LAPORAN PRAKTIKUM
OLEH
NAMA : ANDI DARMAWANTO
NIM : Q1B116065
KELOMPOK : 1 (SATU)
KENDARI
2019
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
hidayah dan rahmat-Nya agar senantiasa dekat dengan diri-Nya dalam keadaan
sehat wal’afiat. Serta salam dan shalawat kita kirimkan kepada Muhammad SAW,
dimana nabi yang membawa ummat-Nya dari zaman kegelapan menuju zaman
yang terang benderang dan telah menjadi suri tauladan bagi ummat-Nya.
Penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas saya yang
diberikan oleh dosen Mata kuliah Teknologi Limbah dan Hasil Samping Produk
Perikanan. Tidak lupa saya sampaikan terima kasih pada Tim Pengajar Mata
Penulis berharap, dengan adanya laporan ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan khususnya bagi penulis
sendiri. Memang Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan
Andi Darmawanto
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Tujuan dan Manfaat ..................................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 3
A. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Pepetek...................................................... 3
B. Komposisi Kimia Ikan Pepetek ................................................................... 5
C. Habitat dan Penyebaran ............................................................................... 5
D. Tepung Ikan .................................................................................................6
F. Sensori ..........................................................................................................7
BAB III. METODE PRATIKUM .................................................................... 8
A. Waktu dan Tempat ...................................................................................... 8
B. Alat dan Bahan ............................................................................................ 8
C. Prosedur Kerja ............................................................................................. 9
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 11
A. Hasil.................... ....................................................................................... 11
B. Pembahasan ................................................................................................ 11
BAB V. PENUTUP .......................................................................................... 14
A. Kesimpulan ................................................................................................. 14
B. Saran............... ............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
17.499 pulau dari Sabang sampai Merauke, Luas total wilayah Indonesia adalah
7,81 juta km2 yang terdiri dari 2,01 juta km2 daratan, 3,25 juta km2 lautan, dan 2,55
juta km2 Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) merupakan suatu negara dengan luas
perairan lebih besar dari pada luas daratan, maka dari itu Indonesia disebut sebagai
daratan Kota Kendari. Perairan ini merupakan tempat pertemuan antara air tawar
dan laut atau biasa disebut sebagai daerah peralihan antara perairan tawar dan
perairan laut. Jika dilihat dari kondisi tersebut, perairan Teluk Kendari dapat
bahwa habitat estuari relatif lebih subur (produktif) sehingga habitat ini menjadi
daerah asuhan yang baik bagi organisme laut seperti larva udang, ikan, dan kerang,
bahkan ada jenis-jenis ikan yang menjadikan estuari sebagai habitat sepanjang
hidupnya.
Ikan pepetek merupakan ikan demersal yang menjadi salah satu penyusun
komunitas ikan di perairan Teluk Kendari (Asriyana et al., 2009). Ikan ini
sehingga nelayan cenderung mengeksploitasi sumber daya ini dalam jumlah yang
2
besar. Salah satu solusi yang bisa dilakukan yaitu dengan memanfaatkan ikan rucah
ikan atau hasil samping pengolahan ikan tanpa penambahan material apapun
(Windsor, 2001). Proses pengolahan tepung ikan sangat beragam, tergantung pada
komposisi kimia dan ketersediaan teknologi yang ada. Arifudin (2001) membagi
proses pengolahan tepung ikan menjadi proses kering dan proses basah berdasarkan
kandungan lemak ikan, dimana proses basah dilakukan dengan perebusan. Maka
dari itu perlu dilakukan praktikum tentan pemanfaatan limbah hasil perikanan
dalam hal ini pembuatan tepung ikan untuk meningkatkan penghasilan ekonomis
Tujuan dari pratikum ini adalah mengetahui pembuatan tepung ikan dari
limbah ikan rucah yaitu ikan pepetek (Leiognathus sp.) serta mengetahui kualitas
proses pembuatan tepung ikan dari limbah ikan rucah yaitu ikan pepetek
(Leiognathus sp.) serta mengetahui kualitas fisik tepung ikan setelah diolah.
3
menurut Saanin (1984). Selain berdasarkan Saanin (1984) juga sudah diidentifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Subordo : Percoidea
Divisi : Perciformes
Famili : Leiognathidae
Genus : Leiognathus
mendalam, moncong dari ikan pepetek tumpul, duri punggung ke tiga dan ke empat
bergerigi, dan warna hitam pada ujung membran sirip punggung. Ikan pepetek tidak
memiliki daerah semi lingkaran yang jelas pada tengkuk, garis rusuk berwarna
abu-abu samar, dada memiliki warna abu-abu terang, dan warna hitam sangat jelas
dari sirip punggung membran setengah distal antara posterior dari kedua hingga
Selain itu ikan pepetek memiliki ciri utama, yaitu dapat memancarkan
Cahaya yang dilepaskan pada siang hari ke arah bawah berupa cahaya difuse yang
ikan pemangsa tidak dapat melihat ikan ini sehingga terhindar dari bahaya
protein ikan pepetek merupakan bagian yang terbesar setelah air. Menurut
gerombolan yang besar. Operasi penangkapan ikan dengan kapal pukat (trawl),
trammel net atau bagan dapat memperoleh ikan pepetek dalam jumlah yang besar.
6
Ikan pepetek hidup di dasar perairan dangkal berada pada kedalaman antara
5-60 m. Nilai tangkap tertinggi diperoleh pada kedalaman 10-20 m dengan ratarata
cukup luas di wilayah tropis maupun sub tropis. Di setiap wilayah tempat ikan
D. Tepung ikan
mengeluarkan sebagian besar, sebagian atau seluruh lemak dari bahan yang berupa
daging ikan atau bagian ikan yang biasanya dibuang (kepala, isi perut atau jeroan
dan lain-lain). Tepung ikan merupakan salah satu hasil pengawetan ikan dalam
Tepung ikan yang dikonsumsi manusia sebaiknya diolah dengan cara yang
tepat. Bahan baku yang baik dan pengolahan yang tepat, diharapkan tepung ikan
sebagai salah satu sumber pangan. Pengolahan tepung ikan harus memperhatikan
kondisi kebersihan, standar mutu tepung ikan dan cara pengepakan yang baik
Kualitas tepung ikan tergantung dari bahan baku yang digunakan serta
berwarna coklat dan kadar protein atau asam aminonya cenderung menurun atau
menjadi rusak (Assadad et al., 2015). Secara umum, kualitas tepung ikan harus
F. Sensori
Atribut sensori merupakan kumpulan kata untuk mendeskripsikan
karakteristik sensori pada suatu produk pangan, diantaranya adalah warna, rupa,
bentuk, rasa, dan tekstur (Hayati et al, 2012). Evaluasi sensori adalah metode ilmiah
respon yang dirasakan dari suatu produk melalui indra manusia. Evaluasi sensori
dapat dibagi ke dalam dua kategori yaitu pengujian objektif dan subjektif. Dalam
pengujian objektif atribut sensori produk dievaluasi oleh panelis terlatih. (Kemp et
al., 2009)
8
Minggu tanggal 26 Mei 2019 pukul 10:00 WITA sampai selesai, bertempat di
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pembuatan tepung ikan
Alat Kegunaan
Bahan Kegunaan
C. Prosedur Kerja
awalnya yaitu 4,2 kg, lalu mengkukus ikan dengan menggunakan dandang
5. Menyalakan kompor dan mendudukan dandang yang berisi ikan rucah yaitu
mengukusnya
8. Setelah menggiling ikan, lalu menjemur ikan diatas nampan besar dibawah
sinar matahari
9. Melakukan proses mengeringkan ikan di oven dengan suhu 60° C agar kadar
airnya berkurang
Kenampakan 8,3
Aroma 8,3
Tekstur 8,4
Warna 4,3
B. Pembahasan
dihasilkan nilai rata-rata pada parameter kenampakan yaitu 8,3 sesuai dengan
lemak yang terdapat pada tepung ikan tersebut sudah berkurang Winarno (2002),
berwarna.
tidak stabil pada suhu tinggi. Hal inilah yang menyebabkan kenampakan dari
tepung ikan dengan pengukusan dan ekstraksi lemak lebih terang, bersih, sehingga
nonenzimatik, yaitu karbohidrat akan bereaksi dengan protein bila ada panas
umumnya bau yang dapat diterima oleh hidung dan otak merupakan campuran
empat bau, yaitu harum, asam, tengik dan hangus (Nugroho, 2006). Hasil pada uji
parameter aroma yaitu 8,3. Menurut Roshima (2005), meskipun oksidasi lemak
produk oleh konsumen. Pada praktikum ini dihasilkan nilai uji parameter tekstur
yaitu 8,4. Sesuai dengan penelitian Fatmawati (2014), dihasilkan tepung ikan yang
dibuat dengan cara pengukusan dan ekstraksi lemak merupakan tepung ikan yang
disukai oleh panelis. Proses pemasakan baik dengan cara perebusan ataupun
mempertahankan mutu daging ikan yaitu tekstur yang padat dan kompak sehingga
menghasilkan tepung ikan yang memiliki tekstur yang baik (ukuran pertikel
konsumen. Pada praktikum ini dihasilkan nilai uji parameter warna aitu 4,3. Warna
pada tepung ikan disebabkan oleh adanya perlakuan pemanasan pada saat proses
browning nonenzimatik. Hal ini sesuai pendapat Winarno (2002), bahwa warna
gelap atau coklat pada bahan pangan yang diolah dengan pemanasan bisa juga
disebabkan oleh reaksi browning nonenzi matik, yaitu karbohidrat akan bereaksi
berat awal bahan dengan berat akhirnya. Sehingga dapat diketahui berapa
kehilangan beratnya pada proses pengolahan (Isaac, 2009). Pada praktikum tentang
pembuatan tepung ikan dari ikan pepetek (Leiognathus sp.) ini menggunakan ikan
pepetek sebanyak 4,2 kg menghasilkan tepung ikan sebanyak 850 gram, rendemen
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada pratikum ini yaitu ikan pepetek yang diolah menjadi
tepung ikan memiliki nilai uji parameter kenampakan yaitu 8,3 bersih dan normal,
nilai uji parameter aroma yaitu 8,3 harum spesifik tepung ikan, nilai uji parameter
tekstur yaitu 8,4 tidak menggumpal kering dan halus, dan nilai uji parameter warna
yaitu 4,3 abu-abu putih, serta rendemen yang dihasilkan dari ikan pepetek tersebut
sebesar 20,23 %.
B. Saran
analisis lebih lanjut tentang tepung ikan dengan penambahan bahan baku lain
misalna rumput laut agar hasil tepung ikan yang di buat lebih memiliki ciri khas
tersendiri.
15
DAFTAR PUSTAKA
Allo YB. 1998. Selektifitas Trammel Net terhadap Ikan Pepetek di Perairan Teluk
Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat. [skripsi]. Bogor: Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Fatmawati Dan Mardiana. 2014. Tepung Ikan Gabus Sebagai Sumber Protein
(Food Supplement). Jurnal Bionature, Volume 15, Nomor 1, April
2014, Hlm. 54-60
Nugroho, 2006. Optimalisasi Pemanfaatan Ikan Pepetek (Leiognathus Sp.) Dan Ubi
Jalar Putih (Ipomoea Batatas L.) Untuk Substitusi Parsial Tepung
Terigu Dalam Pembuatan Biskuit. Institut Pertanian Bogor
Saanin H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid I dan II. Bogor:
Penerbit Bina Cipta
Sasmito. H, A.I. Nur, Dan Abdullah. 2016. Pola Pertumbuhan Ikan Peperek
(Leiognathus eguulus) Di Teluk Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara.
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan, 1(3): 275-284
Winarno, F.G., 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
16
LAMPIRAN
Gambar 8. ACC
Rumus rendemen
Penyelesaian :
Diketahui :
= 20,23%
Jadi sebanyak 4,2 kg bahan baku menghasilkan tepung ikan sebanyak 850 gram,