Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN

LARVA IKAN DAN ANALISA ISI SALURAN PENCERNAAN


IKAN MOTAN (Thynnichthys thynnoides)

OLEH :

WAHYU ROMADHAN
2104126521
BUDIDAYA PERAIRAN
JUMAT/30/13.30-15.30 WIB
KELOMPOK 1/SESI 2
LULU MAYNA NABILLA

LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayahnya sehingga saya
dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini yang berjudul “Larva Ikan dan Analisa Isi
Saluran Pencernaan Pada Ikan Motan (Thynnichthys Thynnoides)” dapat diselesaikan
pada waktunya
Laporan praktikum ini disusun berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum yang
dilakukan pada hari Jumat, 30 September 2022 dilaboratorium biologi perairan, laporan ini
dibuat untuk melengkapi tugas praktikum biologi perikanan yang telah dilaksanakan dan
juga sebagai salah satu syarat untuk mengikuti praktikum selanjutnya.
Dalam penyusunan laporan ini, saya banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak,
untuk itu pada kesempatan kali ini saya ingin berterima kasih kepada para assisten yang telah
memberikan pengarahan-pengarahan supaya praktikum dapat berjalan dengan baik,
kemudian kepada teman sekelompok yang telah bekerja sama dengan baik sampai akhir
praktikum.
Dalam penyusunan laporan praktikum saya menyadari bahwa dalam penyusunan
laporan praktikum masih banyak terdapat kekurangan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Dan laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu bahan belajar yang
baik.

Pekanbaru,4 Oktober 2022

Wahyu Romadhan
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melaului carafisik dan kimia,
sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan
ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah.Sedangkan analisis aaluran
pencernaan adalah proses pengamatan saluran saluran sistem pencernaan guna melihat jenis
makanan apa saja yang dikonsumsi ikan.Organ-organ saluran pencernaan terdiri dari (dari
arah
depan/anteriorkearah belakang/posterior) berturutturut : mulut/rongga mulut, Oesophagus, la
mbung,usus dan anus. Organ-organ tambahan: kelenjar hati, kelenjar empedu, dankelenjar
pancreas. Organ-organ pelengkap: sungut, gigi, tapis insang.

Menurut Mudjiman (2013) setiap ikan mempunyai makanan yang berbeda.Jika dilihat
dari jenis makanannya maka ikan dapat dibagi menjadi tiga golonganyaitu herbivor,
karnivora dan omnivora. Berdasarkan cara makannya ikan dibedakan menjadi lima golongan
yaitu pemangsa (predator), penggerogot(grazer), penyaring (strainer), penghisap (sucker) dan
parasit.

Maka perlu dilakukan pratikum mengenai Larva ikan dan Analisis SaluranPencernaan
pada Ikan agar dapat mengetahui ciri-ciri pertumbuhan spesies ikanyang dimulai dari larva,
dan mengetahui apakah ikan tergolong karnivora,herbivora atau omnivore yang dilihat
melalui pengamatan saluran pencernaan ikandan apa saja jenis makanan yang dikonsumsi
spesies ikan tersebut.

Larva adalah organisme yang masih berbentuk primitif atau belum mempunyai organ
tubuh lengkap seperti induknya untuk menjadi bentuk definitif yaitu metamorfosa. Dapat
disimpulkan bahwa larva adalah anak hewan avertebrata yang masih harus mengalami
modifikasi menjadi lebih besar atau lebih kecil untuk mencapai bentuk dewasa. Pada periode
larva, ikan mengalami dua fase perkembangan, yaitu prolarva dan pasca larva atau postlarva.
Ciri-ciri prolarva adalah masih adanya kuning telur, tubuh transparan dengan beberapa
pigmen yang belum diketahui fungsinya, serta adanya sirip dada dan sirip ekor walaupun
bentuknya belum sempurna.
2

Larva adalah anak ikan yang baru menetas dimana tubuhnya belumsempurna baik organ
bagian dalam maupun organ bagian luarnya untuk menjadiindividu ikan yang utuh. Banyak
faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupanlarva misalnya dalam faktor fisika air yang
mencantum mengenai kekeruhan air,arus, begitu juga dengan kimia air misalnya kualitas air
dan begitu juga denganfaktor biologi dan fisiologi ikan itu sediri, hal ini biasanya
menyangkut dengan populasi dan ekosistem serta habitat ikan dalam lingkungannya.

Larva didefenisikan sebagai anak ikan yang baru menetas. Berkaitandengan


perkembanganna, larva dibedakan menjadi dua tahap yaitu pro (pre) larvaadalah yang masih
memiliki kantung kuning telur dan post larva adalah masaketika kantung kuning telur
menghilang sampai terbentuknya organ-organ baru(Hermawan, 2002).

Masa larva ikan merupakan masa yang paling kritis, karena pada masaindividu ikan
berbentuk larva individu ikan ini menghadapi mortalitas. MasaLarva ikan tebagi atas dua
yaitu pro larva dan post larva, yang menjadi pembedanya yaitu pada masa pro larva belum
memiliki bukaan mulut, sirip belumterbentuk sempurna, dan membawa kuning telur sebagai
cadangan makanan.Sedangkan pada masa post larva bukaan mulut sudah terbentuk dan
beberapaorgan tubuh mulai terbentuk sempurna serta mulai difungsikan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan pratikum adalah mempelajari dan mengetahui tentang larva ikan
serta paham bagaimana menganalisa isi saluran pencernaan ikan dan menghitung berat
lambung yang berisi dan yang kosong kemudian mengetahui jenis-jenis makanan ikan yang
terdapat dalam saluran pencernaan. Dan menghitung kebiasaan makan ikan menggunakan
metode volumetrik.

1.3 Manfaat

Manfaat dari pelaksanaan pratikum adalah dapat mengetahui dan menentukan ciri-ciri
pertumbuhan larva ikan serta paham dan tahu menganalisa isi saluran pencernaan ikan dan
mengerti cara menghitung kebiasaan makan ikan menggunakan metode volumetrik.
3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Motan (Thynnichthys Thynnoides)

Ikan didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah


dingin (poikilothermal) yang hidup di air, bergerak dan keseimbangan badannya
dikendalikan oleh sirip serta bernafas dengan insang.
Saanin (1986) Mengklasifikasikan ikan Motan (Thynnichthys thynnoides) yaitu
termasuk Kelas Pisces, Ordo Ostariophysi, Subordo Cyprinoidea, Family Cyprinidae,
SubFamily Cyprininae, Genus Thynnichthys dan termasuk ke dalam spesies
Thynnichthys thynnoides.
Ciri-ciri ikan Motan (Thynnichthys thynnoides) adalah badan berbentuk
compressed dan panjang mulut terminal dan protactile. Tidak bersungut dan mulut
sempit, bibir tebal, posisi sirip perut terhadap sirip dada adalah abdominal, jumlah
jari-jari sirip punggung dengan rumus D.8 dada P.13, perut V.12, anus A.5.59 sisik
pada gurat sisi, 13 sisik antar sirip punggung dan gurat sisi, 11 antar sirip anus dengan
gurat sisi. Batang ekor dikelilingi 22 sisik, ekor bercagak, warna badan putih
mengkilat agak gelap.
2.2 Larva Ikan
Larva adalah organisme yang masih berbentuk primitif atau belum mempunyai
organ tubuh lengkap seperti induknya untuk menjadi bentuk definitif yaitu
metamorfosa. Dapat disimpulkan bahwa larva adalah anak hewan avertebrata yang
masih harus mengalami modifikasi menjadi lebih besar atau lebih kecil untuk
mencapai bentuk dewasa. Pada periode larva, ikan mengalami dua fase
perkembangan, yaitu prolarva dan pasca larva atau postlarva. Ciri-ciri prolarva adalah
masih adanya kuning telur, tubuh transparan dengan beberapa pigmen yang belum
diketahui fungsinya, serta adanya sirip dada dan sirip ekor walaupun bentuknya belum
sempurna. (Pulungan, 2006).

Telur-telur ikan yang telah dibuahi maka didalam telur itu akan terjadi proses
embriologis hingga terbentuknya individu ikan lalu enetas dan keluar dari cangkang
telur. Telur yang baru menetas akan mengeluarkan anak ikan yang disebut dengan
larva (Manda et al, 2016).
9

Pada fase larva pakan yang dikonsumsi oleh larva digunakan untuk proses
morfogenesis, organogenesis dan metamorphosis. Oleh karena itu pakan yang
diberikan pada larva harus benar-benar sesuai dengan ukuran bukaan mulut larva,
empunyai kandungan gii yang tinggi.
4

Pada fase larva belum banyak terjadi pertumbuhan karena seluruh energy yang diperoleh
digunakan untuk ketiga proses tersebut (Lesmana dan Dermawan, 2001).

Mulut dan rahang belum berkembang dan ususnya masih merupakan tabung
halus, pada saat tersebut makanan didapatkan dari kuning telur yang belum habis
terserap. Masa ini disebut dengan pro larva. Biasanya larva ikan yang baru menetas
berada dalam keadaan terbalik karena kuning telurnya masih mengandung minyak.
Gerakan larva hanya terjadi sewaktu-waktu dengan menggerakkan ekornya kekiri dan
kekanan (Lesmana da Der5mawan, 2001).

Maka post larva ikan ialah masa dari hilangnya kantung kuning telur sampai
terbentuk organ-organ baru atau selesainya taraf penyempurnaan organorgan yang
ada. Pada akhir fase tersebut, secara morfologis larva telah memiliki bentuk tubuh
hamper seperti induknya. Pada tahap post larva ini mirip sirip punggung sudah mulai
dapat dibedakan, sudah ada garis bentuk sirip ekor dan 4 anak ikan sudah lebih aktif
berenang. Kadang-kadang anak ini memperhatikan sifat bergerombol walaupun tidak
selamanya. Setelah masa pasca larva ini berakhir, ikan akan memasuki masa juvenile
(Pulungan, 2006).

Lama masanya pro larva atau sampai habis kuning telur bervariasi untuk
setiapspesies ikan, biasanya sekitar 3-7 hari. Sesudah habis cadangan makanan berupa
kuning telur maka larva akan memasuki periode post larva dan pada saat ini bukaan
mulut sudah mulai terbentuk dan beberapa organ tubuh mulai berbentuk sempurna
serta mulai difungsikan. Lama periode post larva ini adalah dari beberapa meni ingga
menjelang tahunan (Lagler,K,F, 1970).

Individu ikan yang masih berada pada fase larva ikan akan mengalami roda
kehidupan yang penuh dengan resiko atau merupakan masa yang paling kritis dalam
kehidupannya. Karena pada masa larva ini individu ikan masih berada pada fase
peralihan dari bentuk yang primitive menjadi bentuk yang definitive (Manda el at,
2016).

2.3 Saluran Pencernaan

Secara garis besar susunan saluran pencernaan pada ikan terdiri dari mulut,
oesophagus, lambung, intestinum dan anus. Akan tetapi, pada jenis ikan saluran
saluran pencernaan antara lambung dan ususnya terdapat pyloric caeca. Selain itu
9

pada mulut ikan dapat ditemukan gigi yang berperan untuk membantu mendapatkan
makanan. (Pulungan, 2006)
5

Saluran pencernaan, mulut dan mulut, bentuk dan ukuran lambung serta usus
yang dimiliki setiap jenis ikan bervariasi, sehingga menyebabkan setiap spesies cara
mengambil makanannya juga bervariasi. Berdasarkan cara mendapatkan makanannya,
maka ikan-ikan itu dapat digolongkan menjadi ikan yang bersifat predator, pemikat,
penyumpit, peninggu atau pemalas, penyaring makanan (filter feeder), grazer dan
parasit (penuntun praktikum biologi perikanan 2012)

Saluran pencernaan ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris).Di dalam rongga mulut
terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar
mulut yang tidak dapat digerakan serta banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak
menghasilkanludah (enzim). Dari rongga mulut makanan masuk ke esofagus melalui faring
yang terdapat didaerah sekitar insang. Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di
belakang insang, dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan
makanan di dorong masuk kelambung, lambung pada umum-nya membesar, tidak jelas
batasnya dengan usus. Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas
penyerapan makanan. Darilambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang
berkelok-kelok dan sama besarnya.Usus bermuara pada anus (Yunus, 2009).

Analisis isi merupakan kajian tentang hubungan antara komposisi pakan alami dalam
lambung dan habitatnya, baik yang bersifat planktonik, betik maupun nektonik danlainnya.
Kebiasaan makanan ikan dapat digunakan untuk mengetahui hubunganekologi dengan alam
di perairan, misalnya pemangsaan, persaingan dan rantai makanan. Makanan merupakan
faktor yang menentukan bagi populasi, pertumbuhan, dan kondisiikan. Macam makanan satu
spesies ikan biasanya pada umur, tempat dan waktu(Effendie, 2002).

Sistem pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian yaitu: saluran pencernaan (tractus
digestivus) dan kelenjar pencernaan (glandula digestoria). Saluran pencernaan tersebut terdiri
dari mulut, kerongkongan, kerongkongan, lambung serta usus. Sedangkan kelenjar
pencernaan terdiri dari hati dan kandung empedu. Lambung dan usus juga bekerja sebagai
kelenjar pencernaan (Mudjiman,2002).
6

BAB III
METOOGIDOL
3.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada Jumat, 30 September 2022 pukul 13.30 WIB
sampai dengan pukul 15.30 WIB bertempat di Laboratorium Biologi Perairan
Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau, Kampus Bina Widya Simpang
Baru, Panam, Pekanbaru.
3.2 Bahan Dan Alat
Alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah baki atau nampan, gunting bedah,
serbet, tissue gulung, laporan sementara, buku pratikum, penggaris, alattulis, cawan
petri, objek glass, cover glass, mikroskop, gelas ukur, pipet tetes, dan buku
identifikasi plankton. Sedangkan bahan yang digunakan selama praktikumini adalah
larva ikan, awetan saluran pencernaan ikan Motan (Thynnichthys thynnoides)
3.3 Metode Pratikum
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode dengan pengamatan
secara langsung terhadap objek praktikum yang akan diteliti atauyang di amati. Untuk
analisa saluran pencernaan kita dapat menggunakan metode volumetrik untuk
mengetahui persentase volume satu jenis makanan pada ikan. Dimana data dan
informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan caramengamati secara langsung di
Laboratorium sehingga dapat memberikangambaran mengenai objek yang
dipraktikumkan.
3.4 Prosedur Pratikum
3.4.1 Larva Ikan
Menyiapkan larva ikan pada sebuah wadah yang berisi air, membersihkanobjek
glass dan meletakkan larva tersebut pada objek glass dan menutupnyadengan cover
glass lalu diamati di bawah mikroskop. Menentukan pro larva atau post larva dengan
melihat kondisi kandungan kuning telur dan perkembangan dari organ-organ tubuh
pada larva.
3.4.2 Analisa Saluran Pencernaan
Pengamatan untuk analisa saluran pencernaan yaitu dengan mengamatisaluran
percernaan ikan Motan (Thynnichthys thynnoides), ambil saluran pencernaan ikan
yang terendam di dalam alkohol. Selanjutnya, dimasukkan kedalam gelas ukur yang
berisi 10 ml akuades dan dicatat kenaikan ukuran akuades. Kemudian, isi saluran
pencernaan dikeluarkan dan diletakkan di dalam cawan. Lalu, saluran pencernaan
9

yang kosong dimasukkan kembali ke dalam gelas ukur yang berisi 10 ml akuades dan
dicatat pertambahanukurannya. Selanjutnya, isi saluran pencernaan yang sudah
dikeluarkan,diencerkan menggunakan dengan menggunakan akuades 1,5 ml. Setelah
encer, isisaluran pencernaan diamati menggunakan
7

mikroskop untuk mengetahui jenis plankton yang dimakan. Kemudian persentase volume
satu jenis makanan dapatdiketahui dengan rumus sebagai berikut :
Vi= (n/Ʃn) x Vp
Keterangan :
Vi = Persentase volume satu jenis makanan
n = Jumlah satu jenis makanan
Ʃn = Jumlah semua jenis makanan
Vp = Volume makanan ikan
Hasil identifikasi dicatat pada data sementara.
8

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Setelah melakukan praktikum pengenalam jenis ikan Motan (Thynnichthys
thynnoides) dan identifikasi, seksualitas ikan, tingkat kematangan gonad pada ikan
maka didapatkan hasil sebabai berikut:

4.1.1 Ikan Motan (Thynnichthys thynnoides)


Berikut klasifikasi Ikan Motan (Thynnichthys thynnoides)
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Cypriniformes
Subordo : Cyprinoidea
Family : Cyprinidae
Genus : Thynnichthys
Spesies : Thynnichthys thynnoides

Gambar 1. Ikan motan (Thynnichthys thynnoides)


9

4.1.2. Larva Ikan

Dapat diketahui karena saat mengamati larva dengan mikroskop, sudah terlihat jelas bukaan
mulut pada ikan, sudah tampak bentuk kepala dengan jelas, dan sirip ekor, sirip punggung,
sirip dada, sirip perut dan sirip anal mulai terlihat jelas.

Gambar 2. Post larva ikan

No Hasil Pengamatan Jenis Plankton Ciri Plankton

1 Alphanocapsa koordersi Terdapat bintik-bintik


stroem

2 Aphanothece sacrum Adanya gumpalan

2 Gloeotricia pison Berbentuk bulat trikoma,


lurus, dan berheterocyst

3 Synechochystis thermalis Berbentuk panjang


copeland

Tabel 1. Plankton yang terdapat dilambung ikan motan


10

4.1.3 Analisa isi saluran pencernaan


Sedangkan pada analisa isi saluran pencernaan yang sudah dilaksanakan, didapatkan hasil
bahwa ikan motan (Thynnichthys thynnoides) termasuk ke dalam golongan ikan pemakan
plankton (plankton feeder).

Gambar 3. Saluran pencernaan ikan motan (Thynnichthys thynnoides)

No Pengamatan n ∑n VP Vi

1 Pengamatan 1
(Pengulangan 1)
3 10 0,5
( 103 ) ×0,5
=0,15 mm
2 Pengamatan 2
(Pengulangan 2)
4 10 0,5
( 104 ) ×0,5
=0,20 mm
3 Pengamatan 3
(Pengulangan 3)
2 10 0,5
( 102 ) ×0,5
=0,10 mm
Tabel 2. Hasil pengukuran analisa isi saluran pencernaan
4.2 Pembahasan

Hasil pengamtan pada larva ikan menunjukan bahwa larva ikan ternyata diperoleh hasil bahwa
larva ikan yang sudah diamati sudah pada tahap post larva karena saat mengamati larva
dengan mikroskop, sudah terlihat jelas bukaan mulut pada ikan, sudah tampak bentuk kepala
dengan jelas, dan sirip ekor, sirip punggung, sirip dada, sirip perut dan sirip anal mulai
terlihat jelas.
Sistem pencernaan berbagai jenis ikan memiliki perbedaan pada morfologi dan fungsinya.
Anatomi dan histologis saluran pencernaan memiliki hubungan dengan kebiasaan makan dan
11

mekanisme proses pakan tersebut. Secara anatomis, struktur pencernaan ikan dipengaruhi
oleh bentuk tubuh, pakan, kebiasaan makan dan umur. Saluran pencernaan ikan sangat
berkaitan dengan penyerapan nutrisi di dalam tubuh ikan, kinerja usus yang baik dapat
menyebabkan penyerapan pakan menjadi lebih optimal.(SHEILA MARIA BELGIS PUTRI
AFFIZA 2022)
persentase volume satu jenis makanan dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut :
Vi = (n / ∑n) x Vp
Keterangan : Vi = Persentase volume satu jenis makanan
N = Jumlah satu jenis makanan
∑n = Jumlah semua jenis makanan
Vp = Volume makanan ikan
Secara umum ikan mengawali hidup dengan memanfaatkan makanan sesuai dengan bukaan
mulut, setelah bertambah dewasa makanan, akan berubah baik kualitas maupun kuantitas.
Banyak jenis ikan dapat menyesuaikan diri dengan persediaan makanan dalam perairan
sehubungan dengan musim yang berlaku. Ikan dengan jenis dan ukuran yang sama hidup
dalam suatu perairan yang berbeda, dapat berbeda dalam kebiasaan makanan.(Yunita 2013).
Panjang saluran pencernaan ikan diukur mulai ujung pangkal faring hingga ujung usus,
sedangkan panjang total ikan diukur mulai ujung depan mulut hingga ujung sirip ekor paling
belakang.(Ardianto, Kurniawan, and Saputro 2019).
12
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pratikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa larva ikan
yang diamati, larva ikan memiliki 2 tahap fase yaitu fase prolarva dan postlarva
dimana prolarva belum memiliki bukaan mulut, sirip belum terbentuk sempurna,
dan masih membawa kuning telur sebagai cadangan makanan, sedangkan postlarva
sudah mulai terbentuk bukaan mulut dan beberapa organ lainnya sudah mulai
terbentuk sempurna dan mulai difungsikan.
Sedangkan dalam analisa saluran pencernaan ikan dapat kita mengetahui
bahwa apakah ikan tersebut termasuk kedalam jenis ikan herbifora, karnifora,
ataupun omnifora, setelah mengamati isi daripada saluran pencernaan ikan, pada
sampel ikan selais ini, ikan tersebut termasuk kedalam jenis ikan karnifora yaitu
jenis ikan pemakan hewan.
5.2. Saran
Sebelum melakukan praktikum, sebaiknya praktikan sudah menguasai dan memahami
teori yang akan di praktikumkan atau tahap untuk melakukan praktikum tersebut. Dan
dalam melakukan praktikum, praktikan hendaknya melakukan pengamatan secara spesifik
dan berhati-hati, agar tidak terjadi kesalahan dalam pengidentifikasian dan dapat
memperoleh hasil yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Amarullah, M. H. (2008). Hidro-biologi larva ikan dalam proses rekrutmen. Jurnal


Hidrosfir Indonesia, 3(2).
Anwar, N. (2008). Karakteristik fisika kimia perairan dan kaitannya dengan distribusi serta
kelimpahan larva ikan di Teluk Palabuhan Ratu.
Aryzegovina, R., Aisyah, S., & Desmiati, I. (2022). Analisis Isi Usus dan Lambung Untuk
Menentukan Food and Feeding Habit Ikan Betok (Anabas testudineus). Konservasi
Hayati, 8(1), 9-21.
Effendie, M. I. 1992. Metode Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan.
Bagian Ichtiology. Institut Pertanian Bogor.
Effendie, M. I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Utama. Yogyakarta.
Endar, H. V., Hutabarat, Johannes., Wijayanti, Fritta. 2012. Analisis Pemberian Daphnia
sp. Yang Dikultur Massal pada Media Pupuk Fermentasi terhadap Pertumbuhan
dan Kelulushidupan Larva Ikan Gurame (Osphronemus ourami). Jurnal Perikanan
dan Kelautan Indonesia. 1(1):1-12
Kelabora, D. M. (2010). Pengaruh suhu terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan
larva ikan mas (Cyprinus carpio). Berkala Perikanan Terubuk, 38(1).
Priyadi, A., Kusrini, E., Megawati, T., & Hias, B. R. B. I. (2010). Perlakuan Berbagai
Jenis Pakan Alami untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Sintasan Larva Ikan
Upside Down Catfish. In Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (p. 750).
Pulungan, C. P., & Efizon, D. (2012). ANALISIS ISI SALURAN PENCERNAAN IKAN
KASAU (Lobocheilos schwanefeldi) DARI PERAIRAN SUNGAI SIAK,
RIAU. Berkala Perikanan Terubuk, 39(2).
Simbolon, D., Sondita, M. F. A., & Amiruddin, A. (2010). Komposisi isi saluran
pencernaan ikan teri (Stolephorus spp.) di Perairan Barru, Selat Makassar. ILMU
KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences, 15(1), 7-16.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Alat Pratikum

Alat tulis Gunting Bedah Pisau Cuter

Tisu Serbet Pinset

Objek glass
Buku Panduan Cawan Petri

Mikroskop Binokuler
Lampiran 2.
Lambung Ikan Motan

Larva Ikan Gabus

Lambung dalam Gelas ukur


ii
DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR........................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR.......................................................................... iii

DAFTAR TABEL .............................................................................. iv

I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1.Latar Belakang............................................................................... 1
1.2.Tujuan Praktikum .......................................................................... 2
1.3.Manfaat Praktikum ........................................................................ 2

II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 3


2.1 Ikan Motan (Thynnichthys Thynnoides)……………………….......... 3
2.2 Larva Ikan……………………………………………………………. 3
2.3 Saluran Pencernaan……………………………………………........... 4

III. METODOLOGI ......................................................................... 6


3.1. Tempat dan Waktu Praktikum ...................................................... 6
3.2. Alat dan Bahan.............................................................................. 6
3.3 Metode Praktikum........................................................................ 6
3.4 Prosedur Praktikum....................................................................... 7
3.4.1 Larva Ikan............................................................................... 7
3.4.2 Analisa Saluran Pencernaan.................................................... 7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................... 8


4.1. Hasil ............................................................................................... 8
4.2. Pembahasan.................................................................................... 10

V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 12


5.1. Kesimpulan .................................................................................... 12
5.2. Saran .............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Ikan motan (Thynnichthys thynnoides).............................................. 8


2. Pro Larva............................................................................................ 9
3. Saluran Pencernaan……..................................................................... 10
iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Plankton yang terdapat dilambung ikan motan ...................................... 6


2. Hasil pengukuran analisa isi saluran pencernaan .................................. 6

Anda mungkin juga menyukai