Anda di halaman 1dari 7

PENA Akuatika Volume I No I April 2009

TEKNOLOGI PENGARAHAN KELAMIN IKAN


MENGGUNAKAN MADU

OIeh:
Tri Yusufi Mardiana
Staf Pengajar Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan Unikal

ABSTRAK

Madu merupakan salah satu bahan altematif untuk pengarahan kelamin yang mengandung
beberapa macam mineral seperti magnesium, kalium, kalsium dan natrium. Harganya murah dan tidak
bersifat karsinogenik dibandingkan penggun€utn hormon. Ulasan ini menggambarkan diferensiasi
kelamin pada ikan, kandungan madu dan aplikasinya terhadap ikan.

Kata kunci : madu, ikan, kelamin, pengarahan

PENDAHULUAN menggunakan hormon 17u-


metiltestosteron sebanyak 2 mgll
Dalam rangka meningkatkan selama 24-48 jam. Karena hormon
nilai ekonomis ikan hias terutama di steroid sintetik harganya relatif mahal
kalangan peternak, maka dilakukan dan terbukti berdampak negatif dengan
upaya untuk menghasilkan individu adanya efek karsinogenik jika
ikan berkelamin sejenis (antan/betina) diterapkan untuk ikan konsumsi, kini
secara massal. Diantara beberapa cara penggunannya muali terbatas. Oleh
untuk memproduksi ikan berkelamin karena itu diperlukan suatu bahan
sejenis adalah dengan teknik alih alternatif ramah lingkungan yang
kelamin (sex reversol). Teknologi dapat digunakan untuk mengarahkan
pengarahan kelamin (sex reversal) jenis kelamin pada ikan, salah satu
merupakan salah satu teknik produksi diantaranya madu. Menurut
monosex, yang menerapkan rekayasa Soelisttyowati et al, 2007, madu
hormonal untuk merubah karakter merupakan salah satu bahan alternatif
seksual betina ke jantan untuk percobaan pengarahan kelamin
(maskulinisasi) atau dari jantan yang mengandung beberapa macam
menjadi betina (feminisasi). Dalam mineral seperti magnpsium, kalium,
aplikasi sex reversal, maskulinisasi kalsium dan natrium. Harganya murah
ikan dapat dilakukan dengan dan tidak bersifat karsinogenik bila
pemberian hormon steroid sePerti dibandingkan dengan penggunaan
hormon 17c-metiltestosteron, hormon.
testosteron. Sedangkan estrogen
merupakan hormon betina terdaPat DIFERENSIASI I(ELA-IVIIN PADA
dalam sejumlah besar pada ikan IKAII
betina, yang efektif saat ini estradiol
17p, estrion, estriol ethuni estradiol. Jenis kelamin suatu individu
Yunianti (1995) dalam Zairin ditentukan bersama oleh faktor genetis
(2002) telah berhasil melakukan dan lingkungan. Faktor genetis yang
maskulinisasi ikan gapi hingga 100% jenis kelamin adalah
menentukan
dengan melakukan perendaman induk kromosom. Kromosom yang
gapi )'ang sedang bunting memegang peran utama dalam

37
PENA Akuatika Volume I No I April 2009

menetukan jenis kelamin disebut ke l0 sampai 30 setelah menetas dan


kromosom seks atau gonosom, pada ikan Anabantids pada hari ke tiga
sedangkan yang tidak menentukan sampai 40 setelah menetas (Pandian
jenis kelamin disebut kromosom biasa dan Sheela, 1995).
atau autosom (Yatim, 1986). Menurut Fisiologi kelamin dapat
Vanyakina (1972), diferensiasi gonad dipengaruhi dengan menggunakan
diatur oleh mekanisme genetik melalui hormon steroid. Hormon tersebut pada
srstem endokrin embrio, akarr tetapi awalnya ikut menetukan diferensiasi
ada kemungkinan faktor-faktor kelamin. Selanjutnya hormon ini dapat
eksternal dan internal lainnya ikut pula menentukan ciri-ciri kelamin
dalam mengatur proses ini. Dalam eksternal, ovulasi, spermiasi, tingkah
pertumbuhan suatu spesies fungsi laku kawin ikan, pemijahan, dan
masing-masing organ dipengaruhi oleh produksi feromon. Jadi yang
umur dan ukuran individu tersebut. dipengaruhi pada awalnya adalah
Pada awal perkembangan diferensiasi kelamin dalam arti kata
embrio, faktor genetislah yang organ reproduksinya sendiri. Baru
menentukan arah perkembangan organ diikuti ciri-ciri kelamin eksternal
kelamin primer yaitu testis atau ovari. (Yamazaki, 1983).
Seterusnya gonad yangtelah Perkembangan gonad meliputi
terarahkan akan menghasilkan hormon dua fase yaitu fase pertumbuhan dan
kelamin dan gamet sesuai dengan fase pematangan yang dikendalikan
kelamin yang ditentukan, kemudian oleh sistem endokrin. Pada fase awal
hormon kelamin akan mengatur pertumbuhan gonad, difbrensiasi
kelanjutan diferensiasi (Yatim, 1986). kelamin belum tuntas sehingga masih
Jenis kelamin ikan yang sesuai dengan bisa diarahkan dengan pemberian
keinginan dapat diperoleh dengan hormon steroid. Keberhasilan
pemberian hormon steroid, manipulasi pembalikan kelamin tersebut
kromosom atau kombinasi keduanya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
(Yamazaki, 1983). metode pemberian hormon yang
Pada kelompok salmonid fase diterapkan, dosis hormon, lamanya
diferensiasi terjadi pada periode 150 perlakuan, waktu saat dimulainya
sampai 500 hari setelah menetas. perlakuan, umur ikan, dan jenis ikan
Secara umum fase diferensiasi kelamin (Hunter dan Donaldson, 1983) serta
terjadi saat larva sampai burayak, suhu air selama perlakuan Q{agy et al,
kecuali pada famili Poecilidae dimana r 981)
fase diferensiasi terjadi pada rentang Menurut Pandian dan Sheela
waktu yang panjang antara fase embrio (1995), menyatakan bahwa perlakuan
sampai 12 hari. Pada ikan channel melalui oral dan perendaman untuk
catfish, fase diferensiasi terjadi pada maskulinisasi atau feminasi
hari ke 22 setelah menetas (Patino, er merupakan metode yang terbaik dalam
al., 1996) Sedangkan pada ikan pemanfaatan hormon steroid.
rainbow trout, diferensiasi kelamin Dosis hormon tidak boleh
pada ikan betina terjadi pada hari ke berlebihan karena dosis yang terlalu
18-28 setelah menetas pada suhu tinggi dapat menimbulkan tekanan
inkubasi 1 1.5"C (Van den Hurk dan kepada pembentukan gonad, efek
Sloff, 1981 dalam Billard, 1992).Pada paradoksikal dan tingginya mortalitas.
ikan Cichlids dan Cyprinodontids, Terdapat hubungan terbalik antara
diferensiasi kelamin terjadi antara hari tingkat dosis dan lama perendaman

38
PENA Akuatika Volume I No I April 2009

sehingga untuk dosis yang lebih tinggi Beberapa anti oksidan dalam madu
perendamannya lebih singkat dan adalah chrysin, pinobanksin, vitamin
untuk dosis yang lebih rendah C, catalase dan pinocebrin (Anonim,
perendamannya lebih lama (Hunter 2007a).
dan Donaldson, 1983)
Tabel 1. Komposisi Madu Bunga Randu
Perum Perhutani
MADU
Komponen Jumlah Satuan
Kalori 320 kal/l 00 g
Madu atau mel meruPakan Lemak 0 o/
/o
larutan karbohidrat yang dihasilkan Asam lemak 0 o/o

oleh lebah madu Apis rnelliJbra atau jenuh <0 mg/I00 g


o/o
jeni Apis lainnya (suku Apiidae) dari Kolesterol 79.3
o/o
Total 0.73
nektor bunga, yang memilk: aroma Karbohidrat 0.63 o/o

sedap dan rasa manis yang spesifik. Serat Makanan 12.8 mg/100 g
Nektar merupakan cairan kental Protein 9.84 rng/100 g
seperti sirup, berwama kuning atau Natrium (Na) 0.63 mgll00 g
Kalsium (Ca) t02 mg/100 g
coklat kekuningan. Arorr'a dan warna <0.5
Besi (Fe) IU/100 g
madu tergantung dari mana nektar tadi Kalium (K) 3.52 mg/100 g
diperoleh ada yang aromanya kuat dan Vitamin A
ada yang aromanya lemah. Demikian Vitamin C
pula wamanya ada yang gelap ada Sumber: Perhutani
pula yang warnanya muda. Madu Kalium berpengaruh terhadap
bereaksi asam dengan derajat
konversi kolesterol menjadi
keasaman kurang lebih 3.7,jika derajat pregnenolon dan kortikosteron
keasaman ini meningkat maka menjadi aldosteron. Selanjutnya
warnanya menjadi lebih gelaP dan dikatakan bahwa pregnenolon
aromanya agak sedikit tidak enak merupakan sumber dari biosintesis
(Anonim,2003). hormon-hormon steroid oleh kelenjar
Madu adalah suatu zat kental adrenal.
manis alami yang dihasilkan oleh Madu bunga randu dari Perum
\ebah madu dari nektar bunga
Perhutani mempunyai komposisi
(Anonim, 2007b). Madu meruPakan tersaji pada Tabel 1
sumber kabohidrat Yang sebagian
besar terdiri atas fruktosa (sekitar APLIKASI MADU D,I\LAM
35.5%) dan glukosa (sekitar 31W PENGARAIIAN KELAMIN
sisanya meliputi maltosa, sukrosa dan
karbohidrat komplek lain. Rata-rata Syaituddin Q004) telah
madu mengandung 17.l % air' Madu berhasil menghasilkan benih ikan nila
bebas dari lemak, kolesterol dan GIFT (Oreochromis niloticus)
sodium sebagai tambahan, madu monosex jantan sebesar 93,33 %
mengandung beberapa vitamin, seperti dengan memberikan dosis madu 200
vitamin Brj, thiamin, niacin, riboflavin, ml/kg pakan. Sedangkan Soelistyowati
dan asam panthotenic. Mineral et al, 2007, telah mengarahkan jenis
esensial mencakup zat kapur, tembaga, kelamin jantan pada anak gapi yang
besi, magnesium, mangan, fosfor, dihasilkan sampai 595% dengan
kalium, seng dan sodium. Madu juga peningkatan dosis madu sampai 60
berisi beberapa komPonen Yang ml/l yang diberikan melalui
berfungsi sebagai anti oksidan.
perendaman induk selama l0 jam.

39
I
PENA Akuatika Volume I No I April 2009

Dosis madu yang diberikan tidak bersifat karsinogenik bila


mempengaruhi kelangsungan hidup dibandingkan dengan penggunaan
ikan uji selama penelitian. Djaelani hormon. Perlu adanya
(2007) nrengarahkan kelamin jantan percobaan/penelitian tentang berbagai
pada ilsan gapi yang dihasilkarr sampai dosis yang tepat untukjenis ikan yang
46,9Yo pada dosis madu 10 ppt selama lain supaya menghasilkan persentase
l0 jam. kelamin tinggi.
Berikut ini contoh aplikasi pada ikan
gapi (Soelistyowati et aL,2007): DAFTAR PTISTAKA
Calon induk ikan gapi jantan
dan betina dipelihara secara terpisah Anonim. 2003. Republika Online,
sampai matang gonad dalam akuarium Madu Memperpanjang Usia.
yang berukuran 60x30x28 cm. 6 Mei 2003.
Pemberian pakan berupa lawa http ://www.republ ika.co. id
Chironomus dilakukan dengan (14 Januari 2007).
frekuensi 3 kali/hari pada pagi, siang
dan sore. Penyiponan dilakukan tiap Anonim. 2007a. Caruso"s Honey : The
pagi dan sore hari dengan pergantian Composision of Honey.
air 20%o setiap pagi untuk menjaga http ://www. crusohoney. com/
kualitas air pemeliharaan. idl l..html (14 Januari
Pemijahan dilakukan secara 2007).
massal dengan perbandingan induk
jantan dan betina l:2. Percampuran Anonim.2007b. Honey
anatra induk jantan dan betina
- Wikipedia,
the free Encyclopedia.
dilakukan selama 4 hari dan http ://en.wikipedia. org/wiki/
selanjutnya induk jantan dan betina honey.html (14 Januari
dipisahkan. Ikan-ikan yang 2007)
menunjukkan gejala tingkat
kematangan gonad lanjut ditandai Axelrod HR and W. Vonderwinkler.
dengan pembesaran pada bagian perut 1988. Encyclopedia of
dan warna hitam pada sekitar daerah Tropical Fishes T. F.H.
perutnya. Pada hari ke 12 setelah Publication, Inc. Canada. p:
pembuahan, induk betina direndam 482-491.
madu selama 10 jam dengan dosis Billard, R. 1992. Reproduction in
madu 60 ml/I. Setelah perendaman, Rainbow trout : sex
induk dipindahkan ke akuarium differentiation, dynamic of
berukuran 20x20Y20 cm untuk gametogenesis, biology and
dipelihara sampai terlihat melahirkan preservation of gametes.
anak. Aquacultur e I 00 :263 -298.

SIMPULAN Djaelani, F. 2007. Pengaruh Dosis


Madu Terhadap Pengarahan
Madu merupakan salah satu Kelamin Jantan Pada Ikan
bahan alternatif untuk percobaan Gapi (Poecilia reticulata,
pengarahan kelamin yang mengandung Peters) Dengan metode
beberapa macam mineral seperti Perendaman Larva. Skripsi
magnesium, kalium, kalsium dan Fakultas Perikanan dan Ilmu
natrium. Harganya murah dan tidak Kelautan. IPB. Bogor.

40
PENA Akuatika Volume I No I April 2009

Reversal in Fish,
FILrnter. G.A. and E.M. Danaldson. Aquaculture, 135:1-22.
1983. Hornonal Scx Oonlrol
and its Application,s b Fish Patino, R., K.B. davis, J.E. Schoore, C.
Cuiture. P.223-291. In: W.S. Uguz, C.A. Strussman, N. C
Randall and E.M. Donaldson parker, B.A. Simco and
(eds) Fish Physiology. Vol. IX C.A. Goudie. 1996. Sex
B. Academic Press. New York. differentiation of Channel
Ads cat fish Gonads-normal
development and effecs of
Matty,A,J. 1985.Fish Endocrionology. Temperature. J. Of Exp.
Timber Press Portland. USA Zool,276:209-218.

Nagy, A.M. Bersenyi, and V.Csanyi. Simon dan Scuster's, 1977. Guide to
l98l . Sex Reversal In Fresh Water and aquarium
carP.(CYPrinus carPio L) bY Fishes. Simon & Schuster's
Oral administrasion of Inc. New York. 36Cp.
Methytestosterone. Canadian
Journal of F'isheries And Steel, R.G.D and Torrie, .1.H. 1980.
Aquatic science. 38:725-728. Principles and Prosedure of
Statistics A Biometrical
Padian, T.J. and K. Varadajaj. 1990. Approach. Mc.Graw-Hill
Technique to Produce 100% Book Co. New York.
Male Tilapia, NAGA. The
ICLARM Quartely. Vol 13. Vanyakina, E. D.1972. Genetics of
No. 34, July 1990. P. 3-5. Sex Determinations and
Seme Problents of' Honnonal
Soelistyowati DT, E Martati, H. Arfah. Regulations of Sex in
2007 - Efektifitas Madu Teleost. In Genetics.
Terhadap Pengarahan Selection. And Hybridisation
Kelamin Ikan Capi (Poecilia of Fish (8.1. Cherfa. Fld.)
reticulata, Peters). Jurnal Israel Programs for
Akuakultur lndonesia 6(2) : Scientific 'l'ranslation.
155-160. Fakultas Perikanan jerusalem. P:25-37.
dan llmu Kelautan Institut Yamazaki, F. 1983. Sex Control and
Pertanian Bogor. Manipulation in Fish. In:
N.P. Wilkins and E,.M.
Syaifuddin, A. 2004. Pengaruh Gosling (Eds). Genetic in
Pemberian Suplemen Madu Aquaculture-Development in
Pada Pakan Larva lkan Nila Aquculture Fisheries
Gift (Oreochromis niloticus) Science. Vol.l2. Elsivier
Terhadap Rasio Jenis Science Publishera BV.
Kelaminnya. Skripsi. Amsterdam. Oxford. New
Universitas Brawijaya. York. P. 329-354
Fakultas Perikanan. Malang.
Yatim,.1986. Genetikt. Penerbit
Pandian, T.J. and S.G. Shella. 1995. Transito. Bandung.397 hal
Hormonal Induction of Sex

41
PENA Akuatika Volume I No I April 2009

Yuniarti, T. 2003. Pengaruh Suhu


Terhadap_ Diferensiasi
Kelamin Pada lkan Cupang
(Betta splendens Regan).
Tesis Pasca Sarjana lnstitut
Per\an\anBsgor.

Zairin, M. 2002.5ex Reversal:


Memproduksi Benih Ikan
Jantan atau Betina. Penebar
Swadaya. Jakarta

Zulkifli M, 2005. Produfrsi Benrh l,tan


Nila Jantan dengan
Rangsangan Hormon Metil
Testosteron dalam Tepung
Pelet. 'Jurnal Litbang
Pertanian. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian
Sulawesi Utara.

42
PENA Akuatika Volume I No I April 2009

terol)
(:r Progesterone
I
5c (p) pregnane-3.20-dione

I
V

pregnenolon
I
I

JJ
+ androstenedione +---) testosterone

As rOute

ll
I I p-OH androsi I I B-OH tesro

andrenostcrone

ll
I

v t l- Ketotestosterone
A,4 route

Gambar 1. Diagram Biosintesis

Anda mungkin juga menyukai