Anda di halaman 1dari 3

Muhamad Pauwwaz

230110180056
Perikanan A
Pengelolaan Limbah Hasil Perikanan

Resume Jurnal Pengelolaan Limbah Jeroan Ikan menjadi Suatu Produk

Industri perikanan di Indonesia berkembang dengan pesat salah staunya karena


didukung oleh sumberdaya perikanannya yang besar. Peningkatan industry perikanan juga
meningkatkan kuantitas limbah yang dihasilkan. Limbah perikanan berupa jeroan ikan masih
belum dimanfaatkan dengan baik karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
bagaimana ataupun apa manfaat dari jeroan ikan.
Kandungan gizi yang terdapat pada tepung fermentasi jeroan ikan tuna adalah protein
66,53%; lemak 7,43%; abu 6,69%; serat kasar 0,69%; dan BETN 11,66% (Marantika 2017).
Sedangkan kandungan gizi pada tepung jeroan ikan tuna adalah Protein 77,93%; lemak
11,72%; kalsium 41,62%; zat besi 6,7% dan seng 22,72% (Pratiwi et al. 2018). Limbah jeroan
ikan dapat dimanfaatkan menjadi produk berikut.

1. Pupuk Organik Cair (POC)


Cara membuat pupuk organic cair dari jeroan ikan terbilang mudah dilakukan, yaitu
sebagai berikut (Komang et al. 2018).
a. Jeroan ikan dibersihkan dari darah dan kotoran dengan cara dicuci lalu dipotong
b. Setelah dipotong, jeroan ikan kemudian dihaluskan
c. Kemudian masukkan kedalam botol dan ditutup rapat
d. Simpan ditempat yang terkena sinar matahari selama beberapa hari
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ali et al. 2020 yang membuat Pupuk Organik
Cair dari limbah ikan tuna terhadap pertumbuhan tanaman pakchoy dengan hidroponik system
wick, didapatkan hasil bahwa pemberian POC limbah ikan tuna memberikan pengaruh
siginifikan terhadap pertumbuhan tanaman pakchoy. Hal tersebut dilihat dari jumlah daun,
panjang tanaman, panjang akar dan berat basah per tanaman yang menunjukan nilai yang
bagus. (Ali et al. 2020).
2. Substitusi tepung ikan dalam formulasi pakan
Harga pakan komersil yang tinggi disebabkan karena bahan bakunya yang didatangkan
secara impor (Zidni 2016). Upaya untuk menekan biaya produksi adalah mengurangi pakan
komersil dan menggantinya dengan bahan yang melimpah, mudah didapat dan berpotensi
dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan. Salah satunya adalah dengan menggunakan substitusi
tepung fermentasi jeroan ikan. Hasil penelitian (Marantika 2017) menunjukkan bahwa dengan
adanya penambahan fermentasi protein tepung jeroan ikan tuna sampai pada dosis 20% g
pakan menyebabkan peningkatan tingkat kelulushidupan sampai 100%, menurunkan rasio
konversi pakan yang terendah 1,54. dan rasio terbaik efisiensi protein adalah 2,47 g.
Pada penelitian (Farahiyah et al. 2015) yang menggunakan 480 juvenil nila merah hibrida
Oreochromis sp. dibagikan menjadi empat kelompok perlakuan: substitusi 50, 80 dan 100%
tepung ikan dengan tepung jeroan dalam diet dan diet kontrol pakan komersial. Data yang
dikumpulkan terdiri dari pertambahan berat badan, asupan pakan, rasio konversi pakan (FCR),
laju pertumbuhan spesifik (SGR), rasio efisiensi protein (PER), tingkat kelangsungan hidup
dan parameter kualitas air. Pada 26 minggu pemeliharaan, ikan diberi makan dengan 100%
substitusi tepung ikan dengan tepung jeroan ikan menunjukkan kinerja terbaik dengan berat
badan tertinggi (p<0,05), asupan pakan, SGR, PER dan FCR terendah. Studi ini menunjukkan
bahwa substitusi 100% tepung ikan dengan tepung jeroan ikan tidak memiliki dampak negatif
atau merugikan pada kinerja pertumbuhan ikan nila sambil menghasilkan hasil terbaik dalam
hal penambahan berat badan.
3. Bahan Peningkat Gizi dalam Pembuatan Biskuit
Tepung merupakan hasil produk padat kering yang dihasilkan dengan mengeluarkan
sebagian besar cairan dan sebagian atau seluruh lemak yang terkandung di dalam bahan
pangan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Pratiwi et al. 2018)asil analisis
kandungan protein pada biskuit dengan subtitusi tepung jeroan ikan cakalang menunjukkan
bahwa kandungan protein pada biskuit subtitusi tepung jeroan ikan cakalang konsentrasi 5%
lebih tinggi dibandingkan dengan biscuit pada umumnya sebesar 6,9% menjadi 7,936% dan
0,7913 gram protein perkepingnya. Kandungan lemak juga mengalami peningkatan
dibandingkan biscuit umumnya yang mengandung lemak sebesar 14,4 gram menjadi 25,18%.
Akan tetapi, semakin banyak konsentrasi tepung jeroan yang disubstitusi kedalam biscuit akan
mempengaruhi aspek rasa, warna, aroma dan tekstur. Maka dari itu perlu dilakukan perbaikan
terutama dalam hal rasa, warna, aroma dan tekstur, karena dari aspek gizi substitusi tepung
jeroan ikan dapat direkomendasikan.
Daftar Pustaka

Alexander Korinus Marantika. 2017. “Pengaruh Substitusi Jeroan Ikan Tuna Terfermentasi
Dengan Tepung Ikan Dalam Formulasi Pakan Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Patin
(Pangasius Sp.).” Journal IKA 15(1):21–36.
Ali, Mahrus, Fauziatun Nisak, and Yeni Ika Pratiwi. 2020. “Pemanfaatan Limbah Cair Ikan
Tuna Terhadap Pertumbuhan Tanaman Pakchoy Dengan Wick System Hydroponik.”
Agro Bali: Agricultural Journal 3(2):186–93.
Farahiyah, I. J., H. K. Wong, A. A. R. Zainal, and A. Ahmad. 2015. “Fish Offal Meal as an
Alternative Protein Source of Fish Meal for Tilapia, Oreochromis Sp.” J. Anim. Sci
18(2):81–86.
Komang Suartini, Paulus H. Abram, Minarni Rama Jura. 2018. “Pembuatan Pupuk Organik
Cair Dari Limbah Jeroan Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis).” Jurnal Akademika
Kimia 7(2):70–74.
Pratiwi, Nanda Irma Aulia Desy, Nadimin, and Theresia Dewi Kartini B. 2018. “Subtitusi
Tepung Jeroan Ikan Cakalang Pada Pembuatan Biskuit Terhadap Peningkatan Zat Gizi.”
Media Gizi Pangan 25(2):44–49.
Zidni, I., Iskandar, Y. Andriani. (2016). Fermentasi Lemnasp. sebagai Bahan Pakan Ikan untuk
Meningkatkan Penyediaan Sumber Protein Hewani Bagi Masyarakat. Prosiding Seminar
Nasional. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran.

Anda mungkin juga menyukai