Anda di halaman 1dari 17

DASAR-DASAR AKUAKULTUR

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGAMATAN BUDIDAYA IKAN LELE DI DUSUN
WERAIHENEK, KECAMATAN KAKULUK MESAK,
KABUPATEN BELU

Oleh
Angela Ratu Rosa Mistika Sabu
(2013020003)
MSP A

PRODI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah berupa
laporan penelitian Pengamatan Budidaya Ikan Lele. Laporan penelitian ini
merupakan tugas yang diajukan oleh dosen pengampu mata kuliah Dasar-Dasar
Akuakultur, Bapak Alexander Kangkan. Adapun tujuan penyusunan karya ilmiah
ini adalah untuk memenuhi nilai praktikum mata kuliah Dasar-Dasar Perikanan
serta menambah wawasan para pembaca mengenai proses pembudidayaan ikan
lele.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi mengembangkan tulisan ini agar menjadi lebih baik dan bermanfaat.
Akhir kata, penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan atau
kekeliruan dalam penyusunan laporan praktikum ini. Atas perhatiannya
diucapkan terima kasih.

Atambua, 13 Maret 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………2
Daftar Isi………………………………………………3
Bab I Pendahuluan………………………………….4
1.1 Latar Belakang………………………………..4
1.2 Tujuan Praktikum…………………………….4
Bab II Metodologi Praktikum……………………...5
2.1 Waktu dan Tempat……………………………...5
2.2 Metode Praktikum………………………………5
2.3 Prosedur Pengambilan Data………………….5
Bab III Pembahasan………………………………...6
3.1 Pengertian Ikan Lele……………………………6
3.2 Definisi Budidaya Perikanan………………….7
3.3 Hasil dan Pembahasan………………………...8
3.4 Permasalahan dan Solusi……………………11
Bab IV Kesimpulan dan Saran…………………..13
4.1 Kesimpulan…………………………………….13
4.2 Saran…………………………………………….14
Daftar Pustaka……………………………………...15
Dokumentasi………………………………………..16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perikanan mempunyai peranan yang cukup penting, terutama
dikaitkan dengan upaya peningkatan kualitas dan kuantitas produksi
perikanan yang diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf
hidup petani/nelayan, menghasilkan protein hewani dalam rangka
memenuhi kebutuhan pangan dan gizi, meningkatkan ekspor,
menyediakan bahan baku industri, memperluas lapangan kerja dan
kesempatan usaha, serta mendukung pembangunan wilayah dengan
tetap memperhatikan kelestarian dan fungsi lingkungan.
Perikanan modern pada dasarnya merupakan suatu
pembangunan perikanan yang berorientasi bisnis. Sasaran akhir dari
pembangunan perikanan keseluruhan adalah meningkatkan pendapatan
sekaligus kesejahteraan para petani. Untuk mencapai sasaran tersebut,
diperlukan langkah-langkah atau strategi pembangunan perikanan yang
mengutamakan keterpaduan baik dalm lingkup sektor, antar sektor
maupun wilayah.
Salah satu komoditas perikanan darat yang diharapkan dapat
membantu program pemerintah di dalam menanggulangi masalah gizi
terutama dalam hal pembentukan protein hewani dapat tercukupi adalah
ikan lele, maka usaha perikan darat penting artinya bagi masyarakat,
karena menghasilkan ikan yang berhubungan erat dengan kemakmuran
rakyat beserta negaranya.
Lele merupakan salah satu budidaya perikanan darat melaui
kolam. Kolam adalah petakan pematang yang digali dan luasnya lebih
kecil dari tambak, digunakan untuk pemeliharan ikan yang ada
dipekarangan maupun bukan lahan pekarangan dengan menggunakan
air tawar yang bangunannya dapat dibuat secara permanen maupun non
permanen dan mempunyai bentuk bermacan-macam.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah:
1. Untuk mengetahui bentuk dan metode usaha kolam lele yang diusahakan
oleh petani setempat;
2. Untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh dari usaha lele
bagi petani lele di Desa Weraihenek, Haliwen, Kabupaten Belu.

4
BAB II

METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat


Penelitian dilaksanakan di usaha tambak lele milik Pak Bima di Desa
Weraihenek, Kabupaten Belu pada tanggal 12 Maret 2021.

2.2 Metode Praktikum


Praktikum dilaksanakan dengan 2 tahap, yakni dengan tahap pengamatan dan
tahap wawancara. Pada tahap pengamatan, peneliti melakukan pengamatan
dengan seksama terhadap kondisi di lapangan, meliputi keadaan kolam, kondisi
fisik ikan, dan alat-alat yang digunakan dalam usaha budidaya perikanan ikan
lele ini. Sedangkan pada tahap wawancara, peneliti mengajukan sejumlah
pertanyaan kepada pemilik usaha budidaya lele yaitu Pak Bima.

2.3 Prosedur Pengambilan Data


Data diambil dengan melakukan wawancara terstruktur yang didokumentasikan
dengan video rekaman dan observasi yang didokumentasikan dengan
mengambil sejumlah gambar.

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Ikan Lele

Ikan Lele adalah salah satu jenis ikan air tawar yang termasuk ke
dalam ordo Siluriformes dan digolongkan ke dalam ikan bertulang sejati. Lele
dicirikan dengan tubuhnya yang licin dan pipih memanjang, serta adanya sungut
yang menyembul dari daerah sekitar mulutnya. Nama ilmiah Lele adalah Clarias
spp. yang berasal dari bahasa Yunani "chlaros", berarti "kuat dan lincah". Dalam
bahasa Inggris lele disebut dengan beberapa nama, seperti catfish, mudfish dan
walking catfish.
Lele lokal (Clarias batrachus) atau yang sering disebut dengan “walking
catfish” ini merupakan lele habitat asli di Indonesia. Dinamakan walking catfish
karena kemampuannya untuk berjalan di daratan untuk mencari makanan atau
lingkungan yang cocok. Lele ini berjalan dengan menggunakan sirip pektoral
untuk mengangkat tubuhnya dan berjalan menyerupai ular.

Lele lokal memiliki tubuh yang pipih di bagian posterior. Rahang atas
yang lebih menjorok. Ujung dari sirip pectoral mengeras menyerupai duri dan
kasar dibagian sisi luar serta bergerigi dibagian ujung dalam. Duri atau sirip
pektoral mengandung racun, dan memiliki panjang 2 kali dari lebar tubuh. Genital
jantan panjang dan meruncing, serta memiliki warna hitam ke abuan walaupun
dalam keadaan stress disertai bintik putih. Lele lokal dapat bertahan hidup
dengan berpindah tempat selama tempat itu tetap menjaga lele dalam keadaan
lembab dan basah seperti berpindah dari kolam air stagnan, rawa, sungai, atau
bahkan lahan padi yang terkena banjir. Ikan lele lokal mampu bertahan cukup
lama di daratan karena memiliki alat bantu pernafasan berupa arborescent. Lele
lokal memiliki tubuh paling panjang rata-rata 30cm, lele lokal dapat
mengkonsumsi ikan kecil, moluska, invertebrata lain, detritus, bahkan gulma air
di habitat alaminya.

Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain:


ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan),
ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah).
Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand),
ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), catretrang (Jepang). Dalam
bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish
(Anonymous, 2006).

6
3.2 Definisi Budidaya Perikanan

Budidaya perikanan adalah usaha pemeliharaan dan pengembangbiakan


ikan atau organisme air lainnya. Budidaya perikanan disebut juga sebagai
budidaya perairan atau akuakultur mengingat organisme air yang dibudidayakan
bukan hanya dari jenis ikan saja tetapi juga organisme air lain seperti kerang,
udang maupun tumbuhan air. Istilah akuakultur yang diambil dari istilah dalam
bahasa Inggris Aquaculture.
Banyak orang beranggapan bahwa usaha budidaya ikan lele sangat
mudah dilakukan. Anggapan ini tidak semuanya salah dan juga tidak semuanya
benar. Dikatakan benar, manakala hanya ditinjau dari faktor teknis, sebab ikan
Lele merupakan ikan yang mudah dibudidayakan, dapat hidup dengan mutu air
kurang baik, tahan terhadap penyakit, dapat ditebar dengan kepadatan tinggi,
cepat pertumbuhannya, tahan terhadap perlakuan fisik yang kasar saat panen
dan tentu saja rasa dagingnya cukup disukai oleh masyarakat. Berdasarkan
kemudahan di atas, usaha pembesaran ikan Lele, semakin hari semakin banyak
diminati. Tetapi setelah dilakukan usaha budidaya ikan Lele, kenyataan di
lapangan menunjukkan bahwa tidak semua orang yang terjun di usaha
pembesaran ikan Lele dapat memperoleh keuntungan sesuai yang diharapkan
(Prihartono, Juansyah dan Usnie, 2010).

Budidaya lele dapat dilakukan di kolam tanah, bak permanen maupun bak
plastik (kolam dari terpal). Sumber air dapat berasal dari air sungai mapun air
sumur. Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-27
°C. Suhu air mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu
makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air (Prihartono, 2001).

Usaha pembudidayaan ikan lele perlu dikembangkan sesuai permintaan


masyarakat sehingga dapat menambah pendapatan usahatani akan lele.
Pendapatan usahatani ikan lele sangat erat kaitannya dengan harga. Semakin
tinggi harga jual, semakin tinggi nilai produksi yang diterima petani yang berarti
semangkin meningkat pendapatan usahatani. Menurut Mubayarto (1994), “Pada
setiap akhir panen petani akan menghitung berapa hasil bruto produksinya yaitu
yaitu luas tanah akan dikalikan hasil persatuan luas. Tetapi tidak semua hasil ini
diterima oleh petani. Hasil ini akan dikurangi dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan, maka petani akan memperoleh hasil netto yang disebut pendapatan
usahatani”.
Setiap usaha yang dilakukan, tujuannya adalah untuk memperoleh
pendapatan yang lebih baik bagi pengolahnya. Terutama usahatani
lele,tujuannya tidak lain adalah untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga
melalui peningkatan pendapatan dengan adanya usahatani tersebut. Secara

7
umum pendapatan merupakan balas jasa yang diterima oleh pemilik faktor
produksi (Partadireja, 1979).
3.3 Hasil dan Pembahasan

3.3.1 Lokasi Praktikum

Praktikum ini dilakukan di Dusun Weraihenek


Kecamatan Kakuluk Mesak Kabupaten Belu. Pada lokasi tersebut
terdapat 2 kolam yang terdiri dari 1 kolam besar dan 1 kolam kecil
yang semuanya memelihara ikan lele. Kolam-kolam tersebut
diusahakan oleh Pak Bima bersama istrinya Mbak Yayuk.
Pemeliharaan ini dilakukanya dengan metode semi intensif ditandai
dengan adanya pemberian pakan buatan dan tambahan seperti
.pellet dan pemberian vitamin dan obat-obatan

3.3.2 Pembuatan Kolam


Pembuatan kolam dikerjakan oleh 4 orang dengan membuat kolam
dari terpal dengan ukuran luas kolam 4m x2,5m hingga kedalaman 1 m.
Saluran pembuangan air dipasang pada pinggir kolam dengan ketinggian
0,7 m dari dasar kolam dan pembuangan airnya diarahkan pada pada parit
pembuangan. Lama pengerjaan secara keseluruhan membutuhkan waktu
.sampai 5 hari

3.3.3 Penyediaan dan Penebaran Benih


Benih ikan lele diperoleh dari Kefa dan telah berumur 3-4 minggu
dengan ukuran panjang benih 5-6 cm. Petani setempat memilah benih lele
dari medan karna lebih bagus dan pertumbuhannya yang cepat sedangkan
.benih lele lokal tidak terdapat sedemikian
Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan
penyesuaian suhu) dengan cara memasukan kantong yang berisi benih lele
ke dalam kolam dan lepaskan ikatan pada mulut kantong lalu biarkan
selama 15-20 menit atau kira-kira suhu air dalam kantong dengan suhu air
di kolam sudah sama. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau
sore hari atau pada saat udara tidak panas. Hal ini berarti bahwa perlakuan
tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana wadah
(kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 500-
1000 ekor/kolam

3.3.4 Pengendalian Hama Penyakit

8
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sejak persiapan lahan
dengan pemberian kapur ke dalam kolam pada saat pengolahan dasar
kolam untuk memberantas hama dan penyakit dan setelah masa penebaran
benih juga diberikan/ditaburkan garam dapur untuk memberantas jamur-
jamur yang menyebabkan penyakit putih pada lele sebanyak 500 gr/hari
selama 10 hari. Jika benih lele kelihatan kurang sehat maka di berikan obat
.yaitu sifox 2 kali sehari selama 3 hari berturut-turut

3.3.5 Pemberian Pakan


Pakan ikan lele berupa pakan alami yang terdiri dari plankton,
bintik nyamuk, cacing tanah, kutu air dan lainnya. Ada juga pakan buatan
berupa pellet yang dibedakan atas tingkat kandungan nutrisiinya dan juga
.pakan tambahan seperti usus ayam, dedak, dan vitamin lainnya
Pemberian pakan lele di lokasi praktikum yang kami tinjau
tergantung pada umur usaha lele yang sedang diusahakan. Pakan ikan lele
umur usaha 1-10 hari diberikan pakan pellet PF-1000 sebanyak 1 kg/hari
(pagi ½ kg dan sore ½ kg) dan pakan alami seperti plankton, jentik-jentik,
kutu air dan cacing kecil yang terdapat pada kolam itu sendiri sebagai
.pakan tambahanya
Pakan tambahan berupa usus ayam diyakini mengandung protein
sangat tinggi yang bisa membuat pertumbuhan ikan lele cepat besar.
Selain itu, untuk penghematan biaya karena harganya yang murah serta
mencegah timbulnya kanibalisme antar ikan lele yang di sebabkan
.kekurangan pakan

3 3.6 Pengelolaan dan Perawatan air


Menjaga tingkat kebersihan air sangat penting pada usaha ikan
lele agar tidak mudah diserang penyakit yang disebabkan pencemaran
sisa-sisa pakan dan kotoran ikan itu sendiri. Begitu juga menjaga volume
dan suhu air kolam, karena volume yang susut diakibatkan penguapan,
kebocoran dan lain-lain membuat suhu air kolam meningkat sehingga
mencapai suhu maksimal yang tidak bisa diterima olah tubuh ikan dan
menyebabkan kematian. Pada budidaya ikan lele yang kami kunjungi,
pengelolaan air dilakukan dengan menambah volume air setinggi 10 cm
pada sore hari tergantung keadaan yang bertujuan untuk menurunkan
.suhu air dan menurunkan tingkat pencemaran pada kolam

3.3.7 Panen dan Pasca Panen


Pemanenan dilakukan pada umur ikan lele 3 bulan ataupun umur
usaha pada lokasi tersebut yaitu 2 bulan. ikan lele yang dipanen bisa

9
mencapai 50-100 kg/kolam dengan tingkat kematian/penyusutan 5%-20%
dari jumlah benih yang ditebarkan. Adapun yang hal-hal yang
diperhatikan dan dilakukan dalam pemanenan ikan lele antara lain:
1. Lele dipanen pada umur usaha 2 bulan dan sudah mencapai berat
rata-rata antara 130-150 gram/ekor dengan panjang antara 22-25 cm.
2. Air kolam dikurangi setengah supaya mudah dalam pemanenanya.
3. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi ataupun sore hari supaya
lele tidak terlalu kepanasan.
4. Penangkapan menggunakan jaring, bersamaan dengan pemberian
pakan, sehingga lele mudah ditangkap.
5. Kemudian lele ditimbang untuk keperluan pedoman dan lele siap
dipasarkan.

3.3.8 Wawancara dengan Pembudidaya Ikan


Sejumlah pertanyaan lainnya ditanyakan kepada narasumber yang merupakan
pemilik usaha budidaya lele yaitu Pak Bima.
P : Pewawancara
N : Narasumber

P : Sejak bapak memulai usaha budidaya ini?


N : Usaha ini dimulai sejak bulan November tahun 2020.
P : Mengapa bapak memilih menjadi seorang pembudidaya ikan?
N : Awalnya saya hanya sekadar coba-coba karena ikan lele katanya sangat
mudah dipelihara dan mampu hidup di air yang keruh dan kemudian melihat hasil
yang menguntungkan dari usaha ini.
P : Apa saja kendala yang ditemui saat melakukan kegiatan pembudidayaan ikan
lele?
N : Kendala yang ditemui antara lain tingginya tingkat kematian ikan saat usaha
ini baru mulai dikembangkan karena keterbatasan alat seperti alat untuk
mengukur suhu air.
P : Apakah ada jenis penyakit tertentu yang dapat menyerang ikan lele?
N : Penyakit yang umumnya menyerang ikan lele adalah penyakit kembung
dengan ciri-ciri perutnya membesar.
P : Darimana benih ikan lele ini didapatkan?
N : Benih ikan lele ini didatangkan dari Kefa.
P : Dari pukul berapa sampai pukul berapa budidaya ikan ini beroperasi?
N : Tidak ada batasan jam. Beroperasi kapan saja.
P : Bagaimana cara memasarkan ikan hasil budidaya ini?
N : Kalau untuk pemasaran, kami lakukan secara online dan juga djual kepada
para pemilik warung pecel lele.

10
P : Berapa harga ikan yang dijual per kilonya?
N : Sekitar kisaran Rp 40.000-Rp 50.000 per kilo.
P : Bagaimana cara membedakan ikan jantan dan betina?
N : Induk betina memiliki perut lebih buncit dan lembek, gerakannya lambat dan
jinak sehingga mudah ditangkap. Alat kelamin lele betina terlihat membulat dan
mengembang berwarna merah jambu. Jika perutnya diurut ke arah kelamin, akan
keluar telur berwarna kuning tua kecokelatan. Sementara itu, indukan lele jantan
memiliki bentuk tubuh yang lebih ramping dari lele betina. Gerakan lele jantan
juga aktif dan lincah. Alat kelamin lele jantan terlihat memanjang, meruncing, dan
berwarna kemerahan.
P : Berapa banyak modal yang dikeluarkan dalam pengembangan usaha ini?
N : Untuk ukuran kolam 4m x 2,5 m, dari awal budidaya sampai saat ini pakan
yang dihabiskan berkisar antara 5-6 karung. Harga pakan per karungnya ada
yang Rp 270.000 dan ada yang Rp 190.000 sehingga modal keseluruhan antara
ikan, pakan, dan pembuatan kolam : benih ikan sekitar Rp 2000.000, pakan
sebesar Rp 1.620.000 juga, terpal Rp 400.000 dan bambu diminta pada
tetangga. Total keseluruhan sebesar Rp 4. 020.000.

3.4 Permasalahan dan Solusi

3.4 1 Permasalahan
Permasalahan yang sangat terasa bagi petani usaha pemeliharaan lele ialah:
1. Masih tingginya tingkat kematian lele sampai 70 % dan berdampak pada
kurang maksimalnya pendapatan petani.
2. Perawatan, pemberian vitamin dan pengeloaan air yang masim kurang
memadai dilakukan.
3. Ketika musim hujan, petani kolam akan mengalami kesukitan mengalirkan
air pembuangan karna daerah yang rendah dan saluran yang tidak baik.

3.4.2 Solusi
Sedangkan solusi yang dapat dilakukan pada usaha tersebut antara lain adalah:
1. Tidak maksimalnya pemberian pakan buatan, petani harus memiliki
hubungan baik dengan pedagang pemotongan ayam untuk
mendapatkan usus ayam sebagai pakan tambahan lele.
2. Perbaikan saluran pembuangan harus ditingkatkan untuk
mengantisipasi musim hujan yang lebat.
3. Mengatasi tingkat kematian lele yang masih tinggi dapat dilakukan
dengan pengelolaan air yang tepat agar tingkat pencemaran air tidak
sempat mendatangkan penyakit bagi lele.

11
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

12
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari tinjauan pada usaha ikan lele tersebut
antara lain:
1. Pembudidaya lele di Dusun Weraihenek, Kecamatan Kakuluk Mesak,
Kabupaten Belu menggunakan modal sendiri dan dimulai dengan
mengusakan 1-2 kolam saja, setelah itu dikembangkan lagi ketika modal
mencukupi.
2. Petani mengusahakan kolam lele dengan metode semi intensif ditandai
dengan adanya pemberian pakan buatan dan tambahan seperti pellet dan
usus ayam, serta pemberian vitamin dan obat-obatan.
3. Ukuran luas kolam 4m x 2,5m hingga kedalaman 1 m dan. Saluran
pembuangan air dipasang pada sudut kolam dengan ketinggian 0,7 m
dari dasar kolam dan pembuangan airnya diarahkan pada pada parit
pembuangan.
4. Benih ikan lele diperoleh dari Kefa dan telah berumur 3-4 minggu dengan
ukuran panjang benih 5-6 cm. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih
diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu).
5. Pakan yang diberikan berupa pakan alami, pakan buatan dan pakan
tambahan seperti usus ayam.
6. Pada umur ikan lele 3 bulan ataupun umur usaha pada lokasi tersebut
yaitu 2 bulan iakn lele dipanen. ikan lele yang dipanen bisa mencapai 50 -
100 kg/kolam dengan tingkat kematian/penyusutan 20%-30% dari jumlah
benih yang ditebarkan.
7. Total biaya yang dikeluarkan hingga saat ini sebesar Rp 4.020.000,-.
8. Keuntungan belum bisa disebutkan karena usaha ini baru dijalankan.
9. Cara membedakan ikan jantan dan betina adalah dengan melihat kondisi
perut dan alat kelamin ikan.

4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk usaha ikan pemeliharaan ikan lele ini
adalah:

13
1. Meningkatkan perawatan dan pengendalian hama penyakit dengan
pemberian vitamin dan obat-obatan agar mendapatkan hasil panen yang
lebih memuaskan.
2. Pemberian pakan yang lebih dioptimalkan lagi untuk pertumbuah tubuh
yang lebih cepat.

DAFTAR PUSTAKA

14
Anonymous, 2006. Badan Pusat Statistik Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,
2004. Statistik Perikanan. banda Aceh.
Mubyarto, 1994. Penganar Ilmu Ekonomi Pertanian. LPFEUI. Jakarta.
Nijiyati, S. 1999. Memelihara Ikan Lele Dumbo Di Kolam Taman. Penerbit
Swadaya. Jakarta.
Partadiredja, 1979. Perhitungan Pendapatan Nasional. Bima Aksara. Jakarta.
Prihartono, R.Eko, Juansyah rasidik, dan Usni Arie. 2001. Mengatasi
Permasalahan Budi Daya Lele Dumbo. Penebar Swadaya, Jakarta.
Diposting 15th March 2014 oleh Edi Muhammad Farlan

DOKUMENTASI

15
Keterangan Gambar (dari atas ke bawah) :

16
1. Penampakan kolam budidaya ikan lele

2. Benih ikan lele

3. Mesin penyaring air yang dipasang di sudut kolam

4. Bersama Pak Bima

17

Anda mungkin juga menyukai