Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyusun makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini membahas mata kuliah Praktikum Budidaya Laut
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun banyak mendapat tantangan dan
hambatan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan sehingga bisa
teratasi.
Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan
yang setimpal. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif
dari pembaca sangat diharapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN……………………………………………………………….
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB V Pakan.........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
ii
BAB I
PRINSIP DASAR BUDIDAYA LAUT SECARA UMUM
1
kualitas perairan yang terdiri dari data fisik, kimia dan biologi perairan (Saimima,
2020).
Pemantauan kualitas perairan yang secara kontinyu merupakan faktor
eksternal lain yang sangat menentukan keberhasilan usaha budidaya. Hal ini
disebabkan oleh keterkaitan yang erat antara lingkungan perairan dengan
timbulnya hama dan penyakit pada ikan yang dipelihara. Hama dan penyakit ikan
diketahui sebagai penyebab utama kegagalan budidaya ikan Kakap di karamba.
Pencegahan merupakan alternatif terbaik dari pada pengobatan sehingga
diperlukan pemantauan kesehatan ikan secara rutin di lokasi beserta komponen
pendukungnya. Disamping itu pula pengetahuan mengenai jenis obat dan bahan
kimia yang terregistrasi serta cara pengobatannya dapat menjadi nilai tambah
untuk menunjang keberhasilan usaha budidaya
Selain dimanfaatkan untuk konsumsi masyarakat, ikan kakap juga
memberikan potensi keuntungan yang lebih besar bagi mereka yang
berkecimpung pada budidaya ikan. Berikut ini merupakan cara budidaya ikan
kakap, yaitu :
1. Pemilihan Lokasi
Salah satu cara budidaya kakap putih yaitu memilih lokasi yang tepat dan
sesuai dengan habitat kakap putih. Budidaya kakap putih biasa berlokasi di
tambak yang bebas dari banjir dan pencemaran limbah entah itu dari
sampah rumah tangga hingga limbah pabrik yang dapat mengganggu
pertumbuhan kakap putih. Ikan kakap putih sangat cocok berada di tambak
yang memiliki dasar tanah liat.
2. Mempersiapkan Kondisi Tambak
Pada budidaya kakap putih kondisi tambak juga harus dipersiapkan guna
menunjang pertumbuhan kakap dengan hasil yang diinginkan. Dengan
mengatur tingkat salinitas, suhu hingga pH pada air sesuai dengan yang
diharapkan. Cara yang digunakan yaitu dengan proses pengeringan,
pengapuran dasar agar pH tanah stabil dan pemupukan. Selain air yang
diperhatikan, konstruksi tambak juga harus diperhatikan. Petakan tambak
harus dalam keadaan yang kuat sehingga mampu menampung ikan kakap
putih sampai tahap panen (sekitar 6 sampai dengan 1 bulan).
2
3. Mempersiapkan Benih
Memilih benih yang bermutu baik merupakan salah satu cara budidaya
kakap putih yang harus Anda lakukan. Dengan memilih bibit yang baik
dapat meminimalisir kerugian yang disebabkan benih yang cacat.
Pemilihan benih ikan kakap putih yang unggul sebelum ditebarkan dapat
dilihat dari fisik dan memiliki respon yang cepat. Dari ciri-ciri di atas
dapat menunjukkan bahwa benih ikan kakap dalam keadaan yang sehat.
Ukuran yang siap dijadikan benih ikan kakap putih yaitu yang berukuran 2
sampai dengan 4 cm. Sebelum benih dimasukkan pada tambak, terlebih
dahulu didiamkan di keramba apung untuk beradaptasi minimal 60 hari
hingga mencapai ukuran 5-10 cm dan siap dilepaskan di tambak
4. Pemberian pakan
Pemberian pakan untuk kakap putih yaitu dengan memberikan ikan segar
dengan protein yang tinggi. Selain menggunakan ikan segar, kakap putih
dapat diberikan pakan berupa pelet. Pemberian pakan kakap putih juga
harus diperhatikan berdasarkan umur, memberikan pakan cukup pada satu
titik tertentu dan diberikan sedikit demi sedikit. Memberikan pakan kakap
putih harus teratur dan sehari 2 kali yaitu pagi dan sore.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan kakap putih harus selalu dipantau sesuai dengan kebutuhan.
Pastikan air dalam keadaan segar dan ganti air 10 % dari total volume
tambak setiap hari. Jangan sampai air pada tambak terlalu keruh atau
sebaliknya, hal ini akan berpengaruh pada nafsu makan kakak putih.
6. Penanganan Penyakit
Penanganan penyakit merupakan salah satu pencegahan Anda untuk
mengalami kerugian.. Salah satu gejala yang ditunjukkan yaitu
menurunnya nafsu makan, tubuh ikan kakap pucat dan lendir yang
dihasilkan meningkat. Hal ini dapat dicegah dengan penanganan awal
yaitu melakukan perendaman ikan dalam air tawar maksimal 15 menit atau
Anda dapat menggunakan formalin kurang lebih 30 menit.
7. Masa Panen
3
Masa panen yang dibutuhkan untuk ikan kakap putih yaitu 5 sampai
dengan 7 bulan. Namun ukuran kakap putih yang sudah siap panen dapat
disesuaikan dengan ukuran yang menjadi permintaan pasar umumnya 0,5
kg sampai dengan 0,75 kg per ekor.
4
BAB II
SISTEM AERASI
5
1. Metode kerja diffuser dan aerasi yaitu dengan memaksa udara melalui
media berpori yang menghasilkan gelembung dengan jumlah banyak.
Tujuan aerasi adalah membuang gas yang berbahaya seperti N2 dan CO2
dan untuk meningkatkan konsentrasi oksigen terlarut dalam air.
2. Penerapan teknologi gelembung mikro dengan menggunakan pipa
mikropori sebagai sistem aerasi menghasilkan jumlah gelembung yang
lebih banyak sehingga meningkatkan kandungan oksigen terlarut yang
lebih tinggi dibanding batu aerasi coarse diffusers.
6
BAB III
SISTEM PERAIRAN TERTUTUP
7
pulau di depannya atau berupa teluk, sehingga kekuatan arus dan gelombang akan
berkurang ketika sampai di pantai.
Budidaya ikan sistem tertutup yaitu pengairan untuk kolam pemeliharaan
diberikan hanya satu kali saja yakni pada saat pemeliharaan akan dilaksanakan,
pemasukan air berikutnya dilakukan hanya untuk mengganti air yang hilang
karena penguapan saja. Contoh sistem ini adalah teknik akuaponik dan
fitoremediasi.
1. Akuaponik merupakan sebuah sistem menanam tanaman dan memelihara
ikan dalam satu wadah. Sistem budidaya ini memanfaatkan unsur hara
yang berasal dari kotoran ikan dan sisa pakan yang selanjutnya dengan
menggunakan bakteri diubah menjadi nutrisi yang dibutuhkan oleh
tanaman. Selain itu tanaman yang dibudidayakan menjadi filter alami yang
akan menguraikan zat racun dari pakan dan kotoran ikan sehingga kualitas
air di kolam budidaya tetap terjaga kualitasnya (Amin et al. 2022).
8
9
BAB IV
RANCANGAN FILTER AIR LAUT
10
resirkulator, kedua mengalirkan air ke fiber tank B dari filter sebagai hasil
filtrasi dan kemudian yang ketiga pipa yang menghubungkan fiber tank B
ke A untuk nantinya diresirkulasi kembali.
11
B. Jenis filter yang digunakan
Filtrasi air yang digunakan menggunakan prinsip filtrasi bioorganik. Filtrasi ini
terdiri dari berbagai bahan komponen oerganik yang disusun dan kemudian akan
dijadikan tempat memfiltrat air laut yang ada. Ruang antar butir berfungsi sebagai
tempat sedimentasi bahan-bahan pengotor dalam air Kemudian dialirkan ke
tandon atau bak air budidaya (Permana et al. 2019).
Filtrasi air yang terdiri dari kantong pasir silika, arang dan batuan karang. Filtasi
tersebut dilakukan dengan tujuan menyaring kotoran secara fisik. Menururt
Asdary et al. (2019) filtrasi merupakan pemisahan antara padatan atau koloid
dengan cairan. Proses filtrasi pada air melalui pengaliran air pada media butiran.
Filtrasi air dapat menghilangkan bakteri, warna, kekeruhan, dan kandungan logam
seperti besi. Filtrasi air menggunakan media pasir silika, zeolit, dan arang aktif.
Pada proses penyaringan, partikel-partikel yang cukup besar akan tersaring pada
media pasir,sedangkan media zeolit dan arang aktif berfungsi untuk menyaring
bakteri dan kandungan logam dalam air.
Fiter bioorganik menggunakan bahan pasir, kapas, arang, batu zeloit, dan
ijuk. Fungsi dari dilter bioorganik untuk menghilangkan bakteri, warna,
kekeruhan, dan kandungan logam seperti besi. Filter mempunyai fungsi
menghilangkan atau mengangkat kotoran atau sisa kotoran dari air yang sering
disebut sebagai filter mekanis, fungsi menghilangkan bahan kimia dari air yang
12
membuat air menjadi berwarna dikenal denan filter kimia, dan fungsi
menghilangkan atau merubah kotoran ikan dan menguraikan produk atau zat
yang beracun menjadi tak beracun untuk ikan disebut sebagai filter biologis
(Bahri et al. 2022).
Menurut Sunaryo (2020), menjelaskan Filter biologis dapat mengurai
senyawa nitrogen yang beracun menjadi senyawa tidak beracun melalui proses
nitrifikasi dan nitratasi, yang mana proses ini dilakukan oleh bakteri dengan
menggunakan media tertentu sebagai rumah bakteri. Media filter biologi terbagi
menjadi dua jenis. yaitu media filter biologis alami serta media biologis buatan.
Media ini memiliki kelebihan atau kekurangannya masing-masing, baik itu dari
segi kekuatan, surface area, ukuran, serta harga.
Tabel rencana anggaran biaya untuk pembelian bibit ikan kakap putih
No Nama Bahan Harga Satuan Jumlah Total
1 Benih Kakap Putih 100 (per ekor 100 10000
2 Gelondongan (Kakap Putih) 2500 (per ekor) 60 150000
Jumlah 160000
13
No Nama Bahan Harga Satuan Jumlah Total
1 Ember 0 1 0
2 Pasir 3000 1 3000
3 Kapas Aquarium 2500 2 5000
4 Batu Zeloit 7000 2 14000
5 Pipa 0 1 0
6 Arang 5000 1 5000
7 Alat tambahan 5000 1 5000
8. Cat 25000 1 25000
Jumlah 60000
14
BAB V
PAKAN
Menurut Kodri et al. (2018), salah satu usaha untuk memenuhi tingganya
permintaan pasar akan ikan kakap putih perlu adanya usaha akuakultur. Kegiatan
akuakultur atau budidaya pada ikan kakap putih merupakan salah satu faktor yang
sangat mendukung dalam keberhasilan dan ketersediaan benih ikan dalam jumlah
yang sangat cukup, berkualitas, dan berkesinambungan. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan untuk mencapai keberhasilan dalam perawatan dan pembenihan
benih kakap putih antara lain dengan pemberian pakan yang teratur.
Manajemen pakan yang teratur dapat mengurangi resiko kematian ikan.
Pada dasarnya semua pakan yang biasa digunakan para pembudidaya bermacam-
macam jenis mulai dari pakan buatan dan pakan alami. Pertimbangan penggunaan
pakan buatan (pellet) adalah tidak tergantung dengan musim, harga persatuan
berat pakan dapat dihitung dan dapat diproduksi setiap hari, serta mudah
dilakukan penyimpanannya Salah satu faktor yang menghambat perkembangan
usaha budidaya ikan kakap putih di Indonesia adalah masih sulitnya penggunaan
pakan buatan, khususnya kualitas pakannya (Aslamiah et al. 2019).
Dalam kegiatan pemeliharaan benih kakap putih kendala yang sering
dihadapi adalah rendahnya sintasan (SR) dan mudahnya terkena penyakit. Banyak
faktor yang menyebabkan masih rendahnya SR dari pemeliharan benih kakap
putih diantaranya disebabkan oleh faktor pakan yang belum sesuai baik jumlah
maupun kualitas gizinya. Pemberian pakan buatan merupakan salah satu upaya
guna meningkatkan produksi benih secara intensif. Ketersediaan pakan berkualitas
dalam jumlah yang cukup di waktu yang tepat merupakan salah satu faktor
penting dalam pemeliharaan ikan. Pakan ikan yang baik harus memiliki
kandungan nutrisi (zat gizi) yang sesuai dengan kebutuhan ikan, antara lain
kebutuhan energi, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral (Minjoyo et al. 2022).
Pada dasarnya pellet terdiri dari dua jenis yakni pellet kering (dry pellet)
dan pellet basah (moist pellet) di lihat dari segi ekonomis pellet kering paling
sering digunakan oleh pembudidaya dikarenakan lebih tahan lama jika
dibandingkan dengan pellet basah sebab itu kebanyakan pembudidaya
15
menggunakan pellet kering sebagai pakan buatan yang digunakan. Untuk
prosesnya pembuatannya adalah Penimbangan bahan, pencampuran bahan,
pengukusan, pengadukan, pencetakan dan pengeringan (Aslamiah et al. 2019).
Pakan yang diberikan selama pemeliharaan benih ikan kakap putih harus
sesuai dengan kebutuhan benih yang dipelihara, baik dari segi jumlah, waktu,
syarat fisik (ukuran dan bentuk) serta kandungan nutrisi, agar pemberian pakan
buatan (pellet) ini tepat sesuai dengan kebutuhan dan memiliki kualitas nutrisi
yang baik untuk hidup benih ikan kakap putih. Pada dasarnya semua jenis pakan
yang digunakan dalam budidaya ikan kakap kakap putih ada bermacam-macam
jenis nya mulai dari pakan alami dan pakan buatan.
Pakan alami yang dapat digunakan adalah fitoplankton
jenis Nannochloropsis, zooplankton jenis Brachionus plicatilis/rotifera, dan
naupli artemia. Penggunaan pakan buatan sangat dipengaruhi oleh kualitas pakan
itu sendiri, oleh kerena itu untuk menjaga kualitas pakan diperlukan kualitas
penyimpanan pakan yang baik. Penggunaan pakan buatan (pellet) tidak tergantung
dengan musim, harga persatuan berat pakan bisa dihitung dan dapat diproduksi
setiap hari, serta mudah dilakukan penyimpanannya
16
17
DAFTAR PUSTAKA
Amiin MK, Yusuf MW, Julian D, Putri SME. 2022. Optimalisasi ruang terbuka
hijau dengan sistem akuaponik berbasis pemberdayaan masyarakat di
Pahawang, Lampung. Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas
Lampung Vol. 1(2): 394-400
Aslamiah SB, Aryawati R & Putri WAE. 2019. Laju pertumbuhan benih ikan
Kakap Putih (Lates calcarifer) dengan pemberian pakan yang
berbeda. Penelitian Sains Vol. 21(3): 112-117
Dewi N, Arthana I, Kartika G. 2022. Pola kematian ikan nila pada proses
pendederan dengan sistem resirkulasi tertutup di Sebatu, Bali. Perikanan
Vol. 12(3) : 323-332
Halim AM, Widodo A, Arifin MZ, Akbar MB. 2022. Teknik Pemeliharaan Larva
Ikan Kakap Putih (LatescCalcarifer) Di CV. Bali Akkua Marine Desa
Musi Kecamatan Gerogak Kabupaten Buleleng Provinsi Bali. Chanos
chanos Vol. 20 No. 2 : 63 – 68
Pratama FA, Harris H, Anwar S. 2020. Pengaruh perbedaan media filter dalam
resirkulasi terhadap kualitas air, pertumbuhan dan kelangsungan hidup
benih Ikan Mas (Cyprinus carpio). Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya
Perairan Vol. 15(2): 95-104
Sitinjak L, Sinaga H. 2020. Pengembangan Budidaya Ikan Hias Air Laut Dengan
Penggunaan Biofilter Pada Sistem Resirkulasi. Albacore Vol. 4(2) : 133-
139
Sumitro, Arfan A, Kurniawan WH, Rifqah P. 2020. Evaluasi beberapa desain pipa
mikropori sebagai sistem aerasi dalam budidaya ikan lele (Clarias
gariepinus) intensif berbasis teknologi bioflok. Aquaculture and fish
health Vol. 9(2): 114-121
Yuniarti DP, Ria K, Suhadi A. 2019. Pengaruh proses aerasi terhadap pengolahan
limbah cair pabrik kelapa sawit di PTPN VII secara aerobiK. Biotik Vol.
4(2): 7-14
Zaman1 MB, Nurhadi S, Trika P, Dwi P, Hari P. 2022. Pemberdayaan petani ikan
untuk menunjang Agro Maritim di Tulungagung. Pengabdian kepada
masyarakat Vol. 6(1): 18-27