Anda di halaman 1dari 10

Journal of Aquaculture Science April 2021 vol 6 (1): 48-57

DOI: https://doi.org/10.31093/joas.v6i1.139 Online pada http://joas.co.id

Pengaruh Perbedaan Jenis Pakan Alami Terhadap Pertumbuhan Dan


Kelangsungan Hidup Larva Ikan Baung (Hemibagrus nemurus).

The Effect of Differences of Live Feed on The Growth And Survival of


Redtail Catfish (Hemibagrus Nemurus) Larvae.
Farid Mudlofdar1, Rizal Akbar Hutagalung1, Ridwan Salim1,
1Staf Pengajar Program Studi Budidaya Perikanan, Jurusan Ilmu Kelautan dan
Perikanan, Politeknik Negeri Pontianak
Email: rizalakbarhutagalung.polnep@gmail.com

Submited: 30 Nov 2020 Revised: 13 Feb 2021 Accepted: 15 Mar 2021

Abstrak
Ikan Baung merupakan salah satu ikan lokal Kalimantan barat yang mempunyai nilai ekonomis
tinggi. Salah satu permasalahan yang timbul pada pemeliharaan larva ikan baung adalah rendahnya
kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan, solusi yang paling strategis dilakukan adalah dengan
menentukan jenis pakan yang tepat sesuai dengan kebiasaan makan dari larva ikan baung. Tujuan
penelitian ini adalah untuk memperoleh jenis pakan alami yang paling efektif digunakan pada
pemeliharaan larva ikan baung. Desain penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan 4 perlakuan dan 3 pengulangan. Perlakuan jenis pakan alami yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu pakan Artemia (A), Kutu Air (B), Cacing Sutra (C) dan Tepung Pellet (D), dan disusun secara acak.
Hasil penelitian melalui analisis sidik ragam (Anova) menunjukkan bahwa semua perlakuan dapat
memberikan pengaruh yang nyata bagi variabel laju pertumbuhan panjang mutlak maupun variabel
tingkat kelangsungan hidup. Berdasarkan uji lanjut Tukey, perlakuan yang memberikan pengaruh laju
pertumbuhan panjang mutlak terbaik adalah dari perlakuan C yakni 9,20 ± cm, sedangkan perlakuan
dengan pengaruh tertinggi untuk tingkat kelangsungan hidup adalah perlakuan A yaitu sebesar 98,8%.
Kata Kunci: Pakan Alami, Ikan Baung, Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup

Abstract
Baung fish is one of the local fish in West Kalimantan which has high economic value. One of
the problems that arise in the maintenance of baung fish larvae is the low survival and growth rate, the
most strategic solution is to determine the right type of feed according to the feeding habits of the baung
fish larvae. The purpose of this study was to obtain the type of natural food that was most effective in
rearing the larvae of fish. The research design used a completely randomized design (CRD) with 4
treatments and 3 repetitions. Treatment types of natural feed used in this study were Artemia (A), Water
Fleas (B), Silkworms (C) and Pellet Flour (D), and arranged randomly. The results of the research
through analysis of variance (Anova) show that all treatments can have a significant effect on the absolute
length growth rate variable and the survival rate variable. Based on Tukey's further test, the treatment that
had the best effect on the growth rate of absolute length was treatment C, namely 9.20 ± cm, while the
treatment with the highest effect on survival rate was treatment A which was 98.8
Keywords: Natural Feed, Baung Fish, Growth, Survival

JoAS 2021, 6 (1):48-57. pISSN 2550-0910; eISSN 2579-4817 | Page 48


Journal of Aquaculture Science April 2021 vol 6 (1): 48-57
DOI: https://doi.org/10.31093/joas.v6i1.139 Online pada http://joas.co.id

PENDAHULUAN perairan umum sangat tinggi hal


Kalimantan Barat merupakan tersebut perlu adanya solusi yang tepat
salah satu Propinsi yang mempunyai dalam menjaga ketersediaan spesies
potensi pengembangan budidaya ikan yaitu dengan cara pengembangan
komoditas ikan endemik lokal yang budidaya ikan baung secara
mempunyai nilai ekonomis dan apilkatif berkelanjutan
untuk dikembangkan oleh pembudidaya Dewasa ini penangkapan ikan
ikan. Menurut Khartamihardja (2014) baung dilakukan terus menerus tanpa
upaya pemanfaatan sumber daya ikan adanya upaya peningkatan hasil
endemik harus dilakukan secara budidaya sehingga penyedian ikan
seimbang antara laju eksploitasi dengan baung ukuran konsumsi dari hasil
laju rekrutmennya. Karakteristik budidaya sangat rendah akibat
ekosistem dan sumber daya ikan di penyediaan benih yang rendah, hal
perairan umum daratan tersebut yang tersebut mengancam eksistensi ikan
unik memerlukan upaya pengelolaan baung di perairan umum. ,. Hal tersebut
dan pelestariannya secara khusus pula. dikarenakan para pembudidaya ikan
Menurut Adjie. S. dan Utomo masih kesulitan dalam memanipualsi
A.D (2011), dibagian tengah hingga pakan pada stadia larva hingga benih
hilir Sungai Kapuas terdapat 125 jenis atau pada kegiatan pendederan.
ikan endemik yang mempunyai nilai Berdasarkan hasil penelitian Suryanti
ekonomis, salah satu ikan endemik di (2002), pada pemberian pakan buatan
Sungai Kapuas yang mempunyai nilai pada umur 7 hari, nilai daya
ekonomis tinggi adalah ikan baung kelangsungan hidup larva baung hanya
(Hemibagrus nemurus). Hasil penelitian 10.92%, hal ini sebabkan kemampuan
Adjie. S. dan Utomo A.D (2011), cerna dari larva ikan baung sangat
spesies ikan baung tingkat eksploitasi di rendah karena belum optimalnya fungsi
daerah tengah Sungai Kapuas mencapai organ pencernaan dan aktivitas enzim.
>10 ekor/hari per orang dan di hilir Permasalahan dalam penyediaan
tingkat eksploitasinya 5-10 ekor/hari per benih saat ini adalah kemampuan larva
orang. Hal tersebut yang menjadikan benih ikan baung dalam memanfaatkan
komoditas ikan baung sangat diminati nutrient pada pakan buatan sangat
pasar namun laju penangkapan di terbatas pada fase-fase awal stadia

JoAS 2021, 6 (1):48-57. pISSN 2550-0910; eISSN 2579-4817 | Page 49


Journal of Aquaculture Science April 2021 vol 6 (1): 48-57
DOI: https://doi.org/10.31093/joas.v6i1.139 Online pada http://joas.co.id

larva, maka penggunaan pakan alami sehingga hasil penelitian ini dapat
diharapkan dapat meningkatkan laju dijadikan acuan dalam budidaya ikan
pertumbuhan dan kelangsungan hidup baung agar suplai benih ikan baung
benih ikan baung. dapat berkelanjutan.
Hal yang memungkinkan
METODE PENELITIAN
dilakukan untuk digunakan sebagai
Tahapan Penelitian
bahan pengamatan adalah pakan alami
Penelitian ini berlangsung dari
berupa artemia, kutu air dan cacing
bulan Agustus hingga November 2020,
sutra mengingat ketiga jenis pakan
bertempat di Workshop Budidaya
tersebut mempunyai ukuran dan nutrien
Perikanan, Politeknik Negeri Pontianak
yang dinilai tepat dalam penggunan
. Penelitian ini mempunyai beberapa
jenis pakan stadia larva ikan baung.
tahapan yang akan dilalui untuk
Pada saat ini laju pertumbuhan
memperoleh data dengan lengkap dan
dan kelangsungan hidup pemeliharaan
dapat dioleh secara statistik.
larva yang dilakukan oleh para
Tahapan penelitian pertama yang
pembudidaya pada umumnya realtif
dilakukan adalah persiapa wadah
rendah, hal tersebut dikarenakan
pemeliharaan berupa keramba jaring
minimnya pemahaman pembudidaya
tancap dengan dimensi jaring 80 x 80 x
akan jenis pakan alami yang efektif
80 cm dengan ketinggian air 60 cm
guna menigkatkan produktifitas benih
Jaring tersebut ditancapkan pada kolam
ikan baung, hal tersebut merupakan
beton dengan ukuran 25 m2. sedangakan
salah satu presepsi awal dalam
media yang digunakan adalah
penelitian ini yang diharapkan dapat
tampungan air hujan.
menjadi landasan pemahaman para
Tahapan selanjutnya adalah
pembudidaya ikan yang lebih
seleksi larva yang berasal dari Unit
komprehensif.
Pembudidaya Rakyat (UPR) dari hasi
Penelitian ini bertujuan untuk
pemijahan secara alami induk ikan
mengetahui jenis pakan alami yang
baung yang berasal dari alam dengan
tepat dalam pemeliharaan larva pada
bobot rata rata induk 400 – 800 Gram/
ikan baung yang berdampak pada
Ekor Induk. Larva yang dihasilkan dari
tingkat kelangsungan hidup ikan baung
pemijahan tersebut berumur <1 cm
dan laju pertumbuhan ikan baung

JoAS 2021, 6 (1):48-57. pISSN 2550-0910; eISSN 2579-4817 | Page 50


Journal of Aquaculture Science April 2021 vol 6 (1): 48-57
DOI: https://doi.org/10.31093/joas.v6i1.139 Online pada http://joas.co.id

dengan umur 4 (empat) hari setelah pemantauan Laju pertumbuhan panjang


menetas dari telur. Larva obyek mutlak dan Kelangsugan hidup melalui
penelitian ditebar dengan kepadatan 80 dengan metode sampling setiap 14 hari
ekor/m2 dengan diawali proses selama pemeliharaan, dengan cara
aklimatisasi suhu. mengambil 10% ekor ikan dari total
Lava ikan dipelihara selama 84 keseluruhan tiap perlakuannya dan
hari dengan diberikan pakan berupa diukur panjang untuk mengetahui data
pakan alami sesuai perlakuan dan pekan panjang total, Menurut Zonneveld et al.,
pellet berbentuk crumble (PSC-1 (1991) laju pertumbuhan panjang
Produk CP.Prima dengan Kadar mutlak dapat dihitung dengan rumus :
Proterin Min 32%). Larva diberi pakan L = Lt – Lo
Keterangan:
dengan frekuensi pemberian pakan 4
• Lt = Panjang ikan uji pada akhir
kali sehari. Dosis pemberian pakan 14 penelitian (cm)
hari pertama sebesar 30 % per hari dari • Lo = Panjang ikan uji pada awal
penelitian (cm)
bobot biomass ( 15 % pakan alami • t = Lama penelitian (hari)
sesuai perlakuan dan 15 % pakan pellet Disamping itu juga dilakukan

berbentuk crumble). Sedangkan 70 hari perhitungan secara visual untuk

selanjutnya larva ikan baung tetap mengetahui jumlah ikan yang dipelihara

diberi pakan 4 (empat) kali sehari sehingga mendukung data kelangsungan

dengan dosis 50% per hari dihitung dari hidup ikan. Menurut Zonneveld et al.,

berat biomass (25 % pakan alami sesuai (1991) kelangsungan hidup dapat

perlakuan dan 25 % pakan pellet dihitung dengan rumus :

berbentuk crumble). Nt
SR = ×100%
No
Sebagai data penunjang,
Keterangan :
dilakukan pengukuran kualitas air pada - SR = Tingkat kelangsungan
parameter fisika yaitu mencakup suhu hidup
- Nt = Jumlah akhir (ekor)
dan kecarahan perairan, sedangkan - No = Jumlah awal (ekor)
paramater kimia mencakup Keterlarutan Rancangan Penelitian
Oksigen, pH, dan Kada Amonia pada Dasar menentukan perlakuan
perairan. pakan Artemia merujuk pada penelitian
Guna mendukung data utama Aysah (2014), Penggunaan pakan Kutu
dalam penelitian maka dilakukan Air merujuk pada penelitian Dewi

JoAS 2021, 6 (1):48-57. pISSN 2550-0910; eISSN 2579-4817 | Page 51


Journal of Aquaculture Science April 2021 vol 6 (1): 48-57
DOI: https://doi.org/10.31093/joas.v6i1.139 Online pada http://joas.co.id

(2019), sedangkan Cacing Sutra 8,17 gram, serta perlakuan D sebesar


merujuk penelitian Juliana (2016). 7,30 gram.
Selain itu pada aplikasi pembenihan
ikan baung di masyarakat juga
menggunakan pakan alami tersebut.
Penelitian menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan 4 perlakuan dan 3 pengulangan,
yaitu:
Berdasarkan hasil uji Anova maka
➢ Perlakuan A : Penambahan
variabel Laju Pertumbuhan Panjang
Pakan Artemia + Pellet
(LPP) dikatakan berbeda nyata karena F
➢ Perlakuan B : Penambahan
hitung (10,133) lebih besar dari F Tabel
Pakan Kutu Air + Pellet
0,05 yaitu 4,07 atau nilai Sig. 0,004 <
➢ Perlakuan C : Penambahan
dari 0,05, artinya adalah semua
Cacing Sutra + Pellet
perlakuan dalam penelitian ini
➢ Perlakuan D : Pakan Pellet
memberikan pengaruh nyata terhadap

HASIL DAN PEMBAHASAN LPP (laju pertumbuhan panjang).

Pengumpulan data di lapangan Dari hasil uji Tukey dapat

selama 84 hari maka diperoleh data dinyatakan bahwa perlakuan terbaik

utama yang terdiri dari Laju dalam memberikan pengaruh terhadap

Pertumbuhan Panjang dan Tingkat LPP (laju pertumbuhan panjang) yaitu

Kelangsungan Hidup, dan data pada perlakuan C dengan nilai 8,7333

penunjang berupa hasil pengukuran tertinggi diantara perlakuan yang lain

kualitas air. sehingga perlakuan kombinasi pakan

A. Laju Pertumbuhan Panjang Ikan buatan dan cacing sutra merupakan

Diperoleh data laju pertumbuhan perlakuan terbaik dibanding dengan

panjang mutlak bahwa secara berturut- perlakuan yang lain yaitu kombinasi

turut perlakuan C memberikan nilai pakan Artemia, Kutu Air, dan pakan

rata-rata 8,73 gram, perlakuan A pellet saja.

sebesar 8,20 gram, perlakuan B sebesar Kombinasi pakan buatan dan


cacing sutra menjadi perlakuan terbaik

JoAS 2021, 6 (1):48-57. pISSN 2550-0910; eISSN 2579-4817 | Page 52


Journal of Aquaculture Science April 2021 vol 6 (1): 48-57
DOI: https://doi.org/10.31093/joas.v6i1.139 Online pada http://joas.co.id

mungkin disebabkan oleh beberapa hal yang mengutip dari Kim & Lee (2005)
yang menunjang kondisi tersebut. disebutkan pula bahwa Penggunaan
Menurut Wijayanti (2010) dalam Putri protein sebagai sumber energi untuk
dkk (2018) Tubifex sp. (cacing sutra) aktivitas dan proses metabolisme ikan
merupakan pakan alami bagi larva ikan akan berakibat pada jumlah protein
yang mudah dicerna dengan kandungan yang dimanfaatkan bagi pertumbuhan
nutrisi berupa protein 64,47%, lemak jaringan struktural juga berkurang
17,63%, dan kadar abu 7,84%. Menurut sehingga berakibat pertumbuhan
Firmansyah, dkk, 2013 menyatakan lambat.
bahwa Artemia Mempunyai kandungan Perlu diketahui bahwa pada
nutrisi berupa Protein (44,96%), Lemak golongan ikan (Pisces) sumber energi
(26,91) dan Kadar Abu (3,40%). utama adalah dari protein, sehingga
Sedangkan Kutu Air menurut Pangkey. apabila ikan sudah terpenuhi energi
H, (2009), mengandung nutrisi berupa untuk aktivitas dan pemeliharaan
protein sebesar 50% dan Kadar lemak tubuhnya maka kelebihan energi
sekitar 20-27%. tersebut dapat digunakan sebagai
Berdasarkan beberapa referensi di pemacu pertumbuhan somatik. Menurut
atas maka jelas bahwa kandungan nilai Vellas (1981) dalam jurnal Suhenda dkk
gizi cacing sutra (Tubifex sp) (2004) ikan tidak seperti hewan darat,
mempunyai nutrisi yang paling tinggi karena dapat memanfaatkan protein
terutama pada kandungan proteinnya. dalam jumlah besar sebagai sumber
Menurut Abdel-Tawwab et al., 2010; energi untuk metabolisme protein.
Arnason et al. (2010) dalam jurnal
B. Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan
penelitian Tahapari dan Darmawan
Dari data hasil pengamatan,
(2018) bahwa protein merupakan zat
perlakuan terbaik pada variabel Tingkat
pembangun jaringan otot dan daging,
Kelangsungan Hidup adalah perlakuan
serta menjadi hormon dan enzim yang
A sebesar 97,59%, kemudian C dengan
berperan dalam proses pertumbuhan.
tingkat kelangsungan hidup rata-rata
Namun demikian kebutuhan protein
sebesar 95,58% disusul dengan
akan menurun dengan meningkatnya
perlakuan B hingga 94,38% serta
bobot dan umur ikan. Selanjutnya dalam
terakhir perlakuan D mencapai 86,75%.
jurnal Tahapari dan Darmawan (2018)

JoAS 2021, 6 (1):48-57. pISSN 2550-0910; eISSN 2579-4817 | Page 53


Journal of Aquaculture Science April 2021 vol 6 (1): 48-57
DOI: https://doi.org/10.31093/joas.v6i1.139 Online pada http://joas.co.id

Dari semua perlakuan secara umum Pemberian pakan secara


dapat dikatakan sudah cukup baik jika kombinasi antara pakan buatan dan
dibandingkan dengan tingkat Artemia menjadi penyumbang tingkat
kelangsungan hidup standar dari teknis kelangsungan hidup ikan baung terbaik
pendederan baung yaitu sudah >80%. yang mungkin disebabkan oleh karena
kebutuhan protein telah tercukupi
dengan baik. Menurut NRC (1983)
dalam Tahapari dan Darmawan (2018)
Ikan mengonsumsi pakan untuk
mempertahankan kelangsungan
hidupnya dan selebihnya untuk
Hasil uji Anova pada variabel pertumbuhan.
TKH diperoleh F hitung (27,873) lebih Hal ini mungkin dikarenakan
besar lebih besar dari F Tabel 0,05 nutrisi terutama kandungan protein pada
sebesar 4,07 atau nilai nilai Sig. 0,000 < Artemia cukup tinggi menurut Maharani
0,05 yang dapat diartikan bahwa semua dan Yusrin (2010) yaitu mencapai
perlakuan dalam penelitian ini 46,77%, walaupun kandungan protein
memberikan pengaruh nyata terhadap cacing sutra masih lebih tinggi menurut
TKH (tingkat kelangsungan hidup). Putri dkk (2018) sebesar 64,47%.
Selanjtnya hasil uji Tukey TKH Namun demikian komposisi nutrisi
menunjukkan bahwa perlakuan terbaik Artemia dianggap lebih lengkap,
dalam memberikan pengaruh terhadap menurut Wibowo et al (2013) Artemia
Tingkat Kelangsungan Hidup yaitu pada banyak mengandung asam lemak
perlakuan A dengan nilai 97,5993 esensial omega-3 dan omega-6.
tertinggi dibandingkan dengan Selanjutnya menurut Meinelt et all
perlakuan lainnya sehingga perlakuan A (1999) dalam jurnal Istiqomah (2017)
(kombinasi pakan buatan dan Artemia) bahwa secara umum kandungan
dinyatakan sebagai perlakuan terbaik Omega-3 dan Omega-6 yang tinggi
dibanding dengan perlakuan yang lain dapat meningkatkan fekunditas telur,
yaitu kombinasi pakan Kutu Air, Cacing menurunkan kadar kolesterol,
Sutra, dan pakan pellet saja. pertumbuhan dan tingkat kelangsungan
hidup ikan. Jika kekurangan asam

JoAS 2021, 6 (1):48-57. pISSN 2550-0910; eISSN 2579-4817 | Page 54


Journal of Aquaculture Science April 2021 vol 6 (1): 48-57
DOI: https://doi.org/10.31093/joas.v6i1.139 Online pada http://joas.co.id

lemak esensial dapat menyebabkan KESIMPULAN


penurunan reproduksi, laju Mengkaji pada hasil analisis data
pertumbuhan ikan dan tingkat dari penelitian maka dapat diambil
kelangsungan hidup ikan. kesimpulan bahwa laju pertumbuhan
C. Kualitas Air terbaik didapatkan pada perlakuan C
Berdasarkan hasil pengukuran dengan pemberian pakan cacing sutra
parameter kualitas air selama penelitian dan pellet dengan penambahan berat
maka diperoleh kisaran kualitas air dari senilai 8,73 gram, sedangkan pelakuan
seluruh petak perlakuan dan ulangan terbaik pada kelangsungan hidup larva
sebagai berikut: Suhu 24-280C, pH 7-8, ikan baung adalah perlakuan A (Pakan
DO 4-5 mg/liter, dan NH3 berada Artemia + Pellet) sebesar 97,59%.
pada nilai 0 atau tidak sampai 0,1 Kualitas Air selama penelitian terpantau
mg/liter. Sementara itu menurut baik yaitu aitu suhu 24-280C, pH 7-8,
Khairuman dan Amri (2010) kisaran DO 4-5 mg/liter., dan kadar NH3
suhu air ideal bagi ikan baung adalah dibawah 0,1 mg/liter.
25-320C, pH air ideal untuk budidaya
DAFTAR PUSTAKA
ikan baung antara 6,5-8, selanjutnya Adjie. S. Dan Dharyati. E, 2009. Sebaran dan
menurut Suhenda (2010) oksigen Kebiasan Makan Beberapa Jenis Ikan di
Daerah Aliran Sungai Kapuas,
terlarut yang baik untuk budidaya ikan Kalimantan Barat. Palembang .BAWAL
baung berkisar 3-8 mg/l. Vol 2. 283-290. ISSN 1180425881.
Palembang
Dengan demikian jika Adjie. S. dan Utomo A.D., 2011. Karakteristik
Habitat dan Sebaran Jenis Ikan di Sungai
dibandingkan dengan kisaran parameter
Kapuas Tengah dan Hilir. BAWAL
kualitas air yang standar menurut Vol.3 (5): 277-286. ISSN 1180425881
Palembang
referensi tersebut maka dapat dikatakan Aysah, Siti M. 2014. Pengaruh Waktu
bahwa kisaran parameter kualitas air Perpindahan Pakan Alami Ke Pakan
Buatan Berenzim Terhadap Sintasan,
selama penelitian berlangsung cukup Pertumbuhan Pada Pemeliharaan Larva
baik atau memenuhi syarat dalam Ikan Baung (Mystus nemurus cv). Jurnal
Fish Scientiae, Volume 4 Nomor 7, Juni
menunjang eksistensi kehidupan ikan 2014, hal 42-42.
Chotimah Siti. 2018. Pertumbuhan Dan
secara layak, dan cukup memenuhi
Kelangsungan Hidup Ikan Baung
persyaratan bagi ikan untuk dapat (Mystus nemurus cv) Dengan Padat
Tebar Berbeda Pada Sistem Resirkulasi
tumbuh dan berkembang dengan baik.
Vol 5 (2018). ISSN: 2355-6900. Jurnal

JoAS 2021, 6 (1):48-57. pISSN 2550-0910; eISSN 2579-4817 | Page 55


Journal of Aquaculture Science April 2021 vol 6 (1): 48-57
DOI: https://doi.org/10.31093/joas.v6i1.139 Online pada http://joas.co.id

Online Mahasiswa Fakultas Perikanan Umum Darat Zona Wallacea dalam


Dan Lmu Kelautan Universitas Riau. mendukung Pembangunan Ekonomi
Dewi Anggi Trisna, Suminto, dan Ristiawan Masyarakat. Jurnal Kebijakan Perikanan
Agung Nugroho. Pengaruh Pemberian Indoneisa Vol 6. No.1. 43 : 53. ISSN
Pakan Alami Moina sp Dengan Dosis 1455844595. Jakarta
Yang Berbeda Dalam Feeding Regime Khairuman, dan Khairul Amri. 2010. Ikan
Terhadap Pertumbuhan Dan Baung, Peluang Usaha Dan Teknik
Kelulushidupan Larva Ikan Baung Budidaya Intensif. PT. Gramedia Pustaka
(Hemibagrus nemurus). Jurnal Sains Utama, Jakarta.
Akuakultur Tropis: 3(2019)1:17-26 e- Maharani, Endang Triwahyuni dan Yusrin.
ISSN: 2621-0525. 2010. Kadar Protein Kista Artemia
Firmansyah M., Rahayu Kusdarwati dan Yudi Curah Yang Dijual Petambak Kota
Cahyoko. 2013. Pengaruh Perbedaan Rembang Dengan Variasi Suhu
Jenis Pakan AlamI (Skeletonema sp., Penyimpanan. Prosiding Seminar
Chaetosceros sp., Tetraselmis sp.) Nasional UNIMUS 2010.
Terhadap Laju Pertumbuhan Dan ISBN:978.979.704.883.9.
Kandungan Nutrisi Pada Artemia Sp. Maulidiyanti, dkk. 2015. Pengaruh Pemberian
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Pakan Alami Daphnia sp Yang
Vol. 5 No. 1. Diperkaya Dengan Tepung Spirulina
Huwoyon Gleni Hasan, Ningrum Suhenda, dan Terhadap Kelangsungan Hidup Dan
Aditiya Nugraha. 2011. Pembesaran Ikan Pertumbuhan Larva Ikan Komet
Baung (Hemibagrus Nemurus) Yang (Carassius auratus) e-Jurnal Rekayasa
Diberi Pakan Berbeda Dikolam Tanah. dan Teknologi Budidaya Perairan.
Jurnal Ilmu Ilmu Hayati. Vol 10, No 4 Volume IV No 1 Oktober 2015. ISSN:
(2011). p-issn.0126-1754. e-issn. 2337- 2302-3600.
8751. Pangkey, H. 2009. Daphnia dan Kegunaannya.
Istiqomah, Siti et al. 2017. Potensi Penambahan Jurnal Perikanan dan Kelautan. Vol 5
Minyak Ikan Lemuru pada Pakan No. 3 : 33-36.
Komersial terhadap Kandungan Asam Pramono Taufik Budhi, Dyahruri Sanjayasari
Lemak Omega-3 dan Omega-6 Daging dan P. Hary Tjahja Soedibya. 2007.
Belut Sawah (Monopterus albus). Jurnal Optimasi Pakan Dengan Level Protein
Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume Dan Energi Protein Untuk Pertumbuhan
9. No.1. April 2017. P-ISSN: 2085-5842. Calon Induk Ikan Senggaringan (Mystus
E-ISSN: 2528-0759. nigriceps). Jurnal Perikanan dan
IUCN. 2018. Yellow Catfish Hemibagrus Kelautan UNSOED Vol. 15 (2) : 153-
nemurus. The the International Union for 157.
Conservation of Nature’s Red List of Putri, dkk. 2018. Pemanfaatan Bungkil Inti
Threatened Species 2020. Sawit Sebagai Media Pertumbuhan
Juliana Sinta, Rosyadi dan Agusnimar. 2016. Cacing Sutra (Tubifex sp.). e-Jurnal
Kelulushidupan Dan Pertumbuhan Larva Rekayasa dan Teknologi Budidaya
Ikan Baung (Hemibagrus nemurus) Perairan. Volume VI No 2 Februari
Diberi Cacing Sutra (Tubifex tubifex) 2018. p-ISSN: 2302-3600, e-ISSN:
Yang Diperkaya Dengan Probiotik Dan 2597-5315.
Habbatussauda (Nigella sativa). Jurnal Rochmawati Aprillia Mawaddah, Muhammad
Dinamika Pertanian Volume XXXII Arief, dan Prayogo. 2017. Penambahan
Nomor 1 April 2016 (75–86). P: ISSN Enzim Fitase Pada Pakan Buatan
0215-2525. E: ISSN 2549-7960. Terhadap Nilai Kecernaan Protein Dan
Kartamihardja E.S. 2014. Prospek Pemanfaatan Energi Ikan Baung (Mystus Nemurus)
Sumber daya Ikan endemik di Perairan Dengan Teknik Pembedahan. Vol 6

JoAS 2021, 6 (1):48-57. pISSN 2550-0910; eISSN 2579-4817 | Page 56


Journal of Aquaculture Science April 2021 vol 6 (1): 48-57
DOI: https://doi.org/10.31093/joas.v6i1.139 Online pada http://joas.co.id

No.1. (2017). ISSN (printed): 2301- Zonnelveld, N., Huisman., A,E., Boon, J. 1991.
7309. ISSN (electronic): 2528-0864. Prinsip-prinsip Budidaya Ikan. PT.
Journal of Aquaculture and Fish Health. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Rosalina D. 2014. Analisis Kelayakan Usaha
Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal di
Desa Namang Kabupaten Bangka
Tengah. Maspari Journal Vol 6 (1), 20-
24. ISSN 1488171245. Pelembang.
Rukmini. 2012. Teknologi Budidaya Air.
Bandung: Karya Putra Darwati.
Rusin Imam Muliana, Hamdan Alawi, dan
Nuraini. 2014. Rearing of Green Catfish
Larvae (Hemibagrus nemurus) With
Different Protein Source of Paste Feed.
Vol 1, No 1 (2014). ISSN: 2355-6900.
Jurnal Online Mahasiswa Fakultas
Perikanan Dan Lmu Kelautan
Universitas Riau.
Saputra Adang, Fia Sri Mumpuni, Eri Setiadi1,
Irwan Dwi Setiawan. 2019. Kinerja
Pertumbuhan Dan Sintasan Benih Ikan
Baung (Hemibagrus nemurus) Yang
Diberi Probiotik Berbeda. Jurnal Mina
Sains ISSN: 2407-9030 Volume 5
Nomor 1, April 2019.
Suhenda, Ningrum. 2010. Penentuan Awal
Pemberian Pakan untuk Mendukung
Sintasan dan Pertumbuhan Larva Ikan
Baung (Hemibagrus nemurus). Balai
Riset Perikanan Budidaya Air Tawar.
Bogor.
Suhenda, Ningrum, dkk. 2004. Retensi Protein
dan Pemanfaatan Energi Pada Benih Ikan
Patin Jambal (Pangasius djambal). Jurnal
Penelitian Perikanan Indonesia. Volume
10 No.5. Balai Riset Perikanan Budidaya
Air Tawar. Bogor
Supyan 2011. Aspek Biologi Ikan Baung. Jurnal
Penelitian Perikanan, Jakarta.
Tahapari Evi dan Jadmiko Darmawan. 2018.
Kebutuhan Protein Pakan Untuk
Performa Optimal Benih Ikan Patin
Pasupati (Pangasiid). Jurnal Riset
Akuakultur, 13 (1), 2018, 47-56. p-ISSN
1907-6754; e-ISSN 2502-6534.
Wibowo, et al. 2013. Artemia Untuk Pakan Ikan
Dan Udang. Penebar Swadaya. Jakarta.

JoAS 2021, 6 (1):48-57. pISSN 2550-0910; eISSN 2579-4817 | Page 57

Anda mungkin juga menyukai