Anda di halaman 1dari 8

PENA Akuatika Volume 14 No.

1 – September 2016

APLIKASI TEKNIK PROBIOTIK TERHADAP KUALITAS


AIR MEDIA BUDIDAYA IKAN LELE SANGKURIANG
(Clarias gariepinus) DI DESA TAMBAKSARI, KECAMATAN
ROWOSARI, KABUPATEN KENDAL

Diana Rachmawati, Istiyanto Samidjan dan Slamet Budi Prayitno


Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, FPIK, Undip
Email: dianarachmawati1964@gmail.com

ABSTRAK
Aplikasi teknologi probiotik pada kegiatan ini dilakukan untuk menjaga kualitas air media
budidaya lele sangkuriang di Desa Tambak Sari, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi teknik probiotik terhadap kualitas air
media budidaya benih ikan lele sangkuriang di Desa Tambak Sari, Kecamatan Rowosari,
Kabupaten Kendal. Benih lele sangkuriang yang digunakan sebagai hewan uji dalam penelitian ini
berumur 15 hari sebanyak 500 ekor benih dipelihara selama 45 hari. Pengamatan pertumbuhan
benih lele sangkuriang yang meliputi pengukuran panjang total dan bobot mutlak dilakukan pada
hari ke-0, 15, 30 dan 45. Parameter kualitas air yang diamati adalah suhu air, oksigen terlarut, pH
dan amoniak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan peningkatan panjang dan bobot
tubuh benih lele sangkuriang pada media budidaya dengan aplikasi teknik probiotik dan non
probiotik. Peningkatan pertumbuhan lele sangkuriang tidak terlalu tinggi, akan tetapi cukup
memberikan gambaran bahwa benih lele sangkuriang yang dipelihara dengan aplikasi teknik
probiotik mengalami pertumbuhan yang lebih baik. Hal ini mengindikasikan bahwa air media
budidaya mampu mendukung pertumbuhan benih lele sangkuriang. Media pemeliharaan yang
mengaplikasikan teknik probiotik menunjukkan kondisi yang lebih baik dan layak untuk budidaya
lele sangkuriang.

Kata Kunci : Ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus), kualitas air, teknik probiotik,
pertumbuhan

ABSTRACT
Application of probiotic technology is done to maintain water quality of aquaculture media of
Sangkuriang catfish in Tambak Sari Village, Rowosari District, Kendal Regency. The aims of this
study was to determine the effect of probiotic on water quality of Sangkuriang catfish cultivation
medium in Tambak Sari Village. Sangkuriang catfish with age 15 days is material used in this
study. Sangkuriang catfish kept for 45 days. The results showed there was a difference in the
increase of body length and weight of Sangkuriang catfish on the culture medium with the
application of probiotics and unprobiotics. media aquculture of applying probiotic techniques
showed better and more feasible conditions for the cultivation of the Sangkuriang catfish.

Key word : Sangkuriang catfish, aquaculture, probiotic

1
PENA Akuatika Volume 14 No. 1 – September 2016

PENDAHULUAN Ikan lele sangkuriang


Kegiatan budidaya ikan lele merupakan organisme akuatik yang
sangkuriang (Clarias gariepinus) pada umumnya membutuhkan
sudah lama dilakukan oleh protein yang cukup tinggi dalam
pembudidaya ikan di Desa Tambak pakannya. Akan tetapi, organisme
Sari, Kecamatan Rowosari, akuatik hanya dapat meretensi
Kabupaten Kendal. Kegiatan protein sekitar 20-25% dan
budidaya tersebut cukup berarti selebihnya akan terakumulasi dalam
dalam menopang ekonomi keluarga air (Stickney, 2005). Metabolisme
pembudidaya. Akan tetapi, kelompok protein oleh organisme akuatik
pembudidaya ikan tersebut pada umumnya menghasilkan amoniak
umumnya masih melakukan sebagai hasil ekskresi dalam media
budidaya benih lele sangkuriang budidaya. Pada saat yang sama
secara tradisional, terutama dalam protein dalam feses dan pakan yang
menjaga kualitas media budidaya. tidak termakan akan diuraikan oleh
Disamping itu, kualitas dan kuantitas bakteri menjadi produk yang sama
pakan yang diberikan juga kurang (amoniak). Dengan demikian dapat
diperhatikan. Pakan yang diberikan dikatakan bahwa semakin intensif
terkadang kurang sesuai dengan suatu kegiatan budidaya akan diikuti
kebutuhan gizi yang diperlukan oleh dengan semakin tingginya
benih ikan. Di sisi lain, sisa pakan konsentrasi amoniak dalam air media
tambahan buatan juga dapat budidaya (Avnimelech and Kochba,
menurunkan kualitas media budidaya 2009). Aplikasi teknik probiotik
terutama meningkatnya kandungan dalam media budidaya merupakan
amoniak. Menurut Craigh dan salah satu alternatif dalam mengatasi
Helfrich (2002) bahwa kandungan masalah kualitas air dalam budidaya
amoniak sangat berpengaruh dalam yang diadaptasi dari teknik
budidaya, mengingat amoniak dalam pengolahan limbah domestik secara
perairan bersifat toksik dan bahkan konvensional (Avnimelech and
bisa mematikan ikan. Kochba, 2009). Beberapa penelitian
aplikasi teknik probiotik menunjuk-

2
PENA Akuatika Volume 14 No. 1 – September 2016

kan bahwa aplikasi teknik probiotik mengaktikan probiotik terlebih


mempunyai peranan dalam perbaikan dahulu. Probiotik diaktifkan dengan
kualitas air, peningkatan biosekuriti, cara mencampur tetes gula (molase)
peningkatan produktivitas, sebanyak 500 ml dengan ragi roti
peningkatan efisiensi pakan serta sebanyak 40 g kedalam air yang
penurunan biaya produksi melalui sudah dimasak sebanyak 15 liter
penurunan biaya pakan (Avnimelech diaduk sampai bercampur homogen.
and Kochba, 2009; Ekasari, 2008; Selanjutnya campuran tersebut
Hari et al., 2006; Kuhn et al., 2009; dimasukkan kedalam jerigen ukuran
Taw et al., 2008). Keberhasilan 25 liter dan disimpan selama 48 jam
mengelola kualitas air media (2 hari). Setelah itu, mengambil
budidaya ikan dengan penerapan sebagian campuran dalam jerigen
teknik probiotik pada beberapa ditempatkan dalam ember untuk
penelitian sebelumnya telah dicampur dengan probiotik sebanyak
menginspirasi peneliti untuk 40 g dan tepung terigu sebanyak 250
menerapkannya pada kelompok g, diaduk sampai homogen kemudian
pembudidaya ikan lele Sangkuriang campuran tersebut dimasukkan
(C. gariepinus) di Desa Tambak Sari, kedalam jerigen lagi dan disimpan
Kecamatan Rowosari, Kabupaten pada suhu kamar selama 3 hari.
Kendal. Penelitian ini bertujuan ntuk Setelah itu probiotik yang sudah aktif
mengetahui pengaruh aplikasi teknik baru dapat digunakan dengan dosis
probiotik terhadap kualitas air media pemberian 500 ml untuk ukuran
budidaya benih ikan lele sangkuriang kolam 100 m3.
di Desa Tambak Sari, Kecamatan Pemeliharaan benih ikan lele
Rowosari, Kabupaten Kendal. sangkuriang (C. gariepinus)
dilakukan selama 45 hari. Pakan
MATERI DAN METODE yang diberikan mempunyai
Wadah budidaya yang kandungan protein 30% sebanyak
digunakan berupa kolam tanah 5%/bobot biomass/hari. Pemberian
ukuran 6x10 m2 dengan aplikasi pakan dilakukan berdasarkan hasil
teknik probiotik, diawali dengan pengukuran bobot sampel dan

3
PENA Akuatika Volume 14 No. 1 – September 2016

mortalitas ikan yang dilakukan Parameter kimia yang diamati adalah


secara sampling pada hari ke 0, 15, kandungan oksigen terlarut,
30 dan 45. Frekuensi pemberian karbondioksida bebas dan pH.
pakan adalah 2 kali sehari, yaitu pada Oksigen terlarut dengan metode
pagi jam 06.00 dan sore hari jam Winkler, karbondioksida bebas
17.00 WIB. dengan metode alkalimetri, dan pH
Pengamatan kualitas air dan diukur dengan kertas pH universal.
pertumbuhan ikan dilakukan setiap 2 Data yang diperoleh dianalisis secara
minggu sekali. Pertumbuhan yang deskriptif.
diamati adalah pertumbuhan bobot
mutlak, yang meliputi panjang dan HASIL DAN PEMBAHASAN
berat tubuh. Panjang mutlak adalah Hasil pengamatan panjang
ukuran rata-rata organisme pada dan bobot rata-rata benih ikan lele
umur tertentu (Effendi, 2003). sangkuriang dan kualitas air media
Parameter fisik yang diamati adalah budidaya selama pemeliharaan
temperatur air dan udara, yang disajikan pada Tabel 1 dan 2.
diukur dengan termometer alkohol.

Tabel 1. Data panjang dan bobot benih ikan lele sangkuriang (C. gariepinus) yang
dipelihara di Desa Tambak Sari, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal.
Pengamatan hari Probiotik Non Probiotik
Panjang (cm) Bobot (g) Panjang (cm) Bobot (g)
0 1,5±0,8 0,046±0,005 1,5 ±0,8 0,046±0,005
15 4,5±0,7 1,251±0,002 2,6±0,9 0,241±0,003
30 6,5±0,4 2,836±0,005 3,9 ±0,5 0,458±0,007
45 15,34±0,3 4,367±0,006 6,9 ±0,7 2,908 ±007

Tabel 2. Parameter kualitas air media pemeliharaan benih ikan lele sangkuriang
(C. gariepinus)
Teknik Non Teknik
Parameter Pengamatan Kelayakan Menurut Pustaka
Probiotik Probiotik
Temperatur Air (C) 22-28 22-26 27 – 30°C (SNI 01-6483.4-
2000)
O2 (ppm) 3-5 2-3 >5 mg/L (SNI 01-6483.4-
2000)
pH 6-8 6-7 6,5 – 8,5 (SNI 01-6483.4-
2000)
Amoniak (ppm) 0,01 0,1 < 0,2 ppm (Boyd, 1990)

4
PENA Akuatika Volume 14 No. 1 – September 2016

Hasil pengukuran parameter panjang 6,9 ±0,7 cm. Dengan


kualitas air media budidaya selama demikian terjadi peningkatan bobot
pemeliharaan benih lele sangkuriang mencapai 2,862 gram dan
(C. gariepinus) di Desa Tambaksari, peningkatan panjang 5,4 cm.
Kecamatan Rowosari, Kabupaten Perbedaan peningkatan
Kendal secara umum dapat dikatakan panjang dan bobot tubuh benih lele
bahwa media pemeliharaan yang sangkuriang pada kedua media
mengaplikasikan teknik probiotik budidaya (aplikasi probiotik dan
menunjukkan kondisi yang lebih baik tanpa probiotik) tinggi, hal itu
dan relatif ideal untuk budidaya memberikan gambaran bahwa benih
benih lele sangkuriang. Benih ikan lele sangkuriang yang dipelihara
lele sangkuriang umur 15 hari yang dengan aplikasi teknik probiotik
dipelihara selama 45 hari mengalami mengalami pertumbuhan panjang
pertumbuhan dengan pertambahan dan bobot yang lebih baik. Hal ini
panjang dan bobot tubuh yang mengindikasikan bahwa pakan yang
bervariasi. Benih lele sangkuriang diberikan dan media pemeliharaan-
pada aplikasi probiotik bobot awal nya mampu mendukung
rata-rata 0,046±0,005 gram dan pertumbuhan benih lele Sangkuriang.
panjang 1,5±0,8 cm dan setelah Parameter kualitas air media
dipelihara 45 hari memiliki bobot pemeliharaan selama penelitian pada
rata-rata 4,367±0,006 gram dan masing-masing media budidaya
panjang rata-rata 15,34±0,3 cm. (dengan teknik probiotik dan tanpa
Peningkatan bobot yang dialami teknik probiotik) jika dibandingkan
yaitu 4,321 gram dan peningkatan dengan nilai parameter kualitas air
panjang 13,84 cm. Sementara itu, menurut kelayakan pustaka masih
pada media tanpa probiotik, benih dalam kisaran yang layak untuk
lele sangkuriang yang memiliki kegiatan budidaya lele sangkuriang.
bobot awal rata-rata 0,046±0,005 Akan tetapi secara umum terjadi
gram dan panjang 1,5±0,8 cm, fluktuasi, namun perubahan yang
setelah 45 hari terjadi peningkatan terjadi masih berada dalam batas
menjadi 2,908 ±007 gram dan toleransi untuk kehidupan benih lele

5
PENA Akuatika Volume 14 No. 1 – September 2016

Sangkuriang. Menurut Hepher yang memanipulasi kepadatan dan


(1978) bahwa intensifikasi budidaya aktivitas mikroba sebagai suatu cara
dapat berhasil tanpa menurunkan laju mengontrol kualitas air dengan
pertumbuhan apabila dilakukan mentransformasikan amonium
pengawasan terhadap empat faktor menjadi protein mikrobial agar
lingkungan yaitu suhu, pakan, suplai mampu mengurangi residu dari sisa
oksigen, dan limbah metabolisme. Di pakan. Teknik probiotik bertujuan
sisi lain Effendi (2003), menyatakan meningkatkan efisiensi pemanfaatan
bahwa bahwa pertumbuhan ikan pakan dengan pembentukan
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu biomassa mikroba makroagregat dari
faktor dalam dan faktor luar. Faktor bahan organik dan senyawa terlarut
dalam umumnya adalah faktor yang (Serfling, 2006). Manfaat
sukar dikontrol seperti sifat genetik, penggunaan teknologi probiotik
umur, dan jenis kelamin, sedangkan apabila diaplikasikan dengan tepat
faktor luar adalah makanan dan adalah meminimalisir pergantian air
kualitas perairan. atau bahkan tidak ada pergantian air
Dalam kegiatan alih dalam sistem budidaya sehingga
teknologi ini telah diterapkan teknologi ini ramah lingkungan.
teknologi probiotik dan ternyata Pakan yang digunakan pun menjadi
teknik tersebut mampu memberikan lebih sedikit jika dibandingkan
hasil yang lebih baik dibandingkan dengan tanpa teknik probiotik.
pada budidaya benih lele
sangkuriang yang tanpa probiotik. SIMPULAN
Teknologi probiotik adalah suatu Berdasarkan hasil penelitian
sistem budidaya bakteri heterotrof dapat disimpulkan bahwa penerapan
dan alga dalam suatu gumpalan flocs teknik probiotik pada air media
secara terkontrol dalam suatu wadah budidaya memberikan pengaruh
budidaya (Schryver et al., 2008). yang lebih baik terhadap peningkatan
Selanjutnya Avnimelech & Kochba, pertumbuhan panjang dan bobot
(2009) menyatakan bahwa teknik benih lele sangkuriang jika
probiotik merupakan suatu sistem dibandingkan tanpa teknik probiotik.

6
PENA Akuatika Volume 14 No. 1 – September 2016

UCAPAN TERIMA KASIH primary nutritional value of


the bioflocs. Thesis. Faculty
Penulis menyampaikan
of Bioscience Engineering.
terima kasih kepada Direktorat Riset Ghent University. Belgium.
dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Hari B, Kurup BM, Varghese JT,
Kementerian Riset, Teknologi, dan Schrama JW, & Verdegem
MCJ. 2006. The effect of
Pendidikan Tinggi yang telah
carbohydrate addition on
membiayai kegiatan alih teknologi water quality and the
nitrogen budget in extensive
ini melalui kompetitif pengabdian
shrimp culture sistems.
kepada masyarakat skim IbM tahun Aquaculture 252, 248-263.
anggaran 2016.
Hepher, B. 1978. Nutrition on pond
fisheries. Cambridge
DAFTAR PUSTAKA
University Press. Cambridge
Avnimelech Y. & Kochba M. 2009. USA, 388 pp.
Evaluation of nitrogen
uptake andexcretion by Kuhn DD, Boardman GD, Lawrence
tilapia in bio floc tanks, AL, Marsh L, & Flick Jr. GJ.
using 15N tracing. 2009. Microbial floc meal as
Aquaculture 287:163-168. a replacement ingredient for
fish meal and soybean
Boyd CE. 1990. Water Quality protein in shrimp feed.
Management in Aquaculture Aquaculture 296, 51-57.
and Fisheries Science.
Amsterdam: Elsevier Schryver PD, Crab R, Defoirdt T,
Scientific Publishing Boon N, & Verstraete W.
Company. 3125p. 2008. The basics of bio-flocs
technology: The added value
Craigh S. & Helfrich LA. 2002. for aquaculture. Aquaculture
Understanding Fish 277: 125-137.
Nutrition, Feeds, and
Feeding, Viginia Coperative Serfling SA. 2006. Microbial flocs:
Extension Service. Natural treatment method
Publication 420-256: 1-4. supports freshwater, marine
species in recirculating
Effendi, MI. 2003. Biologi sistems. Global Aquaculture
Perikanan. Bandung: Advocate June 2006: 34-36.
Yayasan Pustaka Nusantara.
Stickney RR. 2005. Aquaculture: An
Ekasari J. 2008. Bioflocs technology: Introductory Text. Oxford:
the effect of different carbon CABI Publishing, 265 p.
source, salinity and the
addition of probiotics on the

7
PENA Akuatika Volume 14 No. 1 – September 2016

SNI 01-6483.4-2000 tentang harvest/biofloc sistem


Budidaya Ikan Lele. BSN. promising for Pacific white
Diakses tanggal 10 Agustus shrimp. Global Aquaculture
2016.
Advocate Magazine.
Taw N, Fuat J, Tarigan N, & September/ October 2008:
Sidabutar K. 2008. Partial 84-86.

Anda mungkin juga menyukai