Anda di halaman 1dari 20

i

LAPORAN PRAKTIKUM

Teknologi Limbah Dan Hasil Samping Produk Perikanan

“Pembuatan Tepung Ikan dari Ikan Pepetek (Leiognathus sp.)”

OLEH
NAMA : ANDI DARMAWANTO
NIM : Q1B116065
KELOMPOK : 1 (SATU)

Dosen Tim Pengajar

Dr. Ir. Andi Besse Patadjai, M.Sc.

La Ode Huli, S. Pi., M. Si.

Laode Muhamad Hazairin Nadia, S. Pi., M. Si.

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita

hidayah dan rahmat-Nya agar senantiasa dekat dengan diri-Nya dalam keadaan

sehat wal’afiat. Serta salam dan shalawat kita kirimkan kepada Muhammad SAW,

dimana nabi yang membawa ummat-Nya dari zaman kegelapan menuju zaman

yang terang benderang dan telah menjadi suri tauladan bagi ummat-Nya.

Penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas saya yang

diberikan oleh dosen Mata kuliah Teknologi Limbah dan Hasil Samping Produk

Perikanan. Tidak lupa saya sampaikan terima kasih pada Tim Pengajar Mata

Kuliah Teknologi Limbah Hasil Samping Perikanan Yth,

1. Dr. Ir. Andi Besse Patadjai, M.Sc.

2. La Ode Huli, S.Pi., M.Si.

3. La Ode Muhamad Hazairin Nadia, S.Pi., M.Si.

Penulis berharap, dengan adanya laporan ini dapat memberi manfaat bagi

kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan khususnya bagi penulis

sendiri. Memang Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, maka penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan

menuju arah yang lebih baik.

Kendari, Mei 2019

Andi Darmawanto
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Tujuan dan Manfaat ..................................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 3
A. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Pepetek...................................................... 3
B. Komposisi Kimia Ikan Pepetek ................................................................... 5
C. Habitat dan Penyebaran ............................................................................... 5
D. Tepung Ikan .................................................................................................6
F. Sensori ..........................................................................................................7
BAB III. METODE PRATIKUM .................................................................... 8
A. Waktu dan Tempat ...................................................................................... 8
B. Alat dan Bahan ............................................................................................ 8
C. Prosedur Kerja ............................................................................................. 9
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 11
A. Hasil.................... ....................................................................................... 11
B. Pembahasan ................................................................................................ 11
BAB V. PENUTUP .......................................................................................... 14
A. Kesimpulan ................................................................................................. 14
B. Saran............... ............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki

17.499 pulau dari Sabang sampai Merauke, Luas total wilayah Indonesia adalah

7,81 juta km2 yang terdiri dari 2,01 juta km2 daratan, 3,25 juta km2 lautan, dan 2,55

juta km2 Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) merupakan suatu negara dengan luas

perairan lebih besar dari pada luas daratan, maka dari itu Indonesia disebut sebagai

Negara Maritim (Roza, 2017).

Teluk Kendari merupakan perairan semi tertutup yang dikelilingi oleh

daratan Kota Kendari. Perairan ini merupakan tempat pertemuan antara air tawar

dan laut atau biasa disebut sebagai daerah peralihan antara perairan tawar dan

perairan laut. Jika dilihat dari kondisi tersebut, perairan Teluk Kendari dapat

digolongkan sebagai perairan estuari. Matic-Skoko et al., (2005) menyatakan

bahwa habitat estuari relatif lebih subur (produktif) sehingga habitat ini menjadi

daerah asuhan yang baik bagi organisme laut seperti larva udang, ikan, dan kerang,

bahkan ada jenis-jenis ikan yang menjadikan estuari sebagai habitat sepanjang

hidupnya.

Ikan pepetek merupakan ikan demersal yang menjadi salah satu penyusun

komunitas ikan di perairan Teluk Kendari (Asriyana et al., 2009). Ikan ini

termaksuk dalam famili Leiognathidae memiliki nilai yang cukup ekonomis

sehingga nelayan cenderung mengeksploitasi sumber daya ini dalam jumlah yang
2

besar. Salah satu solusi yang bisa dilakukan yaitu dengan memanfaatkan ikan rucah

sebagai bahan baku tepung ikan.

Tepung ikan merupakan produk hasil pengeringan dan penggilingan dari

ikan atau hasil samping pengolahan ikan tanpa penambahan material apapun

(Windsor, 2001). Proses pengolahan tepung ikan sangat beragam, tergantung pada

komposisi kimia dan ketersediaan teknologi yang ada. Arifudin (2001) membagi

proses pengolahan tepung ikan menjadi proses kering dan proses basah berdasarkan

kandungan lemak ikan, dimana proses basah dilakukan dengan perebusan. Maka

dari itu perlu dilakukan praktikum tentan pemanfaatan limbah hasil perikanan

dalam hal ini pembuatan tepung ikan untuk meningkatkan penghasilan ekonomis

masyarakat serta menerapkan teori zero waste (bebas sampah).

B. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari pratikum ini adalah mengetahui pembuatan tepung ikan dari

limbah ikan rucah yaitu ikan pepetek (Leiognathus sp.) serta mengetahui kualitas

fisik tepung ikan setelah diolah.

Manfaat dari pratikum ini adalah agar mahasiswa mengetahui bagaimana

proses pembuatan tepung ikan dari limbah ikan rucah yaitu ikan pepetek

(Leiognathus sp.) serta mengetahui kualitas fisik tepung ikan setelah diolah.
3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi Dan Morfologi Ikan Pepetek (Leiognathus sp.)

Klasifikasi ikan pepetek disajikan pada Gambar 1. Identifikasi ikan pepetek

menurut Saanin (1984). Selain berdasarkan Saanin (1984) juga sudah diidentifikasi

di Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2O LIPI)

Ancol Timur, Jakarta Utara.

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Pisces

Subkelas : Teleostei

Ordo : Percomorphi

Subordo : Percoidea

Divisi : Perciformes

Famili : Leiognathidae

Genus : Leiognathus

Spesies : Leiognathus equulus (Frosskal, 1775)

Nama umum : Slimy, slip mouths, pony fishes

Nama lokal : Pepetek


4

Gambar 1. Ikan Pepetek (Leiognathus sp.)

Sumber: Shidqi (2016)

Spesies Leiognathus equulus memiliki bentuk tubuh yang sangat

mendalam, moncong dari ikan pepetek tumpul, duri punggung ke tiga dan ke empat

bergerigi, dan warna hitam pada ujung membran sirip punggung. Ikan pepetek tidak

memiliki daerah semi lingkaran yang jelas pada tengkuk, garis rusuk berwarna

abu-abu samar, dada memiliki warna abu-abu terang, dan warna hitam sangat jelas

dari sirip punggung membran setengah distal antara posterior dari kedua hingga

kelima sirip dorsal (Wiadnya et al. 2014).

Gambar 2. Morfologi ikan pepetek (Leiognathus sp.)

Sumber : Nugroho (2006)

Selain itu ikan pepetek memiliki ciri utama, yaitu dapat memancarkan

cahaya berwarna putih keperakan yang sering disebut bioluminescence.


5

Bioluminescence dihasilkan dari bakteri yang bersimbiosis dengan ikan pepetek.

Cahaya yang dilepaskan pada siang hari ke arah bawah berupa cahaya difuse yang

cenderung mengubah bayangan dirinya menjadi tidak utuh. Akibatnya

ikan pemangsa tidak dapat melihat ikan ini sehingga terhindar dari bahaya

(Pauly, 1977 diacu dalam Allo, 1998).

B. Komposisi Kimia Ikan Pepetek

Ikan pepetek memiliki kandungan kimia yang cukup baik. Kandungan

protein ikan pepetek merupakan bagian yang terbesar setelah air. Menurut

Nugroho (2006), kandungan protein ikan pepetek mencapai 17,22 %.

Kandungan kimia ikan pepetek secara lengkap disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan kimia ikan pepetek (Leiognathus sp.)

Parameter Kandungan (% bb)

Kadar air 74,54

Kadar protein kasar 17,12

Kadar lemak 3,30

Kadar abu 5,65

Kadar kalsium 1,58

Kadar fosfor 0,89

Sumber : (Nugroho, 2006)

C. Habitat dan Penyebaran

Ikan pepetek biasanya hidup di dasar perairan dangkal dan membentuk

gerombolan yang besar. Operasi penangkapan ikan dengan kapal pukat (trawl),

trammel net atau bagan dapat memperoleh ikan pepetek dalam jumlah yang besar.
6

Ikan pepetek hidup di dasar perairan dangkal berada pada kedalaman antara

5-60 m. Nilai tangkap tertinggi diperoleh pada kedalaman 10-20 m dengan ratarata

maksimum pada kedalaman 15 m di Pantai Utara Jawa (Allo, 1998).

Ikan pepetek merupakan ikan demersal yang memiliki penyebaran yang

cukup luas di wilayah tropis maupun sub tropis. Di setiap wilayah tempat ikan

peperek tersebut mempunyai kondisi geografis dan lingkungan yang berbeda.

Kondisi tersebut dapat memengaruhi pola pertumbuhan ikan peperek sebagai

respon terhadap lingkungan tempat hidupnya (Sasmito et al., 2016)

D. Tepung ikan

Tepung ikan adalah suatu produk padat yang dihasilkan dengan

mengeluarkan sebagian besar, sebagian atau seluruh lemak dari bahan yang berupa

daging ikan atau bagian ikan yang biasanya dibuang (kepala, isi perut atau jeroan

dan lain-lain). Tepung ikan merupakan salah satu hasil pengawetan ikan dalam

bentuk kering (Nugroho, 2006).

Tepung ikan yang dikonsumsi manusia sebaiknya diolah dengan cara yang

tepat. Bahan baku yang baik dan pengolahan yang tepat, diharapkan tepung ikan

yang dihasilkan dapat memenuhi selera konsumen sehingga dapat digunakan

sebagai salah satu sumber pangan. Pengolahan tepung ikan harus memperhatikan

kondisi kebersihan, standar mutu tepung ikan dan cara pengepakan yang baik

sehingga terhindar dari kontaminasi yang mengakibatkan oksidasi maupun dari

serangan serangga (Nugroho, 2006).


7

Kualitas tepung ikan tergantung dari bahan baku yang digunakan serta

proses pembuatannya. Pemanasan yang berlebihan menghasilkan tepung ikan yang

berwarna coklat dan kadar protein atau asam aminonya cenderung menurun atau

menjadi rusak (Assadad et al., 2015). Secara umum, kualitas tepung ikan harus

memenuhi Standar Nasional Indonesia SNI 01-2715-1992 yang telah direvisi

menjadi SNI 01-2715-1996, dengan klasifikasi menjadi 3 level kualitas,

sebagaimana disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Standar Nasional Indonesia untuk produk tepung ikan

Sumber : SNI 01-2715-1996 (Assadad et al., 2015)

F. Sensori
Atribut sensori merupakan kumpulan kata untuk mendeskripsikan

karakteristik sensori pada suatu produk pangan, diantaranya adalah warna, rupa,

bentuk, rasa, dan tekstur (Hayati et al, 2012). Evaluasi sensori adalah metode ilmiah

yang digunakan untuk menimbulkan, mengukur, menganalisis dan menafsirkan

respon yang dirasakan dari suatu produk melalui indra manusia. Evaluasi sensori

dapat dibagi ke dalam dua kategori yaitu pengujian objektif dan subjektif. Dalam

pengujian objektif atribut sensori produk dievaluasi oleh panelis terlatih. (Kemp et

al., 2009)
8

BAB III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Tepung ikan pepetek (Leiognathus sp.) dilakukan pada hari

Minggu tanggal 26 Mei 2019 pukul 10:00 WITA sampai selesai, bertempat di

Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Universitas Halu Ole, Kendari.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pembuatan tepung ikan

dari ikan pepetek (Leiognathus sp.) yaitu :

Tabel 2. Alat yang digunakan dalam praktikum

Alat Kegunaan

Kompor gas Digunakan sebagai alat untuk memasak


Dandang Digunakan sebagai wadah untuk mengkukus ikan
Penggiling Tepung Digunakan sebagai alat untuk menggiling ikan
Oven Digunakan sebagai alat untuk mengeringkan ikan
Baskom Digunakan sebagai wadah ikan
Timbangan Digunakan sebagai alat untuk menimbang berat bahan baku
Nampan Digunakan sebagai wadah saat menjemur ikan
Mesin Pendingin Digunakan sebagai alat untuk menjaga mutu ikan
Blender Digunakan sebagai alat untuk menghaluskan tepung
Tabel 3. Bahan yang digunakan dalam praktikum

Bahan Kegunaan

Ikan Pepetek Sebanyak 4,2 kg digunakan sebagai bahan baku untuk

(Leiognathus sp.) pembuatan tepung ikan.


9

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum yang kami lakukan tentang pembuatan

petis ikan dari limbah hasil rebusan ikan pepetek adalah:

1. Ikan pepetek (Leiognathus sp.) sebanyak 4,2 kg diperoleh dari Tempat

Pelelangan Ikan (TPI) Kendari.

2. Menyiapakan alat dan bahan

3. Mencuci ikan dengan air bersih, kemudian menimbang berat ikan

4. Setelah menimbang berat ikan secara keseluruhan untuk mengetahui berat

awalnya yaitu 4,2 kg, lalu mengkukus ikan dengan menggunakan dandang

5. Menyalakan kompor dan mendudukan dandang yang berisi ikan rucah yaitu

ikan pepetek sampai ikan matang

6. Setelah matang, ikan kemudian ditimbang untuk mengetahui berat setelah

mengukusnya

7. Kemudian menggiling ikan dengan alat penggiling tepung untuk

mengurangi kadar airnya, lalu menimbang lagi untuk mengetahui berat

setelah digiling yaitu 2,1 kg.

8. Setelah menggiling ikan, lalu menjemur ikan diatas nampan besar dibawah

sinar matahari

9. Melakukan proses mengeringkan ikan di oven dengan suhu 60° C agar kadar

airnya berkurang

10. Kemudian menghaluskan tepung ikan dengan blender, setelah itu

menimbang tepung ikan untuk mengetahui beratnya

11. Melakukan uji organoleptik terhadap tepung ikan


10

Gambar 3. Proses pembuatan tepung ikan (Susanto dan Nurhikmat, 2008)


11

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Hasil dari praktikum tentang pembuatan tepung ikan dari ikan pepetek

(Leiognathus sp.) dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil pengamatan tepung ikan pepetek (Leiognathus sp.)


Uji Parameter Rata-Rata

Kenampakan 8,3

Aroma 8,3

Tekstur 8,4

Warna 4,3

B. Pembahasan

Praktikum pembuatan tepung ikan dari ikan pepetek (Leiognathus sp.)

dihasilkan nilai rata-rata pada parameter kenampakan yaitu 8,3 sesuai dengan

penelitian Fatmawati (2014), dihasilkan cara pengukusan dan ekstraksi lemak

memiliki kenampakan yang lebih disukai konsumen. Ekstraksi lemak yang

dilakukan memberi pengaruh terhadap tepung yang dihasilkan, karena kandungan

lemak yang terdapat pada tepung ikan tersebut sudah berkurang Winarno (2002),

lemak mengandung pigmen (karotenoid) yang menyebabkan lemak tersebut

berwarna.

Selama proses pengeringan pigmen daging ikan mengalami perubahan,

dimana perlakuan pemanasan akan mengurangi warna pigmen karena karotenoid

tidak stabil pada suhu tinggi. Hal inilah yang menyebabkan kenampakan dari

tepung ikan dengan pengukusan dan ekstraksi lemak lebih terang, bersih, sehingga

disukai oleh konsumen. Menurut Winarno (2002), bahwa reaksi browning


12

nonenzimatik, yaitu karbohidrat akan bereaksi dengan protein bila ada panas

sehingga menimbulkan warna yang agak gelap sampai kecoklatan.

Aroma lebih banyak dipengaruhi oleh pancaindera penciuman. Pada

umumnya bau yang dapat diterima oleh hidung dan otak merupakan campuran

empat bau, yaitu harum, asam, tengik dan hangus (Nugroho, 2006). Hasil pada uji

parameter aroma yaitu 8,3. Menurut Roshima (2005), meskipun oksidasi lemak

dapat menebabkan ketengikan namun apabila prosesnya belum berlanjut, maka

akan menghasilkan aroma yang justru disukai oleh konsumen.

Tekstur merupakan salah satu parameter dalam menentukan penerimaan

produk oleh konsumen. Pada praktikum ini dihasilkan nilai uji parameter tekstur

yaitu 8,4. Sesuai dengan penelitian Fatmawati (2014), dihasilkan tepung ikan yang

dibuat dengan cara pengukusan dan ekstraksi lemak merupakan tepung ikan yang

disukai oleh panelis. Proses pemasakan baik dengan cara perebusan ataupun

pengukusan dapat mempengaruhi nilai organoleptik produk tepung ikan khususnya

terhadap tekstur. Menurut Fatmawati (2014), bahwa tujuan pemasakan baik

perebusan maupun pengukusan dilakukan untuk mengurangi kadar air dan

mempertahankan mutu daging ikan yaitu tekstur yang padat dan kompak sehingga

menghasilkan tepung ikan yang memiliki tekstur yang baik (ukuran pertikel

seragam, agak halus dan kering).

Warna juga merupakan parameter penting dalam penerimaan produk oleh

konsumen. Pada praktikum ini dihasilkan nilai uji parameter warna aitu 4,3. Warna

pada tepung ikan disebabkan oleh adanya perlakuan pemanasan pada saat proses

pengeringan. Perlakuan pemanasan tersebut dapat menimbulkan terjadinya reaksi


13

browning nonenzimatik. Hal ini sesuai pendapat Winarno (2002), bahwa warna

gelap atau coklat pada bahan pangan yang diolah dengan pemanasan bisa juga

disebabkan oleh reaksi browning nonenzi matik, yaitu karbohidrat akan bereaksi

dengan protein bila ada panas.

Rendemen adalah presentasi produk yang didapatkan dari membandingkan

berat awal bahan dengan berat akhirnya. Sehingga dapat diketahui berapa

kehilangan beratnya pada proses pengolahan (Isaac, 2009). Pada praktikum tentang

pembuatan tepung ikan dari ikan pepetek (Leiognathus sp.) ini menggunakan ikan

pepetek sebanyak 4,2 kg menghasilkan tepung ikan sebanyak 850 gram, rendemen

yang dihasilkan dari ikan pepetek tersebut sebesar 20,23 %.


14

BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada pratikum ini yaitu ikan pepetek yang diolah menjadi

tepung ikan memiliki nilai uji parameter kenampakan yaitu 8,3 bersih dan normal,

nilai uji parameter aroma yaitu 8,3 harum spesifik tepung ikan, nilai uji parameter

tekstur yaitu 8,4 tidak menggumpal kering dan halus, dan nilai uji parameter warna

yaitu 4,3 abu-abu putih, serta rendemen yang dihasilkan dari ikan pepetek tersebut

sebesar 20,23 %.

B. Saran

Saran saya sebaiknya alat dan bahan disiapkan semuanya sebelum

praktikum berlangsung agar tidak menghambat waktu praktik, serta dilakukan

analisis lebih lanjut tentang tepung ikan dengan penambahan bahan baku lain

misalna rumput laut agar hasil tepung ikan yang di buat lebih memiliki ciri khas

tersendiri.
15

DAFTAR PUSTAKA

Allo YB. 1998. Selektifitas Trammel Net terhadap Ikan Pepetek di Perairan Teluk
Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat. [skripsi]. Bogor: Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Arifudin, R. 2001. Tepung ikan. Dalam kumpulan hasil-hasil penelitian pascapanen


perikanan (edisi revisi). Editor: Endang Sri Heruwati, Farida Ariyani,
dan Murniyati. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan
Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jakarta. Hlm 173-
178

Asriyana, Raharjo, M.F, Djamartupal F, Lumpan Batu, Endi S, Kartamihardja.


2009, Komposisi Jenis dan Ukuran Ikan Petek (Famili Leiognathidae)
di Teluk Kendari Sulawesi Tenggara, Jurnal Iktiologi Indonesia, 11
(1) : 11-19.

Fatmawati Dan Mardiana. 2014. Tepung Ikan Gabus Sebagai Sumber Protein
(Food Supplement). Jurnal Bionature, Volume 15, Nomor 1, April
2014, Hlm. 54-60

Matic-Skoko, S., M. Peharda, A. Pallaora, and M. Franicevic. 2005. Species


Conposition, Sea Sonal Fluctuations and Residencity of inshore Fish
assem blages in the Pantan Estuary of The Eastern Middle Adriatic
Acta Adriat. 46 (2) : 201-212

Nugroho, 2006. Optimalisasi Pemanfaatan Ikan Pepetek (Leiognathus Sp.) Dan Ubi
Jalar Putih (Ipomoea Batatas L.) Untuk Substitusi Parsial Tepung
Terigu Dalam Pembuatan Biskuit. Institut Pertanian Bogor

Permatachani. A, M. Boer, M.M. Kamal. 2016. Kajian Stok Ikan Peperek


(Leiognathus equulus) Berdasarkan Alat Tangkap Jaring Rampus Di
Perairan Selat Sunda. Jurnal Teknologi Perikanan Dan Kelautan Vol.
7 No. 2 November 2016: 107-116

Saanin H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid I dan II. Bogor:
Penerbit Bina Cipta

Sasmito. H, A.I. Nur, Dan Abdullah. 2016. Pola Pertumbuhan Ikan Peperek
(Leiognathus eguulus) Di Teluk Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara.
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan, 1(3): 275-284

Winarno, F.G., 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
16

LAMPIRAN

Gambar 1. Bahan Baku Ikan Pepetek Gambar 2. Proses Penimbangan

Gambar 3. Proses Pengukusan Gambar 4. Proses Penggilingan

Gambar 5. Proses Pengeringan

Gambar 6. Proses Penghalusan Gambar 7. Tepung Ikan


17

Gambar 8. ACC

Rumus rendemen

Penyelesaian :

Diketahui :

Berat awal : 4,2 kg

Berat akhir : 850 gram : 0,850 kg

0,850 kg/4,2 kg x 100%

= 20,23%

Jadi sebanyak 4,2 kg bahan baku menghasilkan tepung ikan sebanyak 850 gram,

rendemen yang dihasilkan dari ikan pepetek tersebut sebesar 20,23 %.

Anda mungkin juga menyukai