Anda di halaman 1dari 14

JURNAL

PENGARUH PENAMBAHAN BOSTER PREMIX AQUAVITA DALAM


PAKAN DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN BENIH IKAN BAUNG
(Hemibagrus nemurus)

OLEH:

DAMAYANTI LUBIS

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
1

THE EFFECT OF ADDING PREMIX AQUAVITA BOSTER IN


DIFFERENT DOSAGE WITH DIFFERENT TOWARDS GROWTH AND
GRADUATION OF BAUNG FISH (Hemibagrus nemurus)

By

Damayanti Lubis1), Usman M tang2), Niken Ayu Pamukas2)


Laboratory Aquaculture Technology
Faculty of Fisheries and Maritime, Riau University
e-mail : Damayantilubis3@gmail.com

ABSTRACK

This study aims to determine the best dose of aquavita premix booster in
enhancing growth, feed efficiency and survival of baung fish. Research containers
used in the form of aquariums measuring 60cm x 40cm x 40cm as many as 20
aquariums with a stocking density of 15 animals / aquarium. This study used a
Randomized Design (CRD) consisting of five levels of treatment
and four replications. Each treatment was given the addition of aquavita premix of
P0 (0 g / kg), P1 (1 g / kg), P2 (2 g / kg), P3 (2 g / kg), P4 (3 g / kg), and P5 (4 g /
kg) feed. The results showed that the best treatment found in P4 (3 g / kg) of feed
produced an absolute weight growth of 6.21 grams, absolute length of 4.26 cm,
specific growth rate of 4.60%, feed efficiency of 114.47%, and survival of
96.66%.

Key word : Boster Premix aquavita , Hemibagrus nemurus, growth.


1)
Student of The Fisheries and Marine Faculty, Riau University.
2)
Lecturer of The Fisheries and Marine Faculty, Riau University
2

PENGARUH PENAMBAHAN BOSTER PREMIX AQUAVITA DALAM


PAKAN DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN BENIH IKAN BAUNG
(Hemibagrus nemurus)

Oleh

Damayanti Lubis1), Usman M tang2), Niken Ayu Pamukas2)


universitas Riau

Laboratorium Teknologi budidaya


Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
Email : Damayantilubis3@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis boster premix aquavita


terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan, efisiensi pakan dan kelulushidupan
benih ikan baung. Wadah penelitihan yang digunakan berupa aquarium berukuran
60cm x 40cm x 40cm sebanyak 20 akuarium dengan padat tebar 15
ekor/akuarium. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak (RAL) yang terdiri
dari lima taraf perlakuan dan empat kali ulangan. Masing-masing perlakuan
diberikan penambahan premix aquavita sebanyak P0 (0 g/kg), P1 (1 g/kg), P2 (2
g/kg), P3 (2 g/kg), P4 (3 g/kg), dan P5 (4 g/kg) pakan. Hasil penelitian
menunjukkan menunjukan bahwa perlakuan terbaik terdapat pada P4 (3 g/kg)
pakan menghasilkan pertumbuhan bobot mutlak 6,21 gram, panjang mutlak 4,26
cm, laju pertumbuhan spesifik 4,60%, efisiensi pakan sebesar 114,47%, dan
kelulushidupan 96,66 %.

Kata Kunci : Boster premix aquavita, ikan baung, pertumbuhan.


1)
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
2)
Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau.
3

PENDAHULUAN Oksigen diperlukan untuk


proses respirasi dan metabolisme
Indonesia adalah salah satu dalam tubuh ikan untuk aktivitas
negara yang memiliki wilayah berenang, pertumbuhan, reproduksi,
perairan yang cukup luas. Ini laju pertumbuhan, dan konversi
membuat Indonesia memiliki jenis pakan. Nilai oksigen di dalam
ikan yang beranekaragam. Salah satu pengelolaan kesehatan ikan sangat
yang cukup populer adalah ikan penting karena kondisi yang kurang
baung. Ikan baung hidup di perairan optimal untuk pertumbuhan dan
ikan tawar. Ikan ini memiliki sebutan perkembangan dapat mengakibatkan
yang berbeda di setiap daerah. Ikan ikan stress sehingga mudah terserang
baung menjadi ikan yang cukup penyakit (Sucipto dan Prihartono,
digemari masyarakat karena tekstur 2005).
daging yang lembut, tebal tanpa duri Sistem resirkulasi adalah
halus dan berwarna putih. memanfatkan air yang telah
Ikan baung (Hemibagrus digunakan dalam suatu unit budidaya
nemurus) adalah jenis ikan catfish yang telah terpolusi kemudian
yang hidup di perairan umum seperti dialirkan kembali ke dalam suatu
danau dan sungai. Menurut Tang unit perlakuan (Handajani dan
(2003) ikan baung memiliki habitat Hastuti, 2002). Prinsip resirkulasi
di sungai, danau, waduk, situ dan bertujuan untuk meningkatkan
rawa juga terdapat di perairan payau oksigen terlarut, mengurangi kadar
muara sungai dan pada umumnya amoniak dan mengurangi limbah
ditemukan di daerah banjir. Di muara organik yang dihasilkan ikan.
sungai ikan baung ditemukan di Dengan prinsip ini, kualitas air
perairan hingga salinitas 12 ppt. Di diharapkan akan tetap baik untuk
Jawa Barat ikan baung banyak di kehidupan ikan dan air tidak perlu
temukan di sungai Cidurian dan diganti dalam waktu ±3 bulan,
Jasinga Bogor yang airnya cukup kecuali bila dianggap perlu. Sistem
dangkal (45 cm) dengan kecerahan ini cocok digunakan pada budidaya
100%. ikan baung secara intensif terutama
Ikan baung merupakan ikan di daerah dengan lahan dan air
yang sangat potensial untuk terbatas. Kegunaan lain dari sistem
dibudidayakan diantara jenis ikan air resirkulasi ini adalah untuk
tawar lain, hal ini disebabkan menghemat air dan mempermudah
peluang pasarnya yang masih tinggi pengontrolan lingkungan budidaya.
namun produksinya masih rendah, Saat ini, teknologi
selain itu rasanya juga tergolong pembenihan ikan baung sudah mulai
gurih dan lezat, memiliki kadar dikuasai namun kendala dalam
lemak yang lebih sedikit dibanding produksi adalah pertumbuhan ikan
ikan air tawar jenis lainnya (Amri baung yang lambat. Pembesaran ikan
dan Khairuman, 2008). baung hingga panen ukuran
4

konsumsi 125 gram membutuhkan mengenai dosis yang digunakan dan


waktu 6-7 bulan (Azmi, 2011). manfaatnya hanya diperoleh dari
Lamanya waktu pemeliharaan brosur produk yang dikeluarkan oleh
ditambah dengan tinggi biaya PT. Indosco Dwijaya Sakti dan KKP
produksi terutama pakan menjadi untuk ikan lele.
kendala bagi pembudidaya. Untuk itu Penelitian ini bertujuan untuk
diperlukan suatu usaha untuk mengetahui dosis boster premix
mempercepat pertumbuhan ikan aquavita yang terbaik pada
baung. pencampuran pakan untuk
Boster Premix aquavita meningkatkan pertumbuhan, efisiensi
adalah salah satu alternatife untuk pakan dan kelulushidupan benih ikan
penambahan suplemen kedalam baung.
pakan yang diolah dari berbagai
macam bahan (hewan dan METODE PENELITIAN
Tumbuhan), manfaat yang terdapat
Penelitian ini di laksanakan
didalamnya yaitu dapat
pada tanggal 03 juni – 13 juli 2019
meningkatkan nafsu makan,
selama 40 hari, yang bertempat di
meningkatkan daya tahan tubuh,
Laboratorium Teknologi Budidaya,
memacu enzim-enzim pencernaan
Fakultas Perikanan dan Kelautan
serta mempercepat pertumbuha.
Universitas Riau. Jl Bina Widya Km
Boster premix aquavita mengandung
12.5 Panam, Pekanbaru, Riau. Bahan
beberapa vitamin A, vitamin B,
dan alat yang digunakan selama
Vitamin C, vitamin E, folic acid,
penelitian yaitu benih ikan baung,
Biotin, Inositol dan lainnya yang
pellet PF-800, Premix aquavita,
berfungsi untuk menunjang
progol, PK, aquades, akuarium,mesin
petumbuhan dan meningkatkan daya
pompa, timbangan analitik, Spuit ,
tahan tubuh serta merangsang nafsu
spray, pH meter, thermometer, dan
makan ikan (Setyoko, 2016).
Do meter. Benih ikan baung
Ada dua macam cara aplikasi
dipelihara dalam akuarium yang
pada ikan yaitu melalui lingkaran
berukuran 60 cm x 40 cm x 40 cm
(air) dan melalui oral (dicampurkan
dan volume air 60 liter, dengan padat
dalam pakan). Pemberian melalui
tebar 15 ekor/60 liter air.
oral dapat memperbaiki kualitas
Metode yang digunakan
pakan sehingga dapat meningkatkan
dalam penelitian ini adalah metode
kecernaan pakan (Mansyur dan
eksperimen Rancangan Acak
Tangko,2008).
Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5
Bedasarkan uraian diatas
taraf perlakuan dan 4 ulangan
perlu dilakukan penelitian mengenai
sehingga diperoleh 20 unit percobaan
pengaruh dosis boster premix
. Benih ikan diperoleh dari Balai
aquavita yang berbeda terhadap
Benih Ikan Koto Tibun. Untuk
pertumbuhan dan kelulushidupan
perlakuan penulis mengikuti dari
benih ikan baung. Informasi
S.O.P Boster premix aquavita PT
5

INDOSCO DWIJAYA SAKTI. normalitas homogenitas untuk


Multivitamin dan protein boster selanjutnya dianalisis variansi
premix aquavita diberikan pada ikan (ANAVA) menurut model RAL
dan udang dengan dosis 2,5 g/kg. (Sudjana, 1991). Apabila hasil uji
perlakuan yang diuji dalam menunjukkan perbedaan nyata
penelitian ini adalah dosis premix (P<0,05) maka itu dilakukan uji
aquavita sebagai berikut: 1). Tanpa lanjut student Newman-keuls pada
pemberian premix aquavita (kontrol), tiap perlakuan untuk menentukan
2). Pemberian premix aquavita 1 perbedaan antara perlakuan
g/kg pakan, 3). Pemberian premix (Sudjana, 1991). Parameter kualitas
aquavita 2 g/kg pakan, 4). Pemberian air di analisis secara deskriptif.
premix aquavita 3 g/kg pakan, 5).
Pemberian premix aquavita 4 g/kg HASIL DAN PEMAHASAN
pakan.
Parameter yang diamati pada Pertumbuhan Bobot, Panjang dan
Laju Pertumbuhan Spesifik
penelitian ini meliputi bobot mutlak,
pertumbuhan panjang mutlak, laju Berdasarkan hasil
pertumbuhan spesifik, efisiensi pengamatan terhadap pertumbuhan
pakan, tingkat kelulushidupan ikan. bobot, panjang, laju pertumbuhan
Sedangkan parameter pendukung spesifik rata-rata benih ikan baung
selama mas penelitian dapat dilihat
yaitu kualitas air yang berupa suhu,
pada tabel 1.
pH, oksigen terlarut, dan amoniak.
Data yang diproleh selama
penelitian disajikan dalam bentuk
tabel kemudian dilakukan uji
Tabel 1. Hasil pengukuran Pertumbuhan Bobot Mutlak, Panjang Mutlak dan laju
pertumbuhan spesifik ikan baung (Hemibagrus nemurus) selama penelitian.

Dosis Bobot Mutlak Panjang Mutlak Laju Pertumbuhan


(gr/kg pakan) (g) (cm) Spesifik (%)
0 3.380.11a 2.550.31a 3,370.34a
1 3.500.24a 2.970.23b 3.220.05a
b b
2 4.340.27 3.380.08 3.820.43a
3 6.210.18c 4.260.22c 4.600.21b
4 4.160.17b 3.070.16b 3.800.56a
Keterangan : huruf superscript yang berbeda pada kolom yang sama
menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata (P<0.05)

Berdasarkan Tabel 1 dapat nyata (P<0.05). Perlakuan dengan


dilihat bahwa bobot mutlak, panjang dosis 3 g/kg pakan menunjukkan
mutlak dan laju pertumbuhan
spesifik benih ikan baing berbeda
6

perlakuan terbaik dan perlakuan energi yang dibutuhkan untuk


kontrol dosis 0 g/kg pakan dengan pemeliharaan tubuh dan aktivitas
nilai yang terendah. tubuh lainnya sehingga kelebihan
Perlakuan dosis 3gr/kg pakan energi tersebut dimanfaatkan untuk
mampu meningkatkan pertumbuhan pertumbuhan. Ini sesuai dengan
ikan baung secara optimal pernyataan Zoenneveld et al. (1991)
dibandingkan tanpa pemberian boster dalam Mulyadi (2011) yang
premix aquavita karena adanya menyatakan bahwa pertumbuhan
nutrisi pakan yang dicampur dengan terjadi karena adanya kelebihan
boster premix aquavita mempunyai energi yang berasal dari pakan
multivitamin lebih lengkap seperti; setelah dikurangi oleh energi hasil
Vit A. Vit D3, Vit K3, Vit E, Vit B1, metabolisme dan energi yang
Vit B2, Vit B6, Vit B12, Vit C, Ca terkandung dalam fases.
Pnathothenate, Folic acid, Biotin, Pemberian dosis boster
Inositol, Nicotinamide, Choline premix aquavita yang lebih tinggi
Chloride, l-Lysine, DL-Methionine, tidak menghasilkan peningkatan
Co, Cu, I, Mn, Se, Zn, yang mampu bobot tubuh yang lebih baik.
di manfaatkan untuk meningkatkan Fenomena peningkatan ini
mutu pakan, menaikkan nafsu makan menunjukkan adanya negative
ikan, serta mengatasi pertumbuhan feedback yang terjadi secara
terlambat dan tidak merata dan hal hormonal, yaitu dalam pemberian
ini disebabkan karena dosis boster dan jumlah yang berlebih tidak dapat
premix aquavita yang digunakan dimanfaatkan secara sempurna. Oleh
efisien dan dimanfaatkan dengan karena itu, pemberian premix
baik oleh benih ikan baung untuk aquavita harus dengan dosis yang
bertumbuh. tepat (Rachmawati, 2016).
Berdasarkan Tabel diatas pernyataan Nazara (2018)
bahwa pertumbuhan bobot mutlak bahwa pertambahan panjang ikan
yang tertinggi pada penelitian ini baung seiring dengan pertambahan
terdapat pada dosis boster premix beratnya. Jika makanan yang
aquavita 3 g/kg pakan yaitu sebesar diberikan pada ikan selama
6,21 g dan hasil yang terendah pemeliharaan dapat dimanfaatkan
terdapat diperlakuan kontrol yaitu dengan sempurna, maka akan terjadi
3,38 g. Hal ini disebabkan karena pertambahan panjang pada ikan
pada dosis 3g/kg pakan dapat tersebut, seperti halnya pertambahan
memaksimalkan pertumbuhannya beratnya.
dengan adanya kandungan vitamin Pertumbuhan dipengaruhi
dan protein yang terdapat pada boser oleh faktor internal dan eksternal.
premix aquavita dan dikarenakan Faktor internal yang mempengaruhi
adanya pasokan energi yang pertumbuhan seperti genetik, jenis
terkandung dalam pakan yang kelamin dan umur. Faktor eksternal
dikonsumsi melebihi kebutuhan seperti kualitas air, makanan dan
7

padat tebar (Effendi, 2002). Sesuai ikan akan tinggi. Namun


dengan pernyataan Asmawi (1986) sebaliknya jika kondisi kualitas
bahwa kecepatan pertumbuhan perairan buruk maka nafsu makan
sangat tergantung pada jumlah ikan akan menurun sehingga
makanan yang diberikan, ruang, berdampak pada laju pertumbuhan
suhu, kedalaman air dan parameter spesifik akan menurun, bahkan bobot
kualitas air lainnya. Hal ini ikan juga bisa menurun akibat dari
disebabkan boster premix aquavita kondisi kualitas perairan yang
yang telah dicampurkan kedalam kurang baik. Supratno dan Kasnadi
pakan mempunyai kandungan seperti (2003) menyatakan secara umum
protein yang dicerna oleh ikan untuk laju pertumbuhan ikan akan
kebutuhan energy dan pertumbuhan. meningkat jika sejalan dengan
Pemeliharaan ikan baung kenaikan suhu pada batas tertentu.
dengan sistem budidaya boster Menurut Brett dalam Subhan
secara nyata mampu meningkatkan (2014) jumlah pakan yang mampu
pertumbuhan ikan dengan dikonsumsi ikan setiap harinya
mencampurkan suplemen boster merupakan salah satu faktor yang
premix aquavita pada pakan yang mempengaruhi potensi ikan untuk
mengandung multivitamin dan tumbuh secara maksimal dan laju
protein, dapat mempercepat konsumsi makan harian berhubungan
pertumbuhan dan memperbaiki erat dengan kapasitas dan
metabolisme pencernaan pada benih pengosongan perut.
ikan. Sehingga dapat memacu laju
pertumbuhan pada benih ikan baung EFISIENSI PAKAN DAN
(Sudarmaji, 2012). KELULUSHIDUPAN
Laju pertumbuhan benih ikan
baung dipengaruhi oleh ketersediaan Efesiensi pakan adalah nilai
pakan serta kondisi pada kualitas perbandingan antara berat dengan
perairan. Ketersediaan pakan secara jumlah pakan yang di konsumsi yang
berkelanjutan akan membuat laju dinyatakan dalam persen (Mudjiman,
pertumbuhan ikan baik, sedangkan 2000). Sedangkan hasil tingkat
kualitas perairan juga banyak kelulushidupan (SR) benih ikan
mempengaruhi laju pertumbuhan baung (Hemibagrus nemurus) yang
harian. Jika kondisi kualitas perairan dapat dilihat pada Tabel
baik dan memenuhi toleransi
terhadap ikan maka nafsu makan
8

Tabel 2. Efisiensi pakan dan kelulushidupan ikan baung (Hemibagrus nemurus)


selama penelitian.
Dosis Efisiensi Pakan Kelulushidupan (%)
(gr/kg pakan) (%)
0 78,425,97a 81,666,38a
a
1 78,1210,47 91,666,38ab
2 87,607,77a 96,663,85b
3 114,473,06b 96,669,99b
a
4 86,323,94 91,669,99ab

Berdasarkan Tabel 2 dapat efisien ikan dalam memanfaatkan


dilihat bahwa efisiensi pakan pakan yang dikonsumsinya untuk
berbedanyata (P<0.05). Dosis dengan pertumbuhan. Sehingga bobot tubuh
3 gr/kg paka menunjukkan hasil ikan dapat meningkat dikarenakan
terbaik dibandingkan dengan dosis 0 pakan yang dikonsumsi dicerna
gr/kg pakan. secara optimal.
Penyebab efisiensi pakan Berdasarkan Tabel 2,
pada dosis 3 gr/kg pakan lebih tinggi didapatkan kelulushidupan ikan
dari perlakuan lainnya karena nilai baung yang tertinggi terdapat pada
efisiensi pakan menunjukkan dosis 3 gr/kg pakan dengan nilai
presentasi pakan yang dimanfaatkan 96,66 % sedangkan untuk nilai
oleh ikan untuk pertumbuhan terendah terdapat pada dosis 0 gr/kg
(diwakili oleh penambahan bobot pakan 81,66 %. Hasil uji analisis
tubuh) berbanding dengan jumlah variansi (ANAVA) menunjukkan
pakan yang dikonsumsi (Naibaho, P<0,05.
2018). Menurut Armiah (2010)
Efisiensi pakan merupakan kelangsungan hidup ikan dipengaruhi
indikator untuk menentukan oleh dua faktor yaitu faktor luar dan
efektivitas pakan, jika efisiensi pakan faktor dalam. Faktor luar sendiri
rendah maka laju pertumbuhan terdiri dari abiotik, kompetisi antar
harian juga rendah. Tingginya spesies, penambahan populasi ikan
efisiensi pakan menunjukkan dalam ruang gerak yang sama,
penggunaan pakan yang lebih efisien meningkatnya predator dan parasit,
untuk pertumbuhan. Kecepatan kekurangan makanan dan sifat-sifat
dalam mengkonsumsi pakan sangat biologis lainnya. Sedangkan faktor
berpengaruh terhadap efisiensi dalam terdiri dari umur dan
pakan. kemampuan ikan menyesuaikan diri
Mudjiman (2001) dengan lingkungannya. Angka
menyatakan bahwa nilai rasio kelulushidupan yang didapatkan
konversi pakan berhubungan erat dalam penelitian ini berkisar antara
dengan kualitas pakan, semakin 81,66%-96,66%. Kematian ikan pada
rendah nilainya maka semakin penelitian ini terjadi setelah dua
9

minggu pemeliharaan. Hal ini diduga penelitian ini untuk menjaga kualitas
karena kurangnya tingkat perhatian dan kuantitasnya, dalam penelitian
dalam melakukan sampling sehingga ini memanfaatkan teknologi
menyebabkan ikan stress lalu mati. resirkulasi yang menggunakan
Selain itu, juga karena ikan dakron sebagai substrat.
membutuhkan waktu agar bisa Pengelolahan kualitas air ini
beradaptasi dengan kondisi bertujuan untuk mengurangi resiko
lingkungan pemeliharaan yang baru kegagalan produksi, dengan cara
dan hal ini disebabkan karenakan memantau parameter kualitas air
perubahan suhu yang tidak menetap selama proses budidaya
sehingga menyebabkan ikan mati dilaksanakan. Parameter penunjang
secara berkala. kualitas air yang dimaksud adalah
suhu, DO, pH dan Amoniak. Hasil
KUALITAR AIR pengukuran kualitas air dapat dilihat
Kualitas air merupakan pada Tabel 3.
parameter penunjang dalam

Tabel 3. Hasil Pengukuran Kualitas Air Selama Penelitian


Dosis DO
Suhu (0C) pH Amonia (mg/L)
(gr/kg pakan) (mg/L)
0 26,4-28,6 6-7 6,0-6,8 0,03-0,09
1 26,4-28,6 6-7 6,1-6,9 0,03-0,09
2 26,5-28,5 6-7 6,3-7,0 0,04-0,08
3 26,6-28,6 6-7 6,3-6,9 0,04-0,08
4 26,5-28,6 6-7 6,2-7,1 0,03-0,09

Dari tabel 12 diatas, dapat dilihat organisme didaerah tropis yaitu 25-
bahwa kualitas air selama penelitian 31 oC.
secara umum masih memenuhi Lesmana (2001) menyatakan
standar yang dapat di tolerasi ikan bahwa suhu yang terlalu besar akan
baung. Suhu air selama penelitian menyebabkan beberapa pengaruh
berkisar 26,4C -28,6C. Perbedaan terhadap kesehatan ikan karena bila
suhu yang tinggi ini diduga terjadi suhu terlalu rendah maka ikan
karena keadan cuaca. Berdasarkan kurang aktif, nafsu makan menurun
hasil penelitian Tang (2000) kiasaran sehingga laju metabolisme pun
kualitas air secara khusus dalam menurun. Sebaliknya, jika suhu
pemeliharaan ikan baung untuk suhu terlalu tinggi, maka ikan sangat aktif,
yaitu 27-33 oC. Menurut Boyd dalam nafsu makan meningkat sehingga
Putra et al (2013) menyatakan bahwa kebutuhan oksigen pun akan
perbedaan suhu yang tidak melebihi meningkat serta laju metabolisme
10 oC masih tergolong baik dan pun akan meningkat.
kisaran suhu yang baik untuk
10

Oksigen dibutuhkan oleh ikan dalam bentuk ammonia tak


untuk pernafasan dan metabolisme terionisasi (NH3) dan terionisasi
jasad renik. Oksigen terlarut dari (NH4+). Konsentrasi amonia selama
hasil penelitian yang telah dilakukan penelitian adalah 0,03-0,09 mg/L.
nilai oksigen terlarut yang Kisaran nilai ini masih memenuhi
didapatkan sudah dalam nilai optimal standar toleransi pertumbuhan ikan
pemeliharaan ikan baung. Oksigen baung.
terlarut pada setiap perlakuan Khairuman dan Amri (2008)
berkisar 6,0-7,1 mg/L. Effendi menyatakan bahwa persentase
(2003) menyatakan bahwa perairan amonia dipengaruhi oleh suhu dan
yang digunakan dalam kepentingan pH air. Maka semakin tinggi suhu
perikanan sebaiknya memiliki dan pH air makin tingggi pula
konsentrasi oksigen terlarut tidak konsentrasi amonia. Batas
kurang dari 5 mg/L. Kordi (2015) konsentrasi amonia yang mematikan
juga menyatakan untuk nilai optimal ikan baung berkisar antara 0,1-0,3
oksigen terlarut pada pemeliharaan mg/L. Dari hasil penelitian yang
ikan baung berkisar antara 3-7 mg/L. telah dilakukan kandungan amonia
Dalam penelitian yang telah yang didapatkan terbilang sangat
dilakukan, derajat keasaman (pH) aman pada pemeliharaan ikan baung.
selama penelitian bekisar 6,2-7.
Derajat keasaman atau pH air KESIMPULAN DAN SARAN
menunjukkan aktivitas ion hidrogen Hasil penelitian ini
dalam larutan tersebut dan menunjukkan adanya pengaruh
dinyatakan sebagai konsentrasi ion pemberian pakan yang dicampur
hidrogen (dalam nol per liter) pada dengan boster premix aquavita
suhu tertentu atau dapat ditulis pH = terhadap pertumbuhan, panjang
- log (H+) (Kordi, 2009). mutlak (Lm), bobot mutlak (Wm),
Menurut Cahyono (2000) laju pertumbuhan spesifik(SGR),
derajat keasaman (pH) air dapat efisiensi pakan pada ikan baung.
mempengaruhi pertumbuhan ikan. Perlakuan terbaik diperoleh pada P4
Derajat keasaman air yang rendah yaitu dengan dosis 3 g/kg pakan,
atau sangat asam dapat menyebabkan dimana memberikan laju
kematian ikan dan keadaan air basa pertumbuhan spesifik sebesar 4,60%,
juga menyebabkan pertumbuhan ikan bobot mutlak 6,21 gram, panjang
terlambat. Menurut Syafriadiman et mutlak 4,26 cm dan efisiensi pakan
al (2005) pH yang ideal untuk sebesar 114,47%. Pemberian boster
budidaya perikanan yaitu berkisar premix aquavita ini tidak
anatara 5-9. berpengaruh nyata pada
Amonia merupakan gas kelulushidupan ikan baung.
nitrogen hasil buangan dari hasil Pengembangan metode
metabolisme biota akuatik oleh pemberian boster premix aquaita
perombakan protein. TAN diperairan dilakukan seperti pencampuran
11

dalam pakan, budidaya ikan baung Ilmu Kelautan. IPB.


menggunakan premix aquavita yang Bogor.
terbaik pada penelitian saya yaitu Handajani, H. dan Hastuti, SD. 2002.
mengunakan dosis 3 g/kg pakan. Budidaya Perairan.
Untuk penelitian selanjutnya Penerbit Bayu Media.
disarankan pengunan dosis 3g/kg Malang.
pakan premix aquavita dengan padat
Khairuman dan Amri, K. 2008. Ikan
tebat yang bebeda. Baung Peluang Usaha dan
Teknik Budidaya Intensif.
DAFTAR PUSTAKA
Gramedia. Jakarta.
Armiah. J. 2010. Pemanfaatan Kordi, 2009. Pengelolaan Kualitas
Fermentasi Ampas Tahu Air dalam Budidaya
dalam Pakan Terhadap Perairan. Jakarta. PT.
Pertumbuhan Benih Ikan Rhineka Cipta. 30 hal.
Selais (Ompok
hypopthalamus). Kordi, K.M.G.H. 2015. Akuakultur
[Skripsi]. Fakultas Intensif & Super Intensif
Perikanan dan Ilmu Produksi Tinggi Dalam
Kelautan. Universitas Waktu Singkat. Rineka
Riau. Cipta. Jakarta Selatan.
424 Hal.
Asmawi, S. 1986. Pemeliharaan Ikan
dalam Keramba. Gedia. Lesmana , D.S. 2001. Kualitas Air
Jakarta. 80 hal. untuk Ikan Hias Air
Tawar. Penebar Swadaya.
Azmi, Y. 2011. Jakarta.
http://yusriazmispi.wordp
ress.com/budidaya-ikan- Mansyur, A., Tangko A.M 2008.
baung/. Diakses pada 28 Probiotik:
juni 2019. Pemanfaatannya Untuk
Pakan Ikan Berkualitas
Cahyono, B. 2000. Budidaya Ikan Rendah. Balai Riset
Air Tawar. Kansius. Perikanan Budidaya Air
Yogyakarta. Payau. Maros. Jurnal:
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Media Akuakultur 3 (2):
Air Bagi Pengolahan 145-149.
Sumberdaya Hayati Mudjiman., A. 2001. Makanan Ikan
Lingkungan Perairan. Edisi Revisi. Penebar
Kanisius. Yogyakarta. Swadaya. Jakarta. 190
Hal.
Effendie, M.I. 2002. Telaah Kualitas
Air, Bagi Pengelola Mulyadi, A.E. 2011. Pengaruh
Sumberdaya dan Pemberian Probiotik Pada
Lingkungan Perairan. pakan Komersil
Jurusan Manajemen Terhadap Laju
Sumberdaya Perairan. Pertumbuhan Ikan Patin
Fakultas Perikanan dan Siam (Pangasius
12

hipoptalamus). Skripsi. (Vitaliquid) dalam pakan


Fakultas Perikanan dan buatan dengan dosis yang
Kelautan. Universitas berbeda terhadap
Pajajaran. Jatinangor. pertumbuhan benih ikan
lele mutiara (Clarias
Naibaho, Manalsal. 2018. Pengaruh gariepenus) di Balai
Penambahan Tiroksin Benih Ikan (BBI)
(T4) pada Pakan Terhadap Sidoarjo. Universitas
Laju pertumbuhan Ikan Soetomo. Surabaya
Baung ( Hemibagrus
nemurus) dengan Sistem Subhan, R. Y. 2014. Penerapan
Resirkulasi. [Skripsi], Sistem Resirkulasi Pada
Universitas Riau. Proses Domestikasi Ikan
Pekanbaru. 32 halaman. Juaro, Skrip Fakultas
Perikanan dan Ilmu
Nazara, L. 2018. Pengaruh Dosis Kelautan Universitas
Probiotik Aquaenzyms Riau. Pekanbaru.
Berbeda pada Pakan
Terhadap Pertumbuhan Sucipto, A., & Prihartono, R. E.
dan Kelulushidupan Ikan (2005). Pembesaran Nila
Baung (Hemibagus Merah Bangkok. Jakarta:
nemrus).[Skripsi]. Penebar Swadaya. 47 Hal.
Universitas Riau.
Pekanbaru. 36 halaman. Sudarnaji, M. 2012. Parameter
Kualitas Air Untuk
Putra, I., Mulyadi, Pamukas, N.A., Budidaya Ikan Patin
dan Rusliadi. 2013. (Pangasius pangasius) di
Peningkatan Kapasitas Karamba Sungai
produksi akuakultur pada Kahayan.Palangka Raya.
pemeliharaan ikan selais
(Ompok sp) sistem Sudjana. 1991. Desain dan Analisis
akuaponik. Jurnal Eksperimen. Edisi III.
Perikanan dan Kelautan. Tarsito. Bandung.
18(1)-1-10.
Supratno K. P. T. dan Kasnadi. 2003.
Rachmawati, Diana. 2016. Aplikasi Peluang Usaha Budidaya
Enzim Papain dalam Alternatif dengan
Pakan Buatan Sebagai Pembesaran Kerapu di
Pemacu Pertumbuhan Tambak Melalui Sistem
Upaya Percepatan Modular. Pelatihan
Produksi Ikan Lele Budidaya Udang Windu
Sangkuriang di Kawasan Sistem Tertutup bagi
Kampung Lele Desa Petani Kab.Tegal dan
Wonosari. Jepara-Jateng 19 Mei-8
Jurnal.Prosiding Seminar Juni 2003, di BBAP
Nasional Kelautan, 6(2) : Jepara.
1-8. Syafriadiman, Pamukas, N.A., dan
Setyoko, I. 2016. Efek pemberian Hasibuan, S. 2005.
suplemen vitamin Prinsip Dasar
13

Pengelolahan Kualitas
Air. Mina Mandiri Press.
Pekanbaru. 131 Hal.
Tang, U. M. 2003. Teknik Budidaya
Ikan Baung (Mystus
nemurus C.V) Kanisius
Yogyakarta. 84 hlm.
Tang.U. M.. 2000. Budidaya Air
Tawar. Unri Press.
Pekanbaru. 71 halaman.
Zonneveld, N, et al., 1991. Budidaya
Ikan. Gramedia: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai