Anda di halaman 1dari 8

Doi: Journal of Science and Technology

Naskah diterima: Naskah disetujui:

MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN PADA INDUK DAN


BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI INSTALASI
PERIKANAN BUDIDAYA, KECAMATAN KEPANJEN,
KABUPATEN MALANG
Feeding Management for Tilapia (Oreochromis niloticus) Brood stock and
Seed in the Aquaculture Installation, Kepanjen District, Malang Regency
Intan Trixzi Fradina1,*, Husain Latuconsina2

1
Departemen Biologi, FMIPA-UNISMA, Malang, email: 21901061008@unisma.ac.id

*
Email korespondensi : 21901061008@unisma.ac.id

Abstract

Aquaculture is a business that can be developed to meet the food needs of the community.
One type of fish that is widely cultivated today is tilapia (Oreochromis niloticus).
Although tilapia is a commodity that is easy to cultivate, there are several factors that can
hinder the success of efforts to obtain optimal tilapia production, namely feeding
management. Quality feeding management is a determining factor for the success of fish
farming, with efficient use of feed both in choosing the type, amount, frequency, and
method of feeding according to the needs of the fish. The research was conducted at the
Aquaculture Installation (IPB) Kepanjen, Malang Regency. The data collection method
used direct observation methods, direct interviews with cultivators in order to obtain
accurate data and actively participate in all activities. The management of feeding the
brood stock and fry of tilapia (Oreochromis niloticus) at the Aquaculture Installation
(IPB) Kepanjen includes management feeding consisting of sampling brood stock and
seed, calculating feed requirements for brood stock and fry, calculating FCR (Food
Conversion Ratio), and observing pond water quality parameters.

Keywords: fish feed, brood stock, seeds, Food Conversion Ratio, sinatasan

Abstrak

Budidaya perikanan merupakan usaha yang dapat dikembangkan untuk memenuhi


kebutuhan pangan masyarakat. Salah satu jenis ikan yang banyak dibudidayakan saat ini
adalah ikan nila (Oreochromis niloticus). Meskipun ikan nila merupakan komoditas yang
mudah dibudidayakan, ada beberapa faktor yang dapat menghambat keberhasilan usaha
untuk mendapatkan hasil produksi ikan nila yang optimal yakni manajemen pemberian
makanan. Manajemen pemberian pakan yang berkualitas merupakan faktor penentu
keberhasilan budidaya ikan, dengan penggunaan pakan secara efisien baik dalam
pemilihan jenis, jumlah, frekuensi, dan cara pemberian pakan yang sesuai dengan
kebutuhan ikan. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Perikanan Budidaya (IPB) Kepanjen,
Kabupaten Malang. Metode pengumpulan data menggunakan metode pengamatan secara
langsung, wawancara langsung kepada pembudidaya guna mendapatkan data yang akurat
Journal of Science and Technology, Volume 0(0), 2020. Halaman 0-0

dan mengikuti secara aktif dalam semua kegiatan.. Manajemen pemberian pakan pada
induk dan benih ikan nila (Oreochromis niloticus) di Instalasi Perikanan Budidaya (IPB)
Kepanjen meliputi manajemen pemberian pakan yang terdiri dari sampling induk dan
benih, menghitung kebutuhan pakan untuk induk dan benih, meghitung FCR (Food
Conversi Ratio), dan mengamati parameter kualitas air kolam.

Kata Kunci: pakan ikan, induk, benih, Food Conversi Ratio, sinatasan

I. Pendahuluan
Budidaya perikanan merupakan usaha yang dapat dikembangkan untuk
memenuhi berbagai kebutuhan yang dapat meningkatkan taraf hidup petani ikan
dan usaha budidaya ikan ini memiliki keuntungan yaitu dapat meningkatkan
sumber protein, meningkatkan pendapatan masyarakat petani ikan, menunjang
usaha kelestarian sumberdaya hayati serta memperluas lapangan kerja. Ikan nila
merupakan salah satu komoditas unggulan perikanan dengan tingkat permintaan
pasar yang meningkat (Rajagukguk, 2018).
Makanan merupakan kunci pokok bagi pertumbuhan dan kelangsungan
hidup ikan. Pemberian pakan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan ikan
merupakan hal yang penting untuk keberhasilan suatu budidaya ikan. Salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan budidaya adalah pakan
(Mudjiman, 2004).
Pakan yang berkualitas baik merupakan faktor penting penentu
keberhasilan budidaya ikan, salah satu cara untuk menekan biaya pakan adalah
dengan penggunaan pakan secara efisien baik dalam pemilihan jenis, jumlah,
jadwal, dan cara pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan
ikan. Manajemen pakan ikan merupakan salah satu faktor menentukan
keberhasilan usaha budidaya ikan. Pakan merupakan unsur terpenting dalam
menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. (Akbar, 2001).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen pemberian pakan
pada induk dan benih ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Instalasi Perikanan
Budidaya. Hasil penelitian diharapkan menjadi informasi penting terkait
manajemen pemberian pakan ikan Nila untuk mendorong upaya penemuan pakan
alternatif ikan Nila (Oreochromis niloticus) sehingga dapat mendukung usaha
perikanan berkelanjutan.
II. Metode Penelitian
2.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan bulan Februari 2021 di Instalasi Perikanan
Budidaya, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.

2
Journal of Science and Technology, Volume 0(0), 2020. Halaman 0-

2.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan yaitu buku, ballpoint, kamera, baskom/ember,
timbangan, pH meter, jaring, kolam, penggaris, wiper lantai, DO meter dan
bak grading. Bahan yang digunakan yaitu induk dan benih ikan nila
(Oreochromis niloticus), pakan Fengli 1 platinum, pakan Hi-pro-vite 782,
kapur aktif/gamping, pupuk kendang (kotoran kambing), dan air.
2.3. Metode Pengamatan
Metode pengamatan yang digunakan dalam proses pengumpulan data
yaitu dengan pengamatan secara langsung di tempat penelitian, wawancara
langsung kepada pembudidaya guna mendapatkan data yang akurat dan
mengikuti secara aktif dalam semua kegiatan. Sumber data yang
didapatkan dalam penelitian ini ada dua, data primer dan data sekunder.
Data primer yang didapatkan langsung oleh peneliti dari sumber. Data
sekunder yang didapatkan dari literature, Pustaka yang menunjang , dan
pihak lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
2.4. Analisis Data
a. Survival Rate (SR)
Nt
Survival Rate (SR) = x 100%
No

SR = tingkat kelangsungan hidup


Nt = jumlah ikan hidup di akhir
N0 = jumlah ikan hidup di awal
b. Rasio Konversi Pakan (FCR)
F
FCR =
Wt−W 0

F = jumlah pakan yang dikonsumsi


Wt = bobot total ikan pada akhir pemeliharaan
W0 = bobot awal ikan pada awal pemeliharaan
c. Sampling
Sampling bertujuan untuk mengetahui Survival Rate (SR) dan
populasi yang ada di kolam. Selain itu, sampling juga berfungsi untuk
memperkirakan jumlah pakan yang akan diberikan. Sampling ikan
Nila di Instalasi Budidaya Perikanan (IPB) Kepanjen dilakukan
selama 2 minggu sekali. Sampling pada induk ikan nila dilakukan
dengan cara mengambil 10 ekor induk ikan nila dan dihitung rata-rata
beratnya. Sedangkan sampling pada benih ikan nila dilakukan dengan

3
Journal of Science and Technology, Volume 0(0), 2020. Halaman 0-0

cara mengambil 20 ekor benih ikan nila pada 3 titik yang berbeda
(dekat inlet, tengah kolam, dan dekat outlet) dan dihitung rata-rata
beratnya.
III. Hasil dan Pembahasan
Manajemen Pemberian Pakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
1. Pemberian Pakan Ikan Nila
Induk ikan nila di Instalasi Perikanan Budidaya (IPB) Kepanjen
diberikan pakan buatan berupa pellet terapung (floating) jenis HI-PRO-
VITE 782. Pellet apung HI-PRO-VITE 782 memiliki kandungan protein
minimal 29%, lemak minimal 5%, serat maksimal 5%, kadar abu
maksimal 13% dan kadar air maksimal 12%. Pakan HI-PRO-VITE dapat
memenuhi kebutuhan induk ikan nila karena memiliki kandungan protein
mencapai 30%. Pakan diberikan saat pagi (08.00 WIB) dan sore hari
(15.00 WIB) dengan cara menebarkan secara langsung pada kolam. Pakan
diberikan dengan dosis 3% dari bobot tubuh induk ikan Nila.
Benih ikan nila di Instalasi Perikanan Budidaya (IPB) Kepanjen
diberikan pakan buatan pellet terapung (floating) jenis FENGLI 1
Platinum. Pellet apung FENGLI memiliki kandungan protein 38%, lemak
7%, serat 3%, kadar abu 13%, dan kadar air 10%. Pemberian pakan pada
benih ikan nila dilakukan sebanyak 2 kali sehari dengan dosis 3% dari
bobot tubuh benih ikan nila. pakan ditebarkan menyeluruh pada kolam
untuk menjangkau semua benih ikan nila.
Kebutuhan pakan induk ikan Nila yang diberi pakan dengan dosis 3%
dari bobot ikan dengan nilai FR (Feeding Rate) sebesar 451,2 gram untuk
dua kali makan pagi dan sore hari dengan pakan pellet HI-PRO-VITE 782
yang mengandung protein tinggi dan rendah lemak. Langkah tersebut
dilakukan untuk mempercepat kematangan gonad dan mendapatkan
kualitas telur yang baik. Sedangkan kebutuhan pakan benih ikan Nila yang
diberi pakan dengan dosis 3% dari bobot ikan dengan FR (Feeding Rate)
sebesar 662,6 gram untuk dua kali makan pagi dan sore hari dengan pakan
Fengli 1 Platinum yang mengandung protein dan lemak yang tinggi guna
untuk mempercepat pertumbuhan benih.
Frekuensi pemberian pakan pada induk dan benih ikan nila sudah
sesuai ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI) 7550:2009 tentang
‘Produksi ikan Nila (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas pembesaran di
kolam air tenang’, yaitu 2 kali sehari.
2. Tingkat Kelangsungan Hidup

4
Journal of Science and Technology, Volume 0(0), 2020. Halaman 0-

Tingkat kelangsungan hidup atau survival rate ikan Nila dapat


dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Nt (Jumlah ikan hidup di akhir)
Survival Rate (SR) = x 100%
No (Jumlah ikan hidup di awal)

26.370
Survival Rate (SR) = x 100% = 87,9%
30.000

Berdasarkan hasil perhitungan, jumlah benih awal sebanyak 30.000


ekor dan ketika pemanenan terakhir diperoleh 26.370 ekor, sehingga dapat
menghasilkan tingkat kelangsungan hidup ikan Nila di Instalasi Perikanan
Budidaya (IPB) Kepanjen sebesar 87,9%. Hal ini menunjukkan bahwa
manajemen budidaya yang baik antara lain padat tebar, kualitas pakan,
kualitas air.
3. FCR (Food Conversi Ratio)
Perbandingan antara jumlah pakan yang digunakan dengan berat ikan
yang ada (FCR) dihitung menggunakan rumus:
F( kg)
FCR =
Wt(kg)−W 0 (kg)

10.6 kg
FCR = = 2,07 kg
46,8 kg−41,7 kg

Nilai FCR pada benih ikan Nila yang diperoleh yaitu sebesar 2,07 kg,
yang berarti 10,6 kg pakan dapat menghasilkan 2,07 kg daging ikan.
Menurut Iskandar et al., (2015) semakin kecil nilai konversi pakan berarti
tingkat pemanfaatan pakan lebih efisien sebaliknya apabila konversi pakan
besar, maka tingkat pemanfaatan pakan kurang efisien.
4. Parameter Kualitas Air
Air merupakan media hidup untuk ikan nila mempunyai peranan yang
sangat penting. Pakan yang diberikan terlalu banyak dan tidak termakan
oleh ikan akan terkumpul dan mengendap sehingga mempengaruhi kondisi
kualitas air tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya perubahan
nilai-nilai parameter kualitas air, seperti meningkatnya buangan hasil
metabolisme ikan. Parameter kualitas air yang diukur pada kolam induk
dan benih ikan Nila selama penelitian adalah Suhu, pH, dan DO.
Pengukuran kualitas air dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi hari
(08.00 WIB) dan sore hari (15.00 WIB).

5
Journal of Science and Technology, Volume 0(0), 2020. Halaman 0-0

Kolam Pengamatan
Parameter
Kolam Benih Ikan Nila Kolam Induk Ikan Nila
Lingkungan
Kisaran Rerata ± std Kisaran Rerata ± std
Suhu (°C) 26,7 - 29 28,3 ± 0,57 27,3 - 29 28,5 ± 0,70
pH 7,6 - 12 10 ± 1,73 7 – 10,4 8 ± 0,81
DO (mg/L) 9,5 – 19,6 17,3 ± 4,16 12 - 18 15 ± 2,12
Tabel 1. Data Pengamatan Kualitas Air pada Kolam Induk dan Benih Ikan Nila
(Oreochromis niloticus)

Data pengamatan kualitas air selama penelitian tercantum dalam table


1. Suhu yang diperoleh selama penelitian di kolam benih berkisar antara
26,7 - 29°C dan di kolam induk berkisar antara 27,3 - 29°C. Hal ini
menunjukkan bahwa suhu di dalam kolam tersebut masih dalam kondisi
yng optimal. Hal ini sejalan dengan pernyataan Kordi dan Tancung (2007)
bahwa kisaran suhu optimal bagi kehidupan ikan di perairan tropis antara
28-32°C. Pada suhu 18 - 25°C, ikan masih bertahan hidup, tetapi nafsu
makannya mulai menurun. Pada kisaran suhu perairan 12 - 18°C mulai
berbahaya bagi ikan, dan pada suhu dibawah 12°C, ikan pada perairan
tropis akan mengalami kematian.
Menurut Suriansyah (2014) suhu merupakan salah satu faktor yang
penting dalam kegiatan budidaya perikanan. Semakin tinggi suhu air
semakin aktif pula metabolisme ikan, begitu pula sebaliknya. Kondisi suhu
sangat berpengaruh terhadap kehidupan ikan. Pada suhu rendah, ikan akan
kehilangan nafsu makan dan menjadi lebih rentan terhadap penyakit.
Sebaliknya jika suhu terlalu tinggi maka ikan akan mengalami stress
pernapasan dan bahkan dapat menyebabkan kerusakan insang permanen.
Dalam penelitian ini, hasil pengukuran nilai pH pada kolam benih
berkisar antara 7,6 – 12 dan pada kolam induk berkisar antara 7 – 10,4. Ini
menunjukkan bahwa pH didalam kolam benih dan induk ikan Nila masih
relative aman bagi ikan Nila yang dibudidaya. Menurut Kordi dan
Tancung (2007), nilai pH pada banyak perairan alami berkisar antara 4-9.
Perairan yang asam akan kurang produktif karena kandungan oksigen
terlarutnya rendah, yang berakibat aktivitas pernapasan meningkat dan
nafsu makan menurun. Hal yang sebaliknya terjadi pada suasana basa.
Nilai pH <4,5 air bersifat racun bagi ikan. Pada pH 5-6,6 pertumbuhan
ikan terhambat dan ikan sangat sensitive terhadap bakteri dan parasite. pH
6,5-9,0 merupakan kisaran pH optimal bagi pertumbuhan ikan, sedangkan
nilai pH >9,0 akan menghambat pertumbuhan ikan. Menurut Kordi (2009)

6
Journal of Science and Technology, Volume 0(0), 2020. Halaman 0-

menyatakan bahwa kisaran pH air yang baik untuk ikan nila adalah 7 - 8,
namun ikan nila masih dapat hidup pada pH air antara 5 -11.
Kandungan DO yang diamati pada pada kolam benih ikan Nila antara
9,5 – 19,65 mg/L, sedangkan nilai kandungan DO pada kolam induk ikan
Nila 12 – 18 mg/L. Nilai tersebut dapat dikatakan baik untuk pemeliharaan
ikan Nila karena menurut (Suyanto, 2005) kandungan oksigen yang baik
untuk ikan nila minimal >3 mg/L. Ikan nila termasuk kedalam jenis ikan
yang tahan dalam kondisi kekurangan oksigen, jika ikan nila mengalami
kekurangan oksigen, ikan nila akan langsung mengambil oksigen dari
udara bebas (Kordi, 2010).
Menurut Zonneveld et al. (1991), oksigen terlarut diperlukan oleh ikan
untuk menghasilkan energy yang sangat penting bagi pencernaan dan
asimilasi makanan, pemeliharaan keseimbangan osmotic, dan aktivitas
lainnya. Jika persediaan oksigen di perairan sangat sedikit, maka perairan
tersebut tidak layak untuk kehidupan ikan karena dapat memengaruhi
keccepatan makan dan pertumbuhan ikan. Kandungan oksigen terlarut
minimum 2 mg/L untuk mendukung kehidupan organisme perairan secara
normal.
IV. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Manajemen pemberian pakan ikan Nila (Oreochromis niloticus) di
Instalasi Perikanan Budidaya (IPB) Kepanjen diberi pakan dengan
frekuensi pemberian dua kali sehari dengan cara menaburkan pakan pellet
apung langsung ke kolam benih dan induk ikan nila. Pemberian pakan ikan
nila di Instalasi Perikanan Budidaya (IPB) Kepanjen menghasilkan nilai
SR (Survival Rate) sebesar 87,9%, FCR benih ikan Nila sebesar 2,09 kg
yang berarti 10,6 kg pakan dapat menghasilkan 2,07 kg daging ikan.
2. Saran
Sebaiknya pemberian pakan harus dilakukan secara terjadwal, untuk
meminimalisir kerugian dana yang dikeluarkan instansi. Selain itu,
mengontrol kualitas air juga penting guna untuk mengetahui kelangsungan
hidup ikan Nila yang dibudidaya.
Daftar Pustaka
Akbar. 2001. Pembenihan dan Pembesaran Nila Gift. Cetakan II. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Cahyono, B. 2000. Budi Daya Ikan Air Tawar. Kanisius. Yogyakarta.

7
Journal of Science and Technology, Volume 0(0), 2020. Halaman 0-0

Iskandar, R. dan Elrifadah, 2015. Pertumbuhan Dan Efisiensi Pakan Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) Yang Diberi Pakan Buatan Berbasis Kiambang.
ZIRAA’AH. Vol. 40 (1) : 18-24. ISSN ELEKTRONIK 2355-3545.
Kordi K. 2009. Budidaya Perairan Buku Kedua. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Kordi, M.G.H. 2010. panduan lengkap memelihara ikan air tawar di kolam terpal
(1st ed.; F. S. Suyantoro, Ed.). Lily Publisher. Yogyakarta. 142 pp
Kordi, M.G.H. dan A.B. Tancung. 2007. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budi
Daya Perairan. Rineka Cipta. Jakarta. 208 p.
Mudjiman, A. 2004. Makanan Ikan. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rajagukguk, E. Dkk. 2018. Pengaruh Waktu Pemberian Pakan Terhadap
Pertumbuhan dan Kelulushidupan Ikan Nila Merah (Oreochromis
Niloticus) Dengan Sistem Resirkulasi. Pekanbaru. Fakultas Perikanan dan
Kelautan. Universitas Riau
Standar Nasional Indonesia (SNI) 7550:2009 tentang ‘Produksi ikan nila
(Oreochromis niloticus Bleeker) kelas pembesaran di kolam air tenang.
Suriansyah. 2014. Pengaruh padat tebar yang berbeda terhadap pertumbuhan ikan
Nila Gift (Oreochromis niloticus) yang dipelihara dalam baskom plastik
[skripsi]. Pangkalan Bun: Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas
Pertanian, Universitas Antakusuma.
Suyanto, S. R. 2005. Nila. Penebar Swadaya. Jakarta. 78 pp
Zonneveld, N., E.A. Huisman dan J.H. Boon. 1991. Prinsip-prinsip Budi Daya
Ikan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai