Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182 S169

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG DAUN SINGKONG (Manihot utillisima) PADA


PENDEDERAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) UNTUK MENINGKATKAN
PERTUMBUHAN DAN SINTASAN
THE EFFECT OF ADDING CASSAVA LEAF FLOUR (Manihot utillisima) ON NURSERY OF
AFRICAN CATFISH (Clarias gariepinus) TO INCREASE GROWTH AND SURVIVAL
Herianto1), Amirah2), Patang3)
1) Alumni Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian
2) dan3) Dosen PTP FT UNM

heri113121@gmail.com
ABSTRAK
Pakan dalam budidaya lele menjadi faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan budidaya.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pertumbuhan dan sintasan pada pendederan ikan lele
dumbo melalui penambahan tepung daun singkong pada pakan. Penelitian ini menggunakan uji
T (one sample T test) untuk membandingkan perlakuan dengan pemberian pakan organik dan
pakan komersil yang terdiri dari 3 ulangan. Dosis pemberian pakan yaitu 3% dari bobot ikan
selama 30 hari pemeliharaan dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 kali sehari.
Parameter yang diamati meliputi pertumbuhan bobot dan sintasan serta suhu, pH, DO dan NH3,
pada ikan lele dumbo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan organik pada
kolam pendederan ikan lele dumbo tidak memberikan pengaruh terhadap parameter
pertumbuhan bobot dan sintasan yang diamati. Secara keseluruhan perlakuan pakan dengan
penambahan tepung daun singkong menunjang pertumbuhan ikan lele yang dapat dilihat pada
pertumbuhan bobot ikan lele yang semakin meningkat selama pemeliharaan.
Kata Kunci: Pakan organik, Ikan lele dumbo, bobot, sintasan.
ABSTRACT
Feed in the cultivation of catfish become the main factor affect the success of cultivation. This
study aims to reveal and survival of nursery thorugh adding leaf cassava dust to feed. This study
uses a T test (one sample T test) to compare treatments with the provision of organic feed and
commercial feed consisting of 3 replications. The dose of feeding is 3% of the weight of the fish
for 30 days of maintenance with the frequency of feeding twice a day. Parameters observed
included weight growth and survival as well as temperature, pH, DO and NH3 of catfish. The
results showed that the provision of organic feed in the African catfish nursery did not have an
effect on the parameters of weight growth and survival. Overall treatment of feed with the addition
of cassava leaf flour supports catfish growth which can be seen in the growth of catfish weight
which increases during maintenance.
Keywords: organic feeds, catfish, weight, survival.

PENDAHULUAN komoditas perikanan yang memiliki prospek


cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele
Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus)
merupakan komoditas unggulan. Dikatakan
merupakan ikan jenis air tawar yang mudah
unggulan karena hampir setiap daerah di
di temui dimana saja dan salah satu satu

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S170 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182

Indonesia membudidayakan ikan lele dan 70 % biaya produksi yang dikeluarkan oleh
juga merupakan salah satu jenis ikan air pembudidaya (Sahwan, 2004). Pakan
tawar yang sangat digemari oleh adalah salah satu faktor utama yang harus
masyarakat. Pengembangan usaha ikan lele diperhatikan untuk pertumbuhan ikan lele
dapat dilakukan mulai dari usaha benih dumbo. Ketersediaan pakan dalam jumlah
sampai dengan ukuran konsumsi yang yang cukup, tepat waktu,
dapat menguntungkan pada setiap berkesinambungan, memenuhi syarat gizi,
segmennya (Kholish, 2011). Selain untuk mudah dicerna dan disukai ikan merupakan
konsumsi lokal, pasar ikan lele sudah mulai faktor yang sangat penting dalam budidaya
diekspor dengan permintaan yang cukup ikan secara intensif.
besar. Salah satu cara untuk menekan
Berdasarkan data statistik biaya produksi adalah memanfaatkan
Perikanan budidaya Kementerian Kelautan sumber bahan baku lokal yang melimpah,
dan Perikanan tahun 2014, kontribusi murah dan masih memiliki nilai gizi yang
produksi ikan lele di Kabupaten Bogor cukup. Hijauan dalam bentuk basah
sebesar 11,72% terhadap produksi ikan lele maupun tepung merupakan salah satu
nasional. Selama lima tahun terakhir, sumber protein yang murah dan dapat
produksi lele juga terus mengalami digunakan untuk mengurangi penggunaan
peningkatan dengan kenaikan rata-rata 30% tepung ikan.
per tahun. Produksi komoditas unggulan Beberapa penelitian telah dilakukan
ikan lele di Kawasan minapolitan pada untuk mengeksplor sumber bahan baku
tahun 2015 juga menunjukkan angka nabati untuk pemenuhan kebutuhan protein
tertinggi dibandingkan produksi ikan lainnya antara lain berasal dari tepung daun
yaitu sebesar 260.600 ton (900.000 ton singkong (Listiowati dan Taufik, 2014). Daun
pada tahun 2014 dari produksi ikan lele di singkong mengandung kadar protein yang
kabupaten Bogor) (Badan Pusat Statistik, cukup tinggi yaitu sekitar 27,28% (Iriyanti,
2014). 2012). Tingginya kandungan protein daun
Budidaya ikan lele dumbo dapat singkong mungkinkan untuk dijadikan
dilakukan pada lahan sempit. Ikan lele sebagai bahan dalam pembuatan pakan
dumbo termasuk ikan yang tahan terhadap ikan lele.
kondisi oksigen yang sangat rendah. Manajemen budidaya ikan yang
Perkembangan budidaya yang pesat tanpa baik selain memperhatikan nutrisi dan jenis
didukung pengelolaan induk yang baik bahan baku dalam pakan juga perlu
menyebabkan ikan lele dumbo mengalami memperhatikan alokasi pemberian pakan.
penurunan kualitas karena adanya Pemberian pakan dalam jumlah berlebih
perkawinan sekerabat (inbreeding) akanmenyebabkan sisa pakan dalam air
(Hernowo, 1999). kolam menumpuk yang dapat
Pakan merupakan unsur terpenting mempengaruhi kondisi kualitas air.
dalam proses budidaya yang dapat Dekomposisi dari sisa pakan yang
menunjang pertumbuhan dan kelangsungan menumpukakan menghasilkan racun dan
hidup ikan budidaya. Pakan pada suatu penyebab timbulnya penyakit (Patang,
proses budidaya menghabiskan sekitar 60 – 2016).

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182 S171

Bahan sumber protein nabati tepung ikan, tepung jagung, ampas tahu
diperoleh dari tanaman. Bagian tanaman dan dedak. Sampel air dan tanah sebagai
yang banyak mengandung protein terutama media pemeliharaan, pakan komersil (inova)
bagian biji dan daun. Daun dari beberapa yang di peroleh di pasaran serta bahan
jenis tanaman yang mengandung protein untuk menganalisis kualitas air di
tinggi, salah satu diantaranya adalah daun laboratorium.
singkong (Manihot utilisima). Daun singkong Peralatan yang digunakan dalam
pada umumnya memiliki kandungan protein penelitian ini adalah wadah pemeliharaan
berkisar antara 20-27% dari bahan kering berupa styrofoam berukuran 70 x 40 x 35
(Marhaeniyanto, 2007). cm, aerator, batu aerasi, selang aerasi,
Bermacam-macam bahan baku timbangan analitik, seser, pH meter, DO
yang digunakan dalam pembuatan pakan meter, termometer, botol sampel 500 ml,
memungkinkan memberikan hasil yang coolbox, spektrofotometer dan peralatan
berbeda dari pakan yang dibuat termasuk analisis kimia lainnya.
pakan buatan yang menggunakan bahan Metode Penelitian
baku daun singkong apabila diaplikasikan
ke dalam kolam pendederan ikan lele. Oleh Jenis Penelitian dan Desain Penelitian
karena itu perlu dilakukan penelitian untuk Penelitian yang akan dilaksanakan
mengetahui sejauh mana pengaruh adalah penelitian eksperimen dengan
penambahan daun singkong sebagai bahan menggunakan uji T (One Sample T Test)
pembuatan yang diperlukan untuk untuk membandingkan perlakuan dengan
meningkatkan pertumbuhan dan sintasan pemberian pakan yang dibuat dengan
pada pendederan ikan lele dumbo. penambahan tepung daun singkong dan
perlakuan pemberian pakan komersil.
BAHAN DAN METODE Terdapat 2 perlakuan dan 3 ulangan
Bahan dan Alat sehinggamemperoleh 6 unit percobaan.
Formulasi pembuatan pakan buatan dengan
Adapun bahan yang digunakan
penambahan tepung daun singkong
pada penelitian ini yaitu benih ikan lele
disajikan
dengan bobot 3,8 g/ind, bahan pembuatan
pakan antara lain tepung daun singkong,

Tabel 1. Formulasi Pakan Buatan


Komposisi (100%)
Jenis Bahan Jumlah
Kadar Protein Lemak Serat Kadar
Baku (%) BETN
Air Kasar Kasar Kasar Abu
Tepung Ikan 25 9,76 47,5 1,78 0,78 18,92 21,26
Ampas Tahu 20 8,34 41,98 10,25 4,23 6,13 28,98
Tepung Jagung 25 13,76 9,95 1,94 1,44 2,96 69,95
Dedak 20 9,3 6,61 2,22 16,21 13,47 52.19
Daun Singkong 10 8,34 23,58 6,46 10,05 22,25 25,44
Sumber: Data Primer 2018

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S172 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182

Pelaksanaan Penelitian Setelah wadah pemeliharaan sudah


siap maka dilanjutkan ketahap penebaran
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan
benih dengan dengan padat tebar 30
secara bertahap mulai dari tahap
ekor/wadah. Pemeliharaan dilakukan
pembuatan pakan buatan, tahap persiapan
selama 35 hari dengan frekuensi pemberian
wadah berupa styrofoam dan media
pakan dua kali sehari pada pukul 07.00 pagi
pemeliharan seperti tanah yang dibersihkan
dan 17.00 sore. Pemberian pakan diberikan
dan dikeringkan terlebih dahulu dalam
sebanyak 3% dari bobot ikan. Parameter
wadah dengan ketebalan 3 cm dan
yang diamati adalah bobot ikan, sintasan
pengisian wadah dengan air sebagai media
dan kualitas air berupa suhu, pH, amonia
pemeliharaan, kemudian dilanjutkan dengan
dan DO yang pengamatannya dilakukan
pemasangan aerasi untuk setiap wadah
dengan selang waktu 35 hari.
penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pertambahan bobot ikan lele tiap pekan selama 35 hari pemeliharaan

14 13.2
11.3
12
9.71 Pakan
10
(gram/ind.)

7.84 7.75 buatan


8 6.96
6.2 5.51 6.13
6 4.72 Pakan
3.83.8
4 Komersil
2
0
0
1 21 32 43 54 65
Minggu
Gambar 1. Bobot Ikan Selama Pemeliharaan
Hasil penelitian menunjukkan g/ind. Sedangkan rata-rata pertumbuhan
bahwa pertumbuhan ikan lele selama 35 bobot ikan lele pada perlakuan pemberian
hari pemeliharaan bervariasi dan semakin pakan buatan selama 5 pekan sebesar 7,75
meningkat seiring bertambahnya waktu g/ind.
pemeliharaan untuk semua perlakuan. Meningkatnya bobot ikan lele setiap
Gambar 1. menunjukkan bahwa pekan dipengaruhi oleh pemberian pakan
pada awal pemeliharaan bobot ikan lele yang berbeda untuk masing-masing
untuk semua perlakuan yakni 3,8 g/ind. perlakuan. Hal ini terjadi pakan buatan dan
Kemudian meningkat secara signifikan pada pakan komersil yang diberikan pada setiap
setiap pekan selama 5 pekan pemeliharaan perlakuan mempunyai kandungan nutrisi
baik pada perlakuan pemberian pakan yang berbeda-beda sehingga memberikan
komersil maupun pada pemberian pakan laju pertumbuhan yang berbeda. Adanya
buatan. Rata-rata pertumbuhan bobot ikan perbedaan pertambahan bobot ikan lele
lele pada perlakuan pemberian pakan menunjukkan bahwa ikan benar-benar
komersil selama 5 pekan sebesar 13,27 memanfaatkan pakan yang diberikan

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182 S173

selama penelitian. Menurut Dani et al (2005) pemberian pakan komersil sebesar 9,4
semakin meningkat kualitas dan kuantitas g/ind. dengan laju pertumbuhan harian
protein pakan sehingga efektif untuk (LPH) sebesar 0,27 g/ind. dan laju
memacu pertumbuhan bobot ikan. pertumbuhan harian spesifik (Specific
Growth Rate (SGR)) sebesar 2,7%
Bobot mutlak ikan lele selama 35 hari
kemudian disusul oleh bobot mutlak ikan
pemeliharaan
lele dengan pemberian pakan organik
Meningkatnya laju pertumbuhan sebesar 3.95 g/ind. dengan LPH sebesar
bobot ikan lele otomatis mempengaruhi 0,11 g/ind. dan SGR sebesar 1,1%. Nilai
bobot mutlak ikan lele selama 35 hari rata-rata bobot mutlak, LPH dan SGR
pemeliharaan. Bobot mutlak rata-rata ikan disajikan pada Tabel 2.
lele tertinggi diperoleh pada perlakuan

Tabel 2. Bobot Mutlak, Laju Pertumbuhan Harian (LPH) dan Laju Pertumbuhan Harian Spesifik
(SGR) Ikan Lele
Bobot Laju Pertumbuhan Harian Specific Growth
Perlakuan Mutlak (g/ind.) (LPH) (g/ind.) Rate (SGR)
Pakan Buatan 3,95 0,11 1,1 %
Pakan Komersil 9,4 0,27 2,7 %
Sumber: Data primer, (2018)
Bobot mutlak yang dihasilkan pada Pertumbuhan mutlak ikan lele yang
perlakuan pakan buatan 3,95 g/ind jauh diperoleh dalam penelitian ini berkisar
lebih rendah terhadap perlakuan pakan antara 3,10-5.40 g/ind. dengan LPH berkisar
komersil yang berkisar 9,4 g/ind. Menurut 0,09-0,15 g/ind. Hasil tersebut lebih tinggi
Amri (2002) bahwa kekurangan lemak dari yang dilaporkan oleh Anggraeni dan
dalam pakan dapat menyebabkan Rahmiati (2016) yang mendapatkan
pertumbuhan bobot ikan menjadi lambat pertumbuhan mutlak ikan lele sebesar 1,44-
dan efisiensi pakan menjadi rendah 3,85 g/ind dengan perlakuan penggunaan
sedangkan karbohidrat merupakan salah ampas tahu sebesar 80% dan kepala ikan
satu komponen sumber energi bagi ikan, sebesar 20% sebagai pakan ikan lele. Hal
tetapi ikan masih dapat hidup tanpa ini disebabkan lemak pada ikan berperan
karbohidrat yang terkandung didalam sebagai kontrol energi dalam tubuh bila
pakan. Hal ini disebabkan lemak pada ikan dalam pakan kekurangan protein dan
berperan sebagai kontrol energi dalam karbohidrat.
tubuh bila dalam pakan kekurangan protein Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh
dan karbohidrat. Dalam hal ini menunjukkan energi dari pakan yang dikonsumsi. Pakan
bahwa antara protein. lemak dan yang dicerna akan menghasilkan pasokan
karbohidrat sangat dibutuhkan oleh ikan, energi yang dapat digunakan untuk
sebab ketiga komponen tersebut saling metabolisme tubuh dan sisanya akan
melengkapi untuk menjalankan fungsinya digunakan untuk pertumbuhan, seperti yang
masing-masing agar ikan dapat melakukan disebutkan oleh Trisnawati et al. (2014)
segala aktivitas hidupnya. Pertumbuhan terjadi apabila ada kelebihan

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S174 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182

energi bebas setelah energi yang tersedia pengaplikasian pakan buatan maupun
digunakan untuk pemeliharaan tubuh, pakan komersil menunjukkan hasil yang
metabolisme basal, dan aktivitas. Dalam baik.
Penelitian Sumpeno (2015), menjelaskan Nilai SR yang didapatkan pada
pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh dua perlakuan pengaplikasian pakan buatan
faktor, yaitu faktor internal yang meliputi sedikit lebih rendah dari perlakuan pakan
sifat genetik dan kondisi fisiologis ikan serta komersil. Nilai SR yang didapatkan untuk
faktor eksternal yang berhubungan dengan perlakuan berupa pakan buatan sebesar
pakan dan lingkungan. 96,67% sementara untuk perlakuan berupa
pengaplikasian pakan komersil didapatkan
Sintasan (SR) (%)
nilai SR sebesar 100%. Hasil analisis uji T
Sintasan/Survival Rate (SR) (one sample T test) tidak menunjukkan
merupakan perbandingan antara jumlah perbedaan nyata (P>0,05) terhadap SR ikan
individu yang hidup pada akhir lele untuk semua perlakuan. Tingginya SR
pemeliharaan dengan jumlah individu yang yang didapatkan untuk setiap perlakuan
hidup pada awal pemeliharaan.SR ikan lele membuktikan bahwa pengaplikasian jenis
yang diperoleh dari hasil penelitian berupa pakan baik pakan buatan maupun pakan
pengaplikasian pakan buatan dan komersil komersil dengan lama pemeliharaan 35 hari
dapat dilihat pada Gambar 2. mendukung sintasan ikan lele ditinjau dari
Sintasan/Survival Rate (SR) ikan lele pada segi kualitas air baik amonia, nitrit, nitrat,
setiap perlakuan baik perlakuan berupa suhu, DO maupun pH.
101.00

100.00
100
Survival Rate (SR) (%)

99.00

98.00

97.00

96.67
96.00

95.00
Pakan Buatan Pakan Komersil
Perlakuan

Gambar 2. Sintasan/Survival Rate (SR)


Secara umum sintasan pada Effendie (2002) menambahkan
penelitian ini lebih tinggi dari yang bahwa sintasan ikan dipengaruhi oleh
dilaporkan oleh Dewi et al.(2013) dalam faktor internal dan eksternal. Faktor internal
penelitian tersebut sintasan yang dilaporkan dipengaruhi oleh resistensi penyakit, pakan
berkisar antara 28,8-53,3 %. Sintasan ikan serta umur, sementara faktor eksternal
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dipengaruhi oleh padat tebar, penyakit serta
hidupnya sehingga kondisi lingkungan yang kualitas air. Ditambahkan oleh Maniani et al.
baik dapat mendukung sintasan ikan. (2016) faktor lingkungan sangat

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182 S175

mempengaruhi kelangsungan hidup biota pengaplikasian pakan buatan maupun


budidaya diantaranya adalah kualitas air. pakan komersil cenderung konstan yakni
berkisar antara 26-27 0C. Hasil analisis uji T
Kualitas Air
(one sample T test) tidak terlihat adanya
Suhu (0C) pengaruh
Hasil penelitian menunjukkan suhu yang nyata (P>0,05) atau setiap
air (0C) untuk setiap perlakuan baik perlakuan memberikan respon yang sama
pengaplikasian pakan buatan maupun terhadap parameter suhu. Suhu air untuk
pakan komersil cenderung konstan yakni setiap perlakuan ditunjukkan pada Gambar
berkisar antara 26-27 0C. Hasil analisis uji T 3. Suhu yang didapatkan dalam penelitian
(one sample T test) tidak terlihat adanya ini berada dalam kondisi optimum untuk
pengaruh yang nyata (P>0,05) atau setiap pertumbuhan ikan lele. Menurut Mahary
perlakuan memberikan respon yang sama (2017) suhu yang ideal dalam budidaya ikan
terhadap parameter suhu. Suhu air untuk lele berkisar antara 26-31 0C. Menurut
setiap perlakuan ditunjukkan pada Gambar Samsundari dan Wirawan (2013) ikan
3. merupakan hewan poikilothermal yaitu
Hasil penelitian menunjukkan suhu hewan yang memiliki suhu tubuh yang sama
air ( C) untuk setiap perlakuan baik
0
dengan suhu lingkungan sekitarnya.
27 27
27
27 Pakan
27 R² = 0.5 Buatan
26
Suhu (⁰C)

26 Pakan
26 26 26 26
Komersil
26
26
26
25
25
1 2 3 4 5
Waktu Pengamatan Minggu Ke-
Gambar 3. Suhu Air (0C) Selama 35 hari pemeliharan

Suhu mempengaruhi kelarutan organisme dalam air sehingga


oksigen di dalam air serta menyebabkan mengakibatkan peningkatan konsumsi
interaksi berbagai faktor lain dalam okeigen.
parameter kualitas air. Kondisi tersebut Peningkatan suhu air dapat
terbukti dalam penelitian ini dimana menyebabkan terjadinya peningkatan
peningkatan suhu pada minggu ke lima dekomposisi bahan organik sehingga terjadi
diiringi dengan penurunan konsentrasi peningkatan metabolisme dan respirasi
oksigen terlarut/DO dalam air. Peningkatan (Lisna dan Insulistyowati, 2015). Menurut
suhu yang diiringi dengan penurunan DO Fardiaz (1992) dalam Nur et al. (2016)
diduga disebabkan oleh terjadinya semakin tinggi suhu air maka konsentrasi
peningkatan metabolisme maupun respirasi oksigen terlarut semakin menurun.

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S176 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182

Pernyataan yang sama dikemukakan oleh berkisar antara 6,67-7,70 dengan pH rata-
Effendi (2003) bahwa peningkatan suhu rata 7,14 sementara perlakuan
juga menyebabkan peningkatan pengaplikasian pakan komersil berkisar
metabolisme dan respirasi organisme air antara 6,93-7,7 dengan pH rata-rata 7,33.
dan selanjutnya mengakibatkan Hasil analisis uji T (one sample T test) tidak
peningkatan konsumsi oksigen. terlihat adanya pengaruh yang nyata
(P>0,05) Tingkat keasaman (pH) untuk
Derajat Keasaman (pH) Selama 35 Hari
setiap perlakuan mengalami penurunan
Pemeliharaan
selama pemeliharaan seperti yang
Tingkat keasaman (pH) untuk ditunjukkan pada Gambar 4.
perlakuan pengaplikasian pakan buatan
Pakan Buatan
8.00
Pakan Komersil
7.80 7.77
Linear (Pakan Buatan)
7.60 7.70
7.47 Linear (Pakan Komersil)
7.40 7.40
7.30
7.20 7.17
7.07
pH

7.00
6.93
6.87 R² = 0.9687
6.80
6.67
6.60
R² = 0.9786
6.40
6.20
6.00
1 2 3 4 5
Waktu Pengamatan Minggu Ke-

Gambar 4. Derajat Keasaman (pH) Selama 35 Hari Pemeliharaan


Proses respirasi dalam ekosistem Kondisi perairan yang terlalu asam
akan meningkatkan jumlah karbondioksida maupun terlalubasa akan membahayakan
sehingga pH perairan menurun (Elpawati et kelangsungan hidup organisme karena
al., 2015). Nilai pH yang didapatkan setiap mengakibatkan gangguan metabolisme dan
perlakuan mengalami penurunan seiring respirasi. Penurunan pH juga berkaitan
bertambahnya waktu pemeliharaan. Hal ini dengan proses oksidasi yang dilakukan oleh
diduga akibat menumpuknya bahan organik bakteri semakin besar tingkat respirasi
baik yang berasal dari sisa pakan maupun maka memungkinkan penurunan nilai pH
hasil metabolisme ikan itu sendiri. Hasil (Pasaribu et al., 2016).
analisis uji T (one sample T test) tidak Dissolved Oxigen (DO) (mgL-1) Selama 35
ditemukan adanya pengaruh yang nyata Hari Pemeliharaan
untuk setiap perlakuan (P>0,05) untuk
parameter pH. Nilai kualitas air yang baik Dissolved Oxigen (DO) atau sering
untuk parameter pH dalam budidaya ikan diistilahkan dengan oksigen terlarut adalah
lele berkisar antara 6,5-8,5 (Defrizal dan gambaran dari volume oksigen terlarut yang
Khalil, 2015). ada di dalam suatu perairan (Wanna et al.,

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182 S177

2017). Konsentrasi DO untuk antara 7,23-7,77 mgL-1 dengan rata-rata


pengaplikasian pakan organik berkisar 7,46 mgL-1. Hasil analisis uji T (one sample
antara 7,13-7,77 mgL-1 dengan rata-rata T test) tidak terlihat adanya pengaruh yang
7,48 mgL-1 sementara perlakuan berupa nyata (P>0,05). Konsentrasi DO dapat
pengaplikasian pakan komersil berkisar dilihat pada Gambar 5.
8.00 Pakan Buatan
Dissolved Oxigen (DO) (mgL-1)

7.77 Pakan Komersil


7.80
Linear (Pakan Buatan)
7.77 7.67
Linear (Pakan Komersil)
7.60
7.47
7.47
7.40
7.47 7.37
7.37 R² = 0.6059
7.20 7.23

7.13
R² = 0.9809
7.00

6.80
1 2 3 4 5
Waktu Pengamatan Minggu Ke-

Gambar 5 Konsentrasi Dissolved Oxigen (DO) (mgL-1) selama 35 hari pemeliharaan


Oksigen berperan penting dalam mikroba tersebut akan menurunkan
proses metabolisme di dalam tubuh hewan konsentrasi DO dalam air. Selain akibat dari
budidaya (Rosmawati dan Muarif, 2014). proses respirasi tumbuhan dan hewan,
Terkait dengan Parameter kualitas air hilangnya DO di perairan dipengaruhi oleh
bahwa kisaran DO yang baik untuk adanya pemanfaatan oksigen oleh mikroba
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan untuk mengoksidasi bahan organik (Effendi,
lele adalah 4,4-4,6 mgL-1 (Augusta, 2016). 2003).
Flukstuasi DO dipengaruhi oleh konsentrasi Amonia (NH3-N) (mgL-1) Selama 35 Hari
amonia dan karbondioksida dalam air. Pemeliharaan
Menurut Abulias et al.(2014)
oksigen yang rendah umumnya diikuti Hasil penelitian menunjukkan
dengan meningkatnya amonia dan konsentrasi amonia pada perlakuan pakan
karbondioksida dalam air yang buatan berkisar antara 0,003-0,087 mgL-1
menyebabkan proses nirifikasi menjadi dengan rata-rata 0,030 mgL-1 sementara
terhambat sehingga dapat mengganggu perlakuan pakan komersil berkisar antara
kelangsungan hidup ikan. Sementara 0,002-0,046 mgL-1 dengan rata-rata
menurut Hermawan et al.(2012) dengan konsentrasi amonia sebesar 0,022 mgL-1.
adanya respirasi dan aktifitas mikroba Hasil analisis uji T (one sample T test) tidak
aerobik yang mutlak membutuhkan oksigen menunjukkan pengaruh yang nyata (P>0,05)
maka semakin tinggi respirasi dan aktifitas untuk setiap perlakuan.

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S178 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182

0.1
pakan buatan
0.09
0.087
pakan komersil

konsentrasi Amonia (NH3) (mgL-1)


0.08
Linear (pakan buatan)
0.07
Linear (pakan komersil)
0.06

0.05 0.045
0.046
0.04
0.034
0.03
R² = 0.027
0.02
0.015 R² = 0.0679
0.004 0.013 0.012
0.01
0.003 0.002
0
1 2 3 4 5
Waktu Pengamatan Minggu ke-

Gambar 6. Konsentrasi Amonia (NH3-N) (mgL-1) Selama 35 hari pemeliharaan


Pengukuran konsentrasi amonia pengaplikasian pakan buatan pada minggu
untuk setiap perlakuan (Gambar 6.) ke 2 pemeliharaan sebesar 0,087 mgL-1
menunjukkan bahwa kisaran amonia untuk kemudian berangsur menurun seiring
setiap perlakuan masih berada pada batas dengan bertambahnya waktu pemeliharaan.
yang aman dalam budidaya ikan lele yakni Peningkatan konsentrasi amonia juga terjadi
0,1 mgL-1 (Ghufron, 2010). Meskipun secara pada pelakuan pengaplikasian pakan
umum terjadi fluktuasi, perubahan yang komersil pada minggu ke 2 pemeliharaan
terjadi masih berada dalam batas toleransi yakni sebesar 0,045 mgL-1 dan berangsur
untuk kehidupan ikan lele dumbo. menurun seiring bertambahnya waktu
Peningkatan konsentrasi amonia pemeliharaan.
tertinggi diperoleh pada perlakuan
Tabel 3. Komposisi Yang Terkandung Dalam Setiap Jenis Pakan
Komposisi (%)
Jenis
Protein Lemak Serat BETN (Karbohidrat
Pakan Air Abu
Kasar Kasar Kasar Tercerna)
Buatan 6,90 22,19 5,79 5,85 11,30 45,97

Komersil 6,38 33,39 8,25 4,09 6,11 39,78


Sumber : Data Primer 2018

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182 S179

Menurut Effendi (2003) sumber amonia yang didapatkan dalam penelitian


amonia di perairan dipengaruhi oleh adanya ini. Syahrizal et al.(2016) yang mengkaji
proses pemecahan nitrogen organik (protein tentang pemanfaatan tepung daun singkong
dan urea) dan nitrogen anorganik yang sebagai sumber protein alternatif dalam
terdapat di dalam tanah dan air yang formula pakan ikan gurami mendapatkan
berasal dari dekomposisi bahan organik konsentrasi amonia berkisar antara 0,06-
termasuk diantaranya hasil ekskresi biota 0,17 mgL-1.
(feses) dan sisa pakan yang tidak termakan. Keberadaan amonia selain
Tingginya konsentrasi amonia pada dipengaruhi oleh hasil dari sisa metabolisme
perlakuan pengaplikasian pakan buatan oleh ikan itu sendiri (Ramdhan, 2015) juga
dibanding dengan pengaplikasian pakan dipengaruhi oleh ketersedian oksigen
komersil diduga dipengaruhi oleh komposisi terlarut/Dissolved Oxigen (DO) yang ada
pakan buatan itu sendiri(Tabel 3). dalam badan air. Dalam penelitian ini setiap
Komposisi yang dikandung oleh pakan wadah penelitian menggunakan aerasi yang
buatan diantaranya mengandung serat tentunya berfungsi untuk menyuplai oksigen
kasar yang lebih tinggi dibanding dengan masuk ke dalam air sehingga konsentrasi
pakan komersil menyebabkan tingkat oksigen dalam air dapat terpenuhi. Menurut
kecernaan terhadap ikan lele relatif rendah. Effendi (2003) amonia jarang ditemukan
Tingginya serat kasar yang pada perairan yang memiliki pasokan
terkandung dalam pakan buatan tersebut oksigen yang cukup. Sebaliknya, pada
tidak lain dipengaruhi oleh komposisi bahan wilayah yang kekurangan pasokan oksigen
yang digunakan seperti daun singkong, (anoksik) kadar amonia relatif tinggi.
dedak dan sebagainya yang memiliki serat Dengan demikian kadar ammonia yang
kasar yang tinggi. Menurut Restiningtyas et terdapat dalam media pemeliharaan
al.(2015) serat kasar merupakan komponen menjadi rendah bahkan tidak ada ammonia
karbohidrat yang kaya akan lignin dan sedikitpun sehingga tidak membahayakan
selulosa yang bersifat sukar dicerna ikan lele dumbo yang dipelihara (Wijaya et
sehingga menyebabkan tingkat ekskresi al., 2016).
biota berupa feses lebih besar yang
tentunya mengandung amonia. Hal tersebut KESIMPULAN
sejalan dengan pendapat Yulianingrum et 1. Pemberian pakan komersil memberikan
al.(2017) semakin tinggi serat kasar pada hasil yang lebih baik dengan nilai SGR
pakan maka semakin sulit penyerapan rata-rata sebesar 2,7 % dan laju
pakan oleh ikan. pertumbuhan harian 0,27/hari. Berbeda
Konsentrasi amonia untuk setiap dari pemberian pakan buatan dengan
perlakuan dalam penelitian ini sedikit lebih dengan nilai SGR 1,1 % dan LPH
rendah dari yang dilaporkan oleh 0,11/hari. penambahan tepung daun
Yulianingrum et al.(2017) dalam singkong tidak memberikan pengaruh
penelitannya yang melaporkan bahwa yang nyata terhadap parameter yang
konsentrasi amonia yang didapatkan diamati. Secara keseluruhan
berkisar antara 0,04-0,20 mgL-1 yang pengaplikasian pakan dengan
tentunya lebih tinggi dari konsentrasi penambahan tepung daun singkong

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S180 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182

menunjang pertumbuhan ikan lele yang Kandungan Proten Ikan Tawes


dapat dilihat pada pertumbuhan bobot (Puntius javanicus). Jurnal
ikan lele yang semakin meningkat Biosmart. 7(2): 83-90.
selama pemeliharaan. Defrizal dan Khalil, M. 2015. Pengaruh
2. Nilai Tingkat sintasan (SR) yang Formulasi yang Berbeda pada
tertinggi pada pemberian pakan Pakan Pelet Terhadap
komersil dengan nilai 100% Pertumbuhan Ikan Lele Dumbo
dibandingkan dengan pemberian pakan (Clarias gariepinus). Acta Aquatica
buatan sintasan diperoleh dengan 2(2): 101-106.
presentase kematian 96,67%..
Dewi, C.D., Zainal A. dan Muchlisin, S.
DAFTAR PUSTAKA 2013. Pertumbuhan dan
Kelangsungan Hidup Larva Ikan
Abulias, M.N., Utarini, D.R.S.R dan Winarni,
Lele Dumbo (Clarias Gariepinus)
E.t. 2014. Manajemen Kualitas
pada Konsentrasi Tepung Daun
Media pendederan Ikan Lele pada
Jaloh (Salix Tetrasperma Roxb)
Lahan Terbatas dengan Teknik
yang Berbeda dalam Pakan. Depik
Bioflok. Jurnal MIPA 37(1): 16-21.
2(2): 45-49.
Amri, K. 2002. Budidaya Lele Dumbo
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air, Bagi
Secara Intensif. Jakarta: Agro
Pengelolaan Sumber Daya dan
Media Pustaka.
Lingkungan Perairan. Yogyakarta:
Anggraeni, D.N., dan Rahmiati. 2016. Kanisius.
Pemanfaatan Ampas Tahu Sebagai
Effendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan.
Pakan Ikan Lele (Clarias batrachus)
Yogyakarta : Yayasan Pustaka
Organik. Jurnal Ilmiah Biologi. 4: 53-
Nusantara
57.
Elpawati, Pratiwi, D.R dan Radiastuti, N.
Augusta, T.S. 2016. Dinamika Perubahan
2015. Alikasi Effective
Kualitas Air Terhadap Pertumbuhan
Microorganism 10 (EM10) untuk
Ikan Lele Dumbo (Clarias
Pertumbuhan Ikan Lele
gariepinus) yang Dipelihara di
Sangkuriang (Clarias gariepinus
Kolam Tanah. Jurnal Ilmu hewani
var. Sangkuriang) di Kolam
Tropika 5(1): 41-44.
Budidaya Lele Jombang,
Badan Pusat Statistik (BPS). “Analisis Tangerang. Al-Kauriyah Jurnal
Usaha Budidaya Lele 2014”. Biologi 8(1): 6-14.
Diakses dari
Ghufron, M.K.K.H. 2010. Budidaya Ikan Lele
http:/infoakuakultur.com/, diakses
di Kolam Terpal. Yogyakarta : Lily
pada tanggal 4 Juni 2018 pada jam
10.00 Wita. Hermawan, A.T., Iskandar dan Subhan, U.
2012. Pengaruh Padat Tebar
Dani, N., Agung B dan Shanti L. 2005.
Terhadap Kelangsungan Hidup
Komposisi Pakan Buatan Untuk
Meningkatka Pertumbuhan dan Pertumbuhan Lele Dumbo (Clarias

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182 S181

gariepinus Burch.) di Kolam Kali pada Pakan Ikan Lele (Clarias


Menir Indramayu. Jurnal Perikanan batrachus Sp.). Acta Aquatica 2(2):
dan Kelautan 3(3): 85-93. 63-67.
Hermawan, T.E.S.A., Agung S. dan Slamet Maniani, A.A., Tuhumury, R.A.N dan Sari, A.
B. P. 2014. Pengaruh Padat Tebar 2016. Pengaruh Perbedaan
Berbeda Terhadap Pertumbuhan Filterisasi Berbahan Alami dan
dan Kelulushidupan Benih Lele Buatan (Sintetis) pada Kualitas Air
(Clarias gariepinus) dalam Media Budidaya Lele Sangkuriang (Clarias
Bioflok. Journal of Aquaculture Sp.) dengan Sistem Resirkulasi
Management and Technology 3(3): Tertutup. The Journal of
35-42. development 2(2): 17-34.
Hernowo. 1999. Pembenihan dan Marhaeniyanto, E. 2007. Pemanfaatan
Pembesaran Lele. Jakarta: Penebar Silase Daun Umbi Kayu untuk
Swadaya Pakan Ternak Kambaing. Buana
Sains. 7(1): 71-82.
Iriyanti, N., 2012. Hasil Analisa Proksimat
Daun Singkong. Laboratorium Ilmu Nur, A.I., Syam, H dan Patang. 2016.
Nutrisi dan Makanan Ternak. Pengaruh Kualitas Air Terhadap
Purwokerto: Universitas Jenderal Produksi Rumput Laut
Soedirman, (Kappaphycus alvaewzii). Jurnal
Pendidikan Teknologi Pertanian
Lisna dan Insulistyowati. 2015. Potensi
2(2): 27-40
Mikroba Probiotik-FM dalam
Meningkatkan Kualitas Air Kolam Pasaribu, F.M., Usman, S dan Leidonald, R.
dan Laju Pertumbuhan Benih Ikan 2016. Pengaruh Padat Tebar tinggi
Lele Dumbo (Clarias gariepinus). dengan Penggunaan Nitrobacter
Jurnal Penelitian Universitas Jamni Terhadap Pertumbuhan Ikan Lele
Seri Sains 17(2): 18-25. (Clarias Sp.).Jurnal
Aquacoastmarine 12(2): 1-10.
Listiowati, E dan Taufik Budhi Pramono.
2014. Potensi Pemanfaatan Daun Patang, 2016. Pengembangan Udang
Singkong (Manihot uttilisima) Windu Melalui Penerapan
Terfermentasi Sebagai Bahan Pembantutan, Probiotik &
Pakan Ikan Nila (Oreochromis sp). Pengendalian Lingkungan.Orasi
Berkala Perikanan Terubuk 42(2): ilmiah pengukuhan guru besar
63-70. disampaikan pada sidang terbuka
luar biasa senat Universitas Negeri
Kholish Mahyuddin. 2011. Panduan
Makassar pada Selasa, 27
Lengkap Agribisnis Lele. Jakarta:
Desember 2016.
Penebar Swadaya.
Ramdhan, M. 2015. Studi Kualitas Perairan
Mahary, A. 2017. Pemanfaatan Tepung
Teluk Ekas Berdasarkan Komponen
Cangkang Kerang Darah (Anadara
Fisika-Kimia. Social Science
granosa) Sebagai Sumber Kalsium
Education Journal 2(1): 58-66.

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S182 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182

Restiningtyas, R., Subandiyono dan gariepinus). Jurnal Akuakultur


Pinandoyo. 2015. Pemanfaatan Sungai dan Danau 1(1): 1-11.
Tepung Daun Lamtoro (Laucaena Trisnawati, Y., Suminto dan Agung
gluca) yang Telah Difermentasikan Sudaryono. 2014. Pengaruh
dalam Pakan Buatan Terhadap Kombinasi Pakan Buatan dan
Pertumbuhan benih Ikan Nila Merah Cacing Tanah (Lumbricus rubellus)
(Oreochromis niloticus). Jurnal of terhadap Efisiensi Pemanfaatan
Aquacuture Management and Pakan, Pertumbuhan dan
Technology 4(2): 26-34. Kelulushidupan Lele Dumbo
Rosmawati dan Muarif. 2014. Kelangsungan (Clarias gariepinus). Journal of
Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan Aquaculture Management and
Lele Dumbo (Clarias Sp.) pada Technology. 3(2): 86-93.
Sistem Resirkulasi dengan Wanna, M., Yanto, S dan Kadirman. 2017.
Kepadatan Berbeda. Sains Akuatik Analisis Kualitas Air dan Cemaran
2(1): 1-8. Logam Berat Merkuri (Hg) dan
Sahwan, M. F. 2004. Pakan Ikan dan Timbal (Pb) pada Ikan Di Kanal
Udang, Formulasi, Pembuatan, Daerah Hertasning Kota Makassar.
Analisa Ekonomi. Jakarta: Penebar Jurnal Pendidikan Teknologi
Swadaya Pertanian 3(1): 190-210.
Samsundari, S dan Wirawan, G.A. Wijaya, M., Rostika, R dan Andriani, T.
2013.Analisis Penerapan Biofilter 2016. Pengaruh Pemberian C/N
dalam Sistem Resirkulasi Terhadap Rasio Berbeda Terhadap
Mutu Kualitas Air Budidaya Ikan Pembentukan Bioflok dan
Sidat (Angguilla biocolor) Jurnal Pertumbuhan Ikan Lele Dumbo
gamma 8(2): 86-97. (Clarias gariepinus). Jurnal
Perikanan Kelautan 7(1): 41-47.
Sumpeno, D. 2015. Pertumbuhan dan
Kelangsungan Hidup Benih Ikan Yulianingrum, T., Pamukas, N.A dan Putra,
Lele Dumbo (Clarias gariepinus) I. 2017. Pemberian Pakan yang
pada Padat Penebaran 15, 20, 25 Difermentasikan dengan Probiotk
dan 30 ekor/liter dalam pendederan untuk Pemeliharaan Ikan Lele
secara Indoor dengan Sistem Dumbo (Clarias gariepenus) pada
Resirkulasi. Skripsi. Fakultas Teknologi Bioflok. JOM Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor. Bogor. Universitas Riau 4(1):1-9.
Syahrizal, Ghofur, M., Safratilofa dan Sam,
R. 2016.Tepung Daun Singkong
(Monihot utilissima) Tua sebagai
Sumber Protein Alternatif dalam
Formula Pakan Ikan Lele (Clarias

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858

Anda mungkin juga menyukai