ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar pemberian Effective microorganism
(EM4) untuk menghasilkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan Gurami yang
optimal. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Basah (Wet lab) Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muhammadiyah Pontianak Provinsi Kalimantan
Barat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan
3 ulangan dengan konsentrasi EM4 antara lain adalah perlakuan A (kontrol), B ( 4 Ml/Kg
Pakan), C ( 6 Ml/Kg Pakan) dan D ( 8 Ml/Kg Pakan ). Parameter pengamatan yang
dilakukan adalah laju pertumbuhan spesifik (SGR), Efiensi Pakan, kelangsungan hidup (SR),
dan kualitas air. Hasil dari pengamatan menunjukan penambahan effective microorganism
(EM4) pada Perlakuan D ( 8 Ml/Kg Pakan ) dapat meningkatkan pertumbuhan dan
kelangsungan hidup benih ikan gurame tertinggi. Hal ini dikarenakan EM4 adalah suatu
produk yang mengandung mikroorganisme hidup dan non pathogen, yang apabila
dicampurkan pada pakan dapat meningkatkan pertumbuhan, efisiensi pakan, dan
kelangsungan hidup benih ikan gurame.
Kata kunci : EM4, Gurami,, pertumbuhan, kelangsungan hidup
PENDAHULUAN
Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar,
yang sangat disukai oleh masyarakat karena dagingnya yang enak dan tebal. Gurami
mempunyai prospek untuk dikembangkan karena selain mempunyai nilai ekonomis tinggi
10
ISSN 2685-645X Borneo Akuatika
eISSN 2685-6468 Volume 4, Nomor 1, April 2022, Halaman 10-17
juga mempunyai keunggulan lain yaitu mudah dikembangbiakan secara alami dan dapat
hidup diperairan tergenang (Jangkaru 2000). Ikan Gurami merupakan ikan konsumsi yang
sangat banyak di budidayakan karena proses pembudidayaannya yang relatif sederhana. Data
Statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2017 tercatat jumlah
produksi ikan gurami Kalimanntan Barat sebesar 2.102.88 kg. Namun, Ikan gurami memiliki
pertumbuhan yang sangat lambat dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lainnya.
Pertumbuhan yang lambat dan tingkat kelangsungan hidup yang rendah yaitu hanya 50 %
merupakan permasalahan yang dihadapi dalam budidaya Ikan gurami (Arlia, 1994 dalam
Aslamyah 2011). Hasil penelitian nutrisi ikan gurami membuktikan bahwa ikan gurami
memiliki potensi tumbuh yang tinggi apabila dilakukan perbaikan nutrisinya pada setiap
tahapan pemeliharaannya (Mokoginta, 1996). Namun demikian, masih perlu dilakukan
upaya-upaya selain melalui pendekatan nutrisi juga dengan cara penambahan probiotik pada
pakan yang digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ikan gurami, agar penggunaan
pakan buatan lebih efisien, serta tingkat kelangsungan hidup dapat ditingkatkan (Aslamyah
2011).
Menurut Soeharsono (2010) Probiotik adalah suatu produk yang mengandung
mikroorganisme hidup dan non patogen, yang diberikan pada organisme untuk memperbaiki
pertumbuhan, efisiensi konversi pakan, dan kesehatan organisme. Pemberian probiotik
dalam akuakultur dapat diberikan melalui pakan, air sebagai media budidaya, maupun melalui
perantara pakan hidup seperti Rotifer dan Artemia (Ahmadi, 2012). Pemberian probiotik
dalam pakan berpengaruh dalam saluran pencernaan, sehingga akan sangat membantu
proses penyerapan makanan dalam pencernaan ikan. Bakteri probiotik menghasilkan enzim
yang mampu mengurai senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga
lebih mudah digunakan oleh ikan. Beberapa enzim exogenous yang dihasilkan untuk
mencerna pakan oleh bakteri probiotik adalah amylase, protease, lipase, dan selulase (Kumar
et al. 2008 dan Wang et al. 2008 dalam Ahmadi 2012).
Pemberian probiotik dalam pakan secara umum ditujukan untuk memberikan kesehatan pada
saluran pencernaan melalui keseimbangan bakteri dalam saluran pencernaan dan stimulasi
fungsi imun (Soeharsono 2010). Dalam meningkatkan nutrisi pakan, bakteri yang terdapat
dalam probiotik memiliki mekanisme dalam menghasilkan beberapa enzim exogenous untuk
pencernaan pakan seperti amylase, protease, lipase, dan selulase ( Ahmadi 2012). Jenis enzim
exogenous tersebut akan membantu jenis enzim endogenous di inang untuk menghidrolisis
pakan. Bakteri yang terkandung dalam probiotik yang digunakan adalah bakteri Rhodobacter
sp, Lactobacillus sp, Acetobacter sp dan Sacharomices cerevicae
Mekanisme kerja probiotik yaitu menyeimbangkan mikroflora usus, mikroorganisme
menguntungkan dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme merugikan sehingga
mikroorganisme menguntungkan dapat bekerja dengan optimal sehingga pakan yang
diberikan dapat dicerna dengan baik (Soeharsono 2010). Hasil penelitian Banjarnahor, et al.
(2015) tentang Pengaruh Pemberian Probiotik EM4 (Effective Microorganism-4) pada Pakan
Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Sangkuriang (Clarias
Gariepinus). Secara deskriptif Data pertumbuhan bobot selama pemeliharaan di peroleh bobot
rata-rata tertinggi pada perlakuan P3 sebesar 14,68 g dengan perlakuan jumlah EM4
sebanyak 6 ml/kg pakan, sementara pertumbuhan bobot terendah di peroleh pada perlakuan K
(kontrol) sebesar 10.23 g, sedangkan pada perlakuan P1 sebesar 11.64 g dan P2 sebesar 12.54
g.
Penelitian tentang pengaruh probiotik komersial pada pakan buatan terhadap
pertumbuhan, efisiensi pemanfaatan pakan, dan kelulushidupan benih ikan gurami telah
pernah dilakukan oleh Suminto, et al. (2015) namun probiotik yang digunakan menggunakan
tiga probiotik yang berbeda dengan dosis yang sama, sehingga perlu di lakukan penelitian
11
ISSN 2685-645X Borneo Akuatika
eISSN 2685-6468 Volume 4, Nomor 1, April 2022, Halaman 10-17
lebih lanjut mengenai pengaruh penambahan probiotik pada pakan terhadap pertumbuhan dan
kelangsungan hidup benih ikan gurami dengan dosis yang berbeda menggunakan satu jenis
probiotik.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan selama ± 50 hari, 5 hari persiapan dan 45 hari,
pengamatan bertempat di Laboratorium Basah (Wet lab) Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Muhammadiyah Pontianak yang terletak di Kecamatan Sungai
Ambawang Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat. Adapun alat yang digunakan
dalam penelitian skripsi ini adalah Akuarium berukuran 30 cm x 30 cm x 30 cm sebanyak 12
buah, thermometer, DO meter, pH meter, Blower sebanyak 1 buah, selang aerasi, timbangan
digital, Ammonia test kit, Pipet tetes.
Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
empat perlakuan dan tiga kali ulangan.
Perlakuan A : pakan tanpa penambahan probiotik (kontrol)
Perlakuan B : pakan dengan penambahan probiotik 4 ml/kg pakan
Perlakuan C : pakan dengan penambahan probiotik 6 ml/kg pakan
Perlakuan D : pakan dengan penambahan probiotik 8 ml/kg pakan
Pada tahap ini dilakukan pertama kali adalah persiapan wadah. Wadah yang
digunakan adalah Akuarium berukuran 30 cm x 30 cm x 30 cm sebanyak 12 buah, Wadah
penelitian yang berupa Akuarium diisi dengan air dengan ketinggian 20 cm dan dipasang
aerasi. Benih Ikan Gurame yang digunakan berasal dari Balai Budidaya Ikan Sentral (BBIS)
Anjongan, Kalimantan Barat. Ikan yang digunakan berukuran rata-rata 3 - 5 cm per ekor.
Setiap akuarium diisi benih ikan gurame sebanyak 10 ekor. Kemudian Persiapan pakan uji
dilakukan dengan cara pakan ditimbang sebanyak 5 % dari total bobot ikan pada setiap
perlakuan. kemudian siapkan dosis probiotik sesuai dengan perlakuan yang akan dilakukan,
lalu probiotik dilarutkan dalam akuades sebanyak 30 % dari total bobot pakan dari tiap
perlakuan. setelah itu pakan dicampur dengan probiotik yang telah dilarutkan menggunakan
akuades dengan cara disemprotkan / spray kemudian di inkubasi dalam suhu ruangan selama
30 menit. Ikan dipelihara selama 5 hari sampai kondisinya benar-benar stabil dengan nafsu
makan yang tinggi dan tidak terjadi kematian. Selama proses adaptasi, pada hari 1 sampai
hari 5 ikan diberi pakan komersil tanpa penambahan probiotik. Selanjutnya pada hari ke 6
sampai dengan 50 hari, ikan diberi pakan perlakuan yang dicampur dengan Probiotik. Pakan
diberikan sebanyak 5 % dari bobot tubuh dengan frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari
yaitu pada pagi, siang dan sore hari. Dan penyimponan akuarium di lakukan setiap 15 hari
sekali, air di kurangi sebanyak 30 % pada saat penyimponan kemudian air di tambahkan
kembali sebanyak 30 % dan pengamatan laju pertumbuhan berat spesifik, pertumbuhan
panjang spesifik, efisiensi pakan, kelangsungan hidup, dan kualitas air dilakukan setiap 15
hari sekali.
12
ISSN 2685-645X Borneo Akuatika
eISSN 2685-6468 Volume 4, Nomor 1, April 2022, Halaman 10-17
Keterangan : Nilai Rata – rata yang diikuti huruf yang sama berbeda tidak nyata menurut
uji Beda Nyata Terkecil (BNT) karena uji ini dapat dikatakan juga berketelitian Sedang
4.50
3.92+0,38
4.00 3.55+0,48
Laju Pertumbuhan Berat Spesifik
3.50
2.78+0,22 2.90+0,21
3.00
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
A (Kontrol) B (4 ml/kg C (6 ml/kg D (8 ml/kg
pakan) pakan) pakan)
Perlakuan
Efisiensi Pakan
Efisiensi pakan adalah perbandingan antara bobot tubuh yang dihasilkan dengan
jumlah pakan yang diberikan. Efisiensi penggunaan pakan oleh ikan menunjukan nilai
(presentase) makanan yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh ikan Buwono (2000). Efisiensi
pakan berbanding lurus dengan pertambahan bobot tubuh, sehingga semakin tinggi nilai
pemberian pakan berarti semakin efisien ikan memanfaatkan pakan yang dikonsumsi untuk
pertumbuhan (Djadjasewaka 1985).
Nilai efisiensi pakan yang diperoleh selama penelitian berbeda sangat nyata antara perlakuan
kontrol dengan perlakuan penambahan probiotik. Hal ini disebabkan karena ikan yang
13
ISSN 2685-645X Borneo Akuatika
eISSN 2685-6468 Volume 4, Nomor 1, April 2022, Halaman 10-17
digunakan masih berada pada stadia benih dan waktu pemeliharaan dilakukan selama 45 hari
sehingga nilai efisiensi pakan terlihat signifikan karena pakan telah ditambah probiotik.
Tabel 3.2 Rata–rata nilai efisiensi pakan Benih Ikan Gurame selama Penelitian
Keterangan : Nilai Rata – rata yang diikuti huruf yang sama berbeda tidak nyata menurut
uji Duncan karena uji ini dapat dikatakan teliti
Pengamatan terhadap tingkat efisiensi pakan yang diperoleh pada seluruh perlakuan
rata-rata berkisar antara 43,07 % - 75,09 % (Tabel 4.2). Nilai tersebut berada pada kisaran
yang baik, karena menurut pernyataan Craig dan Helfrich (2002) bahwa pakan dikatakan baik
apabila nilai efisiensi pemberian pakan lebih dari 50% atau bahkan mendekati 100%.
Perlakuan D menunjukkan nilai efisiensi pakan tertinggi yaitu 75,09 % (Gambar 3.2).
Tabel 3.3 Rata–rata Kelangsungan Hidup Benih Ikan Gurame selama Penelitian
Perlakuan Rata – rata (SR) / SD
A (Kontrol) 60 ± 10a
B ( 4 ml/kg Pakan) 66,67 ± 5,77a
C ( 6 ml/kg Pakan) 76,67 ± 5,77b
Keterangan : Nilai Rata – rata yang diikuti huruf yang sama berbeda tidak nyata menurut
uji Beda Nyata Terkecil (BNT) karena uji ini dapat dikatakan juga berketelitian Sedang
14
ISSN 2685-645X Borneo Akuatika
eISSN 2685-6468 Volume 4, Nomor 1, April 2022, Halaman 10-17
Saran
Berdasarkan hasil penelitian sebaiknya penggunaan probiotik dalam pakan untuk
benih ikan gurame sebanyak 8 ml/kg pakan, namun untuk mengetahui konsentrasi yang
optimum mengenai penggunaan probiotik perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan
konsentrasi yang lebih tinggi. Penelitian mengenai benih ikan gurame sebaiknya dilakukan
di kolam dan masa pemeliharaan untuk benih ikan gurame lebih dari 45 hari agar
hasil yang diperoleh maksimal dan terlihat pengaruh yang diberikan setiap perlakuannya.
DAFTAR PUSTAKA
Aquarista, F., Iskandar dan V. Subhan. 2012. Pemberian Probiotik Dengan Carier
Zeolit Pada Pembesaran Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Jurnal
Perikanan dan Kelautan. 3 (4) : 133-140. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Unpad. ISSN : 2088-3137
15
ISSN 2685-645X Borneo Akuatika
eISSN 2685-6468 Volume 4, Nomor 1, April 2022, Halaman 10-17
Aslamyah, S. 2007. Pengaruh Feed Additif Mikrob Bacillus sp. dan Carnobacterium sp.
Pada Kadar Glukosa Darah dan Laju Metabolisme Serta Neraca Energi
Ikan Gurame (Osphronemus gouramy lac.) Fase Omnivora. Tesis. Program
Pasca Sarjana. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universtias Hassanuddin
(UNHAS). Makassar
Arief, M., N. Fitriani dan S. Surbakti. 2014. Pengaruh Pemberian Probiotik Berbeda
Pada Pakan Komersial Terhadap Pertumbuhan dan Efesiensi Pakan Ikan Lele
Sangkuriang. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 6 (1) :49-51
Bachtiar, Y. 2010. Budidaya dan Bisnis Gurami. Agro Media Pustaka. Jakarta
Dalimunthe. 2010. Pengaruh Perbedaan Suhu Terhadap Penetasan Telur Ikan Gurami
(Osphronemus gouramy, Lac). Skripsi S1 tidak dipublikasikan, Jurusan
Budidaya Perairan, Universitas Batanghari Jambi.
Effendi, M. I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantama. Bogor. 162 hlm
Fuller, R. 1989. Probiotic in man and animal. J. Appl. Bacteriol., 66: 365-378. 1992.
Probiotics the Scientific Basis. Chapman and Hall, London.
Kordi, M. Ghufron dan Andi. 2007. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Media
Budidaya Perairan. Rineka Cipta. Jakarta.
Muchlisin, Z.A., A.A. Arisa, A.A. Muhammadar, N. Fadli, I.I Arisa dan M.N. SitiAzizah.
2016. Growth performance and feed utilization of keureling (Tortambra)
fingerlings fed a formulated diet with different doses of vitamin E (alpha-
tocopherol). Archives of Polish Fisheries, 23: 47–52.
16
ISSN 2685-645X Borneo Akuatika
eISSN 2685-6468 Volume 4, Nomor 1, April 2022, Halaman 10-17
Muhammad azwan Fajri, et al. (2015) tentang Penambahan Probiotik dalam pakan
terhadap pertumbuhan dan efisiensi pakan benih Ikan Baung (Hemibagrus
nemurus) Jurnal Faculty of Fisheries and marine Sciences University of Riau.
Mulyadi, A.E. 2001. Pengaruh Pemberian Probiotik Pada Pakan Komersil Terhadap Laju
Pertumbuhan Benih Ikan Patin Siam (Pangasius hypopthalamus). Skripsi.
Fakultas
Soeharsono. 2010. Probiotik Basis Ilmiah, Aplikasi dan Aspek Praktis. Widya
Padjadjaran. Bandung. 238 hlm
Thermo Fisher Scientific [TFS]. 2008. Water Quality & Aquaculture. Eutech
Insruments. Ayer Rajah, S ingapore.
Zenneveld, N,. E. A. Huisman dan J. H. Boon. 1991. Prinsip-prinsip budidaya ikan. PT.
Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.
17