Anda di halaman 1dari 25

SEX REVERSAL

TEKNOLOGI PENINGKATAN MUTU BENIH IKAN

MK Teknologi Pembenihan Ikan Pertemuan 5


Program Studi Budidaya Perairan – Universitas Mataram

Andre Rachmat Scabra, S.Pi., M.Si


1

SEX REVERSAL merupakan teknologi


pembalikan arah perkembangan kelamin ikan
yang seharusnya berkelamin betina tetapi
diarahkan menjadi jantan atau sebaliknya.
Teknik ini dilakukan pada saat proses diferensiasi
sex ikan belum secara jelas antara jantang dan
betina, yaitu pasca menetas.
Manfaat dan tujuan sex reversal :
• Mendapatkan ikan dengan pertumbuhan yang
cepat.
• Mendapatkan ikan dengan penampilan yang baik.
• Mencegah pemijahan liar.
2

PRINSIP SEX REVERSAL

 Jenis kelamin pada ikan ditentukan oleh dua faktor


utama yaitu genetik, lingkungan, nutrisi.
 Secara genetik, jenis kelamin ditentukan oleh pasangan
kromosom yang diturunkan oleh induknya.
 Meskipun begitu, faktor lingkungan dan nutrisi
(temperatur, pH, dan eksogenus steroid, dll) juga dapat
berpengaruh terhadap proses perkembangan gonad
(pembentukan jenis kelamin).
 Sex reversal, merupakan kegiatan manipulasi
(intervensi) faktor-faktor penyebab perkembangan
gonad (diferensiasi sex).
3

♀ ♂
XX XY

XX XY XX XY
♀ ♂ ♀ ♂
1 2 3 4

Secara genetika, peluang benih ikan terlahir sebagai


betina atau jantan, adalah 50:50.
Peluang tersebut saling membesar atau mengecil yang
dipengaruhi oleh faktor-faktir berikutnya, yaitu nutrisi,
lingkungan, dll.
4
DIFERENSIASI SEX
 Piferrer (2001) menyatakan bahwa diferensiasi sexual
meliputi seluruh aktivitas yang berhubungan dengan
keberadaan gonad, yang meliputi perpindahan awal sel
nutfah, munculnya bagian tepi gonad dan diferensiasi
gonad menjadi testis atau ovari.
 Diferensiasi kelamin pada golongan Ochilds dan
Cyprinodontids berlangsung antara 10-30 hari
 Diferensiasi kelamin pada ikan mas (Cyprinus carpio L)
terjadi sampai ikan berumur 6-65 hari setelah menetas
(Brusle dan Brusle 1983)
 Waktu diferensiasi kelamin ikan nila terjadi pada larva
berumur 6-28 hari (Yuniarti, et al., 2007)
5
METODE SEX REVERSAL
• Sex reversal : maskulinisasi dan feminisasi.
• Hormon pada maskulinisasi adalah hormon androgen
sedangkan pada feminimisasi adalah hormon estrogen.
• Hormon androgen : 17α-methyltestosteron
• Hormon estrogen : estradiol 17β
• Hormon pada sex reversal dapat berupa hormon sintetik,
atau dapat juga bersumber dari bahan alami seperti testis
sapi, purwoceng, madu, dll.
• Sex reversal dilakukan dengan memberikan perlakuan
hormon pada benih ikan yang sedang mengalami masa
diferensiasi sexual
6
“Testis sapi, purwoceng, dan madu merupakan bahan
alami yang dapat digunakan untuk sex reversal”
• Tepung testis sapi merupakan bahan alami yang sering
digunakan dalam proses penjantanan ikan.
• Merupakan bahan yang mudah didapat dan harga relatif
murah.
• Testis berperan dalam sekresi hormon kelamin jantan
(testosteron).
• Menurut Lindner (1961), kandungan hormon testosteron
dalam testis sapi berkisar antara 14-231 μg.hr/testis.
• Murni dan Jenny (2001), kandungan hormon testosteron
dari tepung testis sapi berkisar 142,8-1204 ng/gram.
7
• Tanaman purwoceng
mengandung berbagai senyawa
yang bersifat androgenic, antara
lain stigmasterol.
• Selain itu juga terdapat
isoorientin yang dapat
meningkatkan produksi sperma.
• Hasil uji GC-MS, Purwoceng
mengandung senyawa
stigmasterol sebanyak 5,38%
• Menurut Sivan dan Yaron
(2006), senyawa stigmasterol
yang terkandung dalam limbah
bubur kertas dapat mengubah
rasio seks ikan di perairan.
8

• Madu, mengandung beberapa macam mineral seperti


magnesium, kalium, kalsium dan natrium.
• Kadar kalium pada madu dapat menyebabkan perubahan
kolesterol menjadi pregnenolon.
• Pregnenolon merupakan sumber dari biosintetis
hormon-hormon steroid oleh kelenjar adrenal,
• Steroid tersebut berpengaruh terhadap pembentukkan
testosterone, yang kemudian akan mempengaruhi
perkembangan genital jantan.
• Madu dapat menjantankan ikan nila GIFT sebesar
93,33% dengan dosis 200 ml/kg pakan (Syaifuddin, 2004).
METODE SEX REVERSAL : PEMBERIAN HORMON 9

Pemberian hormon/bahan sex reversal dapat dilakukan


dengan tiga cara, yaitu: oral, perendaman, penyuntikan.
1. PEMBERIAN SECARA ORAL
 Melalui pakan buatan
Keuntungan :
hormon yang digunakan lebih sedikit
proses pencampuran lebih mudah
Kelemahan :
larva yang baru menetas tidak menyukai pakan buatan
Larva terlalu kecil untuk menangkap pakan
Hormon dapat tercuci ke dalam air.
10

Melalui pakan alami


Keuntungan :
Larva lebih menyukai pakan alami,
hormon sulit tercuci dalam air.
Kelemahan :
Butuh lebih banyak hormon,
Kemungkinan hormon terdegradasi lebih besar dalam
saluran pencernaan,
Adanya kemungkinan kemampuan pakan alami merubah
hormon.
11
2. PERENDAMAN
Hormon masuk ke dalam tubuh melalui proses difusi.
 Perendaman embrio
Embrio yang direndam adalah yang telah memasuki fase
bintik mata, yaitu telah terbentuk bintik mata pada embrio.
Pada fase tersebut, embrio sudah cukup kuat menerima
perlakuan.
Perendaman larva
Larva yang digunakan adalah larva yang telah habis kuning
telurnya. Pada stadia larva, gonad masih berada pada fase
labil sehingga mudah dipengaruhi oleh rangsangan luar.
Perendaman induk
Induk yang direndam adalah induk yang sedang
bunting/hamil
12

EFEKTIFITAS SEX REVERSAL

Faktor yang mempengaruhi :


1. Cara pemberian
2. Dosis, berbanding terbalik dengan
waktu pemberian.
3. Jenis / sumber hormon
4. Stadia ikan saat perlakuan
5. Kondisi lingkungan
6. Daya tahan steroid dalam tubuh ikan
13

PARAMETER KEBERHASILAN

 Daya tetas
 Derajat kelangsungan hidup larva
 Nisbah kelamin
 Efek samping
14
• Pada saat pemijahan, perbandingan induk ikan 15
tetra jantan-betina 1 : 3.
• Telur yang diperoleh diinkubasi sampai menetas
dan larva kemudian dipelihara sampai berumur
tujuh hari.
• Larva yang berumur tujuh hari diberi perlakuan
perendaman pada larutan hormon 17-
metiltestosteron dengan dosis 0, 1, 2 dan 4 mg/l.
• Pelarutan hormon dilakukan dengan cara
memasukkan hormon ke dalam 1 ml alkohol 70%,
kemudian dimasukkan ke dalam wadah
perendaman. Larva yang direndam sebanyak 60
ekor/l dan selama 8 jam.
• Setelah perendaman, larva dipindahkan ke
akuarium pemeliharaan.
16
17
18

Madu yang digunakan adalah madu bunga liar


Perum Perhutani
19

• Konsentrasi larutan madu yang digunakan pada masing-


masing perlakuan yaitu 20, 40 dan 60 ml/L media, serta
kontrol yang tidak menggunakan larutan madu (0 mg/L).
• Perendaman dilakukan dalam 1 liter air yang telah
mengandung larutan madu sesuai perlakuan
• Kepadatan induk ikan yang direndam adalah 2 ekor/L
• Waktu perendaman selama 10 jam.
• Pemijahan dilakukan dengan perbandingan induk jantan
dan betina 1:2. Pencampuran antara induk jantan dan
betina dilakukan selama 4 hari.
• Benih ikan gapi kemudian dipelihara sampai bisa
dibedakan jenis kelaminnya
20
21

Jenis Lama % %
Tujuan Dosis SR Sumber
hormon Perlakuan jantan betina
Penjantana 17α- 15 10 jam 80,3 16,7 68 Warhan,
n ikan metiltesto mg/l ,8 1998
cupang steron
(melalui
perendam
an embrio
Pembetina Estradion- 200 12 jam 33,3 66,7 39 Sugiarti,
an ikan 17β µg/l 1998
cupang
(melalui
perendam
an embrio)
22

Jenis Lama % %
Tujuan Dosis SR Sumber
hormon Perlakuan jantan betina
Penjantanan 17α- 2 mg/l 12 jam 85 15 Tt Yuniarti,
ikan gupy metiltestos 1995
(melalui teron
perendaman
induk yang
bunting)
Penjantanan 17α- 15 42 hari 91 9 80 Hines
ikan nila metiltestos mg/kg and
(melalui oral teron pakan watts,
1995.
larva umur 6
hari)
23

• Bahan bahan alami lain :


• Air kelapa
• Susu sapi, susu kedelai
• Propolis
24

Subhanakallahumma wa bihamdika
laa ilaha illa anta astaghfiruka wa
atubu ilaika

Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai