Anda di halaman 1dari 7

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2018 ISBN: 978-602-60401-9-0

KONDISI BIOMETRIK DAN HISTOLOGI USUS IKAN BANDENG


(Chanos chanos FORSKALL., 1755) YANG DIBERI PAKAN
BERKOMPOSISI TEPUNG BUNGKIL SAWIT

Ilham Zulfahmi1) dan Rhindira Humairani2)


1)
Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
2)
Program Studi Budidaya Perairan, Universitas Almuslim
Email: ilhamgravel@yahoo.com

ABSTRAK

Saat ini, upaya pencarian bahan baku alternatif yang sesuai dengan kandungan kebutuhan ikan terus
ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian pakan berkomposisi
tepung bungkil sawit terhadap panjang usus relatif, panjang vili usus, serta stuktur histologis usus
ikan bandeng. Ikan bandeng yang digunakan memiliki bobot rata-rata 4 – 5 gram dan kisaran
panjang total rata-rata 6 – 7 cm. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dengan tiga ulangan untuk masing masing
perlakuannya. Setiap perlakuan percobaan memiliki komposisi kandungan tepung bungkil sawit
dengan dosis yang berbeda, yaitu perlakuan A : 0 % tepung bungkil sawit (pakan komersial),
perlakuan B : 16,36 % tepung bungkil sawit, perlakuan C : 45,08 % tepung bungkil sawit dan
perlakuan D : 61,14 % tepung bungkil sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat
pengaruh yang nyata terhadap panjang usus realatif dan panjang vili usus ikan bandeng akibat
penambahan tepung bungkil sawit dalam pakan ikan bandeng. Walaupun demikian penambahan
tepung bungkil sawit yang terlalu tinggi menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan usus.

Kata Kunci: Panjang usus relatif, panjang vili usus, histologi usus.

PENDAHULUAN
udidaya ikan bandeng (Chanos chanos yang bersifat herbivor, sehingga penggunaan
Forskall 1755) memiliki potensi yang bahan nabati dalam pakan cenderung lebih
sangat baik dalam meningkatkan tinggi dibandingkan penggunaan bahan hewani
kesejahteraan dan ekonomi masyarakat petani (Kordi dan Ghufran, 2009). Menurut Sudradjat
Aceh khususnya Kabupaten Bireuen. Badan (2010) kebutuhan nutrisi ikan bandeng muda
Pusat Statistik Kabupaten Bireuen (2016) terdiri dari 23% - 29% protein dan 11,6 %
mencatat bahwa angka produksi ikan bandeng lemak.
mengalami peningkatan dari 2.967,60 ton pada Pemanfaatan tepung ikan sebagai bahan
tahun 2010 menjadi pada 4.209,91 ton pada baku protein pembuatan pakan ikan bandeng
tahun 2014 dengan luas areal tambak produksi sudah tidak lagi relevan, hal tersebut disebabkan
mencapai 4945,64 Hektar. karena harga yang tidak ekonomis serta dinilai
Ikan bandeng banyak dikonsumsi tidak ramah lingkungan (Chandrapal, 2007).
masyarakat disebabkan nilai gizinya yang Saat ini, upaya pencarian bahan baku alternatif
tinggi. Kandungan gizi per 100 gram ikan yang sesuai dengan kandungan kebutuhan ikan
bandeng yaitu 129 kkal energi, 150 gram fosfor, terus ditingkatkan. Beberapa jenis bahan baku
20 gram kalsium, 2 mg zat besi, 150 SI vitamin yang pernah diteliti sebagai sumber bahan baku
A, 0,05 gram vitamin B1, 74 gram air, 20 gram pakan ikan bandeng adalah dedak (Schalbroeck,
protein dan 4,8 gram lemak (Saparinto, 2006). 2001), tepung keong mas (Tarigan, 2008;
Selain itu menurut Agustini (2010), ikan Azizah et al., 2017), ampas kelapa (Mutiasari et
bandeng segar mengandung omega-3 sebesar al., 2017) dan tepung cacing tanah (Spikadhara
19,56%, omega-6 sebesar 7,47% dan omega-9 et al., 2012). Salah satu bahan baku yang
sebesar 19,24%. Ikan bandeng merupakan ikan berpotensi dijadikan bahan baku pakan ikan

607
Ilham Zulfahmi & Rhindira Humairani

bandeng adalah tepung bungkil sawit. Menurut tetapi, penggunakan pakan berbahan baku
Abidin (2006), tepung bungkil sawit memiliki tepung kedelai yang berlebihan dapat
kandungan nutrisi protein kasar sebesar 15,14%, berdampak negatif terhadap kinerja usus yang
lemak kasar 6,08%, serat kasar 17,18%, kalsium ditandai dengan adanya peningkatan infiltrasi
0,47%, fosfor 0,72% dan BETN 57,80% serta leukosit di epitel, peningkatan produksi
energi bruto mencapai 5088 kkal/kg. lendir,dan terjadinya peradangan usus (Refstie
Tepung bungkil sawit telah pernah et al., 2000). Penelitian ini bertujuan untuk
dijadikan bahan baku dalam olahan pakan mengkaji pengaruh pemberian pakan
ternak sapi dan unggas (Devendra,1978; Swick berkomposisi tepung bungkil sawit terhadap
dan Tan,1995). Walaupun demikian, panjang usus relatif, panjang vili usus, serta
penggunaannya masih dalam jumlah terbatas stuktur histologis usus ikan bandeng.
disebabkan tingginya kadar serat kasar dan
rendahnya nilai kecernaan. Batas penggunaan METODE PENELITIAN
tepung bungkil sawit dalam campuran ransum Sebanyak 250 ekor ikan bandeng diambil
ayam boiler mencapai 20% sedangkan untuk dari penyuplai benih lokal yang ada di
ayam petelur mencapai 25% (Chong et al., Kecamatan Jangka Kabupaten Bireuen untuk
2008; Sinurat et al., 2009). Beberapa hasil ditransportasikan menggunakan sistem
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan transportasi tertutup ke laboratorium. Ikan
tepung bungkil sawit efektif meningkatkan bandeng yang digunakan memiliki bobot rata-
pertumbuhan juvenil patin jambal (Pangasius rata 4 – 5 gram dan kisaran panjang total rata-
djambal) hingga 27% (Afifah, 2006). Lim et al., rata 6 – 7 cm. Aklimatisasi hewan uji dilakukan
(2001) membuktikan bahwa penggunaan tepung selama tujuh hari pada wadah yang dilengkapi
bungkil sawit sebanyak 30% dalam pakan ikan dengan aerasi serta diberi pakan dengan
Nila memberikan pertumbuhan yang tidak frekuensi sebanyak tiga kali sehari secara ad
berbeda nyata dengan pakan kontrol. satiation (Mudjiman, 2008). Jenis pakan yang
Salah satu pendekatan yang dapat diberikan selama masa aklimatisasi adalah
digunakan untuk mengukur kinerja pencernaan pakan komersil dengan kandungan protein
adalah dengan menganalisis morfometrik dan sebesar 35%, kadar air 10,00%, abu 13,00%,
struktur histologis usus ikan. Analisis histologis lemak kasar 5,00%, dan serat kasar 7,00%.
sistem pencernaan dianggap sebagai indikator Bungkil sawit diambil dari pabrik
yang baik untuk menilai status gizi ikan pengolahan kelapa sawit yang berlokasi di
(Caballero et al., 2003). Menurut Raskovic et al. Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen.
(2009), pemantauan organ ini dalam rangka Sebelum digunakan bungkil sawit terlebih
menilai kinerja pencernaan dianggap perlu dahulu dikeringkan dan ditumbuk menjadi
karena usus merupakan organ penting dalam tepung menggunakan mesin penumbuk tepung.
proses pencernaan dan penyerapan nutrisi dari Wadah pemeliharaan ikan bandeng dalam
makanan. penelitian ini berupa akuarium berukuran
Kinerja usus sangat erat 30x40x50 cm, dengan volume 30 liter air payau
hubungannya dengan pertumbuhan ikan bersalinitas 13 – 15 ppt. Wadah pemeliharaan
bandeng. Usus ikan yang bertipe herbivora dilengkapi aerasi yang berfungsi menyuplai
cenderung mensekresikan enzim-enzim yang oksigen kedalam air selama pemeliharaan.
dapat mempercepat reaksi hidrolisis karbohidrat Jumlah ikan uji perwadah sebanyak 20 ekor
dan lemak seperti lipase dan maltase. Hasil (Supito dan Madenur, 2005). Tahap pembuatan
penelitian Poleksić et al., (2007) membuktikan pakan dan pemeliharaan ikan bandeng
bahwa substitusi tepung kedelai sebesar 30 % dilakukan di Laboratorium Budidaya Perairan
pada pakan ikan mas dapat meningkatkan Fakultas Pertanian Universitas Almuslim
panjang vili usus dan jumlah enterosit. Akan Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen.

608
Kondisi Biometrik dan Histologi Usus Ikan Bandeng ...

Rancangan yang digunakan dalam 45,08 % tepung bungkil sawit dan perlakuan D :
penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap 61,14 % tepung bungkil sawit. Komposisi
(RAL) dengan empat perlakuan dengan tiga protein dalam pakan olahan diatur hingga
ulangan untuk masing masing perlakuannya. mencapai 35% mengacu pada metode empat
Setiap perlakuan percobaan memiliki komposisi persegi person. Pakan ikan dicetak berbentuk
kandungan tepung bungkil sawit dengan dosis pelet menggunakan alat pencetak pelet manual.
yang berbeda, yaitu perlakuan A : 0 % tepung Deskripsi komposisi olahan pakan yang
bungkil sawit (pakan komersial), perlakuan B : dihasilkan disajikan pada Tabel 1.
16,36 % tepung bungkil sawit, perlakuan C :

Tabel 1. Komposisi Olahan Pakan untuk Setiap Perlakuan


Komposisi Perl. A(g) Perl. B(g) Perl. C(g) Perl.D
Tepung ikan komersil 49,10 39,10 29,10
Tepung bungkil sawit komersil 16,36 60,42 99,67
Dedak komersil 21,69 21,69 21,69
Tepung tapioka komersil 10,85 10,85 10,85
Mineral dan vitamin komersil 2 2 2
Total (gram) 100 134 163
Keterangan: Perlakuan A : 0 % tepung bungkil sawit, perlakuan B : 16,36 % tepung bungkil sawit,
perlakuan C : 45,08 % tepung bungkil sawit, perlakuan D : 61,14 % tepung bungkil sawit

Parameter Pengamatan pvbw: panjang vili usus bagian bawah


Parameter kinerja usus yang diamati (µm).
dalam penelitian ini terdiri dari panjang usus
relatif, panjang rata- rata vili usus dan struktur Parameter fisik kimiawi air media
histologi usus.Panjang usus relatif diukur pemeliharaan diamati setiap dilakukan
dengan menggunakan rumus (Gundersen et al., pergantian air meliputi suhu, oksigen terlarut,
1988) sebagai berikut : pH dan salinitas. Parameter suhu diukur dengan
thermometer, kadar oksigen terlarut diukur
dengan Dissolved Oxygen meter, pH yang
Keterangan:
diukur dengan pH meter dan kadar salinitas
PUR : Panjang Usus Relatif
diukur dengan refraktometer. Hasil pengukuran
Pu : Panjang Usus
menunjukkan bahwa kisaran suhu selama
Pt : Panjang Total
pemeliharan pada semua perlakuan berkisar
Perhitungan panjang rata-rata vili usus
antara 27 – 29 °C, oksigen terlarut berkisar
diukur dengan mengunakan mikrometer yang
antara 3,7 – 4,3 mg/L nilai pH berkisar antara
diamati dibawah mikroskop pada pembesaran
6,7 – 7,9, sedangkan salinitas berkisar antara
40x. Panjang rata-rata usus dihitung dengan
13-15 ppt. Nilai parameter fisik kimiawi media
menggunakan rumus berikut ini:
pemeliharaan tersebut masih berada dalam
kisaran optimum yang mendukung pertumbuhan
ikan bandeng (Rahmansyah et al., 2010).
Keterangan :
prv: panjang rata-rata vili usus (µm) Histologi
pvki: panjang vili usus bagian kiri (µm) Pembuatan preparat histologi usus ikan
pvka: panjang vili usus bagian kanan (µm) bandeng dilakukan di Laboratorium Patologi
pvat: panjang vili usus bagian atas (µm) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah

609
Ilham Zulfahmi & Rhindira Humairani

Kuala menggunakan metode histoteknik dengan terhadap panjang usus relatif dan panjang rata-
tahapan kerja meliputi pengambilan sampel, rata vili usus. Selang kepercayaan yang
fiksasi, dehidrasi, penjernihan, infiltrasi, digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05.
penanaman, proses pemotongan, penempelan Analisis stastiktik dilakukan dengan
sayatan pada gelas objek, deparafinasi dan menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS
pewarnaan. Pengambilan sampel usus dilakukan 22.
dengan menggunakan pisau bedah, potongan
tersebut kemudian diletakkan dalam wadah HASIL DAN PEMBAHASAN
yang telah ditambahkan pengawet Buffered Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Neutral Formalin (BNF). Proses penghilangan panjang usus relatif ikan bandeng antar
air dilakukan dengan cara merendam jaringan perlakuan tidak menunjukkan hasil yang
dalam alkohol bertingkat dari 80%, 90%, 95% berbeda nyata (p > 0,05). Secara kuantitatif,
sampai ke alkohol absolut (Zulfahmi et al., nilai panjang usus relatif tertinggi terdapat pada
2014). perlakuan A yaitu sebesar 255,66%, sedangkan
Proses pemotongan blok parafin dilakukan nilai panjang usus relatif terendah terdapat pada
dengan menggunakan mikrotom dengan pelakuan C yaitu 241, 20% (Gambar 1a). Hasil
ketebalan sayatan sebesar lima mikron. Hasil yang serupa juga terlihat dari hasil pengukuran
sayatan kemudian diapungkan dalam air hangat, panjang rata-rata vili usus, dimana tidak
lalu diletakkan dalam gelas objek. Gelas objek terdapat perbedaan yang nyata antar
kemudian dietakkan di atas hotplate selama 10- perlakuannya (p > 0.05). Panjang rata-rata vili
15 menit hingga seluruh air menguap. Proses usus tertinggi terdapat pada perlakuan A yaitu
pewarnaan dilakukan dengan melakukan sebesar 153,75 µm, sedangkan nilai terendah
perendaman preparat dengan hemaktosilin diperoleh pada perlakuan D yaitu sebesar 128
selama tujuh menit kemudian dicuci dengan µm (Gambar 1b).
menggunakan aquades dilanjutkan dengan Secara histologi, usus ikan bandeng
pewarnaan eosin selama tiga menit dan dicuci terdiri dari beberapa bagian makro diantaranya
kembali dengan menggunakan aquades lapisan serosa, tunica muskularis, submucosa
(Zulfahmi et al., 2014). Perubahan yang terjadi dan lamina propia. Hasil penelitian
terhadap morfologi usus pada setiap perlakuan menunjukkan bahwa perlakuan A memiliki
dianalisis secara deskriptif. struktur histologis usus yang normal, hal ini
terlihat dari potongan usus yang cenderung
Analisis statistik berbentuk bundar disertai susunan mayoritas
Analisis data dilakukan lamina propia yang teratur.
menggunakan Anova (analisis of varian)

Gambar 1. (a) Panjang Usus Relatif Ikan Bandeng pada Setiap Perlakuan. (b) Panjang Rata-Rata
Vili Usus Ikan Bandeng pada Setiap Perlakuan.

610
Kondisi Biometrik dan Histologi Usus Ikan Bandeng ...

Perubahan struktur hislotologis usus dengan adanya penebalan pada lapisan tunica
tampak mencolok pada perlakuan C dan muscularis. Lamina propia dari masing masing
perlakuan D. Pada perlakuan tersebut, usus ikan usus pada perlakuan dan D cenderung memiliki
bandeng memiliki bentuk yang menjauhi bundar bentuk yang tidak beraturan
(berbeda dengan perlakuan A dan B) disertai

.
Gambar 2. Struktur histologis jaringan usus pada setiap perlakuan. (A) Perlakuan A, (B) Perlakuan
B, (C) Perlakuan C dan (D) perlakuan D. Ket: Se: Serosa, M: tunica muskularis, S: Submucosa, Lp:
Lamina Propia. Skala Bar. 600 µm. Pembesaran 100 X.

PEMBAHASAN Panjang usus ikan sangat dipengaruhi oleh


Kinerja usus memiliki hubungan yang erat filogeni, umur ikan, jenis makanan yang
dengan keberhasilan proses pencernaan dan dikonsumsi serta kondisi fisiologis ikan. Paujiah
penyerapan nutrisi yang berasal dari asupan et al., (2013) mengungkapkan bahwa ikan
makanan yang dikonsumsi ikan. Selain itu, karnivora pemakan insekta seperti ikan boboso
menurut Buddington et al. (1997) usus juga (Rhyacichthys aspro) mempunyai usus lebih
berperan mengatur keseimbangan air dan pendek yaitu 0,69 kali panjang tubuhnya. Hal
elektrolit serta. kekebalan tubuh. Hasil ini disebabkan karena pakan/organisme hewani
pengukuran menunjukkan bahwa rata – rata memiliki struktur yang mudah dicerna serta
panjang usus relatif ikan bandeng pada setiap keberadaan lambung pada ikan karnivora dapat
perlakuan mencapai dua kali panjang total tubuh mempercepat proses pencernaan makanan,
ikan. Usus ikan bandeng memiliki ukuran yang sehingga tidak membutuhkan usus yang panjang
lebih panjang dari ikan karnivora dan lebih untuk mencerna makanan. Sedangkan ikan
pendek dari ikan herbivora pada umumnya. herbivora pemakan tumbuhan seperti
Sehingga ikan bandeng cenderung digolongkan Sicyopterus ouwensi mempunyai usus lebih
kedalam ikan omnivora. panjang yaitu 5,54 kali panjang tubuhnya. Tidak
611
Ilham Zulfahmi & Rhindira Humairani

terdapat perbedaan yang nyata terhadap panjang karnivora lainnya. Ikan omnivora cenderung
usus relatif antar perlakuan. Hal ini diduga mempunyai struktur usus dengan vili yang
disebabkan oleh komposisi nutrisi pakan yang pendek/rendah dibandingkan ikan karnivora
tidak terlalu jauh berbeda. sehingga memerlukan waktu pencernaan yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak lebih lama dan saluran pencernaan yang lebih
terdapat perbedaan yang nyata terhadap panjang panjang. Nilai panjang vili usus ikan bandeng
rata-rata vili usus antar perlakuan. Hal ini pada penelitian ini berada pada kisaran 128 -
menujukkan bahwa pakan berkomposisi tepung 153,75 µm lebih rendah dibandingkan panjang
bungkil sawit tidak berdampak negatif membuat vili usus ikan patin berada pada kisaran 500 -
panjang vili usus ikan bandeng menjadi lebih 600µm (Pratiwi et al., 2016).
pendek akibat penambahan tepung bungkil
sawit pada pakan. Beberapa hasil yang sama KESIMPULAN
juga pernah diungkapkan oleh beberapa Tidak terdapat pengaruh yang nyata
penelitian lainnya dimana tidak terdapat terhadap panjang usus realatif dan panjang vili
perbedaan yang nyata terhadap panjang vili usus usus ikan bandeng akibat penambahan tepung
akibat penambahan minyak cengkeh dalam bungkil sawit dalam pakan ikan bandeng.
pakan pada ikan patin (Pratiwi et al., 2016) dan Walaupun demikian penambahan tepung
ikan mas (Silvianti et al., 2016). bungkil sawit yang terlalu tinggi menyebabkan
Secara umum panjang rata-rata vili usus terjadinya kerusakan jaringan usus.
ikan bandeng lebih rendah dibandingkan ikan

DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z. 2006. Pengaruh Kadar Tepung seabream (Sparus aurata) fed diets
Bungkil Kelapa Sawit Dalam Pakan Ikan containing different lipid sources.
Lele (Clarias batrachus). Sekolah Pasca Aquaculture 225:325-340.
Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor Chandrapal GD. 2007. Status of trash fish
53 hal. utilization and fish feed requirements in
Afifah R. Pemanfaatan bungkil kelapa sawit aquaculture–India. Low value and trash
dalam pakan juvenil ikan patin jambal fish in the Asia-Pacific region.
(Pangasius djambal). Skripsi. Institut Chong CH, Zulkifli I, Blair R. 2008. Effects of
Pertanian Bogor. dietary inclusion of palm kernel cake and
Agustini TW. 2010. Will Soft-Boned Milkfish – palm oil, and enzyme supplementation on
A Traditional Food Product from performance of laying hens. Asian-Aust. J.
Semarang City, Indonesia- Breakthrough Anim. Sci. 21(7): 1053-1058.
The Global Market?. J. Coastal Devendra C. 1978. The utilization of feeding
Development. 14 (1). 1-12. stuffs from the oil palm plant. p. 116-131.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bireuen. 2016. Proceedings of Symposium on Feeding
Kabupaten Bireuen Dalam Angka 2016. stuffs for Livestock in South East Asia,
Bireuen. Badan Pusat Statistik Kabupaten Kuala Lumpur, 17-19 October 1977.
Bireuen. 434 hlm. Gundersen HJG, Bendtsen TF, Korbo L,
Buddington RK, Krogdahl A, Bakke-McKellep Marcussen N, Møller A, Nielsen K,
AM. 1997. The intestines of carnivorous Nyengaard JR, Pakkenberg B, Sørensen
fish: structure and functions and the FB, Vesterby A, West MJ. 1988. Some
relations with diet. Acta Physiologica new, simple and efficient stereological
Scandinavica. Supplementum 638, 67–80. methods and their use in pathological
Caballero MJ, Izquierdo MS, Kjørsvik, E, research and diagnosis. APMIS 96:379-
Montero D, Socorro, J, Fernández AJ, 394.
Rosenlund G. 2003. Morphological Kordi M dan Ghufran. 2009. Sukses
aspects of intestinal cells from gilthead Memproduksi Bandeng Super Untuk
612
Kondisi Biometrik dan Histologi Usus Ikan Bandeng ...

Umpan, Ekspor dan Indukan. Yogyakarta: Food Savety. Ternak monogastrik. Karya
Lily Publisher. Ilmiah. Fakultas Peternakan Institut
Lim HA, Ng WK, Lim SL Ibrahim CO. 2001. Pertanian Bogor, Bogor.
Contamina- tion of Palm Kernel Meal Silvianti T, Jusadi D, Nuryati S. 2016.
With Aspergillus flavus Affects its Penambahan minyak cengkeh Syzygium
Nutritive Value in Pelleed Feed for Tilapia aromaticum dalam pakan untuk
Oreochromis mossambicus. Aquaculture memperbaiki kinerja pertumbuhan ikan
Research 32: 895-905. mas Cyprinus carpio Linnaeus 1758.
Mutiasari W, Santoso L, Utomo LDS. 2017. Jurnal Iktiologi Indonesia, 16(2): 211-225.
Kajian Penambahan Tepung Ampas Sinurat AP, Purwadaria T, Pasaribu T, Ketaren
Kelapa Pada Pakan Ikan Bandeng (Chanos P, Hamid H, Emmi, Fredrick E, Udjianto,
chanos). Jurnal Rekayasa dan Teknologi dan Haryono. 2009. Proses Pengolahan
Budidaya Perairan, 6(1): 683-690. Bungkil Inti Sawit dan Evaluasi Biologis
Paujiah E, Solihin DD, Affandi R. 2013. pada Ayam. Laporan Penelitian. Balai
Struktur trofik komunitas ikan di Sungai Penelitian Ternak, Bogor.
Cisadea Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Spikadhara ED, Subekti TS dan Alamsjah MA.
Jurnal Iktiologi Indonesia, 13(2):133-143. 2012. Pengaruh Pemberian Pakan
Poleksić V, Rašković B, Marković Z, Dulić Z, Tambahan (Suplement Feed) dari
Stanković M, Živić I, Lakić N. 2007. Kombinasi Tepung Cacing Tanah
Effects of different dietary protein sources (Lumbricus Rubellus) dan Tepung
on intestine and liver morphology of carp Spirulina Platensis Terhadap Pertumbuhan
yearlings. Proceedings of the 3rd Serbian dan Retensi Protein Benih Ikan Bandeng
Congress for Microscopy. Belgrade, (Chanos Chanos). Journal of Marine and
Serbia, Serbian Microscopy Society, pp. Coastal Science, 1(2): 81–90.
237-238. Sudradjat A. 2008. Budidaya 23 Komoditas
Pratiwi N , Jusadi D, Nuryati S. 2016. Laut Menguntungkan. Penebar Swadaya,
Pemanfaatan minyak cengkeh Syzigium Jakarta.
aromaticum untuk meningkatkan efisiensi Swick RA & Tan PH. 1995. Con- siderations in
pakan pada ikan patin Pangasianodon using common Asian protein meals. ASA
hypophthalmus (Sauvage, 1876). Jurnal Tech. Bull. 95: 025.
Iktiologi Indonesia 16 (3): 233-242. Tarigan, S. J. B., 2008. Pemanfaatan Tepung
Rašković B, Stanković M., Dulić Z, Marković , Keong Mas Sebagai Substitusi Tepung
Lakić N, Poleksić V. (2009): Effects of Ikan dalam Ransum Terhadap Performans
different source and level of protein in Kelinci Jantan Lepas Sapih. Skripsi.
feed mixtures on liver and intestine Departemen Peternakan Fakultas
histology of the common carp (Cyprinus Pertanian. Universitas Sumatera Utara.
carpio, Linnaeus, 1758). Comparative Medan
Biochemistry and Physiology a-Molecular Zulfahmi I, Ridwan A, dan Djamar TFL. 2015.
& Integrative Physiology 153A: S112- Perubahan Struktur Histologis Insang dan
S112. Hati Ikan Nila (Oreochromis niloticus
Refstie S, Korsøen ØJ, Storebakken, T, Linnaeus 1758) yang Terpapar Merkuri.
Baeverfjord G, Lein I, Roem AJ. 2000. Jurnal Edukasi dan Sains Biologi, 4 (1):
Differing nutritional responses to dietary 25- 31.
soybean meal in rainbow trout
(Oncorhynchus mykiss) and Atlantic
salmon (Salmo salar). Aquaculture 190:
49-63.
Saparinto C. 2006. Bandeng Duri Lunak.
Yogyakarta: Kanisius
Shcalbroeck. 2001. Toxicologikal evalution of
red mold rice. DFG- Senate Comision on
613

Anda mungkin juga menyukai