heri113121@gmail.com
ABSTRAK
Pakan dalam budidaya lele menjadi faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan budidaya.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pertumbuhan dan sintasan pada pendederan ikan lele
dumbo melalui penambahan tepung daun singkong pada pakan. Penelitian ini menggunakan uji
T (one sample T test) untuk membandingkan perlakuan dengan pemberian pakan organik dan
pakan komersil yang terdiri dari 3 ulangan. Dosis pemberian pakan yaitu 3% dari bobot ikan
selama 30 hari pemeliharaan dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 kali sehari.
Parameter yang diamati meliputi pertumbuhan bobot dan sintasan serta suhu, pH, DO dan NH3,
pada ikan lele dumbo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan organik pada
kolam pendederan ikan lele dumbo tidak memberikan pengaruh terhadap parameter
pertumbuhan bobot dan sintasan yang diamati. Secara keseluruhan perlakuan pakan dengan
penambahan tepung daun singkong menunjang pertumbuhan ikan lele yang dapat dilihat pada
pertumbuhan bobot ikan lele yang semakin meningkat selama pemeliharaan.
Kata Kunci: Pakan organik, Ikan lele dumbo, bobot, sintasan.
ABSTRACT
Feed in the cultivation of catfish become the main factor affect the success of cultivation. This
study aims to reveal and survival of nursery thorugh adding leaf cassava dust to feed. This study
uses a T test (one sample T test) to compare treatments with the provision of organic feed and
commercial feed consisting of 3 replications. The dose of feeding is 3% of the weight of the fish
for 30 days of maintenance with the frequency of feeding twice a day. Parameters observed
included weight growth and survival as well as temperature, pH, DO and NH3 of catfish. The
results showed that the provision of organic feed in the African catfish nursery did not have an
effect on the parameters of weight growth and survival. Overall treatment of feed with the addition
of cassava leaf flour supports catfish growth which can be seen in the growth of catfish weight
which increases during maintenance.
Keywords: organic feeds, catfish, weight, survival.
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S170 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182
Indonesia membudidayakan ikan lele dan 70 % biaya produksi yang dikeluarkan oleh
juga merupakan salah satu jenis ikan air pembudidaya (Sahwan, 2004). Pakan
tawar yang sangat digemari oleh adalah salah satu faktor utama yang harus
masyarakat. Pengembangan usaha ikan lele diperhatikan untuk pertumbuhan ikan lele
dapat dilakukan mulai dari usaha benih dumbo. Ketersediaan pakan dalam jumlah
sampai dengan ukuran konsumsi yang yang cukup, tepat waktu,
dapat menguntungkan pada setiap berkesinambungan, memenuhi syarat gizi,
segmennya (Kholish, 2011). Selain untuk mudah dicerna dan disukai ikan merupakan
konsumsi lokal, pasar ikan lele sudah mulai faktor yang sangat penting dalam budidaya
diekspor dengan permintaan yang cukup ikan secara intensif.
besar. Salah satu cara untuk menekan
Berdasarkan data statistik biaya produksi adalah memanfaatkan
Perikanan budidaya Kementerian Kelautan sumber bahan baku lokal yang melimpah,
dan Perikanan tahun 2014, kontribusi murah dan masih memiliki nilai gizi yang
produksi ikan lele di Kabupaten Bogor cukup. Hijauan dalam bentuk basah
sebesar 11,72% terhadap produksi ikan lele maupun tepung merupakan salah satu
nasional. Selama lima tahun terakhir, sumber protein yang murah dan dapat
produksi lele juga terus mengalami digunakan untuk mengurangi penggunaan
peningkatan dengan kenaikan rata-rata 30% tepung ikan.
per tahun. Produksi komoditas unggulan Beberapa penelitian telah dilakukan
ikan lele di Kawasan minapolitan pada untuk mengeksplor sumber bahan baku
tahun 2015 juga menunjukkan angka nabati untuk pemenuhan kebutuhan protein
tertinggi dibandingkan produksi ikan lainnya antara lain berasal dari tepung daun
yaitu sebesar 260.600 ton (900.000 ton singkong (Listiowati dan Taufik, 2014). Daun
pada tahun 2014 dari produksi ikan lele di singkong mengandung kadar protein yang
kabupaten Bogor) (Badan Pusat Statistik, cukup tinggi yaitu sekitar 27,28% (Iriyanti,
2014). 2012). Tingginya kandungan protein daun
Budidaya ikan lele dumbo dapat singkong mungkinkan untuk dijadikan
dilakukan pada lahan sempit. Ikan lele sebagai bahan dalam pembuatan pakan
dumbo termasuk ikan yang tahan terhadap ikan lele.
kondisi oksigen yang sangat rendah. Manajemen budidaya ikan yang
Perkembangan budidaya yang pesat tanpa baik selain memperhatikan nutrisi dan jenis
didukung pengelolaan induk yang baik bahan baku dalam pakan juga perlu
menyebabkan ikan lele dumbo mengalami memperhatikan alokasi pemberian pakan.
penurunan kualitas karena adanya Pemberian pakan dalam jumlah berlebih
perkawinan sekerabat (inbreeding) akanmenyebabkan sisa pakan dalam air
(Hernowo, 1999). kolam menumpuk yang dapat
Pakan merupakan unsur terpenting mempengaruhi kondisi kualitas air.
dalam proses budidaya yang dapat Dekomposisi dari sisa pakan yang
menunjang pertumbuhan dan kelangsungan menumpukakan menghasilkan racun dan
hidup ikan budidaya. Pakan pada suatu penyebab timbulnya penyakit (Patang,
proses budidaya menghabiskan sekitar 60 – 2016).
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182 S171
Bahan sumber protein nabati tepung ikan, tepung jagung, ampas tahu
diperoleh dari tanaman. Bagian tanaman dan dedak. Sampel air dan tanah sebagai
yang banyak mengandung protein terutama media pemeliharaan, pakan komersil (inova)
bagian biji dan daun. Daun dari beberapa yang di peroleh di pasaran serta bahan
jenis tanaman yang mengandung protein untuk menganalisis kualitas air di
tinggi, salah satu diantaranya adalah daun laboratorium.
singkong (Manihot utilisima). Daun singkong Peralatan yang digunakan dalam
pada umumnya memiliki kandungan protein penelitian ini adalah wadah pemeliharaan
berkisar antara 20-27% dari bahan kering berupa styrofoam berukuran 70 x 40 x 35
(Marhaeniyanto, 2007). cm, aerator, batu aerasi, selang aerasi,
Bermacam-macam bahan baku timbangan analitik, seser, pH meter, DO
yang digunakan dalam pembuatan pakan meter, termometer, botol sampel 500 ml,
memungkinkan memberikan hasil yang coolbox, spektrofotometer dan peralatan
berbeda dari pakan yang dibuat termasuk analisis kimia lainnya.
pakan buatan yang menggunakan bahan Metode Penelitian
baku daun singkong apabila diaplikasikan
ke dalam kolam pendederan ikan lele. Oleh Jenis Penelitian dan Desain Penelitian
karena itu perlu dilakukan penelitian untuk Penelitian yang akan dilaksanakan
mengetahui sejauh mana pengaruh adalah penelitian eksperimen dengan
penambahan daun singkong sebagai bahan menggunakan uji T (One Sample T Test)
pembuatan yang diperlukan untuk untuk membandingkan perlakuan dengan
meningkatkan pertumbuhan dan sintasan pemberian pakan yang dibuat dengan
pada pendederan ikan lele dumbo. penambahan tepung daun singkong dan
perlakuan pemberian pakan komersil.
BAHAN DAN METODE Terdapat 2 perlakuan dan 3 ulangan
Bahan dan Alat sehinggamemperoleh 6 unit percobaan.
Formulasi pembuatan pakan buatan dengan
Adapun bahan yang digunakan
penambahan tepung daun singkong
pada penelitian ini yaitu benih ikan lele
disajikan
dengan bobot 3,8 g/ind, bahan pembuatan
pakan antara lain tepung daun singkong,
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S172 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182
14 13.2
11.3
12
9.71 Pakan
10
(gram/ind.)
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182 S173
selama penelitian. Menurut Dani et al (2005) pemberian pakan komersil sebesar 9,4
semakin meningkat kualitas dan kuantitas g/ind. dengan laju pertumbuhan harian
protein pakan sehingga efektif untuk (LPH) sebesar 0,27 g/ind. dan laju
memacu pertumbuhan bobot ikan. pertumbuhan harian spesifik (Specific
Growth Rate (SGR)) sebesar 2,7%
Bobot mutlak ikan lele selama 35 hari
kemudian disusul oleh bobot mutlak ikan
pemeliharaan
lele dengan pemberian pakan organik
Meningkatnya laju pertumbuhan sebesar 3.95 g/ind. dengan LPH sebesar
bobot ikan lele otomatis mempengaruhi 0,11 g/ind. dan SGR sebesar 1,1%. Nilai
bobot mutlak ikan lele selama 35 hari rata-rata bobot mutlak, LPH dan SGR
pemeliharaan. Bobot mutlak rata-rata ikan disajikan pada Tabel 2.
lele tertinggi diperoleh pada perlakuan
Tabel 2. Bobot Mutlak, Laju Pertumbuhan Harian (LPH) dan Laju Pertumbuhan Harian Spesifik
(SGR) Ikan Lele
Bobot Laju Pertumbuhan Harian Specific Growth
Perlakuan Mutlak (g/ind.) (LPH) (g/ind.) Rate (SGR)
Pakan Buatan 3,95 0,11 1,1 %
Pakan Komersil 9,4 0,27 2,7 %
Sumber: Data primer, (2018)
Bobot mutlak yang dihasilkan pada Pertumbuhan mutlak ikan lele yang
perlakuan pakan buatan 3,95 g/ind jauh diperoleh dalam penelitian ini berkisar
lebih rendah terhadap perlakuan pakan antara 3,10-5.40 g/ind. dengan LPH berkisar
komersil yang berkisar 9,4 g/ind. Menurut 0,09-0,15 g/ind. Hasil tersebut lebih tinggi
Amri (2002) bahwa kekurangan lemak dari yang dilaporkan oleh Anggraeni dan
dalam pakan dapat menyebabkan Rahmiati (2016) yang mendapatkan
pertumbuhan bobot ikan menjadi lambat pertumbuhan mutlak ikan lele sebesar 1,44-
dan efisiensi pakan menjadi rendah 3,85 g/ind dengan perlakuan penggunaan
sedangkan karbohidrat merupakan salah ampas tahu sebesar 80% dan kepala ikan
satu komponen sumber energi bagi ikan, sebesar 20% sebagai pakan ikan lele. Hal
tetapi ikan masih dapat hidup tanpa ini disebabkan lemak pada ikan berperan
karbohidrat yang terkandung didalam sebagai kontrol energi dalam tubuh bila
pakan. Hal ini disebabkan lemak pada ikan dalam pakan kekurangan protein dan
berperan sebagai kontrol energi dalam karbohidrat.
tubuh bila dalam pakan kekurangan protein Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh
dan karbohidrat. Dalam hal ini menunjukkan energi dari pakan yang dikonsumsi. Pakan
bahwa antara protein. lemak dan yang dicerna akan menghasilkan pasokan
karbohidrat sangat dibutuhkan oleh ikan, energi yang dapat digunakan untuk
sebab ketiga komponen tersebut saling metabolisme tubuh dan sisanya akan
melengkapi untuk menjalankan fungsinya digunakan untuk pertumbuhan, seperti yang
masing-masing agar ikan dapat melakukan disebutkan oleh Trisnawati et al. (2014)
segala aktivitas hidupnya. Pertumbuhan terjadi apabila ada kelebihan
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S174 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182
energi bebas setelah energi yang tersedia pengaplikasian pakan buatan maupun
digunakan untuk pemeliharaan tubuh, pakan komersil menunjukkan hasil yang
metabolisme basal, dan aktivitas. Dalam baik.
Penelitian Sumpeno (2015), menjelaskan Nilai SR yang didapatkan pada
pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh dua perlakuan pengaplikasian pakan buatan
faktor, yaitu faktor internal yang meliputi sedikit lebih rendah dari perlakuan pakan
sifat genetik dan kondisi fisiologis ikan serta komersil. Nilai SR yang didapatkan untuk
faktor eksternal yang berhubungan dengan perlakuan berupa pakan buatan sebesar
pakan dan lingkungan. 96,67% sementara untuk perlakuan berupa
pengaplikasian pakan komersil didapatkan
Sintasan (SR) (%)
nilai SR sebesar 100%. Hasil analisis uji T
Sintasan/Survival Rate (SR) (one sample T test) tidak menunjukkan
merupakan perbandingan antara jumlah perbedaan nyata (P>0,05) terhadap SR ikan
individu yang hidup pada akhir lele untuk semua perlakuan. Tingginya SR
pemeliharaan dengan jumlah individu yang yang didapatkan untuk setiap perlakuan
hidup pada awal pemeliharaan.SR ikan lele membuktikan bahwa pengaplikasian jenis
yang diperoleh dari hasil penelitian berupa pakan baik pakan buatan maupun pakan
pengaplikasian pakan buatan dan komersil komersil dengan lama pemeliharaan 35 hari
dapat dilihat pada Gambar 2. mendukung sintasan ikan lele ditinjau dari
Sintasan/Survival Rate (SR) ikan lele pada segi kualitas air baik amonia, nitrit, nitrat,
setiap perlakuan baik perlakuan berupa suhu, DO maupun pH.
101.00
100.00
100
Survival Rate (SR) (%)
99.00
98.00
97.00
96.67
96.00
95.00
Pakan Buatan Pakan Komersil
Perlakuan
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182 S175
26 Pakan
26 26 26 26
Komersil
26
26
26
25
25
1 2 3 4 5
Waktu Pengamatan Minggu Ke-
Gambar 3. Suhu Air (0C) Selama 35 hari pemeliharan
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S176 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182
Pernyataan yang sama dikemukakan oleh berkisar antara 6,67-7,70 dengan pH rata-
Effendi (2003) bahwa peningkatan suhu rata 7,14 sementara perlakuan
juga menyebabkan peningkatan pengaplikasian pakan komersil berkisar
metabolisme dan respirasi organisme air antara 6,93-7,7 dengan pH rata-rata 7,33.
dan selanjutnya mengakibatkan Hasil analisis uji T (one sample T test) tidak
peningkatan konsumsi oksigen. terlihat adanya pengaruh yang nyata
(P>0,05) Tingkat keasaman (pH) untuk
Derajat Keasaman (pH) Selama 35 Hari
setiap perlakuan mengalami penurunan
Pemeliharaan
selama pemeliharaan seperti yang
Tingkat keasaman (pH) untuk ditunjukkan pada Gambar 4.
perlakuan pengaplikasian pakan buatan
Pakan Buatan
8.00
Pakan Komersil
7.80 7.77
Linear (Pakan Buatan)
7.60 7.70
7.47 Linear (Pakan Komersil)
7.40 7.40
7.30
7.20 7.17
7.07
pH
7.00
6.93
6.87 R² = 0.9687
6.80
6.67
6.60
R² = 0.9786
6.40
6.20
6.00
1 2 3 4 5
Waktu Pengamatan Minggu Ke-
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182 S177
7.13
R² = 0.9809
7.00
6.80
1 2 3 4 5
Waktu Pengamatan Minggu Ke-
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S178 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182
0.1
pakan buatan
0.09
0.087
pakan komersil
0.05 0.045
0.046
0.04
0.034
0.03
R² = 0.027
0.02
0.015 R² = 0.0679
0.004 0.013 0.012
0.01
0.003 0.002
0
1 2 3 4 5
Waktu Pengamatan Minggu ke-
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182 S179
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S180 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182 S181
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S182 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858