Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN

Sistem Informasi Geografis Persebaran


Panti Asuhan di Kota Ternate

OLEH

Findri Windiyanthi 07351811030

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem informasi geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) yaitu

teknologi yang menjadi alat bantu dan sangat esensial untuk menyimpan, memanipulasi, menganalisis,

dan menampilkan kembali kondisi alam dengan bantuan data atribut dan keruangan. Pembuatan GIS

dapat dibuat dengan berbagai tools salah satunya Arcgis. ArcGis merupakan software berbasis

Geographic Information System (GIS) yang Produk utamanya terdiri dari tiga kelompok utama

yaitu ArcView, ArcEditor dan ArcInfo.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI) panti asuhan adalah rumah tempat memelihara

anak yatim atau yatim piatu dan sebagainya. Di pulau Ternate tersebar berbagai panti asuhan di

berbagai wilayah. Sayangnya tidak semua panti asuhan diketahui oleh seluruh masyarakat khususnya

masyarakat pada kota Ternate. Kurangnya informasi mengenai panti ini dapat mengakibatkan

masyarakat sulit untuk mengetahui persebaran panti asuhan.

Hal ini mengakibatkan ada beberapa panti yang rutin atau selalu mendapatkan bantuan

dari masyarakat baik secara pribadi ataupun berkelompok dikarenakan hanya panti asuhan

tersebut yang dikenal dalam masyarakat. Untuk membantu menginformasikan kepada orang

masyarakat umum dimanapun berada yang sedang membutuhkan informasi panti asuhan di Kota

Ternate, maka penulis ingin membuat penelitian dengan judul “Sistem Informasi Geografis

Persebaran Panti Asuhan di Pulau Ternate”.


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah yaitu

bagaimana merancang sebuah sistem informasi geografis dalam menentukan lokasi panti asuhan

yang ada di Kota Ternate?

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi oleh hal-hal sebagai berikut:

1. Pemetaan yang dibuat hanya berfokus pada panti asuhan di Pulau Ternate.

2. Software yang digunakan dalam pembuatan GIS yaitu ArcGis.

3. Data yang diambil hanyalah titik koordinat, alamat panti asuhan, data anak yatim, dan

data pengurus panti asuhan.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah merancang sistem informasi geografis untuk menentukan

Persebaran panti asuhan dengan memanfaatkan software ArcGis.

1.5 Manfaat Penelitian

Diharapkan dengan adanya aplikasi penentuan lokasi panti asuhan ini dapat bermanfaat

bagi:

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Diharapkan perancangan aplikasi ini dapat menamb ah referensi terhadap penelitian baru

dengan judul yang terkait.

2. Bagi Penulis

Diharapkan dengan adanya tugas ini dapat menjadi pembelajaran dan dapat menambah

pengalaman.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem

Sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang saling berintegrasi dan

berinterdependensi dalam lingkungan yang dinamis untuk mencapai tujuan tertentu (Sugandi,

Somantri & Sugito, 2009). Selain itu, O’Brien & Marakas (2008) berpendapat bahwa sistem di

definisikan sebagai sekumpulan komponen yang saling terkait, dengan batas jelas, bekerja bersama

untuk mencapai tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output dalam proses transformasi

terorganisir.

Gambar 2 1 Bagian-bagian Komponen dari Suatu Sistem dapat Mengendalikan Operasinya

Sendiri (O'Brien & Marakas, 2008)

2.2 Informasi

Informasi berasal dari pengolahan sejumlah data. Dalam SIG informasi memiliki volume

terbesar. Setiap objek geografi memiliki setting data tersendiri karena tidak sepenuhnya data

yang ada dapat terwakili dalam peta. Jadi, semua data harus diasosiasikan dengan objek spasial

yang dapat membuat peta menjadi berkualitas baik. Ketika data tersebut diasosiasikan dengan

permukaan geografis yang representatif, data


tersebut mampu memberikan informasi dengan hanya mengklik mouse pada objek. Perlu diingat

bahwa semua informasi adalah data tapi tidak semua data merupakan informasi (Sugandi,

Somantri & Sugito, 2009).

2.3 Geografis

Istilah ini digunakan karena SIG dibangun berdasarkan pada “geografi” atau “spasial”.

Setiap objek geografi mengarah pada spesifikasi lokasi dalam suatu space. Objek bisa berupa

fisik, budaya atau ekonomi alamiah. Penampakan tersebut ditampilkan pada suatu peta untuk

memberikan gambaran yang representatif dari spasial suatu objek sesuai dengan kenyataannya di

bumi. Simbol, warna dan gaya garis digunakan untuk mewakili setiap spasial yang berbeda pada

peta dua dimensi (Sugandi, Somantri & Sugito, 2009).

2.4 Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah seperangkat alat berbasis komputer yang

memungkinkan untuk mengolah data spasial dan non-spasial menjadi informasi yang berkaitan

tentang muka bumi serta digunakan untuk pengumpulan, penyimpanan, manipulasi, menganalisa

dan menampilkan data yang selanjutnya dipakai sebagai bahan untuk mengambil

keputusan/kebijaksanaan.(Dan, 2010)

Sistem informasi geografis adalah sekumpulan peralatan untuk mengumpulkan, menyimpan,

mengambil, mentransformasi dan menampilkan data spasial (keruangan) dari dunia nyata untuk

tujuan tertentu (Burrough,1986).


2.4.1 Jenis-jenis Data dalam GIS

Data dalam SIG terdiri dari dua jenis data yaitu data spasisal dan data non-spasial (atribut).

1. Data Spasial

Data spasial adalah data yang bereferensi geografis atas representasi obyek di bumi.Data

spasial pada umumnya berdasarkan peta yang berisikan interprestasi dan proyeksi seluruh

fenomena yang berada di bumi.Fenomena tersebut berupa fenomena alamiah dan buatan

manusia. Pada awalnya, semua data dan informasi yang ada di peta merupakan representasi

dari obyek di muka bumi.Adapun data spasial ini memiliki tiga bentuk data yaitu:

a. Titik (Point)

Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana pada suatu obyek. Titik tidak

mempunyai dimensi tetapi dapat ditampilkan dalam bentuk simbol baik pada peta maupun

dalam layar monitor. Contoh : Lokasi Fasilitasi Kesehatan, Lokasi Fasilitas Kesehatan,

dll.

b. Garis (Line)

Garis merupakan bentuk linear yang menghubungkan dua atau lebih titik dan

merepresentasikan obyek dalam satu dimensi. Contoh : Jalan Raya, Sungai, dll.

c. Area (Polygon)

Area merupakan representasi obyek dalam dua dimensi. Contoh : Danau, Wilayah

Kecamatan, dll.
Informasi lokasi (spasial) ditentukan berdasarkan sistem koordinat, yang di antaranya

mencakup datum dan proyeksi peta.Datum adalah kumpulan parameter dan titik kontrol yang

hubungan geometriknya diketahui, baik melalui pengukuran atau penghitungan.Sedangkan

sistem proyeksi peta adalah sistem yang dirancang untuk merepresentasikan permukaan dari suatu

bidang lengkung atau spheroid (misalnya bumi) pada suatu bidang datar. Proses representasi ini

menyebabkan distorsi yang perlu diperhitungkan untuk memperoleh ketelitian beberapa macam

properti, seperti jarak, sudut, atau luasan. Jenis data Spasial SIG direpresentasikan dalam dua format,

yaitu data vektor dan data raster.

Gambar 2 2 Contoh Data Vektor (Kiri) dan Data Raster (Kanan)

a. Data Vektor

Data vektor adalah data yang direpresentasikan sebagai suatu mosaik berupa garis (arc/line),

polygon (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama),

titik/point (node yang mempunyai label), dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua

buah garis). Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam

merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Kegunaan Data Vektor untuk analisa

yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya pada basis data batas-batas kadaster.Contoh

penggunaan lainnya adalah untuk


mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur.Kelemahan data vektor yang utama

adalah ketidakmampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual.

b. Data Raster

Data raster adalah data yang dihasilkan dari penginderaan jauh.Data Raster sering disebut juga

dengan sel grid.Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid

yang disebut dengan pixel (picture element).Pada data raster, resolusi (definisi visual)

tergantung pada ukuran pixel-nya. Dengan kata lain, resolusi pixel menggambarkan ukuran

sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra.

Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin

tinggi resolusinya.Data raster sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara

gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah, dan sebagainya. Kelemahan

utama dari data raster adalah besarnya ukuran file; semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula

ukuran filenya. Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan.Pemilihan format

data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan, data yang tersedia, volume data

yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta kemudahan dalam analisa. Data vektor relatif

lebih ekonomis dalam hal ukuran file dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat sulit untuk

digunakan dalam komputasi matematik. Sebaliknya, data raster biasanya membutuhkan ruang

penyimpanan file yang lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah digunakan

secara matematis.

2. Data Non-Spasial (Atribut)


Data atribut merupakan data yang mempresentasikan aspek-aspek deskripsi/penjelasan

dari suatu fenomena di permukaan bumi dalam bentuk kata- kata, angka, atau tabel.Data

atribut berfungsi untuk menggambarkan gejala topografi karena memiliki aspek deskriptif

dan kualitatif.Oleh karena itu, data atribut sangat penting dalam menjelaskan seluruh objek

geografi.Contohnya, atribut kualitas tanah terdiri atas status kepemilikian lahan, luas lahan,

tingkat kesuburan tanah dan kandungan mineral dalam tanah. Data atribut bisa berupa data

kuantitatif (angka) seperti data jumlah penduduk dan dapat berupa data kualitatif (mutu)

seperti data tingkat kesuburan tanah.

2.4.2 Fungsi GIS

Berdasarkan desain awalnya fungsi utama SIG adalah untuk melakukan analisis data

spasial.Dilihat dari sudut pemrosesan data geografik, SIG bukanlah penemuan baru.Pemrosesan

data geografik sudah lama dilakukan oleh berbagai macam bidang ilmu, yang membedakannya

dengan pemrosesan lama hanyalah digunakannya data dijital. Adapun fungsi-fungsi dasar dalam

SIG adalah sebagai berikut:

1. Akuisisi data dan proses awal meliputi: digitasi, editing, pembangunan topologi,

konversi format data, pemberian atribut dll.

2. Pengelolaan database meliputi : pengarsipan data, permodelan bertingkat, pemodelan

jaringan pencarian atribut dll.

3. Pengukuran keruangan dan analisis meliputi : operasi pengukuran, analisis daerah

penyanggga, overlay, dll.

4. Penayangan grafis dan visualisasai meliputi : transformasi skala, generalisasi, peta

topografi, peta statistic, tampilan perspektif.


2.4.3 Komponen Sistem Informasi Geografis (SIG)

1. Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras atau hardware yaitu perangkat fisik yang menjadi bagian dari sistem

komputer yang mendukung analisis geografi dan pemetaan.Perangkat keras SIG mempunyai

kemampuan untuk menyajikan citra dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi dan juga

mendukung operasi berbasis data dengan jumlah volume data yang besar dengan cepat.

Perangkat keras SIG tersusun atas berbagai bagian pengimput data, pengolah data, dan

pencetak hasil proses. Menurut prosesnya dibedakan menjadi:

a. Input data: mouse, digitizer, scanner.

b. Olah data: harddisk, processor, RAM, VGA Card

c. Output data: plotter, printer, screening

2. Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak atau software yaitu perangkat yang dipakai untuk melaksanakan proses

menyimpan, menganalisa, memvisualkan data secara spasial ataupun non- spasial. Perangkat

lunak terdiri didalam SIG terdiri dari:

a. Alat untuk mengimput dan memanipulasi data SIG

b. Data Base Management System (DBMS)

c. Alat untuk analisa data

d. Alat untuk menayangkan data dari hasil analisa

3. Data

Secara prinsipnya data terdiri dari dua jenis dalam SIG, yaitu:
a. Data Spasial

Data spasial merupakan perwujudan nyata suatu daerah yang ada di permukaan bumi. Secara

umum dipresentasikan dalam bentuk peta, gambar berformat digital dan disimpan dalam

bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang mempunyai nilai

tertentu.

b. Data Non Spasial

Data non spasial merupata data berupa tabel yang mana tabel tersebut memiliki isi informasi

yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data itu berbentuk data tabular yang satu

sama lain di integrasikan dengan data spasial yang ada.

4. Manusia

Manusia adalah elemen pokok dari SIG dikarenakan manusia adalah perencana dan

pengguna SIG. Pengguna SIG mempunyai tingkatan seperti pada sistem informasi lainnya,

dari tingkat spesialis teknis yang membuat desain dan mengolah sistem, sampai dengan

pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu pekerjaan sehari-hari.

5. Metode

Setiap masalah dalam metode yang dimanfaatkan dalam SIG akan berbeda. SIG yang baik

terikat pada aspek desain dan aspek realnya.

2.4.4 Ruang Lingkup Sistem Informasi Geografis (SIG)

Adapun ruang lingkup SIG terdiri atas lima proses atau tahapan dasar, yaitu:

1. Input Data
Proses input data digunakan untuk memasukkan daya spasial dan data non spasial. Data spasial

bisa berbentuk peta analog.SIG harus memakai peta digital sehingga peta analog tersebut harus

dikonversi ke bentuk peta digital dengan memakai alat digitizer. Kecuali itu proses digitasi

dapat pula dilakukan proses overlay dengan melakukan proses scanning pada peta analog.

2. Manipulasi Data

Tipe data yang perlukan oleh SIG kemungkinan harus dimanipulasi supaya sesuai dengan

sistem yang dipakai. Untuk itu, SIG mampu melaksanakan fungsi edit baik untuk data spasial

atau non spasial

3. Manajemen Data

Jika data spasial sudah diinput maka proses selanjutnya adalah pengolahan data non spasial.

Pengolahan data non spasial meliputi pemakaian DBMS untuk menyimpan data yang

ukurannya besar

4. Query dan Analisis

Query yaitu proses analisis yang dilaksanakan secara tabular. Secara fundamental SIG dapat

melakukan dua jenis analisis data, yaitu:

a. Analisis Proximity

Analisis proximity adalah analisis geografi berbasis jarak antar layer. SIG memakai proses

buffering untuk menentukan dekatnya keterkaitan antar sifat bagian yang ada.

b. Analisis Overlay
Overlay adalah proses penyatuan data lapisan layer yang berbeda. Secara sederhana,

overlay yaitu operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu layer untuk kemudian

disatukan secara fisik.

5. Visualisasi

Sebagian tipe operasi geografis, hasil akhir yang paling baik ditampilkan dalam bentuk

peta atau grafik.Peta sangat efektif untuk menyimpan dan memberikan informasi

geografis.

2.4.5 Subsistem Sistem Informasi Geografis (SIG)

Secara lebih jelas, subsistem dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) tersebut dapat

diilustrasikan sebagai berikut :

Gambar 2 3 Ilustrasi Subsistem Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem komputer yang memiliki sub sistem yang terdiri

atas empat kemampuan dalam menangani data yang bereferensi geografis, yaitu:

1. Data input, subsistem ini terkait dengan tuga mengumpulkan, mempersiapkan dan menyimpan

data spasial dan atributnya dari berbagai sumber.


2. Data output, merupakan subsistem yang mampu menampilkan atau menghasilkan keluaran

keseluruhan atau sebagian data dalam bentuk tabel, grafik, peta ataupun laporan.

3. Data management, bertugas untuk mengorganisasikan data, baik data spasial maupun

atribut yang terkait ke dalam sistem basis data sehingga mudah untuk dipanggil kembali.

Sehingga sering disebut juga sebagai subsistem storage and retrieval (penyimpanan dan

pemanggilan data).

4. Data manipulation and analysis, subsistem ini melakukan manipulasi dan pemodelan

data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan yang dihasilkan oleh Sistem

Informasi Geografis (SIG).

2.4.6 Aplikasi dan Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG)

Sistem Informasi Geografis dapat dimanfaatkan untuk mempermudah dalam mendapatkan

data-data yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek.Data-data yang

diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk dijital. Sistem

ini merelasikan data spasial (lokasi geografis) dengan data non spasial, sehingga para penggunanya

dapat membuat peta dan menganalisa informasinya dengan berbagai cara. SIG merupakan alat

yang handal untuk menangani data spasial, dimana dalam SIG data dipelihara dalam bentuk digital

sehingga data ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta cetak, table, atau dalam bentuk

konvensional lainya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan meringankan biaya yang

diperlukan (Barus dan Wiradisastra, 2000 dalam As Syakur 2007).

Ada beberapa alasan yang mendasari mengapa perlu menggunakan SIG, menurut Anon (2003, dalam

As Syakur 2007) alasan yang mendasarinya adalah:


1. SIG menggunakan data spasial maupun atribut secara terintergarsi

2. SIG dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan basis data

3. SIG memiliki kemampuan menguraikan unsure-unsur yang ada dipermukaan bumi ke dalam

beberapa layer atau coverage data spasial

4. SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menvisualisasikan data spasial berikut

atributnya

5. Semua operasi SIG dapat dilakukan secara interaktif

6. SIG dengan mudah menghasilkan peta -peta tematik

7. SIG sangat membantu pekerjaan yang erat kaitanya dengan bidang spasial dan

geoinformatika.

Posisi GIS dengan segala kelebihannya, semakin lama semakin berkembang bertambah dan

bervarian.Pemanfaatan GIS semakin meluas meliputi pelbagai disiplin ilmu, seperti ilmu kesehatan,

ilmu ekonomi, ilmu lingkungan, ilmu pertanian, militer dan lain sebagainya.

Berikut ini adalah beberapa contoh aplikasi SIG pada beberapa bidang:

1. Pengelolaan Fasilitas : Peta skala besar, network analysis, biasanya digunakan untuk

pengolaan fasilitas kota. Contoh aplikasinya adalah penempatan pipa dan kabel bawah

tanah, perencanaan fasilitas perawatan, pelayanan jaringan telekomunikasi.

2. Sumber Daya Alam: studi kelayakan untuk tanaman pertanian, pengelolaan hutan,

perencanaan tataguna lahan, analisis daerah bencana alam dan analisis dampak

lingkungan.
3. Lingkungan : pencemaran sungai, danau, laut, evaluasi pengendapan lumpur di sekitar

sungai, danau atau laut, pemodelan pencemaran udara, dll.

4. Perencanaan : pemukiman transmigrasi, tata ruang wilayah, tata kota, relokasi

industri, pasar, pemukiman, dll.

5. Ekonomi dan bisnis : penentuan lokasi bisnis yang prospektif untuk bank, pasar swalayan,

mesin ATM, show room, dll.

6. Kependudukan : penyediaan informasi kependudukan, pemilihan umum, dll.

7. Transportasi: inventarisasi jaringan (seperti jalur angkutan umum), analisis rawan

kemacetan dan kecelakaan, manajemen transit perencanaan rute, dll.

8. Telekomunikasi : inventarisasi jaringan, perizinan lokasi-lokasi BTS beserta pemodelan

spasialnya, sistem informasi pelanggan, perencanaan pemeliharaan dan analisis perluasan

jaringan, dll.

9. Militer : penyediaan data spasial untuk rute perjalanan logistic, peralatan perang, dll

2.4.7 Diagram

Diagram adalah suatu gambaran untuk memperlihatkan atau menerangkan suatu data yang

akan disajikan. Atau definisi diagram yang lainnya adalah lambang-lambang tertentu yang dapat

dipakai untuk menjelaskan sarana, prosedur serta kegiatan-kegiatan yang sudah biasa dilaksanakan

dalam suatu sistem.

a Contoh Diagram

Jenis-jenis, dan contoh diagram yang ada dalam statistika seperti:

1. Diagram Garis
Penyajian data statistik dengan memakai diagram berbentuk garis lurus disebut dengan

diagram garis lurus ataupun diagram garis. Diagram garis biasanya dipakai untuk menyajikan data

statistik yang didapat berdasarkan pengamatan dari waktu ke waktu secara berurutan. Sumbu X

menunjukkan waktu pengamatan, Sedangkan sumbu Y menunjukkan nilai-nilai data pengamatan

untuk suatu waktu tertentu. Kumpulan waktu dan juga pengamatan membentuk titik-titik pada bidang

XY, Lalu selanjutnya kolom dari tiap dua titik yang berdekatan tadi dihubungkan dengan garis

lurus sehingga akan didapat diagram garis atau sering disebut juga grafik garis.

Gambar 3 1 Diagram Lurus

b Diagram Lingkaran

Penyajian data statistik dengan memakai gambar yang berbentuk lingkaran. Lalu bagian-

bagian dari daerah lingkaran, menunjukkan persen data. Untuk membuat diagram lingkaran, pertama-

tama terlebih dahulu ditentukannya besar persentase tiap objek terhadap keseluruhan data dan

besarnya sudut pusat sektor lingkaran.


Gambar 3 2 Diagram Lingkar

c Diagram Batang

Pada umumnya digunakan untuk menggambarkan perkembangan nilai-nilai suatu objek

penelitian dalam kurun waktu tertentu. Diagram batang menunjukkan berbagai keterangan

dengan batang-batang tegak ataupun mendatar dan sama lebar dengan batang-batang terpisah.

Gambar 3 3 Diagram Batang


d Diagram Batang Daun

Dapat diajukan sebagai contoh penyebaran data. Di dalam diagram batang daun, data yang

telah terkumpul diurutkan terlebih dahulu dari data ukuran terkecil sampai data dengan ukuran yang

terbesar. Diagram ini terdiri dari dua bagian, diantaranya yaitu batang dan daun. Pada bagian batang

memuat angka puluhan serta bagian daun memuat angka satuan.

Gambar 3 4 Diagram Batang Daun


e Diagram Kotak Garis

Data statistik yang dipakai untuk menggambarkan diagram kotak garis yaitu

statistik Lima Serangkai, yang dimana terdiri dari data ekstrim (data yang terkecil

dan data yang terbesar), Q1, Q2 dan Q3.

Gambar 3 5 Diagram Kotak Garis

2.4.8 Flowchart
Flowchart atau bagan alur adalah diagram yang menampilkan langkah-langkah dan keputusan

untuk melakukan sebuah proses dari suatu program. Setiap langkah digambarkan dalam bentuk

diagram dan dihubungkan dengan garis atau arah panah.

Flowchart berperan penting dalam memutuskan sebuah langkah atau fungsionalitas dari sebuah

proyek pembuatan program yang melibatkan banyak orang sekaligus. Selain itu dengan

menggunakan bagan alur proses dari sebuah program akan lebih jelas, ringkas, dan mengurangi

kemungkinan untuk salah penafsiran. Penggunaan flowchart dalam dunia pemrograman juga

merupakan cara yang bagus untuk menghubungkan antara kebutuhan teknis dan non-teknis.

Pada dasarnya simbol-simbol dalam flowchart memiliki arti yang berbeda-beda. Berikut

adalah simbol-simbol yang sering digunakan dalam proses pembuatan flowchart.

Gambar 3 6 Simbol Flowchart


2.5 ArcGIS

ArcGis merupakan sotware berbasis Geographic Information System (GIS) yang

dikembangkan oleh ESRI (Environment Science & Research Institue). Produk utama arcgis

terdiri dari tiga komponen utama yaitu : ArcView (Berfungsi sebagai pengelola data komprehensif,

pemetaan dan analisis), ArcEditor (berfungsi sebagai ed itor dari data spasial) dan ArcInfo

(Merupakan fitur yang menyediakan fungsi – fungsi yang ada di dalam GIS yaitu meliputi keperluan

analisa dari fitur Geoprocessing).

ArcGis pertama kali diluncurkan kepada publik sebagai software yang komersial pada tahun

1999 dengan versi (ArcGis 8.0) dengan perkembangan dan tuntutan akan fitur yang dibutuhkan ESRI

selalu memberikan pembahuruan pada ArcGis, pada saat ini telah keluar versi yang terbaru update

2016 yaitu (ArcGis 13.0)

Pada versi terbarunya, ArcGis Deskstop memiliki beberapa fitur diantaranya :

1. ArcMap, yaitu aplikasi utama yang digunakan dalam pengelolahan data GIS. ArcMap

memiliku kemampuan untuk visualisasi, editing, pembuatan peta tematik, pengelolaan dari

data tabular (Exceel), memilih (Query), menggunakan fitur Geoprocessing untuk

menganalisa dan customize data ataupun melakukan output berupa tampilan peta. Operator

juga dapat mengolah data sesuai dengan keinginannya.

2. ArcGlobe, merupakan salah satu aplikasi yang memiliki tampilan seperti GoogleEarth

yang memiliki fungsi sebagai tampilan datum permukaan bumi dengan menggunakan citra

satelit.

3. ArcCatalog, yaitu merupakan aplikasi yang memiliki fitur untuk membuat data vector dan

mengelompokannya sesuai dengan fungsi yang diinginkan. Dengan


kemampuan tools untuk menjelajah informasi (browsing), mengatur data (organizing),

membagi data (distribution) dan mendokumentasikan data spasial maupun ataupun data –

data berkaitan dengan informasi geografis.

4. ArcScene merupakan aplikasi yang memiliki fitur serupa dengan ArcMap, tetapi

kelebihannya terdapat dari fitur 3D yang digunakan dimana worksheetnya dapat diolah

dengan tampilan X,Y, dan Z

Gambar 2 4 Gambar ArcGis

2.6 Basis Data

Basis data (database) adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait

sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi. Basis data dimaksudkan untuk

mengatasi problem pada sistem yang memakai pendekatan berbasis


berkas. Tujuan awal dan utama dalam pengolahan data pada sebuah basis data adalah agar dapat

mencari data dengan mudah dan cepat. Di samping itu, pemanfaatan data untuk pengolahan data

juga memiliki tujuan-tujuan tertentu. Pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah

tujuan sebagai berikut:

1. Kecepatan dan kemudahan (Speed)

Untuk menyimpan data atau melakukan perubahan/manipulasi terhadap data atau menampilkan

kembali data tersebut dengan cepatdan mudah.

2. Efisien ruang penyimpanan (Space)

Penggunaan ruang penyimpanan di dalam basis data dilakukan untuk mengurangi jumlah

pengulangan data, baik dengan melakukan penerapan sejumlah pengkodean atau dengan

membuat relasi-relasi (dalam bentuk file) antar kelompok data yang saling berhubungan.

3. Ketersediaan (Availability)

Data yang sudah jarang atau bahkan tidak pernah lagi digunakan dapat di atur untuk

dilepaskan dari sistem basis data dengan cara penghapusan atau dengan memindahkannya ke

media penyimpanan.

4. Keamanan (Security)

Sistem keamanan digunakan untuk dapat menentukan siapa saja boleh menggunakan

basis data dan menentukan jenis operasi apa saja yang boleh dilakukan (Triwahyuni,

2014).

2.7.1. Sistem Manajemen Basis Data (DBMS)

Database Management System (DBMS) adalah sistem yang secata khusus dibuat untuk

memudahkan pemakai dalam mengelola basis data/database. Merupakan kumpulan


dari data ynag saling berelasi dengan sekumpulan program dalam mengakses data. Manfaat

penggunaan DBMS:

1. Mengorganisasi dan mengelola data dalam jumlah besar

2. Membantu dan melindungi data dari kerusakan yang disebabkan pengaksesan yang tidak sah

3. Memudahkan dalam pengambilan data

4. Memudahkan dalam pengaksesan data secara bersamaan dalam suatu jaringan

2.7.2. Pengelolaan Basis Data SIG

Pengelolaan basisdata SIG meliputi fungsi untuk menyimpan serta fungsi untuk

mendapatkan data dari basisdata. Metoda yang digunakan akan mempengaruhi efisiensi operasi data

di dalam sistem.

Perangkat lunak basis data SIG harus memberikan:

1. Fungsi penelusuran /query data atribut untuk memperoleh dan mengetahui posisi spasial,

2. Serta penyelusuran posisi spasial untuk memperoleh/mengetahui data atribut.

Basisdata SIG adalah suatu kumpulan susunan informasi unsur-unsur geografi serta hubungannya dan

dapat berupa Basisdata Grafis dan Basisdata Atributik.

Struktur basisdata grafis dapat terdiri dari vector data encoding dan raster data encoding.

Basisdata atributik terdiri dari kumpulan tabel-tabel yang berelasi dengan Basisdata Grafis.
2.7 Website

World Wide Web atau WWW atau juga dikenal dengan WEB adalah salah satu layanan

yang didapat oleh pemakai computer yang terhubung ke Internet. Web ini menyediakan

informasi bagi pemakai computer yang terhubung ke Internet dari sekedar informasi “sampah” atau

informasi yang tidak berguna sama sekali sampai informasi yang serius; dari informasi yang gratisan

sampai informasi yang komersial. Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-

halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau gerak, animasi,

suara, dan atau gabungan dari semuanya itu baik yang bersifat statis maupun dinamis yang

membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan

dengan jaringanjaringan halaman (hyperlink).

2.8 HTML

HTML adalah sebuah bahasa markup yang digunakan untuk membuat sebuah

halamanweb dan menampilkan berbagai informasi di dalam sebuah browser Internet. Bermula

dari sebuah bahasa yang sebelumnya banyak digunakan di dunia penerbitan dan percetakan yang

disebut dengan SGML, HTML adalah sebuah standar yang digunakan secara luas untuk menampilkan

halaman web dan HTML kini merupakan standar Internet yang saat ini dikendalikan oleh World

Wide Web Consortium (W3C). (Arif, 2012).

Gambar 2 5 Tampilan Script HTML


2.9 PHP

PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1995. Pada waktu itu PHP

bernama FI (Form Interpreted). Pada saat tersebut PHP adalah sekumpulan script yang

digunakan untuk mengolah data form dari web. Saat ini, PHP merupakan kepanjangan “PHP:

Hypertext Preprocessor” adalah sebuah bahas script berjenis server side yang menyatu dengan

HTML. Sintaks dan perintah-perintah yang dimasukkan akan sepenuhnya dijalankan

dan dikerjakan oleh server dan disertai pada halaman HTML biasa. PHP bertujuan untuk

membuat aplikasi-aplikasi yang dijalankan di atas teknologi Web.(Arif, 2012).

2.10 CSS

CSS atau Cascading Style Sheet merupakan salah satu bahasa standar pemrograman

web. Style Sheets merupakan feature yang sangat penting dalam membuat Dynamic HTML.

Style sheet merupakan tempat dimana anda mengontrol dan mengatur style yang ada.

Style sheet mendeskripsikan bagaimana tampilan document HTML di layar.(Arif, 2012)

2.11 Kantor Lurah

Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesiadi bawah kecamatan.

Dalam konteks otonomi daerah di Indonesia, Kelurahan merupakan wilayah kerja Lurahsebagai

Perangkat Daerah Kabupaten atau Kota. Kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah yang berstatus

sebagai Pegawai Negeri Sipil. Kelurahan merupakan unit pemerintahan terkecil setingkat dengan desa.

Berbeda dengan desa, kelurahan memiliki hak mengatur wilayahnya lebih terbatas. Dalam

perkembangannya, sebuah desa dapat diubah statusnya menjadi kelurahan.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan metode yang digunakan untuk melakukan analisis data

dan menjadikan informasi yang akan digunakan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi.

Metode pengumpulan data yang digunakan antara lain:

1. Observasi

Merupakan kegiatan pengamatan dengan meneliti informasi dan detail tempat panti asuhan

untuk kelengkapan informasi dalam sebuah sistem.

2. Wawancara

Wawancara merupakan metode yang dilakukan dengan mewawancarai narasumber secara

langsung kemudian mencatat semua data-data yang dibutuhkan dan diolah menjadi sebuah

informasi yang lebih akurat untuk program yang dibuat.

3. Studi pustaka

Studi pustaka merupakan metode pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan judul

laporan, melalui berbagai sumber buku, jurnal, paper, internet dan lain sebagainya.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, ada beberapa spesifikasi alat penelitian yang digunakan

oleh penulis.

3.2.1 Detail Spesifikasi Hardware

Detail spesifikasi Hardware dapat dilihat pada tabel 3.1.


Tabel 3.1 Detail Spesifikasi Hardware
No Jenis Spesifikasi
1 Prosesor Intel(R) Core(TM) i3-10110U
2 Memori 8,00 GB RAM
3 Solid State Drive (SSD) 512 GB
4 Input/Output Monitor, Keyboard, dan Mouse

3.2.2 Detail Spesifikasi Software

Detail spesifikasi Software dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Detail spesifikasi Software


No Jenis Keterangan
1 Arcgis Untuk Membuat Peta Tematik Persebaran Panti
2 Arcgis Online Untuk Membuat Web Gis
3 Excel Untuk Mengolah Data Non Spasial
4 Browser Untuk Mendapatkan Data Spasial dan Mengakses Arcgis Online

3.3 Data

Data yang digunakan dalam sistem ini adalah data-data panti yang ada di pulau Ternate

sebagai berikut.

1. Panti Asuhan Attaqwa

Panti asuhan Attaqwa merupakan panti asuhan yang terletak pada alamat Kalumata,

Kecamatan Ternate Selatan, ini memiliki jumlah anak yatim sebanyak 24 anak , 10 perempuan dan 14

laki-laki serta ada 8 pengurus.dengan titk kordinat x(0,76165),y(127,36488). Panti asuhan ini

memiliki tampak depan seperti pada gambar 3.1.


Gambar 3.1 Tampilan Depan dan Dalam Panti Asuhan Attagwa

2. Panti Asuhan Al-Yatama

Panti asuhan Al-Yatama merupakan panti asuhan yang terletak pada alamat jl, Cengkeh

Afo No.208 Kelurahan Maliaro, Kecamatan Ternate Tengah, ini memiliki jumlah anak yatim

sebanyak 22 anak dan 7 pengurus. Dengan titik kordinat x(0,78678),y(127,37628).Panti asuhan

ini memiliki tampak depan seperti pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Tampak Depan dan Dalam Panti Asuhan Al-Yatama


3. Panti Asuhan Bahtera Maulana

Panti asuhan Bahtera Maulana merupakan panti asuhan yang terletak pada alamat jl, Kayu

Manis Kelurahan Moya, Kecamatan Ternate Tengah ini memiliki jumlah anak yatim sebanyak 12 anak

dan 6 pengurus. Dengan titik kordinat x(0,799034),y(127,368154)Panti asuhan ini memiliki tampak

depan seperti pada gambar 3.3.

Gambar 3.3 Tampak Depan dan Dalam Panti Asuhan Bahtera Maulana
4. Panti Asuhan Nurani Qalbi

Panti asuhan Nurani Qalbi merupakan panti asuhan yang terletak pada alamat jl, Raya

Bastiong Kelurahan Mangga Dua Utara, Kecamatan Ternate Selatan, ini memiliki jumlah anak

yatim sebanyak 45 anak dimana jumlah anak yatim perempuan sebanyak 15 anak dan jumlah anak

yatim laki-laki sebanyak 30 anak. Dengan titik kordinat x(0.77586),Y(127,37998)Panti asuhan

ini memiliki tampak depan seperti pada gambar 3. 4.

Gambar 3.4 Tampak Depan dan Dalam Panti Asuhan Nurani Qalbi

5. Panti Asuhan Nurul Fajri

Panti asuhan Nurul fajri merupakan panti asuhan yang terletak pada alamat jl, A.M.

Kamarudin Kelurahan Salero, Kecamatan Ternate Utara, ini memiliki jumlah anak yatim
sebanyak 20 anak dimana jumlah anak yatim perempuan sebanyak 14 anak dan jumlah anak

yatim laki-laki sebanyak 6 anak. Panti asuhan ini memiliki pengurus sebanyak 5 orang. Dengan

titik kordinat X(0,80292),Y(127,38564) tampak dari panti asuhan ini dapat dilihat seperti pada

gambar 3.5.

Gambar 3.5 Tampak Depan dan Dalam Panti Asuhan Nurul Fajri

3.4 Alur Sistem

Alur sistem berisi mengenai perancangan sistem dimulai dari flowchart, desain basis data dan

lain sebagainya.

3.4.1 Data Flow Diagram

Desain data flow diagram dapat dilihat pada gambar 3.6.


Gambar 3.6 Data Flow Diagram Panti

3.4.2 Desain Basis Data

Desain basis data dapat dilihat pada gambar 3.7.

Gambar 3.7 Entity Relationship Diagram Panti


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahapan ini merupakan pembuatan sistem atau website dengan menggunakan perangkat

lunak maupun perangkat keras sesuai dengan analisis dan perancangan untuk menghasilkan suatu

sistem yang bekerja. Penulisa kode program (coding) adalah bagaimana cara mengembangakan

hasil analisa dan perancangan yang telah dilakukan menjadi suatu sistem yang utuh.

4.1. Tampilan Sistem Berbasis Peta Tematik


Tampilan dari peta tematik dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambra 4.1 Peta Tematik Persebaran Panti

Pada gambar 4.1 memuat peta tematik mengenai persebaran panti berupa titik -titik lokasi dari

panti yang berada pada pulau Ternate.


4.2. Pembuatan Peta

Pada pembuatan peta untuk menentukan polygon,line dan point pada sistem sesuai data yang

didapat, Kami menggunakan aplikasi ArcGIS 10.8. Dengan langkah-langkah sebagai berikut, Langkah

pertama yang harus dilakukan adalah mencari data koordinat tempat ibadah yang berada di Kelurahan

Sulamadaha sampai Kelurahan Jambula yang berada di Kecamatan kepulauan Ternate dengan cara

observasi lapangan secara langsung menggunakan alat bantu Goggle Maps dan wawancara

dengan narasumber, kemudian langkah berikutnya menggunakan ArcGIS 10.8 untuk melakukan

pemetaan sesuai data titik kordinat bujur lintang yang sudah diperoleh. Dengan menggunakan

ArcGIS, peta dasar dunia sudah tersedia, tinggal kita melakukan menentukan polygon sesuai

studi kasus.

4.3. Proses Pembuatan Peta Dasar

1. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah membuka ArcGIS, maka langsung diarahkan

ke ArcMap. Ketika ArcMap terbuka, maka muncul tampilan blank map, seperti yang

terlihat pada gambar 4.1.


Gambar 4.1 Tampilan awal ketika masuk ArcMap

Ketika sudah terbuka seperti tampilan di gambar 4.1. Selanjutkan klik “OK”. Maka akan

masuk ke halaman pembuatan peta pada ArcMap. Seperti pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Tampilan Halaman Pembuatan Peta

2. Tahap selanjutnya buat peta dasar kota ternate menggunakan SHP kota ternate
yang telah dibuat sebelumnya, terlihat seperti di gambar 4.3
Gambar 4.3 Tampilan peta dasar kota ternate

3. Selanjutnya pembuat data table dapa layer kota ternate,kemudian buatlah


kolom dengan judul “Nama”, seperti gambar 4.4

Gambar 4.4

4. Selanjutnya masukan batas Adminstrasi kota ternate yaitu ternate


selatan,ternate tengah dan ternate utara, seperti gambar 4.5
Gambar 4.5 Tampilan batas Adminstrasi kota ternate

5. Selanjutnya masukan data SHP masing masing kecamatan menggunakan


Polygon seperti di tahap ke 2, pada tahap ini sudah ada data table sehingga
tidak perlu lagi masukan data, seperti gambar 4.6

Gambar 4.6 Tampilan

6. Selanjutnya masukan titik kordinat panti asuhan menggunakan point, data yang
di masukan ialah data yang sudah kami lakukan penelitian sebelumnya sehingga
jadi seperti pada gambar 4.7
Gambar 4.7 tampilan titik kordinat panti asuhan

7. Pada tahap terakhir ini kita melakukan labeling , yaitu dengan klik kanan pada
layer lalu klik pada tulisan labeling. Centang semuaya sehingga menghasilkan
seprti gambar 4.8

Gambar 4.8 Hasil akhir Map

Anda mungkin juga menyukai