Anda di halaman 1dari 29

IKAN KONSUMSI : PERTUMBUHAN CEPAT,

KELANGSUNGAN HIDUP TINGGI DLL

IKAN HIAS : PERFORMANCE TUBUH, WARNA,


BENTUK TUBUH, BENTUK SIRIP DLL

DALAM SATU JENIS IKAN TIDAK SEMUA IKAN MEMPUNYAI KARAKTER


YANG SAMA.
ADANYA PERBEDAAN KARAKTER JANTAN DAN BETINA

• MEMELIHARA IKAN KONSUMSI


YANG MEMPUNYAI LEBIH
PERTUMBUHAN LEBIH CEPAT (NILA MENGUNTUNGKAN
JANTAN)
• MEMELIHARA IKAN HIAS YANG
MEMPUNYAI PERFORMANCE MEMELIHARA SATU JENIS
TUBUH LEBIH BAIK (CUPANG KELAMIN
JANTAN)
SEX REVERSAL
SIFAT SEXUAL
IKAN KONSUMSI
DIMORPHISM IKAN HIAS
- IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) BETINA - GAPY (POECILIA RETICULATE) JANTAN
- IKAN NILA (OREOCROMIS NILOTICUS) JANTAN - CUPANG (BLETTA SPENDENS) JANTAN

Budidaya pada jenis kelamin yang menguntungkan

Monoseks kulture

Sex reversal
Sex reversal merupakan proses
membalikkan arah perkembangan kelamin
menjadi berlawanan
JANTAN DIARAHKAN PERKEMBANGAN
GONADNYA MENJADI BETINA ATAU
FEMINISASI
BETINA DIARAHKAN PERKEMBANGAN
GONADNYA MENJADI JANTAN ATAU
Tujuan utama dari teknik sex reversal
MASKULINISASI . adalah
menghasilkan populasi tunggal kelamin
(monosex)
MANFAAT DAPAT DIRAIH DENGAN MEMBUDIDAYAKAN
POPULASI IKAN YANG MONOSEKS

 Untuk mendapatkan ikan yang cepat pertumbuhannya


 Untuk mencegah pemijahan liar
 Untuk mendapatkan penampilan yang baik
 Untuk menunjang genetika ikan, yaitu tenik pemurnian ras
ikan

KAPAN WAKTU DILAKUKAN PEMBALIKAN KELAMIN??

KEGIATAN PEMBALIKAN KELAMIN DAPAT DILAKUKAN PADA


SETIAP IKAN YANG GONADNYA BELUM TERBENTUK SECARA
DEFINITIF.
Masa perlakuan
Induk pembalikan
kelamin
pembuahan

menetas

larva

Diferensiasi sex
Masa pembentukan gonad hingga definitip

ikan fenotip definitip


“DENGAN SEX REVERSAL
FENOTIPE IKAN DAPAT BERUBAH, TETAPI
GENOTIPENYA TIDAK”

• GENOTIP XX SEHARUSNYA MENJADI BETINA DIUBAH


MENJADI JANTAN DAN BERPERAN SEBAGAI JANTAN
DISEBUT JANTAN FUNGSIONAL
• GENOTIP XY SEHARUSNYA MENJADI JANTAN DIUBAH
MENJADI BETINA DAN BERPERAN SEBAGAI BETINA
DISEBUT BETINA FUNGSIONAL
PEMBENTUKAN GONAD YANG
PEMBUAHAN GEN XX / XY
JARINGAN GONAD DEFINITIP

Gonad Ikan mas INDUK Gonad ikan nila


terbentuk secara terbentuk secara
definitip setelah definitip setelas 60
PEMBUAHAN
45 hari hari
XX XY

MENETAS MENETAS

HORMON ESTROGEN HORMON ANDROGEN

PEMBENTUKAN JARINGAN PEMBENTUKAN JARINGAN


GONAD BETINA GONAD JANTAN

OVARIUM TERBENTUK SEMPURNA TESTIS TERBENTUK SEMPURNA


HORMON JENIS HORMON STEROID.

Maskulinisasi Feminisasi

hormon androgen hormon estrogen

17α-Metiltestosteron estradiol 17β,


11-ketotestosteron. esteron,
estriol
ethyl estradiol.
METODE SEX REVERSAL
• Induk • PERENDAMAN
• Embrio • PAKAN
• Larva • SUNTIKAN

PEMILIHAN METODE PEMBERIAN HORMON


HARUS DIDASARKAN PADA EFEKTIVITAS,
EFISIENSI, PALATABILITAS,
KEMUNGKINAN POLUSI, BIAYA

METODE SEX REVERSAL


1. Melalui Pemberian Pakan
HORMON DIMASUKKAN KE DALAM TUBUH IKAN
MELALUI PAKAN

• Pakan buatan
• Pakan alami
Pemberian hormon melalui pakan alami disebut
bioencapsulasi
KELEBIHAN

PEMBERIAN MELALUI ORAL ADALAH KEMUDAHAN DALAM


MENYIAPKAN PAKAN BERHORMON TERSEBUT.

Kelemahan

• Degradasi hormon oleh enzim pencernaan sehingga


hormon menjadi rusak sebelum bekerja.
• Adanya kemungkinan terdapatnya aromatase pada pakan
alami sehingga mampu mengubah fungsi hormon menjadi
berlawanan
• Pada pakan alami sulit menentukan dosis secara tepat
Metode pelarutan hormon dalam pakan
• HORMON DIMASUKKAN KE DALAM PAKAN BUATAN DENGAN CARA
MELARUTKAN KE DALAM PELARUT POLAR (ALKOHOL)
• LARUTAN DISEMPROTKAN PADA PAKAN BUATAN DAN
SELANJUTNYA DIKERING-ANGINKAN.
• DIBERIKAN KE IKAN (LARVA ATAU INDUK)

KELEMAHAN
• PEMBERIAN PADA LARVA SANGAT TERBATAS KARENA LARVA BELUM
SEPENUHNYA DAPAT MENGKONSUMSI PAKAN BUATAN
• PAKAN TIDAK SEGERA TERMAKAN HABIS, MAKA KEMUNGKINAN
BESAR HORMON AKAN TERCUCI KE DALAM MEDIA BUDIDAYA
• PAKAN AKAN MELEWATI SALURAN PENCERNAAN, SEHINGGA ADA
KEMUNGKINAN TERJADI DEGRADASI HORMON OLEH ENZIM
PENCERNAAN SEHINGGA HORMON MENJADI RUSAK SEBELUM
BEKERJA
METODE PERLAKUAN DENGAN PAKAN ALAMI
PEMBERIAN HORMON MELALUI PAKAN ALAMI HIDUP
SERING DIKENAL SEBAGAI BIOENCAPSULASI.
JENIS PAKAN ALAMI YANG DIGUNAKAN ADALAH
ARTEMIA, BRACHIONUS DAN DAPHNIA.

APLIKASI PEMBUATAN
• HORMON DIMASUKKAN KE DALAM MEDIA AIR DENGAN
CARA MELARUTKAN KE DALAM PELARUT POLAR (ALKOHOL)
• PAKAN ALAMI YANG DIGUNAKAN SELANJUTNYA DIRENDAM
DALAM MEDIA YANG TELAH DILARUTKAN DALAM HORMON
SELAMA BEBERAPA SAAT
• DIBERIKAN KE IKAN (LARVA ATAU INDUK)
Aplikasi sex reversal pada beberapa jenis ikan
Jenis Rute pemberian Jenis dosis Lama Nisbah kelamin SR (%)
ikan hormon perlakua
n (jam) janta betin herm
n a apro
dit

Gapi Oral pada induk 17α 400 mg/KG 10 hari 58 42


Metiltestost
eron

Nila Oral pada larva 17αMetiltes 15 mg/kg 42 hari 91 9 80


Merah dimulai pada tosteron
umur 6 hari 50 mg/kg 42 hari 100 0 0 89
Akriflavin 15 mg/kg 42 86 9 2 88
50 mg/kg 42 85 6 9 82
2. Perendaman
• Dengan metode perendaman, hormon akan masuk ke
dalam tubuh ikan melalui proses difusi.
• Perendaman hormon ini dilakukan pada fase embrio,
larva maupun induk.

PERENDAMAN EMBRIO
PERENDAMAN DILAKUKAN PADA FASE BINTIK MATA
(8-12 JAM DARI PEMBUAHAN)
• Kelemahan cara ini adalah obat terlalu jauh untuk
mencapai target organ.
• Kelebihan antara lain adalah hemat dalam
penggunaan hormon.
PERENDAMAN LARVA
LARVA YANG TELAH HABIS KUNING TELURNYA YAITU
BERUMUR SEKITAR SEMINGGU. STADIA DIPILIH KARENA
PADA STADIA INI GONAD MASIH BELUM TERBENTUK
SEHINGGA MUDAH DIPENGARUHI OLEH RANGSANGAN
LUAR.
• KELEBIHAN METODE INI TERLATAK PADA KEMUDAHAN
DALAM MENYIAPKAN HORMON.
• KELEMAHAN UTAMA CARA INI ADALAH EFEKTIVITAS
OBAT MENJADI BERKURANG.
PERENDAMAN INDUK
PERENDAMAN PADA INDUK BETINA YANG SEDANG BUNTING.
PADA IKAN YANG MELAHIRKAN (VIVIPAR)
Aplikasi sex reversal pada beberapa jenis ikan

Jenis Rute pemberian Jenis dosis Lama Nisbah kelamin SR (%)


ikan hormon perlakua
n (jam) janta betin herm
n a apro
dit

Cupang Perendaman 17αMetiltes 15 mg/l 10 jam 80.3 16.7 3 68.8


embrio tosteron
20 mg/l 10 jam 84 14 2 67.1
20 mg/l 8 jam 81 17.8 1.2 63.5
Estradiol 200μg/l 12 jam 33.3 66.7 39
17β
400μg/l 6 jam 32.9 67.1 80
Gapi
Perendaman 17αMetiltes 2 mg/l 12 jam 85
induk tosteron
2 mg/l 24jam 100
Suntikan/implantasi

• Metode suntikan atau implantasi untuk tujuan sex


reversal tampaknya masih terbatas untuk
penelitian saja.
• Untuk tujuan praktis di lapangan, cara ini tidak
layak karena akan memerlukan waktu, dan
menghendaki alat tertentu.
• Penyuntikan di bawah mikroskop harus dilakukan
dengan bantuan micromanipulator.
Faktor faktor yang menentukan keberhasilan sex
reversal

a. Metode pemberian
 Metode pemberian hormon terkait dengan rute hormon masuk ke dalam
tubuh ikan.
 Pemberian hormon melalui perendaman, hormon akan masuk ketubuh
melalui insang, kulit dan gurat sisi. tidak semua hormon dapat masuk ke
dalam tubuh.
 Pemberian melalui pakan, akan menyebabkan hormon melalui organ
pencernaan lalu akan diserap oleh tubuh.
 Penggunaan pakan alami sebagai media hormon dapat menyebabkan
hormon akan terdegradasi didalam saluran pencernaan karena adanya
enzim pencernaan pada pakan alami.
b. Dosis yang digunakan
 Pemakaian dosis rendah akan menyebabkan hasil kurang maksimal,
sedangkan pemberian dosis tinggi dapat menyebabkan ikan abnormal,
steril bahkan kematian.
 Penggunaan dosis yang tepat akan sangat terkait dengan lama waktu
perlakuan.
 Dosis tinggi biasanya diberikan dengan waktu perlakuan yang singkat
sedangkan dosis rendah dengan lama waktu perlakuan yang lebih lama

C, Jenis hormon yang digunakan


 hormon sintetik dan hormon alamiah.
 contoh hormon alamiah yaitu testosteron, 11-ketotestosteron (androgen)
dan estradiol-17β, esteron, estriol (estrogen).
 hormon sintetik antara lain 17α-metiltestosteron, testosteron propionat,
17α-metildihidrotestosteron (androgen) dan dietilbestrol, estradiol
benzoat, estradiol propionat (estrogen).
d. Waktu perlakuan
 Waktu perlakuan biasanya akan sangat terkait dengan metode
perlakuan, dosis serta lama perlakuan.
 Ketepatan waktu perlakuan akan mempengaruhi keberhasilan
pembalikan kelamin yang dilakukan.
 Waktu perlakuan akan terkait dengan jarak dengan target organ
serta pengaruhnya pada masa diferensiasi sex.

e. Lama perlakuan
 Lama perlakuan selalu berkorelasi dengan dosis
perlakuan yang diberikan.
 Dosis tinggi biasanya diberikan dengan waktu perlakuan
yang singkat sedangkan dosis rendah dengan lama waktu
perlakuan yang lebih lama.
f. Kondisi lingkungan
 Kondisi lingkungan akan berpengaruh baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam keberhasilan teknik sex reversal. Salah satu faktor
yang berpengaruh adalah suhu.
 Suhu media akan dapat mempengaruhi proses metabolisme yang
selanjutnya akan mempengaruhi kerja hormon.
 Selain itu suhu air juga dapat mempengaruhi perkembangan larva.
Kriteria keberhasilan
• daya tetas telur, kelangsungan hidup, nisbah kelamin
keturunan yang diperoleh.

• Pada beberapa jenis ikan yang mempunyai sifat sexual


dimorfism, penentuan jantan dan betina dapat dilakukan
dengan mengamati morfologi tubuh

• jenis ikan lainnya, perbedaan jantan dan betina dilihat


dengan melakukan identifikasi kelamin dengan menggunakan
metode asetokarmin.
Aplikasi sex reversal pada beberapa jenis ikan
Jenis Rute pemberian Jenis dosis Lama Nisbah kelamin SR (%)
ikan hormon perlakua
n (jam) janta betin herm
n a apro
dit

Cupang Perendaman 17αMetiltes 15 mg/l 10 jam 80.3 16.7 3 68.8


embrio tosteron
20 mg/l 10 jam 84 14 2 67.1
20 mg/l 8 jam 81 17.8 1.2 63.5
Estradiol 200μg/l 12 jam 33.3 66.7 39
17β
400μg/l 6 jam 32.9 67.1 80
Gapi Oral pada induk 17αMetiltes 400 mg/KG 10 hari 58 42
tosteron
Perendaman 17αMetiltes 2 mg/l 12 jam 85
induk tosteron
2 mg/l 24jam 100
Nila Oral pada larva 17αMetiltes 15 mg/kg 42 hari 91 9 80
Merah dimulai pada tosteron
umur 6 hari 50 mg/kg 42 hari 100 0 0 89
Akriflavin 15 mg/kg 42 86 9 2 88
50 mg/kg 42 85 6 9 82
XX XY

FEMINISASI

POPULASI BETINA
XX XY

Progeni test 1 XY

XY XY

Normal feminisasi
XX XX XY YY
XY YY

Progeni test 2 Progeni test 3


YY
YY

INDUK IKAN NILA GESIT


YY
PROGENI TEST XY

XX

XY XY XY 75 % JANTAN
25 % BETINA
XY

YY
PROGENI TEST YY

XY

XX YY XY 100 % JANTAN
0% BETINA
XY

XY
PROGENI TEST YY

XY

YY XY YY 100 % JANTAN
0% BETINA
XY

YY

Anda mungkin juga menyukai