Anda di halaman 1dari 11

Media Akuatika, Vol.4, No.2, 82-92, 2019.

ISSN 2503-4324

Pengaruh Pemberian Tepung Ampas Minyak Biji Kapuk (Ceiba petandra)


Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos)
[Ulitilization of Kapuk Pulp Oil Seeds Flour (Ceiba petandra) In the Feed On Growth
Performance of Milkfish Seeds (Chanos chanos)]

Suriati1, Muhaimin Hamzah.2, Wellem H. Muskita3


1
Mahasiswa Jurusan/Program StudiBudidaya Perairan
2&3
Dosen Jurusan/Program StudiBudidaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo
Jl. HEA Mokodompit Kampus Baru Tridharma Anduonohu Kendari 93232, Telp/Fax:
(0401) 3193782
1
E-mail :suriatibdp@gmail.com
2
E-mail:r.iminhmz@yahoo.com
3
E-mail:wmuskita@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung ampas minyak biji kapuk terhadap
pertumbuhan benih ikan bandeng (C. chanos). Penelitian ini dilaksanakan selama 45 hari yaitu pada bulan Agustus
sampai September 2018, bertempat di Laboratorium Unit Pembenihan dan Produksi Fakultas Perikanan Dan Ilmu
Kelautan Universitas Halu Oleo Kendari. Wadah yang digunakan adalah akuarium berukuran 20x25x20 cm. Ikan uji
yang digunakan adalah benih ikan bandeng (C. chanos) berukuran 2–3 g sebanyak 90 ekor. Ikan dipelihara di dalam
akuarium system resirkulasi dengan kepadatan 10 ekor/akuarium. Penelitian didesain dengan menggunakan
rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan dan tiga ulangan. Pemberian pakan pada perlakuan A, B, dan C
dengan penambahan tepung ampas minyak biji kapuk sebesar 5%, 10% dan 15% pada setiap perlakuan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung ampas minyak biji kapuk memberikan pengaruh yang berbeda
nyata terhadap pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan spesifik, konsumsi pakan dan tingka tkelangsungan hidup,
tetapi tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap rasio konversi pakan, efisiensi pakan dan retensi
protein benih ikan bandeng. Secara umum terlihat bahwa perlakuan terbaik didapatkan pada pemberian 5% tepung
ampas minyak biji kapuk.

Kata Kunci: ampas minyak biji kapuk, pakan buatan, benih ikan bandeng (C. chanos), pertumbuhan

Abstract
This study aims to determine the effect of kapuk pulp oil seeds flouras a feed ingredient on the growth of
milkfish seeds (C. chanos). This research was conducted at the Laboratory of the Faculty of Fisheries and Marine
Sciences, Halu Oleo University Kendari, from August to September 2018.A set of aquarium (20x25x20 cm)
wasusedas the experimental container.The test fish used were seeds of milkfish (C. chanos) measuring 2–3 g equal to
90 fish. Fish are kept at a density of 10 fish/aquarium in aquarium recirculation systems. The study was designed with
three treatments and three replications using a complete randomized design. The difference composition in diet on
each treatment A, B and C respectively were 5%, 10% and 15% ofkapok seed oil pulp flour. The results showed that
kapok seed oil flour had a significantly different effect on absolute growth, specific growth rate, feed consumption
and survival rate, but had no significant effect on feed conversion, feed efficiency and milkfish seed protein retention.
In general, it is seen that the best treatment was obtained by giving 5% kapok seed oil flour.

Keywords: pulp of kapok seed oil, artificial food, seed of milkfish (C. chanos), growth

1. Pendahuluan protein hewani dengan kandungan protein


24,18% dan lemak 0,85% (Hafiludin, 2015).
Bandeng (Chanos chanos) merupakan Pamijiati (2009) menyatakan bahwa, ikan
salah satu komoditas perairan payau yang bandeng banyak digemari oleh sebagian
potensial untuk dibudidayakan, disebabkan besar masyarakat Indonesia karena memiliki
permintaan pasar yang cukup tinggi karena kandungan gizi tinggi dan protein yang
harga relatif stabil serta pemeliharaannya lengkap dan penting untuk tubuh. Zat gizi
yang mudah. Selain memiliki nilai ekonomis utama pada ikan antara lain protein, lemak,
yang tinggi, ikan bandeng termasuk sumber vitamin dan mineral. Akan tetapi zat gizi ini

82
Media Akuatika, Vol.4, No.2, 82-92, 2019. ISSN 2503-4324

tidak akan bernilai tinggi dan turun mutunya biji kapuk terhadap pertumbuhan benih ikan
apabila tidak ditangani dengan baik setelah bandeng
penangkapan atau pemanenan.
Salah satu aspek yang berperan 2. Bahan dan Metode
penting dalam kelangsungan usaha budidaya
adalah pakan. Pakan merupakan salah satu 2.1.Waktu dan Tempat
faktor penting untuk menunjang
kelangsungan hidup, pertumbuhan dan Penelitian ini akan dilaksanakan pada
produksi ikan. Ikan menggunakan protein bulan Agustus-September 2018, yang
sebagai sumber energi utama, oleh karena itu bertempat di Laboratorium Unit Pembenihan
hewan (ikan) harus dapat memperoleh dan Produksi, Fakultas Perikanan dan Ilmu
protein dari pakannya. Kandungan protein Kelautan Universitas Halu Oleo Kendari.
yang optimal dalam pakan akan Analisa proksimat pakan dan hewan uji akan
menghasilkan pertumbuhan yang maksimal dilakukan di Laboratorium Pengujian
bagi hewan (ikan) yang mengkonsumsinya Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Nur (2011). Universitas Halu Oleo, Kendari.
Sumber protein pakan yang
berkualitas tinggi seperti tepung ikan dan 2.2. Alat dan Bahan
tepung kedelai semakin terbatas. Hal ini
dikarenakan stok ikan rucah di laut sebagai Alat dan bahan yang digunakan dalam
bahan baku bagi produksi tepung ikan penelitian terdiri atas alat: Thermometer,
semakin menipis sehingga harganya Hand Refraktometer, Kertas Lakmus,
meningkat dan harga kedelai yang semakin Blower, Aerator, Akuarium, Sifon, dan
tidak terjangkau. Konsekuensinya, upaya bahan yang digunakan berupa ikan bandeng
pencarian sumber bahan baku alternatif yang (C. chanos).
memiliki nilai nutrisi tinggi dan
ketersediaannya melimpah merupakan fokus 2.3. Pakan Uji
perhatian utama bagi pembudidaya dan ahli
nutrisi ikan. Nwanna et al., (2008) Pakan uji dibuat dengan kandungan
melaporkan bahwa beberapa bahan baku yang kisaran proteinnya30%. Pakan uji
nabati memiliki potensi tinggi sebagai dapat diformulasi dengan bahan pakan
alternatif sumber protein pakan yang mampu utama yaitu tepung ampas minyak biji kapuk
mendukung protein pertumbuhan ikan yang dengan pencampuran bahan-bahan lainnya
optimal. seperti tepung, tepung ikan teri, tepung
Salah satu kandidat protein nabati kedelai, tepung kepala udang, tepung dedak
yang dapat mengganti sebagian atau secara halus, tepung sagu, tepung tapioka, tepung
keseluruhan tepung kedelai adalah ampas jagung , minyak ikan, minyak cumi dan top
minyak biji kapuk. Ampas minyak biji mix.Bahan pakan tersebut kemudian
kapuk merupakan salah satu sumber protein ditimbang sesuai dengan formulasi
nabati alternatif dari hasil pengolahan perlakuan dan dicampur hingga homogen.
minyak biji kapuk yang berpotensi Pembentukan pakan dibuat sesuai dengan
digunakan sebagai sumber protein nabati bukaan mulut ikan bandeng. Pengujian
dalam pakan ikan. Ampas minyak biji kapuk proksimat untuk mengetahui kandungan
memiliki kelebihan yaitu mengandung nutrisi pakan untuk setiap perlakuan, dimana
protein sebesar 27,32%, lemak 5,5%, dan perlakuan A (5% tepung ampas minyak biji
serat kasar 14,5% sehingga dapat digunakan kapuk), Perlakuan B (10% tepung ampas
sebagai bahan baku pakan.Selain memiliki minyak biji kapuk), dan perlakuan C (15%
kelebihan, tepung ampas minyak biji kapuk tepung ampas minyak biji kapuk).
jugan memiliki kekurangan yaitu
mengandung zat antinutrisi berupa gosipol 2.4. Hewan Uji
dan asam siklopropenat sehingga dalam
Hewan uji yang akan digunakan
pembuatan pakan harus dibatasi. Tujuan dari
adalah benih ikan Bandeng yang berasal dari
penelitian ini yaitu untuk mengetahui
tambak gelondongan. Jumlah keseluruhan
pengaruh pemberian tepung ampas minyak

83
Media Akuatika, Vol.4, No.2, 82-92, 2019. ISSN 2503-4324

ikan uji sebanyak 90 ekor dan bobotnya


berukuran±2-3g.ikan uji diadaptasikan
dalam 1 (satu) buah bak fiber yang Dimana LPS adalah laju pertumbuhan
ukurannya 1x2,5 m dan diberikan pakan spesifik (%/hari), Wt adalah bobot ikan pada
komersilselama satu minggu.Ikan uji akhir penelitian (g), Wo adalah bobot ikan
dipelihara menggunakan akuarium system pada awal awal penelitian (g), dan t adalah
resirkulasi yang berukuran 20x25x20 cm waktu pemeliharaan (hari)
selama 45 hari. Setiap akuarium berisi 10
ekor benih ikan bandeng yang sebelumnya 2.6.3. Konsumsi Pakan dan Rasio Konversi
dipuasakan selama 24 jam untuk Pakan
menghilangkan sisa pakan dalam saluran
pencernaanya. Frekuensi pemberian pakan Jumlah pakan yang dikonsumsi adalah
dilakukan sebanyak 2 kali sehari yakni pada selisih antara pakan yang diberikan dengan
pagi hari jam 08.00 dan sore hari jam 17.00 sisa pakan. Sedangkan Rasio konversi pakan
WITA. Pakan yang diberikan sebanyak 5% (RKP) hewan uji dihitung dengan
dari ukuran bobot tubuhnya. Sisa pakan menggunakan rumus Watanabe (1988):
diambil dari dasar wadah pada pagi hari,
kemudian dikeringkan dan ditimbang
sebagai dasar dalam perhitungan efisiensi
pakan. Dimana RKP adalah rasio konversi pakan, F
adalah jumlah pakan yang dikonsumsi (g),
2.5. Rancangan Percobaan Wt adalah bobot ikan pada akhir penelitian
(g), dan Wo adalah bobot ikan pada awal
Rancangan percobaanyang akan penelitian (g).
digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan tiga (3) perlakuan dan tiga (3) 2.6.5. Efisiensi Pakan
ulangan. Perlakuan yang diterapkan adalah
pemberian Tepung Ampas Minyak Biji Efesiensi pakan udang uji dihitung
Kapuk (TAMBK) dalam pakan buatan menggunakan rumus Hu dkk. (2008), di
dengan komposisi yang berbeda yaitu bawah ini yaitu :
perlakuan A (5% TAMBK), Perlakuan B
(10% TAMBK), dan perlakuan C (15%
TAMBK).
Dimana EP adalah Efisiensi pakan (%) dan
2.6. Variabel yang Diamati RKP adalah rasio konversi pakan.

2.6.1. Pertumbuhan Mutlak Rata-rata 2.6.6. Tingkat Kelangsungan Hidup

Pertumbuhan mutlak ikan uji Tingkat kelangsungan hidup ikan


berdasarkan bobot tubuh digunakan rumus bandeng dihitung berdasarkan rumus
Effendie (1979) yaitu: Effendie, (1979).

PM = Wt – W0
Dimana PM adalah pertumbuhan mutlak
rata-rata (g), Wt adalah bobot rata-rata ikan Dimana SR adalah kelangsungan hidup ikan
pada waktu t (g), dan W0 adalah bobot rata- (%), Nt adalah jumlah ikan pada akhir
rata ikan pada awal penelitian (g). penelitian (ekor), dan N0 adalah jumlah ikan
pada awal penelitian (ekor).
2.6.2. Laju Pertumbuhan Spesifik
2.6.7. Retensi Potein
Laju pertumbuhan spesifik dapat
dihitung dengan menggunakan rumus Nilai retensi protein (RP) dihitung
Steffen (1989) yaitu: menggunakan rumus Watanabe (1988).

84
Media Akuatika, Vol.4, No.2, 82-92, 2019. ISSN 2503-4324

3.3. Konsumsi Pakan dan Rasio Konversi


Pakan

Dimana RP adalah retensi protein (%), F Hasil perhitungan konsumsi pakan


adalah bobot protein tubuh ikan pada akhir benih ikan bandeng selama penelitian
pemeliharaan (g), I adalah bobot protein disajikan pada Gambar 3. Hasil analisis
tubuh ikan pada awal pemeliharaan (g), P ragam menunjukkan bahwa pemberian
adalah bobot protein yang dikonsumsi (g). tepung ampas minyak biji kapuk
memberikan pengaruh berbeda nyata
2.6.8. Parameter Kualitas Air (P<0,05) terhadap konsumsi pakan.
Rata-rata rasio konversi pakan benih
Pengukuran parameter kualitas air ikan bandeng selama penelitian disajikan
sangat penting untuk mendukung kehidupan pada Gambar 4. Hasil analisis ragam
benih ikan bandeng. Parameter kualitas air menunjukkan bahwa pemberian tepung
yang diukur selama penelitian adalah ampas minyak biji kapuk tidak memberikan
salinitas, pH, DO, dan amoniak yang diukur pengaruh yang berbeda nyata (P>0,05)
pada awal dan akhir penelitian sedangkan terhadap rasio konversi pakan.
suhu diukur setiap hari.
3.4. Efisiensi Pakan
2.7. Analisis data
Rata-rata efisiensi pakan benih ikan
Data yang diperoleh dianalisis dengan bandeng selama penelitian disajikan pada
analisis ragam ANOVA dengan bantuan Gambar 5. Hasil analisis ragam
program SPSS versi 16.0. Jika menunjukkan menunjukkan bahwa pemberian tepung
perbedaan yang nyata maka dilanjutkan ampas minyak biji kapuk tidak memberikan
dengan uji Duncan sedangkan data kualitas pengaruh yang berbeda nyata (P>0,05)
air dianalisis secara deskriptif. terhadap efisiensi pakan.

3. Hasil 3.5. Retensi Protein

3.1. Pertumbuhan Mutlak Rata-Rata Rata-rata retensi protein benih ikan


bandeng selama penelitian disajikan pada
Pertumbuhan mutlak rata-ratabenih Gambar 6. Hasil analisis ragam
ikan bandeng selama penelitian disajikan menunjukkan bahwa pemberian tepung
pada Gambar 1. Hasil analisis ragam ampas minyak biji kapuk tidak memberikan
menunjukkan bahwa pemberian tepung pengaruh yang berbeda nyata (P>0,05)
ampas minyak biji kapuk memberikan terhadap retensi protein.
pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05)
terhadap pertumbuhan mutlak rata-rata benih 3.6. Tingkat Kelangsungan Hidup
ikan bandeng.
Hasil perhitungan tingkat
3.2. Laju Pertumbuhan Spesifik kelangsungan hidup benih ikan bandeng
selama penelitian disajikan pada Gambar 7.
Rata-rata laju pertumbuhan spesifik Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
benih ikan bandeng selama penelitian pemberian tepung ampas minyak biji kapuk
disajikan pada Gambar 2. Hasil analisis memberikan pengaruh berbeda nyata
ragam menunjukkan bahwa pemberian (P<0,05) terhadap tingkat kelangsungan
tepung ampas minyak biji kapuk hidup.
memberikan pengaruh yang berbeda nyata
(P<0,05) terhadap laju pertumbuhan spesifik 3.7. Kualitas Air
ikan bandeng pada hari ke 15, 30 dan 45.
Hasil pengukuran kualitas air sebagai
data penunjang penelitian dapat dilihat Tabel
1.

85
Media Akuatika, Vol.4, No.2, 82-92, 2019. ISSN 2503-4324

2.50
b

Pertumbuhan Mutlak (g)


2.00

1.50
a A
1.00
a
B

0.50 C

0.00
A B C
Perlakuan

Gambar 1. Rata-Rata Pertumbuhan Mutlak Benih Ikan Bandeng. Perlakuan A (5% TAMBK), Perlakuan
B (10% TAMBK), dan Perlakuan C (15% TAMBK). Huruf yang samamenunjukkan tidak
berbeda nyata sedangkan huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata.

1.40 b
Laju Pertumbuhan Spesifik (%)

1.20 b
1.00
a
0.80 A
b a
a B
0.60
a C
0.40 a
0.20
a
0.00
t 15 t 30 t 45

Gambar 2. Rata-Rata Laju Pertumbuhan Spesifik Benih Ikan Bandeng. Perlakuan A (5% TAMBK),
Perlakuan B (10% TAMBK), Perlakuan C (15% TAMBK). Huruf yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata sedangkan huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata.

120.00
b
Konsumsi Pakan (g)

100.00
a a
80.00
60.00 A
40.00 B
20.00 C
0.00
A B C
Perlakuan

Gambar 3. Rata-Rata Konsumsi Pakan Benih Ikan Bandeng. Perlakuan A: (5% TAMBK), Perlakuan B
(10% TAMBK), Perlakuan C (15% TAMBK). Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata sedangkan huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata.

86
Media Akuatika, Vol.4, No.2, 82-92, 2019. ISSN 2503-4324

100.00
90.00
80.00

Rasio Konversi Pakan


70.00
60.00
50.00 A
40.00 B
30.00
C
20.00
10.00
0.00
A B C
Perlakuan

Gambar 4. Rata-Rata Rasio Konversi Pakan Benih Ikan Bandeng. Perlakuan A: (5% TAMBK), Perlakuan
B (10% TAMBK), Perlakuan C (15% TAMBK). Huruf yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata sedangkan huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata.

2.50

2.00
Efisiensi Pakan (%)

1.50
A
1.00 B
C
0.50

0.00
A B C
Perlakuan

Gambar 5. Rata-Rata Efisiensi Pakan Benih Ikan Bandeng Perlakuan A: (5% TAMBK), Perlakuan B
(10% TAMBK), Perlakuan C (15% TAMBK). Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata sedangkan huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata.

1.80
1.60
1.40
Retensi Protein (%)

1.20
1.00
A
0.80
B
0.60
C
0.40
0.20
0.00
A B C
perlakuan

Gambar 6. Rata-Rata Retensi Protein Benih Ikan Bandeng Perlakuan A: (5% TAMBK), Perlakuan B
(10% TAMBK), Perlakuan C (15% TAMBK). Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata sedangkan huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata.

87
Media Akuatika, Vol.4, No.2, 82-92, 2019. ISSN 2503-4324

90 b
80
b

Kelangsungan Hidup (%)


70
60 a
50
A
40
B
30
20 C
10
0
A B C
Perlakuan

Gambar 7. Rata-Rata Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Bandeng (Perlakuan A: (5% TAMBK),
Perlakuan B (10% TAMBK), Perlakuan C (15% TAMBK). Huruf yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata sedangkan huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata.

Tabel 1. Hasil pengukuran kualitas air pada media pemeliharaan selama 45 hari penelitian
Parameter Hasil Pengukuran Nilai Optimal
Suhu (ºC) 26-27 23-32°C (Kordi dan Tancung, )
Salinitas (ppt) 25-30 15-35 (syahid et al., 2006)
pH 7 6,5-9 (Kordi, 2009)
DO (mg/L) 3,7-4,1 3-7 ppm (Kordi, 2008)
Amonia (mg/L) 0,03-0,041 <0,1 (Kordi dan Tancung, 2005)

4. Pembahasan nutrisi yang baik. Selanjutnya Anshar (2018)


menyatakan bahwa tingginya pertumbuhan
Hasil penelitian ini menunjukkan ikan bandeng didukung oleh kandungan
bahwa pemberian pakan A (5% TAMBK) asam amino yang terdapat dalam pakan.
menghasilkan pertumbuhan mutlak yang Hasil penelitian ini juga
tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya. menunjukkan bahwa pada pakan A
Hal ini disebabkan karena pada pakan A menghasilkan laju pertumbuhan spesifik
diduga mengandung komposisi nutrisi yang tertinggi dibandingkan dengan yang lain.
tercukupi sehingga nutrisi yang ada dalam Hal ini diduga bahwa pakan yang diberikan
pakan tersebut dapat dimanfaatkan secara dapat dimanfaatkan dengan baik oleh ikan
efisien oleh tubuh ikan bandeng terbukti untuk pertumbuhannya terbukti dengan
dengan konsumsi pakan yang tinggi serta konsumsi pakan yang tinggi. Hal ini
rasio konversi pakan yang rendah. Hal ini didukung oleh pernyataan Sabariah dan
didukung oleh pernyataan Anggraeni dan Sunarto (2009), bahwa kecepatan
Nurlita (2013), bahwa pertumbuhan ikan pertumbuhan tergantung pada jumlah pakan
erat kaitannya dengan ketersediaan protein yang dikonsumsi, jumlah kandungan protein
dalam pakan, karena protein merupakan yang terkandung dalam pakan, kualitas air
sumber energi bagi ikan bandeng dan protein dan faktor lainnya seperti keturunan, umur
juga merupakan nutrisi yang sangat dan daya tahan serta kemampuan ikan
dibutuhkan oleh ikan bandeng untuk tersebut memanfaatkan pakan. Cortez-
pertumbuhan dan jumlah protein sangat Jacinto et al., (2005) menjelaskan bahwa laju
berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan
bandeng. Menurut Mochtar dkk (2018), harian berkaitan erat dengan berat tubuh
pertumbuhan mutlak juvenil ikan bandeng yang berasal dari pakan yang dikonsumsi.
yang diberi pakan 10% tepung bungkil biji Konsumsi pakan pada penelitian ini
kapuk hasil fermentasi dipengaruhi oleh menghasilkan nilai tertinggi didapatkan pada
konsumsi pakan dengan tingkat pemanfaatan perlakuan A. Hal ini diduga bahwa tingkat

88
Media Akuatika, Vol.4, No.2, 82-92, 2019. ISSN 2503-4324

kesukaan benih ikan bandeng terhadap menyebabkan pertumbuhan mutlak dan laju
pakan dengan kandungan tepung ampas pertumbuhan spesifik rendah.
minyak biji kapuk sampai 5% sangat tinggi Efisiensi pakan tertinggi pada
dibuktikan dengan pertumbuhannya yang penelitiaan ini terdapat pada pakan A. Hal
tinggi. Hal ini didukung oleh pernyataan ini sejalan dengan pertumbuhan dan
Probosongko (2003), bahwa pertambahan konsumsi pakan yang tinggi serta rasio
berat tubuh akan terjadi bila jumlah pakan konversi pakan yang rendah. Hal ini
yang dikonsumsi lebih besar dari pada yang didukung oleh pernyataan Wulandari (2016),
dibutuhkan untuk pemeliharaan tubuhnya. bahwa nilai efisiensi pakan berhubungan
Herdiana (2017) menyatakan bahwa dengan laju pertumbuhan. Semakin tinggi
pemberian 10% tepung ampas minyak biji laju pertumbuhan maka semakin besar
kapuk menunjukkan tingkat kesukaan pertambahan berat tubuh ikan dan nilai
juvenil udang vaname sangat tinggi terhadap efisiensi pakannya. Selanjutnya menurut
pakan yang diberikan. Selanjutnya menurut Kordi (2011), semakin tinggi nilai efisiensi
Gunadi dkk. (2010), pakan yang diberikan pakan menunjukkan penggunaan pakan oleh
kepada ikan tidak hanya dilihat dari ikan semakin efisien. Afrianto dan
komposisi kimiawi nutrien yang Liviawaty (2005) menyatakan bahwa pada
dikandungnya, tetapi juga seberapa besar prinsipnya efisiensi pakan pada ikan
bagian nutrien yang dikandung pakan tergantung pada tingkat penerimaan ikan dan
tersebut dapat diserap dan dimanfaatkan oleh enzim yang dimilikinya. Ambia (2014)
ikan. menyatakan bahwa tingkat efesiensi
Rasio konversi pakan terendah pada penggunaan pakan pada ikan bandeng
penelitian ini terdapat pada pakan A, ditentukan oleh pertumbuhan dan jumlah
didukung dengan pertumbuhannya yang pakan yang diberikan.
tinggi. Rendahnya rasio konversi pakan Retensi protein pada penelitian ini
diduga bahwa pakan yang diberikan mampu cenderung menurun dengan peningkatan
dimanfaatkan dengan baik oleh benih ikan penambahan tepung ampas minyak bji
bandeng sehingga dapat menunjang kapuk. Hal ini dikarenakan bahwa semakin
pertumbuhan. Hal ini didukung oleh banyak tepung ampas minyak biji kapuk
pernyataan Mochtar dkk (2018), bahwa yang ditambahkan dalam pakan diduga
rendahnya nilai rasio konversi pakan kandungan gosipol dan asam siklopropenat
disebabkan karena jumlah protein pada juga meningkat. Oleh sebab itu, penggunaan
komposisi pakan yang diberikan pada tepung ampas minyak biji kapuk dalam
juvenil ikan bandeng dapat dimanfaatkan pakan harus dibatasi agar menghasilkan
secara maksimal. Tersedianya protein yang retensi protein yang tinggi. Menurut Muskita
optimal dalam pakan dapat mencukupi (2012), substitsi tepung bungkil kedelai
kebutuhan untuk pertumbuhan dan proses dengan tepung bungkil biji kapuk dapat
metabolisme serta mempertahankan suhu diberikan sampai batas 5% pada udang
tubuh pada ikan bandeng. Selanjutnya putih. Selanjutnya Hasan (2012) menyatakan
menurut Septian dkk. (2013), semakin kecil bahwa gosipol dapat membentuk senyawa
nilai rasio konversi pakan mempunyai arti komplek dengan protein sehingga
bahwa semakin efisien pemanfaatan pakan. menghambat kerja enzim proteolitik. Selain
Kualitas pakan dapat diketahui melalui itu asam siklopropenat pada konsentrasi
konversi pakan karena nilai rasio konversi yang berlebih dapat menyebabkan nekrosis
pakan memberikan gambaran tentang pada organ dan penurunan pada
efisiensi penggunaan pakan untuk pertumbuhan (Muskita, 2011). Afrianto dan
pertumbuhan. Selanjutnya menurut Ghufran Liviawaty (2005) menyatakan bahwa
(2006), nilai konversi pakan yang rendah tingginya retensi protein merupakan
artinya pakan yang diberikan hampir gambaran dari banyaknya protein yang
semuanya dimanfaatkan. Tingginya rasio diberikan dan dapat diserap dan
konversi pakan pada penelitian ini diduga dimanfaatkan untuk pembelanjaan energi,
karena pakan yang diberikan tidak maintenance/perawatan dan pertumbuhan.
dimanfaatkan dengan baik sehingga Selain itu, Sarmin dkk. (2013), menyatakan

89
Media Akuatika, Vol.4, No.2, 82-92, 2019. ISSN 2503-4324

bahwa nilai retensi protein menunjukkan kondisi kualitas air tersebut sesuai dan
kualitas protein dalam pakan, Semakin berada pada kisaran optimal bagi benih ikan
tinggi nilai retensi protein maka pakan bandeng dan masih pada kisaran normal
semakin baik. serta masih mendukung terjadinya
Tingkat kelangsungan hidup benih p
ikan bandeng yang diberi pakan uji
menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata. -
Tinggi rendahnya kelangsungan hidup – –
selama penelitian diduga benih ikan bandeng Konsentrasi oksigen terlarut untuk
mengalami stress akibat penanganan pada kehidupan dan pertumbuhan ikan bandeng
saat pemeliharaan dan ruamg gerak yang adalah berkisar antara 3,0–8,5 ppm.
kurang mendukung sehingga ikan melompat
keluar dari wadah penelitian. Ikan bandeng 5. Kesimpulan
merupakan organisme perenang cepat yang
bergerak dengan gesit sehingga Pemberian tepung ampas minyak biji
membutuhkan ruang gerak yang luas. Hal kapuk dengan dosis yang berbeda perlakuan
ini didukung oleh pernyataan Effendi A (5% TAMBK), perlakuan B (10%
(2002), tingkat kelangsungan hidup ikan TAMBK) dan perlakuan B (15% TAMBK)
dipengaruhi oleh faktor internal dan memberikan pengaruh yang berbeda nyata
eksternal. Faktor internal yang terhadap pertumbuhan mutlak, laju
mempengaruhi yaitu kompetitor, parasit, pertumbuhan spesifik, konsumsi pakan dan
umur, predasi, kepadatan populasi, tingkat kelangsungan hidup tetapi tidak
kemampuan adaptasi dari hewan dan memberikan pengaruh yang nyata terhadap
penanganan manusia. Faktor eksternal yang rasio konversi pakan, efisiensi pakan dan
berpengaruh antara lain sifat fisika kimia retensi protein benih ikan bandeng dan
dari suatu lingkungan perairan. Choliq Pakan terbaik didapatkan pada pemberian
(1990), rendahnya kelangsungan hidup ikan tepung ampas minyak biji kapuk sebesar 5%.
bandeng dapat disebabkan oleh persaingan
mendapatkan makanan, persaingan akan Daftar Pustaka
kebutuhan biologis yang lain seperti ruang
gerak, persaingan oksigen dan lain-lain. Afrianto, E dan Lifiawati, E. 2005. Pakan
Kadar (2014), menyatakan tingkat Ikan. Kanisius. Yogyakarta.
kelangsungan hidup benih ikan bandeng Anggraeni, N. M dan Nurlita, A.2013.
dipengaruhi dari wadah akuarium Pengaruh Pakan Alami Dan Pakan
pemeliharaan. Hal ini dikarenakan ikan Buatan Terhadap Ikan Betutu
bandeng merupakan organisme perenang (Oxyeleotris Marmorata) Pada Skala
cepat, sehingga membutuhkan ruang gerak Laboratorium. Jurnal Sains dan Seni
yang lebih luas, karena wadah akuarium Pomits II (1) : 2337-3520.
yang sempit tidak dapat mendukung aktifitas Anshar. 2018. Pengaruh Subtitusi Tepung
pergerakan ikan tersebut sehingga Kedelai (Glycine max) dengan Tepung
menyebabkan ikan mengalami stress yang Daun Kelor (Moringa oleifera, Lam)
berujung kematian. Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan
Selama penelitian telah dilakukan Bandeng (Chanos chanos). Skripsi.
pengukuran terhadap beberapa parameter Fakultas Perikanan dan Ilmu
kualitas air meliputi suhu, pH dan salinitas. Kelautan. Universitas Halu Oleo.
Parameter kualitas air dalam wadah Kendari.
pemeliharaan selama penelitian yaitu suhu Choliq, 1990. Budidaya Ikan Bandeng.
berkisar 26–270C, pH sebesar 7 dan salinitas Badan Pendidikan, Latihan dan
berkisar 25–30 ppt, DO 3,7–4,1 mg/L dan Penyuluhan Pertanian. SUPM Negeri
amoniak 0.03-0.04 mg/L. Pengukuran Budidaya. Bogor.
kualitas air selama penelitian menunjukkan Cilia, 2016. Pengaruh Penggunaan Tepung
kondisi kualitas air pada wadah Ikan Layang (Decapterus Russelli)
pemeliharaan dalam kondisi normal, artinya Dengan Tepung Ikan Tongkol

90
Media Akuatika, Vol.4, No.2, 82-92, 2019. ISSN 2503-4324

(Euthynnus Affinis) Dalam Pakan Muskita W.H., 2011. Efek pemberian tepung
Terhadap Pertumbuhan Dan Tingkat bungkil biji Kapuk (Ceiba petandra)
Kelangsungan Hidup Juvenil Udang hubungannya dengan aktivitas enzim
Vaname (Litopenaeus Vannamei). pencernaan juvenil udang vaname
Skripsi. Jurusan Budidaya Perairan. (Litopenaeus vannamei). ichthyos.
Universitas Halu Oleo. jurnal penelitian ilmu-ilmu perikanan
Corez-Jacinto, E.H, Villareal-Colmenares, dan kelautan. Vol. 10 (2).
L.E. Crus-Suarez., R. Civera- Muskita, W.H. 2012. Efek Pemberian
Cercedo., H. Nolascosoria and A. Tepung Biji Kapuk (Ceiba Petandra),
Hernandes-Llamas. 2005. Effect of Hubungannya Dengan Histologi
Difernt Ditery Protein and Lipid Hepatopankreas Juvenil Udang
Levels on Growth and Survival of Vaname (Litopenaeus vannamei).
Juvenile Australia Red Claw Crayfish Jurnal Agriplus Vol 22 (1).
(Cherax quadricarinatus). Agriculture Nur, A. 2011. Manajemen Pemeliharaan
Nutrition 11: 283-291. Udang Vaname. Kementrian Kelautan
Effendie H. 2000. Telaah kualitas air bagi dan Perikanan. Jakarta. (1).
pengelolaan sumberdaya dan Nwanna, L.C., Falaye, A.E & Sotolu, A.O.
lingkungan. Yogjakarta. Kanisius. 2008. Water Hyachinth (Eichhornia
Effendie, M.I. 1979. Metode Biologi crassipes): Sustainable Protein Source
Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. for Fish Feedin Nigeria. Food Health
Ghufran, M. 2006. Pemeliharaan udang and Environmental Issues in
vanname. Indah. Surabaya. Gramedia. Developing Countries: the Nigeria
Gunadi, B., R. Febrianti dan Lamanto. 2010. Situation. Adeboye OC, Taiwo KA,
Keragaman kecernaan pakan Future AA (Eds). Alexander Von
tenggelam dan terapung dengan dan Humboldt Foundation, Bonn-
tanpa aerasi. Prosiding forum inovasi Germany. Pp 187-194.
teknologi akuakultur. 7 hlm. Pamijiati. 2009. Pengaruh Ekstrak Daun
Hafiludin. 2015. Analisis Kandungan Gizi Selasih (Ocimum Basilicum Linn)
pada Ikan Bandeng yang Berasal dari Terhadap Mutu Kesegaran Ikan
Habitat yang Berbeda. Jurnal Kelautan Bandeng Selama Penyimpanan Dingin
8 (1). (Chanos chanos Forsk). Skripsi.
Hu, Y., Tan, B., Mai, K., Ai, Q., Zheng, S Semarang: Universitas Diponegoro.
dan Cheng, K. 2008. Groth and Body Reksono, B., Hamdani, H dan Yuniarti, M.S.
of Juvenile White Shrimp 2012. Pengaruh Padat Penebaran
(Litopenaeus vannamei), Fed (Gracilaria sp.) Terhadap
Different Ratios of Dietry Protein to Pertumbuhan dan Kelangsungan
Energy. Aquaculture Nutrition. 14: 4- Hidup Ikan Bandeng (Chanos chanos)
506 p. pada Budidaya Sistem Polikultur.
Kordi, G. 2009. Budidaya Perairan. PT. Jurnal perikanan dan Kelautan.
Citra Aditya Bakti. Bandung. 3(3):42.
Kordi. G dan Tancung, A. B. 2005. Sabariah dan Sunarto. 2009. Pemberian
Pengelolaan Kualitas Air. Rineka Pakan Buatan Dengan Dosis Yang
Cipta. Jakarta. Berbeda Terhadap Pertumbuhan Dan
Mochtar, D. Y., Hamzah, M & Muskita, Konsumsi Pakan Benih Ikan Semah
W.H. 2018. Pengaruh pemberian Dalam Upaya Domestikasi. Jurnal
Tepung Bungkil Biji Kapuk (Ceiba Akuakultur Indonesia 8 (1) : 67-76.
petandra) Hasil Fermentasi dalam Jurnal Ris. Akuakultur. 5 (2): 282.
Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Sarmin., Suprayudi, M.A., Jusadi, D dan
Juvenil Ikan Bandeng (Chanos- Ekasari, J. 2013. Pertumbuhan dan
chanos.F) yang Dipelihara Selama 60 Respons Imun (Litopenaeus
Hari. Jurnal Media Akuatika, Vol.3, vannamei) β-(1,3) glukan
No.3, 730-739. dan poli-β-hidroksibutirat. Junal

91
Media Akuatika, Vol.4, No.2, 82-92, 2019. ISSN 2503-4324

Akuakultur Indonesia. 12 (2): 121-


127.
Watanabe, T. 1988. Fish Nutrition and
Mariculture. Departement of Aquatic
Boiscience. Tokyo University of
Fisheries. JICA.
Wulandari, E.T. 2016. Kajian Tingkat
Kecernaan Pakan Ikan Berbasis
Tepung Biji Lamtoro Gung (Leucaena
Leucocephala) Terfermentasi Pada
Ikan Nila Gift (Oreochromis sp).
Skripsi. Universitas Lampung.

92

Anda mungkin juga menyukai