Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL PROGRAM KEWIRAUSAHAAN

MAHASISWA VOKASI

PRODUKSI PAKAN IKAN DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH BAHAN


BAKU LOKAL SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK IKAN BUDIDAYA
PKMV

Diusulkan oleh :
Rizal Aji Prasetya 18744023 2018
Putri Nur Amira 18742048 2018
Shafera Witiya Putri 18742058 2018
Sugiman 18742059 2018
Zulfa Frisma Ikhrani 18742067 2018

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG


BANDAR LAMPUNG
2020

i
ii
iii
A. Biodata Pengusul dan Perguruan Tinggi

1. Nama Usaha

“Produksi Pakan Ikan Dengan Pemanfaatan Limbah Bahan Baku Lokal Sebagai
Alternatif Untuk Ikan Budidaya”

2. Nama Tim

Ketua : Rizal Aji Prasetya


Program Studi : Teknologi Pembenihan Ikan
Angkatan : 2018

Anggota : Sugiman
Program Studi : Budidaya Perikanan
Angkatan : 2018

Anggota : Shafera witiya Putri


Program Studi : Budidaya Perikanan
Angkatan : 2018

Anggota : Putri Nur Amira


Program Studi : Budidaya Perikanan
Angkatan : 2018

Anggota : Zulfa Frisma Ikhrami


Program Studi : Budidaya Perikanan
Angkatan : 2018

3. Email dan Whatsapp

ajiprasetyaaji20@gmail.com dan 082280158366

iv
4. Nama Pendamping

Dosen Pendamping Dr. Rakhmawati S.Pi., M.Pi.


Jurusan Peternakan

Pendamping Praktisi Agung Kurniawan, S.Pi


Perusahaan Pengolahan Pakan Buatan Mini

5. Perguruan Tinggi
Politeknik Negeri Lampung

v
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pakan memiliki fungsi yang penting terhadap pertumbuhan dan
perkembangan ikan (Afrianto,2005). Pakan ikan yang baik harus mengandung
seluruh nutrisi mencakup protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral yang
diperlukan dalam jumlah cukup dan seimbang. Pakan ikan terdiri dari dua macam,
yaitu pakan ikan alami dan pakan ikan buatan. Pakan ikan alami disediakan oleh
alam dalam bentuk makhluk hidup yang berupa tumbuhan atau plankton sehingga
agak sulit untuk di kembangkan. Sedangkan pakan ikan buatan berasal dari
beberapa bahan yang telah mengalami proses peramuan dengan campur tangan
manusia untuk memenuhi kebutuhan ikan (Saparinto,2008).
Penyediaan pakan buatan memerlukan biaya yang relatif tinggi sehingga
dapat menyebabkan masalah, karena pembelian pakan buatan ikan mencapai 60–
70% dari komponen biaya produksi. Hal ini dapat memberikan sedikit keuntungan
bagi pengusaha ikan. Alternatif yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk
menekan biaya produksi adalah membuat pakan buatan sendiri. Pembuatan pakan
buatan dapat menggunakan teknik yang sederhana dengan memanfatkan sumber-
sumber bahan baku lokal, termasuk pemanfaatan limbah yang relatif murah.
Pemilihan bahan pakan sebaiknya dipertimbangkan sesuai dengan ketentuan
bahan pakan, yaitu mudah didapat, harganya murah, kandungan nutrisinya tinggi
dan tidak bersaing dengan manusia (Handajani dan Widodo, 2010). Selain itu,
pakan yang berkualitas juga tergantung dari bahan baku yang digunakan sehingga
sangat penting menjaga kualitas dan kuantitasnya (Ayuda, 2011). Bahan baku
dalam pembuatan pakan ikan dapat menggunakan sisa makanan yang memenuhi
syarat seperti ikan asin, bungkil,dedak,polar ampas tahu dan bekatul.
Ikan asin merupakan salah satu produk olahan ikan dengan proses
pembuatan yang cukup sederhana yaitu hanya dengan perendaman atau
pembubuhan garam atau larutan garam lalu dikeringkan di bawah panas matahari
hingga garam meresap dan kering.Sumber utama protein pakan ikan umumnya
masih bertumpu pada penggunaan tepung ikan. Tingginya jumlah tepung ikan
yang impor menyebabkan harga tepung semakin mahal sehingga menjadikan
suatu kendala bagi perkembangan usaha perikanan. Oleh karena itu, untuk

1
mengatasi hal tersebut diperlukan alternatif sumber protein hewani yang harganya
relatif murah, tersedia setiap waktu, dan kualitasnya baik. Formulasi pakan ikan
dari berbagai tepung ikan dengan sumber bahan baku berbeda seperti ikan rucah,
ikan asin, dan kepala ikan dapat digunakan sebagai pengganti tepung ikan
komersial dan dapat dijadikan sebagai sumber protein yang dapat memberikan
pertumbuhan.
Tepung limbah ikan asin dapat digunakan sebagai bahan baku pakan
buatan. Selain memiliki kandungan protein yang tinggi, limbah ikan asin juga
mudah diperoleh dengan harga yang terjangkau. Berikut adalah kandungan
nutrien yang terdapat pada limbah ikan asin dan dibandingkan dengan kadar
nutrien ikan teri kering.
Bekatul sebagai pakan mempunyai kualitas rendah dengan kandungan
nutrien sebagai berikut : protein 10,6 %, lemak 13,66 %, serat kasar 34,1 %,
karbohidrat 46,73 % dan abu 7, 94 % (Widya dkk., 2009). Salah satu cara
peningkatan kualitas pakan, dengan cara biologis yaitu fermentasi dengan
menggunakan Acidothermus cellulolyticus dan Aspergillus terreus sebagai
fermentornya.
Acidothermuscellulolyticusdan Aspergillus terreusini dapat menghasilkan
enzim selulase yang dapat menghidrolisis selulosa menjadi glukosa dan dapat
digunakan sebagai sumber karbon bagi pertumbuhannya. Enzim selulase ini dapat
juga menguraikan molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil seperti
selobiosa (oligosakarida) sehingga dapat meningkatkan kecernaan bekatul (Russel
et al., 1991). Hubungan jamur dan bakteri rumen ini bekerja secara sinergis karena
jamur merupakan organisme yang pertama kali menembus 5 dinding sel
tumbuhan, kemudian baru diikuti oleh aktivitas bakteri (Preston and Leng, 1991).
Berdasarkan uraian diatas, penggunaan Acidothermus cellulolyticus dan
Aspergillus terreus di dalam pakan tersebut diharapkan dapat meningkatkan
derajat fermentasi serat kasar, sehingga meningkatkan sumber energi yang
tersedia. Energi tersebut dapat digunakan oleh Acidothermus cellulolyticus dan
Aspergillus terreus memecah bahan pakan berserat dan mensintesis asam-asam
amino dalam bahan pakan (Stewart, 1991), sehingga diharapkan penggunaan

2
Acidothermus cellulolyticus dan Aspergillus terreus tersebut dapat meningkatkan
nutrisi dan kecernaan bekatul.
Dedak merupakan limbah proses pengolahan gabah, dan tidak dikonsumsi
manusia, sehingga tidak bersaing dalam penggunaannya. Dedak mengandung
bagian luar beras yang tidak terbawa, tetapi tercampur pula dengan bagian
penutup beras itu.Hal ini mempengaruhi tinggi-rendahnya kandungan serat kasar
dedak. Bahan dedak padi ada 2, yaitu dedak halus (katul) dan dedak kasar. Dedak
yang paling baik adalah dedak halus yang didapat dari proses penyosohan beras,
dengan kandungan gizi: Protein = 11,35%, Lemak = 12,15%, Karbohidrat =
28,62%, Abu = 10,5%, Serat kasar = 24,46% dan Air = 10,15%.
Ampas tahu memiliki kadar air dan protein yang cukup tinggi sehingga
bila disimpan akan menyebabkan mudah membusuk dan berjamur. Pengolahan
ampas tahu sebagai tepung dapat dilakukan dengan cara penjemuran atau dengan
pengeringan dengan sinar matahari atau dengan oven pada suhu 45-50°C,
kemudian digiling sampai menjadi tepung (Sudigdo, 1983).
Bila mengawetkan ampas tahu secara basah dapat dilakukan dengan
pembuatan silase tanpa menggunakan stater. Terlebih dahulu ampas tahu
dikurangi kadar airnya dengan cara dipres sampai kadar air mencapai kira-kira
75%. Lalu disimpan dalam ruang kedap udara atau plastik tertutup rapat supaya
udara tidak dapat masuk. Setelah tertutup disimpan minimal 21 hari dan
digunakan sesuai dengan kebutuhan. Penyimpanan dengan cara pembuatan silase
dapat mengawetkan ampas tahu sampai 5-6 bulan (Dinas Peternakan Propinsi
Jawa Barat, 1999).
Pembuatan silase ampas tahu dapat dicampur dengan bahan pakan lain.
Proses fermentasi akan menyederhanakan partikel bahan pakan, sehingga akan
meningkatkan nilai gizinya. Bahan pakan yang telah mengalami fermentasi akan
lebih baik kualitasnya dari bahan bakunya. Fermentasi ampas tahu dengan ragi
akan mengubah protein menjadi asam-asam amino, dan secara tidak langsung
akan menurunkan kadar serat kasar ampas tahu (Poultryindonesia,2010).
Fermentasi dapat memecah selulosa, hemiselulosa, dan polimernya
menjadi gula sederhana atau turunannya serta mampu meningkatkan nutrisi bahan
asal, karena mikroba bersifat katabolik selain juga dapat mensintesis vitamin

3
seperti riboflavin, vitamin B12 dan pro vitamin A (Mahfudz et al., 1997). Salah
satu bahan untuk fermentasi adalah ragi oncom yang mengandung kapang
Neurospora sitophila, kapang ini memiliki aktivitas lipolitik yang tinggi, yaitu
memproduksi lipase yang menghidrolisa trigliserida menjadi asam-asam lemak
bebas.
Pembuatan pelet dapat dilakukan sendiri dengan memperhatikan
kandungan nutrisi yang terkandung di dalamnya terutama sumber protein.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Produksi pakan ikan dengan pemanfaatkan limbah bahan baku ikan
sebagai alternatif untuk ikan budidaya ”.

2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara memenuhi kebutuhan pakan ikan budidaya sesuai
dengan kebutuhan protein ikan.?
b. Bagaimana cara memanfaatkan limbah hasil perikanan untuk
dijadikan pakan ikan budidaya.?

3. Tujuan
a. Untuk mengetahuai pemanfaatan limbah pengolahan hasil
perikanan.
b. Untuk memenuhi kebutuhan pakan ikan budidaya di daearah
lampung.

4. Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan proposal ini yaitu:
a. Menambah ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan limbah hasil
perikanan dan bahan baku lokal bagi penulis.
b. Memberi informasi pengetahuan kepada masyarakat tentang pemanfaatan
limbah hasil perikanan dan bahan baku lokal.
c. Dapat menghasilkan produk yang berkualitas dari pengelolaan limbah
bahan baku lokal

4
B. Noble Purpose
1. Hal yang ingin diwujudkan
Dalam dijalankannya bisnis ini adalah sebagai cara untuk memanfaatkan
limbah ataupun sisa buangan dari produk olahan yang apabila tidak dimanfaatkan
maka akan menjadi buangan yang jika tanpa penanganan akan menghasilkan bau
yang tidak sedap sehingga menjadi bahan polutan. dimana buangan sisa ini masih
mempunyai nilai guna yang baik jika diolah dengan tepat serta dapat
dimanfaatkan kembali untuk proses pemeliharaan ikan yang dengan dijadikannya
sebagai bahan baku pakan ikan. Limbah yang akan didapatkan yaitu tulang
bungkil sawit, ampas tahu, pollard, bekatul, ikan asin yang sudah rusak yang
dibuang dan dijadikan sebagai limbah produksi.
Sehingga jika usaha ini berjalan maka akan menjadi sarana dalam :
a. Pemanfaatan dan pengolahan limbah bahan baku lokal yang bernilai jual
tinggi dimana bagian yang tidak masuk dalam klasifikasi produk unggulan
seperti minyak sawit, tahu, beras, gandum, dan lainnya sehingga bagian
lainnya menjadi failed.
b. Mengurangi pencemaran lingkungan akibat pembuangan sembarangan dan
mengoptimalkan assimilative capacity
c. Menekan biaya produksi pembuatan pakan mandiri karena bahan baku
pakan dapat dipenuhi dan juga dapat diolah sendiri
d. Mengoptimalkan hasil produksi panen sehingga tidak ada bagian hasil
panen atau olahan yang terbuang karena limbah yang ada diolah kembali
e. Menjadi salah satu ide dalam mendukung pengembangan produk
perikanan guna nilai tambah produksi sekunder serta inovasi produk.
f. Memberi informasi pengetahuan dalam masyarakat dan penulis tentang
pemanfaatan limbah hasil panen bahan baku lokal dan produk lokal yang
ada disekitar masyarakat.

2. Penjelasan bisnis
Bisnis yang kami ajukan ini mengarah pada keadaan di lapangan banyak
limbah dari usaha produksi bahan lokal, perkebunan serta produk yang biasa

5
industri rumah tangga yang banyak mengahasilkan limbah tak termanfaatkan,
dibiarkan sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap.
Pemanfaatan limbah dari produksi produk lokal , dimana dalam produksi
ini yang menjadi produk utama adalah minyak, beras, sari, sehingga bagian selain
itu (bungkil, kulit ari, ampas, bekatul) adalah sebagai limbah dan tidak bisa
dipasarkan dalam bentuk mentah sehingga pada proposal ini kami mengajukan
bisnis dengan memanfaatkan limbah yang didapat dari produksi bahan baku yaitu
berupa tepung pollard, ampas tahu, bekatul yang akan dijadikan sebagai bahan
baku lokal.
Limbah akan kami manfaatkan menjadi sebuah produk. Ini merupakan
salah satu bahan pembuatan pakan yang memiliki nilai gizi yang cukup baik dan
juga menjadi bahan pendukung dalam pembuatan pakan. Pengolahan berupa
dengan pengeringan yang kemudian akan dihaluskan dan menghasilkan tepung.
Fokus kami dalam produksi ini adalah untuk petani yang akan memuai
budidaya ikan, petani yang sudah memiliki usaha budidaya ikan, pembudidaya
yang melakukan pembuatan pakan secara mandiri dan terfasilitasi dalam
produktivitasnya yang memungkinkan untuk usaha pembesaran ikan sehingga
pada saat produksi biaya pakan akan dapat ditekan dengan bahan baku yang
digunakan adalah produk yang terjangkau dan juga dapat dikembangkan mandiri,
Tujuannya menjadikan hasil panen budidaya menjadi optimal dan maksimal serta
tidak adanya deficit biaya produksi yang akan memangkas keuntungan bahkan
mengakibatkan kerugian. Pengoptimalan limbah ini juga dapat sebagai
pendapatan tambahan selain produk primer hasil panen.
Bisnis ini merupakan alternative strategi penekanan dengan implementasi
merujuk pada social dan ekonomi dalam pengembangan kegiatan perikanan dan
inovasi produk ekonomis dan efisiensi tinggi. Hasil dari penjualan yang kami
dapat akan digunakan sebagai modal dalam pengembangan produk dengan
melakukan inovasi lain sehingga produktivitas akan tetap berjalan dan bertambah
menjadi beberapa hasil produk.

6
C. Sasaran

1. Menjelaskan segmen spesifik pelanggan mana yang akan menjadi sasaran


Segmen spesifik pelanggan yang menjadi sasaran adalah Pembudidaya
yang membuat pakan mandiri, petani yang akan memulai budidaya ikan,
masyarakat yang memiliki fasilitas yang memungkinkan untuk melakukan
suatu usaha budidaya ikan.
2. Area mana yang akan menjadi target ideal jangkauan bisnis
Lingkup Pesawaran, Bandar Lampung, Pringsewu, Metro, Lampung
Selatan.
3. 6 bulan pertama bisnis berjalan, daerah mana yang akan menjadi awal
target pasar
Wilayah/daerah pemasaran produk akan dipasarkan di sekitar provinsi
Lampung yang sebagian besar masyarakat nya pembudidaya ikan.
4. Kesulitan yang dihadapi oleh calon pelanggan, terkait dengan hal-hal yang
perlu dilakukan untuk mendapatkan produk/jasa yang menjadi konteks
bisnis
Cara penyaluran, macam/jenis pembeli (konsumen), keadaan persaingan
dengan perusahaan yang lain yang menghasilkan barang sejenis, fasilitas
penjualan (angkutan, dll).
5. Jika kesulitan tersebut dapat terselesaikan, harapan apa saja yang ingin
diwujudkan oleh calon pelanggan
Kemudahan dalam penyaluran produk, harga jual yang terjangkau dan
mudah didapat, fasilitas penjualan memadai
6. Kesulitan dan harapan calon pelanggan, dari produk yang anda hasilkan
Mendapatkan nutrisi yang cukup untuk ikan dengan harga yang lebih
murah/rendah, kurangnya label atau daya jual pakan yang dihasilkan
7. Market size yang dituju dan daya beli calon pelanggan
yang dituju yaitu pembudidaya ikan khususnya pembesaran ikan di 5
kabupaten.

7
D. Informasi Produk
Produk ini adalah bentuk dari pemanfaatan limbah bahan baku local
dimana yang ketersediaannya melimpah akan tetapi pemanfaatannya masih
minim. Pemanfaatan ini dapat menjadi salah satu nilai tambah pendapatan selain
dari produksi primer dari bahan baku lokal. Limbah bahan baku lokal yang akan
dimanfaatkan berupa onggok yang merupakan limbah dari produksi tepung
tapioka, bungkil sawit dari produksi minyak, ampas tahu dari usaha pembuatan
tahu, bekatul dan dedak dari usaha penggilingan padi, limbah ikan asin, pollard
bungkil gandum.
Produk ini sudah banyak dipasarkan dan juga telah dilakukan pengujian
sehingga kandungan gizi sudah tercantum dalam beberapa jurnal sebagai berikut :
Nama produk Kandungan gizi Referensi
Bahan kering : 88,4 %
Lemak kasar : 5,1 %
Protein kasar : 17% http://www.sapibagus.
Pollard
BETN : 45 % com
Serat kasar : 8,8 %
Abu : 24,1 %
Protein kasar : 2,89%
Abu : 1,21 % Journal.uin-
Onggok
Lemak kasar : 14,73 % alauddin.ac.id.
Serat kasar : 80,80%
Protein : 8,66%
Lemak : 3,79 % Disnak.jatimprove.go.
Ampas tahu
Air : 51, 63 % id.
Abu : 1,21 %
Protein kasar : 15,14%
Lemak kasar : 6,08%
Serat kasar : 17,18% J.peternakan Integratif
Bungkil sawit
Kalsium : 0,47% Vol. 1 No. 1 ;59-68
Fosfor :0,72 %
BETN : 57,80%

8
Kalori : 193 kilokalori https://id.theasianpare
Protein : 42 gram nt.com
Lemak : 1,5 gram
Ikan asin
Kalsium : 200 miligram
Fosfor : 300 miligram
Zat besi : 3 miligram
Kalori : 245 kcl/100gr
Lemak : 7 gram
http://foresteract.com
Bekatul Natrium : 4 miligram
Kalium : 566 miligram
Protein 17 gram
Produk ini akan dibuat dengan memperhatikan kualitas limbah yang akan
diolah, karena jika limbah akan terlebih dahulu disortir, karena ini akan
berdampak pada kelayakan konsumsi untuk ikan dan juga kandungan nutrisi yang
ada pada bahan juga akan tidak optimal. Produksi tetap memperhatikan
kandungan nutrisi yang ada sehingga dapat dikombinasikan dengan bahan baku
pakan yang lainnya sehingga dapat memenuhi nutrisi yang dibutuhkan ikan.
Pembuatan produk dilakukan sehiegenis mungkin sehingga produk yang akan
dihasilkan memenuhi mutu produk dan juga
Pengemasan berupa karung dengan netto 15 kg dan juga plastik yang
dapat dijual dengan kemasan perkilogram. Penjualan akan dipasarkan melalui
promosi ke petani ikan, dititipkan ke toko atau juga dapat melalui penjualan
online. Sebelum pemasaran produk juga dilakukan penyortiran agar tidak terjadi
kerusakan pada kemasan yang dapat mengakibatkan penurunan mutu dan juga
pengurangan jumlah produk di kemasan yang akan mengakibatkan kerugian bagi
pembeli serta ketidakpuasan pelanggan.

9
E. Hubungan dengan pelanggan

Untuk terjalinnya hubungan kami dengan pelanggan, maka pengenalan produk


akan dilakukan dengan promosi. Promosi ini akan dilakukan secara langsung dan
juga melalui sosialisai serta penyuluhan kepada petani ikan sehingga terlebih
dahulu akan dilakukan penyampaian informasi melalui produk.
Keberlangsungan hubungan dengan pelanggan akan dilakukan secara rutin
dan monitoring dilakukan secara periodik dengan mengunjungi lokasi budidaya
serta pengambilan dokumentasi kegiatan pembuatan pakan yang dijadwalkan
setiap 1 bulan sekali secara bergantian untuk mengetahui efektivitas bahan baku
pakan yang digunakan serta kualitas pakan terhadap pertumbuhan ikan budidaya.

F. Sumber Daya Bisnis Produksi Pakan Ikan Budidaya

Sumber daya yang dalam bisnis kami terdapat beberapa tipe dengan mengacu
pada kesesuaian produk yang akan kami buat dan juga menggunakan alat serta
teknologi yang sebaik mungkin.
1. Sumber daya manusia
Produksi pakan ikan dengan pemanfaatan limbah bahan baku lokal sebagai
alternatif untuk ikan budidaya memiliki 5 orang pengurus yang berasal dari
program studi yang berbeda dan bekerja sesuai dengan pembagian posisi masing-
masing :

CEO
Rizal Aji Prasetya

Manager Keuangan Maneger Produksi Manager


Zulfa Frisma Ikhrani Sugiman & Shafera Marketing
Witiya Putri Putri Nur Amira

10
Deskripsi tugas pada struktur organisasi adalah sebagai berikut :

a) CEO
 Merancang visi, misi, serta arah bisnis dari usaha Pembuatan pakan ikan.
 Merencanakan, mengelola, dan menganalisis segala aktivitas fungsional
bisnis seperti operasional, sumber daya manusia, keuangan, dan
pemasaran.
 Mengelola perusahaan sesuai dengan tujuan strategis perusahaan.
 Merencanakan dan mengelola kinerja pada sumber daya manusia agar
dapat memaksimalkan kinerja perusahaan.
 Merencanakan, mengelola, dan mengeksekusi perencanaan strategi bisnis.

b) Manager Keuangan
 Merencanakan strategi akunting produksi pakan secara tepat
 Mengatur dan mengarahkan pencatatan neraca rugi laba.
 Menganggarkan keuangan produksi pakan.
 Pengelolaan dana perusahaan .
 Mengevaluasi serta menganalisa implementasi sistem keuangan untuk
memberi masukan pada strategi bisnis produksi pakan

c) Manager Marketing
 Merencanakan strategi pemasaran yang baik yaitu mencakup jenis produk,
harga, distribusi, dan promosi.
 Melakukan analisis penjualan dan membuat laporan penjualan yang akan
dilaporkan kepada CEO.
 Melakukan analisa terhadap potensi pasar yang ada dan mencari timbal
balik dari konsumen terhadap produk produksi pakan.

d) Manager Produksi
 Mengawasi dan merencanakan produksi pakan ikan agar sesuai dengan
spesifikasi dan standar mutu yang telah ditentukan.
 Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mendeteksi
kekurangan dan penyimpanan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

11
2. Sumber daya Mesin

No Jenis Alat Satuan kebutuhan Harga/Sewa Jumlah


Mesin
1 cetak
pakan Unit
1 Rp. 7.000.000 Rp. 7.000.000
2 Oven Unit
Mesin
3
Pengayak Unit
4 Disk Mill Unit 1 Rp. 5000.000 Rp. 5000.000
5 Timbangan Unit 1 Rp. 800.000 Rp. 800.000
6 Baskom Unit 10 Rp. 60.000 Rp. 600.000
7 Terpal Unit 1 RP. 170.000 Rp. 170.000
8 Skop Unit 1 Rp. 50.000 Rp. 50.000
9 Gelas ukur Unit 1 Rp. 50.000 Rp. 50.000
10 Karung Unit 100 Rp. 2500 Rp. 250.000
11 Plastik Unit 100 Rp. 1000 Rp. 100.000
Biaya lain-
12 Rp. 5000.000
lain
Jumlah Rp. 19.020.000

3. Sumber daya material

Sumber daya ini akan diambil oleh pelaku industry perkebunan sawit, ikan
asin, tahu dan lainnya yang banyak ditemui disekitar Bandar lampung serta
keberadaan yang melimpah dengan mengacu pada data dari pertanian.go.id hasil
produksi kelapa sawit di Lampung pada tahun 2020 mencapai angka estimasi
544.895. Sehingga untuk pendapatan limbah bungkil sawit, sedangkan ikan asin
akan didapat dari usaha perikanan yang ada di pesisir Lampung yang mencapai
62.225 pertahun (http://media.neliti.com). Untuk bahan baku bekatul atau dedak
dapat dilihat dari data jumlah produksi beras yang ada di lampung mencapai 266
ribu ton pertahun, sehingga limbah yang dihasilkan diperoleh sekitar 40% dari
hasil produksi (https://katadata.co.id). Untuk ketersediaan onggok ini dapat dilihat
dengan data produksi tepung tapioca di lampung yang dapatmencapai 56.927,08
ton pertahun (data PUPK Bank Indonesia) Dengan adanya data diatas maka
sumber daya bahan atau material cukup tersedia. Semakin banyak hasil produksi
maka akan banyak juga limbah yang dihasilkan dari kegiatan produksi maka
dengan ini kebutuhan akan terpenuhi.

12
Berikut material yang dibutuhkan untuk bisnis kami :
No Jenis Bahan Satuan Kebutuhan Harga Jumlah
1 Onggok Kg 750 Rp. 3000 RP. 2.250000
2 Tepung dedak Kg 750 Rp. 5000 Rp. 3750000
3 Ampas tahu Kg 750 Rp. 2000 RP. 1500000
4 Bungkil sawit Kg 750 Rp. 5000 RP. 3750000
Limbah ikan
5 Kg 1000 Rp. 5000
asin RP. 5000000
Bungkil
6 Kg 750 Rp. 3000
gandum RP. 2250000
7 Minyak cumi Liter 2 Rp. 70000 RP. 140.000
Jumlah Rp. 93000 RP. 18.640.000

4. Sumber daya teknologi


Teknologi yang digunakan adalah dengan menggunakan alat pembuatan
pakan yang pada perencanaan akan kami dapat dengan menyewa alat pada pabrik
pakan milik politeknik negeri lampung yang tersedia berupa mesin giling, alat
pelleting, dan oven. Penggunaan akan dimaksimalkan untuk mendukung kualitas
produk yang dihasilkan serta mutu yang terjaga.

5. Metode
Pembuatan produk masuk dalam skala industri kecil dan merupakan usaha
mandiri yang dilakukan oleh anggota dan tidak merekrut orang lain. Metode
produksi akan dilakukan terus-menerus menuju target produksi dan dibarengi
dengan proses pengenalan serta pemasaran sehingga metode yang digunakan
adalah first in first out sehingga pengumpulan stok diusahakan tidak begitu lama
di tempat penyimpanan.

6. Pasar
Pemasaran akan ditujukan kepada orang yang akan memulai usaha
perikanan, yang sudah melakukan usaha budidaya, serta akan dipasarkan di toko
dan promosi melalui media social agar pengenalan produk lebih optimal.Target
pasar berada di 5 kabupaten di Lampung yaitu Bandar Lampung, Lampung
selatan, Pringsewu, Metro, Pesawaran.

13
G. Aspek Keuangan
1. Laporan Laba Rugi
Produksi pakan ikan dengan pemanfaatan limbah bahan baku lokal sebagai
alternatif untuk ikan budidaya
Laporan Laba Rugi
Periode 6 Bulan
Pendapatan
 Penjualan pakan 𝑅𝑝 7.291.000
Total Pendapatan 𝑅𝑝. 7.291.000
Beban
 Harga Pokok Penjualan 𝑅𝑝 18.640.000
 Beban pemasaran 𝑅𝑝 1000.000
 Beban administrasi 𝑅𝑝 50.000
 Penyusutan bahan baku 𝑅𝑝 6.000.000
𝑅𝑝 25.690.000
Total Beban
-
Laba Sebelum Pajak 𝑅𝑝 6.090.000
𝑅𝑝 0
Pajak
-

Laba Bersih 6 bulan 𝑅𝑝. 6.090.000

Laba Per bulan 𝑅𝑝. 1.015.0000

2. Cash Flow
Produksi pakan ikan dengan pemanfaatan limbah bahan baku lokal sebagai
alternatif untuk ikan budidaya
Periode 6 Bulan
1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Penerimaan kas dari pelanggan 𝑅𝑝. 7.291.000
Pembayaran kas :
Beban penyusutan pakan 𝑅𝑝 6.000.000
Beban pemasaran 𝑅𝑝 1.000.000
Beban Administrasi 𝑅𝑝 50.000
Pembayaran kas 𝑅𝑝 7.050.000
Arus Kas Bersih 𝑅𝑝 6.090.000
2. Arus Kas Aktivitas Investasi
 Pembelian bahan baku 𝑅𝑝 18.640.000
 Pembelian Peralatan 𝑅𝑝 19.020.000

14
𝑅𝑝 37.660.000
Total
-

3. Arus Kas dari aktivitas


pendanaan
 Investasi awal 𝑅𝑝. 37.660.000
 Arus Kas Yang digunakan 𝑅𝑝 37.660.000
untuk aktivitas pendanaan +
 kenaikan kas dan setara kas 𝑅𝑝 6.090.000
 kas dan setara kas akhir 𝑅𝑝 6.090.000
periode

3. Analisis Break Even Point


Analisis BEP adalah alat yang digunakan untuk menentukan besaran harga dan
anggaran yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk mencapai BEP. dalam
melakukan analisis BEP, perusahaan akan memperoleh Volume produksi,
penjualan, dan keuntungan yang akan diperoleh, serta waktu yang diperlukan
untuk mencapai BEP.
a. BEP produksi = Total biaya produksi/harga per kg

= Rp. 37.660.000 /7000


= 5380 kg pakan

b. BEP harga = Total Biaya Produksi/Jumlah Harga produksi

= Rp 37.660.000 /6250
= Rp. 6025,6

H. Jadwal Kegiatan proposal kewirausahaan mahasiswa vokasi

15
Penutup
1. Kesimpulan
Proposal ini dibuat dengan tujuan mendapatkan pendaan untuk usaha
pemanfaatan limbah dari bahan baku local yang berada disekitar kami, dengan
tujuan mendapatkan nilai tambah dari bahan sisa produksi yang masih dapat
diolah dengan proses pengolahan dan pembuatan dengan hiegenis serta
mempertahankan kualitas dan kandungan nutrisi yang ada dalam bahan baku.
Bisnis yang diusulkan diharapkan mampu menjadi sumber pendapatan
tambahan dari hasil panen utama dan menjadi bahan baku pakan ikan budidaya
sehingga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ikan budidaya sehingga ikan akan
tumbuh dengan optimal serta perkembangannya baik. Perencanaan juga sebagai
pendukung pengembangan produk perikanan yang nilai gunanya juga sudah baik
dan pangsa pasar juga sudah meluas.

2. Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa proposal ini masih banyak kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Tentunya, penulis memerlukan bimbingan dan akan
terus memperbaiki dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran tentang pembahasan proposal diatas.

16
Referensi

http://repository.radenintan.ac.id/7720/1/SKRIPSI%20DEWI%20NURIL.pdf
http://repository.unair.ac.id/21222/8/gdlhub-gdl-s1-2011-setiawanag-16073-
kkckk-k.pdf
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/SAINTEKS/article/view/83
http://www.sapibagus.com
http://foresteract.com
J.peternakan Integratif Vol. 1 No. 1 ;59-68
Journal.uin-alauddin.ac.id.
Disnak.jatimprove.go.id

17

Anda mungkin juga menyukai