Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

DASAR DAN SUMBER DATA SIG

OLEH:
BYANATA ILHAMDI BILHAQ
08051182025015
A

LABORATORIUM PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI


GEOGRAFIS KELAUTAN
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem Informasi Geografis secara umum memiliki pengertian berupa suatu
komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis, dan
sumber daya manusia yang berkerja bersama secara efektif untuk memasukkan,
menyimpan, memperbaiki, membarui, mengelola, memanipulasi, serta
mengintegrasikan, menganalisis, dan menampilkan data dalam suatu informasi
berbasis geografis (Ekawati et al. 2021). Analisi SIG atau Sistem Informasi
Geografis ini, dapat dilakukan secara visual. Konsep visual tersebut mengacu
kepada bentuk olahan data yang dilakukan SIG berdasarkan kensptualis Real
World. Konsep Real World pada SIG memiliki komponen tertentu dalam
pengelolahan datanya dan perangkat pengelolaannya.
Komponen SIG memiliki 2 tipe data spasial yaitu data 2 dimensi yang
mengkonseptualisasikan bentuk bangun datar dan 3 dimensi yang
mengkonseptualisasikan bentuk bangun ruang.. Selain 2 tipe data spasial, SIG
pada dasarnya memiliki 4 komponen subsistem yaitu berupa data input, data
management, data manipulation and analysis, dan data output. Namun semua
komponen tersebut merupakan dasar dari prinsip utama kompenen SIG, yaitu
sistem komputer, data, dan pengguna (user). SIG merupakan suatu kesatuan
sistem termasuk : Perangkat keras (hardware), Data, Perangkat lunak (software)
dan Pengguna yang mengaplikasikan SIG untuk menyelesaikan suatu
permasalahan dalam bidang tertentu dan terus berkembang (Sulastio et al. 2021).
Perkembangan Teknologi Informasi yang pesat dan terus berkembang telah
disinergikan dengan ilmu pengetahuan lain sehingga menghasilkan sebuah kinerja
yang lebih optimal seperti perkembangan Sistem Informasi Geografis (SIG).
Teknologi SIG yang sangat dibutuhkan dan banyak diimplementasikan dalam
membantu pekerjaan manusia adalah teknologi Geolocation yang merupakan
sebuah API dari HTML 5 yang diperuntukkan untuk Layanan Berbasis Lokasi.
Teknologi Geolocation memberikan kemudahan pengguna untuk mengetahui
lokasi keberadaannya berdasarkan latitudedan longitude. Perkembangan ini
memungkinkan untuk mengetahui titik suatu lokasi (Hajar et al. 2021).
Jarak dari suatu titik koordinat / tempat merupakan data yang berkaitan
dengan bidang dan ruang (spasial). Data spasial berupa titik (point) mampu
merepresentasikan grafis yang paling sederhana pada suatu objek. Penggunaan
data spasial-point dalam kehidupan diantaranya untuk menentukan lokasi fasilitas
kesehatan, lokasi sekolah, lokasi tempat umum, dan sebagainya. Pemanfaatan data
spasial di kolaborasikan dengan basis data untuk mendapatkan informasi baru.
Data spasial titik koordinat suatu objek ditampung dalam field Geolocation yang
memuat latitude dan longitude, dimana tipe data yang dapat digunakan untuk
menyimpan field tersebut memiliki 2 macam penerapan yang dapat dilakukan.
Jarak koordinat pada SIG memanfatkan Geospasial (Paramita et al. 2021).
Jarak titik koordinat pada SIG dalam ilmu kelautan dapat dimanfaatkan
salah satunya sebagai bentuk pemetaan terumbu karang, sona potensi
penangkapan ikan, sketsa pelabuhan, serta jalur pelayaran. SIG dalam
pemanfaatannya selalu menggunakan data dari informasi geospasial yang baik
sudah di koreksi secara akurat maupun belum. Pemanfaatan SIG sebagai alur
pelayaran sangat bermanfaat sebagai pengarah jalur pada kapal (Nurzanah, 2019).
Pemanfaatan data geospasial (DG) dan informasi geospasial (IG) saat ini
semakin banyak digunakan dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan.
Pemanfaatan geospasial pada Indonesia di jelaskan dalam Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (Nainggolan et al. 2021).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum kali ini sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengenal Sistem Informasi Geografis.
2. Mahasiswa dapat mengetahui data Sistem Informasi Geografis beserta
sumbernya.

1.3 Manfaat
Manfaat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mengetahui tentang Sistem Informasi Geografis.
2. Mahasiswa mengetahui data Sistem Informasi Geografis beserta sumbernya.
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi Geografis


Sistem Informasi merupakan suatu pengumpulan data yang terorganisasi
beserta tata cara penggunaannya yang mencakup lebih jauh daripada sekedar
penyajian. Istilah tersebut menyiratkan suatu maksud yang ingin dicapai dengan
jalan memilih dan mengatur data serta menyusun tata cara penggunaannya. Sistem
Informasi Geografis memiliki fungsi beragam sesuai dengan bentuk pengolahan
data yang diperlukan pada bidang yang diteliti. Keberhasilan suatu sistem
informasi ini dapat diukur berdasarkan maksud pembuatannya bergantung pada
tiga faktor utama, yaitu keserasian dan mutu data, pengorganisasian data, dan tata
cara penggunaannya (Sodikin dan Susanto, 2021).
Sistem Informasi Geografis (SIG) terdiri dari sistem komputer yang
digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, mengintegrasikan, dan menganalisa
informasi-informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi. Pada dasarnya,
istilah sistem informasi geografi merupakan gabungan dari tiga unsur pokok yaitu
sistem, informasi, dan geografi. Dengan demikian, pengertian terhadap ketiga
unsur-unsur pokok ini akan sangat membantu dalam memahami Sistem Informas
Geografis (SIG). Sistem komputer pada SIG perlu mendapatkan data pengolahan
yang diperlukan salah satu datanya adalah data spasial. Data tersebut didapatkan
dari citra satelit, Data GPS, Data Hasil Lapangan, dan sebagainya. Penggunaan
Data spasial pada kelautan bisa sebagai alur pelayaran kapal (Nurzanah, 2019).
Data Spasial pada Sistem Informasi Geografis (SIG) memudahkan
masyarakat mencari suatu lokasi atau tempat tertentu. Pemanfaatan Sistem
Informasi Geografis untuk berbagai bidang yang ada sangat bermanfaat untuk
berbagai macam bidang pekerjaan yang ada. Penggunaan kata “geografis”
mengandung pengertian suatu persoalan mengenai bumi permukaan dua atau tiga
dimensi. Istilah “informasi geografis” mengandung pengertian informasi
mengenai tempat-tempat yang terletak di permukaan bumi, pengetahuan mengenai
posisi dimana suatu objek terletak di permukaan bumi, dan informasi mengenai
keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya
diberikan atau diketahui (Rahmanto et al. 2020).
2.2 Data Spasial
Data spasial memiliki pengertian yaitu sebagai suatu data yang mengacu
pada posisi, obyek, dan hubungan di antaranya dalam ruang bumi. Menurut
Rajabidfard dan Williamson (2000) dalam Ekawati et al. (2021) menyatakan data
spasial merupakan salah satu informasi, di mana di dalamnya terdapat suatu
informasi mengenai bumi dan rupanya seperti permukaan bumi, dibawah
permukaan bumi, perairan, kelautan, dan bawah atmosfir. Data spasial dapat
diartikan sebagai bentuk data rupa bumi yang digambarkan dalam bentuk big data
yang kemudian data tersebut akan diolah menjadi gambaran permukaan bumi baik
secara hardcopy maupun softcopy yang memiliki fungsi sebagai pembantu
manusia dalam berbagai bidang.
Data spasial mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda
dari data lain, yaitu informasi lokasi dan informasi atribut. Informasi lokasi atau
informasi spasial. Contoh yang umum adalah informasi lintang dan bujur,
termasuk diantaranya informasi datum dan proyeksi. Contoh lain dari informasi
spasial yang bisa digunakan untuk mengindentifikasi lokasi misalnya adalah Kode
Pos. Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial. Suatu lokalitas bisa
mempunyai beberapa atribut atau properti yang berkaitan dengannya, contohnya
jenis vegetasi, populasi, pendapatan pertahun, dan sebagainya. Data spasial ini
sangat bermanfaat dalam menentukan titik,lokasi dari suatu koordinat, dan
memudahkan dalam pembuatan peta (Tinambunan dan Sintaro, 2021).
Data spasial dalam SIG atau GIS dimanfaatkan dengan cara bekerja
dengan menggunakan data yang memiliki informasi spasial atau bereferensi
keruangan. Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data
spasial dan data atribut dalam bentuk digital. Sistem ini merelasikan data spasial
(lokasi geografis) dengan data non spasial, sehingga para penggunanya dapat
membuat peta dan menganalisa informasinya (Rusdiana et al. 2021).
Data Spasial yang dimanfaatkan pada SIG dapat berupa data Geospasial.
Menurut Ramadhan et al. (2021) menjelaskan pemanfaatan data geospasial (DG)
dan informasi geospasial (IG) saat ini semakin banyak digunakan dalam kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan
yang berkelanjutan sehingga sangat membantu dalam proses pemerintahan.
2.3 Geospasial
Data Geospasial yang selanjutnya disingkat DG adalah data tentang lokasi
geografis, dimensi atau ukuran, dan/atau karakteristik objek alam dan/atau buatan
manusia yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi. Data
geospasial yang didapatkan dapat berupa kegiatan survei pemetaan yang dapat
dilakukan dengan berbagai macam metode survei. Kegiatan survei akusisi data
geospasial dapat dilakukan menggunakan peralatan Global Positioning System
(GPS) atau data GPS tipe Navigasi atau Geodetik (Ananda et al. 2022).
GPS Geodetik pada data geospasial yang dapat digunakan dalam proses
pengukuran titik berupa Ground Control Point (GCP) dan Identified Conrol Point
(ICP) untuk proses ortorektifikasi citra satelit resolusi tinggi (CSRT). CSRT
selanjutnya digunakan sebagai peta dasar untuk proses pembuatan peta tematik
lainnya atau untuk proses analisis. Data geospasial yang telah diolah selanjutnya
disebut sebagai informasi geospasial atau IG. Data geospasial infrasruktur yang
telah menjadi informasi geospasial dapat menjadi bentuk gambaran dalam
tranportasi jalan dan jembatan yang telah diolah merupakan salah satu bentuk dari
IGT atau informasi geospasial transportasi (Subagyo et al. 2021).
Data geospasial yang didapatkan dapat berupa data yang diambil dari Web
SIG. Web SIG merupakan perkembangan dari teknologi Sistem Informasi
Geografis (SIG) yang mengubah pendekatan dari visualisasi peta digital
berbasiskan desktop ke sistem berbasiskan layanan internet yaitu web. Peta
merupakan data geospasial sebagai cara terbaik untuk memperlihatkan kondisi
ruang di sekitar kita dan internet menyediakan cara tercepat untuk melakukan
akses terhadap peta dibandingkan dengan cara konvensional (Pinuji et al. 2019).
Kebutuhan akan berbagi informasi mengubah media yang digunakan
untuk saling berbagi informasi. Web SIG sendiri dapat diartikan sebagai sarana
komunikasi data dan informasi antara pengguna (user/client) dengan server
menggunakan peta atau data geospasial yang dihasilkan melalui proses kartografi
dan SIG dengan bantuan internet khsusnya world wide web. Pe,anfaatan data SIG
dari Web dapat diolah menjadi sautu Data Digital Elevation Model(DEM) dan
shapefile rupa bumi yang bersumber dari Badan Informasi Geospasial (BIG)
Indonesia merupakan data utama yang digunakan (Nainggolan et al. 2021).
III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Sistem Informasi Geografis dilaksanakan secara daring pada
tanggal 14 Febuari 2023 pada pukul 13.00 di Laboratorium Penginderaan Jauh,
Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam,
Universitas Sriwijaya

\
3.2 Alat dan Bahan
No Alat dan Bahan Fungsi
1 Laptop Media untuk mengolah data
2 Mouse Media dalam memudahkan progress
3 Buku dan Pena Media mencatat materi
4 Modul Media pedoman praktek
5 ArcGIS Software pengolahan data
6 Web SIG Media mengambil data
IV KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan pada praktikum kali ini yaitu :
1. Data SIG danagt membantu dalam berbagai bidang pekerjaan bagi manusia
2. SIG pada dasarnya memiliki 4 komponen subsistem yaitu berupa data input,
data management, data manipulation and analysis, dan data output.
3. Web SIG merupakan sebuah forum saran dan komunikasi untuk mendapatkan
data pengolahan SIG.
4. Data SIG bisa didapatkan melalui Web SIG seperti copernicus, Rupa Bumi
Indonesia, DEM, NOAA, Badan Klimatologi dan Geofisika.
5. Data SIG yang didapatkan biasanya merupakan data spasial.
DAFTAR PUSTAKA

Ananda AR, Nama GF, Mardiana. 2022. Pengembangan Sistem Informasi


Geografis Pemerintahan Kota Metro Dengan Metode SSADM
(Structured System Analysis And Design Method). Jurnal Informatika
dan Teknik Elektro Terapan (JITET) Vol. 10(1) : 24-33

Ekawati R, Salamah UG, Haspari AA. 2021. Sistem Informasi Geografis.


Bandung : Media Sains Indonesia. Hlm 126

Hajar A, Nabawi I, Kartikawati L, Yudana FR, Budi S, Prasetiyantara N. 2021.


Pengolahan Data Spasial-Geolocation untuk Menghitung Jarak 2 Titik
Spatial-Geolocation Data Processing to Calculate 2 Point. Citec Journal
Vol. 8(1) : 32-42

Nainggolan TH, Lomi A, Sai SS. 2021. Pemanfaatan Web App Builder Untuk
Pembuatan Sistem Informasi Jalan Dan Jembatan Berbasis Web SIG
(Studi Kasus : Kabupaten Sumba Tengah). JURNAL INFOMANPRO
Vol.6(2) : 27-34

Nurzanah W. 2019. Penentuan Lokasi Pembuangan Material Keruk Alur


Pelayaran Pelabuhan Belawan Dengan Sistem Informasi Geografis.
Buletin Utama Teknik Vol. 14(2) : 80-91

Paramita P, Wiguna S, Shabrina FZ, Sartimbul A. 2021. Pemetaan Bahaya


Tsunami Wilayah Kabupaten Serang Bagian Barat Menggunakan Sistem
Informasi Geografis. Buletin Oseanografi Marina Vol. 10(3) : 233–241

Pinuji S, Savitri AI, Noormasari M, Wijaya D, Kurniawan A. 2019. Efektivitas


Data Spasial Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) Dan Openstreetmap
Dalam Pengambilan Keputusan Menggunakan Inasafe. Jurnal Dialog
Penanggulangan Bencana Vol. 10(1) : 22-29

RahmantoY, Hotijah S, Damayanti. 2020. Perancangan Sistem Informasi


Geografis Kebudayaan Lampung Berbasis Mobile. JDMSI Vol. 1(3) : 19-
25

RamdhanDM, Wangi GP, Noviandi IE, Febga1 J, Syahi NH, Ismail A,


Bratanegara A. 2021. Mendukung Sistem Basis Data Spasial Desa
Cibodas dengan Kegiatan Pemetaan Partisipatif Menggunakan Platform
Openstreetmap. JPIG (Jurnal Pendidikan dan Ilmu Geografi) Vol. 6(2) :
125-133

Rusdiana DD, Ramadhanti N, Juniarti HI, Nuraini SH. 2021. Pemanfaatan


Informasi Spasial Berbasis SIG untuk Pemetaan Tingkat Kerawanan
Longsor di Kabupaten Karangasem, Bali. Jurnal Geosains dan Remote
Sensing (JGRS) Vol. 2(2) : 49-55
Subagyo SI, Hanggara I, Susilo H. 2021. Kajian Potensi Mini Dam / Embung
(Studi Kasus Di Kabupaten Nganjuk) Berbasis Data Rupa Bumi
Indonesia (RBI) Dan Debit Andalan Metode FJ. Mock. JOS - MRK
Vol.2(4) : 295-301

Sulastio BS, Anggono H, Putra AD. 2021. Sistem Informasi Geografis Untuk
Menentukan Lokasi Rawan Macet Di Jam Kerja Pada Kota
Bandarlampung Pada Berbasis Android. Jurnal Teknologi dan Sistem
Informasi (JTSI) Vol. 2(1) : 104 – 111

Sodikin, Susanto ER. 2021. Sistem Informasi Geografis (GIS) Tempat Wisata Di
Kabupaten Tanggamus. Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi (JTSI)
Vol. 2(3) : 125 – 135

Tinambunan M, Sintaro S. 2021. Aplikasi Restfull Pada Sistem Informasi


Geografis Pariwisata Kota Bandar Lampung. Jurnal Informatika dan
Rekayasa Perangkat Lunak (JATIKA) Vol. 2(3) : 312-323

Anda mungkin juga menyukai