Anda di halaman 1dari 16

51

4.3. Arad

4.3.1. Konstruksi dan Desain

Berdasarkan Praktikum Metode Penangkapan Ikan konstruksi dan desain

dari alat tangkap Arad tertera pada gambar.


a

b
c
d

g
h
i
Gambar . Konstruksi Arad (Small Bottom Trawl)

Keterangan:

a. Tali slambar f. Kantong

b. Otter boad g. Tali ris bawah

c. Sayap h. Pelampung

d. Tali ris atas i. Pemberat

e. Badan jaring
52

Gambar . Desain Arad.

Arad memiliki bagian-bagian yang berfungsi untuk membantu

mempermudah kegiatan penangkapan. Menurut Sandria et al, (2014), badan Arad

terdiri dari 5 lembar jaring. Bahan jaring terbuat dari bahan PE (Polyethilen).

Panjang keseluruhan bagian badan (body) adalah 34 meter. Mata jaring disetiap
53

lembar jaring memiliki besar yang berbeda-beda, dimana dari lembar jaring 1

hingga 5 akan semakin mengecil ukurannya. Kantong adalah bagian pukat yang

terpendek dan terletak di ujung belakang dari Arad.

Bagian – bagian dari Arad antara lain :

1. Sayap jaring

Sayap jaring berfungsi untuk mengarahkan hasil tangkapan masuk ke dalam

jaring. Bagian ini berhubungan dengan otter board (bagian depan), dan dengan

perut jaring (bagian belakang). Bahan yang digunakan adalah Polyethylene dan

terdiri dari dua bagian yaitu sayap kanan dan sayap kiri. Pada bagian ini terdapat

tali ris atas, pelampung kecil pada bagian sisi kiri dan kanan , serta pelampung besar

Pada bagian bawah terdapat ground rope, pemberat kecil dari potongan-potongan

timah. Pemberat ini berfungsi untuk membantu bukaan mulut jarring saat

melakukan operasi penangkapan. Pemberat akan membuat alat tangkap terbuka ke

bawah sehingga memperlebar bukaan mulut dari alat tangkap Arad.

2. Badan jaring

Bagian badan jaring berfungsi untuk mengurung ikan yang telah digiring

oleh sayap. Sudut depan kiri dan kanan berhubungan langsung dengan sayap kiri

dan kanan, sedangkan bagian belakang badan berhubungan dengan kantong. Bagian

badan ini terbagi menjadi dua bagian dengan ukuran mata jaring yang berbeda.

Bahan yang digunakan adalah polyethylene (PE). Sepanjang bagian atas badan

jaring dilengkapi dengan 20 pelampung kecil. Pelampung ini biasa terbuat dari

bahan PVC (polyvinyl chloride). Pemasangan pelampung ini bertujuan agar ketika

melakukan pengoperasian alat tangkap, bagian atas dapat terbuka dengan baik.

3. Kantong jaring
54

Bagian kantong merupakan bagian paling belakang dari alat tangkap jaring

Arad yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung hasil tangkapan. Pada

bagian depan kantong berhubungan langsung dengan bagian badan. Kantong

terbuat dari bahan polyethylene (PE). Pada bagian ini biasanya memiliki ukuran

mata jarring yang lebih kecil.

4. Otter board

Otter board ini berfungsi untuk membuka mulut jaring ke arah horizontal

(ke arah kanan dan kiri) sewaktu alat tangkap jaring Arad dioperasikan. Otter board

ini berbentuk persegi panjang yang terbuat dari bahan kayu yang dilengkapi dengan

besi pada bagian bawahnya yang berfungsi sebagai pemberat. Berat otter board ini

mencapai 12 kg. Otter board ini membantu alat tangkap untuk terbuka ke samping

sehingga ikan-ikan dapat masuk ke alat tangkap. Umumnya terdapat 2 otter board

yang terpasang pada alat tangkap Arad.

4.3.2. Metode Pengoperasian

Berdasarkan hasil praktikum laut yang telah dilakukan, dapat diketahui hasil

pengamatan alat tangkap Arad tersaji dalam tabel sebagai berikut:

Tabel . Hasil Pengamatan Pengoperasian Arad


Kedalaman Suhu
Suhu Udara Kecepatan
Operasi Menit ke- Perairan Air
(ºC) angin (knot)
(m) (oC)
Setting 5 9,5 26,5 26 18
Dragging 5 11,4 26,6 27 18
10 11,6 26,6 27 18
15 12,2 26,6 27 18
20 10,2 26,6 27 7
25 10,6 26,6 27 10
Sumber : Praktikum Metode Penangkapan Ikan, 2018.
55

Lanjutan tabel. Hasil Pengamatan Pengoperasian Arad


30 10,6 26,6 27 6
Hauling 5 11,6 26,7 27 12
Sumber: Praktikum Metode Penangkapan Ikan, 2018.

Berdasarkan Praktikum Metode Penangkapan Ikan yang telah dilakukan,

diperoleh hasil diantaranya, kedalaman perairan yang menjadi lokasi penangkapan

ikan dengan alat tangkap Arad memiliki ukuran yang berbeda. Perbedaan

kedalaman ini karena Arad dioperasikan dengan cara ditarik (dragging), sehingga

saat beroperasi Arad melewati berbagai macam kedalaman. Hasil yang diperoleh

pada pengukuran suhu air tergolong cukup stabil dan merata. Hal ini disebabkan

karena cuaca ketika proses pengoperasian alat tangkap Arad cukup cerah dan

merata sehingga suhu air cenderung stabil. Hasil pengukuran suhu udara

memperoleh nilai yang relatif sama. Penyebab stabilnya suhu udara juga

disebabkan oleh kondisi cuaca yang baik saat pengoperasian alat tangkap. Hasil

pengukuran kecepatan angin memperoleh hasil yang cukup beragam. Perbedaan

hasil yang diperoleh dalam kecepatan angin ini disebabkan karena Arad

dioperasikan dengan cara ditarik oleh kapal yang tetap berjalan. Perpindahan setiap

proses tersebut menyebabkan kecepatan angin setiap proses berbeda.

Prinsip kerja dari Arad adalah menyapu bagian dasar laut untuk memperoleh

hasil tangkapan. Menurut Fitri et al., (2011), Pengoperasian Dredged Net hampir

sama dengan Beam Trawl yaitu dengan cara diseret pada dasar perairan, hanya saja

ukuran alat ini lebih kecil jika dibandingkan dengan Beam Trawl. Sifat Dredged

Net adalah menggaruk dasar perairan, apabila keadaan tersebut terjadi terus

menerus maka dapat merusak lingkungan atau merusak ekosistem dasar perairan.

Selain merusak ekosisitem, sampah dan kotoran pun ikut masuk ke dalam kantong.
56

Trawl dan Arad dikelompokkan sebagai alat tangkap yang tidak ramah lingkungan

karena metode pengoperasiannya yang dapat menangkap semua biota laut sehingga

berdasarkan Keppres nomor 39 tahun 1980 terjadi penghapusan Jaring Trawl.

4.3.3. Alat Bantu Penangkapan Ikan

Berdasarkan Praktikum Metode Penangkapan Ikan yang telah dilakukan,

digunakan beberapa alat bantu penangkapan pada operasi alat tangkap ini ;

a. Global Positioning System (GPS)


Global Positioning System (GPS) merupakan alat navigasi yang sering

digunakan oleh nelayan. GPS banyak digunakan karena mudah dalam

penggunaannya. GPS sangat membantu pengguna dalam menentukan lokasi yang

diinginkan. GPS memiliki beberapa fitur mampu memuat lokasi yang pernah

dikunjungi. Mark adalah fitur yang digunakan untuk menandai lokasi yang pernah

dikunjungi dan disimpan koordinatnya, sehingga dapat kembali ke tempat yang

pernah dikunjungi.

Gambar . Global Positioning System (GPS)


(Sumber : 0 Teknik Tambang)

Global Positioning System atau GPS merupakan alat bantu yang digunakan

untuk navigasi dan menentukan lokasi. Menurut Rifai (2013), GPS (Global

Positioning System) adalah suatu sistem navigasi menggunakan lebih dari 24 satelit
57

MEO (Medium Earth Orbit atau Middle Earth Orbit) yang mengelilingi bumi

sehingga penerima-penerima sinyal di permukaan Bumi dapat menangkap

sinyalnya. GPS mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima

oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan letak,

kecepatan, arah, dan waktu. Satelit mengorbit pada ketinggian 12.000 mil di atas

bumi dan mampu mengelilingi Bumi dua kali dalam 24 jam. Satelit GPS secara

kontinyu mengirimkan sinyal radio digital yang mengandung data lokasi satelit dan

waktu pada penerima yang berhubungan.

b. Kompas Bidik
Kompas merupakan alat navigasi yang telah lama digunakan. Penggunaan

kompas jauh lebih mudah. Kompas juga memiliki beberapa kelebihan antara lain

tidak menggunakan baterai ataupun daya, mudah dibawa, dan memiliki harga

terjangkau. Kompas memiliki beberapa jenis diantaranya kompas bidik, kompas

magnet, dan kompas digital. Prinsip kompas adalah memanfaatkan medan magnet

bumi (kutub).

Gambar . Kompas Bidik


(Sumber : Kopaska Spensaka)

Kompas baring merupakan salah satu alat navigasi dalam kegiatan

pengoperasian alat tangkap. Menurut Akbar dan Anton (2014), kompas merupakan
58

alat navigasi utama dalam membantu menunjukkan dan menentukan arah. Kompas

sangat membantu sekali terutama untuk menentukan arah bila berada disuatu

daerah. Kompas yang menjadi peralatan bantu penunjuk arah saat ini masih

terbilang manual karena jika untuk mengetahui arah harus dengan memperhatikan

jarum magnet yang terdapat pada kompas sebagai penunjuk arah mata angin.

c. Fish finder

Fish finder yang dioperasikan dalam Praktikum Metode Penangkapan Ikan

digunakan sebagai alat bantu untuk mengetahui letak gerombolan ikan. Fish finder

ini dapat membantu menemukan daerah penangkapan ikan. Fish finder juga

memuat data mengenai kedalaman perairan dan suhu.

Gambar . Fish Finder


(Sumber : Navy Tecnology)
Berdasarkan Praktikum Metode Penangkapan Ikan pada alat tangkap Arad

dengan menggunakan alat bantu navigasi fish finder memperoleh hasil yang tersaji

dalam tabel berikut :


59

Tabel. Hasil Pengamatan pada Fish Finder


Suhu Keberadaan
Menit Kedalaman Kedalaman
Operasi Air Gerombolan
ke- perairan (m) Ikan
(oC) Ikan
Setting 1 8,9 26,5 Ada 8
2 8,6 26,4 - -
3 9,1 26,45 - -
4 9,2 26,5 - -
5 9,5 26,5 - -
Dragging 1 14,6 26,5 Ada 8
2 11 26,5 Ada 4
3 14,3 26,5 - -
4 11,4 26,5 - -
5 11,4 26,3 - -
6 16,1 26,6 - -
7 16,3 26,6 Ada 8
8 11,5 26 -
9 12,1 26,6 - -
10 11,6 26,6 - -
11 11,9 26,6 Ada 8
12 12,2 26,6 Ada 8
13 12,1 26,6 Ada 4
14 10,9 26,6 - -
15 12,2 26,6 - -
16 11 26,6 - -
17 10 26,6 - -
18 10,1 26,6 - -
19 10,3 26,6 - -
20 10,2 26,6 - -
21 10 26,6 Ada 8
22 10,4 26,6 Ada 7
23 10,6 26,6 Ada 7,5
60

24 10 26,6 - -
25 10,6 26,6 - -
26 10,7 26,6 - -
27 10,5 26,5 - -
28 10,5 26,6 - -
29 10,8 26,7 Ada 6
30 10,6 26,7 - -
Sumber: Praktikum Metode Penangkapan Ikan, 2018.

Lanjutan Tabel. Hasil Pengamatan pada Fish Finder


Kedalaman Suhu Keberadaan
Menit Kedalaman
Operasi perairan (m) Air Gerombolan
ke- Ikan
(oC) Ikan
Hauling 1 11,6 26,7 - -
2 10,8 26,6 - -
3 11,4 26,6 - -
4 11 26,5 - -
5 10,8 26,6 - -
Sumber: Praktikum Metode Penangkapan Ikan, 2018.

Hasil pengamatan menggunakan fish finder pada praktikum ini adalah

seperti yang sudah tersaji pada tabel di atas. Hasil tersebut dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Kedalaman yang berbeda pada setiap menit baik dari setting,

dragging, maupun hauling ini karena alat tangkap Arad ini dioperasikan secara

aktif, sehingga kapal terus melaju dan melewati beberapa kedalaman perairan yang

berbeda. Suhu yang relatif sama dikarenakan cuaca ketika melakukan praktikum

cukup stabil dan merata sehingga memberikan pengaruh terhadap suhu perairan.

Gerombolan ikan yang terdapat diperairan ini tidak merata karena kapal yang terus
61

bergerak dan ikan juga terus berenang. Hal tersebut membuat tidak dalam setiap

menit dapat diperoleh gerombolan ikan. Fish finder juga memiliki kelemahan salah

satunya tidak dapat membedakan gerombolan ikan dengan sampah.

Fish finder merupakan alat bantu dalam pengoperasian yang menunjukkan

keberadaan gerombolan ikan, suhu perairan, serta kedalaman suatu wilayah

perairan. Menurut Ma’mun et al., (2013), fish finder merupakan alat akustik yang

relatif jauh lebih murah dan mudah dijangkau. CruzPro fish finder merupakan salah

satu contoh jenis alat akustik tersebut. CruzPro fishfinder memiliki kemampuan

untuk menyimpan data,namun tidak diiringi dengan perkembangan teknologi

pengolahan data yang dihasilkan. Data hasil akusisi CruzPro fishfinder disimpan

dalam jenis data ASCII (American Standard Code for Information Interchange).

d. Anemometer

Anemometer yang dioperasikan dalam Praktikum Metode Penangkapan

Ikan digunakan sebagai alat bantu untuk mengukur kecepatan angin. Anemometer

juga dapat digunakan untuk mengetahui cuaca yang akan terjadi (badai, sedang,

cerah) berdasarkan angka yang sering muncul. Anemometer memiliki skala untuk

menentukan keadaan cuaca berdasarkan dari pencocokkan angka yang muncul .

Skala Anemometer disebut dengan Skala Beaufort. Semakin besar angka skala

Beaufort, maka semakin kencang angin berhembus dan bahkan bisa semakin

merusak. Skala Beaufort dimulai dari angka 1 untuk embusan angin yang paling

tenang sampai angka 12 untuk embusan angin yang dapat menyebabkan

kehancuran
62

Gambar . Anemometer
Sumber : Wikipedia

Berdasarkan hasil Praktikum Metode Penangkapan Ikan diketahui bahwa

hasil pengamatan Anemometer pada alat tangkap Arad tersaji dalam tabel :

Tabel . Hasil Pengamatan terhadap Anemometer


No Operasi Kecepatan Suhu udara (oC)
angin (knot)
1 Setting 18 26
2 Dragging 18 27
18 27
7 27
10 27
6 27
10 27
3 Hauling 12 27
Sumber: Praktikum Metode Penangkapan Ikan, 2018.

Hasil yang diperoleh dari hasil pengukuran Anemometer yang telah

dilakukan menunjukkan hasil yang berbeda pada tiap 5 menit perhitungan.

Perbedaan hasil ini dipengaruhi oleh kecepatan angin yang berbeda. Pengaruh lain

yang menyebabkan perbedaan hasil adalah karena cara pengoperasian Arad dengan
63

cara ditarik. Arad yang ditarik dengan kecepatan kapal tertentu akan mempengaruhi

kecepatan angin yang diukur.

Anemometer merupakan alat yang efektif untuk mengukur kecepatan angin.

Menurut Halim et al., (2017), pengukuran data angin menggunakan alat

Anemometer. Satuan yang digunakan dalam pengukuran data angin adalah m/dt.

Pada saat nelayan berhenti untuk menebar jaring, Anemometer disiapkan untuk

mengambil data. Data angin hasil pengukuran lapangan ini terdiri dari data

kecepatan angin (m/dt) dan data arah angin (o). Angin yang masuk melalui celah

baling-baling akan menampilkan hasil kecepatan angin di layar Anemometer. Arah

angin yang datang dilihat dengan menggunakan kompas tembak, selanjutnya

setelah didapat kecepatan dan arah angin kemudian diolah menggunakan software

untuk menghasilkan output berupa wind rose.

4.3.4. Daerah Pengoperasian

Berdasarkan Praktikum Metode Penangkapan Ikan daerah pengoperasian

alat tangkap Arad adalah sebagai berikut:

Tabel . Hasil Pengamatan Daerah Pengoperasian Arad


Koordinat GPS Hasil Baringan
No Operasi Lintang Bujur Pulau Teluk
Selatan Timur Panjang Awur
1 Setting 06°34’2,182” 110° 37’41,195” 450 220°
06°34’40,7” 110° 38’04,9” 450 223o
06°34’30,9” 110° 38’06,5” 550 223o
2 Dragging 06°34’20,3” 110° 38’8,2” 450 220o
06°34’9,9” 110° 38’10,5” 450 214o
06°34’59,6” 110° 38’13,0” 550 220o
3 Hauling 06°33’54,1” 110° 38’ 13,8” 550 214°
64

Sumber : Praktikum Metode Penangkapan Ikan, 2018.

Berdasarkan Praktikum yang telah dilakukan daerah pengoperasian Arad

yaitu di lakukan di perairan Jepara. Jarak ke fishing ground hanya membutuhkan

waktu sekitar 20 menit, sebelum melakukan setting hal pertama yang dilakukan

adalah menetukan titik kordinat menggunakan GPS. Kedalaman yang diukur dari

proses setting dragging, hauling mencapai 8,6 sampai 11,6 meter dengan suhu air

yang mencapai suhu 26,5 C0 sampai 26,7 C0 sedangkan suhu udaranya mencapai

26C0 sampai 27 C0. Arah anginnya sendiri kearah barat dengan kondisi perairan

yang tenang dengan kondisi cuaca yang cerah.

Salah satu alat tangkap yang digunakan untuk menangkap rajungan adalah

jaring Arad. Pada umumnya nelayan jaring Arad di Desa Betahwalang, dalam

menentukan daerah penangkapan rajungan hanya menggunakan insting dan

informasi nelayan lain, sehingga kurang efektif karena hasil tangkapan tidak pasti.

Terdapat dua kisaran kedalaman perairan yang dikaji, yaitu kedalaman 0 – 5 meter

dan kedalaman 5,5 – 10 meter. Pemilihan dua kisaran kedalaman perairan ini

berdasarkan atas cakupan pengoperasian jaring Arad nelayan Desa Betahwalang

yang memungkinkan dapat beroperasi di perairan Betahwalang, dimana alat

tangkap jaring Arad di Desa Betahwalang, dapat beroperasi pada kedalaman kurang

dari 10 meter. Rajungan cenderung menyenangi perairan dangkal, kedalaman

paling disenangi berkisar antara 1 sampai 4 meter, serta rajungan penyebarannya

hingga kedalaman mencapai 50 meter (Prasetyo et al., 2014).

4.3.5. Hasil Tangkapan

Berdasarkan praktikum metode penangkapan ikan hasil tangkapan alat


tangkap Arad adalah sebagai berikut :
Tabel. Hasil Tangkapan Jaring Arad
65

Ukuran (cm) Berat


Jumlah Persentase
No Jenis ikan total
(ekor) P L (%)
(kg)
Ikan Kurisi 7,4 4
1 (Nemitarus 3 5,3 3,1 0,185 0,016
nematophorus) 4 2,2
Ikan Pepetek 7,8 4,3
2 (Lelognathus 1000 5,2 2 2,5 4
dussumieri) 3 1
Ikan Layur 50 5,3
3 2 0,75 0,026
(Trichiurus savala ) 43 3,2
Rajungan
4 (Portunus 1 12 4 0,134 0,007
pelagicus)
Sumber : Praktikum Metode Penangkapan Ikan, 2018.

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan terdapat empat jenis

spesies yang dihasilkan ikan Kurisi (Nemitarus nematophorus) sebanyak tiga ekor

dengan berat total 0,185 Kg dan presentase yang dihasilkan adalah 0,016%. Ikan

Pepetek (Lelognathus dussumieri) dengan berat total 2,5 Kg dan presentase yang

dihasilkan 4%. ikan Layur (Trichiurus savala) sebanyak dua ekor dengan dengan

berat total 0,75 Kg dan presentase yang dihasilkan 0,026%. Rajungan sebanyak

satu dengan berat total 0,134 gr dan presentase yang dihasilkan 0,007%.

Arad banyak digunakan oleh nelayan karena dianggap memiliki hasil

tangkapan yang banyak. Menurut Chairunnisa et al., (2018), lebih banyak nelayan

yang menggunakan Arad karena alat tangkap Arad sangat menguntungkan nelayan.

Arad membuat nelayan bisa mendapatkan hasil tangkapan ikan dari dasar perairan

sampai permukaan, sehingga mendapatkan hasil tangkapan yang lebih banyak.


66

Arad memiliki skor yang paling tinggi karena hasil tangkapan yang didapatkan

lebih banyak dibandingkan trammel net dan gill net.

Anda mungkin juga menyukai