LAPORAN PRAKTIKUM
PENGAMATAN BUDIDAYA IKAN LELE DI DUSUN
WERAIHENEK, KECAMATAN KAKULUK MESAK,
KABUPATEN BELU
Oleh
Angela Ratu Rosa Mistika Sabu
(2013020003)
MSP A
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah berupa
laporan penelitian Pengamatan Budidaya Ikan Lele. Laporan penelitian ini
merupakan tugas yang diajukan oleh dosen pengampu mata kuliah Dasar-Dasar
Akuakultur, Bapak Alexander Kangkan. Adapun tujuan penyusunan karya ilmiah
ini adalah untuk memenuhi nilai praktikum mata kuliah Dasar-Dasar Perikanan
serta menambah wawasan para pembaca mengenai proses pembudidayaan ikan
lele.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi mengembangkan tulisan ini agar menjadi lebih baik dan bermanfaat.
Akhir kata, penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan atau
kekeliruan dalam penyusunan laporan praktikum ini. Atas perhatiannya
diucapkan terima kasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………2
Daftar Isi………………………………………………3
Bab I Pendahuluan………………………………….4
1.1 Latar Belakang………………………………..4
1.2 Tujuan Praktikum…………………………….4
Bab II Metodologi Praktikum……………………...5
2.1 Waktu dan Tempat……………………………...5
2.2 Metode Praktikum………………………………5
2.3 Prosedur Pengambilan Data………………….5
Bab III Pembahasan………………………………...6
3.1 Pengertian Ikan Lele……………………………6
3.2 Definisi Budidaya Perikanan………………….7
3.3 Hasil dan Pembahasan………………………...8
3.4 Permasalahan dan Solusi……………………11
Bab IV Kesimpulan dan Saran…………………..13
4.1 Kesimpulan…………………………………….13
4.2 Saran…………………………………………….14
Daftar Pustaka……………………………………...15
Dokumentasi………………………………………..16
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM
5
BAB III
PEMBAHASAN
Ikan Lele adalah salah satu jenis ikan air tawar yang termasuk ke
dalam ordo Siluriformes dan digolongkan ke dalam ikan bertulang sejati. Lele
dicirikan dengan tubuhnya yang licin dan pipih memanjang, serta adanya sungut
yang menyembul dari daerah sekitar mulutnya. Nama ilmiah Lele adalah Clarias
spp. yang berasal dari bahasa Yunani "chlaros", berarti "kuat dan lincah". Dalam
bahasa Inggris lele disebut dengan beberapa nama, seperti catfish, mudfish dan
walking catfish.
Lele lokal (Clarias batrachus) atau yang sering disebut dengan “walking
catfish” ini merupakan lele habitat asli di Indonesia. Dinamakan walking catfish
karena kemampuannya untuk berjalan di daratan untuk mencari makanan atau
lingkungan yang cocok. Lele ini berjalan dengan menggunakan sirip pektoral
untuk mengangkat tubuhnya dan berjalan menyerupai ular.
Lele lokal memiliki tubuh yang pipih di bagian posterior. Rahang atas
yang lebih menjorok. Ujung dari sirip pectoral mengeras menyerupai duri dan
kasar dibagian sisi luar serta bergerigi dibagian ujung dalam. Duri atau sirip
pektoral mengandung racun, dan memiliki panjang 2 kali dari lebar tubuh. Genital
jantan panjang dan meruncing, serta memiliki warna hitam ke abuan walaupun
dalam keadaan stress disertai bintik putih. Lele lokal dapat bertahan hidup
dengan berpindah tempat selama tempat itu tetap menjaga lele dalam keadaan
lembab dan basah seperti berpindah dari kolam air stagnan, rawa, sungai, atau
bahkan lahan padi yang terkena banjir. Ikan lele lokal mampu bertahan cukup
lama di daratan karena memiliki alat bantu pernafasan berupa arborescent. Lele
lokal memiliki tubuh paling panjang rata-rata 30cm, lele lokal dapat
mengkonsumsi ikan kecil, moluska, invertebrata lain, detritus, bahkan gulma air
di habitat alaminya.
6
3.2 Definisi Budidaya Perikanan
Budidaya lele dapat dilakukan di kolam tanah, bak permanen maupun bak
plastik (kolam dari terpal). Sumber air dapat berasal dari air sungai mapun air
sumur. Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-27
°C. Suhu air mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu
makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air (Prihartono, 2001).
7
umum pendapatan merupakan balas jasa yang diterima oleh pemilik faktor
produksi (Partadireja, 1979).
3.3 Hasil dan Pembahasan
8
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sejak persiapan lahan
dengan pemberian kapur ke dalam kolam pada saat pengolahan dasar
kolam untuk memberantas hama dan penyakit dan setelah masa penebaran
benih juga diberikan/ditaburkan garam dapur untuk memberantas jamur-
jamur yang menyebabkan penyakit putih pada lele sebanyak 500 gr/hari
selama 10 hari. Jika benih lele kelihatan kurang sehat maka di berikan obat
.yaitu sifox 2 kali sehari selama 3 hari berturut-turut
9
mencapai 50-100 kg/kolam dengan tingkat kematian/penyusutan 5%-20%
dari jumlah benih yang ditebarkan. Adapun yang hal-hal yang
diperhatikan dan dilakukan dalam pemanenan ikan lele antara lain:
1. Lele dipanen pada umur usaha 2 bulan dan sudah mencapai berat
rata-rata antara 130-150 gram/ekor dengan panjang antara 22-25 cm.
2. Air kolam dikurangi setengah supaya mudah dalam pemanenanya.
3. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi ataupun sore hari supaya
lele tidak terlalu kepanasan.
4. Penangkapan menggunakan jaring, bersamaan dengan pemberian
pakan, sehingga lele mudah ditangkap.
5. Kemudian lele ditimbang untuk keperluan pedoman dan lele siap
dipasarkan.
10
P : Berapa harga ikan yang dijual per kilonya?
N : Sekitar kisaran Rp 40.000-Rp 50.000 per kilo.
P : Bagaimana cara membedakan ikan jantan dan betina?
N : Induk betina memiliki perut lebih buncit dan lembek, gerakannya lambat dan
jinak sehingga mudah ditangkap. Alat kelamin lele betina terlihat membulat dan
mengembang berwarna merah jambu. Jika perutnya diurut ke arah kelamin, akan
keluar telur berwarna kuning tua kecokelatan. Sementara itu, indukan lele jantan
memiliki bentuk tubuh yang lebih ramping dari lele betina. Gerakan lele jantan
juga aktif dan lincah. Alat kelamin lele jantan terlihat memanjang, meruncing, dan
berwarna kemerahan.
P : Berapa banyak modal yang dikeluarkan dalam pengembangan usaha ini?
N : Untuk ukuran kolam 4m x 2,5 m, dari awal budidaya sampai saat ini pakan
yang dihabiskan berkisar antara 5-6 karung. Harga pakan per karungnya ada
yang Rp 270.000 dan ada yang Rp 190.000 sehingga modal keseluruhan antara
ikan, pakan, dan pembuatan kolam : benih ikan sekitar Rp 2000.000, pakan
sebesar Rp 1.620.000 juga, terpal Rp 400.000 dan bambu diminta pada
tetangga. Total keseluruhan sebesar Rp 4. 020.000.
3.4 1 Permasalahan
Permasalahan yang sangat terasa bagi petani usaha pemeliharaan lele ialah:
1. Masih tingginya tingkat kematian lele sampai 70 % dan berdampak pada
kurang maksimalnya pendapatan petani.
2. Perawatan, pemberian vitamin dan pengeloaan air yang masim kurang
memadai dilakukan.
3. Ketika musim hujan, petani kolam akan mengalami kesukitan mengalirkan
air pembuangan karna daerah yang rendah dan saluran yang tidak baik.
3.4.2 Solusi
Sedangkan solusi yang dapat dilakukan pada usaha tersebut antara lain adalah:
1. Tidak maksimalnya pemberian pakan buatan, petani harus memiliki
hubungan baik dengan pedagang pemotongan ayam untuk
mendapatkan usus ayam sebagai pakan tambahan lele.
2. Perbaikan saluran pembuangan harus ditingkatkan untuk
mengantisipasi musim hujan yang lebat.
3. Mengatasi tingkat kematian lele yang masih tinggi dapat dilakukan
dengan pengelolaan air yang tepat agar tingkat pencemaran air tidak
sempat mendatangkan penyakit bagi lele.
11
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
12
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari tinjauan pada usaha ikan lele tersebut
antara lain:
1. Pembudidaya lele di Dusun Weraihenek, Kecamatan Kakuluk Mesak,
Kabupaten Belu menggunakan modal sendiri dan dimulai dengan
mengusakan 1-2 kolam saja, setelah itu dikembangkan lagi ketika modal
mencukupi.
2. Petani mengusahakan kolam lele dengan metode semi intensif ditandai
dengan adanya pemberian pakan buatan dan tambahan seperti pellet dan
usus ayam, serta pemberian vitamin dan obat-obatan.
3. Ukuran luas kolam 4m x 2,5m hingga kedalaman 1 m dan. Saluran
pembuangan air dipasang pada sudut kolam dengan ketinggian 0,7 m
dari dasar kolam dan pembuangan airnya diarahkan pada pada parit
pembuangan.
4. Benih ikan lele diperoleh dari Kefa dan telah berumur 3-4 minggu dengan
ukuran panjang benih 5-6 cm. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih
diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu).
5. Pakan yang diberikan berupa pakan alami, pakan buatan dan pakan
tambahan seperti usus ayam.
6. Pada umur ikan lele 3 bulan ataupun umur usaha pada lokasi tersebut
yaitu 2 bulan iakn lele dipanen. ikan lele yang dipanen bisa mencapai 50 -
100 kg/kolam dengan tingkat kematian/penyusutan 20%-30% dari jumlah
benih yang ditebarkan.
7. Total biaya yang dikeluarkan hingga saat ini sebesar Rp 4.020.000,-.
8. Keuntungan belum bisa disebutkan karena usaha ini baru dijalankan.
9. Cara membedakan ikan jantan dan betina adalah dengan melihat kondisi
perut dan alat kelamin ikan.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk usaha ikan pemeliharaan ikan lele ini
adalah:
13
1. Meningkatkan perawatan dan pengendalian hama penyakit dengan
pemberian vitamin dan obat-obatan agar mendapatkan hasil panen yang
lebih memuaskan.
2. Pemberian pakan yang lebih dioptimalkan lagi untuk pertumbuah tubuh
yang lebih cepat.
DAFTAR PUSTAKA
14
Anonymous, 2006. Badan Pusat Statistik Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,
2004. Statistik Perikanan. banda Aceh.
Mubyarto, 1994. Penganar Ilmu Ekonomi Pertanian. LPFEUI. Jakarta.
Nijiyati, S. 1999. Memelihara Ikan Lele Dumbo Di Kolam Taman. Penerbit
Swadaya. Jakarta.
Partadiredja, 1979. Perhitungan Pendapatan Nasional. Bima Aksara. Jakarta.
Prihartono, R.Eko, Juansyah rasidik, dan Usni Arie. 2001. Mengatasi
Permasalahan Budi Daya Lele Dumbo. Penebar Swadaya, Jakarta.
Diposting 15th March 2014 oleh Edi Muhammad Farlan
DOKUMENTASI
15
Keterangan Gambar (dari atas ke bawah) :
16
1. Penampakan kolam budidaya ikan lele
17