik saja namun juga ada pelepasan burung, pelepasan
ikan di sungai, serta ada penanaman pohon.

19
Gambar 7. Sarang Semi alami taman kili-kili

4.1.2 Pelepasan Tukik

Acara pelepasan anak penyu atau tukik ke laut terkenal dengan sebutan
Upacara Ucul-Ucul. Upacara ini dilakukan ketika telur penyu sudah menetas
semua dan tukik yang dipenangkaran sudah kuat untuk mengurangi resiko
kematian baik karena faktor internal maupun eksternal. Acara ucul-ucul
merupakan acara tahunan yang sudah diagendakan dalam pemerintah daerah.
Biasanya acara ini dilakukan ketika bulan Oktober dipagi hari sebelum matahari
bersinar terlalu terik, untuk menghindari tukik supaya tidak mati sebelum
memasuki perairan. Sebelum acara pelepasan berlangsung, ada rangkaian acara
seperti sambutan dari kepala daerah atau dinas yang terkait. Acara ini diikiuti oleh
masyarakat sekitar, siswa siswi sekolah, polisi militer, perangkat pemerintah
daerah, dinas terkait dan dibuka untuk umum. Ketika semua tukik sudah dibagikan
maka semua peserta serentak akan meletakkan tukik di permukaan pasir dan
kemudian melihat perjuangan tukik untuk mencapai lautan. Melihat hal itu tentu
saja menjadi suatu hiburan tersendiri bagi peserta ucul-ucul.Kegiatan pelepasan
ini tidak hanya melepas tukik saja namun juga melepas beberapa ikan tawar yang
dilepaskan disungai-sungai dekat pantai, kemudian ada pelepasan burung di area
pantai, selanjutnya juga ada penanaman pohon di area pantai untuk menjaga
kealamiannya pantai supaya penyu dapat mendarat kembali untuk bertelur tiap
tahunnya.

20
4.1.3 Perawatan Kolam Penyu dan Tukik Taman Kili-Kili

Konservasi penyu pantai Taman Kili-kili Trenggalek mempunyai 12 bak


kolam untuk menampung tukik dan penyu yang dirawat. Akan tetapi hanya 6 bak
kolam saja yang dipakai. Metode perawatan kolam di pantai taman kili-kili
dilakukan sehari 1kali tergantung kolam tersebut masih jernih atau sedikit keruh.
Metode ini dilakukan karena setiap perawatan tukik berbeda, ada yang harus tetap
bersih adapun yang biasa. Untuk perawatan kolam tukik belimbing misalnya,
kolam ini harus benar-benar bersih dan harus terawat. Tukik penyu belimbing yang
dirawat di taman kili-kili adalah 2 ekor dari total awal 30 ekor.

Gambar 8. Kolam Bak taman kili-kili

4.1.4 Kendala Pengelolaan

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengawasan telur penyu di


habitat alami Pantai Taman Kili-kili di sebabkan oleh faktor internal maupun faktor
eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam lingkungan
pantai taman kili-kili sendiri seperti predator yang memangsa telur-telur penyu.
Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar lingkungan
pantai taman kili-kili yang dapat mengancam keberadaan telur penyu dihabitat
alami, misalnnya saja pengunjung dan pencuri telur penyu. Cara mengatasi
kendala yang disebabkan oleh faktor eksternal ini para petugas membuat

21
peraturan yang sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP). Diantaranya
adalah Sulitnya melakukan pengawasan karena keterbatasan anggota
POKMASWAS, akibat pekerjaan masyarakatnya mayoritas petani, Jika hari libur
banyaknya pengunjung sehingga guidenya terfokus pada pengujung dan
Kurangnya papan informasi tentang peraturan-peraturan yang ada.

Pengawasan konservasi penyu di pantai taman kili-kili seharusnya


dijalankan dengan maksimal sesuai dengan standar operasional prosedur. Pantai
taman kili-kili merupakan salah satu tempat yang memperhatikan
keberlangsungan hidup penyu yang ada disana. Kegiatan dan kebijakan yang
telah ditetapkan tidak hanya memberikan kontribusi bagi kehidupan penyu tetapi
juga membantu menjaga ekosistem mata rantai pada lingkungan laut. Masyarakat
desa wonocoyo telah membantu tugas pemerintah yang tidak hanya memberikan
peraturan saja namun juga memberikan aksi nyata yaitu melindungi penyu.
Kesadaran masyarakat Pantai taman kili-kili bahkan memberikan contoh yang baik
akan pentingnya penyu, sehingga melibatkan masyarakat luar daerah supaya
dapat mengoptimalkan tujuan dengan adanya konservasi penyu.

Gambar 9. Diskusi dengan salah satu pengelola Taman Kili-kili

22
4.2 Pengelolaan Konservasi Penyu di Pantai Taman Pacitan

Konservasi penyu di Pantai Taman Desa Hadiwarno Kecamatan Ngadirejo


Kabupaten Pacitan merupakan salah satu Pantai Ekowisata yang ada di
Kabupaten Pacitan. Konservasi penyu ini merupakan salah satu komplek wisata
yang ada di Pantai Taman Ria. Berbeda dengan Taman Kili-kili yang dikelola oleh
pokmaswas setempat, disini hanya dikelola oleh satu orang saja dan ditemani oleh
keluarganya untuk merawat konservasi penyu ini.

Gambar 10. Kolam karantina penyu pantai taman

Beberapa kegiatan yang dilakukan di pantai taman meliputi: 1) Teknis


pemantauan penyu bertelur dan penetasan telur secara alami, 2) Teknis
penangkaran (mulai dari kegiatan pemindahan telur, penetasan semi alami,
pemeliharaan tukik hingga pelepasan tukik), 3) teknik monitoring atau pemantauan
penyu (meliputi pemantauan terhadap telur dan sarang telur, tukik dan penyu yang
bertelur), 4) teknik pembinaan habitat (meliputi teknik pembinaan habitat alami dan
teknis pembinaan habitat semi alami), dan 5) Teknik pengelolaan wisata berbasis
penyu. Beberapa bentuk konservasi tidak merusak sumber daya alam itu sendiri,
tidak menimbulkan dampak negatif dan ramah lingkungan. Hasil pemanfaatan
tersebut telah dapat dijadikan sumber dana untuk membiayai upaya konservasi,
mendukung pemanfaatan sumber daya lokal secara lestari serta meningkatkan

23
daya dorong yang sangat besar bagi pihak swasta untuk berperan serta dalam
program konservasi dan mendukung upaya pengawetan jenis.

Gambar 11. Membersihkan kolam tukik pantai taman

Kendala yang didapat dalam upaya konservasi penyu di pantai Taman


desa Hadiwarno Kecamatan Ngadirojo adalah kurangnya petugas pengelola
konservasi penyu di tempat tersebut, perawatan kolam yang dilakukan jika kolam
tersebut benar-benar keruh, perawatan penyu dan memberi pakan penyu
dilakukan hanya satu hari sekali dan kurangnya pembukuan data penetasan dan
pendaratan penyu dipantai ini sehingga sulitnya mendapat data pasti untuk
konservasi penyu pantai taman.

Gambar 12. Memberi pakan penyu di pantai taman

24
5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil Praktik Kerja Magang di Pantai Taman dan Pantai


Taman Kili-kili tentang studi pengelolaan kawasan konservasi penyu dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut

A. Pengelolaan Konservasi Penyu Pantai Taman


1. Konservasi penyu pantai taman merupakan salah satu komplek
ekowisata pantai taman ria
2. Mempunyai kolam karantina penyu dan kolam tukik untuk keperluan
ekowisata
3. Metode pengawasan yang dilakukan adalah satu hari sekali pada saat
malam hari tergantung pasang laut yang terjadi, akan tetapi kurangnya
petugas sehingga patroli kurang efisien
4. Perawatan kolam dilakukan jika kolam benar-benar keruh karena
kurangnya pengelola di pantai taman.
5. Sudah ada papan informasi tentang konservasi penyu.
B. Pengelolaan Konservasi Penyu Pantai Taman Kili-kili
1. Penyu yang paling banyak mendarat dan bertelur di pantai taman kili-
kili adalah penyu lekang/abu-abu (Lepidochelys olivacea).
2. Metode pengawasan yang dilakukan di pantai taman kili-kili adalah
dengan cara patroli, yang dilaksanakan 2 kali dalam sehari yaitu patroli
pagi dan patroli malam. Petugas yang melakukan patroli adalah
kelompok masyarakat pengawas, mereka melakukan patroli yang
dibagi menjadi 2 kelompok yaitu sebelah barat dan sebelah timur
supaya penggunaan waktu lebih efisien.
3. Acara pelepasan anak penyu atau tukik ke laut terkenal dengan
sebutan Upacara Ucul-Ucul yang dilakukan ketika telur penyu sudah
menetas semua dan tukik yang dipenangkaran sudah kuat untuk
mengurangi resiko kematian baik karena faktor internal maupun
eksternal.
4. Kendala yang dihadapi ketika melakukan pengawasan karena
keterbatasan anggota POKMASWAS.
5. Belum ada papan informasi tentang konservasi penyu.

25
5.2 Saran

Berdasarkan Praktik Kerja Magang di Konservasi Penyu Pantai Taman Kili-


kili Desa Wonocoyo perlu adanya fasilitas penunjang untuk kebutuhan ekowisata
bagi masyarakat dan pengunjung seperti kolam karantina penyu dan papan
informasi tentang konservasi penyu serta penambahan petugas pokmaswas yang
kurang, sedangkan di Pantai Taman Desa Hadiwarno yaitu perlu ditambahkan
petugas pengelola agar fasilitas yang dimiliki dapat terawat dan terjaga.

26
DAFTAR PUSTAKA

Ario. R, E. Wibowo, I. Pratikto, S. Fajar. 2016. Pelestarian Habitat Penyu dari


Ancaman Kepunahan di Turle Conservation and Education Center
(TCET), Bali. Jurnal Kelautan Tropis. Semarang : Universitas
Diponegoro.
Departemen Kelautan dan Perikanan RI. 2009. Pedoman Teknis Pengelolaan
Konservasi Penyu. Jakarta: Direktorat Konservasi dan taman Nasional
Laut, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil,
Departemen Kelautan dan Perikanan RI.
Tuzaroh, A. 2015. Analisis pengembangan Ekowisata Bahari taman Kili-Kili
Sebagai daerah Tujuan Wisata di Keamatan Panggul Kabupaten
Trenggalek. Surabaya : Universitas Surabaya.

27

Anda mungkin juga menyukai