Oleh :
ACHMAD RIZAL MUSTOFA
145080601111007
Oleh :
ACHMAD RIZAL MUSTOFA
145080601111007
2
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
ACHMAD RIZAL MUSTOFA
145080601111007
Mengetahui, Menyetujui,
Sekretaris Jurusan Dosen Pembimbing
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Magang yang
berjudul “Studi Pengelolaan Kawasan Konservasi Penyu di Pantai Taman Kili-Kili
Trenggalek dan Pantai Taman Pacitan, Jawa Timur” sebagai salah satu syarat
untuk meraih gelar sarjana kelautan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya. Di bawah Bimbingan Dhira Kurniawan S. S.Kel., M.Sc.
Laporan ini disusun selama Praktik Kerja Magang yang terdiri dari
ringkasan, latar belakang, tujuan, metode, keadaan umum, hasil, kesimpulan
dan lampiran kegiatan yang telah dilakukan selama Praktik Kerja Magang
(PKM) di Pantai Taman Kili-kili dan Pantai Taman. Penulis menyadari bahwa
masih banyak kekurangan baik dalam penulisan maupun dalam penyusunan kata
didalam Laporan PKM ini. Sangat disadari bahwa keterbatasan yang dimiliki
penulis, walaupun telah dikerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti, tetapi
masih dirasakan banyak kekurangtepatan, oleh karena itu penulis mengharapkan
saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
1. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
2.2.1.1 Observasi.......................................................................................... 5
ii
4.0 Sejarah Konservasi Penyu Pantai Taman ............................................. 15
4. HASIL PRAKTIK KERJA MAGANG ............................................................ 17
iii
DAFTAR GAMBAR
Hal
iv
DAFTAR TABEL
Hal
v
1. PENDAHULUAN
Penyu merupakan reptil yang hidup di laut serta mampu bermigrasi dalam
jarak yang jauh di sepanjang kawasan Samudra Hindia, Samudra Pasifik dan Asia
Tenggara. Ada tujuh jenis penyu di dunia, tercatat enam jenis penyu yang hidup di
perairan Indonesia yaitu penyu hijau (Chelonia mydas), penyu abu-abu
(Lepidochelys olivacea), penyu pipih (Narator depressus), penyu belimbing
(Dermochelys coriacea), serta penyu tempayan (Caretta caretta) (DKP RI, 2009).
Kepunahan penyu dapat terjadi akibat faktor alam maupun faktor dari
kegiatan manusia yang dapat membahayakan populasi penyu. Penyu telah
mengalami penurunan jumlah populasi dalam jangka waktu terakhir ini. Di alam
penyu yang baru menetas menghadapi ancaman kematian dari hewan lain seperti
burung, kepiting, dan reptilia lainnya. Ancaman kepunahan memang disadari
sebagai suatu hal yang wajar karena faktor alam yaitu perubahan iklim global,
akan tetapi derajad kepunahan yang melesat cepat bukanlah suatu hal yang wajar.
Secara internasional semua jenis penyu masuk kedalam daftar merah (red list)
di IUCN (International Union for the Conservation in Nature) dan Appendiks 1
1
CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna
and Flora) yang berarti keberadaannya di alam telah terancam punah, sehingga
segala bentuk pemanfaatan dan peredarannya harus dikendalikan. Sehubungan
dengan ini dibuat kebijakan oleh pemerintah Indonesia yaitu Undang-Undang
nomor 5 tahun 1990 tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya dengan aturan pelaksanaannya Peraturan Pemerintah nomor 7
tahun 1999 tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi.
1.2 Tujuan
Tujuan dari Praktik Kerja Magang di Kawasan Konservasi Pantai Taman
Kili-Kili Trenggalek dan Pantai Taman Pacitan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui secara langsung pengelolaan Kawasan Konservasi
penyu Pantai Taman Kili-Kili Kabupaten Trenggalek dan Pantai Taman
Kabupaten Pacitan.
2. Untuk mengetahui metode pengawasan Pantai Taman Kili-Kili Kabupaten
Trenggalek dan Pantai Taman Kabupaten Pacitan.
3. Untuk mengetahui kendala pengawasan Kawasan Konservasi penyu
Pantai Taman Kili-Kili Kabupaten Trenggalek dan Pantai Taman
Kabupaten Pacitan.
2
4. Untuk mengetahui perbandingan pengelolaan di Kawasan Konservasi
penyu Pantai Taman Kili-Kili Kabupaten Trenggalek dan Pantai Taman
Kabupaten Pacitan.
1.3 Kegunaan
Pelaksanaan dari Praktik Kerja Magang (PKM) di Kawasan Konservasi
Pantai Taman Kili-Kili Trenggalek dan Pantai Taman Pacitan diharapkan dapat
berguna bagi pihak sebagai berikut :
3
Tabel 1. Rincian Praktik Kerja Magang
Jadwal pelaksanaan PKM ini digunakan sebagai acuan waktu agar dalam
proses pelaksanaannya dapat terselesaikan secara tepat dan terstruktur.
Pelaksanaan PKM ini meliputi tahap persiapan dengan kegiatan survei, pengajuan
judul, konsultasi, pembuatan dan pengajuan proposal, pengiriman proposal yang
dilakukan di Universitas Brawijaya. Tahap pelaksanaan meliputi pengambilan dan
pengumpulan data primer dengan kegiatan partisipasi aktif, observasi,
wawancara, dan dokumentasi yang dilaksanakan di pantai taman kili-kili. Tahap
pembahasan yang meliputi hasil PKM serta tahap pelaporan yang meliputi
konsultasi hasil PKM dan ujian PKM yang dilaksanakan di Universitas Brawijaya.
4
2. METODE PRAKTIK KERJA MAGANG
2.2.1.1 Observasi
Kegiatan observasi pada PKM dengan cara pengamatan secara
langsung di lapang terhadap obyek yang akan diamati dan diawasi. Obyek yang
diamati baik dari segi tempat, bentuk, ukuran, tingkah laku dan lainnya kemudian
dicatat dengan menggunakan kata-kata secara tepat. Pengamatan yang
dilakukan pada Praktik Kerja Magang ini meliputi : Upaya pelestarian, Cara
Pengelolaan dan pengawasan penyu di Pantai Taman Kili-Kili Desa Wonocoyo
dan Pantai Taman Pacitan.
5
2.2.1.3 Wawancara
Wawancara atau interview dilakukan dengan cara komunikasi secara
langsung atau tanya jawab antara penanya dengan narasumber untuk
memperoleh suatu informasi serta sebagai pelengkap metode pengumpulan data
lainnya. Dalam Praktik kerja magang ini proses wawancara dilakukan terhadap
kepala POKMASWAS dan dengan pihak lain yang berkompeten, dengan cara
komunikasi langsung di Pantai Taman Kili-Kili Desa Wonocoyo dan Pantai Taman
Desa Hadiwarno Kabupaten Pacitan.
2.2.1.4 Dokumentasi
Dokumentasi kegiatan yang dilakukan untuk memberikan bukti dari suatu
kegiatan dapat berbentuk tekstual (buku, laporan, majalah) maupun non-tekstual
(gambar, audio, video). Pengumpulan data secara dokumentasi pada PKM ini
dilakukan dengan menggunakan kamera untuk mengambil gambar atau merekam
suatu peristiwa dari obyek atau aktivitas yang penting pada saat kegiatan PKM
berlangsung di Pantai taman Kili-Kili Desa Wonocoyo dan Pantai Taman Desa
Hadiwarno.
6
2.3 Prosedur Praktik Kerja Magang
Kegiatan Praktik Kerja Magang (PKM) dilaksanakan melalui beberapa
tahapan pengurusan yang telah disepakati oleh pihak jurusan, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, alur kegiatan yang harus dilakukan dijelaskan pada Gambar 2
dibawah ini :
7
3. KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA MAGANG
8
Gambar 1. Lokasi Praktik Kerja Magang Pantai Taman Kili-kili Trenggalek
9
Desa wonocoyo juga terdapat sarana pendidikan mulai dari PAUD-TK-SD-
SMP-SMA. Meskipun hidup di pesisir, namun masyarakat Desa Wonocoyo
sudah sadar akan pentingnya pendidikan, bahkan ada beberapa warga yang
memiliki anak untuk sekolah, kuliah maupun kerja diluar daerah dan sukses
diluar kota.
Pada bulan Mei sampai Agustus masyarakat sekitar pantai taman kili-kili
sering menjumpai penyu yang bertelur, kemudian masyarakat menangkap induk
penyu bahkan mengambil telur-telur penyu untuk dijual maupun dikonsumsi
sendiri. Jenis penyu yang sering ditemukan sepanjang Pantai Taman Kili-Kili yaitu
penyu Abu-Abu atau Lekang (Lepidochelys olivacea), penyu Sisik atau Hawkbill
turtle (Eretmochelys imbricata), penyu belimbing atau Leatherback Turtle
(Dermochelys cariacea). Penyu Abu-abu adalah penyu yang sering mendarat
untuk bertelur di Pantai Taman Kili-Kili.
10
dilindungi hanya diperbolehkan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan
dan penyelamatan jenis satwa yang bersangkutan. Berdasarkan CITES semua
jenis penyu laut telah dimasukkan dalam Appendix 1 yang berarti perdagangan
internasional penyu untuk tujuan komersial juga dilarang. Badan konservasi dunia
IUCN memasukkan penyu sisik kedalam spesies yang sangat terancam punah,
sedangkan untuk jenis penyu Hijau, Lekang, dan Belimbing digolongkan sebagai
yang terancam punah.
11
3.5 Pengukuhan Pokmaswas Taman Kili-Kili
12
3.7 Manfaat Konservasi Penyu Pantai Taman Kili-Kili
1. Aspek Lingkungan
Menjaga dan melestarikan ekosistem penyu secara berkelanjutan
Mengurangi tingkat pencurian telur penyu
Menurunkan jumlah eksploitasi penyu
2. Aspek Sosial
Mengenalkan konservasi penyu ke masyarakat sekitar dan anak-
anak
Menjaga keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat dan
pengunjung
3. Aspek Ekonomi
Meningkatkan kesejahteraan dengan menambah pendapatan
untuk masyarakat sekitar sebagai konsep “panggul’s turtle nursery”
di pantai taman kili-kili
Mengembangkan ekowisata bahari di pantai taman kili-kili
Pacitan dikenal dengan nama Kota Pariwisata atau Kota Seribu Goa. Hal
ini dikarenakan kekayaan alam dan ekstika Pacitan yang sungguh luar biasa dan
sangat memikat para pengunjung. Pariwisata di Pacitan terdiri dari Wisata Goa,
Wisata Pantai, Wisata Pegunungan (Hikking), Wisata Sejarah, Wisata Pemandian
Alam dan Saat ini sedang dalam tahap penyelesaian kawasan Olahraga yang
13
nantinya bisa menjadi salah satu alternatif tempat yang bisa dikunjungi di Pacitan.
Salah satu objek wisata pantai yang dikunjungi adalah Pantai Taman Ria Desa
Hadiwarno Kabupaten Pacitan, destinasi pantai ini memiliki konsep ekowisata
karena didalamnya ada konservasi penyu pantai taman yang dikelola oleh
masyarakat setempat.
14
berpasir yang memiliki tingkat kemiringan tanah sebesar 300. Desa Hadiwarno
memiliki beberapa tempat yang berpotensi di jadikan sebagai lokasi wisata.
Beberapa di antaranya telah di jadikan sebagai lokasi wisata diantaranya adalah
flying fox, kolam pemandian umum serta wisata pantai dan konservasi penyu
pantai taman ria.
Beberapa jenis penyu seperti Penyu Hijau, Penyu Pipih, Penyu Sisik, dan
Penyu Belimbing, sering mendarat di pantai Taman Ria. Penyu Hijau biasa
bertelur, pada bulan Maret hingga September kemarin sebanyak 22 induk penyu
hijau bertelur. Sedangkan penyu pipih hanya sesekali mendarat, dan Penyu
Belimbing tercatat 5 tahun sekali mendarat untuk bertelur. Hingga kini, kelompok
ini berhasil menetaskan telur penyu sebanyak 300 buah, dan telah melepaskan
15
tukik sebanyak 200 ekor dengan umur pembesaran 3 bulan, sedangkan sisanya
masih di dalam pembesaran yang direncanakan hingga umur 6 bulan. Saat ini
kegiatan konsevasi penyu ini dibuka untuk khalayak umum yang ingin melihat
lokasi konservasi penyu, dengan penarikan retribusi masuk sebesar 2000 rupiah
guna membantu dalam pembelian pakan penyu. Harapan dari masyarakat dan
pengelola khususnya, adanya perhatian dari instansi terkait untuk mendukung
pengembangan konservasi penyu yang telah dilakukan ke depannya. Konservasi
penyu ini hanya dikelola oleh satu dari masyarakat setempat.
16
4. HASIL PRAKTIK KERJA MAGANG
Untuk pakan penyu dilakukan setiap hari selama 3kali yaitu pada waktu
pagi, siang dan sore hari. Jenis makanan yang diberikan adalah sawi dan daging
ikan. Pantai taman kili-kili mempunyai 1 ekor penyu lekang yang di rawat serta 2
ekor tukik penyu belimbing dan yang lebih banyak adalah tukik penyu lekang.
17
Gambar 5. Kegiatan PKM Memberi makan tukik belimbing
Selama PKM di Pantai Taman Kili-Kili induk penyu yang mendarat adalah
penyu abu-abu (Lepidochelys olivacea). Nmaun ada satu sarang yang di prediksi
sebagai telur induk penyu sisik. Pengawasan Telur penyu di habitat alami Pantai
Taman Kili-Kili dilakukan dengan intens ketika pada saat musim penyu bertelur
datang yaitu mulai bulan April sampai dengan bulan Agustus. Apabila diluar
musim penyu bertelur hanya sesekali menyusuri tepi pantai. Pengawasan
dilakukan dengan berkelililng tepi pantai sebanyak 2-3 kali dalam sehari, kegiatan
ini disebut dengan patroli. Kegiatan patrol dilaksanakan 2kali yaitu patroli pagi dan
patroli malam.
18
Gambar 6. Kegiatan Patroli Malam mencari telur penyu
19
Gambar 7. Sarang Semi alami taman kili-kili
Acara pelepasan anak penyu atau tukik ke laut terkenal dengan sebutan
Upacara Ucul-Ucul. Upacara ini dilakukan ketika telur penyu sudah menetas
semua dan tukik yang dipenangkaran sudah kuat untuk mengurangi resiko
kematian baik karena faktor internal maupun eksternal. Acara ucul-ucul
merupakan acara tahunan yang sudah diagendakan dalam pemerintah daerah.
Biasanya acara ini dilakukan ketika bulan Oktober dipagi hari sebelum matahari
bersinar terlalu terik, untuk menghindari tukik supaya tidak mati sebelum
memasuki perairan. Sebelum acara pelepasan berlangsung, ada rangkaian acara
seperti sambutan dari kepala daerah atau dinas yang terkait. Acara ini diikiuti oleh
masyarakat sekitar, siswa siswi sekolah, polisi militer, perangkat pemerintah
daerah, dinas terkait dan dibuka untuk umum. Ketika semua tukik sudah dibagikan
maka semua peserta serentak akan meletakkan tukik di permukaan pasir dan
kemudian melihat perjuangan tukik untuk mencapai lautan. Melihat hal itu tentu
saja menjadi suatu hiburan tersendiri bagi peserta ucul-ucul.Kegiatan pelepasan
ini tidak hanya melepas tukik saja namun juga melepas beberapa ikan tawar yang
dilepaskan disungai-sungai dekat pantai, kemudian ada pelepasan burung di area
pantai, selanjutnya juga ada penanaman pohon di area pantai untuk menjaga
kealamiannya pantai supaya penyu dapat mendarat kembali untuk bertelur tiap
tahunnya.
20
4.1.3 Perawatan Kolam Penyu dan Tukik Taman Kili-Kili
21
peraturan yang sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP). Diantaranya
adalah Sulitnya melakukan pengawasan karena keterbatasan anggota
POKMASWAS, akibat pekerjaan masyarakatnya mayoritas petani, Jika hari libur
banyaknya pengunjung sehingga guidenya terfokus pada pengujung dan
Kurangnya papan informasi tentang peraturan-peraturan yang ada.
22
4.2 Pengelolaan Konservasi Penyu di Pantai Taman Pacitan
23
daya dorong yang sangat besar bagi pihak swasta untuk berperan serta dalam
program konservasi dan mendukung upaya pengawetan jenis.
24
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
25
5.2 Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
27