Disusun Oleh :
PRODI AKUAKULTUR
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Program Studi Akuakultur
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah swt, karena atas berkat
rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan proposal magang ini
tepat pada waktunya. Proposal ini disusun dengan judul “Teknik Pembenihan
Ikang Baung (Mytus nemurus) di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT)
Sungai Gelam Jambi”. Proposal ini dibuat sebagai pedoman saat melakukan
praktek magang di Balai Perikanan Budidaya Ikan Air Tawar (BPBAT) Sungai
Gelam Jambi.
Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Meika Puspita Sari,
S.Si.,M.Si selaku dosen pembimbing dan Ibu Khusnul Khotimah, S.P.,M.Si
selaku ketua prodi akuakultur, yang telah bersedia membimbing dalam
penyusunan proposal praktek magang ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada seluruh pihak dan rekan-rekan yang telah banyak membantu dalam
penyusunan proposal praktek magang ini.
Di samping itu, saya juga mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk kesempurnaan penyusunan proposal praktek magang ini ke
arah yang lebih baik. Harapan saya semoga proposal ini memberi manfaat kepada
saya khususnya dan pembaca umumnya.
ii
Cover
Halaman Pengesahan.....................................................................................i
Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Tujuan Magang.................................................................................2
1.3 Manfaat Magang...............................................................................2
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Klasifikasi Ikan Baung......................................................................3
2.2 Morfologi Ikan Baung.......................................................................3
2.3 Sifat dan Karakteristik......................................................................4
2.4 Daerah Penyebaran Ikan Baung........................................................4
2.5 Pakan dan Kebiasaan Makan Ikan Baung.........................................4
2.6 Cara Berkembang Biak Ikan Baung..................................................5
2.7 Jenis Ikan Baung...............................................................................5
BAB III Metode Pelaksanaan
3.1 Waktu dan Tempat............................................................................7
3.2 Alat dan Bahan..................................................................................7
3.3 Prosedur Pelaksanaan........................................................................8
3.3.1 Persiapan Tempat......................................................................8
3.3.2 Pemeliharaan Induk...................................................................9
3.3.3 Seleksi Induk.............................................................................9
3.3.4 Pemijahan..................................................................................9
3.3.5 Pembuahan................................................................................10
3.3.6 Penetasan Telur.........................................................................10
3.3.7 Pendederan I..............................................................................10
3.3.8 Pendederan II.............................................................................11
3.3.9 Pendederan III...........................................................................11
3.3.10 Pembesaran...............................................................................11
Daftar Pustaka................................................................................................iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
agar benih ikan baung yang dihasilkan dapat tumbuh dengan optimal, sehingga
dapat memenuhi standar penjualan, dalam Susanto (2006)
Dalam usaha budidaya perikanan, penyediaan benih berkualitas tinggi
dalam jumlah yang cukup dengan harga yang terjangkau sangat diperlukan oleh
petani ikan. Sementara itu, ketersediaan benih ikan merupakan salah satu
indikator penting dalam keberhasilan usaha budidaya Minimnya usaha
pembenihan ikan patin yang dilakukan begitu pula dengan sumberdaya
manusianya menjadi salah satu latar belakang di lakukannya praktek kerja
lapangan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi ikan Baung menurut Kottelat dkk, (1993) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chodata
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub ordo : Siluridae
Family : Bagridae
Genus : Mystus
Spesies : Mystus nemurus Cuvier Vallenciennes
Morfologi ikan baung, dapat dilihat berdasarka ciri-ciri ikan baung adalah
sebagai berikut:
Bentuk badan memanjang, dengan perbandingan panjang badan dan
tinggi badan 4:1.
Baung juga berbedan bulat dengan perbandingan badan dan lebar badan
1:1.
Ikan baung mempunyai empat pasang sungut peraba yang terletak di
rahang atas.
3
Sepasang dari sungut peraba sangat panjang dan dapat mencapai sirip
dubur.
Sirip punggung mempunyai dua buah jari-jari keras.
Kepala besar dengan warna tubuh abu-bau kehitaman, dengan punggung
gelap tapi perut lebih cerah.
Badan ikan baung tidak bersisik, berwarna coklat kehitaman dengan pita
tipis memanjang jelas ditutup insang hingga pangkal ekor.
Panjang tubub maksimalnya 350 mm, dan panjang kepala 3-3,5 mm.
Ikan ini juga memiliki sifat aktid pada malam hari atau bersifat nocturnal
Ikan baung adalah ikan air tawar yang hidup di perairan seperti sungai,
danau, waduk, hingga rawa. Baung juga banyak ditemukan di perairan di daerah
banjir. Di Sungai Musi, Sumatera Selatan, baung juga hidup di muara sungai
berair payau. Jadi bisa dikatakan bahwa ada spesies baung yang mampu bertahan
hidup di air payau.
Baung memiliki sifat hidup bersembunyi di dalam liang-liang di tepi sungai.
Selain itu, baung merupakan ikan nokturnal yang aktif di malam hari untuk
mencari makan, berkembang biak, dan dan kegiatan lainnya.
4
Ikan pada umumnya mempunyai kemampuan beradaptasi tinggi terhadap
makanan dan pemanfaatan makanan yang tersedia di suatu perairan. Dengan
mengetahui kebiasaan makan ikan, maka kita dapat mengetahui hubungan
ekologi organisme dalam suatu perairan, misalnya bentuk-bentuk pemangsaan
persaingan makanan dan rantai makanan.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa ikan baung termasukjenis ikan
karnivora dengan susunan makanan yang terdiri atas ikan, insekta, udang,
annelida, nematoda, detritus, sisa-sisa tumbuhan, atau organik lainnya. Susunan
makanan ikan baung dewasa berbeda dengan susunan makanan ikan baung
anakan. Makanan utama ikan baung dewasa terdiri atas ikan dan insekta,
sedangkan makanan utama anakan ikan baung hanya berupa insekta. Tetapi,
Djajadiredja et al. (1977) mengemukakan bahwa ikan baung termasuk jenis ikan
omnivora dengan makanan terdiri atas anak ikan, udang, remis, insekta, moluska,
dan rumput. Makanan utama ikan baung yang hidup di Waduk Juanda terdiri atas
udang dan makanan pelengkapnya berupa ikan dan serangga air, sehingga
digolongkan dalam jenis ikan karnivora.
Ada beberapa jenis ikan baung yang khususnya ada di Indonesia, Berikut
diantaranya:
5
1. Ikan Baung Kuning
Sesuai namanya ikan baung kuning memiliki ciri-ciri dimana tubuhnya
berwarna cokelat kekuningan. Terdapat garis memanjang di tengah sisi
tubuhnya yang berwarna krem atau kekuningan. Rata-rata ikan baung kuning
dewasa ukuran tubuhnya kurang dari 20cm. Sirip lemak pada ikan baung
kuning sangat pendek dan jika ujung sirip punggung terlipat, tidak akan
dapat mencapai awal sirip lemak. Ikan baung kuning ini banyak ditemukan
di sungai daerah-daerah Jawa Barat.
6
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.2.1 Alat
Table 1. Alat
3.2.2 Bahan
Table 2. Bahan
7
No Bahan Fungsi
1 Induk Ikan untuk menghasilkan benih
2 Pakan Untuk makanan ikan
3 Hormon (Ovaprim) Meransang kematangan gonad ikan
4 Aquades Pelarut pengencer hormone
5 Larutan (NaCL 0,9%) Pengecer sperma dan telur
6 Obat-obatan ikan Mengobati ikan sakit
7 Es batu Mendinginkan sperma
8 Tisu Untuk mengelap area yang basah
8
ikan, bentuk hapa mirip dengan kelambu. Hapa diletakkan mengapung diatas
kolam.
Pengecekan tingkat kematangan gonad induk betina yang siap pijah dapat
dicirikan perut yang membesar dan lembek bentuk badan yang agak melebar dan
pendek. Pada sekitar lubang genital agak kemerahan dan telur berwarna
kecoklatan. Ukuran diameter telur ikan baung yang siap dipijahkan dan mampu
berkembang dengan baik berkisar 1,5 sampai 1,8 mm dengan rata-rata 1,6 mm.
Telur yang bagus dapat dilihat intinya sudah menepi dan tidak terjadi
penggumpalan jika diberi larutan sera. Sedangkan untuk induk jantan yang siap
dicirikan dengan ujung genital papilla (penis) berwarna merah yang panjangnya
sampai ke pangkal sirip anal. Cairan sperma ikan baung ini berwarna bening.
9
3.3.4 Pemijahan
3.3.5 Pembuahan
10
lebih suka berada di dasar aquarium. Sedangkan telur yang tak menetas tetap
menempel pada substrat.
3.3.7 Pendederan I
3.3.8 Pendederan II
3.3.10 Pembesaran
11
Pembesaran ikan baung dilakukan di kolam tanah. Caranya siapkan
sebuah kolam ukuran 200 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 4 karung
kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40-60 cm dan rendam selama 5 hari;
masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3 persen
setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat
ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 2 bulan. Sebuah kolam
dapat menghasilkan ikan konsumsi ukuran 125 gram sebanyak 400-500 kg.
12
DAFTAR PUSTAKA
iv