Anda di halaman 1dari 20

Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No.

2 : 92-111
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.130

PERFORMA REPRODUKSI IKAN BETOK (Anabas testudineus) BETINA


DENGAN PEMBERIAN PAKAN BUATAN BERBAHAN BAKU TEPUNG
KEONG MAS (Pomacea canaliculata)
REPRODUCTIVE PERFORMANCE OF CLIMBING PERCH (Anabas Testudineus)
FEMALES SUPLEMENTED FEED OF GOLDEN SNAIL (Pomacea Canaliculata) FLOUR
AS RAW MATERIALS
M. Masrur Ma’ruf1), Ahmad Fahrul Syarif1), Endang Bidayani1)
1
Program Studi Akuakultur, Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi, Universitas Bangka
Belitung, Indonesia
*)
alamat korespondensi: m.masrurmaruf10@gmail.com

Abstrak

Ikan betok merupakan salah satu spesies ikan lokal yang potensial untuk
dibudidayakan. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji dan mengevaluasi pengaruh pemberian
pakan berbahan baku keong mas (Pomacea canaliculata) terhadap tingkat kematangan gonad.
Penelitian dilakukan pada bulan Juli – Agustus 2018. Ikan betok (A. testudineus) berasal dari
tangkapan alam di perairan persawahan desa Rias Kecamatan Toboali Kabupaten Bangka
Selatan. Ikan betok yang digunakan sebanyak 150 ekor dengan bobot 2 ± 10 gram. Perlakuan
yang diberikan pakan buatan yang berbahan baku keong mas (P. canaliculata) dengan
kandungan protein pada pakan 32%, 34%, 36%, 38% dan kontrol menggunakan pakan
komersil dengan kandungan protein 31 – 33%. Hasil penelitian menunjukkan nilai Indeks
Kematangan Gonad (IKG) dengan bobot gonad pada awal penelitian sebesar 0,5 gram.
Setelah dilakukan perlakuan dengan pemberian pakan buatan berbahan baku tepung keong
mas (P. canaliculata), hasil uji statistik menunjukkan bawa kontrol berbeda nyata dengan
perlakuan pada pengamatan GSI dengan kisaran nilai 16% ± 0.02 pada perlakuan P.38%, HSI
dengan kisaran nilai 8% ± 0.01 pada perlakuan P.38%. Fekunditas ikan betok (A. testudineus)
yang didapatkan pada hasil penelitian dengan kisaran 509 - 4.686 butir. Perkembangan tingkat
kematangan gonad (TKG) awal penelitian (TKG II) setelah diberi pakan buatan berbahan
baku keong mas (P. canaliculata) meningkat dengan tingkat kematangan gonad mencapai
tahap IV.

Kata Kunci : Ikan betok, keong mas, pematangan gonad, IKG, fekunditas, TKG.

Abstract

Climbing perch is one of the potential local fish species to be cultivated. The purpose of this
study was to learn and evaluate the effect of feeding made from golden snail (Pomacea
canaliculata) on the level of gonad maturity. The study was conducted in July - August 2018.
The climbing perch (A. testudineus) originated from natural catchments in the rice fields of
Rias village, Toboali Subdistrict, South Bangka Regency. The used fish are 150 fish with a
weight of 2 ± 10 grams. The treatment given by artificial feed made from golden snail (P.
canaliculata) with protein content in feed was 32%, 34%, 36%, 38% and control using
commercial feed with a protein content of 31 - 33%. The results showed the value of the
Gonad Maturity Index (IKG) with gonad weight at the start of the study at 0.5 gram. After
treatment with artificial feed made from golden snail (P. canaliculata) flour, the results of

92
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 92-111
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.130

statistical tests showed that the control was significantly different from the treatment in the
GSI observation with a range of values of 16% ± 0.02 in treatment P.38%, HSI with a value
of 8% ± 0.01 in treatment P.38%. Fecundity of climbing perch (A. testudineus) obtained in the
results of the study with a range of 509 ± 4,686 items. The development of the initial gonad
maturity (TKG) of the study (TKG II) after being given artificial feed made from golden
snails (P. canaliculata) increased with the level of gonad maturity reaching stage IV.

Key words: Anabas testudineus, Pomacea canaliculata, gonad maturity, IKG, fecundity,
TKG.

PENDAHULUAN budidaya tergantung pada kesiapan induk


Ikan betok merupakan salah satu yang matang gonad, yaitu salah satunya
jenis ikan yang berada di perairan rawa ialah induk betina. Kesiapan ikan betina
dan sawah yang umumnya hampir untuk menjadi calon indukan merupakan
ditemukan pada perairan rawa dan sawah faktor penting dalam kegiatan budidaya,
di Indonesia. Ikan betok di Bangka dikarenakan ikan betina akan
Belitung selain ditemukan diperairan rawa menghasilkan telur dan benih. Menurut
dan sawah, ikan betok juga ditemukan Kiran et al. (2013 diacu dalam Hariani dan
pada perairan tergenang bekas galian Kusuma 2016) pengembangan kegiatan
tambang atau yang sering disebut akuakultur dapat dilakukan dengan cara
masyarakat dengan sebutan kolong. Ikan memanipulasi induk cepat matang gonad
betok umumnya hampir ditemukan pada agar waktu reproduksi sesuai siklus
penghujung musim kemarau atau hujan. produksinya. Selain sinyal dan respon
Sebagian masyarakat di Bangka Belitung lingkungan, pemberian pakan yang
biasa menyebut ikan betok dengan sebutan berprotein tinggi juga dapat dilakukan
ikan kepuyu. Ikan betok ini sangat untuk mempercepat kematangan gonad.
digemari oleh masyarakat karena memiliki
cita rasa yang enak serta memiliki daging Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
yang tebal. Ikan ini juga bernilai ekonomis mengkaji pengaruh pemberian pakan
yang tinggi, harga ikan betok di pasar bisa buatan berbahan baku tepung keong mas
mencapai Rp 25.000 - 40.000/kg. terhadap performa reproduksi ikan betok
Kebutuhan yang tinggi betina dan mengevaluasi pemberian pakan
menyebabkan ikan betok banyak di cari buatan berbahan baku tepung keong mas
dengan melakukan penangkapan di alam. dengan dosis yang berbeda terhadap
Dampak dari penangkapan dialam dapat performa reproduksi ikan betok betina.
menyebabkan populasi ikan betok di alam
semakin berkurang. Sedangkan di alam METODE PENELITIAN
musim mijah sangat bergantung pada Penelitian ini dilaksanakan pada
reproduksi dan respon perubahan bulan Juli – Agustus 2018 dan bertempat
lingkungan yang terjadi, Sementara itu di Hatchery jurusan Akuakultur
perbandingan ikan jantan dan betina yang Universitas Bangka Belitung, desa
tertangkap di alam menunjukkan rasio Balunijuk, Kecamatan Merawang,
kelamin tidak seimbang. Budidaya ikan Kabupaten Bangka. Metode yang
betok saat ini masih sangat terbatas, karena digunakan dalam penelitian ini
masyarakat belum menguasai teknologi menggunakan metode eksperimen.
budidayanya serta informasinya belum
memadai. Faktor yang sangat penting Rancangan yang digunakan adalah
untuk menjamin kesinambungan Rancangan Acak Lengkap (RAL) tunggal
ketersediaan benih untuk kegiatan yaitu pemberian pakan buatan keong mas

93
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 92-111
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.130

dengan protein yang berbeda pada besar dari ikan betok jantan dan pada
pematangan gonad ikan betok. Penelitian bagian perut melebar kesamping, warna
ini terdiri atas 5 perlakuan dan 3 kali badan agak gelap, sirip punggung lebih
ulangan. Perlakuan tersebut meliputi pendek, bagian bawah perut agak
pemberian beberapa jenis pakan buatan melengkung. Apabila ikan betok betina
keong mas dengan protein berbeda sebagai telah matang gonad dan di stripping pada
pakan pada ikan betok betina, yaitu bagian perut akan keluar butiran telur
sebagai berikut: bewarna kuning dan alat kelamin berwarna
Perlakuan A= Pemberian pakan Kontrol kemerah-merahan (Burmansyah et al,
Perlakuan B= Pemberian formulasi pakan 2013)
buatan keong mas protein 32% Setelah proses penyortiran selesai,
Perlakuan C= Pemberian formulasi pakan selanjutnya akan dilakukan proses
buatan keong mas protein 34% aklimatisasi selama 14 hari dalam wadah
Perlakuan D= Pemberian formulasi pakan berupa bak fiber dengan ukuran 1x2 m dan
buatan keong mas protein 36% ikan diberikan pakan pelet komersil 781-1
Perlakuan E= Pemberian formulasi pakan pada pagi pukul 08.00 WIB dan sore pukul
buatan keong mas protein 38% 16.00 WIB. Setelah proses aklimatisasi
Alat yang digunakan dalam selesai, ikan akan ditebar sebanyak 10 ekor
penelitian ini adalah bak plastik berukuran pada setiap wadah pemeliharaan. Proses
60x35cm sebanyak 15 buah, seser, pemeliharaan ikan betok dilakukan selama
timbangan digital, ember, selang sifon, 45 hari dan diberikan pakan uji.
instalasi aerasi, alat tulis, kamera,
termometer, DO meter, pH meter dan Pembuatan Tepung Keong Mas
ammonia checker. Tepung keong mas dibuat
Bahan yang digunakan dalam berdasarkan pustaka Margono et al (1993),
penelitian ini adalah ikan betok betina dalam pembuatan tepung keong mas,
engan ukuran panjang rata-rata 3 - 15 cm keong mas terlebih dahulu dikeluarkan
dan kisaran bobot rata-rata 2 - 10 gram lendir dan kotorannya dengan cara
sebanyak 150 ekor hasil tangkapan alam di direndam dalam air mengalir selama dua
perairan desa Rias Kecamatan Toboali hari, kemudian direndam menggunakan air
Kabupaten Bangka Selatan, pakan buatan garam dapur sebanyak 250 g/L air. Lalu
berbahan baku keong mas. diaduk dan didiamkan selama ±30 menit
sampai lendir keluar. Proses penggaraman
Prosedur Penelitian dilakukan sebanyak dua kali. Pada
Persiapan Ikan Uji penggaraman kedua menggunakan garam
Memilih ikan dengan ciri-ciri dapur sebanyak 150 g/L air. Setelah itu
seksual sekunder ikan betok jantan yaitu direbus di air mendidih selama 20 menit,
secara morfologi ciri-ciri ikan jantan yaitu kemudian didinginkan lalu dipotong tipis.
memiliki tubuh yang ramping dan panjang, Selanjutnya potongan daging keong mas
warna badan agak cerah, sirip punggung dikeringkan dibawah sinar matahari ± 3
lebih panjang, bagian bawah perut rata. hari. Selanjutnya, setelah daging keong
Jika ikan betok jantan telah matang gonad, mas kering, daging tersebut akan
apabila di lakukan stripping pada bagian ditepungkan menggunakan mesin blender.
perut, akan keluar cairan sperma berwarna Hasil blender tersebut disaring
putih susu. Sedangkan ciri-ciri ikan betok menggunakan ayakan santan kelapa.
betina yaitu memiliki ukuran tubuh yang

Penentuan Dosis Formulasi Pakan dan Penentuan dosis formulasi


Pembuatan Pakan pembuatan pakan dan kandungan gizi
dalam pakan menggunakan metode

94
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 92-111
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.130

Pearson Square. Pearson Square pakan dengan kandungan protein pada


merupakan cara untuk menghitung jumlah bahan yaitu; 1. Tepung keong mas
pakan yang diperlukan untuk memenuhi (51,8%), 2. Tepung kedelai (38%), 3.
kebutuhan nutrisi ternak dan hewan Dedak padi (12%), dan 4. Tepung tapioka
lainnya. Pearson Square dapat digunakan (2%) dan untuk menghitung protein pakan
untuk menentukan jumlah setiap bahan perlakuan yang telah ditentukan yaitu 32%,
pakan yang diperlukan untuk mencapai 34%, 36% dan 38%. Untuk menghitung
tingkat gizi tertentu (National Research kebutuhan bahan tersebut, dihitung
Council, 2001). Untuk melakukan menggunakan metode Pearson Square.
penentuan formulasi pakan yaitu yang Kebutuhan bahan untuk 1 kg pakan
pertama dilakukan adalah menghitung disajikan dalam (Tabel 1).
kebutuhan bahan untuk membuat 1 kg

Tabel 1. Kebutuhan bahan untuk membuat 1 kg pakan


Protein Kebutuhan Bahan dalam 1 Kg Pakan
Target TKM TKD DPI TPI
(51,8%) (38%) (12%) (2%)
32% 182,5 g 547,5 g 87 g 173,3 g
34% 197,5 g 592,5 g 67 g 133,3 g
36% 210 g 630 g 50 g 10 g
38% 225 g 675 g 30 g 60 g

Keterangan :
TKM = Tepung Keong Mas;
TKD = Tepung Kedelai;
DPI = Dedak Padi;
TPI = Tepung Tapioka

Pembuatan pakan dimulai dengan isi air sebanyak 20 L dengan ketinggian 11


menimbang bahan baku pakan sesuai cm. Wadah yang telah diisi air dipasang
dengan formulasi yang telah ditentukan. aerator dan dilengkapi dengan batu aerasi
Formulasi yang digunakan dalam yang beroperasi selama 24 jam.
pembuatan pakan ini adalah tepung keong
mas, tepung kedelai, tepung tapioka, dedak Sampling
padi halus. Seluruh bahan dicampur Pengukuran bobot, panjang ikan
kemudian ditambahkan air dan diaduk dan tingkat kematangan gonad ikan betok
hingga tercampur merata. Bahan pakan dilakukan dengan menggunakan penggaris,
yang telah tercampur dan membentuk timbangan digital dan dibedah.
padatan dicetak menggunakan mesin Penghitungan bobot, panjang dan tingkat
penggiling pakan. Hasil cetakan di potong kematangan gonad awal dilakukan
kecil-kecil, lalu dijemur dibawah terik sebelum penebaran di dalam wadah
matahari hingga kering. pemeliharaan dengan mengambil sampel
sebanyak 30 ekor. Pengamatan tingkat
Persiapan wadah dan media penelitian kematangan gonad pada ikan betok betina
Wadah yang digunakan pada meliputi pengisian ovarium dan warna
penelitian berupa bak plastik dengan telur yang dilakukan berdasarkan Effendie
ukuran 60 cm x 35 cm. Proses penggunaan (1979). Setiap hari selama pemeliharaan
wadah dilakukan pencucian terlebih dahulu dilakukan pencatatan jumlah dan bobot
sampai wadah bersih dan kering kemudian ikan yang mati. Pemberian pakan

95
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 92-111
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.130

dilakukan setiap hari sebanyak 3 kali HSI = Hepato Somatic Index;


dalam sehari, pakan diberikan sekenyang- Wh = berat hepar (g);
kenyangnya (at sattion) pada ikan pada Wt = berat tubuh (g) ;
pagi hari, siang hari dan sore hari.
Setiap 15 hari pemeliharaan Pertumbuhan Bobot Mutlak (PBM)
dilakukan sampling pada bobot, panjang, Pertumbuhan bobot mutlak
dan tingkat kematangan gonad ikan betok menggunakan rumus Effendie (1979)
betina dengan mengambil 30% sampel dari sebagai berikut :
populasi ikan betok/wadah pemeliharaan.
�t− W
PBM = W �0
Setelah 45 hari pemeliharaan dilakukan
penghitungan fekunditas telur, gonado
Keterangan :
somatic index (GSI), hepato somatic index PBM = Pertumbuhan bobot mutlak (g)
(HSI), pertumbuhan bobot mutlak, panjang � t = Bobot ikan akhir pemeliharaan (g)
W
mutlak, indeks kematangan gonad, � 0 = Bobot ikan awal pemeliharaan (g)
W
kelulushidupan, spesific growth rate
(SGR), dan tingkat kebuntingan. Kualitas Pertumbuhan Panjang Mutlak (PPM)
air meliputi suhu, pH, DO (Disolved Pertumbuhan Panjang mutlak
Oxygen), TAN (Total Ammonia Nitrogen) menggunakan rumus Effendie (1979)
yang diukur setiap 7 hari sekali. sebagai berikut :
Fekunditas PPM = L� 2 − L� 1;
Fekunditas dihitung dengan metode
gravimetrik Effendie (1979) sebagai Keterangan :
berikut : PPM = Pertumbuhan panjang mutlak (cm); L� 2
GxVxX
F= ; = Rata-rata panjang akhir (cm);
Q
L� 1 = Rata-rata panjang awal (cm).
Keterangan :
F : Fekunditas ;
G : Berat gonad (g); Kelulushidupan
V: Isi pengenceran (cc); Kelulushidupan menggunakan
X : Jumlah telur tiap cc; rumus Effendi (2006) sebagai berikut :
Nt
Q : Berat telur contoh (g); SR = x 100%
N0
Keterangan :
GSI (Gonado Somatic Index) SR = Tingkat kelangsungan hidup (%)
Menurut Effendie (2002) sebagai Nt = Jumlah ikan hidup pada akhir
berikut : pemeliharaan (ekor)
N0 = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan
Wg
GSI % = GSI% = x 100 (ekor);
Wt−Wg

Keterangan : SGR (Specific Growth Rate)


GSI : Gonado Somatic Index; Berdasarkan rumus Huisman
Wg : berat gonad (g) dan (1987) :
Wt : berat tubuh (g) ; t Wt
SGR = �� − 1� x 100%
W0
HSI (Hepato Somatic Index) Keterangan :
Rumus hitung Hepato Somatic SGR = Laju Pertumbuhan Spesifik (%);
Index (HSI) menurut Effendie (2002) Wt = Berat rata-rata ikan uji akhir penelitian
sebagai berikut : (g);
HSI (%) = HSI (%) =
Wh
x 100 W0 = Berat rata-rata ikan uji awal penelitian
Wt−Wh (g);
t = lama waktu penelitian (hari) ;
Keterangan :

96
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 92-111
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.130

menggunakan persamaan menurut Hanifah


Tingkat Kebuntingan (2010) sebagai berikut :
Tingkat kebuntingan diamati pada
morfologi bagian perut induk ikan betina Tingkat Kebuntingan =
∑ ikan bunting
x 100%
∑ ikan sampel
yang membesar, melebar kesamping dan
berisi telur yang diketahui dengancara Kualitas Air
mengurut (stripping) pada bagian berut Parameter kualitas air yang diukur
ikan tersebut. Induk yang bunting adalah meliputi suhu, pH, DO (Disolved Oxygen),
induk yang memiliki telur saat dilakukan TAN (Total Ammonia Nitrogen).
stripping dan akan mengelurkan telur pada Pengukuran suhu dengan menggunakan
bagian lubang urogenitalnya. Cara untuk termometer, pengukuran pH dilakukan
menghitung persentase tingkat dengan menggunakan pH meter,
kebuntingan adalah dengan sedangkan untuk pengecekan dari DO
membandingkan jumlah ikan yang bunting (Disolved Oxygen), TAN (Total Ammonia
dengan jumlah ikan sampel. Tingkat Nitrogen) dianalisis menggunakan alat
kebuntingan ikan dapat dihitung yaitu Ammonia Checker.

HASIL ciri-ciri ikan betok betina yaitu memiliki


Aspek Reproduksi Ikan Betok ukuran tubuh yang besar dari ikan betok
Seksualitas Ikan Betok jantan dan pada bagian perut melebar
Ciri-ciri seksual sekunder ikan
kesamping, warna badan agak gelap, sirip
betok (Gambar 1 dan 2.) yaitu ikan betok
punggung lebih pendek, bagian bawah
jantan yaitu memiliki tubuh yang ramping
perut agak melengkung. Apabila ikan
dan panjang, warna badan agak cerah, sirip
betok betina telah matang gonad dan di
punggung lebih panjang, bagian bawah
stripping pada bagian perut akan keluar
perut rata. Jika ikan betok jantan telah
butiran telur bewarna kuning dan alat
matang gonad, apabila di lakukan stripping
kelamin berwarna kemerah-merahan
pada bagian perut, akan keluar cairan
(Burmansyah et al, 2013).
sperma berwarna putih susu. Sedangkan
A. Gambar Ikan Betok Keterang B. Gambar Ikan Betok Keteranga
Jantan an Betina n

Secara Secara
morfolog morfologi
i bentuk bentuk
tubuh tubuh
lebih lebih
ramping besar dari
dan ikan ikan
panjang jantan
dari ikan dan pada
betina. bagian
perut
melebar
kesampin
g.

97
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 92-111
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.130

Alat
kelamin
dapat Alat
dilihat kelamin
secara dapat
kasat dilihat
mata. secara
Papila kasat
berwarna mata.
kemerah Lubang
an. urogenit
al
berwarn
a
kemerah
an.
Gambar 1. Ciri-ciri morfologi dan kelamin ikan betok
Sumber : (Dokumentasi Pribadi, 2018)

A Testis B Ovarium

a. Ikan betok jantan b. Ikan betok betina


Gambar 2. Anatomi ikan betok
Sumber : (Dokumentasi Pribadi, 2018)
Tingkat Kematangan Gonad Ikan Betok perkembangan gonad (Effendie, 1997
(TKG) dalam Tester dan Takata, 1953).
Tingkat kematangan gonad (TKG) Berikut merupakan hasil dari
adalah tahap-tahap tertentu perkembangan pengamatan Tingkat Kematangan Gonad
gonad sebelum dan sesudah ikan memijah. Ikan Betok betina yang disajikan pada
Penentuan tingkat kematangan gonad Tabel 2.
antara lain dengan mengamati

Tabel 2. Hasil Pengamatan Tingkat Kematangan Gonad Ikan Betok Betina

TKG Gambar Gonad Keterangan

Gonad sangat kecil seperti benang dan


I transparan. Penampang gonad bulat
dengan warna kemerah-merahan.

98
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 92-111
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.130

Gonad mengisi ¼ rongga tubuh. Gonad


berwarna kemerah-merahan dan elur
II tidak tampak.

Gonad mengisi ½ rongga tubuh. Gonad


berwarna kuning. Bentuk telur tampak
III melalui dinding ovarium.

Gonad mengisi ¾ rongga tubuh. Gonad


berwarna kuning, hampir bening atau
IV bening. Telur dapat dapat terlihat.

Gonad berwarna merah. Lembik dan


telur tidak tampak.
V

Dari hasil pengamatan pada awal dan II, sedangkan pada hari terakhir
penelitian kondisi ikan pada tahap TKG I pengamatan di peroleh bahwa

99
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 92-111
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.130

perkembangan gonad ikan meningkat pada berwarna merah, lembik dan telur tidak
setiap perlakuan dan kontrol. Pada hari ke tampak. Sedangkan pada perlakuan P.32%
45 pada perlakuan P.34% dan P.36% dan Kontrol pada saat dilakukan
ditemukan ikan telah memasuki TKG IV pembedahan ikan masih dalam fase TKG
dengan ciri-ciri gonad berwarna kuning III dengan ciri-ciri gonad berwarna kuning,
dan telur dapat terlihat dan pada hari ke 45 telur sudah mulai terlihat, namun masih
pada P.38% ditemukan ikan yang telah terdapat cairan pada butiran telur.
memasuki TKG V dengan ciri-ciri gonad

Gonado Somatic Index yang disajikan dalam bentuk grafik pada


Berikut merupakan hasil dari Gambar 3.
pengamatan Gonado Somatic Index (GSI)
20% 16% ± 0.02
10% ± 0.06
Gonado Somatic Index (%)

15%
8% ± 0.02
7% ± 0.03
10% 6% ± 0.02

5% b
a a a a
0%
Kontrol P.32% P.34% P.36% P.38%
Perlakuan

Gambar 3. Grafik nilai hasil pengamatan Gonado Somatic Index (GSI) ikan betok selama
pemeliharaan
Sumber : (Data Primer, 2018)

Dari hasil pengamatan Gonado Somatic baku tepung keong mas terdapat perbedaan
Index, hasil pengamatan bahwa perlakuan dengan kontrol (P<0,05) dengan kisaran
yang diberikan pakan buatan berbahan nilai 16% ± 0.02 pada perlakuan P.38%.

Hepato Somatic Index (HSI) yang disajikan dalam bentuk grafik pada
Berikut merupakan hasil dari Gambar 4.
pengamatan Hepato Somatic Index (HSI)

10%
6% ± 0.03 8% ± 0.01
Hepato Somatic Index (%)

8%
5% ± 0.02 5% ± 0.02
6% 4% ± 0.01
4%

2%
a a a a b
0%
Kontrol P.32% P.34% P.36% P.38%
Perlakuan

Gambar 4. Grafik nilai hasil pengamatan Hepato Somatic Index (HSI) ikan betok selama
pemeliharaan Sumber : (Data Primer, 2018)

100
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 92-111
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.130

Dari hasil pengamatan Hepato (P<0,05) dengan kisaran nilai HSI 8% ±


Somatic Index, bahwa perlakuan yang 0.01 pada perlakuan P.38%.
diberikan pakan buatan berbahan baku
tepung keong mas menunjukkan perbedaan

Tingkat Kebuntingan Ikan


Berikut merupakan hasil dari betok yang disajikan dalam bentuk tabel
pengamatan tingkat kebuntingan ikan dan grafik pada Tabel 4 dan Gambar 5.

Tabel 4. Hasil Pengamatan Tingkat Kebuntingan Ikan


Tingkat Kebuntingan Ikan (%)
Perlakuan Kontrol P.32% P.34% P.36% P.38%
Rata-rata 7% 9% 7% 7% 7%
Stdev 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
Sumber : (Data Primer, 2018)

Dari tabel pengamatan diatas tertinggi yaitu pada P.32% dengan rata-rata
diperoleh hasil rata-rata pada pengamatan 9% dan diikuti oleh perlakuan
Tingkat Kebuntingan ikan dengan rata-rata P.34%,P.36% dan kontrol dengan rata-rata
jumlah ikan bunting per pengamatan berkisar 7%.
15% 9% ± 0.03
7% ± 0.03 7% ± 0.03 7% ± 0.03 7% ± 0.03
Persentase Ikan
Bunting (%)

10%

5%

0%
Kontrol P.32% P.34% P.36% P.38%
Perlakuan

Gambar 5. Grafik nilai hasil pengamatan Tingkat Kebuntingan Ikan Sumber : (Data Primer,
2018)

Dari hasil pengamatan Tingkat kekuningan dan butiran telur terlihat jelas.
Kebuntingan Ikan pada hari terakhir Pada pengamatan ada ditemukannya ikan
penelitian bahwa peningkatan tingkat yang telah memasuki fase ke 5 yaitu salin
kebuntingan ikan stagnan pada semua yang ditemukan pada perlakuan P.38%
perlakuan, hal ini dikarenakan ikan telah dengan ciri-ciri ovari memerah dan masih
mencapai fase ke 4 atau siap memijah terdapat beberapa sisa butir telur di dalam
dengan ciri-ciri warna telur sudah ovari.

Fekunditas ikan dengan TKG III – IV. Berikut


Fekunditas merupakan jumlah telur merupakan hasil dari pengamatan
ikan betina yang masak sebelum fekunditas yang disajikan dalam bentuk
dikeluarkan pada waktu ikan akan tabel dan grafik.
memijah. Fekunditas rata-rata ikan betok
betina bekisar antara 2.544 butir telur per

101
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 92-111
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.130

Tabel 5. Hasil Pengamatan Fekunditas


Kisaran Kisaran Bobot Kisaran Rata-rata Jumlah
TKG Bobot Tubuh Gonad (g) Fekunditas Fekunditas Sampel
(g) (butir) (butir) (ekor)
III - IV 6.60 – 16.30 0.14 – 1.54 533 – 14.000 2.544 30
Sumber : (Data Primer, 2018)

Dari tabel di atas bahwa fekunditas Berikut merupakan gambar dari


ikan betok betina dengan kisaran bobot grafik hubungan antara fekunditas dengan
tubuh 6.60 – 16.30 gram, bobot gonad bobot gonad dan bobot tubuh ikan betok
berkisar antara 0.14 – 1.54 gram, betina, yang disajikan pada (Gambar 6
fekunditas berkisar antara 533 – 14.000 dan 7).
butir telur dengan rata-rata 2.544 butir
telur per ikan betina.

8000
7000
y = 6182,8x + 165,3
6000 R² = 0,5135
5000
4000
3000
2000
1000
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1

Gambar 6. Hubungan fekunditas dengan bobot gonad ikan betok


Sumber : (Data Primer, 2018)

Dari grafik diatas menunjukkan adanya hubungan dengan bobot gonad ikan
bahwa fekunditas ikan betok menunjukkan dimana nilai R2 = 0,513.

8000
y = -193,74x + 4358,9
7000
R² = 0,0341
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
0,00 5,00 10,00 15,00

Gambar 7. Hubungan fekunditas dengan bobot tubuh ikan betok Sumber : (Data Primer, 2018)

102
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 92-111
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.130

Dari grafik diatas menunjukkan tidak adanya hubungan dengan bobot


bahwa fekunditas ikan betok menunjukkan tubuh ikan dimana nilai R2 = 0,34.

Pertumbuhan yang disajikan dalam bentuk grafik pada


Pertumbuhan Bobot Mutlak Gambar 8.
Berikut merupakan hasil dari
pengamatan Pertumbuhan Bobot Mutlak

10 7.53 ± 0.94
Pertumbuhan Bobot Mutlak

8 6.67 ± 1.10 6.68 ± 0.46 6.13 ± 0.61


4.86 ± 0.75
6
4
(cm)

2 a a a a b
0
Kontrol P.32% P.34% P.36% P.38%
Perlakuan

Gambar 8. Grafik Nilai Hasil Pengamatan Pertumbuhan Bobot Mutlak


Sumber : (Data Primer, 2018)

Dari pengamatan diatas diperoleh mutlak menunjukkan adanya perbedaan


bahwa perlakuan yang diberikan pakan antar perlakuan (P<0,05) dengan kisaran
buatan berbahan baku tepung keong mas nilai 7.53 g ± 0.94 pada perlakuan P.38%.
pada pengamatan pertumbuhan bobot

Pertumbuhan Panjang Mutlak yang disajikan dalam bentuk grafik pada


Berikut merupakan hasil dari Gambar 9.
pengamatan Pertumbuhan Panjang Mutlak
10 8.02 ± 0.75
Pertumbuhan Panjang Mutlak

7.03 ± 0.57 6.93 ± 0.69 7.12 ± 0.57


8
6.14 ± 0.46
6
(cm)

2
a a a a b
0
Kontrol P.32% P.34% P.36% P.38%
Perlakuan

Sumber : (Data Primer, 2018)


Gambar 9. Grafik Nilai Hasil Pengamatan Pertumbuhan Panjang Mutlak

Dari pengamatan diatas diperoleh pada pengamatan pertumbuhan panjang


bahwa perlakuan yang diberikan pakan mutlak menunjukkan perbedaan antar
buatan berbahan baku tepung keong mas

103
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 92-111
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.130

perlakuan (P0,05) dengan kisaran nilai 8.02 cm ± 0.75 pada perlakuan P.38%.

Laju Pertumbuhan Harian yang disajikan dalam bentuk grafik pada


Berikut merupakan hasil dari Gambar 10.
pengamatan Laju Pertumbuhan Harian

1,80% 1.57 ± 0.001


Laju Pertumbuhan Harian (%)

1,60% 1.40 ± 0.002


1,40% 1.18 ± 0.001 1.18 ± 0.001
1,20% 0.89 ± 0.003

1,00%
0,80%
0,60%
0,40%
a b b a a
0,20%
0,00%
Kontrol P.32% P.34% P.36% P.38%
Perlakuan

Gambar 10. Grafik Nilai Hasil Pengamatan Laju Pertumbuhan Harian


Sumber : (Data Primer, 2018)

Dari hasil pengamatan laju pertumbuhan harian menunjukkan adanya


pertumbuhan harian bahwa perlakuan yang perbedaan antar perlakuan (P<0,05) pada
diberikan pakan buatan berbahan baku P.32% dan P.34% dengan kisaran nilai
tepung keong mas pada pengamatan laju 1.57 g ± 0.001 dan 1.40 g ± 0.002.

Kualitas Air Oksigen Terlarut dan Total Ammonia


Berikut merupakan hasil dari Nitrogen (TAN) yang disajikan dalam
pengamatan Kualitas Air yaitu Suhu, pH, bentuk tabel pada Tabel 8.

Tabel . Hasil pengamatan rata-rata kualitas air selama 45 hari penelitian


Parameter Pengamatan
Perlakuan Suhu (⁰C) pH Oksigen Terlarut (mg/L) TAN (mg/L)
Kontrol 30 6,24 5,6 0,29
P.32% 30 6,58 5,6 0,22
P.34% 30 6,65 5,6 0,20
P.36% 30 6,73 5,6 0,16
P.38% 30 6,55 5,6 0,16
Sumber : (Data Primer, 2018)

Berdasarkan hasil pengamatan Oksigen terlarut berkisar antara 5,6 mg/L


Kualitas Air diperoleh bahwa rentang suhu dan Total Ammonia Nitrogen ( TAN )
selama penelitian yaitu berkisar antara berkisar antara 0,16 – 0,29 mg/L.
30⁰C, pH berkisar antara 6,24 – 6,73 ,

104
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 92-111
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.130

PEMBAHASAN Tingkat kematangan gonad adalah


Aspek Reproduksi Ikan Betok tahap tertentu perkembangan gonad
Seksualitas Ikan Betok sebelum dan sesudah memijah. Selama
Betok (Anabas testudineus Bloch) proses reproduksi sebagaian besar energi
bersifat ovipar, dapat memijah sepanjang hasil metabolisme ikan akan tertuju untuk
tahun dengan puncak pemijahannya pada perkembangan gonad atau pertumbuhan
musim hujan dengan puncaknya pada gonad (Effendie, 2002). Perkembangan
bulan oktober hingga desember, telur-telur gonad ikan sangat berkaitan erat dengan
mengapung bebas. Ikan dengan kisaran pertumbuhan ikan sehingga faktor internal
bobot tubuh 15 sampai 110 gram dan atau eksternal yang mempengaruhi
bobot gonad 2,42 sampai 15,96 gram pertumbuan juga berpengaruh pada
mempunyai jumlah telur (fekunditas) perkembangan gonad. Ada dua tahapan
antara 4.882 hingga 19.248 butir perkembangan gonad, yaitu tahap
(www.dkp.go.id). perkembangan gonad ikan menjadi dewasa
Berdasarkan hasil pengamatan yang kelamin (sexually mature) dan tahap
dilakukan bahwa ikan betok betina yang pematangan gamet (gamet maturation).
telah matang gonad mempunyai bentuk Tahap pertumbuhan berlangsung sejak
tubuh yang lebih besar jika dibandingkan ikan menetas hingga mencapai dewasa
dengan ikan betok jantan yang matang kelamin, sedangkan tahap pematangan
gonad. Selain itu pada ikan betok betina berlangsung setelah ikan dewasa. Tahap
yang telah matang gonad pada bagian perut pematangan akan terus berlangsung dan
ikan akan melebar kesamping dan jika di berkesinambungan selama fungsi
lakukan pengurutan (stripping) pada reproduksi ikan berjalan normal (Lagler, et
bagian perut akan mengeluarkan butiran al., 1977 dalam Mustakim, 2008).
telur berwarna kuning pada lubang Pada proses reproduksi, sebelum
urogenital dan alat kelamin berwarna terjadi pemijahan sebagian besar hasil
kemerah-merahan. metabolisme tertuju untuk perkembangan
Menurut Burmansyah et al (2013) gonad. Gonad akan semakin bertambah
Ciri-ciri seksual sekunder dan primer ikan berat diimbangi dengan bertambah besar
betok yaitu ikan betok jantan yaitu ukurannya (Effendie, 2002). Selama
memiliki tubuh yang ramping dan panjang, perkembangan gonad, oosit dikeliling oleh
warna badan agak cerah, sirip punggung lapisan sel-sel folikel yang membentuk dua
lebih panjang, bagian bawah perut rata. lapisan, yaitu lapisan granulosa disebelah
Jika ikan betok jantan telah matang gonad, luarnya (Nagahama, 1987 dalam
apabila di lakukan stripping pada bagian Mustakim, 2008). Sel folikel pada
perut, akan keluar cairan sperma berwarna pinggiran oosit berperan penting dalam
putih susu. Sedangkan ciri-ciri ikan betok penyerapan lipoprotein yang berasal dari
betina yaitu memiliki ukuran tubuh yang hati kedalam oosit.
besar dari ikan betok jantan dan pada Dari hasil pengamatan pada
bagian perut melebar kesamping, warna penelitian di peroleh bahwa perkembangan
badan agak gelap, sirip punggung lebih gonad ikan meningkat pada setiap
pendek, bagian bawah perut agak perlakuan dan kontrol. Diduga perlakuan
melengkung. Apabila ikan betok betina dengan kandungan protein yang berbeda
telah matang gonad dan di stripping pada mampu mempengaruhi tingkat kematangan
bagian perut akan keluar butiran telur gonad ikan betok betina dan ditemukan
bewarna kuning dan alat kelamin berwarna pada hari ke 45 pada perlakuan P.38%
kemerah-merahan. terdapat ikan betok yang telah memasuki
TKG IV dengan ciri-ciri gonad berwarna
Tingkat Kematangan Gonad (TKG) kuning dan telur dan juga ditemukan ikan
yang telah mencapai TKG V (Tabel 5)

105
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 92-111
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.130

dengan ciri-ciri gonad berwarna merah, nili GSI yang besar. Semakin besar nilai
lembik dan telur tidak tampak. Menurut GSI, maka dapat dijadikn indicator
Effendie (2002) menyatakan bahwa pada semakin dekatnya waktu pemijahan.
proses reproduksi, sebelum terjadi Pada proses reproduksi, sebelum
pemijahan sebagian besar hasil terjadi pemijahan sebagian besar hasil
metabolisme tertuju untuk perkembangan metabolisme tertuju untuk perkembangan
gonad. Gonad akan semakin bertambah gonad. Gonad akan semakin bertambah
berat diimbangi dengan bertambah besar berat diimbangi dengan bertambah besar
ukurannya. Acuan pada pengamatan untuk ukurannya (Effendie, 2002). Selama
melihat TKG yaitu mengacu pada Effendie perkembangan gonad, oosit dikeliling oleh
(2002) dalam Tester dan Takata (1953) lapisan sel-sel folikel yang membentuk dua
yang menyatakan bahwa TKG IV gonad lapisan, yaitu lapisan granulosa disebelah
masak, gonad mengisi ¾ rongga tubuh. luarnya (Nagahama, 1987 dalam
Gonad pada ikan jantan berwarna putih Mustakim, 2008). Sel folikel pada
berisi cairan berwarna putih, pada ikan pinggiran oosit berperan penting dalam
betina berwarna kuning dan telur dapat penyerapan lipoprotein yang berasal dari
terlihat. TKG V yaitu salin, gonad jantan hati kedalam oosit. Pada saat proses
berwarna putih kadang-kadang dengan perkembangan dan pematangan gonad
bintik coklat. Gonad betina berwarna ikan, sebagian besar energi pertumbuhan
merah, lembik dan telur tidak tampak. akan dialihkan dari perkembangan sel
somatik menjadi pertumbuhan sel gamet.
Gonado Somatik Indeks (GSI) Sehingga pada saat ikan sudah matang
Effendie (2002) menyatakan bahwa gonad, bobot gonad pada ikan betina
Nilai Gonado Somatik Indeks (GSI) beratnya dapat mencapai 10-25% dari
berhubungan dengan Tingkat Kematangan berat tubuhnya, sedangkan pada ikan
Gonad Ikan (TKG) yang pengamatannya jantan antara 5-10% dari berat tubuhnya
berdasarkan ciri – ciri morfologi (Effendie, 1997).
kematangan gonad dengan
membandingkan perkembangan di dalam Hepato Somatik Indeks (HSI)
dan di luar gonad, atau nilai morfologi Nilai Hepato Somatik Indeks (HSI)
yang dikuantatifkan. Berdasarkan hasil merupakan nilai kuantitatif yang
pengamatan nilai GSI menunjukkan menggambarkan pertambahan bobot hati
adanya perbedaan antar perlakuan seiring dengan perkembangan bobot
(P<0,05) dengan kisaran nilai 16% ± 0.02 gonad. Nilai HSI perbandingan antara
pada perlakuan P.38% (Gambar 6). bobot hati dengan bobot tubuh ikan.
Seperti yang telah dikemukakan bahwa Seiring meningkatkan perkembangan
dalam menilai perkembangan gonad ikan gonad menyebabkan nilai HSI juga
betina selain dilihat hubungan antara GSI meningkat dan akan lebih rendah dari nilai
dengan TKG, dapat dihubungkan dengan IKG pada saat telah matang gonad
perkembangan garis tengah telur yang (Aryani, 2015). Berdasarkan hasil
dikandungnya hasil dari pengendapan pengamatan pada penelitian nilai HSI
kuning telur selama veitellogenesis. menunjukkan adanya perbedaan antar
Berdasarkan hubungan ini akan didapatkan perlakuan (P<0,05) dengan kisaran 8% ±
ukuran garis tengah telur yang terbesar 0.01 pada perlakuan P.38% (Gambar 7).
pada waktu akan terjadi pemijahan sebagai Pada proses reproduksi, sebelum terjadi
ukuran telur yang masak ikut dalam pemijahan sebagian besar hasil
pemijahan. Menurut Mustakim (2008), metabolisme tertuju untuk perkembangan
semakin tinggi perkembangan gonad maka gonad. Gonad akan semakin bertambah
perbandingan antara berat tubuh dan gonad berat diimbangi dengan bertambah besar
semakin besar yang diperlihatkan dengan ukurannya (Effendie, 2002). Selama

106
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 92-111
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.130

perkembangan gonad, oosit dikeliling oleh pakan komersil 781-1 diduga


lapisan sel-sel folikel yang membentuk dua mempengaruhi proses rematurasi
lapisan, yaitu lapisan granulosa disebelah kebuntingan ikan perlakuan dan kontrol.
luarnya (Nagahama, 1987 dalam
Mustakim, 2008). Sel folikel pada Fekunditas
pinggiran oosit berperan penting dalam Fekunditas merupakan jumlah telur
penyerapan lipoprotein yang berasal dari masak sebelum dikeluarkan pada waktu
hati kedalam oosit. Pada saat proses ikan memijah (Effendie 2002). Fekunditas
perkembangan dan pematangan gonad merupakan ukuran yang paling umum
ikan, sebagian besar energi pertumbuhan digunakan untuk mengukur potensi
akan dialihkan dari perkembangan sel produksi pada ikan karena relatif mudah
somatik menjadi pertumbuhan sel gamet. dihitung. Fekunditas lebih sering
dihubungkan dengan panjang daripada
Tingkat Kebuntingan Ikan dengan berat, karena panjang
Tingkat kebuntingan diamati secara penyusutannya relatif kecil tidak seperti
morfologi bagian perut induk ikan betina berat yang dapat berkurang dengan mudah
yang membesar, melebar kesamping dan (Effendie 2002). Hasil penelitian
berisi telur yang diketahui dengancara menunjukkan bahwa fekunditas memiliki
mengurut (stripping) pada bagian berut hubungan dengan bobot gonad dimana
ikan tersebut. Induk yang bunting adalah nilai R2 = 0,513 (Gambar 8). dan bobot
induk yang memiliki telur saat dilakukan tubuh dimana nilai R2 = 0,34 (Gambar 9),
stripping dan akan mengelurkan telur pada hal ini sesuai dengan literatur. Fekunditas
bagian lubang urogenitalnya. Tingkat merupakan jumlah telur yang dihasilkan
kebuntingan induk dihitung dengan oleh ikan betina. Ada beberapa pengertian
melakukan pengamatan secara visual fekunditas antara lain fekunditas individu,
melalui pengamatan terhadap bentuk perut fekunditas relatif, dan fekunditas total.
dan keberadaan telur dengan dibedah. Menurut Nikolsky (1963) dalam Effendie
Perut ikan betok yang bunting terasa halus (2002), fekunditas individu adalah jumlah
dan lembek bila diraba. Selain itu, pada telur dari generasi tahun itu yang
bagian perut ikan akan membesar dan dikeluarkan pada tahun itu pula.
melebar kesamping. Apabila dilakukan Fekunditas relatif adalah jumlah telur
pengurutan (stripping) pada bagian perut persatuan berat atau panjang, sedangkan
akan mengeluarkan butiran telur pada fekunditas total diartikan sebagai jumlah
lubang urogenitalnya. Tidak semua ikan telur yang dihasilkan oleh ikan selama
yang bunting siap untuk dibuahi, beberapa hidupnya. Ikan-ikan yang tua dan besar
ikan saat dibedah telurnya masih muda. ukurannya mempunyai fekunditas relatif
Hasil pengamatan pada hari ke 45 lebih kecil. Umumnya fekunditas relatif
menunjukkan pada semua perlakuan dan lebih tinggi dibanding dengan fekunditas
kontrol menujukan adanya kebuntingan individu. Fekunditas relatif akan menjadi
pada ikan betok ditandai dengan perut ikan maksimum pada golongan ikan yang masih
betok yang bunting terasa halus dan muda.
lembek apabila diraba. Selain itu, pada Berdasarkan hasil penelitian yang
bagian perut ikan akan membesar dan telah dilakukan bahwa ikan Betok betina
melebar kesamping. Apabila dilakukan memiliki fekunditas dengan jumlah 509 ±
pengurutan (stripping) pada bagian perut 4.686 butir telur per ikan dengan tingkat
akan mengeluarkan butiran telur pada kematangan gonadnya sudah memasuki
lubang urogenitalnya. Berdasarkan hasil fase ke 4 dengan ciri-ciri warna telur sudah
ini, pemberian pakan buatan berbahan kekuningan dan butiran telur terlihat jelas.
baku keong mas (Pomacea canalicuata) Hasil penelitian menunjukan berbeda
pada perlakuan dan kontrol menggunakan dengan literatur yang menyebutkan bahwa

107
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 92-111
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.130

ikan betok dengan kisaran bobot tubuh 15 betok yang diberikan pakan buatan
sampai 110 gram dan bobot gonad 2,42 berbahan baku tepung keong mas
sampai 15,96 gram mempunyai jumlah menunjukkan pada pengamatan kontrol
telur (fekunditas) antara 4.882 hingga rata-rata hasil pengamatan yaitu 5.21,
19.248 butir. Hal ini dikarenakan ikan P.32% yaitu 5.67, P.34 yaitu 6.68, P.3%
yang digunakan pada penelitian yaitu ikan yaitu 6.13 dan pada pengamatan P.38%
betok hasil tangkapan di alam dengan yaitu 7.53.
ukuran yang tidak seragam namun Sedangkan pada pertumbuhan panjang
memiliki fekunditas yang tinggi. mutlak dari pengamatan pertumbuhan
Nikolsky (1963) dalam Effendie panjang mutlak yaitu; pada pengamatan
(2002) menyatakan bahwa fekunditas pada kontrol hasil rata-rata nilai pengamatan
ikan disesuaikan dengan kondisi yaitu 6.14, P.32% yaitu 7.03, P.34 yaitu
lingkungannya. Jika ikan hidup di habitat 6.93, P.36% yaitu 7.12 dan pada
yang banyak ancaman predator maka pengamatan P.38% yaitu 8.02. Pengamatan
jumlah telur yang dihasilkan akan besar pertumbuhan bobot mutlak menunjukkan
atau fekunditas semakin tinggi, sedangkan perbedaan (P<0,05) dengan kisaran nilai
ikan yang hidup di habitat dengan sedikit 7.53 g ± 0.94 pada perlakuan P.38%. dan
predator akan memiliki jumlah telur yang pada pengamatan pertumbuhan panjang
lebih sedikit. Beberapa faktor yang mutlak menunjukkan perbedaan antar
berperan terhadap jumlah telur yang perlakuan (P<0,05) dengan kisaran nilai
dihasilkan oleh ikan betina yaitu fertilitas, 8.02 cm ± 0.75 pada perlakuan P.38%.
frekuensi pemijahan, perlindungan induk, Hasil ini berbeda dengan
ukuran telur, ukuran ikan, kondisi penelitian yang dilakukan Hidayat et.al
lingkungan, makanan, dan kepadatan (2013) menyatakan bahwa analisis ragam
populasi. menunjukkan penggunaan tepung keong
mas dalam pakan tidak berpengaruh nyata
Pertumbuhan terhadap pertumbuhan bobot mutlak dan
Pertumbuhan Bobot Mutlak dan pertumbuhan panjang mutlak benih ikan
Pertumbuhan Panjang Mutlak gabus. Meskipun secara ANOVA tidak
Effendie (2002) menyatkan bahwa berpengaruh nyata, namun pertumbuhan
pertumbuhan dapat dirumuskan sebagai bobot mutlak tertinggi terdapat pada
pertambahan ukuran panjang atau berat perlakuan 50 % tepung keong mas
dalam suatu waktu, sedangkan diperoleh sebesar 4,96 g, sedangkan
pertumbuhan bagi populasi sebagai pertumbuhan bobot mutlak terendah
pertambahan jumlah. Sebenarnya, terdapat pada perlakuan 37,5 % tepung
pertumbuhan itu merupakan proses keong mas yaitu sebesar 2,97 g. Untuk
biologis yang kompleks dimana banyak pertumbuhan panjang mutlak tertinggi
faktor mempengaruhinya. Pertumbuhan terdapat pada perlakuan 0 % tepung keong
dalam individu ialah pertambahan jaringan mas, dan 50 % tepung keong mas yaitu
akibat dari pembelahan sel secara mitosis. sebesar panjang 0,9 cm, sedangkan
Hal ini terjadi apabila ada kelebihan input pertumbuhan panjang mutlak terendah
energi dan asam amino (protein) berasal terdapat pada perlakuan 25 % tepung
dari makanan. Pertumbuhan mutlak ialah keong mas yaitu sebesar 0,4 cm.
ukuran rata-rata ikan pada umur tertentu, Prihadi (2007), menyatakan
seperti ukuran panjang rata-rata ikan pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa
berumur satu tahun atau berat rata-rata faktor yaitu faktor dari dalam dan factor
ikan berumur tiga tahun dan sebagainya dari luar, adapun faktor dari dalam
(Effendie, 1997). meliputi sifat keturunan, ketahanan
Berdasarkan hasil pengamatan pada terhadap penyakit dan kemampuan dalam
penelitian pertumbuhan bobot mutlak ikan memanfaatkan makanan, sedangkan faktor

108
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 92-111
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.130

dari luar meliputi sifat fisika, kimia dan dapat mempengaruhi metabolisme tubuh
biologi perairan. Faktor makanan dan suhu dalam ikan (Augusta, 2016). Hasil
perairan merupakan faktor utama yang pengukuran parameter suhu yang
dapat mempegaruhi pertumbuhan ikan. dilakukan selama penelitian yaitu berkisar
30⁰C. Hal ini dikarenakan tingginya
Laju Pertumbuhan Harian intensitas cahaya yang masuk langsung ke
Pertumbuhan harian berfungsi dalam tempat penelitian, karena penelitian
untuk menghitung persentase pertumbuhan dilakukan pada tempat yang tertutup dan
berat ikan per hari. Hasil penelitian juga penelitian dilakukan ketika musim
menunjukkan bahwa hasil pengamatan laju kemarau sehingga mempengaruhi suhu air
pertumbuhan harian bahwa perlakuan yang dalam wadah pemeliharaan. Hasil
diberikan pakan buatan berbahan baku pengamatan suhu pada penelitian sesuai
tepung keong mas pada pengamatan laju dengan literatur yang diacu pada Akbar
pertumbuhan harian menunjukkan (2012) yang menyebutkan bahwa
perbedaan antar perlakuan (P<0,05) pada umumnya di alam ikan betok tumbuh
P.32% dan P.34% dengan kisaran nilai normal pada kisaran kualitas air untuk
1.57 g ± 0.001 dan 1.40 g ± 0.002. suhu 24-34°C.
Menurut Handajani dan Widodo (2010) Hasil pengukuran pH atau derajat
pertumbuhan ikan yang baik, perlu keasaman air pada penelitian yaitu berkisar
didukung dengan pemberin makanan yang antara 6.24 – 6.73, hal ini sesuai dengan
cukup mengandung protein, lemak dan Akbar (2012) yang menyatakan bahwa
karbohidarat serta vitamin dan mineral. umunya di alam ikan betok tumbuh normal
pada derajat keasaman atau pH berkisar 4-
Kualitas Air 8. Ikan betok tahan terhadap kekeringan
Salah satu faktor yang dapat dan kadar oksigen yang rendah. Kadang-
mempengaruhi pertumbuhan ikan kadang tahan hidup satu minggu tanpa air,
budidaya adalah kualitas air, terdiri dari bahkan mampu hidup di lumpur yang
oksigen terlarut (DO), suhu dan pH. mengandung sedikit air selama 1-2 bulan.
Oksigen terlarut (DO) merupakan salah Ikan betok memiliki sifat biologis yang
satu parameter peubah kualitas air yang lebih menguntungkan bila dibandingkan
paling kritis pada budidaya ikan. Kondisi dengan jenis ikan air tawar lainnya dalam
oksigen (DO) terlarut dalam air merupakan hal pemanfaatan air sebagai media
indikator kualitas air. Penurunan DO hidupnya. Salah satu kelebihan tersebut
merupakan indikator dini terhadap adalah bahwa ikan betok memiliki labirin
perubahan kualitas air (Syofyan et al. yang berfungsi sebagai alat pernafasan
2011). tambahan.
Hasil pengukuran oksigen terlarut Amoniak dalam media budidaya
selama penelitian yaitu berkisar 5.6 ppm, berbahaya bagi ikan jika terdapat dalam
sesuai dengan litelatur yang menyatakan konsentrasi yang tinggi. Amoniak dalam
bahwa oksigen terlarut dalam budidaya media pemeliharaan berasal dari ekskresi
ikan tidak boleh kurang dari 5 ppm, hal ini ikan melalui insang, perombakan sisa
dikarenakan ikan memerlukan oksigen metabolisme, serta dari perombakan sisa
terlarut untuk proses pembakaran makanan pakan dalam media pemeliharaan. Nilai
sehingga dapat menghasilkan aktivitas, amoniak yang dihasilkan selama penelitian
berenang, pertumbuhan dan reproduksi berfluktuasi dan berada pada kisaran 0.16-
(Zonneveld et al. 1991). 0.29 mg/L. Nilai tersebut masih dapat
Perubahan suhu dalam wadah ditoleransi oleh ikan. Menurut Boyd
pemeliharaan di pengaruhi oleh sinar (1990) dalam Catur (2011), kisaran
matahari yang langsung masuk kedalam konsentrasi amoniak dalam pemeliharaan
wadah pemeliharaan. Perubahan suhu ikan adalah kurang dari 0,1 mg/L.
109
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 92-111
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.130

[Tesis]. Bogor: Institut Pertanian


KESIMPULAN Bogor.
Adapun kmpulan dari hasil Catur, W.P. 2011. Pertumbuhan dan
penelitian adalah sebagai berikut : Kelangsungan Hidup Larva Ikan
1. Pemberian pakan buatan berbahan Betok Anabas testudineus Bloch
baku keong mas dapat meningkatkan Selama 30 Hari Pemeliharaan dengan
performa reproduksi ikan betok betina. Padat Penebaran Awal 10, 20, dan 30
Hal ini dapat dilihat dari Larva/Liter. [ Skripsi ]. Bogor: Institut
meningkatnya nilai tingkat Pertanian Bogor.
kematangan gonad ikan betok betina. Departemen Kelautan dan Perikanan
Pemberian pakan buatan berbahan Tahun 2005. Laporan Statistik
baku tepung keong mas dengan Kelautan dan Perikanan Tahun 2005.
kandungan protein pakan 38% pada DKP Provinsi Kepulauan Bangka
hari ke-45 mampu meningkatkan nilai Belitung. 2017. Laporan Kinerja Dinas
GSI 16% ± 0.02 dan HSI 8% ± 0.01. Kelautan dan Perikanan Provinsi
2. Pemberian pakan buatan berbahan Kepulauan Bangka Belitung Tahun
baku tepung keong mas dapat 2016. http://DKP Provinsi-Kepulauan-
meningkatkan pertumbuhan ikan Bangka-Belitung (diakses 17
betok. Hal ini dapat dilihat dari adanya November 2018).
peningkatan dari pertumbuhan bobot Effendi, I., H.J. Bugri., dan Widarni. 2006.
mutlak dengan kisaran 7.53 g ± 0.94 Pengaruh padat penebaran terhadap
pada perlakuan P.38% , panjang kelangsungan hidup dan pertumbuhan
mutlak dengan kisaran 8.02 cm ± 0.75 benih ikan gurami Osphronemus
pada perlakuan P.38% dan laju gouramy Lac. Ukuran 2 cm. Jurnal
pertumbuhan harian dengan kisaran Akuakultur Indonesia. 5(2) : 127-135.
1.57 g ± 0.001 dan 1.40 g ± 0.002 Effendie, M.I. 1979. Metoda Biologi
pada perlakuan P.34% dan P.36%. Perikanan. Yayasan Dewi Sri Cikuray
3. Pemberian pakan buatan berbahan : Bogor.
baku keong mas dapat meningkatkan Effendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan.
kematangan gonad ikan. Nilai tingkat Yayasan Pustaka Nusatama : Bogor.
kematangan gonad ikan betok pada Handajani, H. dan Widodo, W. 2010.
awal penelitian adalah TKG II, setelah Nutrisi Ikan. UMM Press: Malang.
dilakukan pemberian pakan perlakuan Hanifah, SS. 2010. Rekayasa Rematurasi
menggunakan pakan buatan berbahan Ikan Patin Siam Pangasianodon
baku keong mas mampu hypophthalmus dengan Penyuntikan
meningkatkan nilai tingkat Hormon Pmsg dan Hcg Serta
kematangan gonad ikan mencapai Penambahan Vitamin Mix 300
pada tahap TKG IVdan V. Hasil Mg/Kg Pada Pakan. [Skripsi]. Institut
fekunditas pada penelitian yaitu Pertanian Bogor : Bogor.
berkisar antara 509 - 4.686 butir. Hidayat, D., Dwi, A.S dan Yulisman.
2013. Kelangsungan hidup,
DAFTAR PUSTAKA pertumbuhan dan efisiensi pakan ikan
Akbar, J. 2012. Ikan Betok Budidaya dan gabus (Channa Striata) yang diberi
Peluang Bisnis. Eja Publisher: pakan berbahan baku tepung keong
Yogyakarta. mas (Pomacea Sp). Jurnal Rawa
Aryani M.N. 2015. Induksi Pematangan Akuakultur Indonesia. 1(2) : 161-172.
Gonad Angguilla bicolor Ukuran 100- Huisman, E.A. 1987. The principles of fish
150 gram Secara Hormonal culture production. Departemen of
Menggunakan PMSG, AD dan MT. Aquaculture. Wageningen University.
Netherland.

110
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 92-111
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.130

Lagler, K. F. J. E. Bardach, R. R. Miller. Revedition. National Academy Press :


Dan D. M. Passino. 1977. Ichtiology. Washington DC.
John Wiley and Sons, Inc. New York. Prihadi, D.J. 2007. Pengaruh jenis dan
505 hal. waktu pemberian pakan terhadap
Margono, T., Detty, S dan Sri H. 1993. tingkat kelangsungan hidup dan
Panduan Teknologi Pangan. Pusat pertumbuhan kerapu macan
Infromasi Wanita dalam (Epinephelus fuscoguttatus) dalam
Pembangunan. PDII – LIPI. Jakarta. keramba jarring apung di Balai
Mustakim , M. 2008. Kajian Kebiasaan Budidaya Laut Lampung. Fakultas
Makanan dan Kaitannya dengan Perikanan dan Ilmu Kelautan
Aspek Reproduksi Ikan Betok Universitas Padjadjaran. Bandung.
(Anabas testudineus Bloch) pada Jurnal Akuakultur Indonesia 493-953-
Habitan yang Berbeda di Lingkungan 1.
Danau Melintang Kutai Kartanegara Syofyan I., Usman, dan Nasution P. 2011.
Kalimantan Timur. [Tesis]. Sekolah Studi Kualitas Air untuk Kesehatan
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor : dalam Budidaya Perikanan pada
Bogor. Aliran Sungai Kampar Kiri. Jurnal
National Research Concil. 2001. Nutrient Perikanan dan Kelautan. 16,1 (2): 64-
Requitrements for Dairy Cattle 7th 70.

111

Anda mungkin juga menyukai