Anda di halaman 1dari 12

KERAGAMAN GENERASI PERTAMA HASIL PERSILANGAN CUPANG Hias (Betta Plakat

Koi Nemo) Koi Perment Nemo DENGAN CUPANG Alam(Betta imbellis)

ABSTRAK

Ikan cupang adalah salah satu jenis ikan hias yang mempunyai nilai ekonomis
tinggi dan banyak terdapat di pasaran. Betta Plakat Koi Nemo dan Betta Imbellis
merupakan dua spesies ikan air tawar dari famili Osphronemidae yang masing-
masingnya lebih dikenal sebagai cupang Hias dan cupang Alam. Akan tetapi
kebutuhan atas pasar untuk Ikan Hias Cupang sendiri cukup banyak. Penilain harga
Ikan Cupang dilihat dari tingakat kecantikan Ikan Cupang Tersebut, Baik dari Bentuk
Tubuh, Warna, dan keunikannya ikan cupang Itu. Sehingga perlulah dilakuakan
perkawinan Silang atau Hibridisasid dengan tujuan untuk mendapatkan Ikan Variasi
yang Unggul. Serta dengan melakuakan Hybridisasi untuk ikan Hiasan terutama Ikan
cupang agar mendapatkan Kombisanasi dan Corak yang dapat menambahkan
keindahan tubuh. Penelitian mengkaji hasil dari Fertilisasi Ikan Cupang Hias dengan
Cupang Alam

Kata Kunci: Hibridisasi, Ikan Cupang, Manfaat, Variasi Baru

ABSTRACT

Betta fish is one type of ornamental fish that has high economic value and is
widely available on the market. Betta imbellis Plaque Koi Nemo and Betta Imbellis are
two species of freshwater fish from the Osphronemidae family, each of which is better
known as the Ornamental Hickey and the Natural Betta. However, the market demand
for Betta Ornamental Fish is quite a lot. Assessment of the price of Betta Fish is seen
from the level of beauty of the Betta Fish, both from the body shape, color, and the
uniqueness of the Betta fish. So it is necessary to do cross or hybridization with the
aim of getting superior variety fish. And by doing Hybridization for ornamental fish,
especially Betta fish, in order to get Combination and Pattern that can add beauty to
the body. This research examines the results of the Fertilization of Ornamental Betta
Fish with Natural Betta

Keywords: Hybridization, Betta Fish, Benefits, New Variations

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduknya yang besar berkisar
hampir 200 juta jiwa, sehingga Indonesia cocok sebagai ladang Bisnis terutama bisnis
bidang Akuakulture. Maka daripada itu, Bisnis Perikanan manjadi sektor Utama yang
cukup menjanjikan. Salah satu Bisnis perikanan yang menjanjikan yaitu Bisnis Ikan Hias.
Semakin tahun permintaan pasar akan Hias cukup tinggi disebabkan dengan memelihara
Ikan Hias dapat mejadi obat penghilang stress, ditambah semakin banyak komoditas
pencinta Ikan Hias, Sehingga ini merupakan peluan Bisnis yang menjanjijikan. Salah satu
contoh Ikan hias yaitu Ikan Hias Cupang.
Ikan cupang adalah salah satu jenis ikan hias yang mempunyai nilai ekonomis
tinggi dan banyak terdapat di pasaran. Harga ikan cupang jantan berkisar Rp. 5.000,--
Rp.1.000.000,- per ekor tergantung dari bentuk dan kecantikan Ikan Cupang sendiri. Ikan
ini berasal dari Asia Tenggara seperti Thailand, Malaysia dan Indonesia. Ikan cupang,
terutama yang jantan lebih dicari dan harganya lebih mahal, karena memiliki warna yang
lebih menarik, lebih ramping dan lebih panjang sirip anal dan sirip punggungnya dibanding
betina (Madsen, 1975), bukan berarti Ikan Betina mempunyai haraga yang murah, malah
ikan betina jarang ada dijual karena ikan ini memiliki sifat Gen Resesif yang diturunkan
oleh Induknya sehingga Ikan cupang betina biasa disimpan untuk dipijah kan lagi dan
mendapatkan Ikan Cupang yang bagus. Ikan cupang jantan dewasa biasa digunakan
sebagai ikan laga (fighting fish), Karena memiliki kebiasaan untuk saling menyerang bila
ditempatkan bersama-sama dalam satu wadah, namun bersifat toleran terhadap jenis ikan
lain (Susanti Diani et al 2005).
Betta Plakat Koi Nemo dan Betta Imbellis merupakan dua spesies ikan air tawar
dari famili Osphronemidae yang masing-masingnya lebih dikenal sebagai cupang hias dan
cupang alam. Ikan cupang dapat mentolerir kisaran suhu lingkungan antara 25-29 ˚C serta
memiliki laju pertumbuhan yang cepat (Madsen, 1975). Di samping itu ikan ini merupakan
salah satu ikan hias berlabirin (Migdalski et al, 1983).
Akan tetapi kebutuhan atas pasar untuk Ikan Hias Cupang sendiri cukup banyak.
Penilain harga Ikan Cupang dilihat dari tingakat kecantikan Ikan Cupang Tersebut, Baik
dari Bentuk Tubuh, Warna, dan keunikannya ikan cupang Itu. Sehingga perlulah
dilakuakan perkawinan Silang atau Hibridisasid dengan tujuan untuk mendapatkan Ikan
Variasi yang Unggul. Serta dengan melakuakan Hybridisasi untuk ikan Hiasa terutama
Ikan cupang agar mendapatkan Kombisanasi dan Corak yang dapat menambahkan
keindahan tubuh ikan hias atau Ikan Cupang tersebut.
Manfaat
Dengan Hybrididsasi Ikan yang didapat terutama pada Ikan Hias yaitu Corak dan
Kombinasi yang indah serta mendapakan variasasi yang baru sehingga kemungkinan
mendapatkan ikan yang lebih bervariasi dan tidak menutup kemungkinan mendapatkan
ikan yang lebih Indah dari kedua Induk nya.
METODE PENERAPAN
Deskripsi Indukan
Metode penerapan untuk ikan cupang yaitu Fertilisasi Alami. Menurut jurnal
(Kusumah et al. 2012) Induk betina yang dipakai dalam penelitian ini merupakan jenis ikan
cupang alam dari spesies Betta imbellis, sedangkan induk jantan digunakan berasal dari
cupang hias Betta Plakat Koi Nemo Koi Perment Nemo. Secara detail deskripsi indukan
yang dimaksud dijelaskan pada Tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik setiap indukan yang digunakan

Induk cupang hias jantan Induk cupang alam betina (Betta Imbellis)
(Betta Plakat Koi Nemo)

Warna: hitam-merah dengan sedikit Warna: biru dengan penyebaran warna yang

iridescent putih-biru pada sisik-sisik buram menutupi seluruh permukaan tubuhnya.

tubuh serta membran-membran di sirip Warna iridescent pada tubuh dan membran sirip

punggung, ekor dan anal. ekor tampak mengotori penyebaran warna


tersebut.

Warna digital: Warna digital:

Badan:Hitam (H=164,S=37%,B=12%

Merah (H=6;S=85%;B=54%) Badan: Biru (H = 6 o; S = 85%; B = 54%),


Iridescent (H = 330 o; S = 49%; B = 53%)
Iridescent (H = 190 o, S = 62%, B = 90%)
Sirip: Putih(H = 79 o, S = 33%, B =
Sirip: Hitam (H = 162 o; S = 53%; B = 7%),
29%);
Iridescent (H = 179 o; S = 62%; B = 75%)
Biru (H = 6; S = 85%; B = 54%),
Hitam (H = 162 o, S = 53%, B = 7%);
Iridescent (H = 281 o, S = 40%, B = 53%)
Persiripan: berukuran panjang dengan Persiripan: sirip punggung, ekor, dan anal
tampak bergabung membentuk strain. pembelahan jari-jari sirip terjadi hanya satu.

H: Hue; S: Saturation; B: Brightness


Analisis warna
Warna yang diturunkan pada indukan diamati langsung secara visual maupun dari
hasil analisis foto digital pada bagian badan dan sirip berdasarkan metode Kusumah et al.
(2011a).
Pengukuran morfologi
Berbagai karakter tubuh diukur menggunakan caliper digital dengan ketelitian
hingga mencapai 0,01 mm. Karakter yang diambil secara lengkap tampak ditunjukkan pada
Gambar 2. Karakter panjang standar (SL) dan panjang awal sirip ekor-ujung sirip ekor (S-
CL) diambil persentasenya terhadap panjang total (TL) sedangkan berbagai karakter
lainnya diambil persentasenya terhadap panjang standar (SL). Pengukuran dilakukan di
dalam ember tersebut.
Catatan: Pengukuran karakter morfometrik bukan dilakukan untuk keperluan
taksonomi. Beberapa karakter morfometrik (TL, SL, S-CL, PAL, dan A-CL) diukur
berdasarkan standar aturan yang diajukan van Esch (2010) untuk menganalisis
keseimbangan proporsi tubuh ikan cupang hias ( Betta ). Karakter lainnya diukur sesuai
Gambar dibawah ini.

Keterangan:
 TL :Panjang total
 SL :Panjang standar
 HL :Panjang kepala
 CD :Lebar panjang ekor
 CL :Panjang sirip ekor
 HB :Tinggi badan
 BD :Panjang awal sirip anal-awal sirip punggung
 PL :Panjang sirip pelvic
 AL :Panjang sirip anal
 PAL :Panjang ujung bibir-awal sirip anal
 A-CL :Panjang awal sirip anal-awal jari-jari sirip
 ekor S-CL :Panjang awal-ujung sirip ekor
Karakter meristik hanya dihitung dari jumlah percabangan jari-jari sirip ekor. Proses
pengamatan dilakukan langsung secara visual maupun analisis terhadap foto digital
yang diambil dalam wadah saat ikan cupang mengembangkan seluruh siripnya.
Penghitungan dilakukan secara manual.

Analisis data
Analisis data dilakukan secara deskriptif terhadap berbagai karakter tubuh
pada generasi pertama (F-1) hasil persilangan ikan cupang hias ( Betta Plakat Koi
Nemo) dengan cupang alam (Betta imbellis ).

HASIL DAN PEMBAHASAN

- Hal pertama yang harus diperhatikan dalam cara mengawinkan Ikan Cupang adalah
pemilihan ikan. Pilihlah ikan yang berusia 6 bulan ke atas dan masih di bawah 14
bulan.
- Kemudian, pilihlah Ikan Cupang yang memiliki ukuran hampir sama tanpa adanya
cedera.
- Penting untuk mengetahui tanda ikan cupang siap dikawinkan. Yaitu pada cupang
betina, ada bintik putih serta perut membesar. Sedangkan pada cupang jantan akan
mengeluarkan gelembung udara.
- Ikan Cupang yang akan dikawinkan perlu ditempatkan pada wadah yang cukup luas.
Di mana wadah tersebut harus memiliki pemisah (kaca) yang dapat diambil atau
dilepas serta bersuhu 26 derajat Celcius.

Cara mengawinkan Ikan Cupang yang baik adalah dengan cara memperkenalkan
dahulu dengan meletakkan mereka dalam wadah namun beri pembatas di tengahnya.
Kemudian lihat bagaimana mereka bereaksi terhadap satu sama lain.

Jika ikan cupang jantan mempertontonkan keindahannya, dan cupang betina


menunjukkan garis vertikal putih serta terlihat menunduk, itu artinya mereka saling
tertarik.

Gambar 1. Perkenalan induk jantan dan induk betina di dalam wadah.


Setelah itu Induk Betina dilepaskan kedalam wadah yang berisikan induk
jantan yang sudah membuat sangkar(Buih). Pada umumnya mereka akan sedikit
agresif, seperti cupang jantan yang menggigit sirip sang betina. Lalu jika kedua ikan
sudah berada di dalam sangkar gelembung yang dibuat oleh cupang jantan, itu artinya
mereka akan berpelukan dan sang betina akan mengeluarkan telur dari ovipositornya.

Gambar 2. Proses penggabungan (Perkawinan) Induk Betina kedalam wadah


yang berisikan Induk jantan.
Ikan cupang jantan akan mengambil telur yang jatuh, kemudian akan
menaruhnya di sarang. Hal ini akan terjadi berulang kali hingga sang betina berhenti
mengeluarkan telur.
Setelah itu, ikan cupang betina akan membantu cupang jantan untuk
mengambil telur-telurnya. Namun, Kita harus memperhatikan apakah cupang betina
memakan telur mereka atau tidak. Jika hal itu terjadi, segera pisahkan cupang betina
dari telur.

Gambar 3. Telur dari induk betina di simpan di sarang(Buih).


Setelah sekitar tiga hari atau seminggu kita akan melihat anak ikan berenang
keluar dari sarang gelembung. Keluarkan cupang jantan dan betina dari wadah dan
tempatkan keduanya secara terpisah. Begitulah cara mengawinkan ikan cupang yang
tidak begitu sulit dilakukan namun memang harus dilakukan dengan kesabaran.
Indukan ikan cupang jantan langsung dipisah sehari setelah burayak menetas,
ini juga tidak luput dari risiko yang bisa kita dapatkan, resikonya yaitu Burayak akan
mati tenggelam karena belum bisa berenang. Maka dari itu kita bisa menggunakan
tanaman apung untuk pegangan burayak agar tidak mati tenggelam. Setelah burayak
berumur 2 minggu kita bisa mengganti wadah, tetapi induk jantan harus dipisah
supaya tidak memakan burayak tersebut.

Gambar 4. Induk jantan dipisah dari burayak(anakan ikan)


Burayak adalah anakan ikan dari mulai menetas hingga ukuran tertentu.

Gambar 5. Burayak (anakan ikan)


Ini adalah percobaan ke-3 saya dalam Hybridisasi ikan cupang, karena dalam
percobaan pertama saya gagal dalam menghybridisasinya dikarenakan saya salah
memilih indukan jantan dan indukan betina karena belum cukup umur untuk di
kawinkan, dan dalam percobaan ke-2 pun saya mengalami kegagalan juga
dikarenakan saya salah meletakkan tempat yang cocok untuk mengkawinkan ikan
cupang tersebut. Setelah melakukan dua percobaan sebelumnya yang gagal saya
mulai belajar supaya bisa mengkawinkan ikan cupang tersebut dan akhirnya dalam
percobaan ke-3 ini saya bisa menghasilkan bibit atau burayak dari ikan cupang yang
saya kawinkan melalui metode Hybridisasi. Maka burayak tersebut masih berumur
sekitar 14 Hari.
Gambar 6. Burayak yang berumur 14 hari (2 minggu)

Kesimpulan
Morfologi ikan hasil persilangan cupang hias ( Betta Plekat Koi Nemo) dan cupang
alam (Betta Imbellis) menunjukkan perbedaan bentuk tubuh antara ikan normal dan ikan
abnormal seperti, pola warna, panjang tubuh, tinggi badan, lebar dan tinggi kepala, serta
panjang batang ekor. Pola warna cupang hasil persilangan mirip dengan cupang induknya,
namun memiliki variasi warna yang lebih beragam. Hasil analisis morfometrik antara
kelompok cupang hias dan cupang alam menunjukkan perbedaan nyata pada hampir setiap
karakter yang diuji, akibat perbedaan bentuk tubuh cupang.
Kisaran nilai setiap karakteristik tidak berbeda jauh dengan yang dikemukakan oleh
beberapa peneliti terdahulu. Hasil analisis hubungan panjang-berat menunjukkan
keabnormalan mempengaruhi pertumbuhan cupang alam, karena adanya pengurangan ukuran
tubuh cupang hias dibandingkan dengan cupang alam. Analisis hubungan panjang-berat
cupang jantan bersifat allometrik positif, sedangkan cupang hias jantan dan cupang alam
betina bersifat allometrik negatif.

Saran
Dalam membudidaya ikan cupang sebaiknya selalu mengecek kualitas airnya karena
kualitas air sangat penting bagi kesehatan ikan cupang tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Kusumah, Ruby Vidia, Siti Murniasih, Eni Kusrini, and Sawung Cindelaras.2012.
“KERAGAAN GENERASI PERTAMA HASIL PERSILANGAN CUPANG ALAM
( Betta.” Prosiding Indoaqua - Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2012 (January):
1273–86.
Kusumah, R.V., Kusrini, E., Murniasih, S., Prasetio, A.B., & Mahfudz, K. 2011a. Analisa
Gambar Digital sebagai Metode Karakterisasi dan Kuantifikasi Warna pada Ikan
Hias. J. Ris. Akuakultur, 6(3): 381- 392.
Migdalski, E.C. and G.S. Fichter. 1983. The Fresh and Salt Water Fishes of the World.
Crown Publishers, Inc. New York. 316 p.
Susanti Diani, Mustahal, dan Pramu Sunyoto 2005. 2005. “Usaha Pembenihan Ikan Cupang
(Betta.Sp) Di Kabupaten Serang.” Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Pertanian 8(2): 292–99.
Van Esch, J.H.M. 2010. Development of the new Bettas4all Standard – Phase I.
http://bettaterritory.nl/BTBettas4allStandard.htm. Diakses 9 Februari 2011 pukul
09:35:01.

Anda mungkin juga menyukai