OLEH:
DAMAYANTI LUBIS
By
ABSTRACK
This study aims to determine the best dose of aquavita premix booster in
enhancing growth, feed efficiency and survival of baung fish. Research containers
used in the form of aquariums measuring 60cm x 40cm x 40cm as many as 20
aquariums with a stocking density of 15 animals / aquarium. This study used a
Randomized Design (CRD) consisting of five levels of treatment
and four replications. Each treatment was given the addition of aquavita premix of
P0 (0 g / kg), P1 (1 g / kg), P2 (2 g / kg), P3 (2 g / kg), P4 (3 g / kg), and P5 (4 g /
kg) feed. The results showed that the best treatment found in P4 (3 g / kg) of feed
produced an absolute weight growth of 6.21 grams, absolute length of 4.26 cm,
specific growth rate of 4.60%, feed efficiency of 114.47%, and survival of
96.66%.
Oleh
ABSTRAK
minggu pemeliharaan. Hal ini diduga penelitian ini untuk menjaga kualitas
karena kurangnya tingkat perhatian dan kuantitasnya, dalam penelitian
dalam melakukan sampling sehingga ini memanfaatkan teknologi
menyebabkan ikan stress lalu mati. resirkulasi yang menggunakan
Selain itu, juga karena ikan dakron sebagai substrat.
membutuhkan waktu agar bisa Pengelolahan kualitas air ini
beradaptasi dengan kondisi bertujuan untuk mengurangi resiko
lingkungan pemeliharaan yang baru kegagalan produksi, dengan cara
dan hal ini disebabkan karenakan memantau parameter kualitas air
perubahan suhu yang tidak menetap selama proses budidaya
sehingga menyebabkan ikan mati dilaksanakan. Parameter penunjang
secara berkala. kualitas air yang dimaksud adalah
suhu, DO, pH dan Amoniak. Hasil
KUALITAR AIR pengukuran kualitas air dapat dilihat
Kualitas air merupakan pada Tabel 3.
parameter penunjang dalam
Dari tabel 12 diatas, dapat dilihat organisme didaerah tropis yaitu 25-
bahwa kualitas air selama penelitian 31 oC.
secara umum masih memenuhi Lesmana (2001) menyatakan
standar yang dapat di tolerasi ikan bahwa suhu yang terlalu besar akan
baung. Suhu air selama penelitian menyebabkan beberapa pengaruh
berkisar 26,4C -28,6C. Perbedaan terhadap kesehatan ikan karena bila
suhu yang tinggi ini diduga terjadi suhu terlalu rendah maka ikan
karena keadan cuaca. Berdasarkan kurang aktif, nafsu makan menurun
hasil penelitian Tang (2000) kiasaran sehingga laju metabolisme pun
kualitas air secara khusus dalam menurun. Sebaliknya, jika suhu
pemeliharaan ikan baung untuk suhu terlalu tinggi, maka ikan sangat aktif,
yaitu 27-33 oC. Menurut Boyd dalam nafsu makan meningkat sehingga
Putra et al (2013) menyatakan bahwa kebutuhan oksigen pun akan
perbedaan suhu yang tidak melebihi meningkat serta laju metabolisme
10 oC masih tergolong baik dan pun akan meningkat.
kisaran suhu yang baik untuk
10
Pengelolahan Kualitas
Air. Mina Mandiri Press.
Pekanbaru. 131 Hal.
Tang, U. M. 2003. Teknik Budidaya
Ikan Baung (Mystus
nemurus C.V) Kanisius
Yogyakarta. 84 hlm.
Tang.U. M.. 2000. Budidaya Air
Tawar. Unri Press.
Pekanbaru. 71 halaman.
Zonneveld, N, et al., 1991. Budidaya
Ikan. Gramedia: Jakarta